Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1 MEDAN
ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
Perusahaan MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
DRAFT SKRIPSI
OLEH
CLARA DANICA 050502037
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Clara Danica (2009). Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing, Dra. Lisa Marlina, M.Si. Ketua Departemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Dr. Khaira Amalia F S.E, MBA, Ak. (Penguji I) dan Dra. Nisrul Irawati, MBA (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian ini digunakan analisis fundamental perusahaan melalui analisis rasio keuangan, dimana rasio likuiditas diwakili oleh Cash
Position, rasio leverage diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan rasio
profitabilitas diwakili oleh Return on Assets (ROA) dan rasio pasar diwakili oleh
Dividend Payout Ratio (DPR). Periode penelitian dimulai dari tahun 2004-2007.
Hipotesis yang dikemukakan adalah ada pengaruh Cash Position, Debt to Equity
Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
pada sektor industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) pada sektor industri manufaktur adalah analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi simultan (uji statistik F)dan uji signifikansi individual (uji statistik t) dengan α = 5%. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 12.0 for Windows.
Hasil uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan menunjukkan bahwa variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
Dividen Payout Ratio (DPR). Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang
menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α (0,000<0,05).
Hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel Cash
Position dan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) dimana tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05 sedangkan variabel bebas yang lain yaitu Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Kata kunci: Dividen Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER) dan
(3)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala kasih, berkat, dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, telah banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof.Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Jurusan dan Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini 4. Ibu Dra. Adja Safinat selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada peneliti selama masa perkuliahan.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina selaku Dosen Pembimbing yang telah begitu sabar dalam memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, kritik dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Khaira Amalia F S.E, MBA, Ak. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
(4)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
7. Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan (B’ Jum, K’ Dani dan K’ Vina).
8. Orang tua tercinta M. Sipayung dan F. Purba yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, bantuan dan material serta doa yang selalu menyertai peneliti. Kedua adik tercinta: Dafrosa Mega dan Daniel Hugo yang merupakan sumber inspirasi, motivasi, dan selau memberikan bimbingan, dukungan dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat Da BFL: Elma (terima kasih ya mo udah jadi notulen waktu seminar dan ajarin pake SPSS), Nila (terima kasih ya nil udah kasih semangat waktu mau seminar dan ajarin pake SPSS), Putri (terima kasih ya da buat masukannya), Corry Grace (terima kasih ya cor udah bantuin), Asrani (terima kasih ya chay udah ajarin pake SPSS), Dyan (terima kasih ya k’Di buat doanya)
10. Teman-teman di Manajemen 2005: Yoseph (terima kasih udah buat power point untuk ku), Leo Guntur, Hary Rapilo (terima kasih ya buat masukannya untuk menganalisi bab 4), Nurul (terima kasih ya buat ilmu SPSSnya), Tia, Leo Bamz, Dinda, Tova, Dona, Maria, Sarah, Ika, Ayen, Teguh Mikha, Daniel, Aron, dan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
11. Kakak-kakak senior: Kak Maria, Kak Nova, Kak Rike dan Kak Rebecca. Terimakasih buat semua ilmu tentang mengolah data menggunakan SPSS dan menganalisisnya.
(5)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
12. Adik-adik junior: Imel, Fitri, Indah, Musa, Patrick, Aulia dan Prima. Terima kasih atas motivasi, semangat dan dukungan kepada peneliti.
13. Teman dan Sahabat di Fakultas lain: Lamgok (ito kuyuz Q), Dewie, Lady, Lia, Ditha, Dwi, Lisna, Luhut, Ocha, Devona dan Caroline
14. Liebe Quww: Deus Levolt Sihombing. Terima kasih sudah selalu kasih dukungan, semangat dan doa selama penulisan skripsi ini hingga selesai tepat pada waktunya.
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
Medan, Februari 2009 Penulis
(6)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Kerangka Konseptual ... 8
D. Hipotesis ... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1. Tujuan Penelitian ... 11
2. Manfaat Penelitian ... 11
F. Metode Penelitian ... 12
1. Batasan Operasional ... 12
2. Definisi Operasional Variabel ... 13
3. Populasi dan Sampel ... 15
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
5. Jenis Data ... 18
6. Metode Pengumpulan Data ... 18
7. MetodeAnalisis Data ... 19
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu... 24
B. Pengertian Dividen ... 25
C. Cash Position ... 25
D. Debt to Equity Ratio ... 26
E. Return on Assets ... 27
F. Teori Kebijakan Dividen ... 28
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 29
H. Kebijakan Pemberian Dividen ... 30
I. Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan ... 33
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 38
B. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur ... 42
1. PT Aqua Golden Missisippi Tbk ... 42
(7)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
3. PT Astra Otopart Tbk ... 43
4. PT Sepatu Bata Tbk ... 44
5. PT Colorpak Indonesia Tbk ... 45
6. PT Delta Djakarta ... 45
7. PT Gudang Garam Tbk ... 46
8. PT HM Sampoerna Tbk ... 46
9. PT Kageo Igar Tbk ... 47
10. PT Sumi Indo kabel Tbk ... 48
11. PT Indofood Sukses Makmur Tbk ... 48
12. PT Kimia Farma Tbk ... 49
13. PT Lion Metal Works Tbk ... 49
14. PT Lionmesh Prima Tbk ... 50
15. PT Lautan Luas Tbk ... 51
16. PT Merck Tbk ... 51
17. PT Multi Bintang Indonesia Tbk ... 52
18. PT Mayora Indah Tbk ... 52
19. PT Mandom Indonesia Tbk ... 53
20. PT Surya Toto Indonesia Tbk ... 54
21. PT Trias Sentosa Tbk ... 54
22. PT Tunas Ridean Tbk ... 55
23. PT United Tractor Tbk ... 55
24. PT Unilever Indonesia Tbk ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio ... 57
1. Deskripsi Nilai Variabel Cash Position ... 59
2. Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio ... 61
3. Deskripsi Nilai Variabel Return on Assets... 63
4. Deskripsi Nilai Variabel Dividen Payout Ratio ... 65
B. Evaluasi Model Statistik ... 67
C. Regresi Linear Berganda ... 72
D. Koefisien Determinasi ... 79
E. Pengujian Hipotesis ... 80
1. Uji secara Simultan (Uji F) ... 81
2. Uji secara Parsial (Uji t)... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... x
(8)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No Uraian Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return
on Assets dan Dividend Payout Ratio periode 2004-2007 ... 5
Tabel 1.2 Sektor dan Jumlah perusahaan yang Membagikan dividen kas Periode 2004-2007 ... 7
Tabel 1.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Karateristik Penarikan Sampel ... 16
Tabel 1.4 Sampel penelitian ... 17
Tabel 1.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 19
Tabel 4.1 Rata-rata Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets dan Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007... 57
Tabel 4.2 Cash Position Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 59
Tabel 4.3 Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 61
Tabel 4.4 Return on Assets (ROA) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 63
Tabel 4.5 Dividend Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 ... 65
Tabel 4.6 Case Diagnostik (Outlier Pertama) ... 67
Tabel 4.7 Case Diagnostik (Outlier Kedua) ... 68
Tabel 4.8 Koefisen Determinasi (Sebelum Outlier dikeluarkan) ... 68
Tabel 4.9 Koefisen Determinasi (Setelah Outlier Pertama dikeluarkan) ... 69
Tabel 4.10 Koefisen Determinasi (Setelah Outlier Kedua dikeluarkan) ... 69
Tabel 4.11 Durbin-Watson (Sebelum Outlier dikeluarkan) ... 69
Tabel 4.12 Durbin-Watson (Setelah Outlier Pertama dikeluarkan) ... 70
(9)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 4.14 Uji Statistik (Sebelum Outlier dikeluarkan) ... 70
Tabel 4.15 Uji Statistik (Setelah Outlier Pertama dikeluarkan) ... 71
Tabel 4.16 Uji Statistik (Setelah Outlier Kedua dikeluarkan) ... 71
Tabel 4.17 Hasil Estimasi Regresi ... 72
Tabel 4.18 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 76
Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas ... 77
Tabel 4.20 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 79
Tabel 4.21 Uji Autokorelasi ... 79
Tabel 4.22 Koefisien Determinasi ... 80
Tabel 4.23 Uji Statistik F ... 81
Tabel 4.24 Uji Statistik t ... 83
(10)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 10 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable (Dividen Payout Ratio) ... 73
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable (Dividen Payout Ratio) (sesudah
perbaikan) ... 74 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variabel (Dividen Payout Ratio)... 69
(11)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang, ekuitas, dan instrumen derivatif (Darmadji, 2006: 1). Dalam aktivitas pasar modal, para investor akan mendapatkan dua keuntungan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukannya itu, yaitu yang berupa capital gain dan dividen.
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Dividen adalah laba yang diberikan emiten pada para pemegang saham. Dari laba bersih perusahaan, sebagian akan dibagikan pada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan sebagiannya disisihkan menjadi laba ditahan (retained
earning). Laba ditahan merupakan salah satu sumber dalam membiayai
pertumbuhan perusahaan.
Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan kestabilitasan dividen akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan
(12)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan apakah laba yang diperoleh dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan (retained earning) guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba ditahan yang selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Persentase laba yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividen tunai pada pemegang saham disebut dengan rasio pembayaran dividen atau yang sering disebut Dividend Payout Ratio (Sartono, 2001: 281).
Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen. Sedangkan para pemegang saham menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan menanamkan dananya atau tidak pada perusahaan tersebut. Jika tingkat dividen yang diterima oleh para pemegang saham semakin tinggi maka semakin sedikit laba yang ditahan dan akibatnya adalah menghambat pertumbuhan perusahaan. Berbeda dengan perusahaan yang menahan sebagian besar pendapatannya, maka bagian laba yang diperoleh untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio
(13)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
yang ditetapkan oleh perusahaan maka semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan.
Pertimbangan besarnya dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout
ratio sesuai dengan harapan pemegang saham, yaitu mendapatkan dividen dalam
jumlah besar dan stabil.
Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Kebutuhan dana yang semakin besar pada waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya maka semakin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout rationya (Riyanto, 2001: 266).
Menurut Bambang Riyanto (dalam Sudarsi 2002) bahwa kebijakan dividend
payout ratio dipengaruhi oleh posisi likuiditas, kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya, dan tingkat pertumbuhan. Sedangkan menurut Husnan dan Puji Astuti (dalam Sudarsi 2002) menyebutkan faktor firm size (ukuran perusahaan) dan tingkat laba mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio. Beberapa faktor tersebut bisa menyebabkan pembayaran dividen yang lebih tinggi dan beberapa faktor berpengaruh sebaliknya.
(14)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbagkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2001: 202).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini
mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono 2001: 66). Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen.
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono, 2001: 122). Perusahaan besar dengan total assets yang tinggi dan keuntungan yang teratur dapat dengan mudah masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Perusahaan yang sudah mantap tersebut akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau yang masih baru.
(15)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur sering kali dapat memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi. Perusahaan yang keuntungannya kurang teratur, tidak yakin betul apakah harapan keuntungannya dalam tahun-tahun mendatang dapat terlaksana karena itu keuntungan yang sekarang akan ditahan suatu bagian yang cukup besar. Sebab dividen yang agak rendah lebih mudah dipertahankan apabila keuntungan agak menurun di kemudian hari (Sundjaja dan Barlian, 2002: 389).
Berikut ini akan kita lihat bagaimana nilai rata-rata Cash Position, Debt to
Equity Ratio dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio pada kurun
waktu 2004-2008.
Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets dan Dividend Payout Ratio periode 2004-2007
2004 2005 2006 2007 Cash Position 1,33 1,55 1,50 1,40 Debt to Equity Ratio 1,06 1,07 1,05 1,11 Return on Assets 17,32 15,49 14,51 12,24 Dividend Payout Ratio 38,94 44,72 42,81 55,33
Sumber
Cash position perusahaan yang semakin besar menggambarkan bahwa
semakin besar kemampuannya dalam membayar dividen (Sudarsi 2002: 4). Namun pada tahun 2006-2007, cash position sektor manufaktur menurun dari 1,50 menjadi 1,40 tetapi dividend payout ratio meningkat dari 42,81% menjadi 55,33%.
(16)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Semakin tinggi kewajiban maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Sartono, 2001: 66). Namun sepanjang tahun 2004-207 naik dan turunnya debt to equity
ratio tidak mempengaruhi besar kecilnya dividend payout ratio yang diberikan
perusahaan manufaktur. Pada tahun 2004-2005, debt to equity ratio meningkat dari 1,06% menjadi 1,07% tetapi dividend payout ratio meningkat dari 38,94% menjadi 44,72%. Pada tahun 2005-2006, debt to equity ratio meningkat dari 1,05% menjadi 1,11% tetapi dividend payout ratio meningkat dari 44,72% menjadi 42,81%. Pada tahun 2006-200, debt to equity ratio menurun dari 1,07% menjadi 1,05% tetapi dividend payout ratio menurun dari 44,81% menjadi 55,33%.
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono, 2001: 122). Pada tahun 2004-2005 return on assets menurun dari 17,32% menjadi 15,49% tetapi dividend payout ratio meningkat dari 38,94% menjadi 44,72%. Pada tahun 2006-2007 return on assets menurun dari 14,51% menjadi 12,24% tetapi dividend payout ratio meningkat dari 42,81% menjadi 55,33%.
Berdasarkan uraian di atas tadi dapat kita simpulkan bahwa semakin kuatnya cash position bukan berarti akan selalu memberikan dividen yang semakin besar. Faktor lainnya juga dapat dilihat dari semakin rendahnya nilai debt
(17)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
to equity ratio juga tidak akan menjamin perusahaan tersebut akan memberikan
dividen yang semakin besar juga. Nilai return on assets yang lebih besar juga tidak akan menyebabkan suatu perusahaan akan memberikan dividen yang lebih besar juga bila dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Perusahaan yang terdaftar di BEI tidak semuanya membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, baik itu dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertimbangan-pertimbangan perusahaan dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran dividen dalam setiap perusahaan.
Sektor manufaktur merupakan sektor yang paling banyak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya selama kurun periode 2004-2007 dibandingkan sektor lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama periode 2004-2007, ada sebanyak 24 perusahaan manufaktur yang membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Sektor Dan Jumlah Perusahaan Yang Membagikan Dividen Periode 2004-2007
No Sektor Jumlah Emiten
Emiten yang Membagi Dividen
Persentase Emiten yang Membagi
Dividen
1 Infrastruktur 22 5 9,62
2 Keuangan 66 8 15,38
3 Manufaktur 142 24 46,15
4 Perdagangan 66 10 19,23
5 Pertambangan 12 3 5,77
6 Properti 39 2 3,85
Total 52 100
(18)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian di atas dan adanya ketertarikan peneliti untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang bertujuan melihat kekonsistenan hasil pada penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat adanya pengaruh antara Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return on Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2007.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
C. KERANGKA KONSEPTUAL
Persentase laba yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividen tunai pada pemegang saham disebut dengan rasio pembayaran dividen atau yang sering disebut dividend payout ratio. Faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout
ratio antara lain: cash position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets
(ROA).
Dividend payout ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham karena kewajiban
(19)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen (Sundjaja dan Barlian, 2002: 391).
Cash position atau posisi kas perusahaan merupakan faktor terpenting yang
harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan. Makin kuat cash position perusahaan maka akan semakin besar kemampuannya dalam membayar dividen (Sudarsi 2002: 4).
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Peningkatan kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih termasuk laba yang dibayarkan karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Semakin tinggi kewajiban maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Sartono, 2001: 66).
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Semakin tinggi Return
on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak
(20)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Sudarsi, diolah (2002) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2003:51).
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut maka hipotesisnya dapat adalah sebagai berikut:
“Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Return on Assets
(X3)
Dividend Payout Ratio
(Y)
Debt to Equity Ratio
(X2)
Cash Position
(21)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
”Mengetahui pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return on Assets (ROA) secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Perusahaan (Emiten)
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dividen. Faktor-faktor yang diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan
b. Bagi Investor
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal (saham). Dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembayaran dividen per lembar saham investor berharap dapat melakukan prediksi pendapatan dividend payout ratio yang diterima oleh pemegang saham biasa.
(22)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
c. Bagi Pihak lain
Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio. d. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pola pikir tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio dan pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).
F. METODE PENELITIAN 1. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Data laporan keuangan sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 sampai 2007.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio antara lain:
Cash position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA).
c. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 sampai 2007.
(23)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
2. Defenisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (Y) adalah dividend payout
ratio, sedangkan variabel bebas (X) terdiri dari cash position, Debt to Equity
Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA).
1) Variabel Independen (X) a. Cash Position (X1)
Cash position merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum
membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayar kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar sehingga semakin kuat cash position berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen. Cash position dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Sudarsi 2002: 4). Rumus:
pajak setelah
bersih laba
akhir kas Saldo position
Cash =
b. Debt to Equity Ratio (X2)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini
mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada
(24)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
pembagian dividen sehingga Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio. Dividend payout ratio dihitung dengan membagi total hutang dengan total modal sendiri (Sartono, 2001: 66).
Rumus:
sendiri al
total
g hu total DER
mod tan =
c. Return on Assets (X3)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Assets (ROA). Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan laba bersih setelah pajak dan total aktiva (Sartono, 2001: 122).
Rumus:
aktiva total
pajak setelah
bersih Laba
(25)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
2) Variabel Dependen (Y) a. Dividend Payout Ratio (Y)
Dividend payout ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan pembayaran dividen kepada setiap pemegang saham. Rasio pembayaran dividen dapat diukur dengan membandingkan dividen kas per lembar saham dengan laba yang diperoleh per lembar saham (Sundjaja dan Barlian, 2002: 391).
Rumus:
saham lembar
per diperoleh yang
laba
saham lembar
per kas dividen
DPR=
3. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua sektor manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2007, yaitu sebanyak 142 perusahaan. Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode “judgment sampling”. Judgment
Sampling adalah salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti memilih
sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003: 119).
(26)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Emiten yang selalu listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 2004-2007.
b. Emiten yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian, yaitu 2004-2007.
c. Emiten yang selalu membagikan dividen selama periode penelitian, yaitu 2004-2007 dalam satuan rupiah.
Tabel 1.3
Jumlah Sampel Berdasarkan Karateristik Penarikan Sampel
No
Karateristik Sampel
Jumlah
1 Emiten yang selalu listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 2004-2007
29 2 Emiten yang tidak memiliki data laporan
keuangan yang
(1) 3 Emiten yang tidak membagikan dividen selama
periode 2004-2007 dalam satuan rupiah
(4)
Jumlah Sampel 24
(27)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan karateristik penarikan sampel diatas, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 24 perusahaan. Adapun sampel perusahaan tersebut antara lain:
Tabel 1.4 Sampel penelitian
No Kode
Emiten
Nama Emiten Tanggal Listing 1 AQUA Aqua Golden Missisippi Tbk 1 Maret 1990 2 ASII Astra International Tbk 4 Apr 1990
3 AUTO Astra Otoparts Tbk 15 Juni 1998
4 BATA Sepatu Bata Tbk 24 Maret 1982
5 CLPI Colorpak Indonesia Tbk 30 November 2001 6 DLTA Delta Djakarta Tbk 30 Januari 1989
7 GGRM Gudang Garam Tbk 27 Agustus 1990
8 HMSR HM Sampoerna Tbk 15 Agustus 1990
9 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk 5 November 1990 10 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 21 Jan 1991 11 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Juli 1994
12 KAEF Kimia Farma Tbk 4 Juli 2001
13 LION 20 Agustus 1993
14 LMSH 4 Juni 1990
15 LTLS Lautan Luas Tbk 21 Juli 1997
16 MERK 23 Juli 1981
17 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 15 Desember 1981
18 MYOR Mayora Indah Tbk 4 Juli 1990
19 TCID Mandom Indonesia Tbk 30 September 1993 20 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 30 Oktober 1990 21 TRST Trias Sentosa Tbk 12 Juli 1993
22 TURI Tunas Ridean Tbk 16 Mei 1995
23 UNTR United Tractor Tbk 26 Desember 1989 24 UNVR Unilever Indonesia Tbk 11 Januari 1990
Sumber
4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs
(28)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.
5. Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003: 127).
6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu:
a. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data pendukung berupa literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti. b. Tahap kedua dilakukan melalui pengumpulan data sekunder yang diperlukan
(29)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
7. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian, penulis menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Deskripsi Variabel
Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) berdasarkan rumus yang telah dikemukakan sebelumnya.
b. Penerapan Model Analisis
Pada tahap ini akan dijelaskan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas dengan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana :
Y = Dividend Payout Ratio
a = Konstanta
X1 = Cash Position
X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X3 = Return on Assets (ROA). b1,2,3 = Koefisien regresi variabel X1,2,3 e = error
(30)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
c. Pengujian Asumsi Klasik
Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data-data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi ssebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Helmi et al, 2008:55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Helmi et al, 2008:62).
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolineartitas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas atau independen (Ghozali, 2005:91). Hubungan linear antarvariabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas (Nachrowi, 2006:95). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria
variance inflation factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terjadi masalah
multikolinearitas yang serius (Helmi et al, 2008:62). 3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
(31)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Helmi et al, 2008: 65).
4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode Durbin Watson. Kriteria keputusan dapat di lihat pada tabel 1.5
Tabel 1.5
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0< DW <dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤ DW ≤du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4−dl <DW <4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4−du≤DW ≤4−dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du< DW <4−du
du = batas atas dl = batas bawah
Sumber: Helmi et al (2008: 86)
d. Koefisien Determinasi
Nilai Adjusted R Square pada menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model maka R square akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model. oleh karena itu
(32)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi model (Helmi et al, 2008: 112).
e. Pengujian Hipotesis 1. Uji secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : b1=b2=b3= 0, artinya variabel cash position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel Dividend Payout Ratio (DPR).
H1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya variabel cash position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel Dividend Payout Ratio (DPR). Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima H0 bila Fhitung ≤Ftabel
(33)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
2. Uji Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : b1=b2=b3= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari cash
position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR)
H1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari cash
position, Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA) terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR).
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah : H0 diterima jika : - ttabel ≤thitung ≤ ttabel
H1 diterima jika : thitung > ttabel thitung ≤- ttabel
(34)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Nasution (2004) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta selama periode 1999-2001”. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER),
Profitability, Firm Size dan Growth. Hasil Uji Serempak (Uji F) menunjukkan
bahwa semua variabel, yaitu Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER),
Profitability, Firm Size dan Growth mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Secara Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa hanya variabel Cash Position, Firm Size dan Growth yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan Profitability tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Sudarsi (2002) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed Di Bursa Efek Jakarta ( BEJ )”. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER), Profitability, Firm Size dan Growth. Hasil Uji Serempak (Uji F) menunjukkan bahwa Cash Position, Debt
to Equity Ratio (DER), Profitability, Firm Size dan Growth tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa Cash Position, Growth dan Profitability tidak
(35)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan Firm Size tidak diikutsertakan dalam regresi karena tidak memenuhi syarat uji asumsi klasik.
B. Pengertian Dividen
Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Laba ditahan merupakan pendapatan yang tidak dibagikan sebagai dividen, karenanya merupakan bentuk pembiayaan intern (Sundjaja dan Barlian, 2002: 332).
Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartalan atau setengah tahunan melalui mengevaluasi posisi keuntungan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang, menentukan jumlah dividen yang harus dibayar dan menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan dividen tunai.
C. Cash Position
Cash position atau posisi kas yang merupakan rasio kas akhir tahun dengan
Earning After Tax. Bagi emiten yang memiliki posisi kas yang semakin kuat akan
semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen. Dividen merupakan cash
(36)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
outflow sehingga makin kuatnya posisi kas perusahaan akan semakin besar
kemampuannya untuk membayar dividen. Cash Position dihitung berdasarkan perbandingan saldo kas akhir tahun dengan Earning After Tax (Sudarsi 2000 :4).
D. Debt to Equity Ratio
DER adalah simbol untuk variabel Debt to Equity Ratio. Variabel ini diukur melalui perbandingan antara total hutang dengan ekuitas. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Peningkatan kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih termasuk laba yang dibayarkan karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Semakin tinggi kewajiban maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Sartono, 2001: 66).
(37)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
E. Return onAssets
Profitability yaitu ukuran return on Assets (ROA) yang merupakan perbandingann antara Earning After Tax (EAT) dengan total assets. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.
Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Semakin tinggi Return
on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak
(Sartono, 2001: 122).
Return on Assets (ROA) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi divident payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Dengan kata lain semakin besar keuntungannnya yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi perusahaan untuk membayar dividen.
(38)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
F. Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori dari preferensi investor tentang pembayaran dividen antara lain (Brigham dan Houston, 2002: 66):
1. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan.
2. Teori Bird in the Hand
Teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Mereka berpendapat bahwa tingkat pengembalian atas ekuitas akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dividen daripada pendapatan dari keuntungan modal (capital gain).
3. Teori Preferensi Pajak
Teori yang menyatakan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada tinggi. Hal ini karena adanya pajak yang dikenakan pada dividen. Investor menganggap bahwa pertumbuhan laba mungkin dianggap
(39)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal (capital gain) yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain (Sundjaja dan Barlian, 2002: 339) :
1. Peraturan hukum
a. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal.
c. Peraturan mengenai tak mampu bayar artinya perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu.
2. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 3. Membayar pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembayaran lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan.
(40)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
4. Kontrak pinjaman
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.
5. Pengembangan aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan.
6. Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun tempat lain.
7. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan presentasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
H. Kebijakan Pemberian Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada
(41)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiyaan di masa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen (Dividend
Payout Ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba
yang ditahan sebagai bentuk sumber pendanaan. Ratio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan sebagai pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas.
Laba ditahan dalam jumlah yang besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend
Payout Ratio. Aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi
laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan di perusahaan.
Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau cash devidend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah (Sutrisno, 2000: 323) :
1. Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya akan diberikan secara tetap per lembar sahamnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan :
a. Bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil diprediksi memiliki risiko yang kecil.
(42)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
b. Bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa akan datang.
c. Akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.
2. Kebijakan dividen yang meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
3. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya bila laba kecil, dividen yang dibayarkan juga kecil.
4. Kebijakan pemberian dividen reguler ditambah ekstra
Kebijakan pemberian dividen, dengan cara ini perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
Kebijakan dividen yang yang optimal pada pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham (Astuti, 2004: 144). Secara umum ada tiga dasar dari kebijakan dividen, antara lain:
(43)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
1. Kebijakan dividen biasa
Pada kebijakan dividen biasa atau reguler dividend policy, perusahaan membayar dividen per lembar saham dalam rupiah yang tetap setiap periode. Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan investor atau pemegang saham sekaligus menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan lancar. Pada kebijakan ini dividen per lembar saham tidak pernah turun. 2. Kebijakan dividen dengan persentase tetap pembayaran dividen tunai
Kebijakan ini dikenal dengan nama constant payout ratio dividend policy. 3. Kebijakan dividen rendah plus ekstra
Kebijakan ini dikenal dengan nama lower reguler and ekstra dividend policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah. Jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan ditambah pembayaran dividen ekstra. Pada jumlah pembayaran reguler atau biasa, yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena jumlahnya rendah hal ini juga akan menenteramkan perusahaan. Pada laba yang sangat bagus, perusahaan akan membayarakan ekstra dividen bagi pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.
I. Rasio Keuangan dan Analisis Fundamental
Menurut Harahap (2006: 297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam
(44)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding dengan teknik analisis lainnya.
Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
e. Menstandarisir ukuran (size) perusahaan.
f. Lebih mudah memperbandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”. g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
Teknik analisis rasio disamping memiliki keunggulan, juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari ketika penggunaanya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
(45)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti ini:
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
5. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio.
6. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
7. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Pada umumnya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan bersangkutan (Anoraga, 2006: 108).
Bagi para investor yang melakukan analisis fundamental, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah didapatkan dibandingkan alternatif informasi lainnya. Disamping
(46)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada investor sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa yang telah dicapainya (Tandelilin, 2001: 232).
Analisis fundamental dapat menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan akan melihat teknik analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current
Ratio, Quick Ratio, dan Net-Workoing Capital.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt
to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to
Capilization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage dan
Cash Return on Sales.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit
Margin, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Operating
(47)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
4. Rasio Pasar
Rasio pasar menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio ini terbagi menjadi Dividend per Share, Earning
per Share (EPS), Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per
(48)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.
Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa awal tahun 1939. Bursa Efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga akibat terjadinya perang dunia ke dua tahun 1942, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.
Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek di Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal
(49)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul tahun 1976 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Danareksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan Paket Deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Paket Deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 Juli 1992. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya semakin ramai dan kompleks. Hal ini menyebabkan sistem perdagangan manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai. Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Sistem yang baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan dibanding dengan sistem perdagangan manual.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) kemudian bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
(50)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Dewan Direksi BEI
Erry Firmansyah : Direktur Utama
M. S. Sembiring : Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha
Guntur Pasaribu : Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
Justitia Tripurwasani : Direktur Pengawasan Eddy Sugito : Direktur Pencatatan
Bastian Purnama : Direktur Teknologi Informasi Sihol Siagian : Direktur Administrasi
Dewan Komisaris BEI
Bacelius Ruru : Komisaris Utama Panda Putu Raka : Komisaris
Fathiah Helmi : Komisaris Mochamad Aswin : Komisaris Lily Widjaja : Komisaris
Mustofa : Komisaris
(51)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Kepala Divisi / Kepala Satuan BEI Direktorat Utama
1. Sekretaris Perusahaan : Friderica Widyasari Dewi 2. Satuan Manajemen Resiko : Windiarti S. Choesin 3. Satuan Pemeriksa Internal : Widodo
Direktorat Pengawasan
4. Pengawasan Transaksi : Hamdi Hassyarbaini
5. Hukum : Dewi A. Prasetyaningtyas
6. Satuan Pemeriksa Anggota Bursa dan Partisipan : Kristian S. Manullang
Direktorat Pencatatan
7. Pencatatan Sektor Riil : Ignatius Girendroheru 8. Pencatatan Sektor Jasa : Umi Kulsum
9. Pencatatan Surat Hutang : Saptono Adi Junarso
Direktorat Perdagangan Fixed Income dan Derivatif
10. Perdagangan Fixed Income : Erna Dewayani 11. Perdagangan Derivatif : Hari Purnomo Direktorat Keanggotaan dan Partisipan
12. Keanggotaan : Bambang Widodo
Direktorat Perdagangan Saham
(52)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Usaha
14. Riset dan Pengembangan Produk : Kandi Sofia S. Dahlan
15. Pemasaran : Wan Wei Yiong
Direktorat Administrasi
16. Keuangan : Yohanes A. Abimanyu
17. Umum : Isharsaya
18. Sumber Daya Manusia : Mirna Kurniawati (Pjs)
Direktorat Teknologi Informasi
19. Operasi Teknologi Informasi : Yohanes Liauw 20. Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi : Didit Agung Laksono
Specialist Setingkat Kepala Divisi
21. Chief Economist : Edison Hulu
Sumber
B. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur 1. PT Aqua Golden Missisippi Tbk
PT Aqua Golden Missisippi Tbk resmi berdiri pada tanggal 23 Februari 1990. Perusahaan ini bergerak dalam pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1974.
Perusahaan in terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 1 Maret 1990 dengan harga perdana (Initial Public Offering) sebesar Rp 1000,- per lembar sahamnya. Perusahaan ini memiliki 13.162.473 lembar jumlah saham yang beredar.
(53)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. Pulo Lentut No. 3 kawasan industri Pulogadung Jakarta.
Pemegang saham terbesar perusahaan ini adalah PT Tirta Investama Tbk sebesar 90,00%.
2. PT Astra Internasional Tbk
PT Astra Internasional Tbk. ini berdiri didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 berdasarkan akta notaris Sie Khwan Djioe No 67 tanggal 20 Februari 1957. Perusahaan ini terutama bergerak dalam bidang otomotif dan komponennya.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 4 April 1990 dengan harga perdana (Initial Public Offering) sebesar Rp 1000,- per lembar sahamnya. Perusahaan ini memiliki 30.000.000 lembar jumlah saham yang beredar.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta. Pemegang saham terbesar perusahaan ini adalah Jardine Cycle and Carriage Ltd sebesar 50,11%
3. PT Astra Otoparts Tbk.
PT Astra Otoparts Tbk. ini berdiri didirikan pada tanggal 20 September 1991 berdasarkan akta notaris No. 50 dengan nama PT Federal Adiwiraserasi . Perusahaan ini terutama bergerak dalam bidang perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, industri logam dan industri plastik.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 15 Juli 1998 dengan harga perdana (Initial Public Offering) sebesar Rp
(54)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
500,- per lembar sahamnya. Perusahaan ini memiliki 75.000.000 lembar jumlah saham yang beredar.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. Raya Pegangsaan Dua Km 22 Kelapa Gading Jakarta.
Pemegang saham perusahaan ini adalah PT Astra Otoparts Tbk. sebesar 84,91%.
4. PT Sepatu Bata Tbk.
PT Sepatu Bata Tbk. pertama kali didirikan pada tanggal 15 Oktober 1931 di Indonesia dengan akta notaris No.64. PT Sepatu Bata Tbk. adalah anggota Bata Shoe Organization (BSO) yang mempunyai kantor pusat di Toronto Kanada. Perusahaan ini bergerak di bidang penghasil sepatu.
Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 24 Maret 1982 dengan harga perdana (Initial Public Offering) sebesar Rp 1000,- perlembar sahamnya. Perusahaan ini memiliki 13.000.000 lembar jumlah saham yang beredar.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. TMP Kalibata Additional Listing Jakarta. Pemegang saham perusahaan ini terdiri dari:
1. Bafin (Nederland) B.V. : 67,19% 2. HSBC-Fund Services Clients A/C 500 : 9,12%
(1)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 92
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 20.72964399 Most Extreme
Differences
Absolute .116
Positive .116
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z 1.112
Asymp. Sig. (2-tailed) .169
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
(2)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN IV
Tabulasi Data Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on
Assets dan Dividen Payout Ratio
(3)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Cash Position
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007
No Emiten 2004 2005 2006 2007
1 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 0.51 0.92 0.75 0.7 2 PT Astra International Tbk 0.99 0.8 1.22 0.92 3 PT Astra Otoparts Tbk 0.58 0.73 0.81 0.81
4 PT Sepatu Bata Tbk 0.09 0.2 0.23 1.45
5 PT Colorpak Indonesia Tbk 0.75 1.01 0.63 0.94 6 PT Delta Djakarta Tbk 3.05 2.41 2.73 3.48 7 PT Gudang Garam Tbk 0.3 0.22 0.44 0.34 8 PT HM Sampoerna Tbk 1.22 0.57 0.28 0.11 9 PT Kageo Igar Jaya Tbk 1.54 3.07 3.29 2.16 10 PT Sumi Indo Kabel Tbk 4.02 1.08 1.39 1.7 11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 3.58 7.83 2.72 4.63 12 PT Kimia Farma Tbk 2.04 2.51 3.11 2.72
13 PT 1.76 2.62 2.87 2.5
14 PT 0.44 0.87 0.64 0.56
15 PT Lautan Luas Tbk 1.77 2.05 2.81 1.43
16 PT 0.37 0.42 0.92 1.06
17 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.87 0.81 0.06 0.52 18 PT Mayora Indah Tbk 1.04 2.49 0.58 0.85 19 PT Mandom Indonesia Tbk 0.02 0.02 0.94 0.33 20 PT Surya Toto Indonesia Tbk 3.42 0.84 0.93 0.96 21 PT Trias Sentosa Tbk 0.72 1.76 0.64 4 22 PT Tunas Ridean Tbk 0.29 1.27 3.29 0.44 23 PT United Tractor Tbk 0.72 0.58 0.98 0.69 24 PT Unilever Indonesia Tbk 1.87 2.04 3.66 0.22
(4)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Debt to Equity Ratio
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007
No Emiten 2004 2005 2006 2007
1 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 0.87 0.78 0.77 0.76 2 PT Astra International Tbk 1.18 1.11 1.41 1.17 3 PT Astra Otoparts Tbk 0.62 0.71 0.57 0.48
4 PT Sepatu Bata Tbk 0.5 0.73 0.43 0.6
5 PT Colorpak Indonesia Tbk 0.57 0.84 1.05 1.29 6 PT Delta Djakarta Tbk 0.29 0.32 0.31 0.32 7 PT Gudang Garam Tbk 0.69 0.69 0.65 0.65 8 PT HM Sampoerna Tbk 1.31 1.55 1.21 1.05 9 PT Kageo Igar Jaya Tbk 0.6 0.42 0.44 0.65 10 PT Sumi Indo Kabel Tbk 0.41 0.62 0.58 0.4 11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2.5 2.33 2.13 2.62 12 PT Kimia Farma Tbk 0.44 0.39 0.45 0.48
13 PT 0.22 0.23 0.25 0.33
14 PT 1.45 0.99 0.86 1.12
15 PT Lautan Luas Tbk 1.97 2.1 2.43 2.76
16 PT 0.3 0.21 0.2 0.2
17 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.11 1.52 2.08 2.22 18 PT Mayora Indah Tbk 0.46 0.61 0.58 0.68 19 PT Mandom Indonesia Tbk 0.19 0.19 0.11 0.14 20 PT Surya Toto Indonesia Tbk 3.88 2.93 2.24 2.01
21 PT Trias Sentosa Tbk 1 1.2 1.07 1.13
22 PT Tunas Ridean Tbk 2.67 3.02 3.24 3.06 23 PT United Tractor Tbk 1.58 1.44 1.26 1.61 24 PT Unilever Indonesia Tbk 0.59 0.76 0.95 0.79
(5)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Return on Assets
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007
No Emiten 2004 2005 2006 2007
1 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 19.89 12.51 10.03 5.98 2 PT Astra International Tbk 20.46 17.46 10.14 16.74 3 PT Astra Otoparts Tbk 13.51 14.16 12.78 10.85 4 PT Sepatu Bata Tbk 20.19 12.58 11.94 16.24 5 PT Colorpak Indonesia Tbk 10.54 10.35 8.41 8.48 6 PT Delta Djakarta Tbk 12.61 19.47 13.87 6.38 7 PT Gudang Garam Tbk 12.48 12.25 7.38 8.07 8 PT HM Sampoerna Tbk 26.46 31.21 42.22 20.4 9 PT Kageo Igar Jaya Tbk 15.99 9.19 5.27 6.81 10 PT Sumi Indo Kabel Tbk 2.88 6.75 11.2 13.59 11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 5.44 2.88 7.6 6.99
12 PT Kimia Farma Tbk 10.53 7 5.36 4.89
13 PT 23.32 17.02 15.85 10.98
14 PT 18.87 15.08 9.8 8.36
15 PT Lautan Luas Tbk 6.04 5.18 3.44 3.99
16 PT 41.12 38.49 43.74 31.07
17 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 23.08 22.35 18.19 11.95 18 PT Mayora Indah Tbk 9.81 4.63 9.12 9.46 19 PT Mandom Indonesia Tbk 25.31 24.68 21.27 20.36 20 PT Surya Toto Indonesia Tbk 5.64 11 12.94 7.43 21 PT Trias Sentosa Tbk 2.08 1.15 1.36 0.93 22 PT Tunas Ridean Tbk 10.16 7.89 0.98 6.07 23 PT United Tractor Tbk 21.68 14.72 12.02 15.75 24 PT Unilever Indonesia Tbk 57.55 53.73 53.28 42.06
(6)
Clara Danica : Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, 2008.
USU Repository © 2009
Dividend Payout Ratio
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007
No Emiten 2004 2005 2006 2007
1 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 16.95 16.98 16.97 16.96 2 PT Astra International Tbk 27.71 32.64 47.99 9.94 3 PT Astra Otoparts Tbk 20.65 27.64 20.51 5.09 4 PT Sepatu Bata Tbk 55.61 51.82 49.97 271.86 5 PT Colorpak Indonesia Tbk 29.60 14.8 19.97 29.82 6 PT Delta Djakarta Tbk 14.48 19.87 48.09 34.07 7 PT Gudang Garam Tbk 53.74 50.91 47.73 40.08 8 PT HM Sampoerna Tbk 99.02 145.3 12.41 31.69 9 PT Kageo Igar Jaya Tbk 20.28 22.86 31.61 42.19 10 PT Sumi Indo Kabel Tbk 29.19 27.06 31.03 56.22 11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 43.72 38.08 88.56 41.42 12 PT Kimia Farma Tbk 29.82 30 29.92 32.6
13 PT 22.08 27.34 25.2 30.96
14 PT 6.97 9.35 10.8 10.81
15 PT Lautan Luas Tbk 25.54 25.29 21.03 30.7
16 PT 109.58 54.35 51.77 66.7
17 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 23.03 166.84 75.6 62.12 18 PT Mayora Indah Tbk 22.52 41.91 28.67 23.22 19 PT Mandom Indonesia Tbk 37.82 36.96 45.19 41.9 20 PT Surya Toto Indonesia Tbk 38.28 23.63 24.86 40.83 21 PT Trias Sentosa Tbk 48.47 51.27 54.12 79.49 22 PT Tunas Ridean Tbk 36.08 33.23 33.29 73.1 23 PT United Tractor Tbk 14.25 29.85 65.9 49.65 24 PT Unilever Indonesia Tbk 109.12 95.34 146.25 206.54