PERANCANGAN DAN INOVASI PEMBUATAN LOKER DENGAN METODE PAHL & BEITZ SECARA ERGONOMI.

PERANCANGAN DAN INOVASI PEMBUATAN LOKER
DENGAN METODE PAHL & BEITZ SECARA ERGONOMI

SKRIPSI

OLEH :
HARLY ARFIMIANTO
0932010032

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PERANCANGAN DAN INOVASI PEMBUATAN LOKER DENGAN
METODE PAHL & BEITZ SECARA ERGONOMI

OLEH :

HARLY ARFIMIANTO
NPM : 0932010032
Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J urusan Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 25 April 2013
Dosen Penguji

Dosen Pembimbing

1.

1.

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 1961130 199003 1 001
2.

Ir. Handoyo, MT
NIP. 19550708 198903 1 001

2.

Ir. Sumiati, MT
NIP . 19601213 199103 2 001

Enny Ariyani, ST, MT
NPY. 3 7009 95 0041 1

Mengetahui
Kepala J urusan Teknik Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ” Veteran ”
J awa Timur

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 1961130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PERANCANGAN DAN INOVASI PEMBUATAN LOKER DENGAN
METODE PAHL & BEITZ SECARA ERGONOMI

Disusun Oleh :

HARLY ARFIMIANTO
NPM. 0932010032
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada Tanggal : 25 April 2013

Tim Penguji :
1.

Dosen Pembimbing :
1.

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19630125 198803 2 001

2.

Ir. Handoyo, MT
NIP. 19550708 198903 1 001
2.

Ir. Sumiati, MT
NIP . 19601213 199103 2 001

Enny Ariyani, ST, MT
NPY. 3 7009 95 0041 1

3.
Ir. Handoyo, MT
NIP. 19550708 198903 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Indsutri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur


Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, segala puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir ini
dengan judul “Perancangan dan Inovasi Pembuatan Loker Dengan Metode Pahl
& Beitz Secara Ergonomi” bisa terselesaikan.
Skripsi ini disusun guna mengikuti syarat kurikulum tingkat sarjana ( S1 )
bagi setiap mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur. Kami menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih
kurang

sempurna,

penulis


menerima

adanya

saran

dan

kritik

untuk

membenahinya.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak sekali
bimbingan dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dan ayah saya tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas doa dan
dukungannya, tanpa kalian saya tidak akan bisa menyelesaian tugas akhir
ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. Sutiyono, MT.

selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,
Fakultas

Teknologi

Industri

Universitas

“Veteran” Jawa Timur dan Dosen Wali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Pembangunan

Nasional

5. Bapak Drs. Pailan selaku Sekertaris Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknologi

Industri

Universitas

Pembangunan

Nasional

“Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Ir. Handoyo, MT selaku dosen pembimbing I dan Ibu Enny
Ariyani, ST, MT selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
saya.

7. Bapak dan Ibu penguji yang membantu dalam

pembenahan laporan

skripsi saya ini serta bantuan-bantuan lainnya.
8. Semua dosen yang pernah mengajar dan membimbing saya dan juga staff
UPN yang membantu saya dalam proses pencapaian Tugas Akhir ini.
9. Ibu dan ayah saya tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas doa dan
dukungannya, tanpa kalian saya tidak akan bisa menyelesaian tugas akhir
ini.
10. Bapak Ir. Rus Indiyanto, MT selaku Kepala Laboratorium dan juga
teman-teman dari Laboratorium Proses Manufaktur yang memberi
semangat dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
11. Teman – teman angaktan 2009 saya tercinta yang sudah membantu saya
baik melalui waktu maupun pendapat saya ucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya.
12. Untuk orang yang pernah ada namun jauh disana dan selalu memberi
semangat walaupun hanya ucapan, Terima kasih.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya ucapkan terima kasih.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang
dapat membantu penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat sekaligus dapat menambah wawasan serta berguna bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Surabaya, 10 Mei 2013

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................


i

DAFTAR ISI ................................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

vii

ABSTRAKSI ................................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN. ............................................................................

1

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah .....................................................................

2

1.3 Batasan Masalah .........................................................................

2

1.4 Asumsi - asumsi .........................................................................

2

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................

3

1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................

3

1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................

4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ..................................................................

6

2.1 Definisi Perancangan, Pengembangan dan Inovasi Produk...........

6

2.1.1 Perancangan Produk ..........................................................

6

2.1.2 Pengertia Inovasi ...............................................................

9

2.1.2 Pengembangan Produk.......................................................

9

2.2 Ergonomi .................................................................................... 10
2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi ............................... 10
2.2.2 Definisi Ergonomi ............................................................ 13
2.3 Anthropometri ............................................................................. 15

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1 Definisi Anthropometri ..................................................... 15
2.3.2 Data Anthropometri dan cara pengukurannya.................... 16
2.3.3 Aplikasi Distribusi Normal dan Persentil Dalam
Penetapan Data Anthropometri ......................................... 25
2.4 Loker........................................................................................... 28
2.5 Pengujian Data ............................................................................ 29
2.5.1 Persamaan Bernoulli ........................................................... 29
2.5.2 Uji Keseragaman Data ........................................................ 29
2.5.3 Uji Kecukupan Data ............................................................ 31
2.6 Pengujian Data ............................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 35
3.2 Identifikasi Variabel .................................................................... 35
3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ........................................ 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 42
4.1 Pengumpulan Data ...................................................................... 42
4.1.1 Data Anthropometri Pengguna .......................................... 42
4.1.2 Desain Loker .................................................................... 44
4.1.3 Pembuatan Loker dan Inovasinya...................................... 45
4.2 Pengolahan Data ......................................................................... 46
4.2.1 Loker Lama ...................................................................... 46
4.2.2 Loker ............................................................................... 46
4.2.2.1 Uji Keseragaman Data ......................................... 46
4.2.2.2 Uji Kecukupan Data ............................................. 49

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.3 Menentukan Persentil ........................................... 51
4.2.2.4 Perancangan Loker Informasi Menurut
Metode Pahl & Beitz............................................ 53
4.2.2.5 Uji Coba Pemakaian Loker Informasi Usulan ....... 55
4.2.2.6 Desain Loker Usulan ............................................ 56
4.3 Hasil dan Pembahasan ................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 63
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 63
5.2 Saran ........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Kenyamanan dalam sebuah aktifitas adalah sebuah kebutuhan mutlak yang sangat
dicari dan dioptimalkan oleh setiap creator maupun innovator di bidang human
comfortable. Berbagai macam bentuk model perlindungan maupun peralatan yang
menunjang sebuah nilai keamanan pada diri manusia, seperti halnya pakaian yang
melindungi manusia dari kondisi alam di sekitar tubuh yang dibalutnya, dan sudah tentu
hal ini membutuhkan campur tangan seorang desaigner sebagai pencipta sekaligus
pemberi nilai lebih dibidang estetika dan daya persuasive.
Loker merupakan tempat penyimpanan yang digunakan oleh banyak kalangan.
loker pada umumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan tas atau data–data yang
diperlukan. Dalam kehidupan sehari–hari kita sering menmukan banyak sekali loker yang
kurang ergonomis atau bentuknya terlalu monoton dimana loker hanya bisa digunakan
untuk menyimpan tas dan barang-barang yang kecil, disamping itu juga kalau membuka
loker terasa ruang yang ada di dalam loker terlalu sempit dan gelap jadi kurang nyaman.
Dari permasalahan di atas dimana loker yang digunakan di masyarakat
penggunanya masih sangat kurang ergonomis dan terlalu sederhana. sehingga dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk merancang loker yang sudah ada saat ini menjadi lebih
ergonomis sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga memberi kenyamanan pada
penggunanya dan memberikan kelebihan terhadap loker yang sudah ada dengan
menambah fungsi penerangan bagi penggunanya dan menambah luas kapasitas dari loker
tersebut.
Metode Pahl & Beitz dapat membantu proses perancangan loker yang ergonomis,
sehingga di dapat hasil perhitungan penentuan ukuran adalah panjang loker informasi
adalah 66 cm, lebar loker informasi adalah 183 cm, lebar masing-masing box loker
informasi adalah 46cm, tinggi loker informasi adalah 183 cm. rancangan loker informasi
usulan saat ini mempunyai beberapa kelebihan disbandingkan dengan loker awal, selain
luas tempat penyimpanan yang lebih besar, loker informasi ini mempunyai kotak besar
yang di tutupi oleh kaca sehingga barang-barang yang tersimpan disana dapat terjaga baik
dan rapi. Selain itu loker informasi ini menggunakan kayu yang sagat ringan yaitu kayu
multiplex yang juga dapat bertahan lebih lama dan tahan karat. Hal tersebut juga di
perkuat oleh hasil kuisioner indikator Antropometri loker informasi bahwa, sangat sesuai
sebanyak 76 jawaban, sesuai sebanyak 178 jawaban, cukup sebanyak 44 jawaban, tidak
sesuai sebanyak 2 jawaban, sangat tidak sesuai sebanyak 0 jawaban dan kuisioner
indikator Ergonomi loker informasi bahwa sangat layak sebanyak 187 jawaban, layak
sebanyak 204 jawaban, cukup sebanyak 19 jawaban, tidak layak sebanyak 10 jawaban,
sangat tidak layak sebanyak 0 jawaban.
Kata kunci : creator, Metode Pahl & Beitz, human comfortable, ergonomis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Comfort in an activity is an absolute necessity are very sought after and optimized by
each creator and innovator in the field of human comfortable. Various kinds of models and tools
that support the protection of a security value on human beings, as well as clothing that protects
humans from the natural environment around the body dibalutnya, and of course this requires the
intervention of a desaigner as the creator and giver of more value in the field of aesthetic and
persuasive power.
Storage lockers are used by many people. lockers are generally used as a storage bag or
data required. In everyday life we often menmukan lot of lockers or less ergonomic shape too
monotonous where lockers can only be used to store bags and small goods, and also it feels that
open locker room there in the locker too narrow and dark be less comfortable
Pahl & Beitz method can help the process of designing an ergonomic locker, so it can
result in the determination of the calculation is a measure of the length lockers information is 66
cm, width is 183 cm lockers information, the width of each box lockers information is 46cm, height
is 183 cm lockers information . locker design information current proposal has several advantages
disbandingkan with lockers earlier, in addition to extensive bigger storage, lockers information
has a big box on the cover by the glass so that the items stored there can be well maintained and
tidy. Additionally locker this information using light Sagat wood is wood multiplex can also last
longer and corrosion resistance. It is also strengthened by the results of questionnaires locker
Anthropometry indicators that information, it is appropriate answers as many as 76, according to
as many as 178 answers, just answer as many as 44, does not match the answer by 2, so is not
suitable as an indicator 0 answer questionnaires Ergonomics and locker information that is very
worth as much as 187 answers, worth as much as 204 answers, just answer as many as 19, not
worth as much as 10 answer, it is not worth as much as 0 answers
Keywords: creator, Metode Pahl & Beitz, human comfortable, ergonomis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Kenyamanan dalam sebuah aktifitas adalah sebuah kebutuhan mutlak yang

sangat dicari dan dioptimalkan oleh setiap creator maupun innovator di bidang
human comfortable. Berbagai macam bentuk model perlindungan maupun
peralatan yang menunjang sebuah nilai keamanan pada diri manusia, seperti
halnya pakaian yang melindungi manusia dari kondisi alam di sekitar tubuh yang
dibalutnya, dan sudah tentu hal ini membutuhkan campur tangan seorang
desaigner sebagai pencipta sekaligus pemberi nilai lebih dibidang estetika dan
daya persuasive.
Loker merupakan tempat penyimpanan yang digunakan oleh banyak
kalangan. loker pada umumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan tas atau
data–data yang diperlukan. Dalam kehidupan sehari–hari kita sering menmukan
banyak sekali loker yang kurang ergonomis atau bentuknya terlalu monoton
dimana loker hanya bisa digunakan untuk menyimpan tas dan barang-barang yang
kecil, disamping itu juga kalau membuka loker terasa ruang yang ada di dalam
loker terlalu sempit kurang nyaman.
Dari permasalahan di atas dimana loker yang digunakan di masyarakat
penggunanya masih sangat kurang ergonomis dan terlalu sederhana. sehingga
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang loker yang sudah ada saat
ini menjadi lebih ergonomis sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga
memberi kenyamanan pada penggunanya dan memberikan kelebihan terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

loker yang sudah ada dengan menambah fungsi penerangan bagi penggunanya
dan menambah luas kapasitas dari loker tersebut.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang

dihadapi, yaitu :
“ Bagaimana merancang loker yang ergonomis sehingga mampu
memberikan manfaat dalam penggunaanya khususnya bermanfaat bagi Jurusan
Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur ?”

1.3

Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya permasalahan maka dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Data antrophometri untuk desain loker adalah 52 mahasiswa yang dapat
mewakili dari ukuran tubuh dari pengguna loker.
2. Persentil yang digunakan adalah persentil 5.
3. Penelitian dilakukan pada lingkungan Teknik Industri UPN “Veteran” JATIM.
4. Tidak dilakukannya perhitungan biaya.
5. Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.
6. Desain loker bermanfaat bagi Dosen, Mahasiswa, Pekerja dll serta bisa secara
pribadi atau kelembagaan.
7. Menggunakan ketebalan kayu Multiplex sebesar 3cm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.4

Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian yaitu:

Desain disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan pengguna.
1.

Kondisi pengguna diukur dalam keadaan normal.

2.

Desain disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan pengguna.

3.

Tidak terdapat kelalaian dalam melakukan pengukuran data anthropometri.

4.

Jumlah pengguna yang diukur dapat mewakili semua pengguna loker.

5.

Loker yang dirancang dan dibuat ini bisa digunakan secara umum,
diantaranya adalah Dosen, Mahasiswa, Pekerja dll serta bisa secara pribadi
atau kelembagaan.

1.5

Tujuan Penelitian
Melakukan perancangan dan pembuatan loker informasi yang Ergonomis

sehingga mampu memberikan manfaat dalam penggunaannya khususnya
bermanfaat bagi jurusan teknik industri UPN “Veteran” JATIM.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti
Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang diberikan dibangku kuliah dalam
permasalahan nyata.
b. Bagi Pengguna (penguna loker)
1.

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi penggunanya
tentang

faktor-faktor

apa

saja

yang

mengembangkan sebuah produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dapat

digunakan

untuk

2.

Mengetahui pengaruh-pengaruh apa saja yang dihasilkan dari kombinasi
beberapa faktor dominan tersebut.

3.

Dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor
konsumen dalam pengembangan produk dengan pendekatan ergonomi.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis
dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap
perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan
dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

1.7

Sistematika Penelitian
Pada dasarnya sistematika penyusunan adalah suatu hal yang sangat

diperlukan dalam pembuatan karya tulis karena sistematika penyusunan memuat
seluruh isi karya tulis secara berurutan sehingga dapat terlihat dengan jelas
mengenai masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini makalah skripsi yang
dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, tujuan

ruang

lingkup sistematika penulisan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori
mengenai desain perancangan produk loker dan pendekatan disain
produk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan lokasi penelitian ,metode pengumpulan data dan
langkah pemecahan masalah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan loker

yang

ergonomis.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas
serta memberikan saran yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Perancangan, Pengembangan dan Inovasi Produk.

2.1.1

Perancangan Produk.
Kesejahteraan dan kualitas hidup manusia yang telah mencapai tingkat

yang tinggi saat ini, sebagian besar adalah akibat diciptakan, dibuat dan
dimanfaatkannya berbagai produk dan jasa yang tak terhitung macam dan
jumlahnya oleh para insinyur dan ahli-ahli teknik lainnya. Kontribusi para ahli
teknik dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tersebut adalah dalam kegiatan
mencipta, merancang dan membuat produk dan jasa yang berguna bagi manusia
karena meringankan beban hidupnya dan membuat hidup lebih nyaman. Produk
dan jasa tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan modern seperti tidak
merusak lingkungan, hemat energi dan lain sebagainya.
Perancangan Merupakan kegiatan awal dari usah merealisasikan suatu
produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk.
Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan
keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan
pembuatan produk oleh tim kelompok pembuatan produk.
Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancng produk sebagaimana yang
dijelaskan dalam bukunya; Engineering Desaign : A Systematic Approach. Cara
merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing
– masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.

Perancangan dan penjelasan tugas
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi
khusus dan karakteristi terrentu yang memenuhi kebutuhan msyarakat.
Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut
merupakan olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan
segmen pasar.

2.

Perancangan Konsep Produk
Berdasarkan spesifikasi prosuk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep
prosuk yang dapt memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi
tersebut. Konsep produk biasanya berupa gambar skets atau gambar skema
sederhana.

3.

Perancangan bentuk produk (embodiment desaign)
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu
komponen – komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau
gambar skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk
sedemikian ruapa sehingga komponen – komponen tersebut secara bersama
menyusun bentuk produk, sehingga produk dapat melakukan fungsinya.

4.

Perancangan Detail
Pada fase detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi,
kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan.
Demikian juga kemungkinan cara pembuatan setiap produk diselesaikan dan
perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil fase ini adalah gambar rancangan
lengkap dan spesifikasi produk pembuatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(Sumber : Pahl & Beitz ;
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=metode%20pahl%20beitz&source=

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

web&cd=2&cad=rja%ved=0CC0QFjAB&url=http%3A%2F%2Fdp2m.umm.ac.i
d%2Ffile%2FARSIP%250DOKUMEN%2520RISTEK%2FMetodeDesainPAHLBEITZ.doc&ei=AIzJUNjDN8XUrQfcioHoAQ&usg=AFQjCNFXGqIVxW6ss6mQcokeD4s6aQ7BVM=BV.1355272958,D.bmk Di akses tanggal 6
desember 2012)
Dalam bentuk yang paling sederhana, hasil rancangan dapat berupa sebuah
sketsa atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Dalam hal si pembuat
produk adalah si perancang sendiri, maka sketsa atau gambar yang dibuat cukup
sederhana saja asalkan dapat dimengertinya sendiri.
2.1.2 Pengertian Inovasi.
Inovasi adalah adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah
ada atau yang sudah dikenal sebelumnya.
Menurut para ahli Inovasi adalah :
a. Everett M. Rogers (1983), Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu
ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi.
b. Stephen Robbins (1994), Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan
baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu
produk atau proses dan jasa
2.1.3 Pengembangan Produk.
Pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan mutu dari barang
atau jasa dan penemuan barang atau jasa baru yang akan menambah kepuasan
konsumen. Dari pengertian pengembangan produk tersebut tampak sekali bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

segala bentuk barang dan jasa yang dihasilkan selalu berkaitan dengan kepuasan
konsumen. Agar proses pengembangan produk dapat berjalan secara tepat dan
akurat yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam menunjang kelancaran
usaha pada perusahaan maka diperlukan suatu biaya yang maksimal, sehingga ada
pemisahan yang jelas antara biaya pengembangan produk dengan biaya volume
penjualan.
Tujuan perusahaan dalam mengembangkan produk adalah agar dapat
memenangkan persaingan terhadap barang sejenis, sehingga volume penjualan
dan laba perusahaan dapat meningkat serta perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan dapat memperluas usahanya. Pengembangan produk
dapat pula dilakukan dengan cara memperbaiki produk yang sudah ada
(modifikasi produk), perbaikan produk yang sudah ada dilakukan dengan cara:
perbaikan mutu/kualitas, perbaikan segi/feature baru, dan perbaikan corak/motif.
Disamping menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen, perusahaan juga menciptakan suatu strategi pengembangan pr0duk

2.2

Ergonomi

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Ergonomi
Istilah "ergonomi" mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas
yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya.
Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:
1. C.T. Thackrah, England., 1831.
Thackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan
pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzuu, dalam serangkaian kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan
oleh para operator ditempat kerjanya. la mengamati postur tubuh pada saat
bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Thackrah
mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi,
meja yang kurang sesuai secara anthropometri, serta pencahayaan yang tidak
ergonomis sehingga mengakibatkan membungkuknya badan dan iritasi indera
penglihatan. Disamping itu juga mengamati para pekerja yang berada pada
lingkungan kerja dengan temperatur tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang
panjang, dan gerakan kerja yang berulang-ulang (repetitive work).
2. F. W. Taylor, U.S.A., 1898.
Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan
metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
pekerjaan. Beberapa metodanya merupakan konsep ergonomi dan manajemen
modern.
3. F .B. Gilberth, U.S.A., 1911.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih
mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam
bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan
bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem
meja yang dapat diatur naik-turun (adjustable).
4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatigue Research Board),
England, 1918.
Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik
amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.
Disamping itu mereka juga mengamati waktu siklus optimum untuk sistem
kerja berulang (repetitive work systems) dan menyarankan adanya variasi dan
rotasi pekerjaan.
5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933.
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
Perusahaan Listrik yaitu Western Electric Company, Hawthorne,Chicago.
Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik
seperti misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor
efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.
6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A.
Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang
secara cepat (seperti misalnya pesawat terbang) harus melibatkan sejumlah
kelompok interdisiplin ilmu secara bersama-sama sehingga mempercepat
perkembangan ergonomi pesawat terbang. Masalah yang ada pada saat itu
adalah penempatan dan identifikasi untuk pengendali pesawat terbang,
efektifitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidaknyamanan karena
terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang
terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.
7. Pembentukan Kelompok Ergonomi.
Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research
Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang
telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal
(majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada Nopember 1957.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Perkumpulan

Ergonomi

Internasional

(The

International

Ergonomics

Association) terbentuk pada tahun 1957, dan The Human Faktors Society di
Amerika pada tahun yang sama. Di samping itu patut diketahui pula bahwa
Konperensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun
1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia
dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australia and New Zealand).
2.2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi atau ergonomics (bahasa inggrisnya) sebenarnya berasal dari
kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan
demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari
manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih populer
digunakan oleh beberapa Negara Eropa barat. Di Amerika istilah ini biasa disebut
dengan human factors engineering atau human engineering. Demikian pula ada
banyak istilah lainnya yang secara praktis mempunyai maksud yang sama seperti
Biomechanis.Bio-technology, Engineering Psychology atau Arbeltswissensschaft
(Jerman). Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas
kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan
dengan keadaan lingkungan system kerjanya yang berupaperangkat keras (mesin,
peralatan kerja dll) dan atau perangkat lunak (metode kerja, system dan prosedur,
dll). Dengan demikian terlihat jelas bahwa ergonomi adalah suatu keilmuan yang
multidisplin, karena disini akan mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu
kehayatan (kedokteran, biologi) ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(sosiologi). Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat
jasmani, kejiwaan dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap
manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun
makro. Karena yang dipelajari adalahdampak dari teknologi dan produkproduknya,

makapengetahuan

yang

khusus

dipelajari

berkaitan

engan

Biomekanika, Anthropometri teknik, Teknologi produksi, Lingkungan fisik
(temperature, pencahayaan, dsb) dan lain-lain.
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi ialah untuk mendapatkan suatu
pengetahuanyang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia
dengan teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu
rancangan system manusia-manusia (teknologi) yang optimal. Dengan demikian
disiplin ergonomic melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu system
dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan system
pula.
Human engineering

atau sering pula disebut ergonomi didefinisikan

sebagai perancangan “man-machine interface” sehingga pekerja dan mesin
(ataupun produk lainnya) bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai
sistemmanusia-mesin yang terpadu. Disiplin ini akan mencoba membawa ke arah
proses perancangan mesin yang tidak saja memiliki kemampuan produksi yang
lebih canggih lagi, melainkan juga memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikan mesin
tersebut. Tujuan pokoknya adalah terciptanya desain sistem manusia-mesin yang
terpadu sehingga efektifitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Berkaitan dengn perancangan stasiun kerja dalam industri, ada beberapa
aspek pendekatan ergonomis yang harus dipertimbangkan, antara lain :
a. Sikap dan posisi kerja
b. Kondisi Lingkungan Kerja.
c. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.
(Agung Kristanto, dkk, 2011)
2.3

Anthropometri

2.3.1 Definisi Anthropometri
Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri
berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti ukuran.
Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan
memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Antropometri secara luasakan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan

ergonomis dalam

proses perancangan (desain)

produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksimanusia. Data
antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luasantara lain
dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer
dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yangdirancang dan manusia yang akan mengoperasikan / menggunakan produk
tersebut.

Dalam

kaitan

ini

maka

perancangan

produk

harus

mampu

mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang - kurangnya 90 % 95 % dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk
haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya.
2.3.2 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya
Manusia pada umumnya akan berbeda – beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran
tubuh manusia , yaitu (Stevenson, 1989; Nurmianto, 2003) :
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahiran sampai dengan
umur sekitar 20 tahunan. Dari suatu penelitian ysng dilakukan oleh A. F.
Roche dan G. H. Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki
akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun, sedangkan
wanita 17,3 tahun. Meskipun ada 10 % yang masih terus bertambah tinggi
sampai usia 23,5 tahun (laki-laki) dan 21,1 tahun (wanita). Setelah itu, tidak
lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi
pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40
tahunan (Sritomo Wignjosoebroto, 1995).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Jenis kelamin (sex)
dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul,
dan sebagainya.
3. Suku bangsa (etnic)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic akan memiliki karakteristik fisik
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa Negara
Barat pada umumnya mempunyai ukuran yang lebih besar daripada dimensi
tubuh suku bangsa negara Timur.
4. Keacakan / Random
Hal ini menjelaskan bahwa walaupun telah terdapat dalam satu kelompok
populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku atau bangsa, kelompok usia
dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan
antara berbagai macam masyarakat.

5. Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi
karyawan. Misalnya, buruh dermaga harus mempunyai postur tubuh yang
relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
6. Pakaian
Tebal tipisnya pakaian yang dikenakan, dimana faktor iklim yang berbeda akan
memberikan varisi berbeda-beda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi
pakaian. Dengan demikian dimensi tubuh orangpun akan berbeda dari satu
tempat dengan tempat yang lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Faktor Kehamilan
Kondisi semacam ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh khususnya
bagi perempuan. Hal tersebut jelas memerlukan perhatian khusus terhadap
produk-produk yang dirancang bagi segmen seperti ini.
8. Tubuh Cacat
Hal ini jelas menyebabkan perbedaan antara yang cacat dengan yang tidak
terhadap ukuran dimensi tubuh manusia.
9. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
a. Antropometri Statis (Structural Body Dimensions).
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap
tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur meliputi berat badan, tinggi
tubuh, dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang
lutut, pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan sebagainya.
b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions).
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi
melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang
harus diselesaikan (Sritomo Wignjosoebroto, 1995) .
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data antropometri yang tepat
diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan
pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dimensi antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada
gambar 2.1.

Gambar 2.1. Antropometri untuk Perancangan Produk
Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, 2003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.2. Antropometri Tinggi Badan Berdiri dan Duduk
Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2003

Keterangan Gambar 2.1 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam
gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.1. Perkiraan Antrophometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, Dapat
Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia (Kesamaan Etnis Asia)
(mm)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

25

26

Dimensi Tubuh
Tinggi Tubuh Posisi
Berdiri Tegak
Tinggi Mata
Tinggi Bahu
Tinggi Siku
Tinggi Genggaman
Tangan (Knuckle) pada
Posisi relaks kebawah
Tinggi Badan Posisi
Duduk
Tinggi Mata Posisi
Duduk
Tinggi Bahu Posisi
Duduk
Tinggi Siku Posisi
Duduk
Tebal Paha
Jarak dari Pantat ke Lutut
Jarak dari Lipat Lutut
(Popliteal) ke Pantat
Tinggi Lutut
Tinggi Lipat Lutut
(Popliteal)
Lebar Bahu (bideltoid)
Lebar Panggul
Tebal dada
Tebal Perut (abdominal)
Jarak dari Sikut ke Ujung
Jari
Lebar Kepala
Panjang Tangan
Lebar Tangan
Jarak Bentang dari Ujung
Jari tangan Kanan ke Kiri
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Jarak genggaman tangan
(grip) ke punggung pada
posisi tangan ke depan
(horizontal)

Pria
5%

X

95%

S.D 105%

Wanita
X
195% S.D

1.585 1.680 1.775

58

1.455

1.555

1.655

60

1.470 1.555 1.640
1.300 1.380 1.460
950 1.015 1.080

52
50
39

1.330
1.180
870

1.425
1.265
935

1.520
1.350
1.000

57
51
41

685

750

815

40

650

715

780

41

845

900

955

34

780

840

900

37

720

780

840

35

660

720

780

35

555

605

655

31

165

230

295

38

190

240

290

31

165

230

295

38

110
505

135
550

100
595

14
26

105
470

130
520

155
570

14
30

405

450

495

26

385

435

485

29

450

495

540

26

410

455

500

27

365

405

445

25

325

375

425

29

380
300
155
150

425
335
195
210

470
370
235
270

26
22
25
36

335
295
160
150

385
330
215
215

435
365
270
280

29
21
34
39

410

445

480

22

360

400

400

24

150
165
70

160
190
80

170
195
90

7
9
5

135
150
60

150
165
70

165
180
80

8
9
5

1.480 1.635 1.790

95

1.350

1.480

1.610

80

1.835 1.970 2.105

83

1.685

1.825

1.965

86

1.110 1.205 1.300

58

855

940

1.025

51

38

580

635

690

32

640

705

770

Sumber : Eko Nurmianto, 2008

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.2. Antrophometri Masyarakat Indonesia Yang Didapat Dari Interpolasi
Masyarakat British Dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap Masyarakat
Indonesia (mm)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

25

26

Pria

Dimensi Tubuh

5%

Tinggi Tubuh Posisi
Berdiri Tegak
Tinggi Mata
Tinggi Bahu
Tinggi Siku
Tinggi Genggaman
Tangan (Knuckle) pada
Posisi relaks kebawah
Tinggi Badan Posisi
Duduk
Tinggi Mata Posisi
Duduk
Tinggi Bahu Posisi
Duduk
Tinggi Siku Posisi
Duduk
Tebal Paha
Jarak dari Pantat ke Lutut
Jarak dari Lipat Lutut
(Popliteal) ke Pantat
Tinggi Lutut
Tinggi Lipat Lutut
(Popliteal)
Lebar Bahu (bideltoid)
Lebar Panggul
Tebal dada
Tebal Perut (abdominal)
Jarak dari Sikut ke Ujung
Jari
Lebar Kepala
Panjang Tangan
Lebar Tangan
Jarak Bentang dari Ujung
Jari tangan Kanan ke Kiri
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Tinggi Pegangan Tangan
(grip) pada Posisi tangan
Vertikal ke atas & duduk
Jarak genggaman tangan
(grip) ke punggung pada
posisi tangan ke depan
(horizontal)

X

95%

S.D 105%

Wanita
X
195% S.D

1.532 1.632 1.732

61

1.464

1.563

1.662

60

1.425 1.520 1.615
1.247 1.338 1.429
932 1.003 1.074

58
55
43

1.350
1.184
886

1.446
1.272
957

1.542
1.361
1.028

58
54
43

655

718

782

39

646

708

771

38

809

864

919

33

775

834

893

36

694

749

804

33

666

721

776

33

523

572

621

330

501

550

599

30

181

231

282

31

175

229

283

33

117
500

140
545

163
590

14
272

115
488

140
527

165
586

15
30

405

450

495

27

488

537

586

30

448

496

544

29

428

472

516

27

361

403

445

26

337

382

428

28

382
291
174
174

424
331
212
228

466
371
250
282

26
24
23
33

342
298
178
175

385
345
228
231

428
392
278
287

26
29
30
34

405

439

473

21

374

409

287

34

140
161
71

450
176
79

160
190
87

6
9
5

135
153
64

146
168
71

157
183
78

7
9
4

1.520 1.663 1.806

87

1.400

1.523

1.646

75

1.795 1.923 2.051

78

1.712

1.841

1.969

79

1.065 1.169 1.273

63

945

1.030

1.115

52

37

610

661

712

31

649

708

767

(Sumber : Eko Nurmianto, 2008)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.3. Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)
No.

Dimensi Tubuh

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Panjang Tangan
Panjang Telapak Tangan
Panjang Ibu Jari
Panjang Jari Telunjuk
Panjang Jari Tengah
Panjang Jari Manis
Panjang Jari Kelingking
Lebar Ibu Jari (LPJ)
Tebal Ibu Jari (IPJ)
Lebar Jari Telunjuk
Tebal Jari Telunjuk
Lebar Telapak Tangan
(metacarpal)
Lebar Telapak Tangan
(sampai ibu jari)
Lebar Telapak Tangan
(minimum)
Tebal Telapak Tangan
(metacarpal)
Tebal Telapak Tangan
(sampai ibu jari)
Diameter Genggaman
(maksimum)
Lebar Maksimum (ibu
jari ke jari kelingking)
Lebar Fungsional
Maksimum (ibu jari ke
jari lain)
Segiempat minimum
yang dapat dilewati
telapak tangan

12
13
14
15
16
17
18
19

20

5%
163
92
45
62
70
62
48
19
19
18
16

Pria
X
95%
176 189
100 108
48
51
67
72
77
84
67
72
51
54
21
23
21
23
20
22
18
20

Wanita
S.D 105% X 195% S.D
8
155 168 181
8
5
87
94
101
4
2
42
45
48
2
3
60
65
70
3
4
69
74
79
3
3
59
64
69
3
2
45
48
51
2
1
16
18
20
1
1
15
17
19
1
1
15
17
19
1
1
13
15
17
1

74

81

88

4

68

73

78

3

88

98

108

6

82

89

96

4

68

75

82

4

64

59

74

3

28

31

34

2

25

27

29

1

41

48

47

2

41

44

47

2

45

48

51

2

43

46

49

1

177

192

206

9

169

184

199

9

122

132

142

6

113

123

134

6

57

62

67

3

51

56

61

3

(Sumber : Eko Nurmianto, 2008)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.3 Aplikasi Distribusi Normal d