PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP FULL DAY SCHOOL DI SURABAYA.

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA
DAN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJ AR
SISWA SMP FULL DAY SCHOOL
DI SURABAYA

Pr oposal

Disusun Oleh :

Febr y Fr eida Tr i Ir iani
0843010274

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


J udul

: Pengaruh Komunikasi Interper sonal Orang Tua dan Anak
Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Full Day School di
Surabaya

Nama

: Febr y Fr eida Tr i Ir iani

NPM

: 0843010274

Pr ogdi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas


: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyetujui

Pembimbing Utama

Tim Penguji
1.

J uwito, S. Sos, MSi
NPT. 367049500361

J uwito, S. Sos, MSi
NPT. 367049500361
2.

Dr s. Kusnarto, Msi
NIP. 195808011984021001
3.


Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed
NPT. 3730 5990 1701
Mengetahui
Ketua Program Studi

J uwito, S. Sos. MSi
NPT. 367049500361

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Smp Full Day School Di Surabaya.
Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan skripsi

ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Semua proses
kelancaran pada saat pembuatan skripsi penelitian tidak lepas dari segala bantuan
dari berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja telah memberikan
sumbangsihnya.
Selama

melakukan

penulisan

penelitian

ini,

tak

lupa

penulis


menyampaikan rasa terima kasih pada Bapak Juwito, S.Sos,M.Si. sebagai dosen
pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi, terutama kepada Ibu Dra. Sumardijati, M.si
yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
1. Buat kedua orang tua saya Ibunda Eliyah dan Bapak Subagio yang telah

mendukung

dan

membimbing

dengan

penuh

kasih

sayang

serta

perhatiannya secara moril maupun materil, dan juga atas do’a yang tak
henti-hentinya beliau haturkan untuk penulis.

Serta kakak – kakakku


tercinta yang selalu memberikan semangatnya kepada penulis.
2.

Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada temanteman kampus : Abdi, Rere, Ovi,Nanda, Dan semua teman-teman yang lain
yang tidak bisa saya tulis . Terima kasih atas dukungan, do’a, dan semua
bantuannya.

3.

Buat calon suami Irham Abdika, yang sudah menemani dan terimakasih atas
semua perhatian yang sudah diberikan sewaktu mengerjakan skripsi.

4.

Buat semuanya yang tidak bisa di sebutin namanya dan udah menemani di
awal-awal skripsi, makasih perhatian dan waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 06 Juni 2013

Febry Freida

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
ABSTRAKSI ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................. 8
2.2. Landasan Teori ......................................................................... 9
2.2.1. Komunikasi ................................................................... 9
2.2.2. Perilaku Komunikasi ...................................................... 11
2.2.3. Tujuan Komunikasi ....................................................... 12
2.2.4. Fungsi Komunikasi ....................................................... 13
2.2.5. Pola Komunikasi ........................................................... 14
2.2.6. Komunikasi Interpersonal .............................................. 15
2.2.7. Tujuan Komunikasi Interpersonal .................................. 16


iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.8. Fungsi Komunikasi Interpersonal .................................. 17
2.2.9. Unsur Komunikasi Interpersonal ................................... 19
2.2.10. Motivasi Belajar ............................................................ 20
2.2.11. Aspek Motivasi Belajar ................................................. 22
2.2.12. Faktor Motivasi Belajar ................................................. 23
2.2.13. Orang Tua ..................................................................... 24
2.2.14. Siswa ............................................................................ 24
2.2.15. Full Day Scholl ............................................................. 25
2.3. Kerangka Berpikir .................................................................... 27
2.4. Hipotesis ................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................... 30
3.1.1. Definisi Operasional ........................................................ 30
3.1.2. Komunikasi Interpersonal ............................................... 30
3.1.3. Motivasi Belajar ............................................................. 31
3.1.4. Pengukuran Variabel ....................................................... 32

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................ 33
3.2.1. Populasi ......................................................................... 33
3.2.2. Sampel ........................................................................... 33
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ............................................... 34
3.3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34
3.4. Metode Analisis Data................................................................. 35
3.4.1. Uji Validitas .................................................................. 35

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2. Uji Reliabilitas .............................................................. 35
3.4.3. Distribusi Frekuensi ...................................................... 35
3.4.4. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 36
3.4.5. Uji Regresi Linier .......................................................... 38
3.4.6. Uji Hipotesis ................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 40
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data .............................................. 41
4.2.1. Identitas Responden ....................................................... 41
4.2.2. Deskripsi Openness (keterbukaan) ................................. 42
4.2.3. Supportiveness (mendukung) ......................................... 47
4.2.4. Motivasi Belajar ............................................................. 52
4.2.5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................. 59
4.2.6. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 61
4.2.7. Hubungan Openness Dan Supportivness Dengan Motivasi
Belajar ........................................................................... 64
4.2.8. Hasil Uji Regresi ............................................................ 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 67
5.2. Saran ......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68
KUESIONER ............................................................................................... 70

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 41

Tabel

4.2

Responden Berdasarkan Usia ................................................... 42

Tabel

4.3

Keterbukaan Anak Untuk Menceritakan Kegiatan Yang
Didapat Selama Full Day Scholl .............................................. 43

Tabel

4.4

Keterbukaan anak untuk menceritakan masalah selama
mengikuti Full Day Scholl ....................................................... 44

Tabel

4.5

Keterbukaan anak untuk menceritakan pengalaman yang
didapatkan selama mengikuti Full Day School ........................ 45

Tabel

4.6

Pengkategorian Variabel Openness (keterbukaan) Secara
Keseluruhan ............................................................................ 46

Tabel

4.7

Dukungan materi yang diberikan kepada anak selama
mengikuti Full Day School ...................................................... 47

Tabel

4.8

Dukungan yang diberikan orang tua terhadap masalah yang
dialami anak selama mengikuti Full Day School ..................... 48

Tabel

4.9

Dukungan semangat yang diberikan kepada anak selama
mengikuti Full day School ....................................................... 49

Tabel

4.10 Pengkategorian Variabel Supportiveness (mendukung) Secara
Keseluruhan ............................................................................ 51

Tabel

4.11 Harapan guru yaitu harapan guru terhadap hasil dari
pembelajaran terhadap siswa ................................................... 52

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel

4.12 Instruksi langsung

yaitu instruksi yang diberikan guru

terhadap siswa dalam mengerjakan tugas ................................. 53
Tabel

4.13 Penguatan dan hadiah yaitu hadiah yang diberikan terhadap
hasil belajar siswa ................................................................... 54

Tabel

4.14 Hukuman yaitu hukuman yang diberikan kepada siswa
terhadap tindakan yang prestasi yang buruk ............................. 55

Tabel

4.15 Pengkategorian Variabel Motivasi Belajar Secara Keseluruhan

Tabel

4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Openness (keterbukaan) .............. 58

Tabel

4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Supportiveness (mendukung) ....... 58

Tabel

4.18 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar .......................... 59

Tabel

4.19 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner .............................................. 59

Tabel

4.20 Hasil Uji Normalitas ................................................................ 61

Tabel

4.21 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 62

Tabel

4.22 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 62

Tabel

4.33 Hubungan

dan

Besarnya

Pengaruh

Openness

57

Dan

Supportivness Dengan Motivasi Belajar .................................. 63
Tabel

4.34 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ................................. 64

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual............................................................... 29

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner ................................................................................ 71

Lampiran 2

Rekapitulasi Jawaban Responden ............................................ 75

Lampiran 3

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Responden ........................ 81

Lampiran 4

Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................ 83

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKS

Febry Fr eida Tri Iriani, 0843010274 Pengar uh Komunikasi Interper sonal
Orang Tua dan Anak Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Full Day
School di Surabaya
Komunikasi interpersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dan
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik
bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan, komunikasi
interpersonal dapat memicu bentuk komunikasi yang lainnyaKomunkasi
interpersonal juga dapat terjadi dalam lingkup keluarga salah satunya antara orang
tua dan anak, secara psiklogis orang tua mempunyai emosional yang sangat dekat
dengan anak serta memiliki peranan yang kuat untuk dapat memberikan
memberiakn pengaruh kepada anak sehingga akan termotivasi untuk belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi
interpersonal orang tua dan anak dimensi Openness (keterbukaan) dan
Supportiveness (mendukung) terhadap motivasi belajar siswa SMP Full Day
School Di Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya
yang berusia lebih dari 12-15 tahun karena dianggap pada usia tersebut
masyarakat sedang menempuh pendidikan SMP dan merupakan remaja awal dan
teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Pengumpulan data untuk
penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data
sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda
Dari hasil pengujian didapatkan hasil Hipotesis pertama yang berbunyi
diduga komunikasi interpersonal orang tua dan anak dimensi Openness
(keterbukaan) berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa Full Day School Di
Surabaya dapat diterima kebenarannya karena nilai signfikan yang diperoleh
sebesar 0,036 dan lebih kecil dari 0,05. Hipotesis kedua yang berbunyi diduga
komunikasi interpersonal orang tua dan anak dimensi Supportiveness
(mendukung) berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa Full Day School Di
Surabaya dapat diterima kebenarannya karena nilai signifikan yang diperoleh
sebesar 0,032 dan lebih kecil dari 0,05
Keyword : Pengaruh, Komunikasi Interpersonal, Orang Tua, Anak, Motivasi
Belajar, Full Day

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya seseorang dalam kehidupan sehari-hari akan melakukan
interaksi dengan orang lain sebagai konsekuensi keberadaannya sebagai manusia
yang hidup dalam lingkungan social. Interaksi yang dilakukannya itu
membutuhkan media atau sarana sebagai alat

yang dapat

membantu

memperdalam interaksinya. Sarana yang biasa dan paling mudah dilakukan adalah
komunikasi, karena dengan komunikasi interaksi dapat berjalan dengan lancer.
Hal ini dapat dipahami karena pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat
mengungkapkan harapan, ide, gagasan, dan keinginan masing-masing melalui
komunikasi.
Sendjaja (2005:13) mengemukakan bahwa komunikasi memainkan peranan
penting dalam kehidupan manusia dan sebagian besar kegiatan komunikasi
berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi atau antarpribadi. Sependapat
dengan hal itu, Rakhmat (2002:23) mengemukakan bahwa kepribadian terbentuk
sepanjang hidup, selama itu pula komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan
kepribadian.
Kehadiran orang lain dalam rangka mengembangkan kepribadiannya sangat
dibutuhkan oleh remaja. Kehadiran orang lain bukan semata-mata sebagai teman
bedialog saja, tetapi lebih jauh dari pada itu orang lain tersebut dapat memberikan
saran, pendapat, masukan, nasihat kepada para remaja ketika mereka sedang

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menghadapi masalah atau persolaan. Disinilah pengembangan efektivitas pribadi
remaja dapat dibentuk melalui adanya komunikasi yang mendalam atau dengan
kata lain komunikasi secara interpersonal (Mustika, 2009).
Komunikasi interpersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dan
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik
bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan, komunikasi
interpersonal dapat memicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pentingnya situasi
komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung
secara dialogis. Dialog itu sendiri adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang
menunjukan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk
dialog ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar
(Effendy,2003).
Komunikasi interpersonal memiliki keunikan karena selalu dimulai dari
proses hubungan yang bersifat psikologis, dan proses psikologis selalu
mengakibatkan keterpengaruhan. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif
untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung perilakunya
yang dialogis (Arisanti, 2011). Proses komunikasi interpersonal akan datang
berlangsung dengan baik bila antar personal yang terlibat didalam proses
komunikasi interpersonal tersebut saling memiliki keterbukaan atau dalam bahasa
lain komunikasi interpersonal tidak akan berjalan dengan baik bila masing-masing
orang yang terlibat saling menutup diri (Yati, 2011).
Komunikasi interpersonal juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
keharmonisan keluarga, karena komunikasi dapat menjadikan seseorang mampu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

mengemukakan pendapat dan pandangannya sehingga mudah untuk memahami
orang lain (Mustika, 2009).
Komunkasi interpersonal juga dapat terjadi dalam lingkup keluarga salah
satunya antara orang tua dan anak, secara psiklogis orang tua mempunyai
emosional yang sangat dekat dengan anak serta memiliki peranan yang kuat untuk
dapat memberikan memberiakn pengaruh kepada anak sehingga akan termotivasi
untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
mempunyai

banyak

energi

untuk

melakukan

kegiatan

belajar

(Sadirman, 2006 : 75).
Pendidikan Indonesia saat ini adalah semakin hari kualitasnya makin rendah.
Hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh
pemerintah, pasalnya indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau
education for all (EFA) di indonesia menurun tiap tahunnya tahun 2011 indonesia
berada di peringkat dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang
berada pada posisi 65 indeks yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini
lebih rendah di bandingkan Brunei Darussalam (34) serta terpaut Malaysia (65).
Salah satu penyebab rendahnya indeks pembangunan pendidikan adalah tingginya
anak jumlah anak putus sekolah, sedikitnya setengah juta anak usia sekolah dasar
(SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat
melanjutkan pendidikan . data pendidkan juga menyebutkan 1,3 juta anak usia 715 tahun terancam putus sekolah. Bahkan laporan Departemen pendidikan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

kebudayaan menunjukan bahwa setiap menit ada empat anak putus sekolah
(http://edukasi.kompasiana.com/2013

/01/09/masalah-pendidikan-di-indonesia-

dan-solusinya-517913.html).
Fenomena yang banyak muncul saat ini adalah semakin maraknya sekolahsekolah yang menerapkan konsep sekolah sehari penuh atau full day school.
Sekolah sehari penuh atau full day school merupakan salah satu konsep dari
pengembangan kurikulum. Meskipun memiliki patokan kurikulum yang sama
dengan sekolah lainnya, namun full day school sedikit mengembangkan
kurikulumnya lebih dari sekolah yang lain, mengingat jam belajarnya lebih dari
sekolah pada umumnya.
Penerapan Full Day Scool sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya
dalam penerapannya, (1) Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya
pendidikan utuh. Karena melalui sistem asrama dan pola full day school tendensi
ke arah penguatan pada sisi kognitif saja dapat lebih dihindarikan, dalam arti
aspek afektif siswa dapat lebih diarahkan demikian juga pada aspek
psikomotoriknya, (2) Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya
intensivikasi dan efektivitas proses edukasi, dan (3) Full day school dengan pola
asrama yang tersentralisir dan sistem pengawasan 24 jam sangat memungkinkan
bagi terwujudnya intensivikasi proses pendidikan dalam arti siswa lebih mudah
diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga bersangkutan,
sebab aktivitas siswa lebih mudah terpantau karena sejak awal sudah diarahkan
dan sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam
mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, seperti aplikasi PAI yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

mencakup semua ranah baik kognitif, afektif maupun psikomotorik dan juga
kemampuan

bahasa

=cache:http://aginista

asing

(http://webcache.googleusercontent.com/search?q

.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaransistem-full-

day.html).
Permasalahan yang terjadi pada penerapan Full Day School adalah
(1) sistem full day school sering menimbulkan rasa bosan pada siswa, maka
sistem pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik
fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran
yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam batas tertentu akan
meyebabkan siswa menjadi jenuh, (2) Sistem full day school memerlukan
perhatian dan kesungguhan manajemen bagi pengelola, agar proses pembelajaran
pada lembaga pendidikan yang berpola full day school berlangsung optimal,
sangat dibutuhkan perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya
dan Sistem full day school hanya menitik beratkan pada pengembangan
intelektual quantient (IQ), model pendidikan full day school tidak secara holistik
mengembangkan IESQ anak didik karena banyak persoalan yang pemecahannya
tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual, tapi juga kecerdasan emosi dan
spiritual (http://webcache.googleusercontent.com/search?q =cache:http://aginista
.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaransistem-full-day.html).
Di Surabaya sendiri, pelaksanaan sekolah dengan sistem full day school
dianggap tidak terlalu berhasil. Pasalnya, masih banyak sekolah yang belum
menerapkan konsep yang mulai diperkenalkan pada tahun 2008 lalu itu. Sebagian
besar yang belum menerapkan adalah sekolah-sekolah jenjang Sekolah Dasar dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Sekolah Menengah Pertama. Kendala dalam pengembangan konsep full day
school di sekolah Surabaya adalah bagaimana membuat pembelajaran yang
menyenangkan. Pasalnya, dengan sistem full day school, siswa harus berada di
sekolah sepanjang hari. Jika pembelajarannya tidak menyenangkan, siswa bakal
bosan dan pelajaran sulit terserap.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka judul dalam penelitian ini
adalah “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Terhadap
Motivasi Belajar Siswa SMP Full Day School di Surabaya”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Apakah komunikasi interpersonal orang tua dan anak dimensi Openness
(keterbukaan) berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMP Full Day
School Di Surabaya ?
2. Apakah komunikasi interpersonal orang tua dan anak dimensi Supportiveness
(mendukung) berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMP Full Day
School Di Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk

mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak

dimensi Openness (keterbukaan) terhadap motivasi belajar siswa SMP Full Day
School Di Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak
dimensi Supportiveness (mendukung) terhadap motivasi belajar siswa SMP
Full Day School Di Surabaya
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan
informasi atau masukan yang bermanfaat antara lain :
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak keluarga agar
dapat berkomunikasi interpersonal dengan baik dengan anak agar timbul
motivasi dalam diri anak untuk menjadi yang labih baik
2. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya komunikasi interpersonal dan penelitian ini dapat menjadi acuan
bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan
motivasi belajar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Lina Arisanti (2011) dengan judul Pengaruh
Komunikasi Interpersonal Suami-Istri Terhadap Motivasi Petani dalam Penerapan
Teknologi pada Sistem Jajar Legowo. Hasil yang didapat dalam penelitian ini
adalah komunikasi interpersonal antara suami dan istri berpengaruh terhadap
motivasi petani dalam menerapkan teknologi budidaya tanaman jajarlegowo.
Penelitian lain dilakukan oleh Wiendijarti (2011) dengan judul Komunikasi
Interpersonal Orangtua dan Anak dalam Pendidikan Seksual. Hasil dari penelitian
ini adalah bahwa pada keluarga perkotaan DIY pola asuh yang diterapkan adalah
otoriter tapi tidak penuh dan demokratis berjalan setengah jalan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini subjek
yang digunakan adalah siswa Fullday dengan orang tua sedangkan pada penelitian
sebelumnya adalah suami dan istri.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Komunikasi
Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin communicaty ,dan perkataan ini berasal dari kata communis,
perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada
kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Arti communis disini adalah sama, dan arti sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal. (Effendy, 2004:4)
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah
manusia, Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi
manusia atau dalam bahasa asing human communication ,yang sering kali disebut
pula komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia sebagai
singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau
komunikasi

kemasyarakatan karena

hanya

pada

manusia-manusia

yang

bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit
dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya.
Robinson Crusoe, yang hidup menyendiri disebuah pulau terpencil, tidak hidup
bermasyarakat karena dia hidup sendirian. Oleh karena itu dia tidak
berkomunikasi dengan siapa-siapa.
Jadi teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam
pembahasan ini adalah komunikasi antara seseorang dengan orang lain,
komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang sebagaimana ditegaskan di atas
, mengandung makna “proses penyampaian suatu pernyataan dari seseorang
kepada orang lain”. (Effendy, 2004:4)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Hovland, Janis & Kelley mendefinisikan “Komunikasi adalah suatu proses
melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus yang biasanya
dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah perilaku orang-orang lainnya
(khalayak)” (Marhaeni, 2009:27). Yang berarti pesan yang disampaikan di
intepretasikan melalui berbagai bentuk, dapat berbentuk pesan verbal seperti fotofoto, desain gambar flyer yang menarik, advertorial, penukaran kartu nama, dan
lain sebagainya. Sehingga target sasaran mengetahui informasi, hingga melakukan
suatu tindakan untuk membeli atau memakai jasa tersebut
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu,
ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun non media
massa misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan
sebagainya.Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat internasional,
mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana
kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan
pada komunikan yang menjadi sasaran (Effendy, 2004)
2.2.2. Perilaku Komunikasi
Menurut Hovland dalam Effendy (2003: 4) mendefinisikan proses
komunikasi “the process by which individual (the communicator) transmits
stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individual
(communicates)” Definisi tersebut diartikan proses oleh individu (komunikator)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

menyampaikan stimulus (biasanya berupa symbol verbal) untuk merubah perilaku
individu lainnya (komunikan).
Dijelaskan bahwa setiap komunikator atau orang yang menyampaikan
pesan melakukan penyampaian pesan melalui simbol-simbol secara verbal yang
berarti semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih, di mana
bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasan, dan
maksud kita, dimana bahasa verbal cenderung lebih menggunakan kata-kata yang
mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita (Marhaeni, 2009:52).
Sebagai contoh melalui kata-kata yang dating dari suatu sumber, misalnya
yang diucapkan orang yang telah dibacanya dalam media cetak. Sehingga pesan
atau informasi yang ingin dibentuk oleh komunikator dapat mempengaruhi
perilaku atau keputusan dari komunikan.
Menurut Effendy (2003: 33), proses komunikasi terbagi menjadi dua
tahap, antara lain:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan suatu lambing
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, syarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana media kedua
(surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, TV, film, dan lain-lain) setelah
memakai lambang sebagai media pertama proses komunikasi sekunder ini
merupakan sambungan proses komunikasi primer untuk menembus ruang dan
waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan
komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan sifat-sifat media yang akan
digunakan.
2.2.3. Tujuan Komunikasi
Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki
suatu tujuan tertentu yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta
saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Effendy (2003 : 11):
1. Perubahan sikap (Attitude change)
2. Perubahan pendapat (Opinion change)
3. Perubahan prilaku (Behavior change)
4. Perubahan sosial (Social change)
Dari empat poin yang dikemukakan oleh Effendi (2003 :12), dapat
disimpulkan bahwa komunikasi bertujuan untuk merubah sikap, pendapat,
perilaku, dan pada perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari
komunikasi adalah sebagai penyampai informasi yang utama, mendidik,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan
bertindak.
2.2.4. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita
berkerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan
tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan
bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa diartikan
akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu
lingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komunikasilah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri
dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum,
berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab,
karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga
dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.5. Pola Komunikasi
Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa pola
komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih
dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1).
Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang
berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai
arah hubungan yang berlainan. (Soenarto, 2006:1) Tubbs dan Moss mengatakan
bahwa pola komunikasi atau hubungan itu dapat diciptakan oleh komplementaris
atau simetri. Dalam hubungan komplementer, satu bentuk perilaku akan diikuti
oleh lawannya. Contohnya perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan
perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang
berinteraksi atas dasar kesamaan.
Dominasi bertemu dengan dominasi, atau kepatuhan dengan kepatuhan
(Tubbs dan Moss, 2001:26). Disini kita mulai melibatkan bagaimana proses
interaksi menciptakan struktur system. Bagaimana orang merespon satu sama lain
menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Dari pengertian diatas maka
suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau
lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang mengaitkan dua
komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada
suatu aktifitas, dengan komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas
terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.6. Komunikasi Interper sonal
Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara
komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang.” (Wiryanto, 2005: 36). Deddy Mulyana (2005)
menyatakan: “komunikasi interpersonal (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).
DeVito (2005) menyatakan: “interpersonal communication is defined as
communication that takes place between two persons who have a clearly
established relationship; the people are

in some way connected.” (DeVito,

2005:11). Menurut DeVito komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
terjadi diantara dua orang yang telah

memiliki hubungan yang jelas, yang

terhubungkan dengan beberapa cara. Jadi komunikasi interpersonal misalnya
komunikasi yang terjadi antara ibu dengan anak, dokter dengan pasen, dua orang
dalam suatu wawancara, dsb.
Muhammad (2009) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya
merupakan proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang
seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang lainnya yang langsung dapat
diketahui balikannya. Dengan demikian, dari beberapa pendapat komunikasi
interpersonal

tersebut

dapat

diketahui

bahwa

karakteristik

komunikasi

interpersonal adalah terjadi diantara dua orang yang memiliki hubungan yang
jelas, berlangsung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.7. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Widjaja (2000: 122) mengemukakan adanya enam tujuan komunikasi
interpersonal, yaitu:
1.Mengenal diri sendiri dan orang lain.
Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan bagi kita untuk
memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita
sendiri pada orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita
sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.
2.Mengetahui dunia luar.
Komunikasi

interpersonal

memungkinkan

kita

untuk

memahami

lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian dan orang lain.
3.Menciptakan dan memelihara hubungan.
Banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi interpersonal
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
Hubungan demikian membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta
membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
4.Mengubah sikap dan perilaku.
Dalam komunikasi interpersonal sering kita berupaya menggunakan sikap
dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, berpikir
dalam cara tertentu, percaya bahwa sesuatu benar atau salah dan sebagainya.
Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain
melalui komunikasi interpersonal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

5.Bermain dan mencari hiburan.
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Sering
kali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang
demikian perlu dilakukan karena bisa memberi suasana yang lepas dari
keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.
6.Membantu orang lain.
Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh-contoh profesi
yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian
besar dilakukan melalui komunikasi interpersonal. Dari tujuan-tujuan komunikasi
interpersonal di atas dapat diketahui bahwa komunikasi interpersonal ini dapat
digunakan untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan dan
keakraban di antara kedua belah pihak. Hal ini juga dapat terjadi di suatu
perusahaan dimana pimpinan mengadakan komunikasi interpersonal dengan
karyawannya untuk menjalin kedekatan di antara mereka sehingga suasana di
perusahaan tersebut penuh dengan keakraban dan kekeluargaan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Devito (2005:13-14) bahwa komunikasi
interpersonal dilakukan dengan berbagai tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek,
peristiwa dan orang lain.
2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban.
3. Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain.
4. Untuk menghibur diri atau bermain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.8. Fungsi Komunikasi Interper sonal
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa fungsi, diantaranya menurut
A.W. Widjaja (2000: 9-10) bahwa fungsi komunikasi adalah untuk:
1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat
dimengerti.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang
efektif.
3. Motivasi: mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang
akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan
pendapat mengenai masalah publik.
5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual.
6. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu.
7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari,
kesenian dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk
memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal
dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain
2.2.9. Unsur Komunikasi Interpersonal
DeVito (2005) memandang komunikasi interpersonal yang efektif
berdasarkan humanistic model dan pragmatic model. 8

Humanistic model (soft

approach) menunjukkan bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif
ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut:
1. Openness (keterbukaan) maksudnya adalah bahwa komunikasi interpersonal
akan efektif apabila terdapat keinginan untuk membuka diri terhadap lawan
bicara kita, keinginan untuk bereaksi dengan jujur pada pesan yang
disampaikan oleh lawan bicara kita, keinginan untuk menghargai bahwa
perasaan dan pemikiran yang disampaikan selama proses komunikasi
berlangsung adalah kepunyaan kita sendiri (owning of feels and thought).
Dalam situasi seperti ini diantara pelaku komunikasi akan tercipta keterbukaan
perasaan dan pemikiran, serta masing-masing pihak bertanggungjawab atas apa
yang disampaikannya.
2. Empathy yaitu ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan
identitas diri sendiri. Melalui empathy kita bisa memahami baik secara emosi
maupun secara intelektual apa yang pernah dialami oleh orang lain. Empathy
harus diekspresikan sehingga lawan bicara kita mengetahui bahwa kita
berempathy padanya, sehingga bisa meningkatkan efektivitas komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3. Supportiveness (mendukung) maksudnya adalah komunikasi interpersonal
akan efektif apabila tercipta suasana yang mendukung. Nuansa dukungan akan
tercipta apabila proses komunikasi bersifat deskriptif dan tidak evaluative, serta
lebih fleksibel dan tidak kaku. Jadi dalam proses penyampaian pesan
gunakanlah kata-kata atau kalimat yang deskriptif dan tidak memberikan
penilaian, kemudian tunjukkan bahwa masing-masing pelaku komunikasi
bersedia mendengarkan pendapat lawan bicara dan bahkan mengubah pendapat
kalau memang diperlukan.
4. Positiveness (sikap positif) maksudnya adalah dalam komunikasi interpersonal
yang efektif para pelaku komunikasi harus menunjukkan sikap yang positif dan
menghargai keberadaan orang lain sebagai seseorang yang penting (stroking).
5. Equality (kesetaraan) maksudnya adalah penerimaan dan persetujuan terhadap
orang lain yang menjadi lawan bicara. Harus disadari bahwa semua orang
bernilai dan memiliki sesuatu yang penting yang bisa diberikan pada orang lain.
Kesetaraan dalam komunikasi interpersonal harus ditunjukan dalam proses
pergantian peran sebagai pembicara dan pendengar.
2.2.10. Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan
untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

perilaku

(usaha,

berkelanjutan),

dan

penyelesaian

atau

prestasi

yang

sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku
yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan
belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan
bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan
siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta
mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang
memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan,
membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi
belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan
yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari
bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada
apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang
menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan
strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.11. Aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh
Santrock (2007), yaitu:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang
lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh
insentif ekst

Dokumen yang terkait

Pengaruh komunikasi efektif orang Tua - anak dan orientasi tujuan terhadap motivasi belajar siswa UIN Jakarta

0 6 107

Pengaruh Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Smp N 2 Ngemplak.

0 2 26

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Kontribusi Komunikasi Interpersonal dan Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di SD Unggulan Daar El Dzikir Bulu Kabupaten Sukoha

0 2 20

“PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 11

PENGARUH METODE MIND MAPPING TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR IPA PADA SISWA FULL DAY SCHOOL Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Ketuntasan Belajar Ipa Pada Siswa Full Day School.

0 2 18

PENGARUH METODE MIND MAPPING TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR IPA PADA SISWA FULL DAY SCHOOL Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Ketuntasan Belajar Ipa Pada Siswa Full Day School.

0 1 22

Komunikasi interpersonal orang tua dengan anak remaja pecandu Narkoba di Surabaya.

0 1 96

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah artikel belajar nDa

0 0 3

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah

0 0 2

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP FULL DAY SCHOOL DI SURABAYA Proposal

0 1 21