Pengaruh Seduhan Teh Hitam (Camellia sinensis L) terhadap Waktu Reaksi Sederhana pada Pria Dewasa.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PENGARUH SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA PRIA DEWASA

Albert , 2015; Pembimbing I : Pinandojo D., Drs., dr, AIF Pembimbing II : Dr. Diana K Jasaputra dr., M.Kes.

Waktu reaksi sederhana merupakan suatu respon sadar terhadap suatu stimulus yang diberikan. Waktu reaksi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat memengaruhi aktifitas. Teh hitam (Camelia sinensis L) merupakan minuman kedua terbanyak yang dikonsumsi masyarakat. Teh hitam mengandung kafein dan theanin yang dapat merangsang SSP, sehingga memperpendek waktu reaksi

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh seduhan teh hitam terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa

Desain penelitian ini bersifat prospektif eksperimental quasi menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif dengan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang pria dewasa berusia 19-22 tahun

Data yang diukur adalah waktu reaksi untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru dengan alat kronoskop sebelum dan 30 menit setelah diberi seduhan teh hitam. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0.05 (penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada Juni 2015)

Rerata waktu reaksi sederhana warna merah, kuning, hijau, dan biru sebelum dan sesudah 30 menit diberi seduhan teh hitam selama adalah 0.195; 0.193; 0.182; 0.185 dan 0.081; 0.075; 0.077; 0.080 detik. Hasil tersebut menunjukan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01)

Simpulan seduhan teh hitam memperpendek waktu reaksi sederhana Kata kunci: teh hitam, waktu reaksi sederhana


(2)

ABSTRACT

EFFECT OF BLACK TEA (Camellia sinensis L.) TOWARDS SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MEN

Albert , 2015; Tutor 1 : Pinandojo D., Drs., dr, AIF Tutor 2 : Dr. Diana K Jasaputra dr., M.Kes.

Simple reaction time is a respond to a given stimulus. Reaction time is greatly needed in everyday life because it can affect daily activities. Black tea (Camelia sinensis L) is the second most consumed drink by the society. Black tea contains caffeine and theanine that can stimulate central nervous system, therefore, it can shortening the reaction time.

The objectives of this study was to determine the effect of black tea towards simple reaction time on adult men.

This study was a prospective quasi experimental research with complete randomized design, comparative pre-test and post-test design, performed on thirty adult men age nineteen to twenty-two.

Data measured was reaction time to red, yellow, green, and blue light on chronoscope contraption before and thirty minutes after given of black tea. Data was analyzed with paired t test with α = 0.05 with computer programme (this research was performed in Physiology Laboratory, Medical Faculty, Maranatha Christian University in June 2015).

Average reaction time for red, yellow, green, and blue before and after givenf black tea were 0.195; 0.193; 0.182; 0.185 and 0.081; 0.075; 0.077; 0.080 seconds and showed highly significant differences (p<0.01).

Conclusion of this study was black tea shortened simple reaction time. Keywords : black tea, simple reaction time


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 2

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian... 3

1.6Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi ... 5

2.1.1 Pengertian Waktu Reaksi ... ... 5

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 5


(4)

2.2 Proses Pengolahan Stimulus Cahaya menjadi Respon dalam Susunan Saraf

Manusia ... 15

2.3 Formatio Reticularis ... 17

2.4 Teh ... 18

2.4.1 Taksonomi Teh ... 19

2.4.2 Kandungan Kimia pada Teh ... 19

2.4.3 Manfaat Teh ... 22

2.4.4 Efek Samping Akibat Konsumsi Teh Berlebih ... 22

2.4.5 Pengaruh Seduhan Teh Hitam terhadap Waktu Reaksi Sederhana .. 23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat/Bahan dan Subjek Penelitian ... 24

3.1.1 Alat/Bahan Penelitian ... 24

3.1.2 Subjek Penelitian ... 24

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Desain Penelitian ... 24

3.2.2 Variabel Penelitian ... 25

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 25

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 25

3.3 Prosedur Kerja ... 26

3.3.1 Persiapan Subjek Penelitian ... 26

3.3.2 Prosedur Pembuatan Bahan ... 27

3.3.3 Cara Pemeriksaan ... 28

3.4 Metode Analisis ... 28

3.4.1 Hipotesis Statistik ... 28

3.4.2 Kriteria Uji ... 28


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 30

4.2 Pembahasan ... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 37

RIWAYAT HIDUP ... 45


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Pria Dewasa untuk Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Sebelum dan Sesudah Minum Seduhan teh Hitam selama 30 menit ... 30 Tabel 4.1.2 Hasil Uji Normalitas WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Pre dan Post Test Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Selama 30 Menit... 31 Tabel 4.1.3 Hasil Uji t Berpasangan dari Hasil WRS pada Pria Dewasa untuk Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru ... 32


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Intensitas Stimulus dengan Waktu Reaksi ... 6 Gambar 2.2 Hubungan Tingkat Kewaspadaan dengan Waktu Reaksi ... 6 Gambar 2.3 Jaras Opticus ... 16 Gambar 2.4 Area Eksitatori dan Area Inhibitori yang Mengatur Tingkat Aktivitas otak ... 18 Gambar 2.5 Teh ... 19


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Informed Concent ... 37

Lampiran 2 Form Data Hasil Penelitian ... 38

Lampiran 3 Data Hasil Penelitian ... 39

Lampiran 4 Data SPSS Penelitian ... 41

Lampiran 5 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 43

Lampiran 6 Dokumentasi ... 44


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Waktu reaksi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat memengaruhi aktivitas seseorang, setiap orang dituntut untuk melakukan pekerjaan yang cepat dan tepat. Waktu reaksi yang lambat yang terjadi karena menurunnya kewaspadaan berakibat produktivitas kerja berkurang, bahkan dapat menyebabkan kesalahan kerja. Sebaliknya waktu reaksi yang cepat terjadi karena meningkatnya kewaspadaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Waktu reaksi dapat terjadi karena ada rangsangan pada susunan saraf pusat

(SSP) (Woodworth, R.S., 1954). Obat perangsang SSP disebut

psikostimulanti, contohnya adalah derivat xantin yaitu kafein, teofilin, dan teobromin yang merupakan suatu alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan. Tumbuhan yang mengandung kafein antara lain coklat (Theobroma cacao), kopi (Coffea arabica), dan teh (Camellia sinensis) (Fulder, 2004; Sulistia G. Gunawan, 2007)

Daun dari tanaman teh (Camellia sinensis L.) dapat diolah menjadi produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai minuman kesehatan. Minuman ini telah dikenal sejak sekitar 5000 tahun yang lalu di negeri Tionghoa dan disukai oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, teh telah menjadi bagian yang menyatu dengan tradisi setempat (Noni Soraya, 2007).

Terdapat tiga macam teh yang dapat diolah, yaitu teh hijau, teh oolong, teh hitam. Pada proses pengolahannya hanya teh hijau tidak mengalami proses fermentasi, teh oolong sebagian mengalami fermentasi, dan teh hitam mengalami fermentasi penuh (Fulder S., 2004; Andi Nur A., 2006; Nomi S., 2007). Ketiga jenis teh ini semuanya mengandung alkaloid, yaitu kafein. Kafein tidak mengalami perubahan selama proses pengolahan teh, tetapi


(10)

kandungan kafein pada teh hitam lebih tinggi dibanding teh oolong dan teh hijau (Andi Nur A., 2006). Kandungan kafein yang terdapat dalam 150 mL teh hitam 40-70 mg, teh hijau 15-25 mg, sedangkan teh oolong 18-33 mg (Cabrera ,2006).

Berdasarkan pengetahuan mengenai kandungan teh hitam (Camellia sinensis L.) yang mengandung kafein dan pengetahuan mengenai waktu reaksi, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh seduhan teh hitam terhadap waktu reaksi sederhana pada laki-laki dewasa.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah seduhan teh hitam (Camellia sinensis L.) memperpendek waktu reaksi sederhana

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian untuk mengetahui pengaruh bahan minuman alami, khususnya teh hitam yang mengandung senyawa berefek menstimulasi sistem saraf pusat.

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh seduhan teh hitam (Camellia sinensis L.) terhadap WRS.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis untuk memperluas pengetahuan farmakologi tanaman obat, khususnya yang mengandung senyawa berefek stimulan SSP.

Manfaat praktis untuk memberikan informasi kepada masyarakat terutama para pekerja yang membutuhkan kewaspadaan yang tinggi dalam pekerjaannya agar meminum seduhan teh hitam (Camellia sinensis L.) sebelum bekerja .


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi dibagi menjadi dua yaitu Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk. Pengukuran waktu reaksi umumnya melibatkan rangsang cahaya dan jawaban motorik berupa penekanan tombol untuk menghentikan rangsang dan mencatat waktu (Woodworth and Schloberg, 1961; Kosinski, 2008).

Rangsang yang datang akan dihantarkan melalui serabut afferen menuju korteks serebri (traktus spinothalamicus), dari korteks serebri melalui serabut efferen, yaitu traktus piramidalis menuju batang otak dan akan melalui formatio reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi respon. Formatio reticularis merupakan pusat kewaspadaan, terdiri dari pusat eksitasi dan pusat inhibisi. Bila pusat eksitasi yang terangsang, maka kewaspadaan akan meningkat. Sebaliknya bila pusat inhibisi yang terangsang, maka kewaspadaan akan menurun (Guyton and Hall, 2006).

Teh salah satu kandungan bioaktifnya kafein dengan kadar 2-3%, sedangkan kadar kafein dalam 150 mL teh hitam adalah 40-70 mg. Kafein sebagai perangsang SSP mempunyai efek mempercepat waktu reaksi, meningkatkan kewaspadaan, menambah konsentrasi, dan mengurangi kelelahan (Undem, 2006). Kafein yang terdapat dalam teh akan mengaktivasi pusat eksitasi di formatio reticularis, maka kewaspadaan akan meningkat. Selain itu, kafein juga menstimulasi jantung dan sistem pernafasan. Akibatnya terjadi peningkatan suplai oksigen dan aliran darah ke otak yang pada akhirnya dapat menambah kewaspadaan dan meningkatkan konsentrasi, sehingga mempengaruhi waktu reaksi (Bruneton, 1999; www.holymtn.com/tea/caffeine.htm, 2008).

Kafein bekerja dengan cara menempati reseptor adenosin. Reseptor adenosin subtipe A1 dan A2a memegang peranan penting dalam efek kafein pada


(12)

otak (Daly, 2004; Howland, 2006; Lipton Institute of Tea, 2007). Pengikatan molekul adenosin pada reseptornya akan menyebabkan aktivitas sel saraf meningkat. Kafein mempunyai bentuk molekul yang mirip dengan adenosin, sehingga kafein yang terikat pada reseptor adenosin akan menyebabkan aktivitas sel saraf meningkat. Akibat peningkatan aktivitas sel saraf, kelenjar pituitari melepaskan hormon yang menginduksi kelenjar adrenalin untuk mengeluarkan hormon adrenalin. Efek hormon adrenalin pada tubuh menyebabkan peningkatan aktivitas otot, hepar bekerja lebih aktif untuk melepaskan gula ke aliran darah, yang menghasilkan energi tambahan, sehingga akan meningkatkan respon terhadap rangsang (Andi Nur A., 2006; Undem, 2006; Best, 2008).

Pengikatan adenosin pada reseptor A2a akan menurunkan afinitas dopamin pada D2 reseptor di membran striatal. Kafein yang menghambat adenosin dan berikatan dengan reseptor A2a akan menyebabkan dopamin dapat berikatan dengan reseptor D2. Akibatnya timbul efek dopaminergik, yaitu peningkatan kewaspadaan, kesadaran dan konsentrasi, sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek (Daly, 2004; Best, 2008; Chawla, 2009).

1.5.2 Hipotesis Penelitian


(13)

33 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Seduhan Teh Hitam ( Camellia Sinesis L ) memperpendek waktu reaksi sederhana pada Pria Dewasa.

5.2 Saran

 Dapat dilakukan penelitian menggunakan stimulus/rangsang yang berbeda.

 Dapat dilakukan penelitian yang membandingkan macam-macam teh (teh

hijau, teh hitam, teh oolong) terhadap waktu reaksi sederhana.

 Dapat dilakukan penelitian dengan mengganti golongan umur subjek penelitian

 Dapat dilakukan penelitian dengan mengubah bentuk sediaan dan dosis dari teh itu sendiri.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Nur Alamsyah. 2006. Taklukan penyakit dengan teh hijau. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 34-36, 46-58, 59-60.

Adam, J., F. Paas, M. Buekers, I. Wuyts, W. Spijkers and P. Wallmeyer. 1999. Gender differences in choice reaction time: evidence for differential strategies. Ergonomics 42: 327.

Brebner, J. T. 1980. Reaction time in personality theory. In A. T. Welford (Ed.), Reaction Times. Academic Press, New York, pp. 309-320.

Broadbent, D. E. 1971. Decision and Stress. Academic Press, London.

Cabrera, C., Artacho, R. & Gimenez, R., 2006. Beneficial Effects of Green Tea-A Review. Journal of the American College of Nutrition,, 25(2), pp. 79-99.

Garton, L., 2006. Black and Green Tea: How do they differ?. [Online] Available at: www.tea.co.uk

[Accessed July 2015].

Gutierrez, A., M. Gonzalez-Gross, M. Delgado, and M. J. Castillo. 2001. Three days fast in sportsmen decrease physical work capacity but not strength or perception-reaction time. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism 11(4): 420.

Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th edition ed. Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.

Harbowy, M. E. & Balentine, D. A., 1997. Tea Chemistry. Critical Reviews in Plant Sciences, pp. 415-480.

Houssay, 1955. Human Physiology. 2nd ed. s.l.:Mc Graw Hill Company. Inc.. Johanson, A. M. 1922. The influence of incentive and punishment upon reaction-time. Archives of Psychology, No. 54.

Kolsinski, R. J., 2012. [Online]

Available at: http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm [Accessed March 2015].

Lorist, M. M. and J. Snel. 1997. Caffeine effects on perceptual and motor processes. Electroencephalography and Clinical Neurophysiology 102(5): 401-414.


(15)

35 Universitas Kristen Maranatha Luce, R. D. 1986. Response Times: Their Role in Inferring Elementary Mental Organization. Oxford University Press, New York.

Medline Plus, 2012. Medline Plus. [Online]

Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/997.html [Accessed October 2015].

Miller, J. O. and K. Low. 2001. Motor processes in simple, go/no-go, and choice reaction time tasks: a psychophysiological analysis. Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance 27: 266.

Nobre, A. C., Rao, A. & Owen, G. N., 2008. L-theanine, a Natural Contituent in Tea, and Its Effect on Mental State. Asia Pac J Clinical Nutrition, pp. 167 - 168. Panayiotou, G. and S. R. Vrana. 2004. The role of self-focus, task difficulty, task self-relevance, and evaluation anxiety in reaction time performance. Motivation and Emotion 28(2): 171-196.

Philip, P., J. Taillard, P. Sagaspe, C. Valtat, M. Sanchez-Ortuno, N. Moore, A. Charles, and B. Bioulac. 2004. Age, performance, and sleep deprivation. Journal of Sleep Research 13(2): 105-110.

Rasmussen, W. & Rhinehart, R., 1999. Tea Basics: A Quick and Easy Guide. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Ratini, M., 2013. WebMD. [Online]

Available at: http://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/black-tea-uses-and-risks?page=2

[Accessed November 2015].

Schellack, G., 2012. Caffeine: the “good”, the “bad” and the “ugly”. Prof Nurs Today, Volume 2.

Schottelius, B. A., 1978. Textbook of Physiology. 18th ed. Japang: Mosby company..

Spiller, G. A., 1998. Caffeine. Boca Raton: CRC Press LLC.

Sternberg, S. 1969. Memory scanning: Mental processes revealed by reaction time experiments. American Scientist 57: 421-457.

Takahashi, M., A. Nakata, T. Haratani, Y. Ogawa, and H. Arito. 2004. Post-lunch nap as a worksite intervention to promote alertness on the job. Ergonomics 47(9) 1003-1013.


(16)

Thorne Research, Inc., 2005. L-Theanine. Alternative Medicine Review, pp. 136-138.

USDA, 2013. USDA : Classification. [Online] Available at:

http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=COCA3 9

[Accessed August 2015].

Wibowo, D., 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia publishing

Woodworth, R. S. and H. Schlosberg. 1954. Experimental Psychology. Henry Holt, New York.


(1)

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi dibagi menjadi dua yaitu Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk. Pengukuran waktu reaksi umumnya melibatkan rangsang cahaya dan jawaban motorik berupa penekanan tombol untuk menghentikan rangsang dan mencatat waktu (Woodworth and Schloberg, 1961; Kosinski, 2008).

Rangsang yang datang akan dihantarkan melalui serabut afferen menuju korteks serebri (traktus spinothalamicus), dari korteks serebri melalui serabut efferen, yaitu traktus piramidalis menuju batang otak dan akan melalui formatio reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi respon. Formatio reticularis merupakan pusat kewaspadaan, terdiri dari pusat eksitasi dan pusat inhibisi. Bila pusat eksitasi yang terangsang, maka kewaspadaan akan meningkat. Sebaliknya bila pusat inhibisi yang terangsang, maka kewaspadaan akan menurun (Guyton and Hall, 2006).

Teh salah satu kandungan bioaktifnya kafein dengan kadar 2-3%, sedangkan kadar kafein dalam 150 mL teh hitam adalah 40-70 mg. Kafein sebagai perangsang SSP mempunyai efek mempercepat waktu reaksi, meningkatkan kewaspadaan, menambah konsentrasi, dan mengurangi kelelahan (Undem, 2006). Kafein yang terdapat dalam teh akan mengaktivasi pusat eksitasi di formatio reticularis, maka kewaspadaan akan meningkat. Selain itu, kafein juga menstimulasi jantung dan sistem pernafasan. Akibatnya terjadi peningkatan suplai oksigen dan aliran darah ke otak yang pada akhirnya dapat menambah kewaspadaan dan meningkatkan konsentrasi, sehingga mempengaruhi waktu reaksi (Bruneton, 1999; www.holymtn.com/tea/caffeine.htm, 2008).


(2)

otak (Daly, 2004; Howland, 2006; Lipton Institute of Tea, 2007). Pengikatan molekul adenosin pada reseptornya akan menyebabkan aktivitas sel saraf meningkat. Kafein mempunyai bentuk molekul yang mirip dengan adenosin, sehingga kafein yang terikat pada reseptor adenosin akan menyebabkan aktivitas sel saraf meningkat. Akibat peningkatan aktivitas sel saraf, kelenjar pituitari melepaskan hormon yang menginduksi kelenjar adrenalin untuk mengeluarkan hormon adrenalin. Efek hormon adrenalin pada tubuh menyebabkan peningkatan aktivitas otot, hepar bekerja lebih aktif untuk melepaskan gula ke aliran darah, yang menghasilkan energi tambahan, sehingga akan meningkatkan respon terhadap rangsang (Andi Nur A., 2006; Undem, 2006; Best, 2008).

Pengikatan adenosin pada reseptor A2a akan menurunkan afinitas dopamin pada D2 reseptor di membran striatal. Kafein yang menghambat adenosin dan berikatan dengan reseptor A2a akan menyebabkan dopamin dapat berikatan dengan reseptor D2. Akibatnya timbul efek dopaminergik, yaitu peningkatan kewaspadaan, kesadaran dan konsentrasi, sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek (Daly, 2004; Best, 2008; Chawla, 2009).

1.5.2 Hipotesis Penelitian


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Seduhan Teh Hitam ( Camellia Sinesis L ) memperpendek waktu reaksi sederhana pada Pria Dewasa.

5.2 Saran

 Dapat dilakukan penelitian menggunakan stimulus/rangsang yang berbeda.  Dapat dilakukan penelitian yang membandingkan macam-macam teh (teh

hijau, teh hitam, teh oolong) terhadap waktu reaksi sederhana.

 Dapat dilakukan penelitian dengan mengganti golongan umur subjek penelitian

 Dapat dilakukan penelitian dengan mengubah bentuk sediaan dan dosis dari teh itu sendiri.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Nur Alamsyah. 2006. Taklukan penyakit dengan teh hijau. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 34-36, 46-58, 59-60.

Adam, J., F. Paas, M. Buekers, I. Wuyts, W. Spijkers and P. Wallmeyer. 1999. Gender differences in choice reaction time: evidence for differential strategies. Ergonomics 42: 327.

Brebner, J. T. 1980. Reaction time in personality theory. In A. T. Welford (Ed.), Reaction Times. Academic Press, New York, pp. 309-320.

Broadbent, D. E. 1971. Decision and Stress. Academic Press, London.

Cabrera, C., Artacho, R. & Gimenez, R., 2006. Beneficial Effects of Green Tea-A Review. Journal of the American College of Nutrition,, 25(2), pp. 79-99.

Garton, L., 2006. Black and Green Tea: How do they differ?. [Online] Available at: www.tea.co.uk

[Accessed July 2015].

Gutierrez, A., M. Gonzalez-Gross, M. Delgado, and M. J. Castillo. 2001. Three days fast in sportsmen decrease physical work capacity but not strength or perception-reaction time. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism 11(4): 420.

Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th edition ed. Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.

Harbowy, M. E. & Balentine, D. A., 1997. Tea Chemistry. Critical Reviews in Plant Sciences, pp. 415-480.

Houssay, 1955. Human Physiology. 2nd ed. s.l.:Mc Graw Hill Company. Inc.. Johanson, A. M. 1922. The influence of incentive and punishment upon reaction-time. Archives of Psychology, No. 54.

Kolsinski, R. J., 2012. [Online]

Available at: http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm [Accessed March 2015].

Lorist, M. M. and J. Snel. 1997. Caffeine effects on perceptual and motor processes. Electroencephalography and Clinical Neurophysiology 102(5): 401-414.


(5)

Luce, R. D. 1986. Response Times: Their Role in Inferring Elementary Mental Organization. Oxford University Press, New York.

Medline Plus, 2012. Medline Plus. [Online]

Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/997.html [Accessed October 2015].

Miller, J. O. and K. Low. 2001. Motor processes in simple, go/no-go, and choice reaction time tasks: a psychophysiological analysis. Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance 27: 266.

Nobre, A. C., Rao, A. & Owen, G. N., 2008. L-theanine, a Natural Contituent in Tea, and Its Effect on Mental State. Asia Pac J Clinical Nutrition, pp. 167 - 168. Panayiotou, G. and S. R. Vrana. 2004. The role of self-focus, task difficulty, task self-relevance, and evaluation anxiety in reaction time performance. Motivation and Emotion 28(2): 171-196.

Philip, P., J. Taillard, P. Sagaspe, C. Valtat, M. Sanchez-Ortuno, N. Moore, A. Charles, and B. Bioulac. 2004. Age, performance, and sleep deprivation. Journal of Sleep Research 13(2): 105-110.

Rasmussen, W. & Rhinehart, R., 1999. Tea Basics: A Quick and Easy Guide. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Ratini, M., 2013. WebMD. [Online]

Available at: http://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/black-tea-uses-and-risks?page=2

[Accessed November 2015].

Schellack, G., 2012. Caffeine: the “good”, the “bad” and the “ugly”. Prof Nurs Today, Volume 2.

Schottelius, B. A., 1978. Textbook of Physiology. 18th ed. Japang: Mosby company..

Spiller, G. A., 1998. Caffeine. Boca Raton: CRC Press LLC.

Sternberg, S. 1969. Memory scanning: Mental processes revealed by reaction time experiments. American Scientist 57: 421-457.

Takahashi, M., A. Nakata, T. Haratani, Y. Ogawa, and H. Arito. 2004. Post-lunch nap as a worksite intervention to promote alertness on the job. Ergonomics 47(9) 1003-1013.


(6)

Thorne Research, Inc., 2005. L-Theanine. Alternative Medicine Review, pp. 136-138.

USDA, 2013. USDA : Classification. [Online] Available at:

http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=COCA3 9

[Accessed August 2015].

Wibowo, D., 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia publishing

Woodworth, R. S. and H. Schlosberg. 1954. Experimental Psychology. Henry Holt, New York.