Pengaruh Seduhan Teh Pu-Erh (Camellia sinensis L.) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana Laki-Laki Dewasa.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PENGARUH SEDUHAN TEH PU-ERH (Camellia sinensis .L) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI-LAKI DEWASA

Adam Destra , 2014, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II: Dra.Endang Evacuasiany, Apt., MS., AFK

Masyarakat senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Reaksi ini menjadi penting apabila dihadapkan dengan berbagai keadaan yang memerlukan tindakan yang tepat dan cepat. Teh disini jenisnya adalah teh Pu-Erh. Teh Pu-Erh memiliki kandungan kafein yang bersifat psikostimulan yang dapat merangsang pusat eksitasi di formatio reticularis yang meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi sehingga dapat mempersingkat waktu reaksi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh meminum seduhan teh Pu-Erh terhadap waktu reaksi laki-laki dewasa.

Metode penelitian ini bersifat eksperimental semu, dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan pada 30 laki-laki dewasa berusia 18-25 tahun. Data yang diukur adalah waktu reaksi dengan menggunakan kronoskopi yang dilengkapi dengan stopwatch sebelum dan 30 menit sesudah minum 220 ml seduhan teh Pu-Erh. Analisis data menggunakan uji t-berpasangan dengan = 0,05. Data yang tidak berdistribusi normal dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian didapatkan sebelum dan setelah meminum seduhan teh Pu-Erh dengan perbedaan yang sangat signifikan (p < 0,01).

Simpulan dari penelitian ini adalah teh Pu-Erh meningkatkan waktu reaksi pada laki-laki dewasa.


(2)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACK

THE EFFECT OF PU-ERH (Camellia sinensis .L) TEA BREWED TOWARDS SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MALE

Adam Destra, 2014 1st Co-Investigator Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. 2nd Co-Investigator Dra.Endang Evacuasiany, Apt., MS., AFK

Tehre is always interaction between human and its environmentReaction is an important thing especially in a condition which need an appropriate and fast action. One of herbs that used to increasing the reaction time was Erh tea. Pu-Erh tea contain a caffein, which has a psychostimulan effect that stimulating an excitation control in formatio reticularis that increasing an alertness and concentration effect.

The aim of this research is to determine the effect of Pu-Erh tea brewed towards simple reaction time in adult male.

Research methods is quasi experimental design which using a pre test and post test model. This research has been done in 30 adult male, aged 18-25 years old. The measured data is reaction time that counted with kronoskopi equipped by stopwatch before and 30 minutes after drinks 220 mL Pu-Erh tea infused. Statistic analysis uses t dependent test ( = 0,05).

The result of this research is statistic analysis shows a highly significant differences between pretest and posttest (p < 0,01).

The conclution is Pu-Erh tea brewed increasing the simple reaction time in adult male.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi ... 5

2.1.1 Waktu Reaksi ... 5

2.1.2 Pengertian Waktu Reaksi ... 5


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Rangkain Saraf untuk Mengolah Informasi ... 11

2.2 Stimulus ... 11

2.2.1 Proses Pengolahan Stimulus Cahaya Menjadi Respon Dalam Susunan Saraf Manusia ... 11

2.2.2 Indera Peraba ... 12

2.2.3 Fisiologi Pendengaran ... 14

2.3 Teh... 16

2.3.1 Taksonomi ... 16

2.3.2 Jenis-jenis Teh ... 16

2.3.3 Manfaat Teh ... 18

2.4 Kafein ... 19

2.4.1 Sintesis Kafein ... 19

2.4.2 Absorbsi, Distribusi, dan Farmakokinetik Kafein ... 20

2.4.3 Mekanisme Efek Kafein ... 20

2..5 Teh Pu-Erh ... 21

2.5.1 Definisi teh Pu-Erh dan Sejarah teh Pu-Erh ... 21

2.5.2 Jenis produk teh Pu-Erh dan hubungan mereka ... 21

2.5.3 Proses Pembuatan Teh Pu-Erh ... 22

2.5.4 Manfaat Teh Pu-Erh ... 26

2.5.5 Kandungan Kimia Teh Pu-Erh ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Subjek Penelitian ... 28

3.1.1. Alat dan Bahan yang Digunakan... 28

3.1.2 Subjek Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian... 29

3.2.1 Desain Penelitian ... 29

3.2.2 Variabel Penelitian ... 29

3.2.2.1 Definisi Konsepsional ... 29

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 30


(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.5 Metode Analisis ... 32

3.2.5.1 Hipotesis Statistik... 32

3.2.5.2 Kriteria Uji ... 32

3.2.6 Aspek Etik Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Pembahasan ... 36

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 36

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 41


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Pada Laki-Laki Dewasa Untuk


(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Fisiologi Pendengaran ... 5

Gambar 2.2 Struktur kimia kafein ... 11

Gambar 2.3 Nukleus accumbens ... 18

Gambar 2.4 Proses pengolahan menjadi teh Pu-Erh ... 20

Gambar 2.5 Arus diagram dari proses manufaktur modern teh Pu-Erh ... 25

Gambar 4.1 Selisih Waktu Reaksi Sederhana sebelum dan setelah meminum seduhan teh Pu-Erh ... 35


(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Data Waktu Reaksi ... 41

Lampiran 2 Data Waktu Reaksi ... 42

Lampiran 3 Uji T-Test berpasangan ... 43

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian ... 44

Lampiran 5 Informed Consent ... 45

Lampiran 6 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 46


(9)

Universitas Kristen Maranatha

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Masyarakat senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat berupa aksi dan reaksi. Aksi adalah suatu keadaan di mana seseorang memulai suatu interaksi, sedangkan reaksi adalah suatu keadaan di mana seseorang menjawab suatu rangsang yang bersifat disadari dan terkendali. Reaksi ini menjadi penting apabila kita dihadapkan dengan berbagai keadaan yang memerlukan tindakan yang tepat dan cepat.

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, latihan, kecerdasan, penyakit, dan obat-obat perangsang sistem saraf pusat (Kosinski, 2008).

Teh merupakan minuman yang paling popular di masyarakat. Sesudah air, teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi manusia dalam jumlah kira-kira 120 ml perkapita perhari (Jansen Silalahi, 2002). Teh merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyakdikomsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan tehmempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyaikhasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah kegemukkan, kanker dan kolesterol.Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada saat sekarang inibanyak sekali kita temui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagaimacam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dalamkemasan botol yang mana kesemuanya dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk mengkonsumsinya secara praktis.

Teh telah terbukti memiliki kandungan zat yang berpengaruh pada tubuh, antara lain : catechin, vitamin B, kalium, asam askorbat, asam glutamat, asam


(10)

Universitas Kristen Maranatha

2

aspartat, theanin dan juga kafein. Kafein adalah salah satu golongan xanthine yang berfungsi sebagai central nervous sysytem (CNS) stimulan. Terdapat penelitian tentang sebagaimana cepat kafein menghasilkan efek psikologis. Konsumen menganggap efek subjektif yang menguntungkan dapat timbul dari teh segera setelah mengkonsumsinya (Stanley dan Scholsberg 1953; Quinlan et al, 2000). Persepsi dapat terjadi akibat efek langsung dari rasa minuman , dari efek farmakologis kafein, atau kombinasi dari keduanya. Kafein telah terbukti meningkatkan kewaspadaan dan mempersingkat waktu reaksi (e.g. Robelin and Rogers, 1998; Smit and Rogers, 2000).

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah ini adalah apakah seduhan teh Pu-Erh mempersingkat waktu reaksi sederhana pada Laki-laki dewasa.

1.3. Maksud dan Tujuan penelitian

 Maksud dan Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh teh Pu-Erh terhadap waktu reaksi pada laki-laki dewasa dan menilai pengaruh meminum seduhan teh Pu-Erh terhadap waktu reaksi Laki-laki dewasa

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

Diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang tanaman obat yaitu teh Pu-Erh ( Camellia sinensis L.) dalam pengaruhnya pada waktu reaksi.


(11)

Universitas Kristen Maranatha

3

Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan teh Pu-Erh sebagai minuman yang dapat mempengaruhi waktu reaksi saat melakukan aktivitas.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin , latihan, kecerdasan, penyakit, dan obat-obat perangsang sistem saraf pusat (Kosinski, 2008). Terdapat 2 macam waktu reaksi, yaitu : Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk (WRM). Pada waktu reaksi sederhana, pemeriksaan dilakukan dengan memberikan satu jenis stimulus. Sedangkan pada waktu reaksi majemuk, stimulus yang diberikan lebih dari satu sehingga terjadi proses membedakan dan memilih terlebih dahulu sebelum memberikan respon.

Terjadinya respon yang disadari terhadap suatu rangsangan atau stimulus yang datang memerlukan proses sebagai berikut :

Stimulus yang datang akan diterima oleh reseptor yang kemudian akan dihantarkan melalui serabut afferen atau sensoris menuju ke korteks cerebri

area Broadman 17, 18 dan 19 dan di sini terjadi pengolahan. Dari korteks

cerebri melalui serabut efferen atau motoris, yaitu traktus piramidalis, menuju batang otak dan akan melalui formatio reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi respon. Formatio reticularis merupakan pusat kewaspadaan dimana terdapat pusat eksitasi dan pusat inhibisi. Aktivasi pada pusat eksitasi akan meningkatkan kewaspadaan. Sebaliknya aktivasi pada pusat inhibisi akan menurunkan kewaspadaan (Guyton and Hall, 2006). Peningkatan kewaspadaan ini akan meningkatkan konsentrasi yang kemudian


(12)

Universitas Kristen Maranatha

4

akan meningkatkan waktu reaksi pula. Kandungan kafein yang terdapat dalam teh Pu-Erh akan mengaktivasi pusat eksitasi di formatio reticularis dengan cara berikatan dengan reseptor adenosin pada permukaan sel tanpa mengaktifkannya (antagonis). Berkurangnya aktivitas adenosin menyebabkan peningkatan aktivitas neurotransmitter dopamin. Hal ini yang mendasari efek stimulan kafein sehingga kewaspadaan akan meningkat. Selain itu, kafein juga menstimulasi cardiac dan sistem respirasi sehingga sebagai akibatnya akan terjadi peningkatan suplai oksigen dan aliran darah ke otak.

Peningkatan suplai oksigen dan aliran darah ke otak akan mengakibatkan meningkatnya kecepatan kerja dari otak. Dengan demikian, hal tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan dan daya konsentrasi seseorang yang kemudian akan mempengaruhi waktu reaksi (mempersingkat waktu reaksi).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Seduhan teh Pu-Erh (Camellia sinensis L.) mempersingkat waktu reaksi sederhana.


(13)

Universitas Kristen Maranatha

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Teh Pu-Erh mempersingkat waktu reaksi pada Laki-laki dewasa

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya perlu dibandingkan pengaruh waktu reaksi pada jenis teh Pu-Erh dan jenis teh lainnya dan pengaruhnya terhadap subjek penelitian yang berbeda serta metode yang berbeda, selain pada laki-laki dewasa.


(14)

Univeristas Kristen Maranatha

47

RIWAYAT HIDUP

Nama : Adam Destra Kenan Sandan

Tempat, Tanggal Lahir : Kuala kapuas, 17 April 1993

Alamat : Jl.Tirta Nirwana no.48 Resor Dago Pakar Bandung

Email : adamdestraa@gmail.com

Agama : Kristen Protestan

Riwayat Kehidupan :

 Tahun 1997 -1999 : TKK Kemala Bhayangkari, Selayar  Tahun 1999 - 2005 : SD Kebon Baru 5, Cirebon

 Tahun 2005 - 2008 : SMPK 1 BPK Penabur, Cirebon  Tahun 2008-2009 : SMA Katolik Don Bosco, Bitung  Tahun 2009 – 2011 : SMAK 1 BPK Penabur, Cirebon

 Tahun 2011 - Sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(15)

Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH SEDUHAN TEH PU-ERH (Camellia sinensis .L) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI-LAKI DEWASA

THE EFFECT OF PU-ERH (Camellia sinensis .L) TEA BREWED TOWARDS SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MALE

Pinandojo Djojosoewarno1,Endang Evacuasiany2,Adam Destra Kenan Sandan3

1Bagian Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

2Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat berupa aksi dan reaksi. Aksi adalah suatu keadaan di mana seseorang memulai suatu interaksi, sedangkan reaksi adalah suatu keadaan di mana seseorang menjawab suatu rangsang yang bersifat disadari dan terkendali. Reaksi ini menjadi penting apabila dihadapkan dengan berbagai keadaan yang memerlukan tindakan yang tepat dan cepat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh meminum seduhan teh Pu-Erh terhadap waktu reaksi laki-laki dewasa.

Metode penelitian ini bersifat eksperimental semu, dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-pre-test, dilakukan pada 30 laki-laki dewasa berusia 18-25 tahun. Data yang diukur adalah waktu reaksi dengan menggunakan kronoskopi yang dilengkapi dengan stopwatch sebelum dan 30 menit sesudah minum 220 ml seduhan teh Pu-Erh. Analisis data menggunakan uji t-berpasangan dengan = 0,05. Data yang tidak berdistribusi normal dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian didapatkan sebelum dan setelah meminum seduhan teh Pu-Erh dengan perbedaan yang sangat signifikan (p < 0,01).

Simpulan dari penelitian ini adalah teh Pu-Erh meningkatkan waktu reaksi pada laki-laki dewasa.

Kata kunci : teh Pu-Erh, waktu reaksi, waktu reaksi sederhana, laki-laki dewasa ABSTRACT

Thre is always interaction between human and its environment. This interaction consist of action and reaction. Action will caused an interaction, and reaction is a condition that respond of the stimuly in control and consiously. Reaction is an important thing especially in a condition which need an appropriate and fast action.

The aim of this research is to determine the effect of Pu-Erh tea brewed towards simple reaction time in adult male.

Research methods is quasi experimental design which using a pre test and post test model. This research has been done in 30 adult male, aged 18-25 years old. The measured data is reaction time that counted with kronoskopi equipped by stopwatch before and 30 minutes after drinks 220 mL Pu-Erh tea infused. Statistic analysis uses t dependent test ( = 0,05).


(16)

Universitas Kristen Maranatha The result of this research is statistic analysis shows a highly significant differences between pretest and posttest (p < 0,01).

The conclution is Pu-Erh tea brewed increasing the simple reaction time in adult male. Keywords : Pu-Erh tea, reaction time, simple reaction time, adult male

LATAR BELAKANG

Manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat berupa aksi dan reaksi. Aksi adalah suatu keadaan di mana seseorang memulai suatu interaksi, sedangkan reaksi adalah suatu keadaan di mana seseorang menjawab suatu rangsang yang bersifat disadari dan terkendali. Reaksi ini menjadi penting apabila kita dihadapkan dengan berbagai keadaan yang memerlukan tindakan yang tepat dan cepat.

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan9. Waktu reaksi dapat

dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, latihan, kecerdasan, penyakit, dan obat-obat perangsang sistem saraf pusat11.

Teh merupakan minuman yang paling popular di masyarakat. Sesudah air, teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi manusia dalam jumlah kira-kira 120 ml perkapita perhari19. Teh

merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyai khasiat bagi

kesehatan diantaranya mencegah

kegemukkan, kanker dan kolesterol. Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada saat sekarang inibanyak sekali kita temui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagai macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dalam kemasan botol yang mana

kesemuanya dapat memberikan

kemudahan bagi kita untuk

mengkonsumsinya secara praktis.

Teh telah terbukti memiliki

kandungan zat yang berpengaruh pada tubuh, antara lain : catechin, vitamin B, kalium, asam askorbat, asam glutamat, asam aspartat, theanin dan juga kafein. Kafein adalah salah satu golongan xanthine yang berfungsi sebagai central nervous sysytem (CNS) stimulan. Terdapat penelitian tentang sebagaimana cepat kafein menghasilkan efek psikologis. Konsumen menganggap efek subjektif yang menguntungkan dapat timbul dari teh segera setelah mengkonsumsinya14,21.

Persepsi dapat terjadi akibat efek langsung dari rasa minuman , dari efek farmakologis kafein, atau kombinasi dari

keduanya. Kafein telah terbukti

meningkatkan kewaspadaan dan

mempersingkat waktu reaksi15,20.

BAHAN DAN CARA

Bahan yang digunakan untuk

penelitian ini adalah teh Pu-Erh (Camelia sinensis L.), air matang suhu 100 C. Subjek penelitian adalah 30 orang laki-laki berusia 18-25 tahun yang sehat jasmani secara sukarela dan tidak menderita penyakit kardiovaskular, serta tidak mengkonsumsi obat-obatan maupun makanan/minuman yang merangsang SSP.

Sebelum melakukan penelitian subjek penelitian diistirahatkan selama 10 menit. Lalu dilakukan pre-test yang tercatat 5x waktu reaksi untuk setiap rangsang dan dilanjutkan dengan memberikan seduhan teh Pu-Erh. Setelah 30 menit subjek penelitian melakukan post-test yang


(17)

Universitas Kristen Maranatha tercatat 5x waktu reaksi untuk setiap

rangsang. ANALISIS DATA

Analisis data menggunakan uji

t-berpasangan dengan α = 0,05. Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah meminum seduhan teh Pu-Erh (Camellia sinensis L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian sebelum dan sesudah

perlakuan diuraikan pada lampiran 1. Untuk menganalisis data dilakukan uji t berpasangan yang diuraikan pada tabel 4.1. Berikut adalah tabel 4.1 yang menguraikan rerata waktu reaksi, persentase penurunan waktu reaksi, thitung serta nilai p pada penelitian.

Keterangan

WRS : Waktu Reaksi Sederhana

C. : Cahaya

N. : Nada

T. : Taktil

n : Jumlah subjek penelitian

% : Persentase penurunan

* : Signifikan (p < 0,05)

** : Sangat signifikan (p < 0,01)

Hasil rerata WRS yang diamati sesudah

meminum seduhan teh Pu-Erh

menunjukkan hasil lebih singkat daripada WRS sebelum meminum seduhan teh Pu-Erh. Hasil ini tampak untuk semua

stimulus warna, suara, dan taktil yang diujikan seperti terlihat pada tabel.

Hasil uji t berpasangan untuk semua rangsang yang diberikan, untuk semua t hitung nilainya lebih besar dari t tabel

pada α=0,01. Selain itu, pada masing -masing rangsang juga didapatkan nilai p=0,000. Maka hasil ini menunjukkan makin singkatnya waktu reaksi yang sangat signifikan, dengan persentase penurunan antara pre-test dan post-test yaitu untuk warna merah sebesar 49,66%, warna kuning 47,44%, warna hijau 47,46%, warna biru 47,37%, suara nada tinggi 57,97%, nada rendah 56,11%, taktil tajam 59,04%, serta taktil tumpul 55,55% dengan masing - masing nilai p<0,01.

Hasil percobaan ini disebabkan karena adanya zat aktif kafein pada teh Pu-Erh yang dapat memicu pusat eksitasi pada formatio reticularis sehinga dapat meningkatkan tingkat kepekaan dan kewaspadaan seseorang (ARAS), yang merupakan salah satu faktor penting dalam waktu reaksi seseorang sehingga dapat mempersingkat waktu reaksi.

Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Pada Laki-laki Dewasa Untuk Stimulus Cahaya, Suara, dan Taktil

Stimulus n WRS (detik) (%) thitung p

Sebelum Sesudah

C. Merah 30 0,2611 0,1315 49,66 7,282 ,000**

C. Kuning 30 0,2514 0,1321 47,44 6,192 ,000**

C. Hijau 30 0,2502 0,1315 47,46 6,683 ,000**

C. Biru 30 0,2263 0,1191 47,37 8,660 ,000**

N. Tinggi 30 0,2643 0,1111 57,97 8,340 ,000**

N.Rendah 30 0,2614 0,1147 56,11 11,249 ,000**

T. Tajam 30 0,2338 0,0958 59,04 9,007 ,000**


(18)

Universitas Kristen Maranatha SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah seduhan teh Pu-Erh (Camellia sinensis L.) mempersingkat waktu reaksi sederhana. DAFTAR PUSTAKA

1. Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and. (n.d.). 2. Durlach, P. J., Edmunds, R., Howard,

L., & Tipper, S. P. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated Beverages on Two Choice Reaction Time Tasks, 433-442.

3. Fredholm, B. B., Battig, K., Holmen, J., Nehlig, A., & Zvartau, E. E. (1999). Actions of Caffeine in the Brain with Special Reference to Factors That Contribute to its Widespread Use. Pharmacological Reviews, 51.

4. Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Jakarta: EGC.

5. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th ed.). Canada: Elsevier.

6. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Medical Physiology (3rd ed.). New york, Canada: Elsevier.

7. Hai-peng, Ying-zun, Z., & Yue-rong, L. (2013). Food Research International. Processing and chemical constituents of Pu-Erh tea : A review, 53, 608-618. 8. Hindmarch, I., Quinlan , P. T., Moore,

K. L., & Parkin, C. (1998). The effects of black tea and other beverages on aspects of cognition and psychomotor performance. Psychoppharmacology, 230-238.

9. Houssay. (1955). Human Physiology

(2nd ed.). USA: McGraw Hill

Company.

10.Keith, D. (1989). Human Resources and Personel Management. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

11.Kosinski, R. J. (2008). A Literature Review of Reaction Time.

12.Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review of Reaction Time.

13.Paula J.Durlach, E. .. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated Beverages on Two Choice Reaction Time Tasks, 433-442. 14.Quinlan, P. T., Lane, J., Moore, K. L.,

Aspen, J., Rycroft, J. A., & O'Brian, D. C. (2000). "Theacute psychological and mood effects of tea and coffee : the role of caffeine level". Pharmacology Biochemistry, 19-28.

15.Robelin, M., & Rogers, P. J. (1998). "Mood and psychomotor performance effec ts of the first,but not of subsequent cup-of coffee equivalent doses of caffeine consumed after overnight caffeine abstinence". In Behavioural Pharmachology (9th ed., pp. 611-618).

16.Sharangi, A. B., Wasim Siddiqui, M. D., & Davila Avina, J. E. (2014). Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and Therapeutic Potentialities. Journal of Tea Science Research, 4, 1-16.

17.Sherwood, L. (2010). Human

Physiology : From Cells to Systems (7 ed.). Canada: Yolanda Cossio.

18.Sherwood, L. (2013). Human

Physiology From Cells To System (8th ed.). Toronto: Cengage.

19.Silalahi, J. (2002). Senyawa polifenol sebagai komponen aktif yang berkhasiat dalam teh. Indonesia: Majalah Kedokteran Indonesia.

20.Smit, H. J., & Rogers, P. J. (2000). "Effects of low doses of caffeine on cognitive performance,mood and thirst in low and higher caffeine consumers". In Psychopharmachology (pp. 167-173).

21.Stanley, W. C., & Scholsberg, H. (1953). "The psychological effects of tea". Journal of Psychology, 435-448. 22.Tortora , G. J., & Derrickson, B. (2012).

Principles of Anatomy and Physiology (13 ed.). USA: John Wiley & Sons.


(19)

(20)

Universitas Kristen Maranatha

39

DAFTAR PUSTAKA

Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and. (n.d.).

Durlach, P. J., Edmunds, R., Howard, L., & Tipper, S. P. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated Beverages on Two Choice Reaction

Time Tasks, 433-442.

Fredholm, B. B., Battig, K., Holmen, J., Nehlig, A., & Zvartau, E. E. (1999). Actions of Caffeine in the Brain with Special Reference to Factors That Contribute to its Widespread Use. Pharmacological Reviews, 51.

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th ed.). Canada: Elsevier.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Medical Physiology (3rd ed.). New york, Canada: Elsevier.

Hai-peng, Ying-zun, Z., & Yue-rong, L. (2013). Food Research International. Processing

and chemical constituents of Pu-Erh tea : A review, 53, 608-618.

Hindmarch, I., Quinlan , P. T., Moore, K. L., & Parkin, C. (1998). The effects of black tea and other beverages on aspects of cognition and psychomotor performance.

Psychoppharmacology, 230-238.

Houssay. (1955). Human Physiology (2nd ed.). USA: McGraw Hill Company.

Keith, D. (1989). Human Resources and Personel Management. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

Kosinski, R. J. (2008). A Literature Review of Reaction Time.

Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review of Reaction Time.

Paula J.Durlach, E. .. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated

Beverages on Two Choice Reaction Time Tasks, 433-442.

Quinlan, P. T., Lane, J., Moore, K. L., Aspen, J., Rycroft, J. A., & O'Brian, D. C. (2000). "Theacute psychological and mood effects of tea and coffee : the role of caffeine level". Pharmacology Biochemistry, 19-28.

Robelin, M., & Rogers, P. J. (1998). "Mood and psychomotor performance effec ts of the first,but not of subsequent cup-of coffee equivalent doses of caffeine consumed after overnight caffeine abstinence". In Behavioural Pharmachology (9th ed., pp. 611-618).

Sharangi, A. B., Wasim Siddiqui, M. D., & Davila Avina, J. E. (2014). Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and Therapeutic Potentialities.


(21)

Universitas Kristen Maranatha

40

Sherwood, L. (2010). Human Physiology : From Cells to Systems (7 ed.). Canada: Yolanda Cossio.

Sherwood, L. (2013). Human Physiology From Cells To System (8th ed.). Toronto: Cengage.

Silalahi, J. (2002). Senyawa polifenol sebagai komponen aktif yang berkhasiat dalam teh. Indonesia: Majalah Kedokteran Indonesia.

Smit, H. J., & Rogers, P. J. (2000). "Effects of low doses of caffeine on cognitive performance,mood and thirst in low and higher caffeine consumers". In

Psychopharmachology (pp. 167-173).

Stanley, W. C., & Scholsberg, H. (1953). "The psychological effects of tea". Journal of

Psychology, 435-448.

Tortora , G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and Physiology (13 ed.). USA: John Wiley & Sons.


(1)

The result of this research is statistic analysis shows a highly significant differences between pretest and posttest (p < 0,01).

The conclution is Pu-Erh tea brewed increasing the simple reaction time in adult male. Keywords : Pu-Erh tea, reaction time, simple reaction time, adult male

LATAR BELAKANG

Manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat berupa aksi dan reaksi. Aksi adalah suatu keadaan di mana seseorang memulai suatu interaksi, sedangkan reaksi adalah suatu keadaan di mana seseorang menjawab suatu rangsang yang bersifat disadari dan terkendali. Reaksi ini menjadi penting apabila kita dihadapkan dengan berbagai keadaan yang memerlukan tindakan yang tepat dan cepat.

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan9. Waktu reaksi dapat

dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, latihan, kecerdasan, penyakit, dan obat-obat perangsang sistem saraf pusat11.

Teh merupakan minuman yang paling popular di masyarakat. Sesudah air, teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi manusia dalam jumlah kira-kira 120 ml perkapita perhari19. Teh

merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyai khasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah kegemukkan, kanker dan kolesterol. Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada saat sekarang inibanyak sekali kita temui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagai macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dalam kemasan botol yang mana

kesemuanya dapat memberikan

kemudahan bagi kita untuk

mengkonsumsinya secara praktis.

Teh telah terbukti memiliki kandungan zat yang berpengaruh pada tubuh, antara lain : catechin, vitamin B, kalium, asam askorbat, asam glutamat, asam aspartat, theanin dan juga kafein. Kafein adalah salah satu golongan xanthine yang berfungsi sebagai central nervous sysytem (CNS) stimulan. Terdapat penelitian tentang sebagaimana cepat kafein menghasilkan efek psikologis. Konsumen menganggap efek subjektif yang menguntungkan dapat timbul dari teh segera setelah mengkonsumsinya14,21.

Persepsi dapat terjadi akibat efek langsung dari rasa minuman , dari efek farmakologis kafein, atau kombinasi dari keduanya. Kafein telah terbukti meningkatkan kewaspadaan dan mempersingkat waktu reaksi15,20.

BAHAN DAN CARA

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah teh Pu-Erh (Camelia sinensis L.), air matang suhu 100 C. Subjek penelitian adalah 30 orang laki-laki berusia 18-25 tahun yang sehat jasmani secara sukarela dan tidak menderita penyakit kardiovaskular, serta tidak mengkonsumsi obat-obatan maupun makanan/minuman yang merangsang SSP.

Sebelum melakukan penelitian subjek penelitian diistirahatkan selama 10 menit. Lalu dilakukan pre-test yang tercatat 5x waktu reaksi untuk setiap rangsang dan dilanjutkan dengan memberikan seduhan teh Pu-Erh. Setelah 30 menit subjek penelitian melakukan post-test yang


(2)

tercatat 5x waktu reaksi untuk setiap rangsang.

ANALISIS DATA

Analisis data menggunakan uji t-berpasangan dengan α = 0,05. Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah meminum seduhan teh Pu-Erh (Camellia sinensis L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian sebelum dan sesudah perlakuan diuraikan pada lampiran 1. Untuk menganalisis data dilakukan uji t berpasangan yang diuraikan pada tabel 4.1. Berikut adalah tabel 4.1 yang menguraikan rerata waktu reaksi, persentase penurunan waktu reaksi, thitung serta nilai p pada penelitian.

Keterangan

WRS : Waktu Reaksi Sederhana

C. : Cahaya

N. : Nada

T. : Taktil

n : Jumlah subjek penelitian

% : Persentase penurunan

* : Signifikan (p < 0,05)

** : Sangat signifikan (p < 0,01)

Hasil rerata WRS yang diamati sesudah

meminum seduhan teh Pu-Erh

menunjukkan hasil lebih singkat daripada WRS sebelum meminum seduhan teh Pu-Erh. Hasil ini tampak untuk semua

stimulus warna, suara, dan taktil yang diujikan seperti terlihat pada tabel.

Hasil uji t berpasangan untuk semua rangsang yang diberikan, untuk semua t hitung nilainya lebih besar dari t tabel pada α=0,01. Selain itu, pada masing -masing rangsang juga didapatkan nilai p=0,000. Maka hasil ini menunjukkan makin singkatnya waktu reaksi yang sangat signifikan, dengan persentase penurunan antara pre-test dan post-test yaitu untuk warna merah sebesar 49,66%, warna kuning 47,44%, warna hijau 47,46%, warna biru 47,37%, suara nada tinggi 57,97%, nada rendah 56,11%, taktil tajam 59,04%, serta taktil tumpul 55,55% dengan masing - masing nilai p<0,01.

Hasil percobaan ini disebabkan karena adanya zat aktif kafein pada teh Pu-Erh yang dapat memicu pusat eksitasi pada formatio reticularis sehinga dapat meningkatkan tingkat kepekaan dan kewaspadaan seseorang (ARAS), yang merupakan salah satu faktor penting dalam waktu reaksi seseorang sehingga dapat mempersingkat waktu reaksi.

Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Pada Laki-laki Dewasa Untuk Stimulus Cahaya, Suara, dan Taktil

Stimulus n WRS (detik) (%) thitung p

Sebelum Sesudah

C. Merah 30 0,2611 0,1315 49,66 7,282 ,000**

C. Kuning 30 0,2514 0,1321 47,44 6,192 ,000**

C. Hijau 30 0,2502 0,1315 47,46 6,683 ,000**

C. Biru 30 0,2263 0,1191 47,37 8,660 ,000**

N. Tinggi 30 0,2643 0,1111 57,97 8,340 ,000**

N.Rendah 30 0,2614 0,1147 56,11 11,249 ,000**

T. Tajam 30 0,2338 0,0958 59,04 9,007 ,000**


(3)

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian ini adalah seduhan teh Pu-Erh (Camellia sinensis L.) mempersingkat waktu reaksi sederhana.

DAFTAR PUSTAKA

1. Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and. (n.d.). 2. Durlach, P. J., Edmunds, R., Howard,

L., & Tipper, S. P. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated Beverages on Two Choice Reaction Time Tasks, 433-442.

3. Fredholm, B. B., Battig, K., Holmen, J., Nehlig, A., & Zvartau, E. E. (1999). Actions of Caffeine in the Brain with Special Reference to Factors That Contribute to its Widespread Use. Pharmacological Reviews, 51.

4. Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Jakarta: EGC.

5. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th ed.). Canada: Elsevier.

6. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Medical Physiology (3rd ed.). New york, Canada: Elsevier.

7. Hai-peng, Ying-zun, Z., & Yue-rong, L. (2013). Food Research International. Processing and chemical constituents of Pu-Erh tea : A review, 53, 608-618. 8. Hindmarch, I., Quinlan , P. T., Moore,

K. L., & Parkin, C. (1998). The effects of black tea and other beverages on aspects of cognition and psychomotor performance. Psychoppharmacology, 230-238.

9. Houssay. (1955). Human Physiology (2nd ed.). USA: McGraw Hill Company.

10.Keith, D. (1989). Human Resources and Personel Management. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

11.Kosinski, R. J. (2008). A Literature Review of Reaction Time.

12.Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review of Reaction Time.

13.Paula J.Durlach, E. .. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated Beverages on Two Choice Reaction Time Tasks, 433-442. 14.Quinlan, P. T., Lane, J., Moore, K. L.,

Aspen, J., Rycroft, J. A., & O'Brian, D. C. (2000). "Theacute psychological and mood effects of tea and coffee : the role of caffeine level". Pharmacology Biochemistry, 19-28.

15.Robelin, M., & Rogers, P. J. (1998). "Mood and psychomotor performance effec ts of the first,but not of subsequent cup-of coffee equivalent doses of caffeine consumed after overnight caffeine abstinence". In Behavioural Pharmachology (9th ed., pp. 611-618).

16.Sharangi, A. B., Wasim Siddiqui, M. D., & Davila Avina, J. E. (2014). Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and Therapeutic Potentialities. Journal of Tea Science Research, 4, 1-16.

17.Sherwood, L. (2010). Human Physiology : From Cells to Systems (7 ed.). Canada: Yolanda Cossio.

18.Sherwood, L. (2013). Human Physiology From Cells To System (8th ed.). Toronto: Cengage.

19.Silalahi, J. (2002). Senyawa polifenol sebagai komponen aktif yang berkhasiat dalam teh. Indonesia: Majalah Kedokteran Indonesia.

20.Smit, H. J., & Rogers, P. J. (2000). "Effects of low doses of caffeine on cognitive performance,mood and thirst in low and higher caffeine consumers". In Psychopharmachology (pp. 167-173).

21.Stanley, W. C., & Scholsberg, H. (1953). "The psychological effects of tea". Journal of Psychology, 435-448. 22.Tortora , G. J., & Derrickson, B. (2012).

Principles of Anatomy and Physiology (13 ed.). USA: John Wiley & Sons.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Black Tea Magic : Overview of Global Research on Human Health and. (n.d.).

Durlach, P. J., Edmunds, R., Howard, L., & Tipper, S. P. (2002). Nutritional

Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated Beverages on Two Choice Reaction

Time Tasks, 433-442.

Fredholm, B. B., Battig, K., Holmen, J., Nehlig, A., & Zvartau, E. E. (1999). Actions of

Caffeine in the Brain with Special Reference to Factors That Contribute to its

Widespread Use. Pharmacological Reviews, 51.

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology (11th ed.). Canada:

Elsevier.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Medical Physiology (3rd ed.). New york, Canada:

Elsevier.

Hai-peng, Ying-zun, Z., & Yue-rong, L. (2013). Food Research International. Processing

and chemical constituents of Pu-Erh tea : A review, 53, 608-618.

Hindmarch, I., Quinlan , P. T., Moore, K. L., & Parkin, C. (1998). The effects of black tea

and other beverages on aspects of cognition and psychomotor performance.

Psychoppharmacology, 230-238.

Houssay. (1955). Human Physiology (2nd ed.). USA: McGraw Hill Company.

Keith, D. (1989). Human Resources and Personel Management. New York: Mc

Graw-Hill Book Company.

Kosinski, R. J. (2008). A Literature Review of Reaction Time.

Kosinski, R. J. (2013). A Literature Review of Reaction Time.

Paula J.Durlach, E. .. (2002). Nutritional Neuroscience. A Rapid Effect of Caffeinated

Beverages on Two Choice Reaction Time Tasks, 433-442.

Quinlan, P. T., Lane, J., Moore, K. L., Aspen, J., Rycroft, J. A., & O'Brian, D. C. (2000).

"Theacute psychological and mood effects of tea and coffee : the role of caffeine

level". Pharmacology Biochemistry, 19-28.

Robelin, M., & Rogers, P. J. (1998). "Mood and psychomotor performance effec ts of the

first,but not of subsequent cup-of coffee equivalent doses of caffeine consumed

after overnight caffeine abstinence". In Behavioural Pharmachology (9th ed., pp.

611-618).

Sharangi, A. B., Wasim Siddiqui, M. D., & Davila Avina, J. E. (2014). Black Tea Magic :

Overview of Global Research on Human Health and Therapeutic Potentialities.

Journal of Tea Science Research, 4, 1-16.


(6)

Sherwood, L. (2010). Human Physiology : From Cells to Systems (7 ed.). Canada:

Yolanda Cossio.

Sherwood, L. (2013). Human Physiology From Cells To System (8th ed.). Toronto:

Cengage.

Silalahi, J. (2002). Senyawa polifenol sebagai komponen aktif yang berkhasiat dalam teh.

Indonesia: Majalah Kedokteran Indonesia.

Smit, H. J., & Rogers, P. J. (2000). "Effects of low doses of caffeine on cognitive

performance,mood and thirst in low and higher caffeine consumers". In

Psychopharmachology (pp. 167-173).

Stanley, W. C., & Scholsberg, H. (1953). "The psychological effects of tea". Journal of

Psychology, 435-448.

Tortora , G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and Physiology (13 ed.).

USA: John Wiley & Sons.