Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Untuk Menurunkan Berat Badan pada Wanita Obesitas Dewasa Awal yang Melakukan Program Diet di Klinik "X" Bandung.

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Untuk Menurunkan Berat Badan Pada Wanita Obesitas Dewasa Awal Yang Melakukan Program Diet di Klinik “X” Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui mengenai derajat self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.

Responden dari penelitian ini adalah wanita obesitas dewasa awal sebanyak 40 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan teori dari Bandura (2002). Uji validitasnya menggunakan construct validity dengan hasil uji 0,309 sampai dengan 0,865. Uji realibilitasnya menggunakan metode Alpha Cronbach di SPSS dengan hasil uji 0,957.

Hasil dari penelitian menunjukan self-efficacy wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung dibagi menjadi dua kategori. 52,5% wanita obesitas dewasa awal memiliki self-efficacy yang rendah, dan sisanya 47,5% wanita obesitas dewasa awal memiliki self-efficacy yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang diberikan kepada pihak klinik terutama Dokter mengenai self-efficacy yang dapat membantu yaitu membuat target yang rendah dalam jangka waktu tertentu sehingga pasien sering mengalami keberhasilan, memberikan contoh model yang pernah berhasil menurunkan berat badan hingga ideal setelah melakukan program diet, dan memberi pujian kepada pasien yang berhasil menurunkan berat badan sesuai dengan target.


(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha Abstract

The research is a descriptive study about Self-Efficacy for Lose Weight in Obesity Early Adult Woman who is Doing Diet Program at Clinic “X” Bandung. The purpose of this research is to know about self-efficacy degree for lose weight in obesity early adult woman who is 40 doing diet program at clinic “X” Bandung.

The instrument using questionaire that develop by the researcher herself based on the theory of Bandura (2002). The validity testing is using construct validity with 0,309 to 0,865 as the result. The reability testing is using Alpha Cronbach Method in SPSS with 0,957 as the result.

The result showed that self-efficacy for lose weight in obesity early adult woman who is doing diet program at clinic “X” Bandung in two categories, 52,5% have low self-efficacy, and another 47,5% have high self-efficacy.

Suggestions of the study is dedicated to the clinic especially the Doctor to make a low target within certain period so the patient often experience the success, to giving an example model who’s ever succeed to reach ideal weight after doing the diet program, and to giving positive feedback to the patient who reach the target.


(3)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR BAGAN/SKEMA ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 TujuanPenelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.5 Kerangka Pemikiran ... 9


(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Self-Efficacy ... 19

2.1.1 Definisi Self-Efficacy ... 19

2.1.2 Aspek-aspek Self-Efficacy... 19

2.1.3 Sumber-sumber Self-Efficacy ... 21

2.1.4 Integrasi Informasi Self-Efficacy ... 26

2.1.5 Proses-proses Aktivasi Self-Efficacy ... 26

2.2 Masa Dewasa Awal ... 31

2.2.1 Transisi dari Masa remaja Menjadi Dewasa Awal ... 31

2.2.2 Perkembangan Fisik ... 32

2.2.3 Perkembangan Kognitif ... 32

2.3 Kelebihan Berat Badan dan Obesitas ... 33

2.3.1 Jadi Terlalu Gemuk ... 35

2.3.2 Diet dan Perawatan Untuk Menurunkan Berat Badan ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 40

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 41

3.2.1 Variabel Penelitian ... 41

3.2.2 Definisi Operasional ... 41

3.3 Alat ukur ... 42

3.3.1 Alat Ukur Self-Efficacy ... 42


(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha

3.3.3 Sistem Penilaian ... 46

3.4 Validitas dan Reliabilitas ... 48

3.4.1 Validitas alat ukur ... 48

3.4.2 Reliabilitas alat ukur ... 49

3.4.3 Kuesioner Data Penunjang ... 50

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.5.1 Populasi Sasaran ... 50

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 51

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 51

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 53

4.1.1 Berdasarkan Usia ... 53

4.1.2 Berdasarkan Kategori Obesitas (BMI) ... 54

4.1.3 Berdasarkan Lama Melakukan Program Diet ... 55

4.1.4 Berdasarkan Bidang Pekerjaan ... 56

4.2 Hasil Penelitian ... 57

4.2.1 Gambaran Self-Efficacy ... 57

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Self-Efficacy dengan Aspek-Aspek ... 57


(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

5.2.1 Saran Teoretis ... 75

5.2.2 Saran Praktis ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

DAFTAR RUJUKAN ... 77


(7)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN/SKEMA

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 17 Bagan 3.1 Skema Prosedur Penelitian ... 40


(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 43

Tabel 3.2 Skor Jawaban ... 47

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Kriteria Obesitas (BMI) ... 54

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Melakukan Program Diet.. 55

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan ... 56

Tabel 4.5 Gambaran Self-Efficacy ... 57

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Antara Self-Efficacy dengan Aspek Pilihan Yang Dibuat ... 57

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Self-Efficacy dengan Aspek Usaha Yang Dikeluarkan ... 58

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Self-Efficacy dengan Aspek daya Tahan ... 59

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Self-Efficacy denggan Aspek Penghayatan Perasaan... 60


(9)

xvi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

• LAMPIRAN 01 : Kuesioner Self-Efficacy

• LAMPIRAN 02 : Skor dan Hasil Kuesioner Self-Efficacy • LAMPIRAN 03 : Hasil Kuesioner Data Penunjang

• LAMPIRAN 04 : Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Self-Efficacy

• LAMPIRAN 05 : Crosstabulation sumber-sumber Self-Efficacy dengan Self-Efficacy


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang muncul di dunia, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikannya sebagai epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang. Lebih dari 1,4 milyar orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas mengalami obesitas, dimana hampir 300 juta wanita mengalami obesitas (WHO, 2014).

Penelitian telah jelas menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kadar kolesterol yang tinggi dan mengembangkan hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes dan kanker (AHA, 2010). Secara umum, semakin parah obesitas, semakin besar risiko seseorang menderita suatu penyakit dan meninggal karenanya. Beberapa ciri-ciri seseorang mengalami obesitas diantaranya berat badan yang meningkat tidak jelas, lutut yang sakit diiringi dengan naiknya berat badan, sulit bernapas, adanya selulit, dan mudah kelelahan (Kabar Indonesia, 2014).


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha Kriteria obesitas dapat menggunakan kriteria body mass index (BMI). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus BMI yaitu dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (meter). Nilai BMI yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam klasifikasi BMI menurut WHO. Kriteria obesitas dengan menggunakan kriteria BMI terbagi menjadi tiga yaitu, obesitas tingkat satu jika seseorang memiliki BMI 25 – 29,9, obesitas tingkat dua jika seseorang memiliki BMI 30 – 39,9 dan obesitas tingkat tiga jika seseorang memiliki BMI lebih dari 40. Semakin tinggi tingkat obesitas kondisi kesehatan diri akan semakin rentan terserang penyakit.

Menurut Santrock (2012), umumnya puncak performa fisik diraih sebelum umur 30 tahun yang termasuk dalam tahap perkembangan dewasa awal. Salah satu tugas perkembangan pada tahap ini adalah memilih pasangan. Kegemukan dianggap tidak menarik, khususnya untuk perempuan dan hal ini menyebabkan ketidaknyamanan yang penting bagi orang-orang yang kelebihan berat badan dalam situasi-situasi sosial, misalnya pada saat kencan. Aspek-aspek sosial dari kelebihan berat badan dapat menyusahkan wanita yang memandang diri mereka terlalu berat, dan ini sering memotivasi mereka untuk mengurangi berat badan.

Sebagian besar orang berusaha mengurangi berat badan mereka dengan melakukan diet menurut mereka sendiri. Banyak orang menggunakan strategi diet yang buruk, seperti puasa dan minum suplemen tanpa resep dokter (Weiss et al., 2006). Penggunaan metode-metode yang tidak efektif dapat menyebabkan


(12)

temuan-3

Universitas Kristen Maranatha temuan paradox, yaitu: semakin berusaha mengontrol berat badan, justru semakin besar penambahan berat badan dalam jangka panjang (Field et al., 2003; Stice et al., 1999). Banyak orang yang tidak berhasil dengan upaya mereka sendiri merasa bahwa mereka perlu bantuan tenaga ahli yang menyediakan pelayanan untuk menurunkan berat badan yang sehat dan sesuai seperti klinik-klinik kesehatan. Salah satunya adalah klinik “X” yang melayani program diet.

Klinik “X” adalah pelayanan yang dapat mengatasi seluruh masalah tubuh terutama yang berhubungan dengan berat badan (obesitas/kegemukan) dan dilakukan secara komprehensif yang ditangani oleh tenaga medis (dokter) dan konsultan pendamping (perawat) yang selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program diet untuk setiap pasien. Susunan program diet yang dirancang oleh dokter di klinik “X” adalah setiap pukul tujuh pagi, pasien meminum satu sendok madu atau madu dapat dijadikan sebagai pengganti gula untuk teh. Umumnya pasien hanya diperbolehkan makan dua kali sehari. Untuk makan siang dilakukan antara pukul 10.00 – 14.00 dan makan malam dilakukan antara pukul 16.00 – 20.00. Sebelum makan siang, pasien harus meminum obat diet yang diberikan dokter dan setengah jam sebelum makan malam.

Pasien tidak diperkenankan memakan makanan yang mengandung santan, sambal atau cabai, sayuran jenis kacang-kacangan, buah-buahan, makanan yang mengandung pemanis seperti manisan, cokelat, permen dan makanan ringan. Untuk porsi makan, pasien hanya boleh memakan 3 sampai 5 sendok makan nasi untuk satu


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha kali makan. Untuk lauk dan pauk disesuaikan dengan banyaknya nasi, dengan catatan ketika nasi habis dimakan pasien tidak boleh memakan lauk ataupun pauk yang masih tersisa. Pasien hanya boleh meminum air putih setiap harinya dan diperbolehkan memakan permen yang tidak mengandung gula (sugar free). Pukul 14.00 – 15.00, pasien diharuskan meminum oralit agar menstabilkan tekanan darah. Pasien juga dianjurkan untuk melakukan olahraga.

Berdasarkan wawancara dengan 10 wanita dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung, alasan mereka melakukan program diet di klinik “X” adalah karena program diet yang dilakukan merupakan program diet yang terstruktur dan sehat karena dokter memberitahu kepada pasien porsi makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh serta mengajarkan pasien untuk meninggalkan kebiasaan ‘mengemil’. Program diet di klinik “X” juga mengharuskan pasien untuk kontrol dengan dokter seminggu sekali atau dua minggu sekali untuk mengetahui bagaimana keadaan pasien dan apakah pasien berhasil menurunkan berat badannya atau tidak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat klinik “X” di kota Bandung, mayoritas pasien wanita melakukan diet untuk penampilan. Setiap minggunya, tercatat 35 hingga 46 orang wanita obesitas dewasa awal yang melakukan diet di klinik tersebut. Setiap minggunya kurang lebih hanya 50% dari jumlah pasien tersebut yang berhasil menurunkan berat badan. Kebanyakan pasien yang gagal melakukan program diet akan memberikan alasan-alasan untuk menutupi


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha kesalahan mereka. Pasien-pasien yang gagal tersebut mempunyai alasan yang berbeda-beda ketika kembali kontrol dengan dokter.

Alasan yang sering dikatakan adalah mereka sulit menyesuaikan jenis makanan, mereka mempunyai banyak kegiatan sehingga tidak mampu melakukan diet, sedang sakit, sedang berada di luar kota sehingga sulit mencari makanan yang sesuai, pasien sedang mengalami masa PMS (premenstrual Syndrome) sehingga sulit menahan nafsu makan yang tinggi dan mereka tidak mampu untuk tidak “mengemil”.

Menurut perawat tersebut, program diet yang dibuat merupakan program diet yang menuntut pasien untuk mampu mengatur porsi makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bukan porsi makan yang berlebihan. Agar berhasil menurunkan berat badan pasien dituntut untuk disiplin dalam melakukan program diet. Dengan demikian pasien diharapkan hadir untuk kontrol setiap minggunya atau dua minggu sekali, konsisten dalam melakukan program diet, memilih jenis makanan yang sesuai, meminum obat diet tepat waktu dan berolahraga.

Keyakinan diri terhadap kemampuan oleh Bandura disebut dengan Self-efficacy. Self-efficacy adalah keyakinan diri akan kemampuan dalam mengatasi situasi yang akan datang (Bandura, 2002). Self-efficacy memiliki aspek-aspek, yaitu pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, daya tahan pada saat dihadapkan pada rintangan dan penghayatan perasaan individu (Bandura, 2002). Self-efficacy pada


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha wanita yang melakukan diet berkaitan dengan keyakinan akan kemampuannya yang menunjang keberhasilannya untuk dapat menurunkan berat badan.

Wanita yang memiliki self-efficacy yang tinggi terlihat dari keyakinan akan kemampuannya untuk hadir kontrol setiap minggunya atau dua minggu sekali, konsisten dalam melakukan diet, memilih jenis makanan yang sesuai, meminum obat diet tepat waktu serta berolahraga, sehingga dalam melakukan diet pasien akan rajin kontrol, tetap melakukan diet dalam situasi apapun, tidak memakan makanan yang dilarang oleh dokter dan apabila gagal menurunkan berat badan setiap minggunya mereka tidak akan putus asa melainkan berusaha lebih maksimal. Tidak hanya terpaku pada program diet yang dirancang oleh dokter, pasien juga melakukan olahraga agar target untuk menurunkan berat badan cepat tercapai.

Sementara itu, wanita yang memiliki self-efficacy yang rendah terlihat dari kekurangyakinan akan kemampuannya untuk hadir kontrol setiap minggunya atau dua minggu sekali, tidak konsisten dalam melakukan diet, tidak memilih jenis makanan yang sesuai, tidak meminum obat diet tepat waktu serta tidak berolahraga, sehingga pasien malas hadir untuk kontrol, tidak melakukan diet setiap hari, memakan makanan yang dilarang, lupa atau tidak meminum obat diet sesuai waktunya dan tidak melakukan olahraga.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung, diperoleh hasil bahwa terdapat


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha enam orang (60%) yang merasa kurang yakin untuk mampu menurunkan berat badan hingga ideal. Terlihat dari kegagalan untuk menurunkan berat badan yang lebih sering diraih setiap minggunya, sulitnya menahan nafsu makan yang tinggi, mereka merasa bosan dengan jenis makanan yang terbatas dan mereka sudah melakukan program diet dengan waktu yang cukup lama tetapi menurut mereka hasil yang dicapai belum memuaskan. Melihat dari hal tersebut, wanita obesitas dewasa awal merasa kurang bersemangat dan kurang yakin untuk melakukan program diet hingga mencapai berat badan ideal.

Sebanyak empat orang (40%) wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung merasa cukup yakin untuk mampu menurunkan berat badan hingga ideal. Terlihat dari keberhasilan untuk menurunkan berat badan setiap minggunya yang lebih sering diraih, porsi makanan yang berkurang, mereka merasa badan mereka menjadi lebih ringan dan terlihat menarik, mereka bahkan rutin melakukan olahraga setiap minggunya. Melihat dari hal tersebut, wanita obesitas dewasa awal merasa cukup yakin untuk melakukan program diet hingga mencapai berat badan ideal.

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan diatas, terdapat variasi keyakinan akan kemampuan yang dimiliki para pasien berkaitan dengan prosedur diet selama melakukan program diet untuk mencapai berat badan yang ideal. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang ingin diteliti adalah derajat self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui derajat self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai self-efficacy terutama dalam bidang psikologi klinis.


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha 2. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai self-efficacy.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai bahan masukan kepada pihak klinik mengenai derajat self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung sehinggga dapat memberi pengarahan dan motivasi dalam melakukan program diet.

1.5. Kerangka Pemikiran

Masa dewasa awal merupakan masa seseorang mencapai puncak kekuatan fisik serta mulai membangun kemandirian dari sisi pribadi maupun ekonomi, pengembangan karir, memilih pasangan, mulai berkeluarga dan mengasuh anak (Santrock, 2012). Masa dewasa awal adalah periode perkembangan yang dimulai pada awal usia 20-an sampai usia 30-an. Orang dewasa awal harus menghadapi dunia yang kompleks dan penuh tantangan dengan berbagai macam peran dan tugas yang harus dijalankan. Untuk dapat berperan dan menjalankan tugas yang sesuai dilingkungan pekerjaan dan peran dalam keluarga, dibutuhkan performa fisik yang sehat dan kognitif yang matang agar maksimal dalam menjalani kedua peran tersebut.


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha Obesitas dapat mengganggu kesehatan dan jika sudah menderita suatu penyakit seperti hipertensi, stroke atau sakit jantung, akan membuat membuat seseorang tidak menampilkan performa yang maksimal dalam menjalani perannya. Obesitas menyebabkan ketidaknyamanan dalam situasi-situasi sosial. Aspek-aspek sosial dari kelebihan berat badan dapat menyusahkan wanita yang memandang diri mereka terlalu berat, dan ini sering memotivasi mereka untuk mengurangi berat badan, terutama wanita.

Sebagian besar wanita berusaha mengurangi berat badan mereka dengan melakukan diet menurut mereka sendiri. Banyak wanita yang tidak berhasil dengan upaya mereka sendiri merasa bahwa mereka perlu bantuan tenaga ahli yang menyediakan pelayanan untuk menurunkan berat badan yang sehat dan sesuai seperti klinik-klinik kesehatan. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet setiap harinya akan dihadapkan pada kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu berat badan ideal.

Dalam melakukan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan tersebut, wanita obesitas diharapkan mempunyai Self-efficacy dalam mengatasinya. Self-efficacy adalah belief (keyakinan) seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif (Bandura, 2002). Self-efficacy diperoleh melalui empat sumber utama, yakni mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, physiological and affective States (Bandura, 2002).


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha Mastery experience merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari penghayatan pengalaman berhasil atau tidaknya individu melakukan suatu keterampilan. Wanita obesitas dewasa awal yang memiliki pengalaman sering berhasil menurunkan berat badan setiap minggunya atau pernah mencapai berat badan ideal, menghayati keberhasilan yang membuat mereka yakin dapat menurunkan berat badan hingga ideal. Sedangkan wanita obesitas dewasa awal yang sering gagal menurunkan berat badan setiap minggunya sesuai target, menghayati kegagalan sebagai kompetensi yang tidak mampu untuk diraih yang membuat mereka menjadi lebih tidak yakin akan kemampuannya.

Vicarious experience merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari pengamatan terhadap orang lain dan menemukan beberapa kesamaan antara dirinya dengan individu tersebut sehingga mereka cenderung untuk meniru model tersebut. Wanita obesitas dewasa awal mengamati keberhasilan dan kegagalan yang dialami figur signifikan yang mempengaruhi derajat self-efficacy dalam dirinya. Wanita obesitas dewasa awal yang mengamati model lebih sering mengalami keberhasilan, menghayati bahwa mereka yakin mampu untuk mencapai keberhasilan yang sama ketika mencobanya. Sebaliknya, wanita obesitas dewasa awal yang mengamati model lebih sering mengalami kegagalan, menghayati bahwa mereka akan mengalami kegagalan yang sama yang membuat mereka tidak yakin akan kemampuannya.

Social/verbal persuasion merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari ucapan verbal untuk menguatkan keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki


(21)

hal-12

Universitas Kristen Maranatha hal yang dibutuhkan untuk dapat berhasil. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang dipersuasi oleh orang-orang yang signifikan baginya misalnya teman, keluarga, suami atau atasan, bahwa mereka mampu untuk berhasil dalam menurunkan berat badan, maka wanita obesitas dewasa awal menghayati bahwa mereka yakin mampu untuk melakukannya dan cenderung akan menggerakkan usaha yang lebih besar untuk mencapai keberhasilan. Sebaliknya, jika wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet diberi masukan oleh orang-orang yang signifikan bahwa sulit untuk berhasil dalam menurunkan berat badan hingga ideal, maka wanita obesitas dewasa awal menghayati bahwa mereka kurang yakin mampu untuk melakukannya sehingga membuat mereka cenderung mudah menyerah dan kurang bersemangat dalam melakukan program diet.

Physiological & affective states merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari penghayatan terhadap keadaan fisik dan emosional mereka dalam menilai kemampuan diri sendiri. Wanita obesitas dewasa awal yang menghayati bahwa dirinya sedang berada dalam kondisi fisik yang baik atau kondisi emosional yang baik cenderung menganggap bahwa ia mampu melakukan program diet untuk menurunkan berat badan dan pasti akan berhasil jika ia mencoba untuk melakukannya. Wanita obesitas dewasa awal yang menghayati bahwa dirinya sedang berada dalam keterbatasan fisik atau mengalami sedikit gangguan emosional cenderung menganggap bahwa ia tidak mampu melakukan program diet untuk menurunkan berat badan dan pasti akan gagal jika mencoba untuk melakukannya.


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha Keadaan kondisi fisik dan psikologis yang dialami wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet diolah dengan proses kognitif dan menunjukkan hasil bahwa keadaan kondisi fisik dan psikologis yang dialami adalah hal yang wajar atau menganggap keadaan kondisi fisik dan psikologis tersebut akibat dari tindakan melakukan program diet.

Keempat sumber self-efficacy tersebut akan diproses secara kognitif yaitu dengan menginterpretasikan sumber-sumber informasi yang diperoleh sehingga self-efficacy pada setiap wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet akan berbeda-beda. Keyakinan tersebut akan menjadi salah satu faktor yang dapat membantu wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet dalam mencapai tujuannya dalam menurunkan berat badan. Tinggi rendahnya self-efficacy terlihat dari keyakinan wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet dalam menentukan pilihan yang dibuatnya, keyakinan dalam mengeluarkan usaha semaksimal mungkin, keyakinan wanita obesitas dewasa awal untuk bertahan saat dihadapkan pada rintangan dan keyakinan wanita obesitas dewasa awal akan penghayatan perasaan.

Keyakinan terhadap pilihan yang dibuat berkaitan dengan tindakan yang diinginkan wanita obesitas dalam melakukan program diet untuk menurunkan berat badan. Wanita obesitas dewasa awal yang mempunyai self-efficacy yang tinggi ketika melaksanakan program diet akan hadir untuk kontrol, melakukan diet setiap hari, memilih jenis makanan dan minuman yang tepat, meminum obat diet tepat waktu dan


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha berolahraga. Sebaliknya, wanita obesitas dewasa awal yang mempunyai self-efficacy yang rendah ketika melaksanakan program diet akan memilih untuk jarang hadir untuk kontrol, tidak melakukan diet setiap hari, memakan makanan dan minuman yang dilarang, tidak meminum obat diet sesuai waktu yang ditentukan dan tidak melakukan olahraga.

Keyakinan terhadap usaha yang dikeluarkan berkaitan dengan besarnya usaha yang dikerahkan pada suatu aktivitas atau ketika dihadapkan pada situasi yang kurang baik. Wanita obesitas dewasa awal yang mempunyai self-efficacy yang tinggi ketika melaksanakan program diet akan merasa yakin mampu berusaha saat melakukan program diet. Misalnya, wanita obesitas dewasa awal selalu membawa bekal makanan yang sesuai dengan aturan ketika bekerja atau sedang berpergian. Sebaliknya, wanita obesitas dewasa awal yang memiliki self-efficacy yang rendah ketika melaksanakan program diet merasa tidak yakin mampu mengerahkan usahanya saat melakukan program diet. Misalnya, wanita obesitas dewasa awal cenderung tidak mau memasak sendiri makanan yang sesuai dengan aturan dan lebih cenderung membeli makanan dari restoran.

Keyakinan terhadap daya tahan ketika dihadapkan pada rintangan berkaitan dengan kemampuan individu untuk mengendalikan situasi dan mempertahankan usaha mereka ketika menghadapi situasi yang sulit. Wanita obesitas dewasa awal yang memiliki self-efficacy tinggi ketika melaksanakan program diet akan merasa yakin mampu bertahan dan tidak mudah menyerah saat dihadapkan pada situasi yang


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha sulit. Misalnya, wanita obesitas dewasa awal tetap melakukan diet dan memilih makanan dan minuman yang sesuai ketika sedang menghadiri acara makan bersama. Sebaliknya wanita obesitas dewasa awal yang memiliki self-efficacy rendah merasa tidak yakin mampu bertahan dan mudah menyerah saat dihadapkan pada situasi sulit. Misalnya, wanita obesitas dewasa awal membatalkan diet yang dimulainya ketika temannya mengajak untuk makan makanan yang disukai dan tinggi kalori.

Keyakinan terhadap penghayatan perasaan berkaitan dengan keyakinan akan kemampuan individu dalam mengatasi perasaan yang muncul pada situasi-situasi tertentu. Wanita obesitas dewasa awal yang memiliki derajat self-efficacy tinggi ketika melakukan program diet merasa yakin mampu mengatasi kecemasaan dan stress saat melakukan program diet. Misalnya, wanita obesitas dewasa awal tetap melakukan diet setiap harinya meskipun sedang mempunyai masalah keluarga. Sebaliknya wanita obesitas dewasa awal yang memiliki self-efficacy rendah ketika melaksanakan program diet merasa tidak yakin mampu mengatasi kecemasan dan stress ketika melakukan program diet. Misalnya, ketika wanita obesitas dewasa awal sedang stress karena sedang memiliki masalah dengan keluarganya akan tetap memilih untuk melakukan program diet.

Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan yakin mampu memilih, berusaha dan bertahan ketika menghadapi kesulitan, serta mampu menghayati perasaan yang berkaitan dengan kehadiran untuk kontrol dengan dokter, diet setiap hari, memilih makanan dan


(25)

16

Universitas Kristen Maranatha minuman yang sesuai, meminum obat diet dan berolahraga untuk menurunkan berat badan. Sebaliknya wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang memiliki self-efficacy yang rendah akan kurang yakin mampu memilih, berusaha dan bertahan ketika menghadapi kesulitan, serta mampu menghayati perasaan yang berkaitan dengan kehadiran untuk kontrol dengan dokter, diet setiap hari, memilih makanan dan minuman yang sesuai, meminum obat diet dan berolahraga untuk menurunkan berat badan.

Untuk lebih memahami mengenai self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet untuk menurunkan berat badan di klinik “X” Bandung, dapat digambarkan skema kerangka berpikir sebagai berikut:


(26)

17

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Skema Kerangka Pemikiran

Sumber-Sumber self-efficacy 1. Mastery experience 2. Vicarious experience 3. Verbal persuatioan

4. Physiological & affective state

Proses kognitif

Tinggi

Self-efficacy Wanita obesitas

dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X”

Bandung Rendah

Aspek-aspek Self-efficacy : 1. Pilihan yang dibuat

2. Usaha yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan

3. Daya tahan dalam menghadapi rintangan 4. Penghayatan perasaan


(27)

18

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi Penelitian

1. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” bandung memiliki derajat self-efficacy yang berbeda. 2. Terdapat empat sumber self-efficacy pada wanita obesitas dewasa

awal yang melakukan program diet, yaitu mastery experience, vicarious experience, social/verbal persuatioan, dan physiological & affective states.

3. Self-efficacy wanita obesitas dewasa awal dapat dilihat melalui 4 aspek yaitu : pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, daya tahan saat dihadapkan pada situasi yang sulit, serta penghayatan perasaannya.

4. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang mempunyai self-efficacy yang tinggi akan merasa yakin dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan ketika menghadapi kesulitan, serta yakin mampu menghayati perasaannya ketika sedang melakukan diet.

5. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang mempunyai self-efficacy yang rendah akan merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan dalam menghadapi kesulitan, serta kurang yakin mampu mengendalikan perasaan yang ada ketika melakukan diet.


(28)

73

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada 40 orang wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian besar wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung memiliki self-efficacy rendah yaitu sebanyak 52,5%.

2. Sebagian besar wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung yang memiliki self-efficacy rendah, tidak yakin dalam membuat pilihan, mengerahkan sejumlah usaha, bertahan saat menghadapi hambatan, serta yakin mampu menghayati perasaan selama melakukan program diet untuk menurunkan berat badan.

3. Sebagian besar wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung yang memiliki self-efficacy tinggi, yakin dalam membuat pilihan, mengerahkan sejumlah usaha, bertahan saat menghadapi hambatan, serta yakin mampu menghayati perasaan selama melakukan program diet untuk menurunkan berat badan.


(29)

74

Universitas Kristen Maranatha 4. Sumber yang tampaknya paling memiliki kecenderungan keterkaitan dengan

self-efficacy adalah mastery experience yang merupakan hasil pengalaman kegagalan atau keberhasilan ketika melakukan program diet.

5. Sumber vicarious experience yang merupakan hasil dari pengamatan terhadap orang lain memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal ketika melakukan program diet.

6. Sumber social/verbal persuasion yang berasal dari ucapan verbal untuk menguatkan keyakinan seseorang memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal yang ketika melakukan program diet.

7. Sumber physiological & affective states yaitu kondisi fisik dan emosional dalam menilai kemampuan diri smemiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal ketika melakukan program diet.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait.


(30)

75

Universitas Kristen Maranatha 5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengadakan penelitian mengenai keterkaitan mastery experience, vicarious experience, social/verbal persuasion dan physiological & affective state terhadap self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.

2. Disarankan melakukan penelitian yang mengenai self-efficacy pada subyek yang melakukan program diet di tempat ataupun klinik yang lain.

1.2.2 Saran Praktis

1. Sebagai masukan kepada pihak klinik terutama Dokter klinik “X” Bandung mengenai self-efficacy yang dimiliki pasien sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan program diet sesuai dengan keyakinan yang dimiliki oleh pasien, misalnya dengan membuat target yang rendah terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu sehingga pasien sering mengalami keberhasilan dalam menurunkan berat badannya, memberikan contoh model yang pernah berhasil menurunkan berat badan hingga ideal setelah melakukan program diet, dan memberi pujian kepada pasien yang berhasil menurunkan berat badan sesuai dengan target.


(31)

76

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 2002. Self Efficacy. The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company.

2006. Guide for constructing Self-Efficacy Belief scales. In F. Pajares & T. Urdan (Eds) Self-Efficacy Belief beliefs of adolescents. Greenwich, CT: Information Age Publishing.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological testing : design, analysis, and use. Allyn & Bacon.

Kaplan, Robert M & Saccuzzo Dennis P. 2005. Psychological Testing : principles, applications and issues, 6th edition. USA : Thomson Wadsworth.

Nazir, Moh. Ph.D. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Santrock, John. 2012. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, 13th edition, jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sarafino, Edward P & Smith, Timothy W. 2012. Health Psychology. Biopsychosocial Interactions, International Student Version, 7thedition.


(32)

77

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

2009. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

http://carahidupsehat.info/efek-kelebihan-berat-badan-bagi-kesehatan-besitasitas.html diakses 09 April 2012

http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=378 diakses 09 April 2012

http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/04/04/diet-mau-sehat-dan-cantik-tapi-malah-sakit/ diakses 09 April 2012

http://who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html diakses 22 Mei 2012

http://www.who.int/features/factfiles/obesity/en/ diakses 22 Mei 2012

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/ diakses 22 Mei 2012

http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20141205083323 diakses 28 Desember 2014


(1)

1.6 Asumsi Penelitian

1. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” bandung memiliki derajat self-efficacy yang berbeda. 2. Terdapat empat sumber self-efficacy pada wanita obesitas dewasa

awal yang melakukan program diet, yaitu mastery experience, vicarious experience, social/verbal persuatioan, dan physiological & affective states.

3. Self-efficacy wanita obesitas dewasa awal dapat dilihat melalui 4 aspek yaitu : pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, daya tahan saat dihadapkan pada situasi yang sulit, serta penghayatan perasaannya.

4. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang mempunyai self-efficacy yang tinggi akan merasa yakin dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan ketika menghadapi kesulitan, serta yakin mampu menghayati perasaannya ketika sedang melakukan diet.

5. Wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet yang mempunyai self-efficacy yang rendah akan merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam menetapkan pilihan, berusaha, bertahan dalam menghadapi kesulitan, serta kurang yakin mampu mengendalikan perasaan yang ada ketika melakukan diet.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada 40 orang wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian besar wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung memiliki self-efficacy rendah yaitu sebanyak 52,5%.

2. Sebagian besar wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung yang memiliki self-efficacy rendah, tidak yakin dalam membuat pilihan, mengerahkan sejumlah usaha, bertahan saat menghadapi hambatan, serta yakin mampu menghayati perasaan selama melakukan program diet untuk menurunkan berat badan.

3. Sebagian besar wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung yang memiliki self-efficacy tinggi, yakin dalam membuat pilihan, mengerahkan sejumlah usaha, bertahan saat menghadapi hambatan, serta yakin mampu menghayati perasaan selama melakukan program diet untuk menurunkan berat badan.


(3)

4. Sumber yang tampaknya paling memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy adalah mastery experience yang merupakan hasil pengalaman kegagalan atau keberhasilan ketika melakukan program diet.

5. Sumber vicarious experience yang merupakan hasil dari pengamatan terhadap orang lain memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal ketika melakukan program diet.

6. Sumber social/verbal persuasion yang berasal dari ucapan verbal untuk menguatkan keyakinan seseorang memiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal yang ketika melakukan program diet.

7. Sumber physiological & affective states yaitu kondisi fisik dan emosional dalam menilai kemampuan diri smemiliki kecenderungan keterkaitan dengan self-efficacy pada wanita obesitas dewasa awal ketika melakukan program diet.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait.


(4)

75

5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengadakan penelitian mengenai keterkaitan mastery experience, vicarious experience, social/verbal persuasion dan physiological & affective state terhadap self-efficacy untuk menurunkan berat badan pada wanita obesitas dewasa awal yang melakukan program diet di klinik “X” Bandung.

2. Disarankan melakukan penelitian yang mengenai self-efficacy pada subyek yang melakukan program diet di tempat ataupun klinik yang lain.

1.2.2Saran Praktis

1. Sebagai masukan kepada pihak klinik terutama Dokter klinik “X” Bandung mengenai self-efficacy yang dimiliki pasien sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan program diet sesuai dengan keyakinan yang dimiliki oleh pasien, misalnya dengan membuat target yang rendah terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu sehingga pasien sering mengalami keberhasilan dalam menurunkan berat badannya, memberikan contoh model yang pernah berhasil menurunkan berat badan hingga ideal setelah melakukan program diet, dan memberi pujian kepada pasien yang berhasil menurunkan berat badan sesuai dengan target.


(5)

Bandura, A. 2002. Self Efficacy. The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company.

2006. Guide for constructing Self-Efficacy Belief scales. In F. Pajares & T. Urdan (Eds) Self-Efficacy Belief beliefs of adolescents. Greenwich, CT: Information Age Publishing.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological testing : design, analysis, and use. Allyn & Bacon.

Kaplan, Robert M & Saccuzzo Dennis P. 2005. Psychological Testing : principles, applications and issues, 6th edition. USA : Thomson Wadsworth.

Nazir, Moh. Ph.D. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Santrock, John. 2012. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, 13th edition, jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sarafino, Edward P & Smith, Timothy W. 2012. Health Psychology. Biopsychosocial Interactions, International Student Version, 7thedition.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

2009. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

http://carahidupsehat.info/efek-kelebihan-berat-badan-bagi-kesehatan-besitasitas.html diakses 09 April 2012

http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=378 diakses 09 April 2012

http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/04/04/diet-mau-sehat-dan-cantik-tapi-malah-sakit/ diakses 09 April 2012

http://who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html diakses 22 Mei 2012

http://www.who.int/features/factfiles/obesity/en/ diakses 22 Mei 2012

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/ diakses 22 Mei 2012

http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20141205083323 diakses 28