Studi Deskriptif Tentang Self-Efficacy Belief Dalam Mencapai Berat Badan Ideal Pada Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Overweight di Sanggar Senam "X" Bandung.

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana derajat self-efficacy berdasarkan keempat aspek utama self-self-efficacy, yaitu pilihan yang dibuat, seberapa besar usaha yang dikeluarkan, daya tahan ketika menghadapi rintangan, dan penghayatan perasaan pada wanita dewasa awal yang mengalami overweight di sanggar senam “X”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan sampel pada penelitian ini berjumlah 110 orang.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel self-efficacy dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori dari Albert Bandura (2002). Alat ukur ini terdiri dari 60 item. Penghitungan validitas dengan Spearman’s menunjukkan hasil validitas berkisar antara 0.30 sampai dengan 0.78. Perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach menunjukkan hasil 0.97, yang berarti item-item dalam alat tes Self-efficacy memiliki reliabilitas yang tinggi sekali.

Hasil penelitian menunjukkan 52,7% responden penelitian memiliki self-efficacy kuat dan 47,3% responden penelitian memiliki self-self-efficacy lemah. Pada penelitian ini, sumber self-efficacy yang mempunyai keterkaitan signifikan adalah mastery experiences dan vicarious experiences, dimana pengalaman keberhasilan yang pernah diraih responden dan pengalaman keberhasilan teman dalam menurunkan berat badan hingga ideal, meningkatkan keyakinan responden dalam usahanya menurunkan berat badan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa sumber self-efficacy yang memiliki keterkaitan dengan self-efficacy para wanita dewasa awal yang mengalami overweight dalam usahanya mencapai berat badan ideal adalah mastery experiences dan vicarious experiences.

Saran untuk penelitian lain adalah mengadakan berbagai penelitian lanjutan dengan menggunakan metode kontribusi atau hubungan sumber self-efficacy dengan faktor-faktor lain dalam diri individu. Saran bagi para wanita dewasa awal yang mengalami overweight agar lebih meningkatkan self-efficacy agar lebih mudah dalam usaha pencapaian berat badan hingga ideal.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah...11

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...12

1.3.1 Maksud Penelitian... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Kegunaan penelitian... 12

1.4.1 Kegunaan Ilmiah... 12

1.4.2 Kegunaan Praktis... 13

1.5 Kerangka Pikir...13

1.6 Asumsi Penelitian... 24


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.1 Self-Efficacy... 25

2.1.1 Definisi Self-efficacy... 25

2.1.2 Sumber-sumber Self-efficacy... 27

2.1.3 Proses Self-efficacy...32

2.2 Overweight....... 37

2.2.1 Definisi overweight... 37

2.2.2 Body Mass Index (BMI)... 37

2.3 Masa Dewasa Awal... 38

2.3.1 Definisi... 38

2.3.2Perkembangan Fisik... 39

2.3.3Perkembangan Kognitif... 41

2.3.4 Perkembangan Sosial... 43

2.3.5 Karir dan Pekerjaan... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 47

3.2 Bagan Rancangan Penelitian... 47

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 48

3.3.1 Variabel Penelitian... 48

3.3.2 Definisi Konseptual... 48

3.3.3 Definisi Operasional... 48

3.4 Alat ukur...…..…. 50


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian... 51

3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang... 52

3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 53

3.5.1 Validitas Alat Ukur Rank Spearman... 53

3.5.2 Reliabilitas Alat Ukur... 54

3.6 Populasi Sasaran... 54

3.6.1 Populasi Sasaran... 54

3.6.2 Karakteristik Populasi... 55

3.7 Teknik Sampling... 55

3.8 Teknik Analisis... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden... 57

4.1.1 Responden Penelitian... 57

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Derajat Self-Efficacy... 61

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Aspek-aspek ... 61

4.3. Pembahasan... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 74


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran... 76

5.2.1 Penelitian Lanjutan... 76

5.2.2 Guna Laksana... 76

DAFTAR PUSTAKA... 78

DAFTAR RUJUKAN... 79 LAMPIRAN


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel kisi-kisi alat ukur... 49

Tabel 3.2 Tabel pilihan jawaban pada kuesioner... 50

Tabel 3.3 Tabel skor pilihan jawaban pada kuesioner... 51

Tabel 4.1 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Usia... 56

Tabel 4.2 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 57

Tabel 4.3 Tabel persentase Responden Berdasarkan Pekerjaan... 58

Tabel 4.4 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota Sanggar Senam... 59

Tabel 4.5 Tabel Persentase Derajat Self-efficacy Responden... 60

Tabel 4.6 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Aspek Pilihan... 61

Tabel 4.7 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Aspek Usaha... 61

Tabel 4.8 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Aspek Daya Tahan... 62

Tabel 4.9 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Aspek Penghayatan Perasaan... 63


(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir... 23 Bagan 3.1 Bagan Prosedur Penelitian... 46


(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Self Efficacy

Lampiran II Alat Ukur Self Efficacy Lampiran III Skor Kuesioner Self Efficacy


(9)

(10)

Lampiran I. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Self-efficacy Validitas

No item Koefisien korelasi

Keterangan No item Koefisien korelasi

Keterangan

1. 0.63 Diterima 31. 0.35 Diterima

2. 0.49 Diterima 32. 0.53 Diterima

3. 0.66 Diterima 33. 0.63 Diterima

4. 0.63 Diterima 34. 0.62 Diterima

5. 0.73 Diterima 35. 0.58 Diterima

6. 0.64 Diterima 36. 0.61 Diterima

7. 0.67 Diterima 37. 0.56 Diterima

8. 0.58 Diterima 38. 0.65 Diterima

9. 0.64 Diterima 39. 0.75 Diterima

10. 0.51 Diterima 40. 0.68 Diterima

11. 0.55 Diterima 41. 0.53 Diterima

12. 0.51 Diterima 42. 0.68 Diterima

13. 0.49 Diterima 43. 0.51 Diterima

14. 0.59 Diterima 44. 0.70 Diterima

15. 0.65 Diterima 45. 0.72 Diterima

16. 0.37 Diterima 46. 0.80 Diterima

17. 0.59 Diterima 47. 0.62 Diterima

18. 0.60 Diterima 48. 0.49 Diterima

19. 0.56 Diterima 49. 0.67 Diterima

20. 0.68 Diterima 50. 0.78 Diterima

21. 0.53 Diterima 51. 0.51 Diterima

22. 0.68 Diterima 52. 0.71 Diterima

23. 0.61 Diterima 53. 0.71 Diterima

24. 0.67 Diterima 54. 0.59 Diterima

25. 0.46 Diterima 55. 0.58 Diterima

26. 0.53 Diterima 56. 0.75 Diterima

27. 0.65 Diterima 57. 0.57 Diterima

28. 0.71 Diterima 58. 0.78 Diterima

29. 0.34 Diterima 59. 0.54 Diterima

30. 0.44 Diterima 60. 0.61 Diterima


(11)

Reliabilitas


(12)

Lampiran II. Alat Ukur Self-efficacy

KATA PENGANTAR

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Saat ini saya sedang menyusun Skripsi dengan judul Studi Deskriptif Tentang Self-Efficacy Belief Dalam Mencapai Berat Badan Ideal Pada Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Overweight di Sanggar Senam “X” Bandung. Adapun tujuan dari penelitian saya ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai self-efficacy pada wanita dewasa awal yang mengalami overweight. Untuk keperluan tersebut, saya meminta sedikit kesediaan waktu dan kesediaan Saudara untuk membantu saya mengisi kuesioner ini.

Setiap jawaban maupun keterangan Saudara dalam kuesioner ini akan saya jamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan. Semua data yang saya ambil hanya untuk keperluan penelitian.

Atas kesediaan dan kerjasama Saudara dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Bandung, Agustus 2011


(13)

DATA PRIBADI

Isilah daftar pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan diri Saudara!

IDENTITAS

Usia :

Berat badan : kg tinggi badan: cm Pendidikan :

Pekerjaan :


(14)

KUESIONER SELF-EFFICACY

Instruksi:

Berilah tanda check list (√) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia dengan keadaan diri Saudara yang sebenarnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Pilihan “Sangat Yakin” (SY) jika pernyataan menggambarkan diri Saudara. - Pilihan “Yakin” (Y) jika pernyataan menggambarkan sebagian besar diri

Saudara.

- Pilihan “Kurang Yakin” (KY) jika pernyataan menggambarkan sebagian kecil diri Saudara.

- Pilihan “Tidak Yakin” (TY) jika pernyataan sama sekali tidak menggambarkan diri Saudara.


(15)

NO PERNYATAAN SY Y KY TY 1. Saya yakin mampu memutuskan untuk berolahraga

secara teratur seminggu 3 kali.

2. Meskipun saya merasa lapar, saya yakin mampu memilih makanan dalam porsi yang secukupnya daripada berlebihan demi mencapai berat badan ideal.

3. Saya yakin dapat memilih jenis makanan yang berprotein tinggi seperti dada ayam tanpa kulit, putih telur demi mencapai berat badan ideal.

4. Saya yakin mampu untuk mengurangi kebiasaan makan yang berlebihan demi mencapai berat badan ideal.

5. Saya yakin dapat mengatur jadwal kegiatan saya agar tetap dapat olahraga secara rutin 3 kali seminggu. 6. Meskipun saya merasa lapar, saya yakin mampu

untuk makan makanan dengan porsi yang sudah ditentukan yaitu kira-kira 600 kalori agar mencapai berat badan ideal.

7. Saya yakin dapat mengkonsumsi makanan sehat seperti ayam panggang, telur rebus, daripada makanan yang mengandung santan dan jeroan.

8. Saya yakin dapat menyesuaikan kegiatan saya dengan jam makan saya sehingga tetap teratur. 9. Ketika sedang merasa malas dan tidak bersemangat,

saya yakin untuk tetap pergi senam.

10. Meskipun diajak makan bersama oleh teman pada sebuah pesta, saya yakin mampu untuk tetap mengurangi porsi makan.


(16)

rendah lemak, saya yakin mampu untuk tetap makan makanan yang rendah lemak demi mencapai berat badan ideal.

12. Saya yakin tetap makan 3 kali sehari dan tidak ngemil.

13. Saya merasa puas setelah melakukan senam secara rutin, dan mendapati berat badan saya berkurang dari sebelumnya.

14. Ketika saya diajak makan bersama teman di sebuah pesta, saya merasa puas dengan porsi makan yang cukup, tidak berlebihan.

15. Ketika disajikan menu makanan yang bermacam-macam, saya tetap merasa puas dengan mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan sayur-sayuran.

16. Saya merasa tenang walaupun dalam sehari saya melanggar aturan makan yang telah ditetapkan. 17. Saya yakin dapat mengikuti setiap instruksi senam

demi membentuk badan saya mencapai berat badan ideal.

18. Saya yakin mampu memilih untuk mengurangi porsi makan saya sehari-hari demi mencapai berat badan ideal.

19. Saya yakin dapat menentukan jenis makanan sehat seperti sayuran, buah untuk dikonsumsi dan menghindarkan makanan ringan seperti coklat, gorengan, permen.

20. Saya yakin dapat menentukan jam makan 3 kali sehari dengan teratur.


(17)

misalnya sedikit tidak enak badan, saya yakin untuk tetap pergi senam.

22. Saya yakin mampu makan dengan porsi makanan yang lebih sedikit dari biasanya demi mencapai berat badan ideal.

23. Saya yakin mampu untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran daripada daging-dagingan.

24. Meskipun menu makanan yang disajikan sangat menarik, saya yakin untuk makan sesuai dengan frekuensi yang telah saya tentukan.

25. Jika cuaca tidak mendukung, saya yakin mampu untuk tetap pergi senam 3 kali seminggu.

26. Saya yakin mampu untuk tetap makan dengan porsi yang lebih sedikit walaupun menu makanan yang disajikan adalah kesukaan saya.

27. Meskipun disajikan berbagai macam makanan, saya yakin mampu tetap memilih makanan yang mengandung protein tinggi seperti dada ayam tanpa kulit, ikan, putih telur.

28. Meskipun dalam situasi liburan dan tidak ada aktivitas, saya yakin tetap makan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

29. Saya merasa senang bila mampu mengikuti seluruh gerakan di tempat senam dengan benar.

30. Saya merasa senang jika saya berhasil mengurangi porsi makan saya.

31. Saya tetap merasa puas dengan memakan makanan yang rendah lemak, meskipun saya harus menghindari makanan favorit saya.


(18)

32. Saya merasa senang jika berhasil mematuhi aturan makan yaitu 3 kali sehari.

33. Ketika diajak jalan-jalan oleh teman, saya yakin mampu memilih untuk tetap pergi senam.

34. Ketika diajak makan oleh teman di sebuah pesta, saya yakin dapat menentukan porsi makan secukupnya demi mencapai berat badan ideal.

35. Ketika diajak untuk makan makanan fast-food¸saya yakin dapat memilih makanan yang lebih sehat demi mencapai berat badan ideal.

36. Saya yakin dapat memilih jenis snack sehat untuk dikonsumsi seperti kacang-kacangan dan buah. 37. Saya yakin bisa mengikuti setiap gerakan senam

dengan benar, sesuai dengan instruksi pelatih.

38. Ketika diajak teman untuk makan di pesta, saya yakin mampu makan dengan porsi yang tidak berlebihan.

39. Meskipun tidak suka, saya yakin mampu berusaha untuk memakan makanan yang berkadar lemak rendah.

40. Saya yakin mampu mencari informasi tentang jenis-jenis snack yang cocok untuk mencapai berat badan ideal.

41. Walaupun berat badan saya tidak kunjung turun, saya yakin tetap meneruskan untuk rutin senam. 42. Meskipun dalam keadaan sangat lapar, saya yakin

bisa untuk tetap konsisten makan dengan porsi yang sudah ditetapkan.

43. Ketika lapar, saya yakin untuk makan buah-buahan dibandingkan makanan kecil dan cemilan lainnya.


(19)

44. Meskipun saya masih merasa lapar saya yakin mampu tetap makan sesuai dengan aturan yang telah saya tetapkan.

45. Saya merasa tenang dan tetap optimis apabila berat badan saya belum berkurang walaupun saya sudah rutin mengikuti senam.

46. Saya merasa puas walaupun saya tidak makan makanan ringan favorit saya seperti coklat demi mencapai berat badan ideal.

47. Saya yakin mampu mengurangi kebiasaan ngemil demi mencapai berat badan ideal.

48. Meskipun saya menemukan beberapa kesulitan, saya yakin dapat melakukan gerakan senam yang diberikan pelatih dari awal hingga akhir.

49. Saya yakin bisa menghindari makanan-makanan ringan seperti coklat, gorengan, permen, es krim dan lain-lain.

50. Ketika dihadapkan dengan berbagai makanan favorit, saya yakin dapat mengontrol diri untuk makan secukupnya dan tidak berlebihan.

51. Meskipun merasa lelah saat senam, saya yakin mampu melakukan senam sampai selesai.

52. Meskipun makanan yang disajikan melimpah, saya yakin bisa untuk tetap makan dengan porsi yang lebih sedikit dari biasanya dan tidak berlebihan. 53. Saya yakin mampu tetap untuk memakan suplemen

yang dianjurkan pelatih, walaupun teman saya tidak memakannya.

54. Saya yakin dapat menentukan waktu yang tepat untuk makan snack, yaitu di antara makan pagi dan


(20)

makan siang, serta di sore hari sebelum makan malam.

55. Saya yakin dapat mencari informasi tentang suplemen-suplemen yang menunjang agar mencapai berat-badan ideal.

56. Jika dalam suasana liburan, saya yakin dapat menahan diri untuk makan sesuai dengan jam makan yang telah saya tentukan.

57. Meskipun lokasi tempat senam saya jauh dan sulit untuk ditempuh, saya yakin untuk tetap pergi senam sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

58. Walaupun tidak terlalu suka sayur, tetapi saya yakin untuk tetap rutin makan lebih banyak sayur demi mencapai berat badan ideal.

59. Meskipun gerakan-gerakan senam yang diajarkan oleh pelatih sulit, saya yakin untuk tetap melakukan gerakan tersebut dengan benar.

60. Saya yakin mampu memilih makanan yang berserat tinggi seperti nasi merah, buah dan sayur dibandingkan nasi putih.


(21)

DATA PENUNJANG

Petunjuk Pengisian:

Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai pengalaman saudara dalam kehidupan dan menurunkan berat badan. Saudara diharapkan menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri Saudara.

1. Seberapa sering anda mengalami keberhasilan dalam kehidupan? a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

2. Dalam bidang apakah keberhasilan yang anda alami? a. Pendidikan

b. Karier c. Diet

d. ...

3. Apa efek yang anda rasakan ketika mengalami keberhasilan? a. Bahagia

b. Menjadi lebih bersemangat c. Sedih

d. ...

4. Seberapa sering anda mengalami kegagalan dalam kehidupan? a. Sering


(22)

c. Tidak pernah d.

5. Dalam bidang apakah kegagalan yang pernah anda alami? a. Pendidikan

b. Karier c. Diet

d. ...

6. Apa efek yang anda rasakan ketika mengalami kegagalan tersebut? a. Sedih

b. Tidak bersemangat c. Bahagia

d. ...

7. Dalam kehidupan, lebih sering mana yang anda alami antara keberhasilan atau kegagalan?

a. Keberhasilan b. Kegagalan

8. Bagaimana pengalaman anda dalam menurunkan berat badan? a. Pernah berhasil menurunkan berat badan

b. Selalu gagal menurunkan berat badan

9. Dampak yang anda rasakan ketika berhasil menurunkan berat badan adalah: a. Menjadi semakin yakin untuk terus menurunkan berat badan

hingga mencapai ideal

b. Menjadi tidak yakin untuk menurunkan berat badan hingga mencapai ideal


(23)

10. Jika melihat teman yang berhasil menurunkan berat badannya, maka pengaruh yang anda rasakan?

a. Saya menjadi merasa lebih yakin bahwa saya juga dapat menurunkan berat badan saya hingga ideal.

b. Saya menjadi tidak yakin bahwa diri saya tidak dapat menurunkan berat badan hingga ideal.

11. Apa yang anda rasakan ketika melihat teman yang juga mengalami overweight dan selalu gagal dalam menurunkan berat badannya?

a. Saya merasa yakin bahwa saya dapat membetulkan pola yang salahm dan dapat menurunkan berat badan saya hingga mencapai ideal.

b. Saya menjadi merasa sama dengan teman bahwa saya pun akan sulit dalam menurunkan berat badan.

12. Bagaimana tanggapan orang lain ketika anda mengalami overweight? a. Memberi kritikan

b. Memberi dukungan

13. Apakah orang-orang di sekitar anda mendukung anda dalam mencapai berat badan ideal?

a. Mendukung b. Tidak mendukung

14. Bagaimana pengaruh dukungan orang-orang di sekitar anda dalam usaha menurunkan berat badan?

a. Saya semakin yakin bahwa saya mampu menurunkan berat badan saya hingga mencapai ideal.


(24)

b. Saya menjadi kurang yakin bahwa saya dapat menurunkan berat badan saya hingga ideal.

15. Apa yang anda rasakan ketika orang lain mengkritik usaha penurunan berat badan anda?

a. Saya merasa semakin ingin membuktikan bahwa diri saya dapat berhasil menurunkan berat badan hingga ideal.

b. Saya menjadi ragu untuk melanjutkan usaha saya dalam menurunkan berat badan karena takut tidak akan berhasil.

16. Dalam keluarga anda, apakah ada yang mengalami overweight juga? a. Ada

b. Tidak

17. Jika ada, apakah kebanyakan dari saudara anda mengalami overweight? a. Ya

b. Tidak

18. Apakah anda merasa bahwa overweight yang anda alami merupakan faktor genetik, sehingga sulit untuk dilawan?

a. Ya b. Tidak

19. Kondisi fisik yang anda rasakan selama mengalami overweight? a. Stabil

b. Mudah merasa lelah, sakit c. Sehat


(25)

20. Apakah anda mengkonsumsi suplemen-suplemen lain yang dianjurkan pelatih dalam usaha menurunkan berat badan?

a. Ya b. Tidak

21. Apakah perasaan hati yang sedang senang juga berpengaruh dalam usaha anda ketika menurunkan berat badan?

a. Ya, saya menjadi semakin bersemangat agar cepat berhasil mencapai target.

b. Tidak, saya merasa biasa saja dalam melakukan senam. 22. Apa yang anda rasakan ketika mengalami overweight?

a. Malu/menolak keadaan diri saya b. Dapat menerima keadaan diri saya c. Sedih


(26)

saya sedang menyusun Skripsi dengan judul Studi Deskriptif Tentang Self-Efficacy Belief Dalam Mencapai Berat Badan Ideal Pada Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Overweight di Sanggar Senam “X” Bandung. Adapun tujuan dari penelitian saya ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai self-efficacy pada wanita dewasa awal yang mengalami overweight. Untuk keperluan tersebut, saya meminta sedikit kesediaan waktu dan kesediaan Saudara untuk membantu saya mengisi kuesioner ini.

Setiap jawaban maupun keterangan Saudara dalam kuesioner ini akan saya jamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan. Semua data yang saya ambil hanya untuk keperluan penelitian.

Atas kesediaan dan kerjasama Saudara dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Bandung, Agustus 2011


(27)

IDENTITAS

Usia :

Berat badan : kg tinggi badan: cm Pendidikan :

Pekerjaan :


(28)

Berilah tanda check list (√) pada kolom pilihan jawaban yang telah tersedia dengan keadaan diri Saudara yang sebenarnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Pilihan “Sangat Yakin” (SY) jika pernyataan menggambarkan diri Saudara. - Pilihan “Yakin” (Y) jika pernyataan menggambarkan sebagian besar diri Saudara. - Pilihan “Kurang Yakin” (KY) jika pernyataan menggambarkan sebagian kecil diri

Saudara.

- Pilihan “Tidak Yakin” (TY) jika pernyataan sama sekali tidak menggambarkan diri Saudara.


(29)

memilih makanan dalam porsi yang secukupnya daripada berlebihan demi mencapai berat badan ideal.

3. Saya yakin dapat memilih jenis makanan yang berprotein tinggi seperti dada ayam tanpa kulit, putih telur demi mencapai berat badan ideal.

4. Saya yakin mampu untuk mengurangi kebiasaan makan yang berlebihan demi mencapai berat badan ideal.

5. Saya yakin dapat mengatur jadwal kegiatan saya agar tetap dapat olahraga secara rutin 3 kali seminggu. 6. Meskipun saya merasa lapar, saya yakin mampu

untuk makan makanan dengan porsi yang sudah ditentukan yaitu kira-kira 600 kalori agar mencapai berat badan ideal.

7. Saya yakin dapat mengkonsumsi makanan sehat seperti ayam panggang, telur rebus, daripada makanan yang mengandung santan dan jeroan.

8. Saya yakin dapat menyesuaikan kegiatan saya dengan jam makan saya sehingga tetap teratur. 9. Ketika sedang merasa malas dan tidak bersemangat,

saya yakin untuk tetap pergi senam.

10. Meskipun diajak makan bersama oleh teman pada sebuah pesta, saya yakin mampu untuk tetap mengurangi porsi makan.

11. Walaupun sulit dalam mendapatkan makanan yang rendah lemak, saya yakin mampu untuk tetap makan makanan yang rendah lemak demi mencapai berat badan ideal.


(30)

sebelumnya.

14. Ketika saya diajak makan bersama teman di sebuah pesta, saya merasa puas dengan porsi makan yang cukup, tidak berlebihan.

15. Ketika disajikan menu makanan yang bermacam-macam, saya tetap merasa puas dengan mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan sayur-sayuran.

16. Saya merasa tenang walaupun dalam sehari saya melanggar aturan makan yang telah ditetapkan. 17. Saya yakin dapat mengikuti setiap instruksi senam

demi membentuk badan saya mencapai berat badan ideal.

18. Saya yakin mampu memilih untuk mengurangi porsi makan saya sehari-hari demi mencapai berat badan ideal.

19. Saya yakin dapat menentukan jenis makanan sehat seperti sayuran, buah untuk dikonsumsi dan menghindarkan makanan ringan seperti coklat, gorengan, permen.

20. Saya yakin dapat menentukan jam makan 3 kali sehari dengan teratur.

21. Meskipun dalam keadaan yang tidak mendukung, misalnya sedikit tidak enak badan, saya yakin untuk tetap pergi senam.

22. Saya yakin mampu makan dengan porsi makanan yang lebih sedikit dari biasanya demi mencapai berat badan ideal.


(31)

frekuensi yang telah saya tentukan.

25. Jika cuaca tidak mendukung, saya yakin mampu untuk tetap pergi senam 3 kali seminggu.

26. Saya yakin mampu untuk tetap makan dengan porsi yang lebih sedikit walaupun menu makanan yang disajikan adalah kesukaan saya.

27. Meskipun disajikan berbagai macam makanan, saya yakin mampu tetap memilih makanan yang mengandung protein tinggi seperti dada ayam tanpa kulit, ikan, putih telur.

28. Meskipun dalam situasi liburan dan tidak ada aktivitas, saya yakin tetap makan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

29. Saya merasa senang bila mampu mengikuti seluruh gerakan di tempat senam dengan benar.

30. Saya merasa senang jika saya berhasil mengurangi porsi makan saya.

31. Saya tetap merasa puas dengan memakan makanan yang rendah lemak, meskipun saya harus menghindari makanan favorit saya.

32. Saya merasa senang jika berhasil mematuhi aturan makan yaitu 3 kali sehari.

33. Ketika diajak jalan-jalan oleh teman, saya yakin mampu memilih untuk tetap pergi senam.

34. Ketika diajak makan oleh teman di sebuah pesta, saya yakin dapat menentukan porsi makan secukupnya demi mencapai berat badan ideal.

35. Ketika diajak untuk makan makanan fast-food¸saya yakin dapat memilih makanan yang lebih sehat demi


(32)

dengan benar, sesuai dengan instruksi pelatih.

38. Ketika diajak teman untuk makan di pesta, saya yakin mampu makan dengan porsi yang tidak berlebihan.

39. Meskipun tidak suka, saya yakin mampu berusaha untuk memakan makanan yang berkadar lemak rendah.

40. Saya yakin mampu mencari informasi tentang jenis-jenis snack yang cocok untuk mencapai berat badan ideal.

41. Walaupun berat badan saya tidak kunjung turun, saya yakin tetap meneruskan untuk rutin senam. 42. Meskipun dalam keadaan sangat lapar, saya yakin

bisa untuk tetap konsisten makan dengan porsi yang sudah ditetapkan.

43. Ketika lapar, saya yakin untuk makan buah-buahan dibandingkan makanan kecil dan cemilan lainnya. 44. Meskipun saya masih merasa lapar saya yakin

mampu tetap makan sesuai dengan aturan yang telah saya tetapkan.

45. Saya merasa tenang dan tetap optimis apabila berat badan saya belum berkurang walaupun saya sudah rutin mengikuti senam.

46. Saya merasa puas walaupun saya tidak makan makanan ringan favorit saya seperti coklat demi mencapai berat badan ideal.

47. Saya yakin mampu mengurangi kebiasaan ngemil demi mencapai berat badan ideal.


(33)

lain-lain.

50. Ketika dihadapkan dengan berbagai makanan favorit, saya yakin dapat mengontrol diri untuk makan secukupnya dan tidak berlebihan.

51. Meskipun merasa lelah saat senam, saya yakin mampu melakukan senam sampai selesai.

52. Meskipun makanan yang disajikan melimpah, saya yakin bisa untuk tetap makan dengan porsi yang lebih sedikit dari biasanya dan tidak berlebihan. 53. Saya yakin mampu tetap untuk memakan suplemen

yang dianjurkan pelatih, walaupun teman saya tidak memakannya.

54. Saya yakin dapat menentukan waktu yang tepat untuk makan snack, yaitu di antara makan pagi dan makan siang, serta di sore hari sebelum makan malam.

55. Saya yakin dapat mencari informasi tentang suplemen-suplemen yang menunjang agar mencapai berat-badan ideal.

56. Jika dalam suasana liburan, saya yakin dapat menahan diri untuk makan sesuai dengan jam makan yang telah saya tentukan.

57. Meskipun lokasi tempat senam saya jauh dan sulit untuk ditempuh, saya yakin untuk tetap pergi senam sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

58. Walaupun tidak terlalu suka sayur, tetapi saya yakin untuk tetap rutin makan lebih banyak sayur demi mencapai berat badan ideal.


(34)

(35)

Petunjuk Pengisian:

Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai pengalaman saudara dalam kehidupan dan menurunkan berat badan. Saudara diharapkan menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri Saudara.

1. Seberapa sering anda mengalami keberhasilan dalam kehidupan? a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

2. Dalam bidang apakah keberhasilan yang anda alami? a. Pendidikan

b. Karier c. Diet

d. ...

3. Apa efek yang anda rasakan ketika mengalami keberhasilan? a. Bahagia

b. Menjadi lebih bersemangat c. Sedih

d. ...

4. Seberapa sering anda mengalami kegagalan dalam kehidupan? a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah d.


(36)

c. Diet

d. ...

6. Apa efek yang anda rasakan ketika mengalami kegagalan tersebut? a. Sedih

b. Tidak bersemangat c. Bahagia

d. ...

7. Dalam kehidupan, lebih sering mana yang anda alami antara keberhasilan atau kegagalan?

a. Keberhasilan b. Kegagalan

8. Bagaimana pengalaman anda dalam menurunkan berat badan? a. Pernah berhasil menurunkan berat badan

b. Selalu gagal menurunkan berat badan

9. Dampak yang anda rasakan ketika berhasil menurunkan berat badan adalah:

a. Menjadi semakin yakin untuk terus menurunkan berat badan hingga mencapai ideal

b. Menjadi tidak yakin untuk menurunkan berat badan hingga mencapai ideal 10. Jika melihat teman yang berhasil menurunkan berat badannya, maka pengaruh yang anda

rasakan?

a. Saya menjadi merasa lebih yakin bahwa saya juga dapat menurunkan berat badan saya hingga ideal.

b. Saya menjadi tidak yakin bahwa diri saya tidak dapat menurunkan berat badan hingga ideal.


(37)

dapat menurunkan berat badan saya hingga mencapai ideal.

b. Saya menjadi merasa sama dengan teman bahwa saya pun akan sulit dalam menurunkan berat badan.

12. Bagaimana tanggapan orang lain ketika anda mengalami overweight? a. Memberi kritikan

b. Memberi dukungan

13. Apakah orang-orang di sekitar anda mendukung anda dalam mencapai berat badan ideal? a. Mendukung

b. Tidak mendukung

14. Bagaimana pengaruh dukungan orang-orang di sekitar anda dalam usaha menurunkan berat badan?

a. Saya semakin yakin bahwa saya mampu menurunkan berat badan saya hingga mencapai ideal.

b. Saya menjadi kurang yakin bahwa saya dapat menurunkan berat badan saya hingga ideal.

15. Apa yang anda rasakan ketika orang lain mengkritik usaha penurunan berat badan anda? a. Saya merasa semakin ingin membuktikan bahwa diri saya dapat berhasil

menurunkan berat badan hingga ideal.

b. Saya menjadi ragu untuk melanjutkan usaha saya dalam menurunkan berat badan karena takut tidak akan berhasil.

16. Dalam keluarga anda, apakah ada yang mengalami overweight juga? a. Ada


(38)

18. Apakah anda merasa bahwa overweight yang anda alami merupakan faktor genetik, sehingga sulit untuk dilawan?

a. Ya b. Tidak

19. Kondisi fisik yang anda rasakan selama mengalami overweight? a. Stabil

b. Mudah merasa lelah, sakit c. Sehat

d. Tidak stabil

20. Apakah anda mengkonsumsi suplemen-suplemen lain yang dianjurkan pelatih dalam usaha menurunkan berat badan?

a. Ya b. Tidak

21. Apakah perasaan hati yang sedang senang juga berpengaruh dalam usaha anda ketika menurunkan berat badan?

a. Ya, saya menjadi semakin bersemangat agar cepat berhasil mencapai target. b. Tidak, saya merasa biasa saja dalam melakukan senam.

22. Apa yang anda rasakan ketika mengalami overweight? a. Malu/menolak keadaan diri saya

b. Dapat menerima keadaan diri saya c. Sedih


(39)

2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2

3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3

4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3

5 2 3 2 4 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 2 2 1 2 2

6 2 2 2 4 3 2 4 2 2 2 4 2 2 3 2 4 4 2 4 2 3 2 3 2 4 4 3

7 4 2 2 2 2 4 3 4 2 2 2 3 2 4 4 4 3 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2

8 4 4 2 2 4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 3 4 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 3

9 3 2 2 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2

10 4 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 3 2 2

11 3 2 2 3 4 4 2 4 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3

12 3 4 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 4 2 4 3 4 3 4 2 4 4 3 2 2 4

13 3 4 4 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 2 3 4 2 4

14 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 3 4 2 4

15 2 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 2 2 3 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 3 3 4

16 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4

17 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 4

18 4 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 2 2 4 2 4

19 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4

20 3 3 4 4 4 2 2 4 3 2 3 2 4 2 2 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4


(40)

4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4

4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 4

2 3 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 4 2

3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3

4 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 4 4

3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 4

2 2 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4

2 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3

3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 2 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2

4 3 2 3 3 2 2 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 4 2 3 3

4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 2 2 2 4 3 4 2 4 3 2 4 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4


(41)

4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3

2 4 4 4 2 2 3 4 2 2 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2

2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 3 2 3 2 4 4 3

4 2 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4


(42)

25 3 2 4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 2 4 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 2 4

26 3 2 2 2 4 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3

27 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 4 2 2 2 4 3 2 3 2 2


(43)

a. Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Sumber Self-efficacy

Tabel 4.1 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Seringnya Mengalami Keberhasilan

Derajat Self-efficacy Seringnya

Mengalami Keberhasilan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Sering 16 48.5 17 51.5 33 (100%)

Kadang 22 55.0 18 45.0 40 (100%)

Tidak Pernah 14 37.8 23 62.2 37 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.2 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Bidang Keberhasilan

Derajat Self-efficacy Bidang Keberhasilan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Pendidikan 20 52.6 18 47.4 38 (100%)

Diet 14 43.8 18 56.3 32 (100%)

Karier 18 45.0 22 55.0 40 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.3 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Efek Keberhasilan

Derajat Self-efficacy Efek

Keberhasilan

Lemah Kuat

Total

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Bahagia 29 47.5 32 52.5 61 (100%)

Lebih Bersemangat

23 46.9 26 53.1 49 (100%)


(44)

Derajat Self-efficacy Pengalaman Kegagalan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Sering 17 54.8 14 45.2 31 (100%)

Kadang-kadang 14 33.3 28 66.7 42 (100%)

Tidak Pernah 21 56.8 16 43.2 37 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.5 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Bidang Kegagalan

Derajat Self-efficacy Bidang Kegagalan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Pendidikan 14 50.0 14 50.0 28 (100%)

Karier 16 48.5 17 51.5 33 (100%)

Diet 22 44.9 27 55.1 49 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.6 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Efek Kegagalan Derajat

Self-efficacy Efek

Kegagalan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Sedih 29 47.5 32 52.5 61 (100%)

Tidak Bersemangat

23 46.9 26 53.1 49 (100%)


(45)

Derajat Self-efficacy Seringnya

Keberhasilan atau Kegagalan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Keberhasilan 19 38.8 30 61.2 49 (100%)

Kegagalan 33 54.1 28 45.9 61 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.8 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Pengalaman Menurunkan Berat Badan

Derajat Self-efficacy Pengalaman Menurunkan Berat Badan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Pernah Berhasil

24 48.0 26 52.0 50 (100%)

Selalu Gagal 28 46.7 32 53.3 60(100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.9 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Dampak Penurunan Berat Badan

Derajat Self-efficacy Dampak Penurunan Berat Badan

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Semakin Yakin

22 44.0 28 56.0 50 (100%)

Menjadi Tidak Yakin

22 36.7 38 63.3 60 (100%)


(46)

Keberhasilan Teman Derajat

Self-efficacy Pengaruh

Keberhasilan Teman

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Yakin 22 44.0 28 56.0 50 (100%)

Menjadi Yakin 30 50.0 30 50.0 60 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.11 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Pengaruh Kegagalan Teman

Derajat Self-efficacy Pengaruh

Kegagalan Teman

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Merasa Sama dan Akan Sulit

Menurunkan Berat

31 49.2 32 50.8 63 (100%)

Yakin Dapat Membetulkan Pola dan Mencapai Berat Ideal

21 44.7 26 55.3 47 (100%)


(47)

Derajat Self-efficacy Tanggapan Orang Ketika Overweight

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Memberi Kritik 26 45.6 31 54.4 57 (100%)

Memberi Dukungan 26 49.1 27 50.9 53 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.13 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Dukungan Orang Dalam Mencapai Berat Badan Ideal

Derajat Self-efficacy

Dukungan Orang Sekitar

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Tidak Mendukung 32 52.5 29 47.5 61 (100%)

Mendukung 20 40.8 29 59.2 49 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.14 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Pengaruh Dukungan Orang Sekitar Dalam Pencapaian Berat Badan Ideal

Derajat Self-efficacy Pengaruh Dukungan Orang Sekitar

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Menjadi Semakin Yakin

30 51.7 28 48.3 58 (100%)

Menjadi Kurang Yakin

22 42.3 30 57.7 52 (100%)


(48)

Dikritik Orang dalam Usaha Pencapaian Berat Badan Derajat Self-efficacy

Kritik Orang lain

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Semakin Ingin Membuktikan Keberhasilan

23 43.4 30 56.6 53 (100%)

Menjadi Ragu untuk Melanjutkan Usaha

29 50.9 28 49.1 57 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.16 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Faktor Overweight Dalam Keluarga

Derajat Self-efficacy Faktor Overweight Keluarga

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ada 29 55.8 23 44.2 52 (100%)

Tidak Ada 23 39.7 35 60.3 58 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.17 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Banyaknya Anggota Keluarga yang Overweight

Derajat Self-efficacy Banyaknya

Keluarga Overweight

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Banyak 31 51.7 29 48.3 60 (100%)

Tidak Banyak 21 42.0 29 58.0 50 (100%)


(49)

Overweight amerupakan Faktor Genetik Derajat Self-efficacy

Overweight Faktor Genetik

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 27 48.2 29 51.8 56 (100%)

Tidak 25 46.3 29 53.7 54 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.19 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Kondisi Fisik Ketika Overweight

Derajat Self-efficacy Kondisi Fisik

Overweight

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Stabil 18 54.5 15 45.5 33 (100%)

Mudah Lelah, sakit 14 38.9 22 61.1 36 (100%)

Sehat 10 55.6 8 44.4 18 (100%)

Tidak Stabil 10 43.5 13 56.5 23 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.20 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Konsumsi Suplemen untuk Menurunkan Berat Badan

Derajat Self-efficacy

Konsumsi Suplemen

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 25 43.9 32 56.1 57 (100%)

Tidak 27 50.9 26 49.1 53 (100%)


(50)

Derajat Self-efficacy Pengaruh Perasaan

Senang

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Ya 27 51.9 25 48.1 52 (100%)

Tidak 25 43.1 33 56.9 58 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.22 Tabel Tabulasi Silang Antara Derajat Self-efficacy dengan Perasaan Ketika Overweight

Derajat Self-efficacy Perasaan Ketika

Overweight

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Malu, Menolak Diri 21 58.3 15 41.7 36 (100%)

Dapat Menerima Diri 14 41.2 20 58.8 34 (100%)

Sedih 17 42.5 23 57.5 40 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.23 Tabel Persentase Mastery Experiences responden

Mastery Experiences Jumlah Persentase

Cenderung negatif 11 10

Cenderung positif 99 90

Total 110 100.0

Tabel 4.24 tabel Persentase Vicarious Experiences responden

Vicarious Experiences Jumlah Persentase

Cenderung negatif 11 10

Cenderung positif 99 90


(51)

Cenderung negatif 82 74.5

Cenderung positif 28 25.5

Total 110 100.0

Tabel 4.26 Tabel Physiological and Affective States Responden

Physiological &Affective States Jumlah Persentase

Cenderung negatif 53 48.2

Cenderung positif 57 51.8

Total 110 100.0

Tabel 4.27 Tabel Tabulasi Silang Antara Mastery Experiences dengan Self-efficacy Derajat Self-efficacy

Mastery Experiences

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Cenderung Negatif 7 63.6 4 36.4 11 (100%)

Cenderung Positif 45 45.5 54 54.5 99 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.28 Tabel Tabulasi Silang Antara Vicarious Experiences dengan Self-efficacy Derajat Self-efficacy

Vicarious Experiences

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Cenderung Negatif 7 63.6 4 36.4 11 (100%)

Cenderung Positif 45 45.5 54 54.5 99 (100%)


(52)

Social/verbal Persuasions

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Cenderung Negatif 36 43.9 46 56.1 82 (100%)

Cenderung Positif 16 57.1 12 42.9 28 (100%)

Total 52 47.3 58 52.7 110 (100%)

Tabel 4.30 Tabel Tabulasi Silang Antara Physiological & AffectiveStates dengan Self-efficacy

Derajat Self-efficacy

Physiological &Affective States

Lemah Kuat

Total Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Cenderung Negatif 23 43.4 30 56.6 53 (100%)

Cenderung Positif 29 50.9 28 49.1 57 (100%)


(53)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pola hidup masyarakat Indonesia belakangan ini sudah banyak berubah. Kecenderungan perubahan pola hidup ini, tampak dalam westernisani makanan. Makanan yang dikonsumsi kebanyakan mengandung lemak yang berkolesterol dan berkalori tinggi. Pola makan seperti ini akan dengan mudah mengakibatkan kegemukan atau overweight. Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita overweight cenderung meningkat. Di Indonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gizi ini mulai muncul pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan terjadinya perubahan pola makan dan pola aktivitas yang mendukung meningkatnya jumlah penderita obesitas (Sunita Almatsier, 2004). Masyarakat perkotaan yang cenderung sibuk lebih memilih mengkonsumsi makanan cepat saji dengan alasan lebih praktis. Saat ini, sekitar seratus juta penduduk di dunia mengalami overweight. Berdasarkan data WHO, kian hari makin banyak orang yang mengalami kelebihan berat badan. (Cita Cinta, September 2003). Di Indonesia, Direktorat Bina Gizi Departemen Kesehatan RI tahun 2000 menyatakan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami overweight lebih dari 9,8 juta atau 4,7% dari jumlah penduduk. Dari jumlah tersebut, kurang lebih tiga juta adalah anak-anak dan sisanya adalah


(54)

Universitas Kristen Maranatha remaja wanita. Antara pria dan wanita diperkirakan jumlahnya hampir sama, namun lebih banyak ditemukan pada wanita. (Syariff, 2000).

Kelebihan berat badan atau overweight bisa saja disebabkan oleh massa otot atau air dalam tubuh. Overweight adalah suatu keadaan patologis (tidak seharusnya) yang ditandai dengan penimbunan lemak di dalam tubuh. Umumnya jumlah lemak dalam tubuh wanita lebih besar daripada pria. Sejak bayi, hal ini sudah nampak. Penambahan lemak tubuh pada pria dan wanita sampai dengan usia 8 tahun kurang lebih sama. Kemudian sejak akhil balik (13 tahun), pertumbuhan lemak pada tubuh pria akan melambat dibandingkan wanita. Pertumbuhan lemak pada tubuh wanita terutama tampak pada bagian dada, pinggul, bokong, dan anggota gerak bagian atas. Sedangkan pertumbuhan lemak pada tubuh pria kemudian banyak yang dialihkan menjadi pertumbuhan otot. Karena itulah, lebih banyak wanita yang mengalami overweight dibandingkan pria. (http://zicoe.com/2010/04/18/obesitas-demi-tuhan-hindarilah/).

Terdapat beberapa dampak negatif yang dapat terjadi pada saat mengalami overweight, antara lain dalam hal kesehatan, penampilan dan mobilitas hidup. Dalam hal kesehatan, seseorang yang mengalami overweight berisiko lebih besar untuk terkena masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kanker dan penyakit jantung. Seseorang yang telah didiagnosa menderita penyakit kronis semacam ini cenderung akan mencoba untuk mengembalikan performa kesehatannya dengan melakukan segala hal termasuk berobat dan berolahraga lebih giat demi kesehatannya, seperti diungkapkan oleh ilmu


(55)

Universitas Kristen Maranatha psikologi kesehatan ( http://www.yarsi.ac.id/web-directory/kolom-dosen/73-fakultas-psikologi/173-metta.html).

Sedangkan dalam hal penampilan, seseorang biasanya merasa minder dan rendah diri dengan tubuh overweight-nya apabila harus tampil di muka umum dan berbaur bersama relasi dan teman-temannya, apalagi jika melihat teman-temannya adalah sosok yang sempurna dan ideal. Dalam hal mobilitas, faktor overweight dapat mengurangi kecepatan atau kegesitan seseorang dalam mengerjakan sesuatu.

Pada masa sekarang ini perubahan pola makan seseorang, kesibukan, peningkatan pendapatan dalam taraf ekonomi tertentu merupakan faktor utama yang menyebabkan seseorang menjadi overweight. Wanita selalu berusaha untuk mencapai bentuk tubuh mereka menjadi ideal. Namun cara mereka dalam mencapainya seringkali salah sehingga menyebabkan penyakit ataupun kesehatan yang kurang baik bagi kehidupan mereka. Mereka menanggalkan kebiasaan rutin seperti sarapan, makan siang dalam porsi yang sangat kecil atau menggantinya dengan makanan yang berkalori kecil, meniadakan makan malam, makan terlalu banyak atau sedikit, olahraga berlebihan, kurang tidur dan lain-lain.

Gaya hidup yang tidak teratur ini akan menurunkan daya tahan tubuh dan menjadikannya rentan terhadap penyakit yang akan berpengaruh pada masa depan mereka. Selain menyebabkan tubuh mereka menjadi rentan terhadap penyakit, pola hidup yang salah dan tidak beraturan ini lebih menyulitkan mereka dalam mencapai berat badan ideal, yang terjadi justru sebaliknya, mereka mengalami overweight (kelebihan berat badan). Istilah “normal”, “overweight” dan “obese”


(56)

Universitas Kristen Maranatha dapat berbeda-beda, masing-masing negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu pengukuran atau klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI (Body Mass Index), yang dapat dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). (www.kabarindonesia.com).

Kelebihan berat badan (overweight) memiliki pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Pada kebanyakan wanita dan pria, overweight berarti memiliki berat badan jauh melebihi berat yang diinginkan. Overweight adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sedangkan definisi overweight menurut para dokter adalah suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan, suatu penyakit kronik yang dapat diobati, suatu penyakit epidemik, suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas hidup. (www.infosehat.com). Overweight sendiri dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Body Mass Index (BMI) telah diakui sebagai metode yang paling praktis dalam menentukan overweight pada orang dewasa di bawah usia 70 tahun dan tidak dapat digunakan pada anak-anak ataupun orang yang memiliki banyak otot seperti atlet.

Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa penyebab overweight bersifat multi faktor, antara lain adanya keterlibatan faktor genetik, ras, perubahan


(57)

Universitas Kristen Maranatha pola makan dan pola aktifitas serta emosi. Keterlibatan faktor genetik relatif sulit dibuktikan. Diduga, ada kelompok masyarakat tertentu yang proses metabolisme tubuhnya relatif lebh lambat dibandingkan dengan yang lainnya. Kondisi ini menyebabkan seseorang memiliki peluang lebih besar untuk menderita overweight. Overweight dapat menurun dalam keluarga tetapi mekanismenya sampai saat ini masih tetap belum jelas, walaupun anggota keluarga tersebut secara genetik cenderung dapat mengalami kelebihan berat badan. Hal ini dimungkinkan karena banyak gen yang terlibat dalam proses pengeluaran dan pemasukan energi. (http://bentukbadanideal.com/artikel/kesehatan.html).

Overweight meningkat sesuai dengan penambahan umur dan kemudian menurun sebelum akhirnya berhenti pada usia lanjut. Bagi individu yang inaktif, termasuk mereka yang jarang melakukan olahraga, mengkonsumsi alkohol dan merokok cenderung mengalami peningkatan berat badan. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan. Makan, bagi sebagian orang juga dapat memberikan respon dari emosi yang negatif, seperti kebosanan dan kesedihan. Faktor emosi juga turut berkontribusi menyebabkan overweight pada diri seseorang. Saat seseorang merasa cemas, sedih, kecewa atau tertekan, biasanya cenderung akan mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan tersebut.

Sekarang ini, banyak wanita yang merasa bahwa tubuhnya kurang ideal bahkan mengalami kelebihan berat badan dari yang mereka inginkan. Hal ini banyak dipengaruhi oleh body image wanita muda yang berpikir bahwa tubuh kurus seperti model adalah tubuh ideal bagi setiap wanita (Cosmopolitan,


(58)

Universitas Kristen Maranatha Desember 2007). Dengan demikian, banyak cara yang ingin dilakukan demi mengurangi berat badannya, antara lain dengan melakukan diet ketat, olahraga yang teratur, mengatur pola makan sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan. Menurut dokter dan pakar gizi, hingga saat ini, cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan melakukan olahraga, karena hasil yang didapat akan lebih stabil. Karena itu, saat ini makin banyak tersebar pusat kebugaran olahraga. Proses pencapaian berat badan ideal memerlukan disiplin dan pengaturan pola makan agar hasil yang dicapai menjadi optimal.

Banyak macam olahraga yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan, antara lain, lari, fitness, senam, dan lain sebagainya. Wanita pada umumnya akan lebih memilih senam dibandingkan olahraga semacam fitness atau lari. Alasan utamanya adalah, wanita lebih menyukai sesuatu yang memiliki ritme, alur, bervariasi dan tidak monoton yang dapat ditemukan dalam olahraga senam karena menggunakan musik yang meningkatkan semangat dan gerakan yang bervariasi. Tidak seperti melakukan fitness yang hanya monoton dan gerakannya tidak berubah-ubah. Beberapa manfaat kegiatan senam antara lain membuat seseorang kelihatan lebih muda, tidur nyenyak, tubuh segar dan bersemangat, dapat mengurangi masalah medis seperti punggung yang sakit, memiliki ingatan lebih baik, mengurangi sakit tulang, mengurangi berat badan, meningkatkan penglihatan, menghambat penuaan, meningkatkan kekuatan fisik, menjaga ketahanan tubuh, meningkatkan kesehatan mental dan emosi, menjaga perasaan terasa baik (good feeling), dan mengatur energi secara keseluruhan (http://yuhana.wordpress.com/2008/04/30/senam-tibet/). Namun tidak dapat


(59)

Universitas Kristen Maranatha dipungkiri, selain faktor dana, waktu, kemauan dan keyakinan diri pun cukup berpengaruh dalam usaha pencapaian tujuan ini. Para wanita ini, memerlukan keyakinan dalam mencapai tujuannya. Selain memiliki keyakinan, mereka pun melakukan kegiatan senam ini dengan rutin, mengatur pola makan dengan makan makanan yang bergizi dan seimbang, dan menjadikannya sebagai pola hidup sehat, akan mempermudah tujuan mereka dalam mencapai berat badan ideal.

Keyakinan akan kemampuan diri tersebut oleh Bandura disebut sebagai self-efficacy. Bandura (2002) mengatakan bahwa self-efficacy adalah belief seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur situasi-situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang. Self-efficacy akan mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh individu. Pada seorang wanita overweight yang sedang berusaha mencapai berat badan ideal, perilaku yang timbul dapat berupa pilihan yang dibuat untuk menurunkan berat badannya, usaha yang dikeluarkannya dalam mencapai berat badan ideal, berapa lama seseorang dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan-rintangan (misalnya saat dihadapkan dengan kegagalan), dan bagaimana penghayatan perasaannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan-tuntutan mengenai kondisi kesehatan dan berat-badannya. Tingkah laku yang ditampilkan tersebut dapat menggambarkan kuat atau lemahnya self-efficacy yang dimiliki oleh wanita tersebut. Self-efficacy menentukan bagaimana seseorang merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku (Bandura, 2002).

Jika seorang wanita memiliki self-efficacy yang kuat dalam mencapai berat badan ideal, ia akan yakin bahwa dirinya mampu dan berhasil mengatasi dan tetap


(60)

Universitas Kristen Maranatha bertahan sampai mencapai berat badan idealnya. Tingkah laku yang dapat menggambarkan kuatnya penghayatan self-efficacy seseorang dalam mencapai berat badan idealnya antara lain, rajin melakukan olahraga senam, mampu berdiet, mengatur pola makan serta melakukan pola hidup sehat. Sebaliknya, jika wanita tersebut memiliki self-efficacy yang lemah, ia kurang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu mengatasi setiap hambatan dalam mencapai berat badan idealnya, menghindari setiap kegiatan karena malu akan bentuk tubuhnya, dan cenderung mudah menyerah ketika mendapatkan hambatan dalam mencapai usahanya. Tingkah laku yang dapat menggambarkan lemahnya penghayatan self-efficacy dalam diri wanita tersebut antara lain, jarang melakukan olahraga senam, malas dalam melaksanakan diet, dan selalu berpikiran negatif terhadap dirinya terutama ketika ia mengalami kegagalan dalam usahanya, dan lain sebagainya.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada 20 orang wanita overweight yang sedang berusaha mencapai berat badan ideal pada sanggar senam

“X” Bandung, diperoleh data bahwa sebanyak 70% (14 orang) merasa bahwa mereka akan berhasil mengatasi masalah berat badannya menuju berat badan ideal meskipun ada 3 orang di antara mereka yang menyadari bahwa keyakinannya terhadap keberhasilan mereka dalam mencapai berat badan idealnya terkadang tidak sebanding dengan tingkah laku dan disiplin yang mereka lakukan. Walaupun mereka dengan rajin melakukan kegiatan senam, mereka tidak mengimbanginya dengan diet, pola hidup sehat, maupun mengatur pola makan mereka. Namun mereka selalu berusaha untuk mengerahkan usaha yang lebih besar lagi dalam memperoleh berat badan ideal yang mereka inginkan. Mereka tidak ragu dalam


(61)

Universitas Kristen Maranatha melakukan setiap kegiatan olahraga senam sebagai tindakan utama yang mereka lakukan dalam mencapai berat badan idealnya. Selain itu mereka juga mengatur pola makan mereka serta selalu menjalankan pola hidup sehat dalam kehidupannya. Sebanyak 20% (4 orang) merasa kurang yakin dalam usahanya. Mereka merasa minder karena bentuk tubuhnya yang overweight. Mereka kurang yakin dalam usaha yang dilakukan karena menyadari bahwa dirinya lebih banyak malas ketika hendak melakukan olahraga senam, selain itu mereka juga tidak mengatur pola makannya, mereka lebih suka makan makanan sembarang (yang mengandung kalori tinggi dan juga lemak tinggi). Mereka menginginkan cara instan dalam mencapai berat idealnya, namun merasa malas dalam usaha yang harus dikeluarkan. Sedangkan sebanyak 10% (2 orang) merasa tidak yakin atas usaha yang dilakukannya dalam mencapai berat badannya meskipun banyak orang disekitarnya mendukung apa yang dilakukannya. Ia merasa sangat malas apabila harus melakukan senam, mengatur pola makan dan berdiet. Mereka lebih suka bermalas-malasan di rumah, dan menikmati makanan yang tinggi lemak dan kalori. Dengan begitu, mereka terkadang menghindari kegiatan di luar rumah karena merasa minder dengan bentuk tubuhnya yang overweight.

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti kepada 20 wanita overweight yang sedang menjalankan senam, sebanyak 80% (16 orang) menyatakan bahwa mereka dengan rajin dan tanpa paksaan melakukan senam rutin seminggu minimal 2 sampai dengan 3 kali demi mencapai berat badan idealnya dengan mengesampingkan segala perasaan malas yang dimiliki mereka. Sedangkan sebanyak 20% (4 orang) menyatakan bahwa mereka masih terkadang merasa


(62)

Universitas Kristen Maranatha malas untuk pergi ke tempat senam dan melakukan secara rutin. Mereka lebih senang diam di rumah dan menghabiskan waktunya untuk bersantai-santai misalnya menonton televisi atau sekedar mengobrol bersama teman dan keluarga. Self-efficacy seseorang pun dapat dilihat dari aspek-aspek yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam aspek pilihan yang dibuat, sebanyak 70% (14 orang) merasa yakin atas pilihan mereka untuk mengikuti senam dan bahwa pilihan yang telah dibuatnya ini dapat memudahkan tujuan mereka dalam mencapai berat badan ideal. Sedangkan sebanyak 20% (4 orang) merasa masih kurang yakin atas pilihannya dengan melakukan kegiatan senam, mereka menganggap bahwa senam hanyalah sebagai suatu alternatif dalam mengurangi berat badan, jika berhasil itu adalah bonus yang mereka dapatkan. Selain itu terdapat 10% (2 orang) yang menyatakan bahwa mereka sebenarnya tidak yakin bahwa dengan senam dapat menjadikan tubuh mereka menjadi ideal.

Sebanyak 65% (13 orang) menyatakan bahwa mereka berusaha untuk selalu menyusun jadwal kegiatan mereka, mengusahakan transportasi dan meluangkan waktu mereka untuk melakukan senam di antara jadwal kegiatan mereka setiap minggunya. Sedangkan sebanyak 20% (4 orang) menyatakan bahwa mereka juga membuat jadwal untuk melakukan senam, namun lebih banyak bolos atau ingkar, karena mereka lebih memilih untuk kegiatan lain daripada melakukan senam. Selain itu sebanyak 15% (3 orang) menyatakan mereka melakukan senam ketika tidak merasa malas saja dan ketika tidak ada kegiatan lain.


(63)

Universitas Kristen Maranatha Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada 20 wanita overweight juga terdapat sebanyak 60% (12 orang) menyatakan mereka mampu bertahan dalam melakukan kegiatan senam, karena mereka yakin dengan senam dapat menjadikan tubuhnya menjadi ideal, sehingga mereka juga melakukan pola hidup sehat demi menunjang senamnya. Sedangkan sebanyak 40% (8 orang) menyatakan mereka kurang dapat bertahan dengan senam, mereka seringkali menjadi malas dan meninggalkan senam ketika mereka tidak melihat perubahan pada tubuh mereka.

Sebanyak 65% (13 orang) dari wanita overweight, mengatakan mereka senang dalam mengikuti senam, karena mereka dapat merasakan bahwa tubuhnya menjadi lebih segar, lebih sehat dan jarang mengalami sakit lagi. Terdapat pula 25% (5 orang) merasa terpaksa dalam melakukan senam, karena malas melakukan kegiatan lain seperti fitness, lari atau kegiatan olahraga lain, maka mereka terpaksa memilih senam. Selain itu sebanyak 10% (2 orang) menyatakan bahwa mereka sebenarnya tidak senang melakukan senam karena merasa bosan dengan gerakan-gerakannya dan lain sebagainya.

Perbedaan mengenai pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan, daya tahan saat menghadapi rintangan serta penghayatan perasaan wanita overweight dalam mencapai berat badan idealnya inilah yang akan menimbulkan perbedaan derajat self-efficacy seseorang dan membuat peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana self-efficacy seorang wanita overweight dalam mencapai berat badan


(64)

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Sejauh mana derajat self-efficacy dalam mencapai berat badan ideal pada wanita usia dewasa awal yang mengalami overweight di Sanggar Senam “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai self-efficacy dalam mencapai berat badan ideal pada wanita dewasa awal yang mengalami overweightdi Sanggar Senam “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai derajat self-efficacy yang diperoleh melalui empat sumber yaitu mastery experiences, vicarious experiences, social/verbal persuasion, physiological and affective states dalam mencapai berat badan ideal pada wanita dewasa awal yang mengalami overweightdi Sanggar Senam “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1. Sebagai masukan berupa informasi bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Klinis dan Psikologi Kesehatan mengenai self-efficacy pada dewasa awal khususnya wanita.

2. Sebagai masukan berupa informasi bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian lanjutan mengenai self-efficacy dan dapat dikaitkan dengan aspek lain.


(65)

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai masukan berupa informasi mengenai self-efficacy dalam mencapai berat badan ideal khususnya bagi wanita usia dewasa awal yang mengalami overweight sehingga dapat menjadi bahan untuk pengenalan diri, dan bagi wanita yang memiliki self-efficacy lemah agar dapat meningkatkan self-efficacy-nya dengan pemberian motivasi melalui penyuluhan ataupun pengetahuan dari media yang lain.

2. Sebagai masukan berupa informasi bagi wanita usia dewasa awal yang memiliki keterkaitan dengan overweight agar dapat mencapai berat badan idealnya dengan cara yang sehat dan dapat menciptakan peningkatan self-efficacy dari wanita yang bersangkutan.

1.5 Kerangka Pikir

Wanita pada usia dewasa awal berusaha untuk mencapai bentuk tubuh mereka menjadi ideal. Wanita-wanita ini melakukan banyak cara dalam mencapai berat badan ideal mereka. Ciri perkembangan wanita dewasa awal pada umumnya adalah mencapai citra diri yang mereka inginkan, dan lebih sering bereksplorasi dalam mencapai apa yang diinginkan termasuk dalam mencapai berat badan idealnya. Namun menurut penelitian yang dilakukan WHO, cara yang mereka gunakan salah, sehingga menyebabkan penyakit ataupun kesehatan yang kurang baik bagi kehidupannya. Wanita tersebut menanggalkan kebiasaan rutin seperti sarapan, makan siang dalam porsi yang sangat kecil atau menggantinya dengan makanan yang berkalori kecil, meniadakan makan malam, makan terlalu banyak atau sedikit, olahraga berlebihan, kurang tidur dan lain-lain. Gaya hidup yang


(66)

Universitas Kristen Maranatha tidak teratur ini akan menurunkan daya tahan tubuh dan menjadikannya rentan terhadap penyakit yang akan berpengaruh pada masa depan mereka. Selain menyebabkan tubuh mereka menjadi rentan terhadap penyakit, pola hidup yang salah dan tidak beraturan ini lebih menyulitkan mereka dalam mencapai berat badan ideal, yang terjadi justru sebaliknya, mereka mengalami overweight (kelebihan berat badan). Overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal. Istilah “normal”,

overweight” dan “obese” dapat berbeda-beda, masing-masing negara dan budaya mempunyai kriteria sendiri-sendiri, oleh karena itu, WHO menetapkan suatu pengukuran atau klasifikasi obesitas yang tidak bergantung pada bias-bias kebudayaan. Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI (Body Mass Index), yang dapat dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). (www.kabarindonesia.com).

Pada usia antara 20-40 tahun, manusia memasuki usia dewasa awal (Santrock,2002). Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang turut mempengaruhi perkembangan individu pada masa ini. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan individu pada usia dewasa awal antara lain kondisi fisik, temperamen dan kognitif, sedangkan faktor eksternalnya antara lain keluarga, pasangan, karier dan pekerjaan. Pada masa dewasa awal ini yang menjadi ciri khas adalah perilaku dalam mencoba hal-hal baru dan bereksplorasi. Pada masa ini, individu cenderung mencari pekerjaannya yang tepat, dan juga berusaha mencari cara tentang bagaimana membentuk citra dirinya, mencari cara


(67)

Universitas Kristen Maranatha hidup yang sesuai dengan mereka. Khususnya pada wanita usia dewasa awal. Mereka mencoba berbagai macam hal demi mencapai target yang diinginkan. Namun, dengan keinginan mereka dalam bereksplorasi yang berlebih, menyebabkan mereka mengabaikan pola hidup sehat sehingga mempengaruhi kesehatan mereka pada masa yang akan datang. Kebanyakan wanita pada masa dewasa awal, mendambakan citra diri yang sempurna, diantaranya adalah keluarga harmonis, pasangan ideal, karier dan pekerjaan yang bagus, serta memiliki tubuh ideal.

Diet ketat, olahraga, mengatur pola makan, mengkonsumsi obat-obatan, adalah beberapa cara yang dilakukan oleh wanita yang mengalami overweight dalam mencapai berat badan ideal. Hingga saat ini, cara terbaik dalam menurunkan berat badan bagi mereka yang mengalami overweight ataupun obesitas adalah dengan berolahraga. Karena itu, banyak pusat kebugaran di setiap daerah yang lebih banyak memiliki diikuti anggota wanita, bahkan saat ini makin banyak pusat kebugaran khusus wanita. Selain dengan berolahraga proses pencapaian berat badan ideal didukung pula dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Dengan berolahraga, selain dapat membantu para wanita mencapai berat badan ideal juga membuat badan mereka menjadi lebih sehat. Terdapat beberapa faktor yang mendukung wanita dalam usahanya mencapai berat badan ideal, antara lain adalah dana, waktu, kemauan dan keyakinan dirinya. Walaupun seorang wanita memiliki waktu, dana, namun tanpa disertai keyakinan diri, ia tidak akan dapat mencapai berat badan idealnya. Keyakinan diri inilah yang disebut dengan Self-efficacy. Self-efficacy diartikan sebagai keyakinan seseorang


(68)

Universitas Kristen Maranatha terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang. Self-efficacy menentukan saat seseorang merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku (Bandura, 2002).

Self-efficacy belief akan membuat seseorang wanita yang mengalami overweight meyakini apa yang diperbuatnya dalam usahanya mencapai berat badan ideal. Seorang wanita yang self-efficacy-nya kuat akan lebih dapat bertahan dalam usaha yang dilakukannya dalam mencapai berat badan ideal, seperti dengan giat dan rajin mengikuti olahraga khususnya senam, mau menghadapi rintangan, tahan terhadap godaan dan ejekan orang tentang keadaan fisiknya. Sebaliknya, seorang wanita yang memiliki self efficacy rendah akan menghindari kegiatan olahraga seperti senam karena merasa cepat lelah, mudah menyerah atas apa yang dilakukannya, dan menghindari kegiatan-kegiatan tertentu karena merasa malu atas keadaan fisiknya.

Dalam membentuk self-efficacy belief, individu dapat memperolehnya melalui empat sumber utama self-efficacy, yaitu mastery experiences, vicarious experiences, social/verbal persuasions, dan physiological and affective states (Bandura, 2002). Demikian pula halnya yang terjadi pada wanita yang sedang berusaha untuk mencapai berat badan ideal, keempat sumber tersebut akan diolah melalui proses kognitif menjadi self-efficacy. Self-efficacy pada setiap wanita yang sedang mencapai berat badan ideal akan berbeda-beda karena bergantung dari bagaimana wanita tersebut menghayati dan menganalisis sumber-sumber informasi yang ia peroleh.


(69)

Universitas Kristen Maranatha Sumber self-efficacy yang pertama menurut Bandura (2002) adalah mastery experiences, yang merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari pengalaman berhasil atau tidaknya individu melakukan suatu keterampilan. Melalui mastery experiences, seseorang akan mempunyai penghayatan mengenai self-efficacy karena telah memiliki pengalaman bahwa mereka mampu menguasai keterampilan tertentu. Misalnya pengalaman seorang wanita yang berhasil menurunkan berat badannya dan stabil. Proses yang telah dijalankan wanita tersebut akan berkembang dari suatu kebiasaan menjadi suatu gaya hidup dan dijalankan dalam kehidupan sehari-harinya. Contoh, mengatur pola makan, mengatur asupan makan dan olahraga secara teratur. Pengalaman keberhasilannya tersebut dapat memperkuat self-efficacy yang dimiliki. Seseorang yang telah memiliki pengalaman keberhasilan dalam suatu keterampilan tertentu, memiliki penghayatan self-efficacy yang kuat terhadap keterampilan yang sama pula, dan akan mencapai suatu keberhasilan dengan mudah jika suatu saat kembali dihadapkan pada situasi yang menuntut keterampilan tersebut. Sebaliknya, pengalaman kegagalan dapat menghambat self-efficacy seseorang, sebelum kegagalan tersebut terjadi. Jika seseorang pernah mengalami kegagalan terhadap suatu hal, ketika suatu saat ia akan mengulang tindakan tersebut, dirinya cenderung akan merasa kurang yakin akan dapat berhasil karena sebelumnya pernah mengalami kegagalan. Namun demikian, keseimbangan antara keberhasilan dan kegagalan dalam usaha yang dilakukan wanita dalam mencapai berat badan idealnya juga mempengaruhi keberhasilan yang akan dicapainya kelak.


(70)

Universitas Kristen Maranatha Vicarious experiences merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari pengalaman individu terhadap pengalaman individu lain yang dianggap sebagai model (Bandura,2002). Melalui vicarious experiences, seorang wanita menghayati self-efficacy yang dimilikinya melalui pengamatan yang dilakukannya terhadap wanita lain yang sedang berusaha mencapai berat badan ideal juga dan dianggap sebagai model oleh dirinya. Jika teman dari wanita ini melakukan suatu pola olahraga tertentu dan berhasil, maka wanita ini akan memiliki penghayatan self-efficacy yang kuat bahwa jika ia menggunakan pola olahraga yang sama dengan temannya, ia juga akan mengalami keberhasilan yang sama. Namun sebaliknya, apabila teman wanita ini melakukan suatu kegiatan dan gagal, maka wanita tersebut akan memiliki penghayatan self-efficacy yang lemah terhadap kegagalan tersebut, misalnya jika pola olahraga yang dilakukan tidak menunjukkan hasil apa pun.

Social/verbal persuasions merupakan sumber self-efficacy yang berasal dari perkataan atau tindakan yang diberikan oleh lingkungan kepada seseorang yang dapat menguatkan keyakinan bahwa wanita tersebut memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk berhasil, misalnya dorongan atau perkataan yang membangun dari teman sesama penderita maupun dari keluarga. Melalui social/verbal persuasions, wanita menghayati self-efficacy yang dimilikinya melalui dukungan dan dorongan dari orang lain di sekitarnya serta meyakini bahwa mereka mampu dan cenderung mengerahkan usaha yang lebih besar serta mempertahankannya. Namun jika mereka mendapat persuasi negatif, bahwa mereka tidak mampu mencapai berat badan ideal, mereka akan memiliki penghayatan self-efficacy yang


(71)

Universitas Kristen Maranatha lemah disertai kegagalan akan selalu ada dalam bayangan mereka. Hal inilah yang membuat wanita menjadi mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan.

Physiological and affective states merupakan sumber self-efficacy yang berupa pandangan individu mengenai keadaan mental maupun fisiknya sendiri (Bandura, 2002). Wanita yang ingin mencapai berat badan ideal, seringkali mereka memandang bahwa mereka memiliki keterbatasan secara fisik karena kelebihan berat badan mereka. Hal ini dapat menghambat mereka dalam melakukan sesuatu, karena wanita ini cenderung menghindari kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ketahanan secara fisik atau mental. Dengan mengubah pandangan mereka terhadap fisik dan mentalnya bahwa keterbatasan yang ada pada diri mereka tidak selalu membatasi kegiatannya, maka wanita ini akan memiliki keyakinan untuk berhasil dan memperkuat self-efficacynya.

Empat sumber self-efficacy tersebut akan diolah secara kognitif sehingga akan membentuk self-efficacy belief. Self-efficacy belief akan mempengaruhi empat proses utama dalam diri manusia yang terdiri dari proses kognitif, proses motivasional, proses afektif dan proses seleksi. Interaksi yang dihasilkan antara keempat proses ini akan mempengaruhi tingkah laku individu dalam membuat pilihan yang akan dibuatnya dalam usahanya mencapai berat badan ideal, usaha yang dikeluarkannya dan berapa lama wanita ini akan bertahan jika dihadapkan pada rintangan maupun kegagalan serta penghayatan perasaannya. (Bandura, 2002).


(1)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu gambaran umum mengenai self-efficacy pada wanita usia dewasa awal yang mengalami overweight di sanggar senam “X”, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Wanita dewasa awal yang mengalami overweight di sanggar senam “X” memiliki derajat self-efficacy yang merata, dengan derajat self-efficacy kuat sebanyak 52,7%, dan self-efficacy lemah sebanyak 47,3%.

2. Aspek-aspek self-efficacy yang memiliki keterkaitan dengan self-efficacy dalam usaha pencapaian berat badan hingga ideal adalah dalam aspek pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan dan daya tahan ketika menghadapi rintangan dan hambatan.

3. Sumber-sumber self-efficacy yang memiliki keterkaitan dengan usaha mencapai berat badan ideal adalah Mastery Experiences sebanyak 54.5%, yang bersumber pada keberhasilan dalam menurunkan berat badan hingga


(2)

75

Universitas Kristen Maranatha yang merupakan pengalaman keberhasilan yang dicapai oleh model dan diamati oleh responden.

5. Berdasarkan sumber Social/verbal Persuasions, sebagian besar wanita dewasa awal yang mengalami overweight di sanggar senam “X” pernah mendapat pujian dan kritikan dalam usahanya mencapai berat badan ideal. Sebagian besar responden yang mendapatkan dukungan dalam usahanya menurunkan berat badan hingga ideal, cenderung memiliki self-efficacy lemah sebanyak 57,1%. Sedangkan sebagian besar responden yang mendapatkan kritik, cenderung memiliki self-efficacy kuat sebanyak 56,1%. Dalam hal ini, responden yang mendapatkan kritik, sebagian besar pernah mengalami pengalaman keberhasilan dan dukungan dalam menurunkan berat badan, sehingga mereka tetap merasa yakin dapat menurunkan berat badannya hingga ideal yang akan meningkatkan derajat self-efficacy pada dirinya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang membaca penelitian ini:


(3)

5.2.1 Penelitian Lanjutan

1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengadakan berbagai penelitian lanjutan dengan menggunakan metode hubungan sumber-sumber self-efficacy dengan faktor-faktor lain dalam diri individu.

2. Disarankan melakukan penelitian yang serupa mengenai derajat self-efficacy pada subyek yang melakukan usaha lain, misalnya dengan menempuh pola diet tertentu, dan olahraga jenis lainnya.

5.2.2 Guna Laksana

1. Bagi wanita dewasa awal yang mengalami overweight di sanggar senam “X” diharapkan dapat menyadari pentingnya memiliki self-efficacy yang kuat dalam usaha yang dilakukannya guna mencapai berat badan ideal. Oleh karena itu diharapkan responden dapat meningkatkan self-efficacy melalui keempat sumber self-efficacy, yaitu Mastery Experiences, Vicarious Experiences, Social/Verbal Persuasions dan Physiological and Affectives States.

2. Bagi instruktur senam di sanggar senam “X” dapat menyadari pentingnya self-efficacy pada member senam dalam usahanya mencapai berat badan ideal, dengan memberi contoh keberhasilan dan semangat, sehingga dapat


(4)

77

Universitas Kristen Maranatha dengan memberikan masukan berupa dukungan, kritik, serta dorongan yang membangun yang dapat memupuk tumbuhnya self-efficacy yang kuat serta positif serta dapat mencapai peningkatan self-efficacy responden.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 2002. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. USA: Allyn & Bacon.

Santrock, John W., 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 1, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi., Jakarta : Erlangga.

_______________. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi., Jakarta : Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistika Nonparametik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia.

Sudjana, Prof. Dr. M.A., 2002. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.


(6)

79 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Nata Hermawan, Firma. 2003. Survey Mengenai Self Efficacy Pada Warga

Binaan Kasus Narkoba Di Lembaga Permasyarakatan “X” Bandung.

Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Agustus 2007. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

http://www.des.emory.edu/mfp/self-efficacy.html

Cita Cinta, Peningkatan Overweight Jaman Ini Beredar September 2003.

http://zicoe.com/2010/04/18/obesitas-demi-tuhan-hindarilah/, diakses 27 Juli 2010

www.kabarindonesia.com, diakses 20 Mei 2010

http://bentukbadanideal.com/artikel/kesehatan.html, diakses 10 Agustus 2010

http://yuhana.wordpress.com/2008/04/30/senam-tibet/, diakses 5 September 2010