Pengaruh Inventory Turnover dan Receivables Turnover terhadap Gross Profit Margin.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji sekaligus mengetahui pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap margin laba kotor (gross profit margin) secara simultan maupun parsial. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan pihak eksternal dan internal perusahaan, dalam hal ini pihak eksternal yang dimaksud ialah investor. Investor dapat menggunakan penelitian ini untuk pengambilan keputusan investasi dan pihak internal perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan manajemen untuk mengambil keputusan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sebagai teknik sampel nya. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 12 perusahaan yang bergerak di industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang datanya diuji menggunakan pengujian uji asumsi klasik untuk mendapatkan data yang layak. Hasil dari pengujian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini menunjukan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) tidak berpengaruh terhadap variabel margin laba kotor (gross profit margin) dan variabel perputaran piutang (receivables turnover) memiliki pengaruh terhadap variabel margin laba kotor (gross profit margin), sementara pengujian simultan yang dilakukan menunjukan perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) berpengaruh terhadap margin laba kotor (gross profit margin).

Kata-kata kunci: Perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran piutang (receivables turnover), dan margin laba kotor (gross profit margin).


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The objective of this research is to test the influence of inventory turnover and receivables turnover to gross profit margin simultaneously and partially. The result of this research can be used by the management and external entities which are investors. Investors can use this research to make an investment decision and management can use this research as a reference for decision making. This research use secondary data which is taken by using purposive sampling. The sample of this research is 12 companies which operates in automotive industry which is listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) and publish annual report from 2005 until 2014. Analysis method which is used in this research is multiple linear regression analysis which data are tested with classical assumption test. The result of the analysis in this research shows that inventory turnover doesn’t influence gross profit margin and receivables turnover influence gross profit margin partially. Inventory turnover and receivable turnover influence gross profit margin simultaneously.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Laporan Keuangan ... 9

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan ... 11

2.1.3 Elemen Laporan Keuangan ... 11

2.1.4 Persediaan ... 13

2.1.4.1 Perputaran Persediaan ... 16

2.1.5 Piutang ... 18

2.1.5.1 Perputaran Piutang ... 19

2.1.6 Gross Profit Margin ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Rerangka Pemikiran ... 23

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 24

2.5 Model Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Populasi Dan Sampel ... 26

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Metode Analisis Data ... 30

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 30

3.5.1.1 Uji Multikolinearitas ... 31

3.5.1.2 Uji Heteroskedasitisitas ... 32

3.5.1.3 Uji Autokorelasi ... 33


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.6 Uji Hipotesis ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 37

4.1.2 Uji Hipotesis ... 41

4.1.3 Uji Korelasi ... 44

4.2 Pembahasan ... 44

4.3 Perbandingan Dengan Hasil Riset Empiris Sebelumnya ... 47

BAB V PENUTUP ... 48

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 53


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 ... 25


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel ... 28

Tabel 4.1 Tabel Uji Normalitas ... 37

Tabel 4.2 Tabel Uji Multikolinearitas ... 38

Tabel 4.3 Tabel Uji Autokorelasi ... 39

Tabel 4.4 Tabel Uji Regresi Parsial ... 42

Tabel 4.5 Tabel Uji Refresi Simultan ... 43

Tabel 4.6 Tabel Uji Korelasi ... 44


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Grafik Uji Heteroskedastisitas ... 40


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Hasil output SPSS ... 54 Lampiran B Sampel penelitian ... 57


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Aktivitas-aktivitas perusahaan makro dan mikro yang ada sangat memengaruhi keadaan perekonomian Indonesia, terutama perusahaan-perusahaan industri otomotif yang cukup memberikan peranan dan dampak yang besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Perusahaan-perusahaan industri otomotif memiliki peranan besar dalam perkembangan transportasi di Indonesia, demi menopang dan meningkatkan perekonomian Indonesia diperlukan peningkatan infrastruktur yang ada dan peranan perusahaan-perusahaan di dalamnya, sehingga kelangsungan usaha perusahaan harus diperkuat.

Untuk menjalankan dan menjamin kelangsungan usaha perusahaan-perusahaan di Indonesia maka dibutuhkan pengelolaan aktiva atau aset secara bijak. Aset ini sendiri dibedakan atas dua bagian utama, yaitu aset berwujud dan aset tidak berwujud. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 Revisi 2011 (IAI, 2015) aset berwujud adalah aset yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif.

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode, berupa bangunan tanah, peralatan yang dicatat sesuai dengan biaya perolehannya. Dengan adanya aset tetap ini diharapkan depan menunjang kelangsungan hidup perusahaan.


(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.19 Revisi 2009 (IAI, 2015) aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Biaya perolehan adalah jumlah kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memeroleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut didistribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK. Beberapa contoh aset tidak berwujud diantaranya seperti hak paten, lisensi dagang, merk, software, dan lain-lainnya.

Komponen modal didalam sebuah perusahaan memiliki peranan yang besar dalam memmertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Ada beberapa jenis modal diantaranya adalah modal kerja. Pengertian modal kerja menurut Brigham & Houston (2001) adalah: “aktiva lancar yang di gunakan dalam operasi.” Sedangkan menurut working capital adalah: Current assets, which represent the portion of investment that circulates from one form to another in the ordinary conduct of business.”

Dapat disimpulkan, dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa sebuah perusahaan memerlukan manajemen modal yang baik dan bijak untuk menopang kegiatan operasi dan menjamin kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut. Manajemen modal yang baik ini dapat berpusat pada pengaturan piutang dan pengaturan persediaan sehingga apabila perusahaan tersebut dapat mengatur piutang dan sediaan dengan baik maka bisa dipastikan suatu entitas atau perusahaan tersebut akan dapat menjaga dan menjamin kelangsungan hidup bagi perusahaan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

Definisi dari inventori atau persediaan sendiri menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 Revisi 2015 (IAI, 2015). Persediaan adalah aset: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Untuk mengukur besarnya tingkat perputaran persediaan perusahaan digunakan suatu rasio yang disebut inventory turnover yang dihitung menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Gitman & Zutter (2012):

� = � �

Apabila kita menggunakan rumus tersebut kita dapat mengetahui jumlah inventori atau persediaan yang dimiliki oleh perusahaan di gudang dan kita juga dapat memutuskan apakah perusahaan sedang mengalami overstock atau tidak. Inventory turnover dapat menjadi indikator atau tolok ukur berapa kali persediaan yang dimiliki oleh perusahaan diganti dalam satu periode, dalam hal ini diganti artinya persediaan tersebut dibeli dan dijual kembali. Inventory turnover yang lambat memperlihatkan lamanya suatu persediaan tersimpan di perusahaan, sehingga dapat membuat biaya persediaan meningkat.

Piutang (receivable) menurut Subramanyam dan Wild (2010) ialah “Merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang.” Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas sewa dan bunga. Piutang usaha (account receivable) mengacu pada


(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit.

Piutang (receivable) merupakan aset lancar terbesar setelah kas, oleh karena itu diperlukan pengelolaan khusus yang ketat dalam pemberian piutang. Piutang memiliki dampak yang besar terhadap posisi aset dan arus laba perusahaan yang saling terkait. Pada faktanya piutang yang dilaporkan perusahaan adalah sebesar nilai realisasi bersihnya (jumlah total piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih yang terkadang disebut piutang ragu-ragu). Apabila dalam divisi Piutang terjadi salah perhitungan dalam memperhitungkan faktur-faktur yang tersebar kepada konsumen maka kelangsungan perusahaan akan terancam, namun apabila divisi Piutang dapat memperketat kontrol terhadap piutang perusahaan, maka perusahaan akan dapat tetap memertahankan kelangsungan perusahaan. Pemberian piutang atau kredit kepada pelanggan juga merupakan kunci kesuksesan sebuah perusahaan dalam menjaga kesetiaan pelanggan. Sebagai contohnya kebanyakan perusahaan distributor sparepart mobil memberikan jangka waktu pembayaran piutang selama satu bulan lamanya dan dengan pemberian termin pembayaran piutang selama satu bulan ini terbukti dengan meningkatnya loyalitas toko-toko sparepart mobil kepada distributor perusahaan sparepart mobil. Untuk mengetahui baik atau tidaknya tingkat piutang suatu perusahaan dapat diperhitungkan dengan rumus yang dinyatakan dalam Gitman & Zutter (2012):


(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

Rumus ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola pemberian piutang kepada konsumenya.

Kedua rumus di atas yaitu inventory turnover dan receivable turnover dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk memaksimalkan profit perusahaan. Tidak jarang rumus rasio inventory turnover dan receivable turnover yang termasuk ke dalam analisis rasio aktivitas digunakan untuk menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu dan dapat dijadikan bahan evaluasi oleh perusahaan diakhir periode.

Seringkali perusahaan tidak menyadari bahwa buruknya kinerja keuangan perusahaan disebabkan oleh tidak efektifnya perusahaan tersebut dalam mengelola perputaran persediaan dan pengawasan terhadap pemberian kredit dan penagihan piutang perusahaan kepada konsumen. Perusahaan umumnya sangat berfokus untuk mengejar omset atau target penjualan setinggi-tingginya tanpa memerhatikan dan menyadari perputaran persediaan dan perputaran piutang yang secara langsung atau tidak langsung akan berdampak kepada omset perusahaan.

Berikut beberapa penelitian berkaitan dengan perputaran persediaan dan perputaran piutang yang digunakan sebagai sumber atau pembanding dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: “Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” oleh Fitri (2013). Penelitian ini meneliti mengenai apakah perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan memberi dampak atau pengaruh secara signifikan terhadap


(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini memberi kesimpulan bahwa perputaran piutang usaha pada perusahaan otomotif yang dipilih tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, dan perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perusahaan yang dipilih.

“Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) Terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: studi empiris pada Industri Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia” Periode 2010-2013 oleh Gunawan dan Tjun tahun 2014. Penelitian ini meneliti mengenai apakah perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) berpengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak di industri konsumsi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) tidak memberi pengaruh terhadap gross profit margin pada perusahaan industri konsumsi, perputaran piutang (receivables turnover) perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap gross profit margin. Hasil penelitian perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) tidak memberikan pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan industri konsumsi.

Dilihat di tinjau dari hal ini maka memunculkan pertanyaan yang menjadi inti permasalahan adalah seberapa berpengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap gross profit margin perusahaan Industri Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu peneliti bermaksud mengadakan studi penelitian dengan mengangkat judul:


(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) Terhadap Gross Profit Margin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah perputaran persediaan (inventory turnover) berpengaruh terhadap gross profit margin perusahaan?

2. Apakah perputaran piutang (receivables turnover) berpengaruh terhadap gross profit margin perusahaan?

3. Apakah perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) berpengaruh terhadap gross profit margin perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap gross profit margin perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang (receivables turnover) terhadap gross profit margin perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap gross profit margin perusahaan.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis berkaitan dengan permasalahan pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap gross profit margin perusahaan.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk dapat lebih maksimal dalam mengelola perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) untuk dapat meningkatkan gross profit margin yang dimiliki perusahaan.

3. Bagi investor

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang tepat di dalam berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang akan diteliti.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya atau dapat menyumbang sebagai bahan pembanding dan untuk menambah sebagai sarana pengembangan pengetahuan dalam bidang akuntansi.


(17)

48 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini membahas pengaruh inventory turnover dan receivables turnover terhadap gross profit margin perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel laporan keuangan 12 perusahaan yang bergerak pada bidang industri otomotif periode 2005-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan olah data SPSS 16.0, yaitu dengan metode regresi berganda dan pembahasan dari hasil penelitian yang dijelaskan di bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yang akan dapat menjawab identofikasi masalah dari penelitian ini:

1. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) tidak memberi pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa perputaran piutang (receivables turnover) memberi pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) memberi pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(18)

BAB V PENUTUP 49

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Keterbatasan penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Terbatasnya variabel yang diteliti oleh peneliti sehingga tidak bisa mewakili seluruh analisis rasio keuangan yang ada untuk dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan penanaman modal.

2. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 12 perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja sehingga tidak dapat mewakili seluruh perusahaan otomotif yang ada di Indonesia.

3. Peneliti mengalami kendala dalam memmeroleh data keuangan untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini mengingat sedikitnya perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Pencarian buku referensi yang diperoleh oleh peneliti terbatas untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti guna menunjang kecukupan teori.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat saran yang dapat peneliti berikan bagi:

1. Akademisi

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah variabel yang diteliti dan menambah jumlah perusahaan yang diteliti oleh peneliti selanjutnya.


(19)

BAB V PENUTUP 50

Universitas Kristen Maranatha

Guna mengembangkan penelitian ini peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk memperbanyak buku yang akan dijadikan referemsi dalam penelitian ini untuk menunjang teori yang memadai dalam melakukan penelitian selanjutnya 2. Investor

Untuk para investor peneliti memberikan saran untuk lebih memperhatikan kembali analisa keuangan sebelum melakukan investasi dengan rasio keuangan yang ada terutama rasio inventory turnover dan receivable turnover setelah diketahui berpengaruhnya inventory turnover dan receivable turnover terhadap gross profit margin agar dapat mengambil keputusan secara tepat dalam berinvestasi.

3. Perusahaan

Untuk perusahaan peneliti memberikan saran untuk lebih memperhatikan perputaran piutang dan persediaan dalam aktivitas operasi perusahaan agar dapat meningkatkan margin laba kotor perusahaan sendiri. Perusahaan juga diharapkan dapat lebih memperketat lagi prosedur dan syarat-syarat pemberian piutang kepada pelanggan agar dapat lebih memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan.


(20)

51 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Brigham & Houston, (2001). Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta : Erlangga. Cetakan kesepuluh. John Wiley & Sons, Inc.: United States of America. Fitri, Meria. (2013). Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran

Persedian Terhadap Tingkat Profitabiltas Perusahan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di BEI. Jurnal. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Universitas Negri Padang.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman, Lawrence J & Chad J. Zutter. (2012). Principles of Managerial Finance Thirteenth Edition. Harlow: Pearson Education Limited.

Gunawan Cathelia Christianty & Tjun-tjun Lauw. (2014). Pengaruh Perputaran Persediaan (inventory turnover) dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: Studi Empiris pada Industri Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 Revisi 2008. Persediaan. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.19 Revisi 2009. Aset Tidak Berwujud. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2015. Penyajian laporan keuangan. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi No. 16 revisi 2015. Aset tetap Jakarta.

Indriyo. (1988). Manajemen keuangan. Edisi 2. Yogtakarta : BPFE.

Jhon J.Wild & K.R. Subramanyam. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Penman, Stephen H. (2007). Financial Statement Analysis and Security Valuation. New York: McGraw-Hill Education.


(21)

DAFTAR PUSTAKA 52

Universitas Kristen Maranatha

Subramanyam, K.R. & Jhon J.Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, dkk, (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset. Alfabeta: Bandung. Sunyoto, Danang. (2012). Model Penelitian Bisinis untuk Riset Ekonomi

Bandung: Yrama Widya.

Suwardjono. (2002). Akuntansi Pengantar Bagian 1 Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem Edisi Ketiga. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Tejaningrum, T. (2014). Pengaruh Perceived Value pada Brand Loyalty: Brand trust dan Brand Affect sebagai variabel mediasi. Skripsi jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Umar, Hudein. (2012). Metodologi Penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Warren, Carl S, dkk. (2014). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba empat.

Warren,Carl S., James M. Reeve dan Philip E. Fess. (2009). Pengantar Akuntansi. Buku Satu Edisi Kedua Puluh Satu. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis berkaitan dengan permasalahan pengaruh perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) terhadap gross profit margin perusahaan.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk dapat lebih maksimal dalam mengelola perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) untuk dapat meningkatkan gross

profit margin yang dimiliki perusahaan.

3. Bagi investor

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang tepat di dalam berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang akan diteliti.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya atau dapat menyumbang sebagai bahan pembanding dan untuk menambah sebagai sarana pengembangan pengetahuan dalam bidang akuntansi.


(2)

48 Universitas Kristen Maranatha BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini membahas pengaruh inventory turnover dan receivables turnover terhadap gross profit margin perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel laporan keuangan 12 perusahaan yang bergerak pada bidang industri otomotif periode 2005-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan olah data SPSS 16.0, yaitu dengan metode regresi berganda dan pembahasan dari hasil penelitian yang dijelaskan di bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yang akan dapat menjawab identofikasi masalah dari penelitian ini:

1. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) tidak memberi pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa perputaran piutang (receivables turnover) memberi pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivables turnover) memberi pengaruh terhadap gross profit margin perusahaan yang bergerak pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(3)

BAB V PENUTUP 49

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Keterbatasan penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Terbatasnya variabel yang diteliti oleh peneliti sehingga tidak bisa mewakili seluruh analisis rasio keuangan yang ada untuk dapat membantu para investor dalam mengambil keputusan penanaman modal.

2. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 12 perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja sehingga tidak dapat mewakili seluruh perusahaan otomotif yang ada di Indonesia.

3. Peneliti mengalami kendala dalam memmeroleh data keuangan untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini mengingat sedikitnya perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Pencarian buku referensi yang diperoleh oleh peneliti terbatas untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti guna menunjang kecukupan teori.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat saran yang dapat peneliti berikan bagi:

1. Akademisi

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah variabel yang diteliti dan menambah jumlah perusahaan yang diteliti oleh peneliti selanjutnya.


(4)

BAB V PENUTUP 50

Universitas Kristen Maranatha

Guna mengembangkan penelitian ini peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk memperbanyak buku yang akan dijadikan referemsi dalam penelitian ini untuk menunjang teori yang memadai dalam melakukan penelitian selanjutnya 2. Investor

Untuk para investor peneliti memberikan saran untuk lebih memperhatikan kembali analisa keuangan sebelum melakukan investasi dengan rasio keuangan yang ada terutama rasio inventory turnover dan receivable turnover setelah diketahui berpengaruhnya inventory turnover dan receivable turnover terhadap

gross profit margin agar dapat mengambil keputusan secara tepat dalam

berinvestasi. 3. Perusahaan

Untuk perusahaan peneliti memberikan saran untuk lebih memperhatikan perputaran piutang dan persediaan dalam aktivitas operasi perusahaan agar dapat meningkatkan margin laba kotor perusahaan sendiri. Perusahaan juga diharapkan dapat lebih memperketat lagi prosedur dan syarat-syarat pemberian piutang kepada pelanggan agar dapat lebih memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan.


(5)

51 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Brigham & Houston, (2001). Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta : Erlangga. Cetakan kesepuluh. John Wiley & Sons, Inc.: United States of America. Fitri, Meria. (2013). Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran

Persedian Terhadap Tingkat Profitabiltas Perusahan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di BEI. Jurnal. Program Studi Pendidikan

Ekonomi. Universitas Negri Padang.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman, Lawrence J & Chad J. Zutter. (2012). Principles of Managerial Finance

Thirteenth Edition. Harlow: Pearson Education Limited.

Gunawan Cathelia Christianty & Tjun-tjun Lauw. (2014). Pengaruh Perputaran

Persediaan (inventory turnover) dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: Studi Empiris pada Industri Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 Revisi 2008. Persediaan. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.19 Revisi 2009. Aset Tidak Berwujud. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2015. Penyajian laporan keuangan. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi No. 16 revisi 2015. Aset tetap Jakarta.

Indriyo. (1988). Manajemen keuangan. Edisi 2. Yogtakarta : BPFE.

Jhon J.Wild & K.R. Subramanyam. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Penman, Stephen H. (2007). Financial Statement Analysis and Security

Valuation. New York: McGraw-Hill Education.


(6)

DAFTAR PUSTAKA 52

Universitas Kristen Maranatha

Subramanyam, K.R. & Jhon J.Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, dkk, (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset. Alfabeta: Bandung. Sunyoto, Danang. (2012). Model Penelitian Bisinis untuk Riset Ekonomi

Bandung: Yrama Widya.

Suwardjono. (2002). Akuntansi Pengantar Bagian 1 Proses Penciptaan Data

Pendekatan Sistem Edisi Ketiga. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi

Ketiga. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Tejaningrum, T. (2014). Pengaruh Perceived Value pada Brand Loyalty: Brand

trust dan Brand Affect sebagai variabel mediasi. Skripsi jurusan

Manjemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

Umar, Hudein. (2012). Metodologi Penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Warren, Carl S, dkk. (2014). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba empat.

Warren,Carl S., James M. Reeve dan Philip E. Fess. (2009). Pengantar Akuntansi. Buku Satu Edisi Kedua Puluh Satu. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 231 99

Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 47 78

Analisis Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Anggaran Belanja Daerah : Studi kasus pada seluruh kabupaten di Propinsi Jawa Tengah

0 6 103

The Influence of Working Capital Management and Liquidity Towards Profitability (Case Study: Automotive and Components Industry Listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012)

0 12 112

PENGARUH OPERATING ASSETS TURNOVER DAN OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP EARNING POWER.

2 6 48

Pengaruh Cash Turnover dan Receivables Turnover Terhadap Profitabilitas.

0 2 23

Pengaruh Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) dan Perputaran Piutang (Receivables Turnover) Terhadap Gross Profit Margin Perusahaan: Studi Empiris pada Industri Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 1 24

Pengaruh Inventory Turnover dan Receivable Turnover terhadap Gross Profit Margin.

0 1 28

PENGARUH PERPUTARAN KAS, NET PROFIT MARGIN, DAN RECEIVABLES TURNOVER TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 10

Turnover, Dan Net Profit Margin

0 0 12