PENGARUH OPERATING ASSETS TURNOVER DAN OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP EARNING POWER.

DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT

i
ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

iv

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR


ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ……………………………………………

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………

9

1.3 Tujuan ……………………………………………………………….

9

1.4 Kegunaan Penelitian


10

..…………………………………………..

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Penelitian Terdahulu

……………………………………………

11

2.2 Posisi Penelitian

……………………………………………

14

…………………………………....


16

2.4 Analisis Laporan Keuangan ………………………………………..

17

2.3 Manajemen Keuangan
2.5 Aktivitas Bisnis

……………………………………………. 20

2.6 Manajemen Piutang

……………………………………………. 24

1. Kebijakan Penjualan Kredit ……………………………………. 25
2. Kebijakan Penagihan ……………………………………………. 28
3. Alat Analisis Manajemen Piutang

……………………………. 29


4. Resiko Piutang Usaha ……………………………………………. 31
2.7 Rasio Keuangan ……………………………………………………. 32
2.7.1 Operating Assets Turnover

……………………………. 33

2.7.2 Operating Profit Margin ……………………………………. 35
2.7.3 Earning Power

……………………………………………. 37

2.8 Hubungan Operating Assets Turnover, Operating Profit Margin dan
Earning Power ……………………………………………………. 38

2.9 Kerangka Pemikiran
2.10 Hipotesis

……………………………………………. 41


……………………………………………………. 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian

……………………………………

44

3.2 Operasionalisasi Variabel

……………………………………

45

……………………………………………

46

3.4 Populasi, Sample dan Teknik Sampling …….……………………..


46

3.5 Teknik dan Alat pengumpulan data

……..……………………..

47

……………………………………………

48

3.3 Jenis dan Sumber data

3.6 Teknik analisis data

3.6.1 Rumusan Hipotesis Statistik

……………………………


3.6.2 Teknik Statistik dan Prosedur Operasi
3.7 Lokasi Penelitian

48

……………………

49

……………………………………………

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ……………………………………

55


1. Jaringan Bisnis Perusahaan
2. Kegiatan Perusahaan
3. Produk Lintasarta
4. Pelanggan Lintasarta
5. Manajemen Piutang Penjualan Lintasarta
4.1.2

Deskripsi variabel penelitian ……………………………………… 60

1. Operating Assets Turnover (X1 – independent variable)
2. Operating Profit Margin (X2 – independent variable)
3. Earning Power (Y – dependent variable)
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
4.3 Pembahasan

……………………………………. 63

……………………………………………….….... 64

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

……………………………………………………

72

5.2 Rekomendasi

……………………………………………………

74

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...

75

LAMPIRAN……………………………………………………………………… 77
ii

DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Account Receivable Aging Schedule

…………………………

30

………………...

31

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel …………………………………………

45

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data

…………………………………………

46


…………………………………………………

50

Tabel 2.2 Collection Frictions and Balance Friction

Tabel 3.3 Uji Autokorelasi

Tabel 3.4 The Degree of Relationship

……………………………………..

51

Tabel 4.1 Contoh Produk Jasa Lintasarta

…………………………………

57

Tabel 4.2 Kelompok Pelanggan Jaringan Lintasarta …………………………

57

Tabel 4.3 Rasio Keuangan

61

………………………………………………….

Tabel 4.4 Investment Performance

………………………………………….

iii

62

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Market Share Perusahaan Telekomunikasi Data

……………. 2

Gambar 1.2 Presentase Piutang Penjualan Januari 2010 – Juli 2011 …………..

6

Gambar 2.1 Siklus Operasi ……………………………………………………. 24
Gambar 2.2 Return On Investment

……………………………………………. 38

Gambar 2.3 Return on Assets (Earning Power)

……………………………. 39

Gambar 2.4 Earning Power Operasional Area Lintasarta ……………………… 40
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………….. 41
Gambar 2.6 Paradigma Penelitian

…………………………………………….. 42

Gambar 5.1 Presentase Perubahan Earning Power 2006 – 2010

……………. 64

Gambar 5.2 Presentase Perubahan Operating Assets Turnover 2006 – 2010 …… 65
Gambar 5.3 Presentase Perubahan Operating Profit Margin 2006 – 2010 ……. 68

iv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Market Share Perusahaan Telekomunikasi Data

……………. 77

Lampiran 1.2 Piutang Penjualan Lintasarta Januari 2010 – Juli 2011
Lampiran 4.1 Contoh Daftar Pelanggan Lintasarta
Lampiran 4.2 Data Analisis

……. 78

……………………. 79

……………………………………………. 80

Lampiran 4.3 Grafik Presentase Perubahan Variabel Penelitian
Lampiran 4.5 Instrumen Penelitian

……………

81

……………………………………

82

Lampiran 4.6 Analisis Statistik & Scattergraph (X1 dan X2

Y) …………….. 84

Lampiran 4.7 Print Out Perhitungan Regresi Linier Berganda X1 dan X2

v

Y… 85

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perputaran informasi yang cepat adalah bagian utama dari komunikasi bisnis
yang telah berkembang pesat, oleh karena itu pada era globalisasi saat ini jaringan
komunikasi adalah suatu keniscayaan. Yang menjadi bentuk komunikasi bisnis yaitu
komunikasi data diantara para pelaku usaha (bisnis). PT.Aplikanusa Lintasarta
Central Java and DIY Area (selanjutnya disebut Lintasarta) adalah salah satu badan
usaha milik swasta yang berbasis pada telekomunikasi yang telah lebih dari 20 tahun
beroperasi. Sedangkan Central Java and DIY Area adalah salah satu bagian dari
wilayah usaha Lintasarta, yang menjalankan aktivitas operasional jaringan bisnis
Lintasarta . Area tersebut berusaha mempertahankan kelangsungan usahanya dan
terus berupaya meningkatkan penjualan jasa baik melalui penambahan jumlah
jaringan jasa ataupun penambahan

nilai jaringan jasa.

Lintasarta merupakan

perusahaan penyedia layanan Telekomunikasi Data, layanan jaringan internet, dan
solusi layanan nilai tambah. Lintasarta lebih banyak memberikan layanan secara
korporasi (corporate) baik itu untuk perusahaan bisnis ataupun badan sosial.
Pangsa pasar (market share) pada industri telekomunikasi masih dimonopoli
oleh perusahaan milik Pemerintah, baik untuk telekomunikasi dasar maupun nondasar. Lintasarta merupakan pelaku industri telekomunikasi non-dasar. Berikut

market share untukk semua
s
produk jasa komunikasi data (Lampir
piran 1.1) dari bisnis
berbagai perusahaan jasa
j
yang sejenis.

Gambar 1.1

Market Share Perusahaan Telekomunika
ikasi Data,
Sumber: Desk Reseach & Survey 2010

Pola layanann yang
y
ditawarkan oleh Lintasarta adalah pola
ola layanan yang saat
ini dikenal dengan istilah
is
Kontrak Berlangganan Tetap. Dalam
am hal ini pelanggan
dapat menggunakann terlebih dahulu jaringan dari Lintasarta, baru
ba setelah minggu
pertama bulan pemak
akaian akan ditagihkan invoice billing sebagai
seb
tagihan bulan
berjalan pemakaiann jaringan sesuai dengan kontrak berlangg
ngganan pemasangan
jaringan yang disepak
pakati. Periode kredit yang ditawarkan adalahh tiga
t
bulan termasuk
bulan berjalan, dan menggunakan
m
standar kredit net 30 (batas waktu
wa
invoice billing
adalah 30 hari). Apabila
A
melewati batas waktu tersebut,
ut, pelanggan akan
dikategorikan menung
unggak, maka pada tanggal satu bulan berikutn
utnya akan dilakukan
isolir secara otomatis
tis . Apabila pelanggan menunggak pada bula
lan berikutnya masih
belum menyelesaikan
an kewajibannya maka Lintasarta akan membberikan sanksi cabut
sebagaimana kesepaka
akatan kontrak berlangganan.

Mekanisme pembayaran jasa jaringan yang dijalankan Lintasarta yaitu dengan
cara membayar pada bulan berjalan atau memakai dahulu jasa jaringan komunikasi
lalu membayar paling lambat pada tanggal akhir bulan pemakaian, maka dapat
disimpulkan total pemakaian bulan berjalan (bulan N) masih akan menjadi
pendapatan pada bulan berikutnya (N+1). Pada sistem pengumpulan piutang status
piutang bulan sebelumnya menjadi berubah sesuai standar kredit yang berdasarkan
kontrak berlangganan adalah net 30. Selain dengan menawarkan keunggulan layanan
jasa, dengan mekanisme pembayaran tersebut Lintasarta mengharapkan tingkat
penjualan yang efisien (earning power) serta mampu tetap bersaing dengan pelaku
usaha bisnis sejenis lainnya dengan tetap menjaga arus kas operasional.
Persentase

market share jasa jaringan komunikasi yang dimiliki oleh

Lintasarta merupakan tantangan untuk bagian pemasaran area di semua regional
dalam upaya mempengaruhi nilai positif terhadap tingkat keuntungan perusahaan
(operating profit margin). Dengan posisi tersebut diharapkan setiap area dapat
mempertahankannya

dengan

peningkatan

penjualan

dan

mengoptimalkan

pembayaran piutang pelanggan jaringan (account receivable turnover) supaya tepat
waktu. Berkaitan dengan mekanisme pembayaran, sering menjadi masalah ketika
pelanggan terlambat melakukan kewajibannya dan melewati batas akhir periode
kredit. Jika telah melewati batas akhir periode kredit maka pendapatan (revenues)
yang seharusnya diterima Lintasarta berubah menjadi tunggakan piutang penjualan
jaringan. Hal tersebut merupakan masalah umum yang terjadi di semua wilayah usaha

Lintasarta. Salah satu yang menjadi perhatian serius sehingga perlu dilakukan audit
ke setiap regional yaitu yang disebabkan masalah akumulasi piutang yang besar.
Lintasarta menetapkan batas toleransi untuk pembayaran piutang adalah 80%
dari pendapatan setiap bulan.
sisanya 20% yang

Namun apabila dilihat tunggakan piutang sebesar

dianggap masih dalam batas toleransi ternyata berpotensi

menimbulkan masalah piutang dan akan diperhitungkan sebagai bahan pertimbangan
dalam penilaian kinerja operasional setiap sub regional (area). Penilaian tersebut
berpengaruh langsung kepada sales atau account executive, dimana hasilnya yang
akan menentukan nilai inidividu (laporan penilaian kinerja), kemudian nilai ini akan
menjadi faktor penentu terhadap besaran insentif dalam periode tertentu.
Berkaitan dengan manajemen piutang, Lintasarta telah melakukan langkah
strategi khusus untuk piutang pelanggan. Upaya yang telah dilakukan yaitu dengan
menerapkan sistem isolir (by sistem) secara otomatis oleh sistem terhadap status
pelanggan bagi yang menunggak satu bulan.

Kemudian untuk pelanggan yang

menunggak dua bulan akan dilakukan sistem cabut (by sistem) pada status pelanggan.
Namun dalam pelaksanaannya baik untuk sistem isolir dan sistem cabut tetap harus
dilakukan secara manual (by people), Dalam beberapa kasus terkadang memerlukan
pertimbangan lain oleh sales masing-masing pelanggan. Pertimbangan dari sales
adalah terkait dengan kategori pelanggan Lintasarta yang dikelompokkan berdasarkan
besaran kontrak berlangganan. Baik isolir ataupun cabut selain memerlukan sumber
daya manusia yang cepat tanggap, juga memerlukan komunikasi intern yang efektif.

Upaya pemantauan piutang sangatlah penting, maka dari itu Lintasarta
menerapkan kebijakan khusus dalam penerimaan piutang penjualan dengan tujuan
supaya arus kas (current ratio) tidak menurun oleh piutang tak tertagih yang akan
menutupi laba dari penjualan. Jika kondisi tersebut terjadi maka akan menghambat
operasional perusahaan dan menunjukkan kinerja yang kurang baik dalam mengelola
asset operasional (operating asset). Lintasarta telah melakukan upaya lain untuk
memaksimalkan

pengumpulan

piutang

penjualan,

yaitu

dengan

dilakukan

outsourching kepada pihak ketiga untuk penagihan piutang tak tertagih (bad debt).
Kepada pihak ketiga ini tentunya memerlukan biaya penagihan, dan Lintasarta
menetapkan biaya penagihan adalah 30% dari jumlah bad debt yang berhasil
dikumpulkan. Namun dengan kebijakan efisiensi,

penagihan piutang penjualan

dilakukan kembali oleh internal perusahaan sejak tahun 2009. Penyelesaian piutang
penjualan yang tak tertagih melibatkan unsur bagian pemasaran terutama sales
pelanggan yang bersangkutan. Meskipun di satu sisi perusahaan dapat menekan
beban penagihan namun di lain pihak penagihan oleh internal perusahaan kurang
efektif

terlihat dari laporan akumulasi piutang penjualan menunjukkan indikasi

negatif terhadap kinerja operasional. Selain biaya tetap produksi, pajak piutang
penjualan

tersebut telah

menurunkan laba pendapatan operasional Lintasarta.

Berikut grafik status piutang penjualan per bulan Lintasarta yaitu dari Januari 2010
sampai dengan Juli 2011. (sumber: lampiran 1.2)

100,0%
80,0%
60,0%
40,0%
20,0%
0,0%
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Gambar 1.2 Presentase Piutang Penjualan Januarii 2010
2
– Juli 2011
Dari gambarr 1.2
1 terlihat kondisi ekstrim akumulasi prese
esentase piutang yang
mencapai presentase
se piutang lebih dari 80%, yang tentu saja menunjukkan
me
masalah
dalam pengelolaan piutang.
pi
Pengelolaan piutang penjualan di Lintasarta
L
dilakukan
oleh wilayah usahaa Lintasarta
L
yang meliputi beberapa area operasional.
ope
Berbagai
informasi yang berkai
kaitan dengan piutang penjualan terkait dengan
gan bagian pemasaran
(marketing). Oleh kar
karena itu penilaian keberhasilan marketing setiap
set
area ditentukan
oleh pencapaian penj
enjualan (revenues) yang tidak lepas darii upaya
u
pengumpulan
piutang (collection periode).
pe
Maka jika terjadi piutang yang mel
elebihi batas periode
kredit akan menjadii beban
b
pula bagi marketing karena telah mena
enanggung pajak yang
tercantum dalam invo
voice billing yang juga diberlakukan sebagaii faktur
f
pajak standar
kepada pelanggan. Lebih
Le
dari itu kemungkinan bagian marketing menanggung beban
piutang tak tertagih yang
ya akan mengurangi nilai revenues dan men
enurunkan arus kas.
Akumulasi piutang
pi
penjualan pada gambar 1.2

telahh menjadi
m
dasar bagi

wilayah usaha Linta
ntasarta untuk melakukan penilaian terhada
dap seluruh area di
Lintasarta. Perputaran
ran piutang pada area Lintasarta ditentukan ole
oleh konversi piutang
penjualan menjadi kas
k pada periode tersebut.

Supaya piutan
tang penjualan pada

pertengahan tahun 2011 tersebut tidak menjadi bad debt maka area Lintasarta harus
berupaya mengatasi masalah piutang penjualan dalam waktu konversi yang tersisa
satu semester (enam bulan) atau sisa kontak berlangganan. Jika piutang penjualan
tidak teratasi maka keadaan tersebut bertolak belakang dengan kebijakan perusahaan
yang berkaitan dengan efisiensi yang telah menetapkan kebijakan untuk tidak
menggunakan jasa pihak ketiga dalam penagihan tunggakan piutang penjualan yang
telah lebih dari satu tahun atau melebihi kontrak berlangganan. Sedangkan piutang
penjualan (accounts receivables) merupakan salah satu komponen dari operating
assets, jadi cepat atau lambatnya

perputaran piutang tentu akan mempengaruhi

tingkat pengembalian investasi penjualan (arus kas operasional), karena Lintasarta
sebagai penyedia jaringan internet sangat tergantung dengan penjualan kredit, dimana
pengakuan pendapatan penjualan meliputi pendapatan bulan berjalan dan piutang
penjualan jaringan bulan sebelumnya.
Penilaian area Lintasarta meskipun pada awalnya ditandai dengan masalah
piutang penjualan, namun pada akhirnya yang akan menentukan penilaian kinerja
operasional area adalah bagaimana tingkat efisiensi area Lintasarta dalam upaya
memasarkan produk jasa jaringan komunikasi. Tingkat efisiensi penjualan area
Lintasarta (earning power) akan terkait dengan asset – asset operasi (operating
assets) dan laba operasi (operating profit). Jika penilaian piutang penjualan dalam
operating assets dilakukan terpisah dengan penilaian laba dalam operating profit
maka hasil penilaian tidak mencerminkan tingkat pengembalian investasi penjualan
yang efisien dari area operasional Lintasarta. Jadi selain menilai bagaimana

pencapaian penjualan jasa jaringan area operasional dengan asset – asset operasi yang
dimiliki, diperlukan pula menilai keuntungan (profit) yang mampu dicapai oleh area
Lintasarta. Masalah piutang penjualan pada gambar 1.2 telah menghambat arus kas
dan menurunkan laba operasi setidaknya untuk laporan semester pertama pada tahun
2011. Seharusnya masalah tersebut tidak perlu terjadi karena masa transisi
pengelolaan piutang penjualan telah menjadi catatan dalam laporan keuangan pada
tahun 2009 dan 2010. Yang menjadi catatan adalah berbagai faktor internal dan
eksternal atas keberhasilan dan kegagalan pencapaian penjualan pada dua tahun
tersebut telah menjadi informasi bagi manajemen piutang penjualan pada tahun 2011.
Jadi naik dan turunnya earning power ditentukan oleh upaya pemanfaatan assetassets operasi dan upaya mencapai laba operasi dengan pengendalian biaya operasi.
Dengan latar belakang tersebut diatas, penulis melakukan penelitian untuk mengukur
kinerja operasional mengenai ” Pengaruh Perputaran Asset Operasi (Operating Assets
Turnover) dan Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) Terhadap Tingkat
Efisiensi Investasi Penjualan (Earning Power) pada
Central Java and DIY Area 2006 - 2010”.

PT Aplikanusa Lintasarta

1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana operating asset turnover Lintasarta selama lima tahun terakhir.
2. Bagaimana operating profit margin Lintasarta selama lima tahun terakhir
3. Bagaimana earning power Lintasarta selama lima tahun terakhir.
4. Bagaimana pengaruh operating asset turnover terhadap earning power Lintasarta
selama lima tahun terakhir.
5. Bagaimana pengaruh operating profit margin terhadap earning power Lintasarta
selama lima tahun terakhir.

1.3. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat perubahan operating asset turnover Lintasarta
2. Mengetahui tingkat perubahan operating profit margin Lintasarta
3. Mengetahui tingkat perubahan earning power Lintasarta.
4. Mengetahui sejauh mana pengaruh operating asset turnover terhadap earning
power Lintasarta.
5. Mengetahui sejauh mana pengaruh operating profit margin terhadap earning
power Lintasarta.

I.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, baik secara aspek
akademis ataupun aspek praktis
1. Kegunaan ilmu pengetahuan (aspek akademis)
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu manajemen keuangan
dalam aspek-aspek analisis laporan keuangan organisasi.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian yang lebih lanjut lagi mengenai analisis aktivitas
operasional perusahaan sejenis.
2. Kegunaan Operasional (Aspek praktis)
Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan informasi bagi manajemen
Lintasarta , dalam memutuskan kebijakan keuangan yang efektif, serta melakukan
penilaian kinerja yang tepat khususnya yang berkaitan dengan kinerja operasional
area perusahaan.

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan jenis penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian Tesis
ini adalah metode penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah
untuk menggambarkan apa yang telah terjadi berdasarkan data dan informasi yang
berlaku melalui data tertentu. Data dikumpulkan dan diolah, dilampirkan dalam
bentuk tabel, kemudian dianalisis keterkaitannya dari variabel-variabel yang diteliti.
Langkah-langkah dalam metode deskriptif adalah: (1) memilih dan
merumuskan masalah, (2) menentukan tujuan penelitian, (3)menentukan batasan
penelitian, (4)perumusan kerangka teori dan kerangka konseptual, (5) merumuskan
hipotesis yang akan diuji, (6) melakukan pengumpulan data, (7) membuat tabulasi
dan analisis statistic terhadap data yang sudah ada, (8) memberikan interpretasi dari
hasil penelitian, (9) mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta
hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, (10) membuat laporan penelitian.
Selanjutnya jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian tesis ini
adalah penelitian verifikatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis. Jenis penelitian
ini menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data dari
lapangan.

3.2 Operasionalisasi Variabel
Pokok masalah yang diteliti adalah bersumber pada operating asset turnover
variabel independen (X1), operating profit margin sebagai variabel independen (X2),
dan earning power sebagai variabel dependen

(Y).

Secara lebih rinci,

operasionalisasi variabel disajikan pada tabel:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel/
Konsep Variabel

Indikator

Ukuran

• Credit sales

RASIO

Sub Variabel
Operating
Asset Turnover
(X1 =
independent
variable)

Emery et al. (2004: 82) “ … show how
effectively the firm is using its assets. “
Wild (2005) aktiva operasi hanya
terkait dengan investasi penjualan
operasional bukan dari investasi lain.

Operating Profit
Margin (X2 =
independent
variable)

Emery et al. (2004: 75) “ … can be
agood estimate of economic operating
income.” Emery et al. (2004: 48) “ … to
compute operating profit, substact
from gross profit (1)indirect cost…… .
…………. (2) depreceation and
amortization …”

Earning Power
(Y = dependent
variable)

Emery et al. (2004: 80) “ … is EBIT
divided by total assets. … represents
the ‘raw’ operating results, whereas
ROA represents the combined results
operating and financing.”

• Operating
Assets

• Operating
profit

RASIO

• Credit sales

• EBIT

RASIO

• Operating
Assets

3.3 Jenis dan Sumber Data
1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung kepada
manajer perusahaan (sumber primer), yang menjadi data primer dalam penelitian
ini adalah laporan akuntansi Lintasarta.

2

Data sekunder, adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain.
Yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah profil perusahaan,
srtruktur perusahaan serta operasi kegiatan Lintasarta.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data

Sumber Data

Profil perusahaan

Bulletin dan internet

Struktur Organisasi

Majalah Lintasarta

Operasi kegiatan perusahaan

Internet, Majalah Lintasarta

Laporan Tahunan

Perusahaan (Lintasarta)

Akutansi keuangan

Perusahaan (Lintasarta)

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Menurut Sugiyono bahwa populasi merupakan wilayah yang secara umum
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang
ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

di

tarik

kesimpulannya. Maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
laporan keuangan operasional seluruh area wilayah usaha Lintasarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti seperti yang dikatakan bahwa
”Sample is any part of population regardless of whether it is representative or
not” (Burns, 1994:62) . Sampel dalam penelitian ini adalah elemen laporan
akuntansi keuangan operasional Lintasarta selama lima tahun (2006 - 2010)

3. Teknik Sampling
Teknik yang dipakai adalah teknik dengan pendekatan purposive sampling .
”purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan tujuan
tertentu”(sugiyono, 2008:122). Tujuan penentuan sampel ini adalah untuk
mengetahui pengaruh operating asset turnover dan operating profit margin
terhadap earning power Lintasarta selama lima tahun.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara langsung
melalui alat pengumpulan data yaitu melalui wawancara/pertanyaan tertulis,
lalu sebagai data pendukung didapat dari majalah perusahaan dan internet.
1. Pengumpulan data primer, adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian
langsung kepada manajer perusahaan (sumber primer) dengan menggunakan
teknik pengumpulan data berupa wawancara/pertanyaan tertulis .
2. Pengumpulan data sekunder,

adalah data yang dikumpulkan atau hasil

penelitian pihak lain. Data sekunder yang diperoleh adalah dari majalah
perusahaan, serta informasi dari internet.
3.6 Teknik Analisis Data
Berdasarkan tujuan dari penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan apa
yang telah terjadi berdasarkan data dan informasi yang berlaku melalui data tertentu.
Data dikumpulkan dan diolah, dilampirkan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis

keterkaitannya dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam hal ini sesuai dengan uraian
penulis pada bab-1 tentang hipotesa “terdapat pengaruh operating assets turnover
dan operating profit margin terhadap earning power Lintasarta ”, maka rumusan
hipotesis statistik adalah:
3.6.1 Rumusan Hipotesis Statistik
Sesuai dengan uraian dalam operasionalisasi variabel yaitu terdiri dari
operating assets turnover (X1 = independent variable), operating profit margin (X2
= independent variable), dan earning power (Y = dependent variable). Seperti telah
diuraikan di atas bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah “pengaruh antara
operating assets turnover terhadap earning power Lintasarta” dan “pengaruh
operating profit margin terhadap earning power Lintasarta” . Oleh karena itu
rancangan pengujian dari hipotesis dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan pengujian
terdapatnya hubungan yang positif antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y,
serta pengujian terdapatnya pengaruh antara variabel independen (X1 dan X2)
terhadap variabel dependen (Y). Maka dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis:
1. Uji simultan (uji F)
H0 : β1dan β2 = 0, operating assets turnover dan operating profit margin tidak
mempengaruhi earning power.
H1 : β1: β2 ≠ 0, sekurang – kurangnya diantara operating profit margin dan
operating assets turnover ada yang mempengaruhi earning power

2. Uji Parsial (Uji T)
H0 : β1 dan β2 = 0, secara individu operating profit margin dan operating
assets turnover tidak berpengaruh pada earning power
H1 : β1 dan β2 > 0, secara individu operating profit margin dan operating
assets turnover berpengaruh pada earning power
3.6.2 Teknik Statistik
Teknik statistik dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Statistik yang digunakan adalah
analisis regresi berganda dengan bantuan Microsoft Exel 2007 dan JavaScript E-labs
Learning Object for Decision Making by Professor Hossein Arsham. Berikut adalah
prosedur operasi yang digunakan untuk pengujian hipotesis.
Regresi linier berganda

untuk mengukur

terhadap variabel dependen (Y):
1. Merumuskan model regresi linier berganda
Y=a+b X +b X +e
1

1

2

2

Y = earning power
a = konstanta
b = koefisien regresi X
1

1

b = koefisien regresi X
2

2

X = operating assets turnover
1

X = operating profit margin
2

e = kesalahan pengganggu

variabel X1

dan variabel X2

2. Uji residual

(dengan bantuan perhitungan Multiple regression sebagai

perbandingan). Karena model regresi yang dibentuk didasarkan dengan
meminimumkan jumlah kuadrat error, maka residual (sisaan) yang dalam hal ini
dianggap sebagai suatu kesalahan dari pengukuran harus memenuhi beberapa
asumsi, diantarannya :
o Identik : memiliki varian yang konstan
o Independen (saling bebas) : tidak ada autokorelasi antar residual

o Berdistribusi Normal
TABEL 3.3
UJI AUTOKORELASI
Autokorelasi D

Kesimpulan

w

Kurang dari 1,47
1,47 sampai 1,63
1,63 sampai 2,37
2,37 sampai 2,53
Lebih dari 2,53
Sumber: Data diolah

Ada Autokorelasi
Tanpa Kesimpulan
Tidak Ada Autokorelasi
Tanpa Kesimpulan
Ada Autokorelasi

3. Menghitung koefisien korelasi antar variabel dengan rumus sebagai berikut:
=





− (∑

− (∑

)(∑ )

) ][ ∑

− (∑ )

- Menyatakan koefisien korelasi antar variabel penelitian tersebut dalam
sebuah matriks korelasi (R) sebagai berikut:
=

1
1 2

1 2
1

- Menghitung matrik invers korelasi antar variabel

=
!

4. Menghitung koefisien jalur :

1

| |
=(

(

.

)"

)

#$ % & '

TABEL 3.4
THE DEGREE OF RELATIONSHIP
Size of coefficients

Correlation

Relationship

0.90 – 1.00

Very high correlation

Very strong relationship

0.70 – 0.90

High correlation

Marked relationship

0.40 – 0.70

Moderate correlation

Substansial relationship

0.20 – 0.40

Low correlation

Weak relationship

Less than 0.20

Slight correlation

Relationship so small as to be negligible

Sumber: Research Method, Burn (1995: 183)
5. Menghitung koefisien determinasi dan jalur error variables (ρei). Koefisien
2

determinasi (R ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di
2

antara nol dan satu. Nilai R yang sangat kecil berarti kemampuan variabel –
variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen.
#$ %&

= ("
)$

=

#%& ' " #%& '

1−

#$ %&

1. Pengujian serentak (simultan) dengan Uji Statistik F
Pengujian simultan dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F (dengan
fungsi FDIST pada Microsoft exel) untuk mendapatkan nilai ρ hitung,
dengan derajat kebebasan df = n – 2 – 1 dan dengan tingkat kepercayaan
0.05 maka untuk menguji hipotesis (H1):
H0 : β1dan β2 = 0, operating assets turnover dan operating profit margin
tidak mempengaruhi earning power.
H1 : β1: β2 ≠ 0, sekurang – kurangnya diantara operating profit margin dan
operating assets turnover ada yang mempengaruhi earning power.
*=

Jika ρ

hitung

> 0.05

( − + − 1)
+(1 −

# $ %&

#$ %& )

maka menerima H0, artinya secara statistik dapat

dibuktikan bahwa secara simultan variabel operating profit margin dan
variabel operating assets turnover tidak berpengaruh terhadap variabel
earning power.
Jika ρ

hitung

< 0.05

maka menolak H0 dan menerima H3, artinya secara

statistik dapat dibuktikan bahwa secara simultan variabel operating profit
margin dan variabel operating assets turnover berpengaruh terhadap
variabel earning power.
2. Pengujian individual (parsial) dengan Uji statistik t
Jika hasil pada pengujian simultan menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka
perlu dilakukan uji individu dengan hipotesis (H1):

: β1 dan β2 = 0, secara individu operating assets turnover dan

H0

operating profit margin tidak berpengaruh pada earning power
: β1 dan β2 > 0, secara individu operating assets turnover dan

H1

operating profit margin berpengaruh pada earning power
Untuk pengujian ini digunakan statistik uji t, yaitu dilakukan dengan mencari
nilai t

hitung

dan t distribusi (dengan fungsi TDIST Microsoft exel) masing-

masing koefisien korelasi, dengan df = n – 2 – 1 dan tingkat signifikansi 0.05:
, =

Jika ρ

hitung

-

!

(1 − #$%& ).!!
−+−1

> 0.05 maka menerima H0, artinya secara statistik dapat

dibuktikan bahwa secara individu (parsial)

variabel operating profit

margin dan variabel operating assets turnover tidak berpengaruh terhadap
variabel earning power.
Jika ρ

hitung

< 0.05

maka menolak H0 dan menerima H1, artinya secara

statistik dapat dibuktikan bahwa secara parsial variabel operating profit
margin dan variabel operating assets turnover berpengaruh terhadap
variabel earning power.

3.7 Lokasi Penelitian
Yang menjadi lokasi penelitian tesis ini adalah salah satu area dari Lintasarta
yaitu area Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Central Java and DIY
Area) . Data yang diambil adalah data laporan keuangan selama rentang waktu 2006
– 2010. Area ini merupakan salah satu area dari wilayah usaha (divisi) operasional
Lintasarta (Central Indonesia Regional) yang meliputi tiga area operasional. Area
operasional tersebut adalah:
-

West Java Area dengan kantor pusat berada di Bandung,

-

Central Java and DIY Area dengan kantor pusat di Semarang.

-

Kalimantan Area dengan kantor pusat di Balikpapan

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Aplikanusa Lintasata (www.Lintasarta.net) atau dikenal sebagai
Lintasarta adalah bagian dari Indosat Group yang berdiri sejak 4 April 1988.
Lintasarta merupakan perusahaan swasta Nasional yang menyelenggarakan jasa
Sistem Jaringan Komunikasi Data. Yang menjadi landasan hukum adalah
berdasarkan izin dari Menteri Pos dan Telekomunikasi Nomor : 24/ PB.103/ MPPT95 tanggal 19 April 1995 dan Menteri Perhubungan Nomor: KP.333.Tahun 2002.
tanggal 28 November 2002. Fungsi Lintasarta adalah sebagai penyedia Solusi Total
Terpadu terkemuka di Indonesia, di samping layanan telekomunikasi dan Internet.
Saat ini Lintasarta memiliki lebih dari 1.100 pelanggan korporat, yang memanfaatkan
lebih dari 7.500 jaringan dengan beragam layanan jasa yang komprehensif.
1. Jaringan Bisnis Perusahaan (business line)
Lintasarta memiliki kantor pusat di Gedung Menara Thamrin Lt.12 JL MH
Thamrin Kav.3 Jakarta serta kantor pusat operasional di Jl. TB Simatupang–Jakarta.
Lintasarta memiliki beberapa jaringan bisnis di luar wilayah Jakarta yang berada di
bawah wewenang Direktur Jaringan dan Operasi , jaringan bisnis tersebut yaitu:
- West Indonesia Regional: North Sumatra Area (Medan), South Sumatra Area
(Palembang), Central Sumatra Area (Pakanbaru)

- Central Indonesia Regional: West Java Area (Bandung), Central Java and DIY
Area (Semarang), Kalimantan Area (Balikpapan)
- East Indonesia Regional: East Java Area (Surabaya), Sulampua Area (Makasar),
Balinusra Area (Denpasar)
2. Kegiatan Perusahaan
Pada era teknologi sekarang ini, internet merupakan sarana untuk
menjalankan bisnis dimanapun tanpa hambatan jarak dan waktu. Dalam dunia bisnis
terkadang hambatan jarak dan waktu akan menimbulkan biaya yang tidak dinginkan.
Untuk itu dengan adanya jaringan internet, semakin memudahkan aktivitas bisnis
dalam upaya untuk mengoptimalkan sumber daya dan mendapatkan benefit yang
diharapkan. Manfaat dari jaringan internet yang dapat dinikmati, tidak terlepas dari
jasa hosting. Jasa hosting merupakan penyedia jalur jaringan dan penyimpanan data.
Kegiatan Lintasarta adalah sebagai salah satu perusahaan jasa hosting yang
menempatkan diri sebagai jasa hosting yang dapat dipercaya, artinya Lintasarta
mampu memberikan layanan maksimal

atas penawaran produknya. Lintasarta

menawarkan layanan premium dengan kemudahan dan kehandalan yang dapat
dimanfaatkan pelanggan untuk membangun jaringan bisnis dan menjalin komunikasi
dengan para mitra bisnis. Dedikasi Lintasarta adalah mengedepankan kepercayaan
karena kepercayaan (kualitas yang terpercaya) adalah hal yang diyakini tidak dapat
dibandingkan dengan nominal mata uang. Sasaran produk Lintasarta sampai saat ini
adalah layanan untuk corporate , atau dengan istilah pemasaran adalah business to
business (B to B) baik yang berorientasi kepada laba ataupun sosial.

3. Produk Lintasarta
rta
Bisnis Linta
ntasarta adalah bisnis solusi. Bisnis Lintasartaa dikhususkan
d
dalam
menyediakan solu
olusi dalam komunikasi data, internet dan value
lue added service.
TABEL 4.1
RTA
CONTOH PRODUK JASA LINTASAR
Icon Produk

Uraian Produk
L
Lintasarta
Broadband Internet merupakan layanan
lay
internet yang
ek
ekonomis
dengan kecepatan tinggi yang meng
nggunakan jaringan
F
Fiber
Optic Next Generation SDH.
LINTASARTAnet merupakan fasilitas infrastru
L
truktur maupun
ja
jaringan
internet baik domestik maupun intern
rnasional dengan
m
menggunakan
sambungan tetap
Lintasarta Broadband Internet VSAT merupak
L
akan layanan internet
ya cepat dengan kecepatan tinggi yang menj
yang
enjangkau seluruh
da
daerah
di Indonesia
Lintasarta Data Center adalah fasilitas penyed
L
yediaan dan penyewaan
st
storage
dengan standar Data Center Internation
tional oleh Lintasarta

Sumber: data
ta diolah
d
Lintasarta
4. Pelanggan Lintasa
asarta
Klasifikasi pelanggan
p
Lintasarta (lampiran 4.1) dikelomp
mpokkan berdasarkan
besaran kontrak berlan
rlangganan tetap.
TABEL 4.2
KELOMP
POK PELANGGAN JARINGAN LINTAS
ASARTA
Noo
NILAI KONTRAK
GRADE
1
>500 juta rupiah
PLATINUM
2
>100 juta rupiah
GOLD
3
>50 juta rupiah
SILVER
4
ROA

Minimun level

More greater than ROA or
opportunity cost of capital

Ideal level

Target level

SPECIAL
CONSIDERATION
o Asset valuation method
impacts the value
o Market value reduce the
value
o Cost basis increase the
value

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Simultan (Uji F)
Pengaruh simultan variabel operating assets turnover dan variabel operating
profit margin terhadap variabel earning power didapat dari hasil perhitungan yaitu
nilai koefisien matrik korelasi dengan R-square (R2) = 0.9973 dan koefisien error
variable ei = 0,00519. Koefisien determinasi (Kd) = 99,73% .
kebermaknaan R2 maka didapat nilai F = 369,86

Untuk menguji

melalui fungsi statistik pada

Microsoft Exel dengan df=n-2-1 maka nilai ρ-hitung = 0.002696 . Dengan tingkat
signifikan 0.05 , maka ρ-hitung = 0.002696 < 0.05 , oleh karena itu menolak H0 dan
menerima H1 . Artinya secara statistik terbukti bahwa secara simultan operating
assets turnover dan operating profit margin berpengaruh signifikan sebesar 99,73%
terhadap earning power. Sedangkan sisanya yaitu 0,27% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian.
2. Uji Parsial (Uji t individu).
- Hasil pengujian untuk variabel operating assets turnover diperoleh nilai t-hitung =

20,415

dengan ρ-hitung = 0.001198, artinya operating assets turnover secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap earning power.
- Hasil pengujian untuk variabel operating profit margin diperoleh nilai t-hitung =

16,411 dengan ρ-hitung = 0.001851, artinya operating profit margin secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap earning power.

4.3 Pembahasan
Dari hasil pengujian
pe
hipotesis disimpulkan bahwa operat
rating assets turnover
dan operating profit
fit margin secara simultan mempunyai pengar
garuh yang signifikan
terhadap earning power
pow sebesar 99,73% . Hubungan operating
ng asset turnover dan
operating profit marg
argin terhadap earning power adalah positivee correlation
c
dengan
ukuran korelasi sang
ngat tinggi (very high correlation) artinya memiliki
m
hubungan
sangat kuat (very strong
str
relationship) yang searah.

Jadi jika
ika

operating assets

turnover area Lintas
tasarta dan operating profit margin area Linta
intasarta dalam setiap
perubahannya mempeengaruhi tingkat perubahan pada earning pow
ower operasional area
Lintasarta.
Dengan tahu
hun 2006 sebagai tahun dasar perbandingan,, maka
m
terlihat secara
grafis bahwa earning
ng power mengalami terus peningkatan setelah
lah sebelumnya turun
pada tahun 2007. Namun
N
meskipun sempat mengalami penuru
urunan, nilai rata-rata
earning power tercap
capai diatas margin laba operasi yang menun
nunjukkan ideal level
(Tabel 4.3) .
0,3
0,2
0,1
0
-0,1
-0,2
1
earning power

0

2

3

4

5

-14,45% -7,82% 13,25%
,25% 22,33%

Gamba
bar 5.3 Presentase Perubahan Earning Powe
wer 2006-2010.

Jadi earning power area Lintasarta selama lima tahun ini menunjukkan
me
kondisi
operasional yang seha
ehat sebagaimana yang diisyaratkan Margaretha
tha (2004: 62) “ Laba
sebelum pajak (EBIT
IT/EBITDA) dibagi dengan total asset , menu
nurut Bank Indonesia
untuk industri jasa non
no keuangan harus > 12.5% “. Nilai ting
ingkat efisiensi yang
terendah adalah tahu
hun 2007 sebesar 17,94% dan yang paling ting
inggi pada tahun 2010
mencapai nilai earnin
rning power sebesar 25.65%

juga pencapa
apaian revenues yang

tertinggi selama lima
ma tahun yaitu sebesar Rp. 23.034.643.000,-- dengan operating
profit margin 13,48%
% dan operating assets turnover 1,9 kali. (lam
lampiran 4.3)

1. Pengaruh

varia
riabel independen operating assets turnove
over

(X1) terhadap

variabel dependen
den earning power (Y).
variabel operating
ope
assets turnover secara parsial terbukti
te
mempunyai
pengaruh yang signi
gnifikan terhadap earning power sebesar 56,48%
56
. Efektifitas
pemanfaatan aktivaa Lintasarta
L
terlihat dari operating assets turn
rnover yang berpusat
pada aktiva operasii atas
a investasi penjualan kredit, dimana selam
lama lima tahun terus
mengalami peningkata
atan dengan tahun 2006 sebagai tahun dasar perbandingan.
pe
28,1
28,17%
25,34%
12,32%
0
1

5,95%
2

3

4

5

Gambar 5.3 Pres
resentase Perubahan Operating Assets Turno
nover 2006-2010.

Gambar 5.2 mengindikasikan pencapaian penjualan (revenues) meningkat setiap
tahunnya yang dipengaruhi pula oleh kinerja manajemen piutang (accounts
receivables turnover) . Kinerja manajemen piutang ini dapat dianalisa melalui periode
pengumpulan piutang (collection periode) dimana dari 2006 – 2007 hanya pada tahun
2009 yang melebihi standar kredit yaitu hampir 50 hari .

Sedangkan revenue

tertinggi adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 23.034.643.000,-

dengan

operating assets turnover yang tertinggi yaitu 1.90 serta periode penagihan yang baik
yaitu sebelum 30 hari (Lampiran 4.2 –data analisis). Jadi peningkatan operating
asset turnover setiap tahun dikarenakan bertambahnya piutang penjualan disertai
selisih positif pengumpulan piutang dari tahun ke tahun.
Peningkatan pada tahun 2007 ternyata tidak mampu menaikkan

earning

power karena nilai real penjualan sebenarnya menurun dibandingkan dengan tahun
2006 meskipun selisih pengumpulan piutang positif Rp 228.260.000,- . Kenaikan
operating assets turnover dikarenakan bertambahnya piutang penjualan sedangkan
dari arus kas perubahannya hanya sedikit. Upaya penagihan piutang oleh pihak
ketiga ternyata kurang efektif bahkan dengan sistem kerjasama yang disepakati antara
perusahaan dengan pihak ketiga ternyata memungkinkan timbulnya penyimpangan
oleh pihak ketiga karena kurang pengawasan pada tunggakan piutang pelanggan (bed
debt).
Pada tahun 2008 operating assets turnover naik 12,32% dari tahun 2006.
Peningkatan pada tahun ini lebih pada peningkatan arus kas karena jumlah piutang

penjualan pada tahun 2008 kurang sedikit dibandingkan dengan tahun 2007 disertai
nilai real penjualan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Maka peningkatan
tersebut mampu menaikkan earning power da

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

3 49 100

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham dengan Dividen Tunai Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 137

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77

Analisis Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Anggaran Belanja Daerah : Studi kasus pada seluruh kabupaten di Propinsi Jawa Tengah

0 6 103

Analisis pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi Tahun 2008 -2012.

3 51 124

Prediksi Kebangkrutan pada Sektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI: Menggunakan Discriminant Analysis, dan Regreasi Logistik Priode 2007-2010

3 22 148

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Antar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebelum dan Sesudah Menggunakan Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus: UMKM di Wilayah Tangerang Selatan)

4 27 155

PENGESAHAN ANALISIS HUBUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN BARANG, PROFIT MARGIN, TURNOVER OF OPERATING ASSETS DAN PERPUTARAN MODAL KERJA DENGAN RENTABILITAS EKONOMI PADA PKPRI WONOSOBO.

0 0 11

Pengaruh Working Capital Turn Over (WCTO), Total Assets Turnover (TATO), Operating Rofit Margin (OPM), Return On Assets (ROA) Dan Netprofit Margin (NPM), Terhadap Perubahan Laba,

0 0 20