Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013.

(1)

vii ABSTRACT

Bandung as the capital of West Java has become one of the tourist destinations favored by the people of Indonesia. This causes Bandung became one of the cities in Indonesia that the field of tourism is growing rapidly. It is inevitable with so many sights and attractions in Bandung causes entertainment tax and parking tax can be one of the income-producing region that has an important role in improving Local Government Original Revenue in Bandung. The purpose of this research was to examine the effect of the entertainment tax and parking tax on Local Government Original Revenue in Bandung both partially and simultaneosly. This research was used the method of hypothesis testing. Data are analyzed using method of multiple linear regression analysis. The results of this research showed that simultaneously entertaiment tax and parking tax significantly affect Local Government Original Revenue in Bandung. Entertaiment tax partially significant effect on Local Government Original Revenue while parking tax has no effect.


(2)

viii ABSTRAK

Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang bidang pariwisatanya berkembang dengan pesat. Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya tempat wisata dan aneka tempat hiburan di Kota Bandung menyebabkan pajak hiburan dan pajak parkir dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung namun secara parsial hanya pajak hiburan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung.

Kata Kunci : Penerimaan Pajak Hiburan, Penerimaan Pajak Parkir, dan Pendapatan Asli Daerah


(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...……….i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ...………..iii

KATA PENGANTAR …...………..………..iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK …...………viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ……….………..xvi

DAFTAR TABEL …..……….………xvii

DAFTAR LAMPIRAN …….………...……….xviii

BAB I PENDAHULUAN …...………1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...6


(4)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS ………...……….9

2.1 Pajak ………...9

2.1.1 Pengertian Pajak ...9

2.1.2 Fungsi Pajak ... 10

2.1.3 Dasar Hukum Pajak …...11

2.1.4 Pengelompokkan Pajak ...11

2.1.4.1 Menurut Golongannya …...11

2.1.4.2 Menurut Sifatnya …...12

2.1.4.3 Menurut Lembaga Pemungutnya ...12

2.1.5 Jenis Tarif Pajak ………...14

2.1.6 Asas Pemungutan Pajak ...14

2.1.7 Syarat Pemungutan Pajak ………..……...15

2.1.8 Sistem Pemungutan Pajak ………...16

2.1.9 Berakhirnya utang Pajak ……….……….17

2.2 Pajak Daerah ………...……...…………...18

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah ……...…………...………18

2.2.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah ………...………..19

2.2.3 Kriteria Pajak Daerah ………...………...20

2.2.4 Dasar Dasar Hukum Keuangan Daerah ..………...20

2.3 Pajak Hiburan ………....22


(5)

xi

2.3.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan ………….…...22

2.3.3 Objek Pajak Hiburan ……….………..23

2.3.4 Bukan Objek Pajak Hiburan ……….………...24

2.3.5 Subjek dan Wajib Pajak Hiburan ……….………...24

2.3.6 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan ………...25

2.3.6.1 Dasar Pengenaan Pajak Hiburan ……….……....25

2.3.6.2 Tarif Pajak Hiburan ………...25

2.3.6.3 Cara Perhitungan Pajak Hiburan ….………27

2.4 Pajak Parkir ………...………....27

2.4.1 Pengertian Pajak Parkir ……….……...…...27

2.4.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Parkir ……….28

2.4.3 Objek Pajak Parkir ……….………...28

2.4.4 Bukan Objek Pajak Parkir ……….………..28

2.4.5 Subjek dan Wajib Pajak Parkir ……..………...29

2.4.6 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Parkir ...………..……..30

2.4.6.1 Dasar Pengenaan Pajak Parkir ……..…………..30

2.4.6.2 Tarif Pajak Parkir ..………..30

2.4.6.3 Cara Perhitungan Pajak Parkir ………31

2.5 Pendapatan Asli Daerah ……….………...31


(6)

xii

2.5.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) ..………...32

2.6 Kerangka Pemikiran ………...………...35

2.7 Pengembangan Hipotesis ………...36

BAB III METODE PENELITIAN ...…….………....37

3.1 Objek Penelitian …………...37

3.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung …...…....37

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ...39

3.1.2.1 Visi ……..…………...……….39

3.1.2.2 Misi ……..………..…….40

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DISPENDA ..…...41

3.1.3.1 Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………...……...41

3.1.3.2 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ……….………42

3.1.3.3 Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung …………...………...42

3.1.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………..………42

3.1.4.1 Tujuan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ………...42


(7)

xiii

3.1.4.2 Sasaran Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bandung ……….………...………….43

3.1.4.3 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran …...……...44

3.1.5 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung ..………...46

3.2 Jenis Penelitian ...………...48

3.3 Definisi Operasional Variabel ...………...49

3.3.1 Variabel Independen / Variabel Bebas ...………...49

3.3.2 Variabel Dependen / Variabel Terikat ...………49

3.4 Populasi dan Sampel ..………...49

3.4.1 Populasi .………...49

3.4.2 Metode Pengambilan Sampel ..………..………...50

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...………...………..50

3.6 Alat Analisis ..………..………..………..………..51

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ………...52

3.6.1.1 Uji Normalitas ……….………52

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ………...53

3.6.1.3 Uji Autokorelasi ………..53

3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas ………54

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda ………...55

3.6.3 Analisis Deskriptif ………...………55


(8)

xiv

3.6.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial atau

Uji Parsial (Uji T Statistik) ...………...56

3.6.4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan atau Uji Simultan (Uji F Statistik) …………...58

3.6.4.3 Koefisien Determinasi ..……….…….59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..60

4.1 Tata Cara Penetapan dan Pemungutan Pajak Daerah …………...60

4.2 Hasil Penelitian ………...…………. ………...62

4.3 Pembahasan ……….………66

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ………...67

4.3.1.1 Uji Normalitas ………...67

4.3.1.2 Uji Multikolinearitas ………69

4.3.1.3 Uji Autokorelasi ………...70

4.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas ………71

4.3.2 Persamaan Metode Regresi ………….……...72

4.3.3 Pengujian Hipotesis ………...………..73

4.3.3.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial …..…...73

4.3.3.1.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah ….…..73

4.3.3.1.2 Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah ……...74


(9)

xv

4.3.3.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ...…75

4.3.3.3 Koefisien Korelasi Parsial ……….…………...76

4.3.3.4 Koefisien Determinasi Simultan …...………78

4.3.3.5 Analisis Deskriptif Jenis Pajak Hiburan .…………..79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..……….……….81

5.1 Simpulan …………...81

5.2 Saran ………...……….82

DAFTAR PUSTAKA ...85

LAMPIRAN ...88


(10)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ...35 Gambar 2 : Struktur Organisasi ...47


(11)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I : Data Penerimaan Pajak Hiburan, Pajak Parkir, dan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Kota Bandung Periode 2010-2013 ……...………..……… 63

Tabel II : Hasil Uji Normalitas ……….…………....………...68

Tabel III : Nilai VIF Uji Multikolinierita …………...69

Tabel IV : Nilai VIF Uji Autokorelasi ...70

Tabel V : Hasil Uji Heterokedastisitas ………....71

Tabel VI : Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ...72

Tabel VII : Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ………...76

Tabel VIII : Koefisien Korelasi Parsial Variabel X1 dan X2 dengan Y ...77

Tabel IX : Koefisien Determinasi Simultan ………...78


(12)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Hasil Uji Normalitas …...………...……….…...89

Lampiran B : Hasil Uji Multikolinieritas ………..……….90

Lampiran C : Uji Heterokedastisitas ………..91

Lampiran D : Uji Autokorelasi ………...92

Lampiran E : Uji Statistik T …….………..……….……….. 93

Lampiran F : Uji Statistik F ……….. 95


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintahan. Pajak dipungut oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani (Sugeng Wahono, 2012:2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang tergantung oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah. Dasar Hukum Pajak yang tertinggi dan menjadi landasan utama adalah pasal 23 A Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.

Seperti yang kita ketahui, berdasarkan lembaga pemungutnya pajak di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian Keuangan. Sedangkan pajak daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.


(14)

2 Bab I Pendahuluan

Adanya pajak daerah membuat pemerintah pusat berharap agar setiap daerah bisa mengurangi seminimal mungkin ketergantungan keuangan kepada pemerintah pusat, sehingga setiap daerah harus bisa dan mampu membiayai rumah tangganya sendiri (Marihot Siahaan, 2010:9). Setiap daerah selalu berusaha agar pendapatan asli daerahnya meningkat. Sumber pokok dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terdiri atas :

1. Pendapatan Pajak Daerah. 2. Pendapatan Retribusi Daerah.

3. Pendapatan Bagian Laba BUMN dan Investasi Lainnya. 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pemerintah daerah diberi wewenang untuk dapat menggunakan dan mengelola sumber daya serta potensi dalam daerahnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah serta pajak dan retribusi daerah yang telah ditetapkan dapat dikembangkan sesuai kondisi daerah.

Jenis pajak di Indonesia yang memegang peranan penting dalam menjalankan otonomi daerah dan menjadi sumber pendapatan daerah adalah pajak daerah. Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Jenis pajak yang masuk dalam jenis pajak daerah adalah pajak hiburan dan pajak parkir. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi Daerah, pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau


(15)

3 Bab I Pendahuluan

keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir.

Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat telah menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang bidang pariwisatanya berkembang dengan pesat. Bukan hanya karena udara Kota Bandung yang sejuk tetapi banyaknya tempat wisata, tempat rekreasi, mall, klub, bioskop, acara pagelaran seni dan lainnya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas.

Tingginya jumlah wisatawan yang bertambah dari tahun ke tahun memberikan kesempatan pada para pengusaha untuk mendirikan tempat rekreasi atau tempat hiburan yang menarik minat pengunjung ke Kota Bandung. Mendirikan tempat-tempat rekreasi atau tempat hiburan memang saat ini sangat digemari oleh para pengusaha karena dianggap sangat menguntungkan. Dengan dibukanya banyak tempat rekreasi atau tempat hiburan maka secara otomatis akan bertambahnya jumlah area parkir yang disediakan penyelenggara untuk para pengunjung.

Tidak dapat dipungkiri dengan banyaknya tempat wisata dan aneka tempat hiburan di Kota Bandung menyebabkan pajak hiburan dan pajak parkir dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Namun akibat pemungutan serta pengelolaan yang kurang baik, pajak hiburan maupun pajak parkir belum dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.


(16)

4 Bab I Pendahuluan

Pemerintah telah melakukan perubahan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah yang tertuang dalam undang-undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 selain menambah jenis pajak daerah, juga dikembangkan dalam perluasan basis pajak. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan perubahan tarif pajak hiburan. Tiga kelompok tarif pajak hiburan yang diperkenankan bagi pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut: pertama, tarif maksimal 35% (tiga puluh lima persen), antara lain untuk pertunjukan sirkus, akrobat, sulap, dan tontonan film. Kedua, tarif maksimal 10% (sepuluh persen) khusus untuk hiburan kesenian rakyat dan tradisional. Ketiga, bertarif maksimal 75% (tujuh puluh lima persen), yakni untuk permainan ketangkasan, diskotek, klub malam, karaoke, mandi uap, panti pijat, pagelaran busana, dan kontes kecantikan.

Pajak parkir setiap tahunnya dipungut dari pengelola gedung parkir yang memiliki izin pengelola tempat parkir (IPTP). Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir yang diperoleh dari sewa/tarif parkir yang dikumpulkan. Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh persen). Tarif Pajak Parkir ditetapkan berdasarkan peraturan daerah.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir)

Pemerintah Kota Bandung dapat mulai membuat dan melaksanakan program-program yang telah dirancang agar tempat wisata ataupun pagelaran seni di Kota Bandung dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas serta perbaikan sistem pemungutan


(17)

5 Bab I Pendahuluan

dan pengelolaan pajak hiburan dan pajak parkir dapat berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku dengan tarif baru yang telah ditentukan dan sepenuhnya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar bermanfaat untuk membiayai rumah tangga daerah serta melakukan pembangunan Kota Bandung ke depannya.

Di Indonesia, berbagai penelitian telah dilakukan mengenai pajak hiburan dan pajak parkir. Menurut Thomas Sanjaya (2012) dengan penelitian berjudul “Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pajak Daerah Kota Bandung” dengan kesimpulan bahwa pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh simultan terhadap penerimaan pajak daerah di Bandung sebesar 29,482% dan berpengaruh secara parsial sebesar 2,714%.

Menurut Lusy Noor Arsy (2013) dengan penelitian berjudul “Pengaruh

Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung” dari tahun 2008 sampai 2012 dengan kesimpulan bahwa pajak hiburan mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 93,8% sedangkan besarnya kontribusi pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah adalah 45,52% mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan.

Adapun pengembangan yang dilakukan terhadap penelitian terdahulu dimana penulis menggunakan dua variabel independen yaitu pajak hiburan dan pajak parkir sedangkan variabel dependennya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Penelitian dilaksanakan di Dinas Pendapatan Kota Bandung dan data yang digunakan dari tahun 2010-2013.


(18)

6 Bab I Pendahuluan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan

Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial? 2. Apakah penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan? 3. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial? 4. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan? 5. Jenis pajak hiburan apa yang paling besar memberikan pendapatan bagi Kota

Bandung ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.


(19)

7 Bab I Pendahuluan

2. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak

parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan.

5. Untuk mengetahui jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan bagi Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain : 1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai perpajakan.

2. Bagi peneliti / akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama serta dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang sistem perpajakan di Indonesia, terlebih lagi dalam memahami penerapan pajak hiburan dan pajak parkir.


(20)

8 Bab I Pendahuluan

3. Bagi masyarakat luas

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan agar dapat melaksanakan kewajiban perpajakan dengan sebaik-baiknya.

4. Bagi Dinas Pendapatan Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan sebagai pertimbangan dalam menyusun aturan-aturan baru menyangkut pajak hiburan dan pajak parkir.


(21)

81

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun 2010-2013”, dengan menggunakan metode regresi berganda dan uji asumsi klasik yang dilakukan menggunakan aplikasi software SPSS 16.0 for windows untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini maka dapat disimpulkan :

1. Pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.

a. Berdasarkan uji-t, dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak hiburan memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun 2010-2013.

b. Berdasarkan uji-t, dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak parkir tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun 2010-2013.

2. Pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir secara simultan terhadap pendapatan asli daerah yaitu berdasarkan Uji F dapat disimpulkan bahwa variabel pajak hiburan dan pajak parkir bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun 2010-2013.


(22)

82 Bab V Simpulan dan Saran

3. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.

a. Besarnya pengaruh pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung yaitu sebesar 23,33%.

b. Besarnya pengaruh pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung yaitu sebesar 2,1%.

4. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pedapatan asli daerah di Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan dilihat dari hasil pengolahan data yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh sebanyak 26,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu pajak hiburan dan pajak parkir memberikan pengaruh simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung pada tahun 2010-2013 sebesar 26,4% dan sisanya 73,6% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir.

5. Setelah menjumlahkan setiap jenis pajak hiburan dari tahun 2010-2013 maka dapat diketahui bahwa jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan bagi Kota Bandung adalah pajak karaoke yaitu sebesar Rp 45.544.982.208.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian serta kesimpulan yang di dapat, penulis mengajukan beberapa masukan atau saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait sebagai berikut:


(23)

83 Bab V Simpulan dan Saran

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan Pemerintah Daerah

Jika dilihat dari pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan pajak hiburan dan pajak parkir di Kota Bandung dengan melakukan pendataan ulang yang lebih lengkap terhadap subjek dan objek pajak baik pajak hiburan maupun pajak parkir sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah kedepannya. Sedangkan untuk pemerintah daerah diharapkan menyediakan area parkir yang memadai bagi para wisatawaan yang berkujung ke Kota Bandung dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung serta menunjang program-program wisata dan seni di Kota Bandung yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap penerimaan pajak khususnya pajak hiburan dan pajak parkir.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian menjadi lebih dari 4 (empat) tahun agar pengaruh pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat lebih terlihat serta dapat menambah variabel penelitian dimana tidak hanya dua variabel dependen akan tetapi dapat dikombinasikan dengan variabel dependen lainnya seperti pajak restoran, pajak hotel ataupun pajak daerah lainnya dengan data atau tarif yang terbaru.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar semua masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak harus memiliki kesadaran diri untuk taat membayar pajak. Apalagi posisi masyarakat


(24)

84 Bab V Simpulan dan Saran

adalah sebagai pengguna atau konsumen berbagai macam hiburan dan pengguna jasa area parkir. Jika semua masyarakat dapat memenuhi kewajiban sebagai Wajib Pajak yang baik kemungkinan besar pembangunan didaerah akan semakin meningkat. Hal tersebut tentunya menguntungkan semua pihak.


(25)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arsy, Lusy Noor. (2013). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Widyatama.

Bandung.

Ghozali, H.Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harianti, Asni. (2012). Statistika II, Andi, Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir (diakses pada tanggal 29 September 2014). http://www.bandung.go.id/index.php?fa=pemerintah.detail&id=1 ( diakses pada tanggal

5 Oktober 2014).

http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014).

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kaho, Josef Riwu. (2005). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia :

Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro. (2003). Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan


(26)

86

Mamesa, DJ. (1995). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Mardiasmo. (2006). Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Offset, Yogyakarta. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pajak Parkir. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Peraturan Daerah Kota Badung Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pajak Hiburan.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Sanjaya, Thomas. (2012). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir

terhadap Pajak Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas

Kristen Maranatha. Bandung.

Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat, PT Gramedia, Jakarta. Sekaran. (2003). Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Siahaan, Marihot P.(2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta. Sunjoyo. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A tentang Dasar Hukum Pajak.


(27)

87

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Wahono, Sugeng. (2012). Teori dan Aplikasi : Mengurus Pajak Itu Mudah, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Warsito. (2001). Hukum Pajak, PT Rajawali Grafindo Persada, Bandung.


(1)

82 Bab V Simpulan dan Saran

3. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2010-2013 secara parsial.

a. Besarnya pengaruh pajak hiburan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung yaitu sebesar 23,33%.

b. Besarnya pengaruh pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung yaitu sebesar 2,1%.

4. Besar pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pedapatan asli daerah di Kota Bandung tahun 2010-2013 secara simultan dilihat dari hasil pengolahan data yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh sebanyak 26,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu pajak hiburan dan pajak parkir memberikan pengaruh simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung pada tahun 2010-2013 sebesar 26,4% dan sisanya 73,6% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir.

5. Setelah menjumlahkan setiap jenis pajak hiburan dari tahun 2010-2013 maka dapat diketahui bahwa jenis pajak hiburan yang paling besar memberikan pendapatan bagi Kota Bandung adalah pajak karaoke yaitu sebesar Rp 45.544.982.208.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian serta kesimpulan yang di dapat, penulis mengajukan beberapa masukan atau saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait sebagai berikut:


(2)

Bab V Simpulan dan Saran

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung dan Pemerintah Daerah

Jika dilihat dari pengaruh penerimaan pajak hiburan dan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan pajak hiburan dan pajak parkir di Kota Bandung dengan melakukan pendataan ulang yang lebih lengkap terhadap subjek dan objek pajak baik pajak hiburan maupun pajak parkir sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah kedepannya. Sedangkan untuk pemerintah daerah diharapkan menyediakan area parkir yang memadai bagi para wisatawaan yang berkujung ke Kota Bandung dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung serta menunjang program-program wisata dan seni di Kota Bandung yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap penerimaan pajak khususnya pajak hiburan dan pajak parkir.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian menjadi lebih dari 4 (empat) tahun agar pengaruh pajak hiburan dan pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat lebih terlihat serta dapat menambah variabel penelitian dimana tidak hanya dua variabel dependen akan tetapi dapat dikombinasikan dengan variabel dependen lainnya seperti pajak restoran, pajak hotel ataupun pajak daerah lainnya dengan data atau tarif yang terbaru.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar semua masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak harus memiliki kesadaran diri untuk taat membayar pajak. Apalagi posisi masyarakat


(3)

84 Bab V Simpulan dan Saran

adalah sebagai pengguna atau konsumen berbagai macam hiburan dan pengguna jasa area parkir. Jika semua masyarakat dapat memenuhi kewajiban sebagai Wajib Pajak yang baik kemungkinan besar pembangunan didaerah akan semakin meningkat. Hal tersebut tentunya menguntungkan semua pihak.


(4)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arsy, Lusy Noor. (2013). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Widyatama. Bandung.

Ghozali, H.Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harianti, Asni. (2012). Statistika II, Andi, Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir (diakses pada tanggal 29 September 2014). http://www.bandung.go.id/index.php?fa=pemerintah.detail&id=1 ( diakses pada tanggal

5 Oktober 2014).

http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014).

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kaho, Josef Riwu. (2005). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia : Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro. (2003). Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan Strategi dan Peluang, Erlangga, Jakarta.


(5)

86

Mamesa, DJ. (1995). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Mardiasmo. (2006). Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Offset, Yogyakarta. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pajak Parkir. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Peraturan Daerah Kota Badung Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pajak Hiburan.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Sanjaya, Thomas. (2012). Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan dan Pajak Parkir terhadap Pajak Daerah Kota Bandung. Skripsi Akuntansi S1, Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat, PT Gramedia, Jakarta. Sekaran. (2003). Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Siahaan, Marihot P.(2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta. Sunjoyo. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 A tentang Dasar Hukum Pajak.


(6)

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Wahono, Sugeng. (2012). Teori dan Aplikasi : Mengurus Pajak Itu Mudah, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Warsito. (2001). Hukum Pajak, PT Rajawali Grafindo Persada, Bandung.