PENDAHULUAN Perancangan Alat Bantu Kursi Roda Magnetis Dengan Metode QFD (Quality Function Deployment) (Studi Kasus: YPAC Kota Surakarta).

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penyandang cacat terdapat di semua bagian bumi serta pada semua
tingkat dalam setiap lapisan masyarakat pada lapisan atas, menengah
maupun bawah. Jumlah penyandang cacat di Indonesia pun terbilang
cukup besar yakni 2,8 juta menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al jufri
pada wawancara di Denpasar, Bali, 7 Oktober 2013 oleh ANTARA News.
Hal tersebut dapat dikarenakan oleh cacat keturunan maupun sebab-sebab
lain yang menyebabkan disfungsi salah satu organ pada penderita cacat.
Salah satu peraturan tertulis yang menyatakan kesamaan para
penyandang cacat dengan masyarakat normal lainnya adalah UndangUndang Nomor 4 Tahun 1997, pasal 1 (ayat 1) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 1998, khususnya pasal 1 (ayat 1) dengan tegas
dinyatakan bahwa, sebagaimana warga masyarakat lainnya, penyandang
cacat “berhak mempunyai kesamaan kedudukan, hak dan kewajiban dalam
berperan dan berintegrasi secara total sesuai dengan kemampuannya dalam
segala aspek kehidupan dan peng-hidupannya”. Dan pada pasal 6 UU No 4/1997
dijelaskan bahwa, “setiap penyandang cacat berhak memperoleh : (1) pendidikan

pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; (2) pekerjaan dan
penghidupan yang layak sesuai jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan
kemampuannya; (3) perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan

1

2

dan menikmati hasil-hasilnya; (4) aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya;
(5) rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial;
dan (6) hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat, kemampuan, dan
kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang cacat anak dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat”.

Pada kenyataannya, sedikit masyarakat yang menyadari betapa
pentingnya menyediakan prasarana dan sarana aksesibilitas standar bagi
para penyandang cacat secara fisik. Seringkali penemuan yang ditujukan
kepenyandang cacat hanya berupa alat transportasi pribadi yang
dimodifikasi seperti sepeda motor hasil modifikasi, tricycle (sepeda roda
tiga) dan sebagainya, namun alat-alat diatas harus memiliki ijin khusus

untuk mengendarainya.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis membantu mendesain
alat bantu untuk penyandang cacat agar mereka dapat menaiki tangga
berjalan (escalator).
Escalator atau tangga berjalan sangatlah penting untuk bangunan
yang mempunyai lebih dari satu ataupun dua lantai, sebab jika orang akan
naik ataupun turun dari lantai satu ke lantai yang lain sangatlah repot dan
tentu saja akan memakan banyak tenaga jika menggunakan tangga biasa.
Fasilitas escalator biasa terdapat pada tempat-tempat umum seperti pada
pusat perbelanjaan, bandara, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya.
Dengan adanya escalator atau tangga berjalan diharapkan dapat membantu
orang untuk mengefektifkan tenaga yang digunakan. Disamping itu orang
tidak akan merasa lelah jika harus naik dan turun tangga (Utomo, 2010).

3

Escalator disini merupakan media penunjang agar terkondisikannya alat
bantu yang akan digunakan pada kursi roda. Dengan adanya alat bantu ini,
diharapkan kepada para defable yang menggunakan kursi roda dapat
mengakses fasilitas-fasilitas umum masyarakat normal pada umumnya.


1.2

Perumusan Masalah
Dengan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang
muncul adalah:
1. Bagaimana membuat desain alat bantu untuk kursi roda yang dapat
memudahkan menaiki tangga berjalan (escalator) sesuai keinginan
konsumen.
2. Bagaimana menentukan gaya magnet minimal alat bantu pada kursi
roda yang diperlukan untuk menahan beban pengendara ketika menaiki
escalator.

1.3

Batasan Masalah
Pada pembahasan masalah yang ada, maka dilakukan suatu batasan
masalah agar pembahasan tidak meluas, diantara batasan tersebut antara
lain:
1. Alat bantu kursi roda hanya difungsikan pada kursi roda dengan

spesifikasi memiliki silinder penghubung antara roda depan dan roda
belakang.

4

2. Alat bantu hanya berfungsi pada tipe escalator yang permukaannya
rata bukan pada step type (tipe anak tangga).
3. Alat bantu ini dikhususkan pada penyandang cacat (defable) yang
memiliki keterbatasan dari pinggang ke bawah.

1.4

Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini diantaranya adalah:
1. Membuat desain alat bantu yang memperhatikan aspek keamanan dan
fungsinya.
2. Merancang alat bantu dan kursi roda sehingga bersinkronasi serta
terpasang dengan kokoh, dan aman ketika menaiki escalator dengan
pertimbangan gaya gesek yang terjadi.


1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mempermudah proses menaiki escalator bagi pengguna kursi roda,
sehingga dapat menaiki escalator tanpa bantuan orang lain.
2. Membantu pemerintah kota dalam aksesbilitas untuk defable di kota
Surakarta.

1.6

Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN

5

Memuat gambaran singkat tentang: Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Batasan Masalah, Tujuan Tugas Akhir, dan Sistematika Penulisan.
BAB II DASAR TEORI

Menjelaskan beberapa teori penunjang yang dijadikan acuan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan

Objek

Penelitian,

Teknik

Pengumpalan

Data,

Teknik

Pengolahan Data.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan dari

objek penelitian maupun berasal dari studi pustaka untuk menentukan
spesifikasi alat bantu yang dibutuhkan. Tahap berikutnya setelah
memperoleh data spesifikasi yang dibutuhkan, diolah menggunakan QFD
(Quality Function Deployment) dengan menggunakan customer needs dan
dipenuhi menggunakan technical requirements. Selanjutnya, setelah
mendapatkan seluruh data yang dibutuhkan dan memperhitungkan gaya
magnet yang dibutuhkan alat bantu agar dapat menopang kursi roda tidak
tergelincir, dilakukan desain awal (prototype) dari produk alat bantu kursi
roda magnetis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan hasil akhir dari penelitian yang telah
dilakukan dan usulan maupun saran yang diberikan dari penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT BANTU KURSI RODA MAGNETIS Perancangan Alat Bantu Kursi Roda Magnetis Dengan Metode QFD (Quality Function Deployment) (Studi Kasus: YPAC Kota Surakarta).

0 1 14

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN ALAT BANTU KURSI RODA MAGNETIS DENGAN METODE Perancangan Alat Bantu Kursi Roda Magnetis Dengan Metode QFD (Quality Function Deployment) (Studi Kasus: YPAC Kota Surakarta).

1 4 17