Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

(1)

PENERAPAN METODE KANO,

QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT

DAN

VALUE ENGINEERING

UNTUK

PENINGKATAN MUTU PRODUK SARUNG TANGAN KARET

DRAFT TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

MAYSARAH NURUL ANNISA 0 9 0 4 0 3 0 7 4

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, April 2014 Penulis,


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Erwin Sitorus, ST, MT selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Pembanding II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.


(7)

5. Bapak M. Ridho Yasirsyah dan Bapak Agus Suliro selaku Pembimbing Lapangan di PT. Shamrock Manufacturing Corpora yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

6. Seluruh staf bagian Penelitian dan Pengembangan RSU Dr.Pirngadi dan seluruh perawat serta staf bidang Keperawatan RSU Dr.Pirngadi yang telah memberikan bantuan berupa waktu, serta informasi data selama melakukan survei penelitian di RSU Dr,Pirngadi.

7. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.

8. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, Bang Kumis, dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini. 9. Kedua orangtua (Chairul Saleh dan Suharyati) nenek, tante yang tiada

hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan.

10.Rekan terdekat Fandy Satria yang telah banyak mendukung dan membantu penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan tugas sarjana.

11.Teman-teman seperjuangan penelitian tugas sarjana: Naqasya, Wildan, Musthofa, Andri, Sadikin, Niko, Hady, Nikson, Johan, Lia, Febi, Laulia, Nadya, dll yang saling membantu dan bekerja sama selama penelitian.


(8)

12.Rekan-rekan angkatan 2009 Teknik Industri FT USU : Nadia, Dea, Dara, Eci, Arsyad, Fachri, Indra, Bagus, Ryan, Rizky, Alfin, Ridho, Nilda, Yoga, Dayan, William, Hafiz, Ozi, dan keseluruhan rekan stambuk 2009 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan kerjasamanya.

13.Abang-abang dan kakak angkatan 2008 Teknik Industri FT USU : Kak Meirina, Bang Rifqi, Bang Adit, Kak Nana, Bang Bajora, Bang Yogi, Kak Yose, Bang Suhartono yang mendukung dan membantu penulis.

14.Rekan-rekan asisten Laboratorium Sistem Produksi Andy, Ayu, Novri, Fina, Suriadi, Cici, Ari, Utomo yang mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana.

15.Seluruh pihak yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Medan, April 2014


(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

ABSTRAK ... xxiv

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-8 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-8 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-10 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-11


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan PT.Shamrock Manufacturing Corpora. ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-2 2.5.1.Struktur Organisasi ... II-2 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-14 2.5.3.1.Jumlah Tenaga Kerja ... II-14 2.5.3.2.Jam Kerja ... II-14

2.5.4. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya ... II-14 2.6. Proses Produksi... II-16

2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-16

2.6.1.1.Bahan Baku ... II-16 2.6.1.2.Bahan Tambahan ... II-17 2.6.1.3.Bahan Penolong ... II-17 2.6.2. Uraian Proses ... II-18 2.7. Mesin dan Peralatan ... II-20


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.7.1. Mesin Produksi ... II-20 2.7.2. Peralatan ... II-21 2.8. Utility ... II-22 2.9. Safetyand Fire Protection ... II-23 2.10. Limbah ... II-23 2.11. Standar Mutu Sarung Tangan ... II-24

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Karakteristik Produk ... III-1 3.2. Atribut Produk ... III-1 3.3. Kualitas ... III-2 3.4. Metode Kano ... III-4 3.5. QFD (Quality Function Deployment) ... III-9 3.6. Value Engineering ... III-11 3.7. Penentuan Jumlah Sampel dan Teknik Sampling ... III-14 3.7.1. Ukuran Sampel ... III-14 3.7.2. Teknik Sampling ... III-16 3.7.2.1.Probability Sampling ... III-16 3.7.2.2.Non-Probability Sampling ... III-19 3.8. Alat Ukur dalam Reabilitas dan Validitas ... III-21


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.8.1. Validitas Data ... III-21 3.8.2. Reabilitas Data ... III-22

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Berpikir ... IV-3 4.6. Defenisi Variabel Operasional... IV-4 4.7. Sumber Data ... IV-6 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-7 4.9. Instrumen Panelitian ... IV-8 4.10. Populasi ... IV-12 4.11. Teknik Sampling ... IV-13 4.12. Rancangan Penelitian ... IV-17 4.13. Pengolahan Data ... IV-19 4.13.1. Metode KANO ... IV-21 4.13.2. Membuat Matriks House Of Quality ... IV-21 4.13.3. Membuat Analisis Value Engineering ... IV-22


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.14. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-23 4.15. Kesimpulan Dan Saran ... IV-23

V PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1 5.1.2. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-4

5.1.3.1. Kuisioner Derajat Kepentingan Atribut

Pertanyaan ... V-4 5.1.3.2. Kuisioner Model Kano ... V-8 5.1.3.3. Kuisioner Kepuasan Konsumen ... V-19 5.2. Pengolahan Data ... V-23 5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-23 5.2.1.1. UJi Validitas ... V-23 5.2.1.1.1. Uji Validitas Tingkat Kepentingan ... V-23 5.2.1.1.2. Uji Validitas Model Kano ... V-27 5.2.1.1.3. Uji Validitas Kepuasan Konsumen ... V-31 5.2.1.2. Uji Reliabilitas ... V-34 5.2.1.2.1. Uji Reliabilitas Derajat Kepentingan ... V-34


(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.2.2. Uji Reliabilitas Model Kano ... V-36 5.2.1.2.3. Uji Reliabilitas Kepuasan Konsumen .. V-38

5.3. Indentifikasi Atribut Berdasarkan Model Kano ... V-39 5.3.1. Analisis Kuantitatif Kano ... V-41

5.3.1.1. Menghitung Nilai CS dan DS ... V-41 5.3.1.2. Menentukan Titik CS dan DS ... V-43 5.3.1.3. Menentukan Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-44 5.3.1.4. Melakukan Plotting Kurva Fungsi Kepuasan

Konsumen ... V-47 5.4. Membangun Quality Function Deploymet (QFD)... V-53 5.4.1. Menentukan Customer Requirement (CR) ... V-53 5.4.2. Menentukan Tingkat Kepentingan Customer Importance

(CI) ... V-54 5.4.3. Menentukan KarakteristikProduk Sarung Tangan Karet .. V-55 5.4.4. Menetapan Hubungan Antara Karakteristik Teknis ... V-56 5.4.5. Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik

Teknis Produk Dengan Keinginan Konsumen ... V-58 5.4.6. Penentuan Planning Matrix ... V-59 5.4.7. Penentuan Technical Matrix ... V-65 5.5. Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II ... V-70


(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.5.1. Menetapkan Karakteristik Teknis Prioritas Berdasarkan

QFD Fase I ... V-70 5.5.2. Menetapkan Part Kritis ... V-71 5.5.3. Menetapkan Hubungan antara Part Kritis ... V-72 5.5.4. Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Teknis

dengan Part Kritis ... V-73 5.5.5. Penentuan Technical Matrix ... V-74 5.5.6. Penentuan Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan

Karet ... V-79 5.6. Meningkatkan Nilai Produk dengan Menggunakan Metode

Value Engineering ... V-79 5.6.1. Tahap Informasi ... V-79 5.6.2. Tahap Analisis Fungsi ... V-80 5.6.3. Tahap Kreatif ... V-81 5.6.4. Tahap Penentuan/Keputusan ... V-86 5.6.5. Tahap Pengembangan ... V-97

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Data Kuesioner ... VI-1 6.2. Analisis Pengolahan Hasil Model Kano ... VI-2


(16)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3. Analisis Kuantitatif Kano ... VI-4 6.4. Analisis QFD Fase I ... VI-4 6.4.1. Analisis Matriks Variabel Atribut Kategori Kano

Terhadap Tingkat Kepentingan ... VI-5 6.5. Analisis QFD Fase II ... VI-7 6.5.1. Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase II ... VI-8 6.6. Analisis Value Engineering ... VI-9

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Perkembangan Kebutuhan Sarung Tangan Dunia ... I-1 1.2. Jumlah Produksi Sarung Tangan Berdasarkan Jenis ... I-2 1.3. Karakteristik Mutu Sarung Tangan Karet ... I-4 1.4. Daftar Rumah Sakit ... I-5 1.5. Daftar Keluhan Sarung Tangan Karet pada Perawat di Rumah

Sakir Dr.Pirngadi ... I-6 2.1. Persyaratan AQL ... II-25 2.2 Jenis Produk Sarung Tangan PT.Shamrock Manufacturing

Corpora ... II-25 3.1. Evaluasi Kano ... III-7 3.2. Keterangan Kuisioner Kano ... III-8 3.3. Ukuran Sampel Pada Tingkat Signifikansi 1%, 5%, dan 10% ... III-15 4.1. Variabel Operasional ... IV-4 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2. Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan ... V-5 5.3. Ketentuan Evaluasi Model Kano ... V-8 5.4. Contoh Rekap Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1 ... V-9 5.5. Contoh Rekap Kuesioner Kano DisFungsional untuk Responden

1 ... V-9 5.6. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Model Kano ... V-9


(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.7. Contoh Hasil Rekapitulasi Model Kano untuk Responden 1 ... V-10 5.8. Rekapitulasi Kuesioner Kano Fungsional ... V-10 5.9. Rekapitulasi Kuesioner Kano Disfungsional ... V-13 5.10. Rekapitulasi Hasil Model Kano ... V-16 5.11. Rekapitulasi Kuisioner Kepuasan Konsumen ... V-20 5.12. Tabulasi Jawaban Responden untuk Tingkat Kepentingan ... V-23 5.13. Proporsi dan nilai Z Setiap Skala ... V-24 5.14. Nilai Skala Interval ... V-25 5.15. Hasil Perhitungan Validitas Derajat Kepentingan ... V-26 5.16. Tabulasi Jawaban Responden untuk Model Kano ... V-27 5.17. Proporsi dan nilai Z Setiap Skala ... V-28 5.18. Nilai Skala Interval ... V-29 5.19. Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... V-30 5.20. Tabulasi Jawaban Responden untuk Kepuasan Konsumen ... V-31 5.21. Proporsi dan nilai Z Setiap Skala ... V-32 5.22. Nilai Skala Interval ... V-33 5.23. Hasil Perhitungan Validitas Kepuasan Konsumen ... V-34 5.24. Perhitungan Varians Tingkat Kepentingan ... V-35 5.25. Perhitungan Varians Model Kano ... V-36


(19)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.26. Perhitungan Varians Kepuasan Konsumen ... V-38 5.27. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... V-40 5.28. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut Menurut Blauth’s formula V-41 5.29. Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-42 5.30. Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-44 5.31. Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut ... V-46 5.32. Customer Requirement (CR) terhadap Produk Sarung Tangan

Karet ... V-53 5.33. Customer Importance (CI) terhadap Kategori Kano ... V-54 5.34. Karakteristik Teknis Produk Sarung Tangan Karet ... V-56 5.35. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-60 5.36. Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-61 5.37. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-63 5.38. Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-63 5.39. Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-64 5.40. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan ... V-66 5.41. Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan ... V-67 5.42. Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-68 5.43. Karakteristik Teknik Produk Sarung Tangan Karet ... V-71 5.44. Part Kritis Produk Sarung Tangan Karet ... V-71


(20)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.45. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan ... V-75 5.46. Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan ... V-76 5.47. Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-77 5.48. Data Jenis Bahan, Harga dan Kuantitas Bahan Penyusun Produk

Sarung Tangan Karet Kapasitas 2,4 juta / pasang ... V-80 5.49. Kelebihan dan Kelemahan Alternatif Bahan Penyusun Produk

Sarung Tangan Karet ... V-83 5.50. Daftar Harga Material yang Digunakan Sebagai Alternatif ... V-86 5.51. Urutan Rangking dan Pembobotan Kriteria ... V-87 5.52. Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan pada Jenis

Material Latex ... V-88 5.53. Penilaian untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan pada Jenis Material

Latex ... V-88 5.54. Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Kualitas Bahan pada Jenis

Material Latex ... V-88 5.55. Penilaian untuk Kriteria Kualitas Bahan pada Material Latex ... V-89 5.56. Pemilihan Alternatif untuk Kemudahan Proses Pengolahan pada

Jenis Material Latex ... V-89 5.57. Penilaian untuk Kriteria Kualitas Bahan pada Material Latex ... V-89


(21)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.58. Pemilihan Alternatif untuk Waktu Penyelesaian pada Jenis Material Latex ... V-90 5.59. Penilaian untuk Kriteria Waktu Penyelesaian pada Jenis Material

Latex ... V-90 5.60. Pemilihan Alternatif untuk Daya Tahan Bahan pada Jenis

Material Latex ... V-91 5.61. Penilaian untuk Kriteria Daya Tahan Bahan pada Jenis Material

Latex ... V-91 5.62. Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan pada Jenis

Bahan Sulfur (belerang) ... V-92 5.63. Penilaian untuk Kriteria Biaya Pelaksanaan pada Jenis Bahan

Sulfur (belerang) ... V-92 5.64. Pemilihan Alternatif untuk Kualitas Bahan pada Jenis Bahan

Sulfur (belerang) ... V-93 5.65. Penilaian untuk Kriteria Kualitas Bahan pada Jenis Bahan Sulfur

(belerang) ... V-93 5.66. Pemilihan Alternatif untuk Kemudahan Proses Pengolahan pada

Jenis Bahan Sulfur (Belerang) ... V-93 5.67. Penilaian untuk Kriteria Kemudahan Proses Pengolahan pada


(22)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.68. Pemilihan Alternatif untuk Kriteria Waktu Penyelesaian pada Jenis Bahan Sulfur (belerang) ... V-94 5.69. Penilaian untuk Kriteria Waktu Penyelesaian pada Jenis Bahan

Sulfur (Belerang) ... V-95 5.70. Pemilihan Alternatif untuk Daya Tahan Bahan pada Jenis Bahan

Sulfur (Belerang) ... V-95 5.71. Penilaian untuk Daya Tahan Bahan pada Jenis Bahan Sulfur

(Belerang) ... V-95 5.72. Penganalisaan untuk Setiap Alternatif ... V-97 5.73. Perbandingan Total Biaya Bahan pada Rencana Awal dan Usulan

untuk Menghasilkan 2,4 juta/ Pasang Produk Sarung Tangan Karet ... V-99 6.1. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... VI-2 6.2. Perbandingan Keluhan dan Keinginan Konsumen ... VI-3 6.3. Persamaan Kepuasan Konsumen ... VI-4 6.4. Karakteristik Teknis Produk Sarung Tangan Karet ... VI-5 6.5. Customer Importance (CI) terhadap Kategori Kano ... VI-6 6.6. Part Kritis Produk Sarung Tangan Karet ... VI-8 6.7. Perbandingan Total Biaya Bahan Usulan ... VI-9


(23)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Shamrock Manufacturing Corpora ... II-4 3.1. Diagram Model Kano ... III-5 3.2. Desain House of Quality (HOQ) ... III-11 4.1. Kerangka Berpikir ... IV-4 4.2. Diagram Alir Pembuatan Kuesioner ... IV-12 4.3. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... III-18 4.4. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-20 4.5. Diagram Alir Pengolahan Data Model KANO ... IV-21 4.6. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality ... IV-22 4.7. Diagram Alir Membuat Analisis dengan Metode Value

Engineering ... IV-23 5.1. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 4 ... V-48 5.2. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 7 ... V-49 5.3. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 1 ... V-50 5.4. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 2 ... V-50 5.5. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 3 ... V-51 5.6. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 5 ... V-52 5.7. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Atribut 6 ... V-53 5.8. Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Sarung Tangan


(24)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.9. Matriks Antara CI dengan Karakteristik Teknis Produk Sarung Tangan Karet ... V-59 5.10. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan

Biaya ... V-68 5.11. QFD Fase I Produk Sarung Tangan Karet ... V-69 5.12. Hubungan Part Kritis Produk Sarung Tangan Karet ... V-73 5.13. Hubungan Antar Part Kritis dan Spesifikasi Teknis Produk

Sarung Tangan Karet ... V-74 5.14. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan

Biaya ... V-77 5.15. QFD Fase II Produk Sarung Tangan Karet ... V-78 5.16. Diagram FAST Produk Sarung Tangan Karet ... V-81 6.1. Ukuran Kinerja QFD Fase I ... VI-6 6.2. Ukuran Kinerja QFD Fase II ... VI-8


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Pendahuluan ... L.1 2. Kuesioner Terbuka ... L.2 3. Kuesioner Tertutup ... L.3 4. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik ... L.4 5. Kuesioner Hubungan antar Karakteristik Teknik ... L.5 6. Kuesioner Wawancara Part Kritis ... L.6 7. Kuesioner Hubungan antar Part Kritis ... L.7 8. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.8 9. Tabel Ukuran Sampel Isaac dan Michael pada Tingkat Signifikan

1%, 5% dan 10% ... L.9 10. Lembar Wawancara Brainstorming Value Engineering ... L-10 11. Kuesioner Wawancara Penentuan Keputusan Value Engineering L-11 12. Form Tugas Akhir ... L.12 13. Surat Penjajakan ... L.13 14. Surat Balasan Perusahaan ... L.14 15. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.15 16. Lembar Asistensi Dosen ... L.16 17. Lembar Asistensi Perusahaan ... L.17


(26)

ABSTRAK

Perkembangan kebutuhan sarung tangan karet dunia yang semakin meningkat, menegaskan bukti bahwa sarung tangan karet merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan medis dan rumah tangga. Untuk itu perlu observasi mengenai adanya keluhan mutu produk sarung tangan karet. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk sarung tangan karet dengan menggunakan metode Kano, QFD (Quality Function Deployment), dan Value Engineering. Harga bahan baku karet yang semakin mahal juga menjadi salah satu kendala perusahaan. Mutu produk menjadi hal yang fokus untuk diperbaiki dengan memproritaskan atribut apa yang meningkatkan kepuasan pelanggan. Serta dengan meningkatkan nilai dan fungsi produk sehingga dapat meminimisasi biaya. Hasil dari metode Kano diperoleh bahwa 1 atribut yang memiliki kategori attractive dan atribut tersebut menjadi prioritas perusahaan untuk meningkkatkan mutu. Dengan metode QFD hasil kinerja diperoleh 2 part yang perlu ditingkatkan fungsi dan nilainya dengan metode Value Engineering. Value Engineering digunakan untuk memberikan alternatif perbaikan terhadap bahan yang digunakan sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Dari hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penghematan biaya bahan penyusun produk dengan alternatif usulan yaitu chloroprene dan Butil Akrilat (nBa) menghasilkan 22% penghematan biaya dari biaya sebelumnya.

Kata Kunci: Kano, QFD, VE, Produk Sarung Tangan Karet,


(27)

ABSTRACT

The development needs of the world rubber gloves is increasing, evidence confirms that rubber gloves are the personal protective equipment that is most widely used for medical and household needs . For that we need observations about product quality complaints rubber gloves . This study is intended to improve the quality of products by using rubber gloves Kano method , QFD (Quality Function Deployment) , and Value Engineering . Price of rubber raw materials are more expensive as well be one of the obstacles companies . Product quality become fixed with a focus on what attributes memproritaskan improve customer satisfaction . As well as to increase the value and functionality of the product so as to minimize costs . The results obtained from Kano method that one attribute that has the attractive category and the attributes to be a priority for the company meningkkatkan quality . With performance results obtained QFD 2 parts that need to be enhanced functionality and value with the method of Value Engineering . Value Engineering is used to provide an alternative improvement to the materials used so as to reduce production costs . From the results of this study indicate that the constituent material cost savings product with an alternative proposal that chloroprene and Butyl Acrylate ( NBA ) resulted in 22 % cost savings from the previous cost .

Keywords : Kano , QFD , VE , Rubber Gloves Product , Quality


(28)

ABSTRAK

Perkembangan kebutuhan sarung tangan karet dunia yang semakin meningkat, menegaskan bukti bahwa sarung tangan karet merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan medis dan rumah tangga. Untuk itu perlu observasi mengenai adanya keluhan mutu produk sarung tangan karet. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk sarung tangan karet dengan menggunakan metode Kano, QFD (Quality Function Deployment), dan Value Engineering. Harga bahan baku karet yang semakin mahal juga menjadi salah satu kendala perusahaan. Mutu produk menjadi hal yang fokus untuk diperbaiki dengan memproritaskan atribut apa yang meningkatkan kepuasan pelanggan. Serta dengan meningkatkan nilai dan fungsi produk sehingga dapat meminimisasi biaya. Hasil dari metode Kano diperoleh bahwa 1 atribut yang memiliki kategori attractive dan atribut tersebut menjadi prioritas perusahaan untuk meningkkatkan mutu. Dengan metode QFD hasil kinerja diperoleh 2 part yang perlu ditingkatkan fungsi dan nilainya dengan metode Value Engineering. Value Engineering digunakan untuk memberikan alternatif perbaikan terhadap bahan yang digunakan sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Dari hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penghematan biaya bahan penyusun produk dengan alternatif usulan yaitu chloroprene dan Butil Akrilat (nBa) menghasilkan 22% penghematan biaya dari biaya sebelumnya.

Kata Kunci: Kano, QFD, VE, Produk Sarung Tangan Karet,

Peningkatan Mutu.


(29)

ABSTRACT

The development needs of the world rubber gloves is increasing, evidence confirms that rubber gloves are the personal protective equipment that is most widely used for medical and household needs . For that we need observations about product quality complaints rubber gloves . This study is intended to improve the quality of products by using rubber gloves Kano method , QFD (Quality Function Deployment) , and Value Engineering . Price of rubber raw materials are more expensive as well be one of the obstacles companies . Product quality become fixed with a focus on what attributes memproritaskan improve customer satisfaction . As well as to increase the value and functionality of the product so as to minimize costs . The results obtained from Kano method that one attribute that has the attractive category and the attributes to be a priority for the company meningkkatkan quality . With performance results obtained QFD 2 parts that need to be enhanced functionality and value with the method of Value Engineering . Value Engineering is used to provide an alternative improvement to the materials used so as to reduce production costs . From the results of this study indicate that the constituent material cost savings product with an alternative proposal that chloroprene and Butyl Acrylate ( NBA ) resulted in 22 % cost savings from the previous cost .

Keywords : Kano , QFD , VE , Rubber Gloves Product , Quality

Improvement .


(30)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, klinik, industri kimia dan makanan, serta keperluan rumah tangga (house hold). Permintaan komoditas sarung tangan karet dunia selalu meningkat rata-rata 20% per tahun terutama di negara-negara Afrika dan Asia. Produksi sarung tangan dunia saat ini mencapai ±100 miliar pcs. Prospek industri sarung tangan dunia sesungguhnya semakin meningkat.

Menurut Asosiasi Manufaktur Sarung Tangan Karet ASEAN (ARGMA), konsumsi sarung tangan dunia pada 2006 mencapai hampir 90 miliar pcs, dan pada 2010 meningkat menjadi sekitar 150 miliar pcs, bahkan pada 2030 diramalkan konsumsi sarung tangan dunia akan mencapai 300 miliar pcs. Berikut pada tabel 1.1 daftar perkembangan kebutuhan sarung tangan dunia.

Tabel 1.1.Perkembangan Kebutuhan Sarung Tangan Dunia

No Tahun Jumlah

(Miliar pcs)

1 1995 30

2 2000 60

3 2005 80

4 2006 90

5 2007 92

6 2008 95

7 2009 100

8 2010 150

9 2011 160

10 2012 180

Sumber : ARGMA


(31)

Sejalan dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan industri medis terutama rumah sakit serta kesadaran manusia terhadap pencegahan penyakit, maka kebutuhan penggunaan sarung tangan karet semakin meluas. Sarung tangan karet merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan medis dan rumah tangga.

PT Shamrock Manufacturing Corpora merupakan salah satu perusahaan sarung tangan karet terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang tinggi perusahaan ini banyak menghasilkan jenis-jenis sarung tangan karet seperti Surgical gloves, Medical gloves, Examination glove, Industrial gloves dan Household gloves. Tiap-tiap jenis sarung tangan ini memiliki perbedaan spesifikasi dan kebutuhan.

Dapat dilihat bahwa penggunaan sarung tangan karet terbanyak terdapat pada jenis sarung tangan Medical gloves dan Examination gloves. Jenis sarung tangan karet ini banyak digunakan oleh rumah sakit dan klinik medis, biasanya digunakan oleh para petugas medis seperti dokter dan perawat. Petugas medis dan paramedis di rumah sakit merupakan objek yang memiliki faktor resiko tinggi terkontaminasi bakteri. Proses penularan dari tangan tenaga medis dapat terjadi dengan kontak mikroorganisme dan mentransfernya ke objek lain, hal itu terjadi jika melakukan tindakan dengan tidak menggunakan sarung tangan steril.

Memakai sarung tangan pada petugas medis bertujuan untuk melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas. Sarung tangan merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi sarung tangan harus diganti setiap kontak


(32)

dengan satu pasien ke pasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang. Setelah membalut luka atau terkena benda yang kotor, sarung tangan harus segera diganti agar tetap higienis.

Sarung tangan harus higienis karena upaya pencegahan penyakit dipengaruhi oleh lingkungan kesehatan dari penyebaran bakteri dan infeksi. Keberhasilan pengendalian infeksi dan bakteri tersebut merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas rumah sakit terkait dengan keamanan pasien. Oleh karena itu, mutu sarung tangan sangat penting karena mempengaruhi pencegahan infeksi, bakteri penyakit pada pasien dan petugas medis.

1

Tabel 1.3. Karakteristik Mutu Sarung Tangan Karet

Menurut Anders Boman (2004) standar spesifikasi sarung tangan karet yang berkualitas adalah yang memiliki standar kualitas/mutu berdasarkan American Society For Testing and Material (ASTM) dimana pada karakteristik mutu ASTM dapat dilihat pada tabel 1.3. sebagai berikut

No Karakteristik Sarung Tangan Karet

1 Kekuatan tarik 2 Perpanjangan putus 3 Ketahanan sobek 4 Ketebalan dan kekuatan 5 Resistensi tusukan 6 Resistensi bahan kimia

7 Bebas potensi alegri (nitrosamine) 8 Kadar protein rendah

9 Jumlah bubuk (powder) rendah Sumber: Anders Boman (2004)

Syarat-syarat karakteristik mutu kinerja fisik sarung tangan tersebut tidak boleh melewati angka batas atau kurang dari yang telah ditentukan ASTM, apabila hal itu terjadi maka produk sarung tangan karet tersebut dikategorikan


(33)

memliki mutu yang buruk. Maka untuk karakteristik mutu produk sarung tangan karet harus diperiksa dengan metode AQL (Acceptable Quality Level).

Dari hasil informasi dan wawancara dengan pihak perusahaan, masalah yang dihadapi perusahaan saat ini berdasarkan laporan bagian pemasaran perusahaan menemukan adanya keluhan atas mutu produk sarung tangan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan mengingat mutu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen. Mutu produk sarung tangan sangat penting untuk ditingkatkan karena berkaitan langsung dengan kesehatan konsumen. Semakin tinggi mutu produk menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen.

Untuk menyelesaikan solusi dari masalah perusahaan tersebut perlu dilakukan observasi kepada para konsumen secara langsung, apa yang menjadi keluhan terhadap mutu produk sarung tangan karet. PT Shamrock Manufacturing Corpora memasarkan sarung tangan karet ke dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri, untuk penjualan dalam negeri, konsumen sarung tangan Medical/examination gloves biasanya terdapat pada rumah sakit - rumah sakit besar. Untuk kawasan Medan, terdapat beberapa daftar rumah sakit yang menggunakan sarung tangan karet dari PT Shamrock Manufacturing Corpora

Salah satu rumah sakit yang yang menggunakan sarung tangan karet dari PT Shamrock Manufacturing Corpora terbanyak adalah Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi. Pada rumah sakit ini dilakukan observasi kepada konsumen mengenai keluhan terhadap mutu produk sarung tangan karet. Maka dilakukan

1

Boman, Anders. 2004. Protective Gloves for Occupational Use. CRC Press LLC : USA


(34)

penelitian pendahuluan dengan kuesioner pendahuluan kepada 30 orang perawat di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi. Hasilnya ditemukan banyak kasus mengenai keluhan penggunaan sarung tangan karet oleh para perawat. Pada tabel 1.5 dapat dilihat hasil kuesioner mengenai keluhan penggunaan sarung tangan karet pada perawat.

Tabel 1.5. Daftar Keluhan Sarung Tangan Karet pada Perawat di Rumah

Sakir Dr.Pirngadi

No Keluhan Jumlah

1 Alergi pada tangan saat digunakan 10

2 Mudah sobek 7

3 Menimbulkan gatal-gatal di tangan 5

4 Bau di tangan 3

5 Susah dan lengket saat dilepas 2

6 Tidak/ kurang elastis 2

7 Tangan mudah berkeringat / panas 1

Sumber: Hasil Pengumpulan Data

Memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, maka perusahaan dapat menterjemahkan kebutuhan tersebut kedalam atribut produk yang harus dipenuhinya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sarung tangan hal itu tersebut dapat dilakukan melalui (Voice of Customer), dengan maksud untuk mendapatkan mutu produk yang memiliki kinerja tinggi dengan biaya produksi yang rendah. Selama ini perusahaan memiliki kendala dalam meningkatkan mutu produk sarung tangan karet yaitu harga karet yang berflukuatif dan cenderung naik mempengaruhi biaya produksi, masalahnya perusahaan tidak bisa meningkatkan harga produknya meski harga karet terus membumbung tinggi. Hal ini dikarenakan tingginya persaingan terutama dalam hal harga dan kualitas antar perusahaan sarung tangan karet baik dalam negeri maupun luar negeri seperti


(35)

Malaysia, Thailand, China dan India.

Perlu diteliti bagaimana mendapatkan desain produk yang memiliki mutu yang tinggi dengan biaya rendah, yaitu dengan melakukan rekayasa nilai (Value Engineering). Dengan perbaikan nilai dan fungsi produk sarung tangan dengan pengembangan alternatif-alternatif, dan melakukan subtitusi bahan atau komponen sehingga dapat menambah nilai produk serta mereduksi biaya produksi sarung tangan karet.

Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan pendekatan penerapan Model Kano, Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering. 2

Pendekatan Model Kano mengindikasikan pengembangan produk harus memahami respon karakteristik teknis dengan memeriksa teknis karakteristik untuk pelanggan dalam bentuk survei pelanggan menggunakan kuesioner Kano. Model Kano digunakan agar dapat diketahui atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan sesuai dengan keinginan pelanggan terhadap suatu produk.

3

2

Suef ,Mokh and Suparno, Suparno. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical

Re-sponses: a Conceptual Model. Indonesia : Institute Technology Sepuluh Nopember Surabaya

QFD (Quality Function Deployment) adalah alat untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi teknis fitur dari produk atau jasa, merupakan sebuah metode untuk mengembangkan kualitas desain yang ditujukan untuk memenuhi pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam target desain dan jaminan kualitas poin utama yang digunakan di seluruh tahap produksi serta membantu perusahaan manufaktur untuk membawa produk baru ke pasar

3

Farsi, Jahangir Yadollhi and Hakiminezhad,Noraddin.2012. The integration of QFD Technique,

Value Engineering and Design for Manufacture and Assembly (DFMA) during the Product Design Stage. Iran : Tehran University.


(36)

lebih cepat dari kompetisi dengan biaya yang lebih rendah dan peningkatan kualitas

Value Engineering dan QFD memiliki orientasi yang berbeda . Tujuan utama dari VE adalah pengurangan biaya operasional dalam proses utama dan dukungan dari organisasi sehingga mengarah pada penurunan harga pokok. VE memilih solusi yang menghasilkan nilai lebih bagi pelanggan.VE mempertimbangkan dua kriteria ( biaya pengurangan & penambahan nilai ) dalam proses pengambilan keputusan dapat menyebabkan pemilihan alternatif yang lebih baik yang tidak hanya menikmati nilai yang lebih tinggi oleh pelanggan tetapi juga membebankan biaya rendah pada perusahaan, suatu faktor yang memberikan kontribusi untuk stabilitas harga biaya yang lebih murah.

QFD adalah tahap awal yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen serta menerjemahkannya kedalam spesifikasi produk melalui Metode Kano. Tahap selanjutnya adalah melakukan perbaikan dengan menambah nilai suatu produk yang dapat mereduksi biaya produksi dengan metode Value Engineering.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang perlu dicari pemecahannya adalah perusahaan menemukan adanya keluhan konsumen terhadap mutu produk sarung tangan karet dan biaya produksi sarung tangan karet yang mahal, maka perlu tindakan untuk meningkatkan mutu produk sarung tangan karet dengan meningkatkan nilai dan


(37)

fungsi produk sesuai dengan keinginan konsumen dengan fokus pada minimisasi biaya.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu produk sarung tangan karet berdasarkan metode Kano, Quality Function Deployment (QFD) dan Value Engineering (VE) agar dapat memenuhi kepuasan konsumen dan meminimisasi biaya produksi.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui keinginan dan kepuasan konsumen terhadap mutu produk sarung tangan karet yang terkategori Kano.

2. Mengidentifikasi prioritas karakteristik teknik dalam rangka memenuhi keinginan konsumen terhadap mutu produk sarung tangan karet dengan metode QFD

3. Menganalisis part kritis pada QFD yang menjadi atribut untuk metode Value Engineering

4. Melakukan penghematan biaya produksi dengan perbaikan nilai dan fungsi produk sarung tangan karet dengan metode Value Engineering.

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa

Memperoleh pengalaman serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori ilmiah yang diperoleh di perkuliahan untuk mencari solusi permasalahan-permasalahan yang terjadi di perusahaan dari sudut


(38)

pandang akademis khususnya dalam hal perancangan produk melalui penerapan metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peningkatan kinerja perusahaan dan pengembangan berbagai aspek dalam perusahaan. Selain itu perusahaan mendapatkan informasi secara teoritis mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan mutu produk dengan penerapan metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi suatu perusahaan.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Shamrock Manufacturing Corpora dan Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan

2. Metode penyelesaian masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kano, QFD dan Value Engineering

3. Penelitian dilakukan pada produk medical / examination glove (non surgical gloves)


(39)

4. Responden yang dijadikan objek penelitian adalah anggota medis yaitu perawat tetap yang bekerja di rumah sakit Dr. Pirngadi Medan selama kegiatan penelitian berlangsung.

5. Perawat yang menjadi responden adalah perawat tetap yang ditugaskan di poli/klinik/ruang non bedah.

6. Pembahasan biaya dengan menggunakan metode Value Engineering dibatasi hanya pada biaya penggunaan bahan penyusun produk saja.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden mengetahui dan memakai sarung tangan berbahan karet sehingga dapat memberikan penilaian pada pertanyaan dalam kuesioner.

2. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain saat memberikan jawaban pada kuesioner.

3. Perusahaan tidak ada melakukan segala bentuk perubahan pada produk sarung tangan karet selama penelitian ini berlangsung.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.


(40)

Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang PT Shamrock Manufacturing Corpora dan Rumah Sakit Umum dr,Pirngadi Medan, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi produk

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai karakteristik produk, atribut produk, konsep dasar Kano, quality function deployment (QFD), Value Engineering, pembuatan dan penyebaran kuesioner, uji keseragaman dan kecukupan data, validitas data, reliabilitas data dan teknik sampling.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan, populasi, teknik sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan untuk mengolah data dalam memecahkan masalah. Data-data berkaitan dengan objek penelitian dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup, yang kemudian data tersebut akan diolah sesuai dengan prosedur pengolahan data. Pengolahan data dilaksanakan mulai dari tabulasi hasil kuesioner, pengujian validitas dan reliabilitas data, pengkategorian atribut dengan


(41)

Model Kano, pengembangan matriks house of quality, merancang solusi terbaik atas permasalahan yang ditemukan dengan Value Engineering,

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan kuesioner yang terkategori Kano, analisis pembuatan QFD (quality function deployment), analisis solusi yang dihasilkan dengan metode Value Engineering,

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari perbaikan mutu produk dari QFD dan Value Engineering serta hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.


(42)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT.Shamrock Manufacturing Corpora

PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang bergerak pada produksi sarung tangan latex dan sintetik tetapi hanya memproduksi sarung tangan dengan jenis powdered dan powder free. PT Shamrock Manufacturing Corpora dahulu memiliki nama PT Eka Wira kemudian akhir tahun 2001 dilakukan perubahan nama untuk mempermudah pelanggan dalam mengingat nama (brand image) perusahaan menjadi PT Shamrock Manufacturing Corpora dengan Akte No. 22. Kantor pemasaran PT Shamrock Manufacturing Corpora berkedudukan di Jalan Pemuda No. 11 Medan sedangkan lokasi pabrik PT Shamrock Manufacturing Corpora terletak di Jalan Raya Medan, Namorambe pasar IV Kabupaten Deli Serdang. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1989.

Tahun 1991 kapasitas produksi mencapai 73440 pasang/tahun dengan jumlah tenaga kerja mencapai 250 orang. Tahun 1993 perusahaan melakukan perluasan hingga akhir tahun 2003 kapasitas produksi menjadi sebesar 1 Milyar pasang/ tahun dengan tenaga kerja lokal sebanyak ± 1000 orang dan menggunakan tenaga kerja asing (tenaga ahli) 1 orang. Hasil produksi perusahaan banyak di ekspor ke luar negeri yaitu Eropa, Amerika, Asia dan Australia.

Perusahaan beroperasi di atas tanah dengan luas ± 3 hektar, yang diatasnya terdiri atas beberapa gedung dengan mesin produksi sarung tangan dan beberapa gedung penyimpanan hasil produksi serta tangki latex.


(43)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi sarung tangan latex dan sintetik tetapi hanya memproduksi sarung tangan dengan jenis powdered dan powder free. Sarung tangan yang diproduksi digunakan oleh medical grade.

2.3. Lokasi Perusahaan

Kantor pemasaran PT Shamrock Manufacturing Corpora berkedudukan di Jalan Pemuda No. 11 Medan sedangkan lokasi pabrik PT Shamrock Manufacturing Corpora terletak di Jalan Raya Medan, Namorambe pasar IV Kabupaten Deli Serdang.

2.4. Daerah Pemasaran

Hasil produksi perusahaan dipasarkan ke beberapa supplier alat medis, perusahaan farmasi besar dalam negeri dan di expor ke luar negeri yaitu seperti Eropa, Amerika, Asia dan Australia.


(44)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Karakteristik Produk4

Menguraikan suatu produk baik barang atau jasa, konsumen biasanya menggunakan persyaratan beberapa dimensi atau karateristiknya. Kotler (2000) menerangkan kebutuhan konsumen merupakan suatu pernyataan dari perasaan kekurangan. Kebutuhan pelanggan merupakan karakteristik atau atribut dari barang maupun jasa yang mewakili dimensi yang digunakan oleh pelanggan sebagai dasar pendapat mereka mengenai barang atau jasa.

3.2. Atribut Produk5

Atribut menurut Kotler (2000) adalah mutu ciri dan model produk. Sementara menurut Engel et al 1994, keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini dapat terlihat dari atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk adalah karakteristik suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan dimana atribut tersebut tergantung pada jenis produk dan tujuannya. Atribut produk terdiri dari tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa (features), fungsi (function), dan manfaat (benefit). Penjual perlu mengetahui sikap konsumen yang mendukung atau tidak mendukung produk mereka. Penjual perlu sekali mengetahui alasan pada sikap

4

Philip Kotler. Marketing Essentials. 1994. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hal : 189-190

5

Ibid. Hal 196


(45)

ini, terutama pada atribut yang diinginkan konsumen seperti tipe ciri dan tipe manfaat.

Atribut pada tipe ciri dapat berupa ukuran, karakteristik suatu produk (rasa, warna, harga), komponen atau bagian-bagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, service atau jasa, penampilan, harga, susunan maupun trademark atau tanda merek dan lain-lain. Sementara tipe manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan indera, dan non material seperti kesehatan dan kemudahan serta kenyamanan

3.3. Kualitas6

Beberapa defenisi kualitas antara lain adalah :

1. "Kualitas: karakteristik yang melekat atau membedakan, gelar atau kelas keunggulan." (American Heritage Dictionary, 1996)

2. "Kualitas: Totalitas karakteristik dari suatu entitas yang menanggung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan dan tersirat" (ISO 8402)

3. "Kualitas:. Melakukan hal yang benar, dan melakukan hal yang benar sepanjang waktu"

Ketika kata kualitas yang digunakan, kita biasanya berpikir dalam hal produk yang sangat baik atau jasa yang memenuhi atau melebihi harapan kita. Harapan ini mendasar pada tujuan penggunaan dan harga jual. Sebagai contoh, kinerja yang pelanggan mengharapkan dari sebuah motel pinggir jalan berbeda


(46)

dari sebuah hotel bintang lima karena harga dan tingkat pelayanan yang diharapkan berbeda. Ketika sebuah produk atau jasa melebihi harapan kita, kita menganggap bahwa kualitasnya baik. Dengan demikian, kualitas berkaitan dengan persepsi.

Performance yang dirasakan sebenarnya adalah "apa yang dapat dilakukan produk ini untuk saya" di mata pelanggan. The American Society for Quality (ASQ) mendefinisikan kualitas sebagai "Sebuah istilah subyektif yang setiap orang memiliki definisi sendiri. Dalam penggunaan teknis, kualitas dapat memiliki dua makna:

1. Karakteristik dari suatu produk atau jasa yang menanggung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. 2. Produk atau layanan gratis dari kekurangan. "

Menurut David A. Garvin (1988), kualitas memiliki sembilan dimensi: 1. Performance : karakteristik produk primer, seperti kecerahan gambar 2. Features : Karakteristik, fitur tambahan, seperti remote control 3. Conformance : Kesesuaian, pertemuan spesifikasi atau standar industri,

kualitas pekerjaan

4. Reliability : Keandalan, konsistensi kinerja waktu, waktu rata-rata untuk unit gagal

5. Durability : Daya Tahan, masa manfaat, termasuk perbaikan 6. Service : Resolusi masalah dan keluhan, kemudahan perbaikan

6

Kai Yang, Basem El-Haik, Design for Six Sigma, A Roadmap for Product Developmeet.

McGraw-Hill.2003.Hal:5


(47)

7. Response : Hubungan Manusia ke manusia, seperti kepemilikan dealer

8. Aesthetics : Estetika, karakteristik sensorik, seperti penyelesaian eksterior 9. Reputation : Reputasi, kinerja masa lalu dan tidak berwujud lainnya, seperti

peringkat pertama

Pelanggan dan studi bisnis adalah tahap pertama selama pengembangan konsep awal dan tahap definisi produk dan penelitian pelanggan, Tujuan dari penelitian pelanggan adalah untuk mengembangkan unsur-unsur fungsional kunci yang akan memuaskan pelanggan potensial dan akhirnya berhasil di pasar.

3.4. Metode Kano7

Konsultan TQM di Jepang Noriaki Kano, telah memberikan model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik produk .Menggunakan karakteristik istilah yang tepat di kemudian hari , dan kita akan menggambar perbedaan yang tajam antara kebutuhan pelanggan dan karakteristik produk . Untuk saat ini menggunakan karakteristik istilah untuk merujuk pada fitur atau kemampuan suatu produk .

Karakteristik produk Model Kano terbagi menjadi tiga kategori yang berbeda yang masing-masing mempengaruhi pelanggan dengan cara yang berbeda . Ketiga kategori tersebut adalah:

1. Tidak Puas (Dissatisfiers), juga dikenal sebagai karakteristik "Must be" , "Basic" atau “Expected"


(48)

2. Pemuas (Satisfiers), juga dikenal sebagai karakteristik "One-Dimensional" , atau "Straight Line "

3. Menyenangkan (Delighter) , juga dikenal sebagai karakteristik "Attractive" atau "Exciting"

Sumbu horizontal di diagram menunjukkan kinerja aktual atau keadaan pemenuhan fisik dalam memberikan masing-masing kategori karakteristik produk tersebut kepada pelanggan, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan tingkat terhadap kepuasan pelanggan. Sebuah musuh strategi bersaing mengembangkan produk dan layanan harus memperhitungkan kategori-kategori theree karakteristik produk . Ini harus menentukan apa tingkat saat ini kepuasan untuk masing-masing kategori tehse dan , harus memutuskan apa proporsi sumber daya proyek untuk mengalokasikan ke produk atau jasa karakteristik pada masing-masing kategori

Gambar Diagram Model Kano dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Customer satisfaction

Actual performance

Dissatisfiers 100% satisfiers

delighters 0

+

-Sumber: Cohen, Lou. 1995

Gambar 3.1. Diagram Model Kano

7

Lou Cohen. Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA :

Addison-Wesley Publishing Company.1995. Hal :


(49)

8

1. Attractive : Sebuah atribut kualitas tertentu dapat berasal kepuasan besar di pelanggan. Namun, tidak adanya atribut kualitas yang sama tidak berasal ketidakpuasan. Tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan.

N. Kano telah mengembangkan diagram berguna untuk mencirikan kebutuhan pelanggan. Menurut model Kano, atribut pelanggan dapat secara efektif dikategorikan menjadi enam kategori , dijelaskan di bawah ini :

2. Must Be : Pelanggan tidak akan puas ketika kualitas saat ini atribut memenuhi. Namun, jika produk atau jasa tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, pelanggan akan menjadi sangat tidak puas. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi. 3. One-Dimensional : Tingkat kepuasan pelanggan berbanding lurus dengan atribut kualitas tertentu. Semakin tinggi kualitas satu dimensi elemen, kepuasan pelanggan yang lebih tinggi akan dan sebaliknya . Dengan demikian, pelanggan biasanya dan secara eksplisit menuntut persyaratan satu – dimensi. 4. Indefferent : Sebuah kualitas tertentu yang tidak berpengaruh pada kepuasan

pelanggan apakah atribut kualitas hadir atau tidak

5. Reverse : Apabila tingkat kepuasan pelanggan berbanding terbalik dengan hasil kinerja atribut

8

Gupta, Parul. 2011. Customer Satisfaction for Designing Attractive Qualities of Healthcare

Service in India using Kano Model and Quality Function Deployment. Institute of Technology : Moradabad. Hal : 2


(50)

6. Questionable : Karena kesalahpahaman atau salah tafsir dari jawaban pada survey atau mengisi kuesioner kesalahan . apabila tingkat kepuasan pelanggan tidak dapat didefinisikan (terdapat kontradiksi pada jawaban pelanggan)

Cara perhitungan model Kano dapat digunakan tabel evaluasi kano seperti Tabel 3.1

Tabel 3.1 Evaluasi Kano

Sumber: Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Re-sponses: a Conceptual Model. Proceeding of Industrial Engineering and Service Science.

Keterangan :

Q = Questionable (Diragukan) R = Reverse (Kemunduran) A = Attrctive (Menarik) I = Indefferent (Netral)

O = One dimensional (Satu Ukuran) M = Must be (Keharusan)

Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2


(51)

Tabel 3.2 Keterangan Kuisioner Kano

No Atribut Fungsional/Disfungsional Skor

Kesesuaian dengan fasilitas

1. Suka

2. Mengharapkan 3. Netral

4. Toleransi 5. Tidak suka

Ketidaksesuaian biaya dengan fasilitas

1. Suka

2. Mengharapkan 3. Netral

4. Toleransi 5. Tidak suka

Sumber: Sumber: Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Re-sponses: a Conceptual Model. Proceeding of Industrial Engineering and Service Science.

9

9

Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Re-sponses: a Conceptual Model.

Proceeding of Industrial Engineering and Service Science. Hal : 2

Menurut kategori Kano, tim pengembangan produk harus memahami karakteristik teknis respon mereka. Mereka harus memeriksa karakteristik respon teknis dengan meminta mereka untuk pelanggan mereka dalam bentuk survei pelanggan menggunakan kuesioner Kano . Kuesioner Kano terdiri dari dua pertanyaan kali lipat, pertanyaan fungsional dan pertanyaan disfungsional. Pertanyaan Fungsional meminta sikap pelanggan jika respon teknis yang berfungsi dengan baik. Jika tidak, pertanyaan disfungsi nasional adalah pertanyaan yang menanyakan persepsi pelanggan jika respon teknis tidak bekerja atau tidak ada. Kategori respon teknis dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kombinasi jawaban pelanggan.


(52)

Langkah selanjutnya adalah menghitung kontribusi respon teknis pada kepuasan pelanggan dengan menggunakan rumus berikut:

Pemilihan respon teknis harus mempertimbangkan beberapa faktor selain koefisien di atas , seperti biaya , waktu , dan tujuan perusahaan . Pemilihan respon teknis melibatkan model matematika untuk mengoptimalkan hasil yang diharapkan . Respon teknis yang dipilih akan menjadi persyaratan desain produk .

3.5. QFD (Quality Function Deployment)10

Quality Function Deployment (QFD) didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu kedalam kebutuhan teknis yang relevan, dimana masing-masing area fungsional dan level organisasi dapat berfungsi dan bertindak. Mencangkup juga pengendalian yang tepat dari proses operasional menuju sasaran. Alat utama dari QFD adalah matriks, diman hasil-hasilnya dicapai melalui penggunaan tim antar departemen atau fungsional dengan mengumpulkan, menginterpretasikan, mendokumentasikan, dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan.

10

Lou Cohen. Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA :

Addison-Wesley Publishing Company.1995. Hal :11


(53)

Quality function deployment dapat digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan kedalam spesifikasi tekhnikal tertentu. Teknik QFD membantu dalam mendefinisikan unit pengukuran dan memberikan suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi trade-offs di antara berbagai kombinasi dari features desain.

Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang menghubungkan apa keinginan pelanggan (what’s) dan bagaimana suatu produk akan di desain dan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan itu (how’s).

Aktivitas QFD adalah sebagai berikut:

1. Penjabaran kebutuhan pelanggan akan kualitas. 2. Penjabaran karakteristik kualitas yang dapat diukur.

3. Penentuan hubungan antara kebutuhan kualitas dan karakteristik.

4. Penetapan target berdasarkan nilai tertentu terhadap masing-masing karakteristik kualitas.

5. Penyatuan karakteristik kualitas ke dalam produk.

6. Perancangan, produksi dan pengendalian kualitas produk.

Quality Function Deployment (synonym : house of quality), apabila dilaksanakan secara tepat akan memberikan hasil-hasil berikut : (Lou Cohen, 1995, p23-35)

1. Meningkatkan aktivitas komunikasi di antara departemen-departemen. 2. Kebutuhan pelanggan dibawa melalui proses langsung ke operasional.

Proses QFD dibuat dalam sebuah matriks rumah mutu yang disebut dengan nama Matriks House of Quality. Matriks ini menjelaskan apa yang


(54)

menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Bentuk matriks house of quality itu dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber : Lou Cohen.1995

Gambar 3.2. Desain House of Quality (HOQ)

3.6. Value Engineering11

Value Engineering merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dengan memperhitungkan nilai dari komponen, peralatan, dan prosedur. Lima langkah yang dilakukan dalam penerapan Value Engineering yaitu:

1. Pengumpulan informasi

Informasi yang dikumpulkan akan menentukan fungsi dari rancangan awal dan usulan dan akan mempengaruhi nilai manfaat yang diberikan. Informasi dan data yang dibutuhkan meliputi data fisik, metode yang dibutuhkan

11

Miles, Lawrence D. Techniques of Value Analysis and Engineering 2nd Edition (Edisi Kedua;United States of Amerika: McGraw Hill, 1972), h. 54-59.


(55)

(bagaimana pengoperasian, pembangunan, penginstalasian, perawatan, dll), data kinerja (data actual, yang diinginkan, perawatan, keamanan, utilitas, dll), sumber yang potensial, data biaya dan data kuantitas (volume). Langkah terakhir dari pengumpulan informasi yang dibutuhkan adalah menentukan fungsi dari setiap manfaat yang diberikan. Biaya dari fungsi berhubungan dengan metode atau desain. Pendekatan fungsi-biaya-manfaat akan menampilkan biaya dari fungsi yang akan mengidentifikasi fungsi dengan biaya yang tinggi dan memberikan fungsi yang rendah.

2. Tahap Analisis

Tahap analisis sering disebut dengan fase analisis dan investigasi. a. Memilih alternative yang layak

Alternatif yang dikembangkan dalam fase spekulasi merupakan masukan untuk menganalisis kelayakan.

b. Mengembangkan criteria peringkat yang spesifik dari proyek

Kriteria yang diaplikasikan pada sebagian besar proyek adalah dalam hal performansi fungsi, biaya yang rendah, biaya perawatan, dampak lingkungan, kehandalan, biaya pengoperasian yang rendah, biaya, perakitan yang sederhana.

c. Mengevaluasi alternatif yang bertentangan dengan criteria

Evaluasi dari setiap alternatif yang bertentangan dan memberikan pembobotan dari setiap criteria. Pembobotan dimulai dari 1 (buruk) hingga 5 (sangat baik). d. Membandingkan keuntungan dan kerugian

Alternatif yang bertentangan dengan kriteria diberi peringkat dan bobot lalu


(56)

dibuat perbandingan antara keuntungan dan kerugian. Satu alternatif bisa menawarkan biaya akuisisi yang lebih rendah namun pada saat yang sama memberikan hasil dengan biaya yang tinggi untuk sistem. Biaya awal bisa dihasilkan lebih rendah namun secara keseluruhan akan meningkatkan biaya karena adanya peningkatan biaya operasional dan perawatan. Value Engineering meliputi total cost yang ada.

3. Tahap Kreativitas

Strategi yang digunakan dalam value engineering harus bersifat: a. Logis

b. Dipercaya

c. Memberi informasi baru yang dibutuhkan

d. Menyediakan teknik penelitian yang akan memberikan efesiensi

e. Mnggunakan kreativitas yang dapat dikombinasikan dengan pengetahuan. 4. Tahap Penentuan keputusan

Menentukan keputusan yang siap untuk langkah perencanaan pengembangan yang diperoleh melalui tahap informasi, analisis dan kreativitas.

5. Tahap Pengembangan

Mengembangkan sebuah program investasi yang akan memberikan informasi terbaru dan kemampuan dalam mengembangkan alternatif yang terpilih.


(57)

3.7. Penentuan Jumlah Sampel dan Teknik Sampling

3.7.1. Ukuran Sampel12

Cara yang telah dikembangkan untuk mendapatkan ukuran sampel yang memenuhi persyaratan dan kaidah statistik. Cochran, Cohen dan lain-lain telah menyusun rumus perhitungan ukuran sampel, Harry King mengembangkan nomogram dengan menggunakan hubungan antara besar populasi, tingkat signifikansi untuk mendapatkan ukuran sampel sebagai persentase dari ukuran populasi. Karya Isaac dan dan Michael yang membuat sebuah tabel yang disebutnya tabel ukuran sampel pada tingkat signifikansi 1 %, 5 % dan 10 % pada ukuran populasi tertentu yaitu dari 10 hingga 1.000.000 seperti terlihat dalam Tabel 3.3

12

Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian. (Cet II; Medan: USU Press, 2011), h. 185-186


(58)

Tabel 3.3. Ukuran Sampel Pada Tingka Signifikansi 1%, 5% dan 10%

No S No S No S

1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247

15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248

20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251

25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254

30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255

35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257

40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259

45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261

50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263

55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263

60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 266

65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 267

70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 268

75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 269

80 71 65 62 600 315 221 187 40000 653 345 269

85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 270

90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270

95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270

100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270

110 94 84 78 850 374 247 205 200000 661 348 270

120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270 130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270 140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270 150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270 160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270 170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270 180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270 190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270 200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270 210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270 220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270 230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271 240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271 250 182 146 13 2200 510 301 241 900000 663 348 271 260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271 270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 663 348 271 Sumber: Sukaria Sinulingga (2011)


(59)

3.7.2. Teknik Sampling13

Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme tertentu melalui mana karakteristik populasi dapat diketahui atau didekati. Kata mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik maupun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar sampel yang diperoleh mampu mempresentasikan karakteristik populasi dari mana sampel tersebut diambil atau ditarik.

Garis besar metode penarikan sampel daapat diklasifikasikan atas dua bagian yaitu probability sampling ( penarikan sampel yang tidak terkait dengan faktor probabilitas) dan non-probability sampling (penarikan sampel yang tidak terkait dengan faktor probabilitas). Perbedaan prinsip dari kedua tipe sampling ini selain dalam hal teknis / mekanisme pelaksanaan , juga dari sasaran pokok. Probability sampling lebih melihat kemungkinan area baru untuk diteliti sedangkan non-probability sampling lebih ditekankan pada eksplorasi dan kelayakan penerapan suatu ide.

3.7.2.1.Probability Sampling

Pada probability sampling, setiap elemen dari populasi diberi kesempatan untuk ditarik menjadi anggota dari sampel. Rancangan atau metode probability sampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan oleh sampel terhadap populasi sangat dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar hasil penelitian dapat digenenrilisasi secara lebih luas. Pemilihan atas lima metode penarikan sampel

13

Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian. (Cet II; Medan: USU Press, 2011), h. 184-196


(60)

yang telah disebutkan di atas tergantung pada banyak factor, antara lain ialah luasnya cakupan generalisasi yang diiinginkan, ketersediaan waktu, maksud dan tujuan penelitian. Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai teknik sampling yang berada dalam lingkup probabilistic sampling.

1. Simple Random Sampling

Simple random sampling setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Tidak terbatas karena semua elemen diperlakukan sama dalam arti semuanya mempunyai kesempatan terpilih yang sama walaupun karakteristik masing-masing mungkin tidak sama. Cara penarikan sampel berdasarkan simple random sampling memiliki bias yang relatif kecil dan memberikan kemampuan generalisasi yang tinggi. Namun penggunaan metode ini terbatas pada kondisi populasi yang memiliki elemen dengan karakteristik yang tidak berfluktuasi besar.

2. Systematic Sampling

Systematic Sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dari populasi dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke n dari populasi tersebut mulai dari urutan yang dipilih secara random diantara nomor 1 hingga ke n. Seperti halnya dengan simple random sampling, Systematic Sampling juga mempunya keterbatasan jika dugunakan secara luas karena metode ini tetap mensyaratkan homogenitas elemen populasi walaupun tidak sekeras yang dipersyaratkan metode simple random sampling. Oleh karena itu, penggunaan metode sampling ini haruslah sesuai dengan konteksnya.


(61)

3. Stratified Random Sampling

Penarikan sampel menurut metode stratified random sampling merupakan perluasan sekaligus mengatasi kelemahan dari metode simple random sampling. Metode ini, strata elemen dalam populasi mendapat perhatian sehingga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada. Starata dalam populasi pada dasarnya adalah tingkatan yang relevan dengan sasaran penelitian. Stratified random sampling berkenaan dengan proses stratifikasi populasi dan penarikan sampel dari setiap strata dilakukan dengan metode simple random sampling. Populasi terdiri dari 3 strata maka pada setiap strata yaitu strata pertama, kedua dan ketiga melakukan penarikan sampel menurut metode simple random sampling atau Systematic Sampling karena setiap elemen dalam masing-masing strata telah dianggap homogen dalam hal karakteristik yang menjadi perhatian penelitian.

4. Cluster Sampling

Banyak kejadian, populasi berada dalam keadaan seperti terkotak-kotak dimana masing-masing kotak menunjukan karkteristik yang berbeda-beda. Misalnya, suatu wilayah yang dihuni oleh penduduk yang bersifat multi-kultur. Masing-masing kultur tertentu memperlihatkan cirinya sendiri yang sangat sulit bila disamakan dengan kultur lain kecuali dengan mengadopsi tolerans terhadap perbedaan. Penelitian tentang prilaku masyarakat terhadap partisipasi dalam pembangunan melakukan di wilayah yang multikultur ini dengan populasi adalah seluruh penduduk yang sudah berumur > 15 tahun maka metode cluster smpling sangat tepat digunakan.


(62)

5. Area sampling

Area sampling sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling. Area sampling, cluster dari populasi adalah perbedaan lokasi geografis dari populasi. Misalnya, populasi berada di daerah perkotaan, daerah pantai, daerah pegunungan, pedalaman dan lain-lain. Area sampling juga dilakukan dengan cara memilih secara random area invastigasi dan pada area yang terpilih dilakukan engambilan sampel dengan menggunakan salah satu metode simple random sampling, systematic sampling, atau stratified random sampling, sesuai dengan kondisinya.

3.7.2.2.Non-Probability Sampling

Non-probability sampling, setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik khusus masing-masing elemen. Hal ini mengindikasikan bahwa temuan-temuan dari analisis terhadap sampel yang dipilih tidak dimaksudkan untuk mendapatkan informasi awal yang cepat dengan cara murah. Beberapa model dari metode sampling yang non-probabilistik ini adalah sebagai berikut.

1. Convinience sampling

Convinience sampling adalah suatu metode sampling dimana para respondenya adalah orang-orang yang secara sukarela menawarkan diri dengan alasan masing-masing. Misalnya, suatu perusahaan industry makanan seperti makanan dalam kemasan kaleng ingin mendapatkan informasi tentang


(63)

bagaimana pandangan konsumen terhadap mutu produk yang dihasilkan. Perusahaan membawa produk-produk tersebut ke pasar dan menawarkan kepada siapa saja yang bersedia mencicipi dan memberikan informasi tentang mutu produk tersebut menurut penilaiannya masing-masing. Convinience sampling sering digunakan selama fase exploratory dari sebuah projek penelitian dan telah dianggap sebagai metode paling baik untuk mendapatkan informasi awal secara cepat dengan biaya yang murah.

2. Purposive sampling

Purposive sampling adalah metode sampling yang mengguanakan orang-orang tertentu sebagai sumber data. Orang-orang yang dimaksud disini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan, yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling dan quota sampling. Judgement sampling adalah tipe pertama dari purposive sampling. Dengan judgement sampling, responden terlebih dahulu diilih berdasarkan pertimbngan tertentu misalnya karena kemampuanya atau kelebihanya diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti. Quota sampling adalah tipe kedua purposive sampling dimana kelompok-kelompok tertentu dijadikan responden untuk memenuhi quota yang telah ditetapkan. Umumnya, sejak awal penelitian kuota telah ditetapkan untuk masing-masing kelompok berdasarkan gambaran dalam populasi


(64)

3.8. Alat Ukur dalam Realibilitas dan Validitas14

Data yang baik hanya dapat diperoleh bila instrumennya juga baik. Instrumen dikatakan baik kalau valid dan reliabel. Namun, yang akan dibahas di sini hanyalah instrumen wawancara, yaitu kuesioner. Alat ukur diakui yang paling banyak dipakai dalam mengukur perilaku konsumen adalah kuesioner.

3.8.1. Validitas Data15

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Terdapat 2 validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan pengumpulan data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan alat/instrumen pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan pada populasi dari mana data penelitian diambil.

Cara yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilaksanakan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut :

14

Ibid. Hal 71-73.

15

Ibid., h. 192-195


(65)

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor variabel independen X Y = skor variabel independen Y

3.8.2. Reliabilitas Data16

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Dua ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui derajat reliabilitas atau kehandalan instrumen pengumpulan data, yaitu stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen.

Stabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan derajat kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan dalam pengukuran variabel yang sama dalam waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama maka dikatakan stabilitas instrumen tersebut cukup baik. Reliabilitas instrumen memberikan indikasi homogenitas item dalam pengukuran dalam arti seberapa jauh instrumen tersebut menjadikan item-item yang diukur secara bersama-sama menjadi sebuah set dan secara independen menjadi bagian yang berarti terhadap keseluruhan.

Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian terhadap kedua


(66)

karakteristik dari instrumen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode. Untuk pengujian stabilitas instrumen terdapat dua macam uji yaitu test-retest reliability dan parallel-form reliability. Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu interitem consistency reliability dan split-half reliability. Alat test yang sering digunakan dalam pengujian konsistensi internal instrumen ialah Koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah :

        −     − =

t b k k r 2 2 1 1 σ σ dimana,

k = jumlah butir pertanyaan σ2b = varians butir pertanyaan σ2t = varians total butir pertanyaan

16

Ibid., h. 205-215


(67)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Shamrock Manufacturing Corpora yang bergerak di bidang pembuatan sarung tangan karet. Perusahaaan ini berlokasi di Jl. Raya Medan - Namorambe Km 9,5 Ps. IV, Kab Deli Serdang, Sumatera Utara. Pada mulai Desember 2013 - April 2014

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (survay research). Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan fakta aktual mengenai kepuasan penggunaan sarung tangan oleh tenaga medis melalui kuisioner maka setelah diperoleh atribut apa yg perlu ditingkatkan untuk meningkatkan mutu produk ada dicari solusi perbaikan pada perusahaan sebagai bentuk perbaikan dari sistem semula dengan melakukan pengembangan nilai fungsi produk agar biaya produksi lebih murah.

4.3. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah produk sarung tangan karet dengan fokus pada karakteristik (atribut-atribut) produk sarung tangan karet tersebut.


(68)

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen a. Must Be

Pada kategori keharusan (must be) atau kebutuhan dari (basic needs), pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.

b. One Dimensional

Dalam kategori one dimensional atau performance needs, tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga kinerja atribut yang tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula.

c. Attractive

Kategori attractive atau excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sampai tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi penurunan kinerja atribut tidak akan menurunkan tingkat kepuasan. d. Indefferent

Pada kategori indifferent, kepuasan konsumen tidak dipengaruhi oleh sifat produk yang fungsional atau tidak fungsional.


(69)

e. Reverse

Pada kategori reverse, penetapan dari perusahaan terbalik dengan apa yang dirasakan oleh konsumen.

f. Questionable

Pada kategori questionable, adalah jawaban dari konsumen (responden) tidak jelas atau kurang sesuai dengan pertanyaan yang ada.

g. Costumer Importance

Merupakan penilaian mengenai tingkat kepentingan dari keinginan konsumen terhadap produk sarung tangan karet.

h. Part Kritis

Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama dalam pembuatan produk sarung tangan karet

i. Karakteristik Teknis

Karakteristik Teknis adalah hal respon teknis yang dilaksanakan perusahaan atas bentuk spesifikasi produk sarung tangan karet

2. Variabel Dependen

a. Alternatif Nilai Produk,

Yaitu suatu rancangan perbaikan yang digunakan untuk mendapatkan suatu rancangan yang lebih baik.

4.5. Kerangka Konseptual

Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan kerangka konseptual yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih


(1)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan antara lain:

1. Keinginan dan kepuasan terhadap mutu produk sarung tangan karet yang terkategori Kano menghasilkan 1 kategori attractive yaitu kriteria lain dari sarung tangan karet tidak mudah sobek dan lebih elastis, maka perusahaan sebaiknya memperbaiki atribut tersebut agar mampu meningkatkan mutu produk.

2. Prioritas karakteristik teknis berdasarkan house of quality pada metode QFD Fase I adalah karakteristik teknis biaya proses produksi serta kualitas bahan baku dan bahan kimia disperse

3. Analisis part kritis pada QFD Fase II yang menjadi atribut untuk metode Value Engineering adalah part kritis daya tahan keretakan latex serta vulkanisasi sulfur (belerang)

4. Penghematan biaya produksi dengan metode Value Engineering adalah untuk jenis bahan karet latex diganti atau disubtitusi pemakaiannya dengan karet sintetik chloroprene sedangkan bahan sulfur (belerang) disubtitusi dengan bahan Butil Akrilat (nBa), dengan hasil penghematan sebesar 22%

5. Peningkatan mutu produk sarung tangan dilakukan dengan mengganti bahan karet latex dengan karet chloroprene yang sesuai dengan kriteria kategori


(2)

Kano, bahan tersebut tidak mudah sobek dan lebih elastis serta meminimisasi 22% biaya produksi dari biaya produksi sebelumnya.

7.2. Saran

Saran yang dapat diajukan setelah melakasanakan tugas sarjana yaitu : 1. Pihak manajemen perusahaan dapat memfokuskan perhatiannya pada

perbaikan produk yang belum dapat memenuhi kepuasan para pelanggannya sesuai dengan prioritas perbaikan dengan model Kano.

2. Perusahaan perlu memperhatikan karakteristik teknis dalam proses produksi yang memperoleh nilai tingkat kepentingan paling tinggi dari QFD

3. Perusahaan perlu melakukan penelitian dan investigasi lanjutan mengenai teknik vulkanisasi dengan menggunakan bahan Butil Akrilat (nBa) dengan iradiasi berkas elektron.

4. Perusahaan perlu melakukan pengembangan Research & Development dengan lembaga penelitian lain mengenai teknologi vulkanisasi yang lebih modern dan mengurangi biaya produksi dan mengurangi waktu produksi 5. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan ide-ide atau alternatif-alternatif yang

didapat lebih banyak lagi sehingga memungkinkan pemakaian biaya yang lebih optimal


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Andriyant, Wiwien. 2010. Kajian Metode Vulkanisasi Lateks Karet Alam Bebas Nitrosamin dan Protein Alergen. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan : Yogyakarta

Boman, Anders. 2004. Protective Gloves for Occupational Use. CRC Press LLC : USA

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment, How to Make QFD Work For You. New York :Addison- Wesley Publishing Company.

Croos, Nigel. 2000. Engineering Design Methods Strategies for Product Design. Third Edition. Chicester UK: John Willey & Son.

Farsi, Jahangir Yadollhi and Hakiminezhad,Noraddin.The integration of QFD Technique, Value Engineering and Design for Manufacture and Assembly (DFMA) during the Product Design Stage. 2012. Iran : Tehran University.

Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro


(4)

Gupta, Parul. 2011. Customer Satisfaction for Designing Attractive Qualities of Healthcare Service in India using Kano Model and Quality Function Deployment. Institute of Technology : Moradabad.

Kai Yang, Basem El-Haik, Design for Six Sigma, A Roadmap for Product

Developmeet. McGraw-Hill.2003.Hal:5

Kimberly-Clark Health Care Education - Critical Glove Barrier Issues, 2001. United State of America.

Kimberly-Clark Health Care Education - Medical Glove Selection for Dental

Professionals, 2008. United State of America.

Kotler, Phillip. 1994. Marketing Essentials. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Matthan, RK. Rubber Engineering. 1998. New Delhi : Tata McGraw Hill Publishing Company Limited

Miles, Lawrence D. 1972. Techniques of Value Analysis and Engineering 2nd Edition. United States of America: McGraw Hill


(5)

Ronald, G Day. Quality Function Deployment.1993. USA : ASQC Quality Press.

Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka : Jakarta

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Suef ,Mokh and Suparno, Suparno. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Re-sponses: a Conceptual Model. 2013. Indonesia : Institute Technology Sepuluh Nopember Surabaya

T, Karl Ulrich and Steven, 1995. Product Design and Development. Singapore : McGraw Hill International Editons

Ting, Wang. Quality Function Deployment Optimization with Kano’s Model. 2008. Hong Kong : The Hong Kong Polytechnic University

Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia


(6)

Wijaya, Dian dkk. Penentuan Karakteristik Produk sebagai Bahan Pertimbangan

dalam Perencanaan Pengembangan Produk Keripik Tempe. 2009. Malang


Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

2 71 91

Studi Penerapan Concurrent Engineering Tools dalam Perbaikan Rancangan Produk dengan menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Value Engineering

37 193 53

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perbaikan Rancangan Sarung Tangan Medis Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design

1 3 47

Perbaikan Rancangan Sarung Tangan Medis Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design

0 0 15

Perbaikan Rancangan Sarung Tangan Medis Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design

0 0 1

Perbaikan Rancangan Sarung Tangan Medis Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Axiomatic Design

0 1 4

Perbaikan Rancangan Infant Incubator dengan Mengintegrasikan Metode Kano, Quality Function Deployment dan Value Engineering di RSU Kabanjahe

0 0 24