PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI PADA MATERI POKOK GAS IDEAL DI SMA N 1 HINAI T.P. 2011/2012.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP

PE MBE NTUKAN KARAKTER DAN H ASIL BELAJAR S ISWA KEL AS XI PADA

MATE RI PO KO K GAS I DEAL DI SMA N 1 HINAI T.P. 2011/2012

Oleh :

Young Arif Nugraha NIM 408321058

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa NIM

Program Studi Jurusan

Tanggal Lulus

: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ST AD dengan lntegrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI Pada Materi Pokok Gas Ideal Di SMA N 1 Hinai T.P.

201112012

Young ArifNugraha 408321058

Pendidikan Fisika Fisika

Mcnyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi,

c:::_::___----ff-f1-+'

t-=~~

Dr. Betty M. Turnip, M.Pd NIP. 19630 I 081 98703 200 2

Mengetahui:

: 22 Juli 2014

Jurusan Fisika Ketua,

Dc.bM.s;


(3)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP

PE MBE NTUKAN KARAKTER DAN H ASIL BELAJAR S ISWA KEL AS XI PADA

MATERI POKOK GAS IDEAL DI SMA N 1 HINAI T.P. 2011/2012

Oleh

Young Arif Nugraha (NIM 408321058) ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah: Produk pendidikan yang tidak menyentuhkan karakter akan menghasilkan insan tidak bermoral, cerdas berilmu tetapi lemah tanpa berbekal karakter.Inilah perlunya karakter disentuhkan dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan saat melakukan observasi di SMA Negeri 1 Hinai, belum seluruhnya siswa memiliki nilai-nilai karakter yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui perbedaan atara hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dan kooperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter, 2) mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang karakternya meningkat dan hasil belajar siswa siswa yang karakternya tidak meningkat, 3) mengetahui interaksi antara faktor pembelajaran dengan faktor karakter siswa dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai T.P. 2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen Two Group Pretest-Posttest Design. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Hinai T.P.2011/2012 yang berjumlah 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan jumlah sampel masing sebanyak 30 orang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan pada pretes dan postes menggunakan intstrumen tes pilihan berganda sebanyak 20 item,kemudian pada perlakuan menggunakan instrumen tes observasi karakter. Dari analisa data diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varian 2x2 pada taraf signifikansi

α = 0,05, diperoleh Fhitung = 7465 dan Ftabel = 3,15. Fhitung > Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan integrasi karakter dengan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD tanpa integrasi karakter pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Hinai T.P. 2011/2012. Dengan demikian, model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Integrasi Karakter bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan menggunakan sampel yang berbeda. Sebagai saran bagi peneliti selanjutnya agar menambah observer dan waktu penelitian, agar akurasi dalam meneliti karakter siswa lebih tepat.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebaikan dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI Pada Materi Pokok Gas Ideal Di SMA N 1 Hinai T.P. 2011/2012”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si, dan Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Adlina Hefzi Lubis selaku Kepala SMA Negeri 1 Hinai, dan Ibu Syarifah Aini,S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua Ayahanda dan Ibunda tercinta yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang


(5)

v

tak pernah henti, dan adik-adik tersayang serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis di kelas Fisika Ekstensi 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Teristimewa juga untuk seseorang yang saya cintai (Tri Rizky Lestari) yang telah memberikan semangat dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, April 2014

Penulis,

Young Arif Nugraha NIM. 408321058


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Anggapan Dasar 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Karakter 10

2.1.2. Pendidikan Karakter 11

2.1.3. Nilai-nilai karakter 15

2.1.4. Pendidikan Karakter Secara Terpadu Melalui Pembelajaran 18 2.1.5. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 19 2.1.6. Teori Yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif 22

2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23

2.1.8 Belajar dan Hasil Belajar 28


(7)

vii

2.2. Kerangka Konseptual 37

2.3. Hipotesis Penelitian 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 39

3.3. Variabel Penelitian 39

3.4. Prosedur Penelitian 40

3.5. Desain Penelitian 40

3.6. Teknik Pengumpulan Data 42

3.7. Teknik Analisa Data 44

3.7.1 Menghitung Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 44

3.7.2. Melakukan Uji Normalitas 45

3.7.3. Melakukan Uji homogenitas 45

3.7.4. Melakukan Uji Hipotesis 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1 Pretest 48

4.1.2 Uji Persyaratan Analisisa Data 49

4.1.3. Perlakuan 51

4.1.4. Post test 54

4.2. Pembahasan 57

4.2.1. Kelebihan 58

4.2.2. Kendala 61

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan 62

5.2 Saran 62


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok 25 Tabel 2.2 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 26

Tabel 2.3 Penghitungan Skor Perkembangan 27

Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok 27

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 41

Tabel 3.2 Rancangan Analisis Faktorial 2×2 42

Tabel 3.3 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Materi Pokok Gas Ideal 43

Tabel 3.4 Daftar Analisis Varians 46

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Tabel 4.3 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 50 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 51 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 51 Tabel 4.6 Uji Homogenitas Antar Kelompok 52

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Fisika 52

Tabel 4.8 Tabel Kerja Anava Dua Jalur 53

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Perhitungan Teknik ANAVA Dua Jalur 54 Tabel 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Karakter Siswa Kelas Eksperimen 55 Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Karakter Siswa Kelas Kontrol 56 Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Peningkatan Karakter Siswa 60


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Koherensi Karakter dan Konteks Totalitas Proses Psikososial 14 Gambar 2.2 Gas Dalam Suatu Tanki Volumenya Dapat Berubah 33

Gambar 3.1 Desain Penelitian 41

Gambar 4.1 Nilai Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 49 Gambar 4.2 Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 50 Gambar 4.3 Peningkatan Karakter Siswa Kelas Eksperimen dan


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 65

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 69

Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 75

Lampiran 4: Instrumen Penelitian 81

Lampiran 5: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 89

Lampiran 6: Lembar Kegiatan Siswa I 104

Lampiran 7: Lembar Kegiatan Siswa II 106

Lampiran 8: Lembar Kegiatan Siswa III 109

Lampiran 9: Lembar Penilaian Observasi 110

Lampiran 10 Pedoman Penskoran Observasi Pembentukan Karakter Siswa 111 Lampiran 11: Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 113 Lampiran 12: Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 115 Lampiran 13: Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 117 Lampiran 14: Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 119

Lampiran 15: Data Hasil Belajar Siswa 121

Lampiran 16: Lembar Observasi Karakter Siswa Kelas Ekperimen 127 Lampiran 17: Lembar Observasi Karakter Siswa Kelas Kontrol 133 Lampiran 18: Rekapitulasi Peningkatan Karakter Individu Siswa Kelas

Eksperimen 139

Lampiran 19: Rekapitulasi Peningkatan Karakter Individu Siswa Kelas Kontrol 142 Lampiran 20: Rekapitulasi Peningkatan Karakter Siswa 145 Lampiran 21: Perhitungan Nilai Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi 147

Lampiran 22: Uji Normalitas Data 153

Lampiran 23: Uji Homogenitas 159

Lampiran 24: Uji Hipotesis 162

Lampiran 25: Kurva Normalitas 168

Lampiran 26: Daftar Uji Liliefors 169

Lampiran 27: Daftar Distribusi Uji F 170


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan landasan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pelajaran, dan latihan agar peserta didik tersebut berperan dalam kehidupan masa depannya. Dunia pendidikan di Indonesia selalu berusaha untuk mencerdaskan peserta didik agar dapat meningkatkan kualitas manusia sehingga pendidikan harus ditata dan diperbaiki sedemikian rupa karena maju dan berkembangnya suatu Negara dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri.

Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau Education For All (EDI) di Indonesia menurun. Jika pada 2010 lalu Indonesia berada di peringkat 65, dan tahun 2012 merosot ke peringkat 69. Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. (http://kem.ami.or.id/2012/01/potret-pendidikan-indonesia/)

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ditandai dengan rendahnya hasil belajar siswa khususnya pelajaran fisika. Masih banyaknya siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sangat menakutkan dan membosankan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Hinai menunjukkan hasil yang masih kurang memuaskan dengan rata-rata nilai fisika adalah sebesar 50-70, sedangkan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) pada pembelajaran fisika di sekolah tersebut adalah dengan nilai sebesar 70. Dari observasi tersebut juga diperoleh bahwa lebih sering guru hanya mencatat dan memberikan soal dalam kegiatan pembelajaran. Guru sangat jarang melakukan


(12)

2

praktik mengenai materi yang diajarkan, dan guru jarang membentuk kelompok diskusi (kooperatif) dalam pembelajaran khususnya kooperatif tipe STAD.

Penyebab rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) mencakup faktor fisik yang berkaitan dengan kesehatan badan dan faktor psikis yang berkaitan dengan motivasi, perasaan, sikap dan emosi. Disisi lain faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) meliputi bahan pengajaran, metode pengajaran, media pengajaran dan situasi lingkungan belajar. Hal ini menimbulkan kejenuhan dalam diri siswa untuk belajar dan PBM cenderung berjalan kurang aktif. Oleh karena itu dituntut adanya peranan guru dalam menetapkan strategi, metode atau pendekatan yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari, sehingga siswa belajar secara efektif dan efisien.

Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa adalah ”Cooperative

Learning”(pembelajaran kooperatif). Menurut Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2009: 7) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterapilan proses kelompok dan pemecahan masalah.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Divisions (Tim Siswa Kelompok Berprestasi). STAD adalah suatu pendekatan yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Pada model STAD ini siswa dikelompokkan dalam tim pembelajaran dengan 4-5 anggota, anggota merupakan campuran dari tingkat kepandaian. Guru mempresentasikan sebuah pelajaran dan siswa bekerja di dalam timnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menuntaskan pelajaran ini. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis individual tentang bahan ajar tersebut, pada


(13)

3

saat itu mereka tidak boleh saling membantu. Model didesain untuk menghidupkan kelas, belajar menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan fisik. Keterlibatan fisik ini diharapkan meningkatkan partisipasi yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti Rahmawati (2008) dan Juraidah (2010). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2008), nilai rata-rata tes awal yang diperoleh siswa adalah sebesar 33,6 di mana tidak seorang siswa pun yang nilainya mencapai standar kelulusan yang ditetapkan. Dari hasil analisis data tentang tes hasil belajar siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 68,0. dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 84,0.

Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Juraidah (2010) , diperoleh rata – rata pretes siswa kelas yang diajarkan guru model sebesar 25,8 dengan nilai tertinggi sebesar 50 dan nilai terendah sebesar 10. Sedangkan untuk kelas yang diajarkan oleh guru di sekolah diperoleh rata – rata sebesar 23,0 dengan nilai tertinggi sebesar 45 dan nilai terendah sebesar 5. Setelah diketahui kemaampuan awal pada siswa, kemudian dilakukan pembelajaran yang sama pada kedua kelas. Pada akhir pembelajaran dilakukan postes untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok siswa setelah dilakukan perlakuan. Dari hasil penelitian ini diperoleh rata – rata postes siswa pada kelas yang diajarkan oleh guru model adalah sebesar 72,1 dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 55. Sedangkan untuk kelas yang diajarkan oleh guru di sekolah diperoleh rata – rata sebesar 72,8 dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 55.

Selain masalah rendahnya pendidikan, ada lagi masalah yang selama ini agak diremehkan oleh pendidik-pendidik di dunia pendidikan yaitu pendidikan karakter. Selama ini, dunia pendidikan dinilai kurang berhasil dalam mengantarkan generasi bangsa menjadi pribadi-pribadi yang bermartabat. Dunia pendidikan dinilai hanya mampu melahirkan lulusan-lulusan manusia dengan


(14)

4

tingkat intelektualitas yang memadai. Banyak dari lulusan sekolah yang memiliki nilai tinggi, berotak, cerdas, brilian, serta mampu menyelesaikan berbagai soal mata pelajaran dengan sangat tepat. Sayangnya, tidak sedikit pula diantara mereka yang cerdas itu justru tidak memiliki perilaku cerdas dan sikap yang brilian, serta kurang mempunyai mental kepribadian yang baik, sebagaimana nilai akademik yang telah mereka raih.

Padahal, pada hakikatnya pendidikan dilaksanakan bukan sekedar untuk mengejar nilai-nilai, malainkan memberikan pengarahan kepada setiap orang agar dapat bertindak dan bersikap benar sesuai dengan kaidah-kaidah dan spirit keilmuan yang dipelajari. (Al-Mandari, 2004: 65)

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penjelasan mengenai tujuan pendidikan ini setidaknya memberi gambaran singkat kepada kita bahwa pendidikan dilaksanakan tidak hanya untuk melahirkan generasi-generasi cerdas semata, namun sekaligus generasi-generasi yang berbudi luhur, yang merupakan cerminan dari kecerdasan itu sendiri.

Produk pendidikan yang tidak menyentuhkan karakter akan menghasilkan insan tidak bermoral. Mereka cerdas berilmu tetapi lemah tanpa berbekal karakter. Fakta ini tidak hanya kita lihat pada anak usia sekolah tetapi para koruptor yang sudah matang usianya melakukan tindakan yang tidak bermoral. Tercatat bahwa negara kita termasuk dalam urutan negara terkorup di dunia. Distorsi moral ini terjadi mulai dari usia anak-anak, usia anak sekolah, usia dewasa sampai usia yang sudah matang pun.


(15)

5

Pusat kemampuan (Intellegent) anak mempunyai tiga sisi kecerdasan yang saling berpengaruh, yaitu IQ, EQ dan SQ. Ketiganya sangat menentukan keberhasilan peserta didik. Jadi pandangan yang mengatakan bahwa factor dominan penentu keberhasilan adalah IQ adalah tidak sepenuhnya benar. Dalam EQ dan SQ terkandung komponen sikap yang mampu membentuk insan berkarakter. Inilah perlunya karakter disentuhkan dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan saat melakukan observasi di SMA Negeri 1 Hinai, belum seluruhnya siswa memiliki nilai-nilai karakter yang baik. Masih ada siswa kurang disiplin, kurang mandiri, kurang santun dan lain-lain.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter tersebut melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI Pada Materi Pokok Gas Ideal Di SMA N 1 Hinai T.P. 2011/2012”.


(16)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika siswa masih belum memuaskan.

2. Guru bidang studi fisika dalam proses pembelajaran cenderung hanya menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab

3. Siswa belum memiliki nilai-nilai karakter yang cukup baik.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Materi pokok yang diajarkan adalah gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai Tahun Ajaran 2011 / 2012.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai Tahun Ajaran 2011 / 2012.

4. Karakter yang diamati adalah Religius, jujur, bertanggung jawab, nasionalis, disiplin, tidak melakukan plagiat, kerjasama dan menghargai orang lain pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai Tahun Ajaran 2011 / 2012.


(17)

7

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal antara siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai?

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal yang antara siswa yang karakternya meningkat dibandingkan dengan siswa yang karakternya tidak meningkat di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai?

3. Bagaimana interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) dengan faktor karakter siswa (meningkat atau tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal antara siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal yang antara siswa yang karakternya meningkat


(18)

8

dibandingkan dengan siswa yang karakternya tidak meningkat di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai

3. Untuk mengetahui interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) dengan faktor karakter siswa (meningkat atau tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Bahan pegangan bagi peneliti dalam melaksanakn tugas mengajar di masa yang akan datang.

2. Seebagai masukan bagi guru ataupun calon guru bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dapat dijadikan alternatif pilihan dalam meningkatkan pembentukan karakter dan hasil belajar siswa.

3. Peningkatan terhadap nilai-nilai karakter pada diri siswa.

4. Peningkatan hasil belajar fisika siswa pada sub materi pokok Gas Ideal.

5. Sebagai bahan referensi, bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter.

1.7 Asumsi Dasar

Anggapan dasar merupakan dugaan sementara yang menjadi landasan kerja dalam penelitian. Anggapan dasar dari penelitian ini adalah:


(19)

9

2. Model pembelajaran yang digunakan sesuai kondisi kelas dan materi pelajaran, yang akan memberikan hasil yang lebih baik.

3. Model pembelajaran yang dipakai adalah Kooperatif Tipe STAD diintegrasikan dengan karakter.


(20)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dengan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang karakternya meningkat dengan siswa yang karakternya tidak meningkat.

3. Terdapat interaksi yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan model pembelajaran

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan maka dikemukakan saran-saran berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menggunakan alokasi waktu yang sebaik mungkin sehingga tiap tahap dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dapat dilaksanakan dengan maksimal. 2. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah observer utuk mengamati karakter

siswa yang tampak selama proses pembelajaran, agar akurasi dalam meneliti karakter siswa lebih tepat.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah waktu penelitian untuk memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan karakter siswa.


(21)

63

DAFTAR PUSTAKA

A., Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press.

Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Sreategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Kamajaya. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas XI Semester II. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Direktorat Ketenagaan dan Jenderal Pendidikan Tinggi. Khan, D. Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri:

Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Rahmawati. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Terhadap Hasil Belajar MTs Di Medan Pada Materi Pokok Besaran dan Pengukuran. T.P.2008/2009. Medan: FMIPA-UNIMED.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: ALVABETA.


(22)

64

Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: PHIβETA.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.


(1)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal antara siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai?

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal yang antara siswa yang karakternya meningkat dibandingkan dengan siswa yang karakternya tidak meningkat di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai?

3. Bagaimana interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) dengan faktor karakter siswa (meningkat atau tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal antara siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal yang antara siswa yang karakternya meningkat


(2)

8

dibandingkan dengan siswa yang karakternya tidak meningkat di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai

3. Untuk mengetahui interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) dengan faktor karakter siswa (meningkat atau tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok gas ideal di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Hinai.

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Bahan pegangan bagi peneliti dalam melaksanakn tugas mengajar di masa yang akan datang.

2. Seebagai masukan bagi guru ataupun calon guru bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dapat dijadikan alternatif pilihan dalam meningkatkan pembentukan karakter dan hasil belajar siswa.

3. Peningkatan terhadap nilai-nilai karakter pada diri siswa.

4. Peningkatan hasil belajar fisika siswa pada sub materi pokok Gas Ideal.

5. Sebagai bahan referensi, bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter.

1.7 Asumsi Dasar

Anggapan dasar merupakan dugaan sementara yang menjadi landasan kerja dalam penelitian. Anggapan dasar dari penelitian ini adalah:


(3)

2. Model pembelajaran yang digunakan sesuai kondisi kelas dan materi pelajaran, yang akan memberikan hasil yang lebih baik.

3. Model pembelajaran yang dipakai adalah Kooperatif Tipe STAD diintegrasikan dengan karakter.


(4)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dengan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD tanpa integrasi karakter.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang karakternya meningkat dengan siswa yang karakternya tidak meningkat.

3. Terdapat interaksi yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan model pembelajaran

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan maka dikemukakan saran-saran berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menggunakan alokasi waktu yang sebaik mungkin sehingga tiap tahap dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan integrasi karakter dapat dilaksanakan dengan maksimal. 2. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah observer utuk mengamati karakter

siswa yang tampak selama proses pembelajaran, agar akurasi dalam meneliti karakter siswa lebih tepat.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah waktu penelitian untuk memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan karakter siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A., Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press.

Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Sreategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Kamajaya. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas XI Semester II. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Direktorat Ketenagaan dan Jenderal Pendidikan Tinggi. Khan, D. Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri:

Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Rahmawati. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Terhadap Hasil Belajar MTs Di Medan Pada Materi Pokok Besaran dan Pengukuran. T.P.2008/2009. Medan: FMIPA-UNIMED.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: ALVABETA.


(6)

64

Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: PHIβETA.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.