PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN SELF-EFFICACY SISWA.

(1)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Asumsi Penelitian ... 7

Hipotesis Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAs), PENGUASAAN KONSEP, SELF EFFICACY, KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS A. Model Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs) ... 11

B. Penguasaan Konsep ... 18


(2)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Konsep Momentum dan Impuls ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

E. Prosedur Penelitian ... 40

F. Alur Penelitian ... 45

G. Instrumen Penelitian ... 46

H. Analisis Data ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 55

J. Hasil Uji Coba Instrumen... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

1. Peningkatan Penguasaan Konsep Momentum dan Impuls ... 61

2. Hasil Penelitian tentang Self Efficacy ... 66

3. Tanggapan siswa terhadap penerapan Model MEAs ... 71

B. Pembahasan ... 75

1. Peningkatan Penguasaan Konsep Momentum dan Impuls ... 75

2. Peningkatan Self Efficacy siswa ... 78

3. Tanggapan siswa terhadap Model Pembelajaran MEAs ... 80


(3)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(4)

1

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi masing-masing individu, dan sudah menjadi hak setiap manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dapat membuahkan harapan perubahan kemajuan masa depan bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik.

Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi edukatif, yakni interaksi yang bernilai pendidikan yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental, dan perbuatan (Djamarah, 2000).


(5)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fisika sebagai salah satu unsur dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan teknologi. Peran Fisika dalam aspek teknologi ada di mana-mana dan membuat kehidupan lebih mudah namun Fisika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sukar dipahami oleh sebagian siswa sehingga siswa kurang berminat belajar Fisika.

Kedudukan mata pelajaran Fisika di SMA berbeda dengan SMK. Penelitian ini dilaksanakan di SMK, karena karakteristik SMK memiliki arah pembelajaran yang berbeda dimana lulusan SMK dipersiapkan langsung ke dalam dunia kerja, dunia yang mereka geluti, dunia kejuruan yang mengharuskan siswa lulusan SMK memiliki keahlian yang siap dipakai di dunia kerja, sehingga permasalahan yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran fisika harus diupayakan solusinya.

Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan di salah satu SMK di Sumedang, ternyata hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang hasil belajar fisika, dimana untuk semester ganjil 2011-2012 nilai KKM mata pelajaran fisika adalah 65, tetapi dari 35 siswa, jumlah siswa yang lulus nilai KKM hanya 10 orang atau sekitar 29 % dalam satu kelas, kemudian siswa hampir tidak pernah melakukan diskusi dan umumnya melakukan hafalan sehingga penguasaan konsep siswa rendah.


(6)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sullivan (1992:7-8) menyatakan bahwa peran dan tugas guru sekarang adalah memberi kesempatan belajar maksimal pada siswa antara lain dengan jalan melibatkan siswa secara aktif dalam eksplorasi serta memberi kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengar ide temannya.

Terdapat aspek psikologis yang turut memberikan kontribusi terhadap keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Aspek psikologis tersebut adalah self-efficacy. Wilson & Janes (2008:3) menyatakan bahwa self-efficacy merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan prestasi seseorang. Banyak peneliti melaporkan bahwa self-efficacy siswa berkorelasi dengan konstruksi motivasi, kinerja dan prestasi siswa. Akan tetapi berdasarkan pengetahuan penulis, belum banyak peneliti yang memperhatikan self-efficacy tentang kemampuan konsep tertentu dalam bidang akademik.

Self-efficacy terkait dengan penilaian seseorang akan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu. Penilaian kemampuan diri yang akurat merupakan hal yang sangat penting, menyatakan bahwa perasaan positif yang tepat tentang self-efficacy dapat mempertinggi prestasi, meyakini kemampuan, mengembangkan motivasi internal, dan memungkinkan siswa untuk meraih tujuan yang menantang. Perasaan negatif tentang self-efficacy dapat menyebabkan siswa menghindari tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah, dan mempersiapkan diri untuk outcomes yang kurang baik. Seseorang yang salah menilai kemampuannya akan bertindak dalam suatu cara tertentu yang akan merugikan dirinya. Seseorang


(7)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang terlalu tinggi menilai kemampuannya akan melakukan kegiatan yang tidak dapat diraih yang dapat berdampak pada kesulitan dan kegagalan, sebaliknya seseorang yang menilai rendah kemampuannya akan membatasi diri dari pengalaman yang menguntungkan. (Wilson & Janes, 2008).

Self-efficacy memiliki pengaruh dalam pemilihan perilaku, besar usaha dan ketekunan, serta pola berpikir dan reaksi emosional. Penilaian self-efficacy mendorong individu menghindari situasi yang diyakini melampaui kemampuannya atau melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasinya. Dalam memecahkan masalah yang sulit, individu yang mempunyai keraguan tentang kemampuannya akan mengurangi usahanya, bahkan cenderung akan menyerah. Individu yang mempunyai efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha, sedangkan individu yang memiliki efficacy rendah menganggap kegagalan berasal dari kurangnya kemampuan.

Model efficacy teman sebaya dapat dihadirkan dalam pembelajaran dengan suasana belajar dan bekerja dalam kelompok kecil. Salah satu pembelajaran yang menuntut adanya interaksi siswa dalam kelompok adalah pembelajaran Model-Eliciting Activities (MEAs). Pembelajaran MEAs merupakan pembelajaran yang didasarkan pada situasi kehidupan nyata siswa, bekerja dalam kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model fisika sebagai solusi. (Carlson, et al., dalam Chamberlin dan Moon, 2008:5).

Dalam pembelajaran MEAs, kegiatan siswa bekerja dalam kelompok memungkinkan terjadinya interaksi edukatif yang lebih tinggi antar siswa dan


(8)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

antara siswa dengan guru. Pengalaman sosial ini diharapkan dapat menghadirkan adanya model efficacy, informasi penilaian serta pembuktian efficacy sehingga pengembangan self-efficacy dapat terjadi. Selain itu, penyajian model sebagai solusi dalam pembelajaran MEAs merupakan salah satu bentuk representasi eksternal yang dapat dilakukan oleh siswa. Bekerja dalam kelompok juga dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengkomunikasikan ide/gagasan fisika ke dalam bentuk representasi sehingga penguasaan konsep siswa menjadi lebih baik. (Carlson, et al., dalam Chamberlin dan Moon, 2008).

Dengan memperhatikan uraian di atas, penulis berupaya mengungkapkan apakah pembelajaran MEAs memberikan kontribusi terhadap kemampuan Penguasaan Konsep Fisika dan self-efficacy siswa. Penelitian ini dirancang untuk melihat “Penerapan Pembelajaran Model-Eliciting Activities (MEAs) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika dan Self-Efficacy Siswa”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan model pembelajaran MEAs dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep fisika dibandingkan penerapan model konvensional? 2. Apakah penerapan model pembelajaran MEAs dapat lebih meningkatkan

self efficacy dibandingkan penerapan model konvensional?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran MEAs pada pembelajaran konsep Momentum dan Impuls?


(9)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan penguasaan konsep siswa yang menerapkan pembelajaran MEAs dibandingkan dengan siswa yang menerapkan pembelajaran model konvensional.

2. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan self efficacy siswa yang menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran MEAs dan siswa yang menerapkan pembelajaran dengan model konvensional.

3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran MEAs pada pembelajaran konsep Momentum dan Impuls.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti tentang potensi model pembelajaran MEAs dalam meningkatkan penguasaan konsep dan self efficacy siswa yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti: guru, mahasiswa dan praktisi pendidikan.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diamati, yaitu penguasaan konsep dan self efficacy. Indikator penguasaan konsep yang


(10)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diteliti mencakup ranah kognitif yang meliputi C1 (hafalan), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan). Sedangan dimensi self efficacy yang diteliti mencakup dimensi magnitude, strength, dan generality.

F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi

Model pembelajaran MEAs dapat memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dalam menemukan konsep konsep yang pelajari dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Dengan cara demikian, maka proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep dan self efficacy siswa diharapkan berjalan lebih baik.

2. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Penerapan model pembelajaran MEAs secara signifikan dapat lebih

meningkatkan penguasan konsep dibandingkan penerapan pembelajaran konvensional.

( Ha1) ; Ha1 ( µx1> µy1 ; α = 0,05 )

µx1 = Rata-rata penguasaan konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran MEAs.

µy1 = Rata-rata penguasaan konsep siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

- Penerapan Model pembelajaran MEAs secara signifikan dapat lebih meningkatkan Self Efficacy dibandingkan penerapan pembelajaran konvensional.


(11)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

( Ha2) ; Ha2 ( µx2> µy2 ; α = 0,05 )

µx2 = Rata-rata Self Efficacy siswa yang menggunakan model pembelajaran MEAs.

µy2 = Rata-rata Self Efficacy siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

G. Definisi Operasional

1. Model-Eliciting Activities (MEAs)

Model pembelajaran MEAs merupakan pembelajaran yang didasarkan pada situasi kehidupan nyata siswa, bekerja dalam kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model sebagai solusi.

Pembelajaran MEAs dirancang untuk menantang siswa untuk membangun model dalam rangka memecahkan masalah secara kompleks, masalah-masalah dunia nyata. pembelajaran yang didasarkan pada situasi kehidupan nyata siswa, bekerja dalam kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model sebagai solusi. MEAs diterapkan dalam beberapa langkah yaitu: (1) Guru membaca sebuah simulasi artikel koran mengembangkan konteks siswa;(2) Siswa siap siaga terhadap pertanyaan berdasarkan artikel tersebut; (3) Guru membacakan pernyataan masalah bersama siswa dan memastikan bahwa setiap kelompok mengerti apa yang sedang ditanyakan; (4) Siswa berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut; dan (5) Siswa mempresentasikan model matematis mereka setelah membahas dan meninjau ulang solusi (Lesh:2000:1).


(12)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep didefinisikan sebagai tingkatan ketika seorang siswa tidak sekadar mengetahui konsep-konsep, tetapi benar-benar memahaminya dengan baik, yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi baru. Penguasaan konsep yang dimaksudkan sebagai kemampuan kognitif, berdasarkan taksonomi Bloom yang meliputi C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5 (sintesis),dan C6 (evaluasi). Adanya peningkatan penguasaan konsep fisika ini diukur dengan menggunakan tes penguasaan konsep, yang diberikan saat pretest dan posttest.

3. Self-efficacy

Self-efficacy merupakan suatu keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan sesuatu dengan kemampuan yang dimilikinya dalam situasi atau kondisi tertentu. Biasanya terungkap dari pernyataan “Saya yakin dapat mengerjakannya”.

Self-efficacy yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal yang melibatkan Kemampuan


(13)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pemahaman Konsep Fisika dengan berhasil. Self-efficacy dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen skala efficacy berdasarkan dimensi yang dinyatakan oleh Bandura yaitu dimensi magnitude/level, dimensi strength, dan dimensi generality (Riswanda: 2010:20-23).

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru yang didominasi metode ceramah, dimana guru cenderung sebagai sumber informasi bagi siswa dan siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran. Langkah-langkah pembelajaran konvensional diawali Guru memberi informasi, kemudian menerangkan suatu konsep yang disertai diskusi dengan siswa, Siswa diminta memperhatikan untuk memverifikasi konsep. Kemudian siswa mencatat dan sedikitnya bertanya ketika ada penjelasan guru yang kurang dipahami, serta latihan-latihan soal. Di akegiatan akhir siswa mencatat materi yang diterangkan dan diberi soal-soal pekerjaan rumah.


(14)

38

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen semu, yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu, yaitu eksperimen yang memiliki perlakuan, namun tidak menggunakan penempatan secara acak dalam menciptakan pembandingan untuk menyimpulkan adanya perubahan akibat perlakuan. Pemilihan studi ini didasarkan pertimbangan bahwa, kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya dan tidak mungkin dilakukan pengelompokan siswa secara acak. Pada penelitian ini digunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kepada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Model-Eliciting Activities (MEAs) dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Perlakuan yang diberikan berupa penerapan pembelajaran MEAs untuk dilihat pengaruhnya terhadap aspek yang diukur yaitu kemampuan penguasaan konsep dan self-efficacy siswa, dan hasilnya dibandingkan dengan penguasaan konsep dan self efficacy siswa yang menggambarkan pembelajaran konvensional.


(15)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1: Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 O2 X1 O1O2

Kontrol O1 O2 X2 O1O2

(Sukmadinata, 2009: 208) Keterangan:

O1 : Pretest - postest untuk mengukur Penguasaan Konsep O2 : Pretest - postest untuk mengukur Self Efficacy

X1 : Perlakuan melalui Model Pembelajaran MEAs X2 : Perlakuan melalui pembelajaran konvensional

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMK di Sumedang

2. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok siswa kelas X yang berasal dari dua kelas yang dipilih secara purposive karena wawancara terhadap guru menyatakan bahwa kemampuan penguasaan konsep dan Self Efficacy siswa dikelas tersebut rendah. purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel menurut tujuan penelitian dan pertimbangan tertentu (Sukmadinata, 2008:254).


(16)

40

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu SMK yang ada di kota Sumedang pada semester dua Tahun Ajaran 2011/2012.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dalam penerapan pembelajaran Model-Eliciting Activities (MEAs) dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini diadakan persiapan-persiapan yang dipandang perlu antara lain: melakukan studi kepustakaan tentang kemampuan penguasaan konsep, self-efficacy, serta pembelajaran Model-Eliciting Activities dan merancang perangkat pembelajaran serta instrumen pengumpulan data. Kemudian memohon izin melakukan penelitian kepada Rektor UPI dan Kepala SMK, melakukan uji coba instrumen penelitian dan menganalisis hasil uji coba tersebut, mengobservasi pembelajaran di sekolah dan berkonsultasi dengan guru fisika untuk menentukan waktu dan teknis pelaksanaan penelitian, serta meminjam nilai hasil ulangan siswa untuk membuat pengelompokan di kelas eksperimen. Lalu memilih sampel secara purposif dan memberikan pretes kepada siswa sampel penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan penerapan pembelajaran Model-Eliciting Activities (MEAs) pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Penerapan pembelajaran dilakukan


(17)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

oleh peneliti, dengan pertimbangan untuk lebih terjaminnya pelaksanaan pembelajaran MEAs. Sebelum dilaksanakan pembelajaran MEAs di kelas eksperimen diadakan sosialisasi dengan memberikan penjelasan mengenai aturan-aturan yang ditetapkan dalam pembelajaran MEAs.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat perlakuan yang sama dalam hal jumlah jam pelajaran, penyampaian materi, serta sumber pembelajaran dari buku LKS. Kelas eksperimen mendapatkan lembar permasalahan MEAs, sedangkan kelas kontrol mendapatkan soal-soal latihan dari buku LKS dan buku paket yang dimiliki guru.

Secara garis besar langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran MEAs pada penelititan ini adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a. Guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran Model-Eliciting Activities serta tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dan materi apa yang akan dipelajari. b. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada

siswa untuk menggali kemampuan awal yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.

c. Guru memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini dan agar siswa belajar bersama dalam kelompok.


(18)

42

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kegiatan Pembelajaran Model-Eliciting Activities

a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai konsep yang akan dipelajari. Kemudian antara Siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut.

b. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok yang heterogen. c. Guru membagikan bahan ajar berupa lembar permasalahan MEA

kepada setiap kelompok. Siswa membaca permasalahan yang diberikan dan siap-siaga menghadapi pertanyaan berdasarkan lembar permasalahan.

d. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan permasalahan MEA dan memastikan setiap kelompok mengerti apa yang ditanyakan. Bagian ini merupakan bagian pertanyaan siap-siaga. Pada bagian ini guru membantu siswa mengawasi cara berpikirnya.

e. Siswa mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan MEA. Guru memberikan petunjuk kepada siswa jika diperlukan. Kegiatan ini merupakan tahap pengumpulan data oleh siswa.

f. Guru memerintahkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Kemudian guru berkeliling kelas dan memberikan feedback untuk menuntun siswa agar dapat lebih memusatkan perhatian mereka pada kesalahan yang dibuat dan guru dapat


(19)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

langsung memberikan arahan agar siswa dapat langsung mengoreksi sendiri kesalahan yang dibuatnya. Kegiatan ini merupakan tahap tugas pemecahan masalah.

g. Kelompok siswa terpilih mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Guru dan siswa lainnya mengajukan pertanyaan kepada kelompok penyaji. Kegiatan ini merupakan tahap kegiatan presentasi. Pada tahap ini, hasil pekerjaan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dan didiskusikan dalam diskusi kelas.

3. Akhir kegiatan pembelajaran

a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

b. Guru memberikan evaluasi menyeluruh terhadap hasil kegiatan siswa.

c. Guru memberikan ulasan dan penekanan pada konsep utama serta membimbing siswa membuat kesimpulan.

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran fisika dengan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari.

b. Guru memberikan apersepsi dengan cara tanya jawab serta mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.


(20)

44

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pelajaran

b. Guru memberi contoh-contoh soal dan menyelesaikannya di papan tulis.

c. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa sudah mengerti atau belum, jika belum, guru akan kembali menjelaskan pada bagian yang siswa belum begitu memahaminya.

d. Guru memberikan latihan-latihan soal, siswa diminta mengerjakannya secara individu.

e. Guru meminta beberapa orang siswa untuk mengerjakan soal yang telah diberikan guru.

3. Penutup

a. Guru menyimpulkan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan b. Guru memberikan pekerjaan rumah.

Setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai, sebelum dilakukan postes pada kelompok eksperiman dan kelompok kontrol, kedua kelompok siswa diberikan skala self-efficacy. Kemudian kedua kelompok ini diberikan soal postes yang sama dengan soal pretes, hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan penguasaan konsep siswa. Pelaksanaan tes penguasaan konsep baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol.


(21)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Alur Penelitian

Alur penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut:

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Studi Literatur: Model pembelajaran MEAs dan konsep tentang Momentum dan Impuls

Penyusunan instrument penelitian

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Uji Coba Instrumen

Pretest

Pembelajaran konvensional Pembelajaran dengan model MEAs

Posttest

Angket respon siswa

Analisis Data


(22)

46

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1: Alur Penelitian G. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1. Lembar Tes Tertulis

Lembar tes tertulis yang digunakan berupa tes kemampuan Penguasaan konsep. Agar kemampuan konsep siswa dapat terlihat dengan jelas maka tes dibuat dalam bentuk uraian. Tes tertulis ini terdiri dari pretes dan postes. Tes diberikan pada siswa setiap kelompok. Pretes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa setiap kelompok dan digunakan sebagai tolak ukur peningkatan prestasi belajar sebelum mendapatkan pembelajaran yang akan diterapkan, sedangkan postes diberikan untuk mengetahui perolehan hasil belajar dan ada tidaknya perubahan yang signifikan setelah mendapatkan pembelajaran yang diterapkan.

Bahan tes diambil dari materi pelajaran Fisika SMK kelas X semester genap , pokok bahasan yang diambil dalam penelitian ini adalah momentum dan impuls. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan penguasaan konsep siswa terdiri dari 20 butir soal. Dalam penyusunan soal tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal beserta alternatif kunci jawaban masing-masing butir soal. 2. Skala Self-Efficacy


(23)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skala self-efficacy digunakan untuk mengukur keyakinan siswa terhadap kemampuannya melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal yang melibatkan kemampuan representasi matematis dengan berhasil. Skala self-efficacy diberikan kepada masing-masing kelompok siswa setelah perlakuan pembelajaran selesai diterapkan. Self-efficacy siswa sebelum kegiatan pembelajaran tidak diukur dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan siswa subjek penelitian berada pada taraf perkembangan mental yang sama dan belum mendapatkan pembelajaran yang dapat mempengaruhi self-efficacy sehingga self-efficacy awal siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol dapat diasumsikan tidak berbeda. Pengukuran self-efficacy mencakup tiga dimensi yaitu dimensi Magnitude/level untuk mengukur taraf keyakinan dan kemampuan dalam menentukan tingkat kesulitan soal yang dihadapi, dimensi Strength atau kekuatan untuk mengukur taraf keyakinan terhadap kemampuan dalam mengatasi masalah atau kesulitan yang muncul akibat soal penguasaan konsep dan dimensi Generality untuk mengukur taraf keyakinan dan kemampuan dalam menggeneralisasikan tugas dan pengalaman sebelumnya. Ketiga dimensi tersebut kemudian diturunkan menjadi indikator-indikator dan selanjutnya dibuat pernyataan-pernyataan untuk mengukur self-efficacy siswa. Penyusunan pernyataan skala self-efficacy dilakukan dengan memperhatikan panduan dari Bandura (2006:6-8) antara lain:

a. Skala self-efficacy adalah unipolar, berkisar dari 0 hingga keyakinan maksimum. Skala bipolar dengan derajat negatif yang berarti seseorang


(24)

48

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak mampu melakukan aktivitas yang diharapkan merupakan hal yang tidak masuk akal.

b. Item-item pernyataan dalam skala self-efficacy harus dapat merepresentasikan konstruk yang ingin diukur.

c. Item skala self-efficacy adalah item-item pernyataan yang dibuat atau disesuaikan dengan area-area spesifik atau tugas-tugas spesifik dari responden.

d. Format respon skala Likert umumnya menggunakan lima pernyataan sikap. Namun, Bandura (2006:6-8) menyatakan bahwa skala self-efficacy lebih baik menggunakan 11 respon skala dengan interval 10 atau 0-100. Pada penelitian ini digunakan format respon skala self-efficacy yang diadaptasi dari skala respon merujuk pada skala respon yang dikemukakan oleh Bandura (2006:6) yaitu 100-point scale yang peneliti sederhanakan menjadi:

Pada format skala respon tersebut, pilihan “tidak” memiliki nilai nol. Peneliti memilih format respon tersebut dikarenakan angka nol hingga sepuluh lebih dikenal untuk memberikan gambaran nilai dari sesuatu dalam lingkungan siswa SMK.

3. Lembar observasi

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk mengamati sejauh mana tahapan model pembelajaran MEAs yang telah

Tidak Begitu Yakin

Yakin Sangat Yakin

Ya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak


(25)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

direncanakan terlaksana dalam proses belajar mengajar Fisika. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek. Bertindak sebagai pengamat yaitu peneliti dan dibantu oleh satu orang observer.

4. Angket Tanggapan Siswa

Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran MEAs dalam pembelajaran konsep momentum dan impuls. Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, setiap siswa diminta untuk menjawab suatu pernyataan dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan sebaliknya.

Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin mengetahui persentase sikap siswa (positif dan negatif) terhadap penerapan model pembelajaran MEAs pada konsep momentum dan impuls.

H. Analisis Data

1. Penguasaan konsep

Pengolahan data menyangkut validitas butir soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program AnatesV4. Ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi keperluan pengujian kesahihan tes di atas adalah:


(26)

50

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Validitas Butir soal

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson:(Arikunto, 2009: 72).

= � −

� 22 22

Keterangan:

= koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor item Y = skor total N = jumlah siswa


(27)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Koefisien korelasi selalu terdapat antara –1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua variabel sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara dua variabel (Arikunto, 2009: 75).

Interpretasi besarnya koefesien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,800 < 1,00 Sangat Tinggi

0,600 < 0,800 Tinggi

0,400 < 0,600 Cukup

0,200 < 0,400 Rendah

0,00 < 0,200 Sangat Rendah

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur yang digunakan. Arikunto (2001: 154) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (tes). Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Reliabilitas menunjukkan keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui keajegan ini pada dasarnya dilihat


(28)

52

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kesejajaran hasil. Untuk mengetahui keajegan, maka teknik yang digunakan ialah dengan melihat koefisien korelasi dari tes tersebut.

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode belah dua (split-half method) atas-bawah karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Rumus pembelahan atas-bawah tersebut adalah sebagai berikut.

) 1 ( 2 2 1 2 1 2 1 2 1 11 r r r  

(Suharsimi Arikunto, 2008 : 93) Keterangan:

11

r : Reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Jika jumlah soal dalam tes adalah ganjil, maka rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes adalah rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson yaitu rumus K-R. 20 sebagai berikut.

               

2

2 11 1 S pq S n n r Keterangan: 11

r = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

q1 p

(3.2)


(29)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari item

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh adalah dengan melihat tabel 3.3

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81  r  1,00 sangat tinggi 0,61  r  0,80 Tinggi 0,41  r  0,60 Cukup 0,21  r  0,40 Rendah 0,00  r  0,20 sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2008: 75) c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan: (Arikunto, 2009: 208).

� = �� Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar


(30)

54

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 (Arikunto, 2009: 210).

Tabel 3.4: Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 <� 0,30 Soal Sukar 0,30 <� 0,70 Soal Sedang 0,70 <� 1,00 Soal Mudah d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah keterampilan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berketerampilan tinggi dengan siswa yang berketerampilan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal bentuk pilihan ganda digunakan persamaan: (Arikunto, 2009: 213).

� =

� − � = � − � Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyak peserta kelompok atas JB = banyak peserta kelompok bawah

BA = banyak kelompok atas yang menjawab benar BB = banyak kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

(3.5)


(31)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kategori daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5(Arikunto, 2009: 218). Tabel 3.5: Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 <� 0,20 Jelek

0,20 <� 0,40 Cukup

0,40 <� 0,70 Baik

0,70 <� 1,00 Baik sekali

2. Self Efficacy

Pengujian reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu alat ukur akan memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Untuk menghitung koefisien reliabilitas instrumen self-efficacy digunakan rumus koefisien realibilitas Alfa cronbach:

=

−1 1− 2

2

Keterangan:

K = mean kuadrat antara subyek Σsi2

= mean kuadrat kesalahan St2 = varians total

I. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dimaksudkan untuk membuat penafsiran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep, peningkatan self efficacy. Data yang diperoleh dari angket dan observasi dianalisis secara deskriptif untuk

(3.6)


(32)

56

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran dan melihat keterlaksanaan model serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data peningkatan penguasaan konsep dan self efficacy dianalisis dengan uji statistik. Dalam penelitian ini analisis data statistik menggunakan program SPSS for Windows, untuk melihat normalitas, homogenitas varians, peningkatan penguasaan konsep dan self efficacy.

Untuk melihat peningkatan penguasaan konsep dan self efficacy sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake sebagai berikut: (Cheng, et. al, 2004: 54).

< �>= � − � � � − � Keterangan:

Spos = skor posttest Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan penguasaan konsep dan self efficacy dengan kriteria seperti pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6: Kategori Peningkatan gain yang dinormalisasi

Batasan Kategori

<� > > 0,7 Tinggi 0,3 <� > 0,7 Sedang <� > < 0,3 Rendah

(3.7)


(33)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang self-efficacy siswa. Untuk melihat perbedaan self-efficacy siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik secara total maupun masing-masing dimensinya, dilakukan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan menggunakan program SPSS 16.

Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas distribusi data gain yang dinormalisasi dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test.

b. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk melihat homogen tidaknya varians-varians dua buah peubah bebas dengan Levene Test (Uyanto, 2009:90).

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t satu ekor (one tile) dengan taraf signifikan α = 0,05. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji statistik dengan rumus:

(Uyanto, 2009: 93)

= −

−1 �+2+ −2 1 �2 1 + 1

Keterangan:

(3.8)


(34)

58

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= rata-rata gain kelompok eksperimen = rata-rata gain kelompok control nx = jumlah sampel kelompok eksperimen ny = Jumlah sampel kelompok control S1 = varians kelompok eksperimen S2 = varians kelompok control

Kriteria pengujian dengan membandingkan taraf signifikansi hitungan P dengan α = 0,05, jika taraf signifikansi hitungan lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima atau dengan membandingkan tHitung > tTabel maka Ha diterima pada taraf signifikansi (α = 0,05).

Apabila data tidak memenuhi asumsi uji-t (tidak berdistribusi normal, tidak homogen) maka dipakai uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney (Ruseffendi, 1998: 112).

d. Menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran dilakukan dengan melihat jawaban setiap siswa terhadap pernyataan-pernyataan kuesioner yang diberikan menggunakan rumus:

% � = �ℎ � � ℎ � � �

�ℎ � ℎ 100%

Kemudian menganalisis tanggapan yang diberikan siswa tersebut dengan menentukan kategori persentase tanggapan sesuai dengan Tabel 3.6 ( Khabibah dalam Yamasari, 2010)


(35)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.7 Kategori Persentase Tanggapan

Batasan Kategori

Tanggapan 85% Sangat setuju

70% Tanggapan < 85% Setuju

50% Tanggapan < 70% Kurang setuju Tanggapan < 50% Tidak setuju

Analisis data hasil observasi keterlaksanaan proses pembelajaran model MEAs yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran dan aktivitas siswa.

J. Hasil Uji Coba Instrumen

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas tes untuk skala self efficacy siswa reliabilitas yang diperoleh yaitu sebesar 0,939. Artinya tingkat reliabilitas untuk skala self efficacy siswa tergolong Tinggi. Sehingga soal tersebut sangat layak untuk digunakan.

Uji coba tes instrumen dilakukan pada siswa kelas X di salah satu SMK Negeri di Kota Sumedang yang memiliki standar yang sama dengan sekolah tempat penelitan diadakan. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program AnatesV4 untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda soal.

Hasil uji coba soal penguasaan konsep momentum dan impuls dapat dilihat pada Tabel 3.9. Hasil uji coba tes penguasaan konsep secara terperinci tertera pada lampiran C.


(36)

60

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8. Hasil Ujicoba Tes Penguasaan Konsep Momentum dan Impuls Ujicoba

Soal Tes

Daya Pembeda

Tingkat

Kesukarann Validitas Reliabilitas Kategori Jumlah Kategori Jumlah Kategori Jumlah Nilai Kriteria Penguasaan

Konsep

Baik sekali

7 Sangat Sukar

1 Tinggi 8 0,86 Sangat Tinggi

Baik 9 Sukar 6 Cukup 11

Cukup 6 Sedang 12 Jelek 2

Soal dibuang

1 Mudah 5 Rendah 5

Uji coba tes penguasaan konsep momentum dan impuls terdiri dari 24 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 20 soal valid dan 4 soal yang tidak valid. Selanjutnya 4 soal yang tidak valid tidak dipakai karena memiliki nilai koefisien korelasi lebih kecil dari batas signifikansi koefisien korelasi (p = 0,05) yaitu 0,35. Jumlah soal tes penguasaan konsep yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 20 soal dan seluruh aspek ranah kognitif telah terwakili dalam soal-soal tersebut dengan rincian pengetahuan (C1) sebanyak 2 soal, pemahaman (C2) sebanyak 10 soal, dan penerapan (C3) sebanyak 8 soal serta seluruh label konsep momentum dan impuls juga terwakili dalam soal-soal tersebut.


(37)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran MEAs secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep momentum dan impuls dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, Hal ini ditunjukkan oleh nilai N-gain untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran MEAs yaitu sebesar 0,54 dan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran MEAs sebesar 0,34.

2. Tidak terdapat perbedaan secara signifikan peningkatan self efficacy antara siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh nilai N-gain untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran MEAs yaitu sebesar 0,05 dan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran MEAs sebesar 0,047.

3. Secara umum siswa memberikan tanggapan positif (setuju) terhadap model MEAs pada konsep momentum dan impuls. Model MEAs menarik bagi siswa, memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri dalam memperkuat penguasaan konsep, memfasilitasi pengembangan kemampuan pemecahan masalah, memotivasi siswa untuk berkomunikasi dan memberi gagasan, serta aktif dalam pembelajaran


(38)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Beberapa saran atau rekomendasi yang dapat dikemukakan antara lain: 1. Pembelajaran MEAs memakan waktu yang lebih lama dari pembelajaran

konvensional. Jadi disarankan, pembelajaran MEAs diterapkan pada topik-topik fisika yang esensial, sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuan dan prosedur matematis yang telah mereka pelajari.

2. Self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs termasuk kategori rendah. Hal ini terjadi mungkin disebabkan perasaan shock karena tidak terbiasa dengan tugas pembelajaran MEAs yang lebih rumit dan lebih berat dari pembelajaran konvensional. Namun, setelah pembelajaran MEAs berikutnya kondisi self-efficacy siswa menjadi stabil dan naik. Berdasarkan uraian tersebut, untuk memunculkan self-efficacy dibutuhkan waktu penelitian yang lebih lama dari waktu penelitian ini.


(39)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang; UPT. Malang: Muhammadiyah.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Willis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Sudjana. (2005). Metoda Statistik (edisi ke-6). Bandung: Tarsito.

Bandura, A. (1989). Human Agency in Social Cognitive Theory. American Psychologist, 44. [Online]. Tersedia: http:// www. des. emory. edu/ mfp/ Bandura 1989. Pdf

Bandura, A. (1994). Self-efficacy. dalam V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4. New York: Academic Press.[Online]. www.des.emory.edu/mfb/BanEncy.html Bandura, A. (2006). Guide for Constructing Efficacy Scales.

Self-Efficacy Beliefs of Adolescents, PP. 307-337. [online]. Tersedia: http://www.des.emory.edu/mfp/014 BanduraGuide2006.pdf.

Biswas, N. (2010). Building Your Self-Esteem. [Online]. Tersedia:www.shrmindia.org/building-your-self-esteem.

Carlson, M., Larsen, S., Lesh, R. (2009). Integrating a Models and Modeling Perspective with Existing Research and Practice. [Online]. Tersedia:http:// math. la. Asu .edu/~carlson/chap25.pdf

Chamberlin, S. A., Moon, S. M. (2005). Model-Eliciting Activities as a Tool to Develop and Identify Creatively Gifted Mathematicians. Journal of Secondary Gifted Education, Vol. XVII, No. I (pp. 37-47). [Online]. Tersedia: http:// www. eric. ed. gov/

ERICWebPortal/ custom/ portlets/

recordDetails/detailmini.jsp?_nfpb=true&_&ERICExtSearch_Search Value_0=EJ746044&ERICExtSearch_SearchType_0=no&accno=EJ 746044.

Cynthia. A, Leavitt, D. (2007). Implementation strategies for Model Eliciting Activities: A Teachers Guide. [Online]. Tersedia: http:// site. educ. indiana. edu/ Portals/161/Public/Ahn%20&%20Leavitt.pdf

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.


(40)

87

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Self- Efficacy/Mathematics Performance Correspondence. Journal for Research in Mathematics Education, 20. [Online]. Tersedia: http:// www. eric.ed. gov/ ERICWebPortal/ custom/ portlets/ recordDetails/

detailmini.jsp?_nfpb=true&_&ERICExtSearch_SearchValue_0=EJ39 4221&ERICExtSea rch_SearchType_0=no&accno=EJ394221. Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online].

Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzingchange-Gain.pdf.

Hill, W.F. (2009). Theories of Learning: Konsepsi, Komparasi, dan Signifikansi. Bandung: Nusa Media.

Lane, J., & Lane, A. M. (2001). Self-Efficacy and Academic Performance. Social Behavior and Personality, 29, 687-694. [Online]. Tersedia: http://74.125.155.132/scholar?q=cache:16Ku-RsHZ4oJ: scholar. google. com/+Lane,+J.,+%26+Lane,+A.+M.+2001.+Self Efficacy+and+Academic

+Performance.+Social+Behavior+and+Personality,+29,+687694&hl= id&a s_sdt=2000

Lesh, R., Hoover, M., Hole, B., Kelly, A., & Post, T. (2000). Principles for Developing Thought-Revealing Activities for Students and Teachers. [Online]. Tersedia: http:// www. cehd. umn. edu/ rationalnumberproject/00_2.html.

Lie, A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Morton, J.P., Doran, D.A., MacLaren, D.P.M. (2008). “Common Student

Misconceptions in Exercise Physiology and Biochemistry”. Journal of Advance Physiology Education. 32, 142-146.

Nur, M,. dan Wikandari, P.R. (2004). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press.

Pajares, F. (2002). Overview of Social Cognitive Theory and of Self-Efficacy. [Online]. Tersedia:

http://www.emory.edu/education/mfp/eff.html

Pajares, F., dan Schunk, D. H. (2002). Self and Self-Belief in Psychology and Education: An Historical Perspective. In J. Aronson (Ed.), Improving Academic Achievement. New York: Academic Press. [Online].

Tersedia:http://www.google.co.id/#hl=id&q=self+and+self+belief+in +psychology+and+education&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp= 1913980769bcba3.


(41)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiadi, Riswanda. (2010). Self-Efficacy In Indonesian Literacy Context: A Theoritical and Empirical Perpective. Bandung: Rizqi Press

Sullivan, P. (1992). Open-Ended Questions, Mathematics Investigations and The Role of The Teacher. In M. Horne, dan M. Supple. (Eds.). Mathematics: Meeting the Challenge. Victoria: The Mathematics Association of Victoria Clivelen.

Usher, E. L., Pajares, F. (2008). Sources of Self-Efficacy in School: Critical Review of The Literature and Future Directions. Review of Educational Research December 2008, Vol. 78, No. 4, pp. 7 Widyastuti, (2010). Pengaruh pembelajaran Model Eliciting Activities

terhadap kemampuan representasi matematis dan Self Efficacy Siswa. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia


(1)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8. Hasil Ujicoba Tes Penguasaan Konsep Momentum dan Impuls

Ujicoba Soal Tes

Daya Pembeda

Tingkat

Kesukarann Validitas Reliabilitas Kategori Jumlah Kategori Jumlah Kategori Jumlah Nilai Kriteria

Penguasaan Konsep

Baik sekali

7 Sangat

Sukar

1 Tinggi 8 0,86 Sangat

Tinggi

Baik 9 Sukar 6 Cukup 11

Cukup 6 Sedang 12 Jelek 2

Soal dibuang

1 Mudah 5 Rendah 5

Uji coba tes penguasaan konsep momentum dan impuls terdiri dari 24 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 20 soal valid dan 4 soal yang tidak valid. Selanjutnya 4 soal yang tidak valid tidak dipakai karena memiliki nilai koefisien korelasi lebih kecil dari batas signifikansi koefisien korelasi (p = 0,05) yaitu 0,35. Jumlah soal tes penguasaan konsep yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 20 soal dan seluruh aspek ranah kognitif telah terwakili dalam soal-soal tersebut dengan rincian pengetahuan (C1) sebanyak 2 soal, pemahaman (C2) sebanyak 10 soal, dan penerapan (C3) sebanyak 8 soal serta seluruh label konsep momentum dan impuls juga terwakili dalam soal-soal tersebut.


(2)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran MEAs secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep momentum dan impuls dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, Hal ini ditunjukkan oleh nilai N-gain untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran MEAs yaitu sebesar 0,54 dan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran MEAs sebesar 0,34.

2. Tidak terdapat perbedaan secara signifikan peningkatan self efficacy antara siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs dan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh nilai N-gain untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran MEAs yaitu sebesar 0,05 dan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran MEAs sebesar 0,047.

3. Secara umum siswa memberikan tanggapan positif (setuju) terhadap model MEAs pada konsep momentum dan impuls. Model MEAs menarik bagi siswa, memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri dalam memperkuat penguasaan konsep, memfasilitasi pengembangan kemampuan pemecahan masalah, memotivasi siswa untuk berkomunikasi dan memberi gagasan, serta aktif dalam pembelajaran


(3)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran

Beberapa saran atau rekomendasi yang dapat dikemukakan antara lain: 1. Pembelajaran MEAs memakan waktu yang lebih lama dari pembelajaran

konvensional. Jadi disarankan, pembelajaran MEAs diterapkan pada topik-topik fisika yang esensial, sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuan dan prosedur matematis yang telah mereka pelajari.

2. Self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran MEAs termasuk kategori rendah. Hal ini terjadi mungkin disebabkan perasaan shock karena tidak terbiasa dengan tugas pembelajaran MEAs yang lebih rumit dan lebih berat dari pembelajaran konvensional. Namun, setelah pembelajaran MEAs berikutnya kondisi self-efficacy siswa menjadi stabil dan naik. Berdasarkan uraian tersebut, untuk memunculkan self-efficacy dibutuhkan waktu penelitian yang lebih lama dari waktu penelitian ini.


(4)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang; UPT. Malang: Muhammadiyah.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Willis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Sudjana. (2005). Metoda Statistik (edisi ke-6). Bandung: Tarsito.

Bandura, A. (1989). Human Agency in Social Cognitive Theory. American Psychologist, 44. [Online]. Tersedia: http:// www. des. emory. edu/ mfp/ Bandura 1989. Pdf

Bandura, A. (1994). Self-efficacy. dalam V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of Human Behavior, Vol. 4. New York: Academic Press.[Online]. www.des.emory.edu/mfb/BanEncy.html Bandura, A. (2006). Guide for Constructing Efficacy Scales.

Self-Efficacy Beliefs of Adolescents, PP. 307-337. [online]. Tersedia: http://www.des.emory.edu/mfp/014 BanduraGuide2006.pdf.

Biswas, N. (2010). Building Your Self-Esteem. [Online]. Tersedia:www.shrmindia.org/building-your-self-esteem.

Carlson, M., Larsen, S., Lesh, R. (2009). Integrating a Models and Modeling Perspective with Existing Research and Practice. [Online]. Tersedia:http:// math. la. Asu .edu/~carlson/chap25.pdf

Chamberlin, S. A., Moon, S. M. (2005). Model-Eliciting Activities as a Tool to Develop and Identify Creatively Gifted Mathematicians. Journal of Secondary Gifted Education, Vol. XVII, No. I (pp. 37-47). [Online]. Tersedia: http:// www. eric. ed. gov/

ERICWebPortal/ custom/ portlets/

recordDetails/detailmini.jsp?_nfpb=true&_&ERICExtSearch_Search Value_0=EJ746044&ERICExtSearch_SearchType_0=no&accno=EJ 746044.

Cynthia. A, Leavitt, D. (2007). Implementation strategies for Model Eliciting Activities: A Teachers Guide. [Online]. Tersedia: http:// site. educ. indiana. edu/ Portals/161/Public/Ahn%20&%20Leavitt.pdf

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Self- Efficacy/Mathematics Performance Correspondence. Journal for Research in Mathematics Education, 20. [Online]. Tersedia: http:// www. eric.ed. gov/ ERICWebPortal/ custom/ portlets/ recordDetails/

detailmini.jsp?_nfpb=true&_&ERICExtSearch_SearchValue_0=EJ39 4221&ERICExtSea rch_SearchType_0=no&accno=EJ394221. Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online].

Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzingchange-Gain.pdf.

Hill, W.F. (2009). Theories of Learning: Konsepsi, Komparasi, dan Signifikansi. Bandung: Nusa Media.

Lane, J., & Lane, A. M. (2001). Self-Efficacy and Academic Performance. Social Behavior and Personality, 29, 687-694. [Online]. Tersedia: http://74.125.155.132/scholar?q=cache:16Ku-RsHZ4oJ: scholar. google. com/+Lane,+J.,+%26+Lane,+A.+M.+2001.+Self Efficacy+and+Academic

+Performance.+Social+Behavior+and+Personality,+29,+687694&hl= id&a s_sdt=2000

Lesh, R., Hoover, M., Hole, B., Kelly, A., & Post, T. (2000). Principles for Developing Thought-Revealing Activities for Students and Teachers. [Online]. Tersedia: http:// www. cehd. umn. edu/ rationalnumberproject/00_2.html.

Lie, A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Morton, J.P., Doran, D.A., MacLaren, D.P.M. (2008). “Common Student

Misconceptions in Exercise Physiology and Biochemistry”. Journal of Advance Physiology Education. 32, 142-146.

Nur, M,. dan Wikandari, P.R. (2004). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press.

Pajares, F. (2002). Overview of Social Cognitive Theory and of Self-Efficacy. [Online]. Tersedia:

http://www.emory.edu/education/mfp/eff.html

Pajares, F., dan Schunk, D. H. (2002). Self and Self-Belief in Psychology and Education: An Historical Perspective. In J. Aronson (Ed.), Improving Academic Achievement. New York: Academic Press. [Online].

Tersedia:http://www.google.co.id/#hl=id&q=self+and+self+belief+in +psychology+and+education&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp= 1913980769bcba3.


(6)

Lestari Trianita Twelvhina Sihotang, 2012

Penerapan Pembelajaran Model Eliciting Activities (Meas) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Dan Self-Efficacy Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiadi, Riswanda. (2010). Self-Efficacy In Indonesian Literacy Context: A Theoritical and Empirical Perpective. Bandung: Rizqi Press

Sullivan, P. (1992). Open-Ended Questions, Mathematics Investigations and The Role of The Teacher. In M. Horne, dan M. Supple. (Eds.). Mathematics: Meeting the Challenge. Victoria: The Mathematics Association of Victoria Clivelen.

Usher, E. L., Pajares, F. (2008). Sources of Self-Efficacy in School: Critical Review of The Literature and Future Directions. Review of Educational Research December 2008, Vol. 78, No. 4, pp. 7 Widyastuti, (2010). Pengaruh pembelajaran Model Eliciting Activities

terhadap kemampuan representasi matematis dan Self Efficacy Siswa. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia