PENGARUH PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PEMBELAJARAN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI KABUPATEN LABUHANBATU.

(1)

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK

KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PEMBELAJARAN

DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

SMA NEGERI KABUPATEN LABUHANBATU

T E S I S

Disetujui Untuk Melakukan Ujian Mempertahankan Tesis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

DANIEL PAOLOROSI NIM. 8116132003

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRACT

DANIEL PAOLOROSI. NIM. 8116132003. The Influence Perceptions About Principal Academic Supervision, Learning Ability, and Work Motivation on Teacher’s Performance SMA Labuhanbatu District. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

This study aims to determine: (1) influence the perception of principal academic supervision on work motivation; (2) the influence of learning ability on work motivation; (3) influence perceptions about principal academic supervision on teacher performance; (4) the influence of learning ability on teacher performance; and (5) the effect of work motivation on teacher’s performance. The subjects were teachers in SMA Labuhanbatu District with a total sample of 142 people. Sampling was done by simple random sampling proportional. The research method is analytical path aimed to test the theory and obtain information about the study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a direct influence perceptions of academic supervision by school principals work motivation expressed by tcount ρ31 > ttable (2.158 > 1.645); (2) there is a direct influence of learning ability with work motivation expressed by tcount ρ32> ttable (2.237 > 1.645); (3) there is a direct influence perceptions of academic supervision by the school head teacher performance productive expressed by tcount ρ41> ttable (1.968 > 1.645); (4) there is a direct influence on the performance of teachers' learning abilities expressed by tcount ρ42 > ttable (2.821 > 1.645); and (5) there is a direct influence on the performance of teacher’s work motivation expressed by tcount ρ43> ttable (2.005 > 1.645). Results of the study provides an overview of perception of academic supervision principal, learning ability, and motivation affect the performance of teacher’s by 16.6% and the remainder other specified circumstances.


(6)

ABSTRAK

DANIEL PAOLOROSI. NIM. 8116132003. Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kemampuan Pembelajaran, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.Tesis.Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja; (2) pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap motivasi kerja; (3) pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru; (4) pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap kinerja guru; dan (5) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru. Subjek penelitian adalah guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu dengan jumlah sampel sebanyak 142 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate simple random sampling. Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh langsung persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan motivasi kerja dinyatakan dengan thitungρ31> ttabel(2,158 > 1,645); (2) terdapat pengaruh langsung kemampuan pembelajaran dengan motivasi kerja dinyatakan dengan thitungρ32> ttabel(2,237 > 1,645); (3) terdapat pengaruh langsung persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru produktif dinyatakan dengan thitungρ41> ttabel(1,968 > 1,645); (4) terdapat pengaruh langsung kemampuan pembelajaran dengan kinerja guru dinyatakan dengan thitungρ42> ttabel (2,821 > 1,645); dan (5) terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru dinyatakan dengan thitungρ43> ttabel(2,005 > 1,645). Hasil penelitian memberikan gambaran persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah, kemampuan pembelajaran, dan motivasi kerja mempengaruhi kinerja guru sebesar 16,6% dan sisanya ditentukan keadaan lain.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kemurahan dan karunia-Nya sehingga sehingga penulis dapat merampungkan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kemampuan Pembelajaran, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu”.

Tesis ini dilandasi dengan permasalahan yang ditemukan, yakni mengenai kemampuan pembelajaran yang dilaksanakan guru sehari-harinya di sekolah, pandangan guru terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku pimpinan di sekolahnya dan mengenai motivasi yang dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya di sekolah.

Penulis menyadari bahwa dalam peyelesaian tesis ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang dimiliki, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas andil dan bantuan berbagai pihak, terutama:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,

3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Dr. Irsan Rangkuti M.Pd, M,Si. sebagai Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, mengarahkan, memotivasi, menasehati dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.


(8)

5. Kepada Dr. Ir. Darwin, M.Pd., Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., dan Prof. Sahat Siagian, M.Pd., sebagai Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini.. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Kepada Pak Chan dan seluruh staf administrasi Pascasarjana Unimed yang telah memberikan bantuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

9. Kepada para kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Labuhanbatu beserta staf tata usaha yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam pengumpulan data penelitian.

10. Rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Angkatan XX terkhusus untuk Pak Tahan, Fauzi, Andri, Laing, Raden, Widya, Iskandar, dan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di kelas B yang telah memberi dukungan bagi penulis selama perkuliahan.

11. Teristimewa kepada Ayahanda Alm. TM Pasaribu dan Ibunda Linceria Manurung selaku orang tua yang selalu memberi teladan dan dukungan yang besar serta kepada seluruh keluarga yang memberi motivasi dan doa dalam menyelesaikan penelitian dan studi ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penulisan tesis ini, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sehingga pemahaman penulis semakin meningkat di karya-karya tulis berikutnya.

Medan, Agustus 2015 Penulis,


(9)

v

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRACT... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Teoretis... 11

1. Kinerja Guru... 12

2. Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 16

3. Kemampuan Pembelajaran... 33

4. Motivasi Kerja... 43

B. Penelitian yang Relevan ... 55

C. Kerangka Berpikir... 57

1. Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja... 57

2. Pengaruh Kemampuan Pembelajaran terhadap Motivasi Kerja... 59

3. Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru... 60

4. Pengaruh Kemampuan Pembelajaran terhadap Kinerja Guru ... 61

5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru... 62

D. Hipotesis Penelitian... 64

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 66

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 66

B. Metode Penelitian... 66

C. Populasi dan Sampel ... 67

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 69

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 71


(10)

G. Uji Persyaratan Analisis... 79

H. Hipotesis Statistik ... 83

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 84

A. Deskripsi Data Penelitian... 84

B. Uji Persyaratan Analisis... 92

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan... 103

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 109

E. Keterbatasan Penelitian... 142

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 119

A. Kesimpulan... 119

B. Implikasi... 120

C. Saran... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 132


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal.

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 67

3.2 Sampel Penelitian... 69

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 72

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pembelajaran ... 72

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja... 72

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru ... 73

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r11... 76

3.8 Penentuan Kecenderungan Data SetiapVariabel Penelitian ... 79

4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 84

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Variabel Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 85

4.3 Tingkat Kecenderungan Data Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 86

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Kemampuan Pembelajaran... 87

4.5 Tingkat Kecenderungan Data Kemampuan Pembelajaran ... 88

4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja... 88

4.7 Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ... 89

4.8 Distribusi FrekuensiSkor Data Kinerja guru... 90

4.9 Tingkat Kecenderungan Data Kinerja guru ... 91

4.10 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X1... 92

4.11 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X2... 94

4.12 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X1... 95

4.13 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X2... 97

4.14 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X3... 98

4.15 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian... 100

4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data... 102

4.17 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 103


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal.

2.1 Diagram Komitmen Menurut Teori Colquitt... 16

2.2 Teori Hirarki Maslow ... 50

2.3 Paradigma Teoretik Penelitian... 64

3.1 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian ... 68

4.1 Histogram Skor Variabel Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 86

4.2 Histogram Skor Variabel Kemampuan Pembelajaran ... 87

4.3 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 89

4.4 Histogram Skor Variabel Kinerja Guru ... 91

4.5 Grafik Linier Sederhana X3atas X1... 93

4.6 Grafik Linier Sederhana X3atas X2... 95

4.7 Grafik Linier Sederhana X4atas X1... 96

4.8 Grafik Linier Sederhana X4atas X2... 98

4.9 Grafik Linier Sederhana X4atas X3... 99


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Hal.

1. Instrumen Angket Penelitian... 135

2. Sebaran Data Uji Coba Penelitian... 143

3. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 147

4. Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 149

5. Perhitungan Validitas Angket Kemampuan Pembelajaran ... 152

6. Perhitungan Reliabilitas Angket Kemampuan Pembelajaran .... 154

7. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ... 157

8. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja ... 159

9. Perhitungan Validitas Angket Kinerja Guru ... 161

10. Perhitungan Reliabilitas Angket Kinerja Guru ... 163

11. Sebaran Data Penelitian ... 165

12. Data Pokok Penelitian ... 177

13. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian ... 181

14. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 189

15. UjiLinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana.... 192

16. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 221

17. Uji Homogenitas Variabel Penelitian... 237

18. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 254

19. Perhitungan Analisis Jalur... 260

20. Pengujian Model Jalur... 267


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UUSPN No. 20 Tahun 2003). Dengan tidak bermaksud mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen tenaga kependidikan atau guru merupakan salah satu faktor yang sangat esensi dalam menentukan kualitas siswanya.

Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya.

Dalam usaha untuk menciptakan guru yang profesional, pemerintah telah membuat aturan persyaratan untuk menjadi guru. Dalam pasal 8


(15)

Undang-2

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Namun dalam kenyataannya masih sedikit guru yang memenuhi syarat tersebut.

Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Usman, 2005:15). Sedangkan menurut Rice dan Bishoprick (dalam Bafadal, 2003:5), guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Seorang guru profesional harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu: kompetensi intelektul, kompetensi fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi spiritual (Tilaar, 2002:338).

Syaukani (2002:51) mengemukakan secara ideal guru yang diharapkan adalah guru yang memiliki keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja dalam melaksanakan fungsi dan perannya secara profesional. Perwujudan tersebut terutama tercermin melalui kinerjanya dalam mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan dengan sesama guru, hubungan dengan pihak lain, sikap dan keterampilan profesionalnya. Hikman (dalam Husaini, 2009:487) menyatakan kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bila yang dimaksud adalah kinerja guru dalam mengajar, maka kinerja itu tampak pada hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses


(16)

3

belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi etos kerja, serta disiplin professional guru dalam proses pembelajaran (Whitmore dalam Uno, 2009:86). Berdasarkan data hasil uji kompetensi guru yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 16 Maret 2012, dinyatakan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh guru dalam skala nasional adalah 42,25, dengan nilai terendah 1,0. Lebih mendetail lagi, hasil uji kompetensi guru untuk tiap tingkatan adalah sebagai berikut; Rata-rata nilai guru SD adalah 36,86, guru SMP adalah 46,15, guru SMA adalah 51,35, guru SMK adalah 50,02. Dari data tersebut menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi para guru di Indonesia presentasenya masih sangat rendah.

Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/ pembelajaran di sekolah. Untuk memahami apa dan bagaimana kinerja guru itu, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang makna kinerja serta bagaimana mengelola kinerja dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Penulis mendapatkan kenyataan di lapangan pada bulan Maret 2013 saat berkunjung ke SMA Negeri 3 Rantau Utara dan bertemu dengan Kepala Sekolah Bapak Maramuda Tambunan, S.Pd., M.Pd. Dari beliau, penulis mendapatkan informasi bahwa permasalahan yang ada di sekolah ini salah


(17)

4

teraplikasikannya rencana pembelajaran yang telah dibuat melalui RPP terhadap kegiatan pembelajaran di kelas; (2) Sarana pembelajaran yang masih kurang lengkap terkadang membuat guru tidak termotivasi untuk melakukan tugasnya; dan (3) Penguasaan beberapa guru yang lemah terhadap metode-metode pembelajaran, sering membuat keadaan kelas cenderung monoton dengan hanya diisi dengan ceramah saja. Permasalahan yang hampir sama juga penulis dapatkan saat berhasil menemui Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SMA Negeri 1 Rantau selatan, Ibu Erna Simangunsong, S.Pd. Beliau menyatakan bahwa perbaikan kinerja guru tetap menjadi prioritas di sekolah ini agar dihasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas. Kemampuan guru untuk memicu keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses belajar di kelas harus terus ditingkatkan. Media pembelajaran yang masih minim juga berdampak terhadap motivasi guru untuk memulai pengajarannya. Poin penting lainnya adalah meski persentase kehadiran guru di sekolah ini di atas 90%, namun tetap menjadi catatan bahwa ketidakhadiran guru terlalu sering disebabkan karena urusan keluarga.

Kinerja guru merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh seorang guru. Kinerja guru yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dewasa ini, kinerja guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai terutama dalam bidang keilmuan. Misalnya, guru Biologi mengajar Kimia atau Fisika. Ataupun guru IPS mengajar Bahasa Indonesia. Dalam suatu kesempatan, Danim (2002:57)


(18)

5

mengungkapkan bahwa salah satu penyebab krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja yang baik.

Kinerja atauperformanceadalah hasil atau keluaran dari suatu proses. Pernyataan tersebut diberikan oleh Smith (dalam Prasetyorini, 2008:6) sebagai berikut: “….output drive from pricesses, human or otherwise”. Pengertian lain menyatakan bahwaperformanceadalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Pengertian tersebut diungkapkan oleh Bernardin dan Rusel (dalam Prasetyorini, 2008:6) sebagai berikut: “Performance is defined as the record of autcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period“.

Kinerja menunjukan suatu penampilan kerja seseorang dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk dalam organisasi. Dalam kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga bila diterapkan pada pekerja tentang bagaimana dia bekerja dapat menjadi dasar untuk menganalisis latar belakang yang mempengaruhinya.

Gibson (2006:57) mengatakan kinerja adalah tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal yang sama dinyatakan Rivai dan Basri (2005:14) bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai


(19)

6

telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja merupakan alat ukur manajemen yang digunakan untuk menilai tingkat pertanggungjawaban seseorang dalam melakukan tugasnya.

Dalam kajian teori Robbins dikutip Rivai dan Basri, (2005) mengemukakan dimensi kinerja sebagai fungsi interaksi kemampuan (A), motivasi (M) dan kesempatan (O), dan secara matematis dinyatakan kinerja = f (A x M x O), yang artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan.

Sementara Mathis dan Jackson (2001) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi bagaimana individu bekerja, yaitu disebut dengan kinerja individual, yaitu: kinerja, kemampuan dan dukungan.

Maka dengan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja sangat hubungannya dengan perilaku individu. Dengan demikian, agar diperoleh kinerja yang baik, maka seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya.

Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tersebut. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (Ability) dan faktor motivasi (Motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Davis (dalam Mangkunegara, 2005:67) yang mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: (1)


(20)

7

Faktor motivasi, terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja; (2) Faktor kemampuan,yang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill).

Studi pendahuluan telah dilakukan pada beberapa SMA Negeri di Kabupaten Labuhanbatu pada bulan Maret 2013, melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, bahwa sekolah-sekolah mengalami masalah dalam peningkatan kinerja guru. Berdasarkan hasil supervisi akademik kepala sekolah menunjukkan antara lain: (1) masih ada 25% guru yang masuk kelas tidak membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (2) masih ada 40% guru mengajar tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusunnya; (3) terlambat menyerahkan laporan nilai yang menjadi tanggung jawabnya dari batas waktu yang telah ditentukan; (4) melakukan remedi tanpa melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa; dan (5) guru kurang berupaya melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi diri dan seiring dengan perkembangan pendidikan.

Kondisi di atas juga dibenarkan oleh koordinator pengawas SMA Kabupaten Labuhanbatu, bahwa berdasarkan pengamatan selama bulan Maret – Mei 2015 menunjukkan kinerja guru belum baik. Dari 5 SMA Negeri yang diamati dengan jumlah 242 guru berbagai bidang studi diperoleh: (1) sebanyak 60% guru belum membuat sendiri RPP nya. RPP yang ditunjukkan kepada pengawas sekolah merupakan hasil copy paste dari internet atau guru sekolah


(21)

8

kepada siswa. Dengan demikian siswa belajar sendiri dan berdiskusi d kelas tanpa bantuan guru; (3) sebanyak 70% guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang mengharuskan guru menjadi satu-satunya pusat informasi di kelas. Hanya sedikit sekali guru yang menggunakan pembelajaran kontekstual. Kondisi ini mengindikasikan guru tidak bekerja dengan baik dalam pembelajaran di kelas.

Sehubungan dengan hal di atas, perlu dilakukan perbaikan dalam upaya meningkatkan kinerja guru di sekolah. Salah satunya dengan mengkaji berbagai faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja guru di sekolah. Banyak teori yang mengkaji kinerja seseorang, salah satunya teori yang dikemukakan Colquitt, dkk (2009:8) yakni sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja adalah mekanisme individual (motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan perilaku); dan mekanisme organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Didasarkan pada teori ini, kinerja (job performance) dapat ditentukan faktor motivasi (motivation). Robbins (2003:27) mengemukakan istilah kinerja juga dikenal sebagai human output yang bisa diukur melalui: productivity, absence, turnover, citizhenship, dan satisfaction. Berarti apabila tingkat produksi, tingkat absensi, tingkat loyalitas, dan tingkat kepuasan tinggi maka dapat dijadikan penilaian bahwa kinerja seorang guru bisa baik atau bahkan sebaliknya.


(22)

9

Peningkatan kinerja guru juga dipengaruhi oleh motivasi kerja yang ada pada guru tersebut. Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri guru untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin sehingga tujuan akan tercapai. Motivasi kerja bisa terjadi jika guru mempunyai kebanggaan akan keberhasilan. Padahal tugas mengajar adalah tugas yang membanggakan dan penuh tantangan, sehingga guru-guru seharusnya mempunyai motivasi kerja yang tinggi.

Menurut Hasibuan (dalam Wahyudi, 2012:100) pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencari kepuasan. Hasil penelitian Samson (2006:213) dan Siwantara (2009:238) menyatakan bahwa motivasi kerja mempengaruhi kinerja seseorang. Winardi (2002:6) mengemukakan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Dengan demikian motivasi kerja dapat mempengaruhi peningkatkan kinerja guru.

Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan meghasilkan kinerja yang tinggi, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru


(23)

10

memperoleh promosi jabatan, mendapat tunjangan, namun ada pula guru yang motivasinya rendah karena dia tidak mendapat promosi jabatan. Motivasi kerja berkaitan dengan kesejahteraan, lingkungan kerja, kesempatan pengembangan karir, dan pelayanan tambahan terhadap guru.

Dalam lingkungan sekolah, pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas dari peran serta kepala sekolah sebagai pimpinan. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan alasan ke Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan/ workshop, dan sebagainya dapat memberikan hasil negatif bagi kinerja guru-gurunya di sekolah. Selain itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah terlihat angkuh dalam memberikan tugas kepada guru tanpa melihat guru tersebut senang atau tidak. Padahal sudah merupakan tugas pokok seorang kepala sekolah mengawasi dan membimbing guru ke arah yang lebih baik. Hasil penelitian Carudin (2011), Irawati dan Bambang (2010) memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja guru. Selain itu hasil penelitian Yogaswara (2010) menyimpulkan bahwa aplikasi kepemimpinan perlu penyesuaian dengan kondisi kemampuan dan kemauan bawahan. Artinya, apabila guru telah mampu dan mau bekerja dalam penyelesaian tugas secara efektif maka disarankan kepemimpinan yang diperlukan adalah mempertahankan orientasi tugas dan memperbesar orientasi hubungan. Boardman (dalam Shulhan, 2004:74) mengemukakan supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara


(24)

11

kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi bimbingan, bantuan dan pengawasan serta penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggara dan pengembangan pendidikan, perbaikan program pengajaran, dan kegiatan-kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Sukirman 1999:45). Dengan adanya supervisi akademik kepala sekolah, guru akan merasa setiap tugasnya menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja guru erat sekali kaitannya dengan kemampuan mengawasi dan membimbing dari kepala sekolah.

Selain faktor supervisi akademik kepala sekolah, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru adalah kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran di kelas. Kreitner dan Kinicki (2003:185) mengemukakan kemampuan diartikan sebagai ciri luas dan karakteristik tanggung jawab yang stabil pada tingkat prestasi yang maksimal berlawanan dengan kemampuan kerja mental maupun fisik. Guru yang memiliki kemampuan memadai akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan waktu atau target yang telah ditetapkan dalam program kerja. Hal ini terjadi karena guru dapat mencurahkan seluruh kemampuannya dalam melaksanakan tugas yang


(25)

12

guru dapat mengelola kelas dan lingkungan sekolah untuk membentuk kondisi pembelajaran yang diharapkannya.

Miarso (2004:528) menyatakan pembelajaran atau kegiatan instruksional adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Ini berarti pembelajaran sebenarnya lebih banyak terkait dengan pendayagunaan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat membuat siswa bisa belajar. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang lebih bersifat motivasional terhadap individu-individu pebelajar.

Dari uraian di atas dapat dipahami banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru untuk dapat bekerja sesuai tuntutan tugasnya di sekolah. Dalam kesempatan ini, peneliti merasa penting untuk mengkaji kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Labuhanbatu dengan judul: Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi akademik kepala Sekolah, Kemampuan Pembelajaran, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti yaitu:

(1) Apakah ada pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja? (2) Apakah ada pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap motivasi kerja? (3) Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap motivasi kerja? (4) Apakah ada pengaruh persepsi tentang supervisi


(26)

13

akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru? (5) Apakah ada pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap kinerja guru? (6) Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru? (7) Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru? (8) Apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru? (9) Apakah ada pengaruh kemampuan profesional guru terhadap kinerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Dalam lingkup penelitian ini, hal yang diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berpengaruh terhadap kinerja kerja guru yakni: persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah, kemampuan pembelajaran, dan motivasi kerja. Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu?


(27)

14

3. Apakah persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu?

4. Apakah kemampuan pembelajaran berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu?

5. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu. 2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap motivasi

kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

4. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis.


(28)

15

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen pendidikan yang berhubungan dengan manajemen pendidikan dan sumber daya manusia (SDM).

b. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kinerja guru dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran sekolah, motivasi kerja dan kemampuan pembelajaran.

c. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan kinerja guru. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.

b. Bagi guru bermanfaat untuk mengembangkan disiplin kerja dan inovasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

c. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.

d. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan hal-hal yang menyangkut kinerja guru.


(29)

115 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

2. Kemampuan pembelajaran berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

3. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

4. Kemampuan pembelajaran berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan dapat diberikan implikasi sebagai berikut:


(30)

116

1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh langsung antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah untuk mengoptimalkan motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah adalah tanggapan guru terhadap tindakan pengawasan/ pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terkait kinerjanya di sekolah, melalui komponen: (a) perencanaan supervisi, (b) pelaksanaan supervisi, dan (c) tindak lanjut supervisi. Salah satu dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan kepala sekolah adalah pelaksanaan supervisi. Hal ini dikarenakan tanpa pelaksanaan supervisi yang benar dan tepat sasaran, tidak akan didapatkan manfaat supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Kepala Sekolah di antaranya dengan mengatur waktu setiap guru untuk dilakukan supervisi, membantu guru mengatasi kesulitan dalam pembelajaran di kelas, dan sebagainya.

2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh langsung antara kemampuan pembelajaran terhadap motivasi kerja guru di SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan kemampuan pembelajaran untuk mengoptimalkan motivasi kerjaguru di SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu. Kemampuan pembelajaran adalah kemampuan guru untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan


(31)

117

efesien, melalui komponen: (a) merencanakan pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, dan (c) evaluasi hasil belajar. Salah satu dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan guru adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan tanpa kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan baik, tidak ada guna perencanaan matang yang telah disiapkan guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya pemberian pelatihan peningkatan keterampilan mengajar, workshop pelatihan pembelajaran inovatif dan kreatif untuk menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan, dan sebagainya.

3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh langsung antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja gurudi SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah maka semakin baik juga kinerja gurudi SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah adalah tanggapan guru terhadap tindakan pengawasan/ pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terkait kinerjanya di sekolah, melalui komponen: (a) perencanaan supervisi, (b) pelaksanaan supervisi, dan (c) tindak lanjut supervisi. Salah satu dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan kepala sekolah adalah pelaksanaan supervisi. Hal ini dikarenakan tanpa pelaksanaan supervisi yang benar dan tepat sasaran, tidak akan didapatkan manfaat supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Kepala Sekolah di antaranya dengan meningkatkan kemampuannya melakukan


(32)

118

supervisi pengajaran terhadap guru. Keterampilan kepala sekolah mensupervisi tindakan pengajaran yang dilakukan guru akan sangat membantu guru dalam melakukan pekerjaannya di sekolah.

4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh langsung antara kemampuan pembelajaran terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan kemampuan pembelajaran untuk mengoptimalkan kinerja gurudi SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu. Kemampuan pembelajaran adalah kemampuan guru untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran di kelas untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efesien, melalui komponen: (a) merencanakan pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, dan (c) evaluasi hasil belajar. Salah satu dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan guru adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan tanpa kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan baik, tidak ada guna perencanaan matang yang telah disiapkan guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya dengan meningkatkan pengetahuan guru terkait keterampilan-keterampilan dasar mengajar, kemampuan membuat bahan ajar, pembuatan RPP, dan sebagainya.

5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja gurudi SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan motivasi kerja untuk


(33)

119

Motivasi kerja adalah merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seorang guru untuk secara sadar untuk melakukan pekerjaannya di sekolah sesuai ketentuan yang berlaku, melalui komponen: (a) kebutuhan fisiologis, (b) kebutuhan keamanan, (c) kebutuhan sosial, (d) kebutuhan penghargaan, dan (e) kebutuhan aktualisasi diri. Salah satu dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan guru adalah kebutuhan penghargaan. Hal ini dikarenakan guru yang telah bekerja dengan baik pasti mengharapkan imbalan, baik itu berupa pengakuan, pujian, bonus kerja, penghargaan, dan sebagainya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya dengan pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dari sekolah. Selain itu, dorongan kepada guru dapat juga diberikan melalui kesempatan melanjutkan pendidikan, dan sebagainya.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi disarankan kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagi guru disarankan untuk membangun persepsi yang baik terkait tindakan supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Dalam hal ini guru dapat mengikuti aturan sekolah bahwa kepala sekolah harus melakukan tindakan supervisi kepada dirinya untuk peningkatan kinerja dan mutu pembelajaran di sekolah.


(34)

120

Kepada guru juga disarankan untuk terus berkeinginan meningkatkan kemampuan pembelajaran di kelas, mengingat kemampuan ini memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Kepada guru juga disamrankan untuk meningkatkan motivasi kerja yang ada pada dirinya. Motivasi guru untuk terus berbaik yang terbaik di sekolah mengharuskan guru memperbaiki kinerjanya ke arah yang lebih baik lagi. 2. Bagi kepala sekolah diharapkan hasil penelitian dapat menjadi informasi

untuk pembinaan dan pengembangan kemampuan guru di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus memahami secara benar fungsi dan peranan tindakan supervisi yang dilakukannya kepada guru di sekolah.

Kepada kepala sekolah juga disarankan untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan kemampuan mengajar guru di kelas, dengan memberikan penjelasan terkait hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk kelancaran pembelajaran di kelas. Kepala sekolah juga dapat menyarankan guru untuk menggunakan perangkat pembelajaran untuk mutu pembelajaran yang lebih baik.

Kepada kepala sekolah disarankan untuk berperan aktif dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat memberikan penghargaan (reward) kepada guru-guru yang berprestasi di sekolah. Dengan adanya hal ini para guru akan berusaha keras untuk menunjukkan kinerja yang baik di sekolah.


(35)

121

hal ini Kepala Dinas Pendidikan harus membentuk tim yang bertugas mengevaluasi kemampuan setiap kepala sekolah di sekolah-sekolah negeri dengan harapan kemampuan kepala sekolah yang telah ditunjuk sesuai dan sejalan dengan tuntutan pendidikan di daerah.

Kepada Kepala Dinas Pendidikan juga disarankan untuk memperhatikan pengembangan kemampuan pembelajaran guru. Untuk itu Kepala Dinas Pendidikan harus berperan aktif menugaskan dan mengawasi kinerja pengawas sekolah dalam mengevaluasi kinerja guru-guru binaannya. Dengan baiknya kinerja pengawas sekolah, maka kemampuan pembelajaran guru menjadi semakin baik.

Kepada Kepala Dinas Pendidikan juga disarankan untuk berperan aktif meningkatkan motivasi kerja guru. Untuk itu Kepala Dinas Pendidikan dapat membuat kebijakan dalam pemberian penghargaan kepada guru-guru terbaik di setiap sekolah. Dengan upaya ini, keinginan guru untuk menunjukkan kinerja baik akan terus bertambah.

4. Bagi peneliti lain hasil penelitian hendaknya dapat menjadi informasi dan masukan pembanding dalam penelitian-penelitian yang mengkaji kinerja guru. Kepada peneliti lain disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah, kemampuan pembelajaran, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, dengan melibatkan sampel dan daerah penelitian yang lebih luas lagi. Selain itu perlu dikembangkan hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja guru di luar dari variabel yang telah dikaji dalam penelitian ini.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafaruddin. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif.Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Arikunto, Suharsimi. 1993.Manajemen Pengajaran Secara Manusia.Jakarta:

Rineka Cipta

_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Ashari, Ahmad. 2004.Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Asnawir dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers

Bafadal, Ibrahim. 2008. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru.Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin. 1983.Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya

Baktipia, Nyi. R. Tedja Gurat. 2012.Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan Hasil Belajar Siswa: Studi Tentang Pengaruh Supervisi Kepala sekolah SMP Terhadap Kinerja Guru dan Hasil Belajar Siswa pada SMPN di Lingkungan Didas Pendidikan Kota Bandung.Bandung Barnett, M. 2006.Using a web-based professional development system to support

pre-service teachers in examining authentic classroom practice. Journal of Technology and Teacher Education, 14(4), 701-729. Diunduh dari http://infotrac.galegroup.com/web. Pada 15 Juni 2013.

Bateman dkk. 1992. Productivity in Public and Nonprofit Organizations: Strategiesand Techniques. California, USA: SAGE Publications

Berle, David. 2006. “Incremental Integration: A Successful Service-Learning Strategy”.International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2006, Volume 18, Number 1, 43-48 .Diunduh darihttp://www. isetl.org/ijtlhe/. pada tanggal 18 Juni 2013.

Burhanuddin, Y. 2005.Supervisi Pendidikan. Jakarta: Ciawi Jaya


(37)

123

Campbell, John P. 2002. “Modeling The Performance Prediction Problem in Industrial and Organizational Psychologi, Handbook of Industrial and Organizational Psychology”. Volume 1, ed, Marvin D. Dunnette and Leatte M. Hough. Mumbai: Jaico Publishing House.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan.Bandung: Pustaka Setia

Djajadisastra, J. 1976,pengantar Administrasi Pendidikan.Jakarta: Depdikbud Djamarah, Syaiful Bahri, 1994,Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional

Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama

Gagne, Robert M. dan Marcy P. Driscoll, 1988. Essentials of Learning for Instruction. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Gibson, James L, Jhon M. Ivancerich and James H. Donelly. 2006. Organisation,

(Djarkasih, Terjemahan) Jakarta: Erlangga

Gomes, Faustino Cardoso. 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset

Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: Rineka Cipta

Imron, Ali. 1995.Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya

Iskandar, Sofyan. 2008. Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru. Jurnal Pendidikan Dasar

Kamars, H.M. Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Ke-2, Padang: Universitas Putra Indonesia Pers

Kreitner, R. dan Angelo Kinicki. 2003. Organizational Behavior. New York: McGrow-Hill Companies, Inc.

Kunandar. 2007.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel.Bandung: Alfabeta

Mangkunegaraan, Prabu, A.A. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya


(38)

124

_________________________. 2005. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rodaskarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah RI No 20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pidarta, Made. 2009. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Quible, Zane K. 2005. Administrative Office Management: an introduction. Eighth Edition. New Jersey: Pearson Education

Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. New Jersey: Hilsdale

Richey, Rita. 1986. The Theoretica and Conceptual Bases of Instructional Design. New York: London/Nichols Pubishing

Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008.Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis Jalur.

Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi (edisi 12). Jakarta: Salemba Empat

Roestiyah, NK. 1986.Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara Romiszowski, A. J. 1990.Designing Instructional Systems,London: Kogan Page Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta

____________. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian Piet. A dan Ida Aleida Sahertian. 2008. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta


(39)

125

Samana, A. 1994.Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius Shulhan, Muwahid. 2004.Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu

Snelbecker, Glen. E. 1976. Learning Theory and Instructional, Theory and Psychoeducational Desing,New York: Mc Graw Hill Inc Company

Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto. 1998. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional

Spencer, Lyle M. And Signe M. Spencer. 1993. Competence Work: Model for Superior Performance.John Wiley and Sons, Inc.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sudjana, Nana. 1989.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana. 2005.Metode Penelitian Statistik. Edisi Ke-6 Bandung: Tarsito Sugiyono. 2005.Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manajer (Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi) Jakrata: Rajawali

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu Suparlan. 2005.Menjadi Guru Efektif. Jogjakarta: Hikayat

Sutermeister, A. Robert. 1976.People abd Productivity.New York: McGraw Hill Inc.

Thomas, Adi Wahyudi Partono dan Rediana Setiyani. 2012. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Univesitas Negeri Semarang

Tilaar.H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Ed ke-4. Jakarta: Kencana

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya


(40)

126

Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Westra, Pariata., dkk. 1981.Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: Gunung Agung Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta:

Grafindo Persada

Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Zuraidah. 2011. Hubungan Kemampuan Manajerial dan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMP Negeri 14 Medan. Medan: Unimed


(1)

121

hal ini Kepala Dinas Pendidikan harus membentuk tim yang bertugas mengevaluasi kemampuan setiap kepala sekolah di sekolah-sekolah negeri dengan harapan kemampuan kepala sekolah yang telah ditunjuk sesuai dan sejalan dengan tuntutan pendidikan di daerah.

Kepada Kepala Dinas Pendidikan juga disarankan untuk memperhatikan pengembangan kemampuan pembelajaran guru. Untuk itu Kepala Dinas Pendidikan harus berperan aktif menugaskan dan mengawasi kinerja pengawas sekolah dalam mengevaluasi kinerja guru-guru binaannya. Dengan baiknya kinerja pengawas sekolah, maka kemampuan pembelajaran guru menjadi semakin baik.

Kepada Kepala Dinas Pendidikan juga disarankan untuk berperan aktif meningkatkan motivasi kerja guru. Untuk itu Kepala Dinas Pendidikan dapat membuat kebijakan dalam pemberian penghargaan kepada guru-guru terbaik di setiap sekolah. Dengan upaya ini, keinginan guru untuk menunjukkan kinerja baik akan terus bertambah.

4. Bagi peneliti lain hasil penelitian hendaknya dapat menjadi informasi dan masukan pembanding dalam penelitian-penelitian yang mengkaji kinerja guru. Kepada peneliti lain disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah, kemampuan pembelajaran, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, dengan melibatkan sampel dan daerah penelitian yang lebih luas lagi. Selain itu perlu dikembangkan hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja guru di luar dari variabel yang telah dikaji dalam penelitian ini.


(2)

122

Keunggulan Kompetitif.Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Arikunto, Suharsimi. 1993.Manajemen Pengajaran Secara Manusia.Jakarta:

Rineka Cipta

_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Ashari, Ahmad. 2004.Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Asnawir dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers

Bafadal, Ibrahim. 2008. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru.Jakarta: Rineka Cipta

Baharuddin. 1983.Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya

Baktipia, Nyi. R. Tedja Gurat. 2012.Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan Hasil Belajar Siswa: Studi Tentang Pengaruh Supervisi Kepala sekolah SMP Terhadap Kinerja Guru dan Hasil Belajar Siswa pada SMPN di Lingkungan Didas Pendidikan Kota Bandung.Bandung Barnett, M. 2006.Using a web-based professional development system to support

pre-service teachers in examining authentic classroom practice. Journal of Technology and Teacher Education, 14(4), 701-729. Diunduh dari http://infotrac.galegroup.com/web. Pada 15 Juni 2013.

Bateman dkk. 1992. Productivity in Public and Nonprofit Organizations: Strategiesand Techniques. California, USA: SAGE Publications

Berle, David. 2006. “Incremental Integration: A Successful Service-Learning Strategy”.International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2006, Volume 18, Number 1, 43-48 .Diunduh darihttp://www. isetl.org/ijtlhe/. pada tanggal 18 Juni 2013.

Burhanuddin, Y. 2005.Supervisi Pendidikan. Jakarta: Ciawi Jaya

Butin, W. 2006. “Introduction Future Directions for Service Learning in Higher Education”. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education Volume 18, Number 1, 1-4 . Diunduh darihttp://www.isetl.org/ ijtlhe/. pada tanggal 18 Juni 2013.


(3)

123

Campbell, John P. 2002. “Modeling The Performance Prediction Problem in Industrial and Organizational Psychologi, Handbook of Industrial and Organizational Psychology”. Volume 1, ed, Marvin D. Dunnette and Leatte M. Hough. Mumbai: Jaico Publishing House.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan.Bandung: Pustaka Setia

Djajadisastra, J. 1976,pengantar Administrasi Pendidikan.Jakarta: Depdikbud Djamarah, Syaiful Bahri, 1994,Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional

Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama

Gagne, Robert M. dan Marcy P. Driscoll, 1988. Essentials of Learning for Instruction. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Gibson, James L, Jhon M. Ivancerich and James H. Donelly. 2006. Organisation, (Djarkasih, Terjemahan) Jakarta: Erlangga

Gomes, Faustino Cardoso. 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset

Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: Rineka Cipta

Imron, Ali. 1995.Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya

Iskandar, Sofyan. 2008. Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru. Jurnal Pendidikan Dasar

Kamars, H.M. Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Ke-2, Padang: Universitas Putra Indonesia Pers

Kreitner, R. dan Angelo Kinicki. 2003. Organizational Behavior. New York: McGrow-Hill Companies, Inc.

Kunandar. 2007.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel.Bandung: Alfabeta

Mangkunegaraan, Prabu, A.A. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya


(4)

_________________________. 2005. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rodaskarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah RI No 20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pidarta, Made. 2009. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Purwanto, Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Quible, Zane K. 2005. Administrative Office Management: an introduction. Eighth Edition. New Jersey: Pearson Education

Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. New Jersey: Hilsdale

Richey, Rita. 1986. The Theoretica and Conceptual Bases of Instructional Design. New York: London/Nichols Pubishing

Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008.Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi (edisi 12). Jakarta: Salemba Empat

Roestiyah, NK. 1986.Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara Romiszowski, A. J. 1990.Designing Instructional Systems,London: Kogan Page Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta

____________. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian Piet. A dan Ida Aleida Sahertian. 2008. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta

Sahertian, Piet. A dan Frans Mataheru. 1982. Prinsip Dasra dan Teknik Supervisi Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional


(5)

125

Samana, A. 1994.Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius Shulhan, Muwahid. 2004.Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu

Snelbecker, Glen. E. 1976. Learning Theory and Instructional, Theory and Psychoeducational Desing,New York: Mc Graw Hill Inc Company

Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto. 1998. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional

Spencer, Lyle M. And Signe M. Spencer. 1993. Competence Work: Model for Superior Performance.John Wiley and Sons, Inc.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sudjana, Nana. 1989.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana. 2005.Metode Penelitian Statistik. Edisi Ke-6 Bandung: Tarsito Sugiyono. 2005.Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manajer (Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi) Jakrata: Rajawali

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu Suparlan. 2005.Menjadi Guru Efektif. Jogjakarta: Hikayat

Sutermeister, A. Robert. 1976.People abd Productivity.New York: McGraw Hill Inc.

Thomas, Adi Wahyudi Partono dan Rediana Setiyani. 2012. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Univesitas Negeri Semarang

Tilaar.H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Ed ke-4. Jakarta: Kencana

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Westra, Pariata., dkk. 1981.Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: Gunung Agung Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta:

Grafindo Persada

Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Zuraidah. 2011. Hubungan Kemampuan Manajerial dan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMP Negeri 14 Medan. Medan: Unimed


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENGEMBANGAN KARIR, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

0 4 37

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Persepsi Guru Tentang Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru.

0 1 14

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Persepsi Guru Tentang Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru.

0 1 13

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI SUB RAYON 02 MUNTILA

0 0 14

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

1 8 54

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN KARAWANG.

0 0 50

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN:Studi tentang Persepsi Guru atas Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

7 30 69

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 102

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

0 0 14

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SDN

0 2 10