ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN WISATA ARUNG JERAM DI SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG.

(1)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

No. Daftar FPIPS : 1383/UN.40.2.5.1/PL/2012 ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN WISATA ARUNG JERAM DI SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh :

Mochamad Fajar Sidik 0807175

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

ANALISIS PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DALAM KEGIATAN

WISATA ARUNG JERAM

DI SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA

BANDUNG

Oleh

Mochamad Fajar Sidik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Mochamad Fajar Sidik 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

LEMBAR PENGESAHAN Mochamad Fajar Sidik

0807175

ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN WISATA ARUNG JERAM

DI SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. NIP. 19620512.198703.1.002

Pembimbing II

Drs. H. Gumelar Sastrayuda, CTM.

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, Sp., M.Si. NIP. 19741018.200812.2.001


(4)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :

Hari, Tanggal : Senin, 17 Desember 2012 Waktu : Jam 08.00 sd. selesai

Tempat : Gedung FPIPS, Lantai III, Ruang Sidang Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814.199402.1.001 Sekertaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.

NIP. 19741018.200812.2.001 Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.

NIP. 19660425.199203.2.002

Penguji : 1. Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S. NIP 19620921.198603.1.005

2. Ahmad H. Galihkusumah, S.ST., MM. NIP 19810522.201012.1.006


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN WISATA ARUNG JERAM

DI SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG

Oleh :

Mochamad Fajar Sidik 0807175

Dibimbing Oleh :

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd Drs. H. Gumelar Sastrayuda, CTM

Alam merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan. Peradaban suatu bangsa sangat bergantung pada kemampuan mereka dalam menjaga stabilitas ekosistem. Berdasarkan alasan itu, sebuah komunitas pegiat lingkungan, Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP), lahir di kawasan Dago. Bermodal swadaya, mereka mengajak masyarakat sekitar untuk berdaya secara bersama-sama. Penelitian ini betujuan untuk mengidentifikasi bagaimana teknik pemberdayaan yang sudah dilakukan terkait dampaknya bagi masyarakat sekitar, serta mengkaji bagaimana keberlangsungan dari salah satu inovasi yang telah dijalankan yaitu, Arung Jeram.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu menggambarkan suatu gejala sosial secara faktual dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, melalui pendekatan kualitatif. Wawancara dengan ketua komunitas dan beberapa anggota yang mempunyai kredibilitas juga dilakukan supaya mendapatkan hasil yang akurat serta didukung dengan observasi lapangan yang dilakukan untuk melihat kondisi faktual di bantaran sungai.

Berdasarkan hasil penelitian, tercipta dampak sosial yang siginifikan dari adanya pemberdayaan masyarakat yang diusung oleh CRP. Sedangkan dari sisi ekonomi bagi sebagian pihak belum memperlihatkan dampak yang berkesinambungan. Adapun terkait Wisata Arung Jeram, kondisi di lapangan menunjukkan ketidakstabilan mengingat sulit diprediksinya debit air seiring dengan perubahan cuaca serta pemanfaatan mata air oleh beberapa instansi dan perumahan.


(6)

ABSTRACT

COMMUNITY EMPOWERMENT ANALYSIS OF RAFTING ACTIVITY IN CIKAPUNDUNG RIVER AT BANDUNG CITY

By :

Mochamad Fajar Sidik 0807175

Guided By :

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd Drs. H. Gumelar Sastrayuda, CTM

Nature is one of the important elements in life.The civilization of a nation depends on their ability to maintain ecosystem stability. For this reason, an environmental activist community, Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP) was established in the Dago. Capitalized organizations, they invite people around to power together. This study aims to identify the extent of empowerment technique that has been done related to its impact on the surrounding community, as well as examine how the continuity of one of the innovations that have been implemented, namely, Rafting.

The method used in this research is descriptive analysis, which describes a social phenomenon and interpret factual objects according to what they are, through a qualitative approach. Interview with the chairman and members of the community have also done so that the credibility obtain accurate results, supported by field observations were conducted to see the factual conditions along the river.

Based on this research, creating a significant social impact of the empowerment promoted by CRP. While the economic side for some parties have not demonstrated a sustained impact. The Related rafting, the conditions on the ground indicate instability given the difficult predictability water discharge along with climate change and the use of spring water by several agencies and housing.


(7)

KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama puji serta syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena berkat ridho dan bantuanNya, Penulis diberikan kelancaran serta kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan Wisata Arung Jeram di Sungai Cikapundung Kota Bandung”.

Skripsi ini membahas tentang Analisis Pemberdayaan Masyarakat yang telah dilakukan oleh komunitas Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP), serta kaitannya dengan kegiatan Arung Jeram.

Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan bentangan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Euis Syamsiah dan Ahmad Yusup sebagai Orang Tua, juga kedua adikku Muhammad Faisal Tanjung dan Muhammad Fathur Rahman untuk semua doa, nasihat, kasih sayang dan pengorbanannya yang berlimpah. Kalianlah alasan hadirnya skripsi ini. 2. Ibu Fitri Rahmafitria S.P., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Resort &

Leisure yang tak jemu-jemu mencurahkan perhatian serta tuntunan, terutama terkait kedisiplinan, yang tentunya sangat berharga.

3. Bapak Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. atas arahan, kesabaran, juga kesediaannya membagi ilmu sehingga Penulis bisa merampungkan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Gumelar Sastrayuda, CTM. untuk keikhlasan, dedikasi, serta wejangan yang sangat membangun selama proses pengerjaan skripsi.

5. Keluarga besar Program Studi Manajemen Resort & Leisure, Bapak dan Ibu Dosen untuk semua ilmu dan bimbingannya, juga staf Tata Usaha, Pak Rahmat dan Pak Garnadi yang sangat kooperatif dan telah banyak membantu selama ini. Someah pisun!


(8)

6. Tembok Bedeng, Uwa Helmi, Epul Doyok, Dian Kutil, Jeni Odong, Paman Gober, Asep Baji, Aep Abay, Ivan Ciblek, Angga Brow, dan Adi Dagienkz untuk semua tawa lepas tengah malam, kesederhanaan, penerangan serta pembekalan jalan hidup. 7. Sahabat karib sedari menerjang dunia putih abu, Prasidha Arambha, Aria Aditya,

Gerry Anzala, Andrian Andhika, Akbar Pangestu, Ricky Bono, Salma Nabila, dan Pratiwi Widiani atas semua motivasi serta inspirasi yang selalu mengalir. Family doesn’t always bond by blood, and I’m pretty sure it feels like one!

8. Teman-teman seperjuangan MRL 2008, Andhika Sidiq, Septian Indragiri, Wisnu Kusumah, Dhani Farisanto, Kiki Rizki, Nathan Kamulyan, Anton Fuziana, Zidni Irham, Fero Artha, Zaeni Mufti, Risha Ramadhita, Dia Muhammad, M. Iqbal atas bentuk dukungan nyata baik berupa materi maupun moril, serta sebagai teman berbagi dan diskusi. Thank you for looking after me so well!

9. Kang Budi, Abah Kuncung, Abah Toteng, Agus serta segenap keluarga di Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP) yang telah menerima Penulis serta atas keramah-tamahannya yang membuat Penulis belajar banyak sekaligus merasa betah dan nyaman melakukan penelitian di Dago Bengkok. Salam sejajar!

10. Gian Ergiansyah untuk semua akses data, terlebih pandangan serta masukannya. Katampi pisan, Kang!

11. Teman-teman KKN Mekarwangi, Saddam, Dwi, Andy, Arif, Lisa, Nindha, Giska, Amanda, Desi, dan Ita untuk kebersamaan, solidaritas serta tambahan perspektif dalam menyikapi dan mengarungi bahtera hidup. UNO LAH KITA!!

12. Kerabat beserta lehen-lehen “seiman“ di BigReds „Manukliverbird‟ Bandung yang tidak pernah berhenti menyemangati. Heart as big as Liverpool!

13. Seluruh Staf di Pemerintahan Kota Bandung yang telah mengizinkan Penulis untuk melakukan penelitian.


(9)

14. Semua handai taulan serta pihak yang terlibat dan berjasa dalam penyusunan Skripsi ini yang tak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis sendiri khususnya dan mampu memberikan suntikan energi serta tambahan khazanah bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, 23 November 2012

Mochamad Fajar Sidik NIM. 0807175


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR LAMPIRAN ... xii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI... Error! Bookmark not defined. A. Daya Tarik Wisata ... Error! Bookmark not defined. B. Gambaran Wisata Secara Umum ... Error! Bookmark not defined. 1. Wisata ... Error! Bookmark not defined. 2. Pariwisata ... Error! Bookmark not defined. 3. Wisatawan ... Error! Bookmark not defined. 4. Potensi Wisata ... Error! Bookmark not defined. C. Jenis - Jenis Wisata ... Error! Bookmark not defined. 1. Wisata Maritim atau Bahari ... Error! Bookmark not defined. 2. Wisata Cagar Alam ... Error! Bookmark not defined. 3. Wisata Budaya ... Error! Bookmark not defined.


(11)

4. Wisata Kesehatan ... Error! Bookmark not defined. 5. Wisata Olahraga ... Error! Bookmark not defined. 6. Wisata Komersial ... Error! Bookmark not defined. 7. Wisata Industri ... Error! Bookmark not defined. 8. Wisata Politik ... Error! Bookmark not defined. 9. Wisata Konvensi ... Error! Bookmark not defined. 10. Wisata Sosial ... Error! Bookmark not defined. 11. Wisata Pertanian ... Error! Bookmark not defined. 12. Wisata Pilgrim ... Error! Bookmark not defined. 13. Wisata Petualangan ... Error! Bookmark not defined. D. Sumber Daya Pariwisata ... Error! Bookmark not defined. 1. Sumber Daya Alam ... Error! Bookmark not defined. 2. Sumber Daya Pariwisata Minat Khusus ... Error! Bookmark not defined.

E. Destinasi Pariwisata ... Error! Bookmark not defined. 1. Siklus Hidup Destinasi ... Error! Bookmark not defined. F. Sungai ... Error! Bookmark not defined. 1. Definisi ... Error! Bookmark not defined. 2. Perilaku dan Karakter Sungai ... Error! Bookmark not defined. 3. Daerah Aliran Sungai ... Error! Bookmark not defined. 4. Pengertian Bantaran Sungai ... Error! Bookmark not defined. G. Arung Jeram ... Error! Bookmark not defined. 1. Definisi ... Error! Bookmark not defined. 2. Perlengkapan Standar Arung Jeram Error! Bookmark not defined. 3. Klasifikasi Tingkat Kesulitan Sungai ... Error! Bookmark not defined.

H. Pemberdayaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 1. Pendekatan Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined.


(12)

2. Prinsip Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined. 3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Error! Bookmark not defined. 4. Teknik Pemberdayaan Masyarakat.. Error! Bookmark not defined. 5. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberdayaan .... Error! Bookmark not defined.

6. Indikator Untuk Menilai Suksesnya Program Pemberdayaan . Error! Bookmark not defined.

7. Community Based Tourism ... Error! Bookmark not defined. a) Definisi ... Error! Bookmark not defined. b) Prinsip Dasar CBT ... Error! Bookmark not defined. c) Aspek Utama Pengembangan CBT ... Error! Bookmark not defined.

I. Dampak Positif Ekonomi Bagi Pariwisata ... Error! Bookmark not defined.

J. Dampak Negatif Ekonomi Bagi Pariwisata ... Error! Bookmark not defined.

K. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi ... Error! Bookmark not defined. D. Sampel ... Error! Bookmark not defined. E. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. I. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.


(13)

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Daya Tarik Wisata Arung Jeram di Sungai Cikapundung ... Error! Bookmark not defined.

2. Pemberdayaan Masyarakat di bantaran Dago Bengkok ... Error! Bookmark not defined.

3. Dampak Ekonomi dari Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP) terhadap Masyarakat Sekitar ... ..Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. 1. Pemerintah ... Error! Bookmark not defined. 2. Masyarakat ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP ... Error! Bookmark not defined.


(14)

DAFTAR TABEL Tabel :

2.1 Sumber Daya Minat Khusus ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Siklus Hidup Destinasi ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Data Penduduk Kecamatan yang dilalui oleh Sungai Cikapundung .... Error!

Bookmark not defined.

4.2 Data Kelurahan yang dilalui oleh Sungai Cikapundung

beserta jumlah RT/RW ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Konsentrasi BOD Sungai Cikapundung Tahun 2012 . Error! Bookmark not

defined.

4.4 Konsentrasi COD Sungai Cikapundung Tahun 2012 . Error! Bookmark not defined.


(15)

DAFTAR GAMBAR Gambar :

2.1 Kerangka Pemikiran... Error! Bookmark not defined. 3.1 Peta Lokasi Penelitian. ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Jalur Sungai Cikapundung (Kec. Coblong - Kec. Buah Batu) ... Error!

Bookmark not defined.

4.2 Arung Jeram CRP ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Saung CRP ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Pupuk Organik ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Batapi ... Error! Bookmark not defined.


(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran :

1. Data Reduction ... Error! Bookmark not defined. 2. Data Display ... Error! Bookmark not defined. 3. Data Verification ... Error! Bookmark not defined.

4. Surat Penelitian……… 100

5. Daftar Bimbingan ... Error! Bookmark not defined.

6. Surat Keputusan Sidang………...105

7. Surat Keterangan Revisi Penguji………. 107 8. Foto ... Error! Bookmark not defined.


(17)

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pariwisata saat ini merupakan sektor negara yang tengah berkembang dengan pesat. Hal ini diindikasikan dengan banyaknya daya tarik wisata yang bermunculan di berbagai tempat dengan konsep yang berbeda, namun dengan satu tujuan yang sama, yaitu untuk menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara agar bersedia menghabiskan waktu luangnya di tempat wisata. Para pelaku usaha pariwisata berlomba-lomba mengembangkan dan mengelola daerah atau kawasan yang dinilai memiliki daya tarik wisata. Dengan demikian, kondisi tersebut dapat memberikan profit bagi pengelola. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Berbagai lanskap serta bentang alam yang membentuk keindahan alam banyak terdapat di Indonesia. Mulai dari gunung, rimba, laut, pantai, dan sungai banyak terdapat di dataran Indonesia. Gunung vulkanik maupun tektonik menjulang tinggi yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia sehingga sering dimanfaatkan oleh para pendaki untuk ditaklukan atau sebatas aktivitas wall climbing. Dari rimba Indonesia terdapat “paru -paru dunia” yang terwujud dalam Pulau Kalimantan yang banyak disebut-sebut sebagai sumber oksigen dunia. Keanekaragaman hayati laut Indonesia telah banyak dikenal oleh dunia. Laut Indonesia memiliki diversifikasi kekayaan yang sangat variatif, mulai dari fauna laut sampai dengan populasi karang atau coral yang memiliki eksotisme luar biasa sehingga menggugah minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menikmatinya dalam aktivitas snorkelling atau diving di perairan Indonesia. Beberapa pantai Indonesia juga dikenal memiliki jenis dan intensitas ombak yang baik untuk


(19)

2

surfing. Maka tak heran banyak wisatawan mancanegara yang menyempatkan diri untuk berselancar di pantai Indonesia.

Sungai merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang memiliki kontribusi penting dari segi transportasi, fungsi sebagai pembangkit listrik, mata pencaharaian masyarakat, sampai dengan pariwisata. Sungai menurut Marbun (1982 : 121) merupakan air yang mengalir terdiri dari air tawar, mengalir menuju saluran buatan alam menuju ke laut atau danau atau sungai lain. Selanjutnya menurut Rhomaidi (2008), yang dikutip Sujarwo (2011), sungai adalah wadah dan jaringan pengaliran air yang dimulai dari mata air sampai dengan muara yang dibatasi kanan dan kirinya sepanjang pengalirannya oleh sempadan.

Wisata sungai di Indonesia belum seramai seperti di mancanegara. Namun bukan berarti tidak ada harapan bagi sungai-sungai di Indonesia untuk mencoba memperlihatkan potensinya kepada khalayak ramai. Dengan diferensiasi yang cukup kental, kita bisa melihat beberapa sungai di Negara ini sudah mulai bergeliat. Kalimantan dengan sungai-sungainya yang lebar sudah cukup lama dikenal lewat Pasar Terapungnya. Bahkan beberapa sungai mencoba menawarkan paket wisata jelajah layaknya River Cruise. Lain hal dengan Sumatera. Beberapa festival sungai dihelat setiap tahun, sebagai contoh sungai Musi di Palembang. Pulau Jawa pun tidak mau ketinggalan. Dengan kontur sungai yang berbeda dibanding dua pulau diatas, sudah menjadi rahasia umum jika sungai-sungai di Pulau Jawa terkenal dengan arusnya yang menantang. Maka tak heran, hampir semua provinsi di Jawa memiliki sebuah sungai yang dimanfaatkan untuk wisata Arung Jeram.

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki sungai ternama, salah satunya adalah Sungai Cikapundung yang membentang sepanjang 28 km mengalir melewati pusat Kota Bandung. Akan tetapi, saat ini kondisi Sungai


(20)

3

Cikapundung memprihatinkan. Kesadaran masyarakat yang kian menipis membuat sungai ini semakin kotor karena banyaknya sampah dan limbah rumah tangga yang memang sengaja dibuang ke Sungai Cikapundung. Akibatnya mudah ditebak, pendangkalan sungai dan tak jarang pula menimbulkan banjir. Hal ini tentu menjadi kerugian jika dilihat dari segi lingkungan. Padahal, jika ditelaah dari perspektif pariwisata, sungai ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi wisata sungai, karena letaknya yang strategis berada di tengah Kota Bandung. Dimulai dari hulu sungai, kawasan Bandung Utara, terdapat wisata arung jeram. Namun jangan terburu-buru membandingkan kualitas jeram disini dengan beberapa sungai yang terdapat di Pulau Jawa lainnya.

Cikapundung yang merupakan ikon sungai di Kota Priangan ini memiliki permasalahan yang cukup kompleks dan memang perlu ditangani dengan komprehensif. dalam hal ini pemerintah sudah melakukan beberapa langkah untuk melestarikan sungai, namun tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, tujuan dari pelestarian Sungai Cikapundung ini sulit untuk direalisasikan. Masyarakat sekitar Cikapundung tidak menutup mata akan potensi ini. Beberapa sukarelawan dari masyarakat di bantaran dago bengkok membentuk suatu komunitas yang dinamakan Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP). Disini sukarelawan tersebut menuangkan ide yang cenderung out of box. penyedia paket wisata lebih menonjolkan sisi edukasi ketimbang adrenalin. Sembari bermain air para wisatawan juga wajib mengambil sampah yang mereka temui di sungai. Pada prakteknya, sambil mengarungi sungai wisatawan diberikan karung yang digunakan untuk memungut sampah yang mereka temui sepanjang rute arung jeram. Wisatawan akan diajak menjelajah Sungai Cikapundung dengan rute sepanjang 4.300 m dari kawasan Dago Bengkok sampai Babakan Siliwangi.


(21)

4

Melihat berbagai potensi yang sedang mencuat dan fenomena yang sedang terjadi, Penulis merasa optimis jika Sungai Cikapundung mampu dikembangkan menjadi wisata sungai selama semua komponen mampu bersinergi dengan baik. Proses inovasi dan kreatif harus terus digalakan agar mampu menghasilkan peluang. Namun peluang tersebut jauh dari kata sukses apabila masyarakat tidak berperan aktif dalam pelestarian. Sungai Cikapundung sebagai Inti dari wisata sungai ini sehingga meningkatkan minat untuk berwisata sungai khususnya Arung Jeram. Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pemberdayaan Masyarakat dalam kegiatan Wisata Arung jeram di Sungai Cikapundung Kota Bandung”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Daya Tarik Wisata Arung Jeram di Sungai Cikapundung Kota Bandung ? 2. Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat di sekitar Sungai Cikapundung bantaran

Dago Bengkok ?

3. Bagaimanakah Dampak Ekonomi dari adanya Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP) terhadap masyarakat sekitar ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Menganalisis Daya Tarik Wisata Arung Jeram di Sungai Cikapundung Kota Bandung.

2. Mengidentifikasi Pemberdayaan Masyarakat di sekitar Sungai Cikapundung bantara Dago Bengkok.


(22)

5

3. Menganalisis dampak ekonomi dari adanya Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP) terhadap masyarakat sekitar.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Penulis, sebagai rantai pengetahuan dan pemahaman yang berguna dalam menjaga serta melestarikan alam. Serta sebagai media untuk mengasah kreatifitas dan inovasi. 2. Pemerintah, sebagai masukan dalam mengelola dan mengembangkan sungai di Kota Bandung, terlebih dukungan serta program pengembangan mengenai kreatifitas masyarakat.

3. Masyarakat, sebagai media pengingat khususnya bagi masyarakat Kota Bandung agar terus menjaga kebersihan Sungai Cikapundung.

E.Definisi Variabel

1. Sungai Cikapundung, berasal dari nama sebuah pohon kapundung atau (ke)mundung (Baccaurea racemosa (Reinw.) Muell. Arg.; juga B. javanica dan B. dulcis) adalah pohon buah asam-manis seukuran kelereng (menteng dalam bahasa Indonesia). Sekilas buah menteng mirip dengan buah dukuh namun tajuk pohonnya berbeda. Nama Cikapundung diambil dari sebuah nama pohon kapundung yang berada di hutan Gunung Bukit Tunggul, karena Sungai Cikapundung berasal dari mata air yang berada di Gunung Bukit Tunggul yang kemudian membentuk Outlet dan bersatu membentuk Sungai Cikapundung.

Sungai ini mengalir melewati kawasan hutan lindung yang di dominasi oleh tumbuhan pinus dan kawasan perkebunan kina. Setelah itu, sungai mengalir menuju Kampung Cikapundung, lalu dilanjutkan sampai bertemu dengan anak sungai Cisarua di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang dan Anak Sungai Cigulung di Kawasan


(23)

6

Wisata Maribaya, yang terletak di Desa Langen Sari, Kecamatan Lembang. Selanjutnya, aliran sungai menuju ke kawasan Hutan Lindung Taman Insinyur Haji Djuanda atau bisa dikenal dengan kawasan Dago pakar, kemudian arah aliran sungai menuju ke arah hilir yang telah terdapat banyak pemukiman penduduk, yaitu Babakan Siliwangi, Melong, By pass sampai menuju ke arah desa Bojong Soang dan akhirnya bertemu dengan aliran sungai Citarum.

Sungai Cikapundung, mempunyai luas sekitar 15.386,5 ha. Sungai sepanjang 28 kilometer ini berhulu di Bukit Tunggul, daerah Bandung Utara, Jawa Barat dan bermuara di Sungai Citarum di daerah Selatan Bandung. Total wilayah daerah wilayah sungai sekitar 154 kilometer persegi atau 15,400 hektar. Populasi di wilayah sungai sekitar 750,000 jiwa. Sungai ini membentang dari kawasan utara Bandung menuju selatan Bandung melewati sembilan kecamatan yang mencakup 13 kelurahan lalu terakhir bermuara di sungai Citarum.

2. Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan kapasitas individu dalam menetukan pilihan dan mewujudkan pilhan tersebut dalam tindakan nyata (Gibson & Woolcock). Pemberdayaan juga berhubungan dengan kemampuan manusia, khususnya mereka yang tersisih dan tak berdaya supaya mendapat kekuatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar, mengakses sumber daya produktif, dan berpartispasi dalam proses pengambilan keputusan (Suharto).

Masyarakat di sekitar Sungai Cikapundung bantaran Dago Bengkok membentuk sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat, tentunya bersifat swadaya, yang dinamakan Cikapundung Rehabilitation Programme (CRP).

Diawali dengan pemecahan rekor MURI untuk peserta terbanyak kukuyaan, Inovasi berlanjut dengan kegiatan arung jeram yang tidak hanya berlandaskan pada adrenalin tapi lebih kepada kepekaan terhadap lingkungan khususnya kondisi di sekitar


(24)

7

bantaran Sungai Cikapundung. Dengan panjang rute sekitar 4.300 m (Dago Bengkok – Babakan Siliwangi), dipimpin oleh seorang skipper yang membawa karung, peserta akan diajak memunguti sampah selama berlangsungnya kegiatan. Dalam kegiatan ini sendiri, CRP memberdayakan anak jalanan di sekitar Terminal Dago untuk dijadikan ketua regu perahu atau skipper.

Selain Arung Jeram, CRP menuangkan kreatifitas lainnya dalam bentuk pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk dan batapi (batako tahi sapi) di hulu Sungai Cikapundung, kampung Batu Lonceng, Desa Sunten Jaya, Kabupaten Bandung Barat. 3. Arung Jeram adalah suatu kegiatan mengarungi sungai dengan menggunakan perahu

karet maupun wahana sejenis lainnya dengan awak dua orang atau lebih yang mengandalkan kekuatan mendayung.

4. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb.).


(25)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian di Kampung Padi RT. 04/RW. 03, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Lokasinya sendiri tidak jauh dari Terminal Dago. Berikut peta tempat penulis melakukan penelitian.

B.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012 : 9) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional (masuk akal, terjangkau oleh nalar manusia), empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis). Metode penelitian yang

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

.


(26)

48

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012 : 14) menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) yang menyatakan peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, teknik analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung (faktual) pada saat studi. Metode yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.

C.Populasi

Dalam melakukan penelitian kegiatan pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting. Sebelum mengumpulkan data terlebih dahulu peneliti harus menentukan populasi dari objek penelitian.

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian, dalam hal ini merupakan situasi sosial maka objek penelitian tersebut yaitu benda-benda, manusia ataupun peristiwa yang terjadi sebagai objek penelitian. Penelitiaan kualitatif tidak menggunakan istilah populasi namun dinamakan social situation (Spradley dalam


(27)

49

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

Sugiyono, 2012 : 215). Situasi sosial disini terdiri atas tiga elemen taitu : tempat (place), Pelaku (actor) dan aktivitas (Activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sebagaimana di ungkapkan oleh Sugiyono (2012 : 216) penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut populasi penelitian ini adalah Dago Bengkok (Place), Pengurus CRP serta Masyarakat di bantaran Sungai Dago Bengkok (Actor), Kegiatan Arung Jeram dan Pengolahan limbah kotoran sapi (Activity).

D.Sampel

Dalam suatu penelitian, apabila objek yang diteliti adalah populasi, itu terlampau luas. Oleh karena itu, diperlukan penyederhanaan objek dengan menggunakan sampel. Sampel disini adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Pada penelitian kualitatif objek penelitian bukan hanya peneliti dan manusia (masyarakat) sekitar, namun latar (setting) serta kejadian dan proses merupakan objek penelitian dalam penelitian kualitatif. Sampel pada penelitian ini yaitu Pengurus CRP (Kang Rachim, Abah Kuncung, Abah Toteng), Agus (Skipper Arung Jeram dan Atlet Riverboard), Pak Lili (Ketua RT setempat sekaligus Juru Kunci Situs Curug Dago).

Cara peneliti dalam menentukan sampel yang diambil merupakan Nonprobability Sampling, yaitu Snowball Sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012 : 218). Dalam teknik ini meliputi beberapa sampling seperti : Sampling sistematis, kuota, aksidental, Purposive, Jenuh dan Snowball. Penulis mengambil teknik snowball karena teknik ini dianggap paling


(28)

50

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

memudahkan agar bisa mengefektifkan sumber daya dan waktu yang ada. Teknik ini merupakan cara pengambilan sampel dari yang awal jumlahnya sedikit lama-lama menjadi banyak seperti bola salju yang turun dari puncak gunung yang awalnya kecil dan pada akhirnya akan membesar. Ciri dari teknik ini adalah dimana di akhir wawancara peneliti akan menanyakan pada informan, mengenai informan lainya yang lebih relevan dan memiliki informasi lebih akurat.

Sedangkan untuk sampel pengunjung Wisata Arung Jeram, Penulis menggunakan teknik aksidental. Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan yang diperlukan sebagai sumber data.

E.Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012 : 38).

1. Variable Independen (Bebas) :

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberdayaan Masyarakat.

2. Variabel Dependen (Terikat) :

Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan wisata arung jeram di Sungai Cikapundung, Kota Bandung.


(29)

51

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

F. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Variabel adalah penjelasan mengenai variabel yang akan diteliti untuk kemudian dimunculkan indikator-indikator yang akan dijabarkan dalam hasil penelitian dan pembahasan. Maka Operasionalisasi dari variabel di atas adalah :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Operasionalisasi Variabel Pemberdayaan

Masyarakat

Teknik Pemberdayaan : Peningkatan Kapasitas, Relasi, Komunikasi, Partisipasi, Profesionalisme. Dampak Ekonomi : Pendapatan, Kesempatan Kerja. Daya Tarik

Wisata Arung Jeram

Indikator Arung Jeram, Klasifikasi Tingkat Kesulitan Sungai. Daya tarik wisata : something to see, to buy, to do, how to arrive, how to stay.

G.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya turun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebgai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2012 : 222).


(30)

52

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan alat bantuan untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan. Beberapa alat bantu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman Wawancara

Acuan atau tuntunan wawancara agar wawancara pada objek yang diteliti yaitu Masyarakat Dago Bengkok Efektif dan Efisien.

2. Kamera Digital

Kamera digital digunakan untuk mengambil data berupa gambar yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Studi Literatur

Penggunaan buku, data-data dari pemerintah serta dokumen atau arsip yang terdapat di internet sebagai data sekunder dan bahan penguat.

H.Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal secara mendalam.

2. Pengamatan (Observation)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat secara dekat kegiatan yang dilakukan.


(31)

53

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, serta data yang relevan dari peneliti.

I. Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah proses penting dalam sebuah penelitian. Analisis data digunakan untuk memproses data yang telah ditemukan oleh peneliti sehingga data tersebut bisa menjadi sebuah kesimpulan yang dapat diterima secara faktual. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2012 : 244).

Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti membagi dua proses analisis data dalam melakukan penelitian ini. Pertama, yaitu Analisis Sebelum di lapangan dan Analisis Data di lapangan.

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Analisis ini dilakukan terhadap hasil studi pendahuluan atau data sekunder, namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang saat peneliti terjun ke lapangan dengan melakukan Observasi.


(32)

54

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah model Miles dan Huberman, dimana analisis ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga menghasilkan data yang jenuh. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012 : 246) menjelaskan Aktifitas dalam analisis ini ada 3 yaitu :

A. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dirangkum, lalu dipilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu.

B. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikakan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart dan sejenisnya. Dengan menyajikan data maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.


(33)

55

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

Langkah selanjutnya adalah pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(34)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan selama melakukan penelitian, rafting di Sungai Cikapundung telah sesuai dengan persyaratan, baik mengenai teori Daya Tarik Wisata ataupun indikator Arung Jeram. Dua atraksi wisata air yaitu Arung Jeram dan Riverboard yang terdapat di Sungai Cikapundung bantaran Dago Bengkok dirasa belum cukup berperan menopang perekonomian masyarakat sekitar. Berdasarkan pengamatan selama melakukan penelitian, rafting di Sungai Cikapundung bisa dikatakan menjadi opsi terakhir bagi sebagian wisatawan. Ini tak lepas dari obligasi pengunjung yang cenderung menyimpang dari tujuan orisinal rafting yang memacu adrenalin. Disini justru peserta mesti memunguti sampah sembari mengarungi sungai. Selain itu, jeram yang terdapat pun kurang trengginas jika dibandingkan dengan beberapa sungai di pulau Jawa lainnya. Belum lagi permasalahan terkait debit air yang tidak bisa diprediksi.

Pemberdayaan masyarakat sejatinya mampu mengangkat sesuatu yang nihil menjadi lebih berarti serta berusaha supaya manfaatnya tidak temporer. Tiga proses awal dari pemberdayaan yakni, penyadaran, pengkapasitasan, serta pendayaan mesti berjalan berdampingan agar terjadi imbas yang komprehensif dan tentu saja nyata. Seturut dengan idealisme personal yang tak bisa diatur, berhasil atau tidaknya suatu bentuk pemberdayaan memiliki indikator pencapaian yang ternyata beragam. Sisi ekonomi bagi sebagian orang jelas menjadi prioritas utama. Pendapatan materi yang kelak didambakan seharusnya berjalan secara linear dengan waktu, tenaga, pikiran serta biaya yang dihamburkan. Urusan kebesaran serta kepuasan hati mengabdi pada khalayak dan


(35)

80

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

lingkungan menempati posisi dasar klasemen bahkan berada dalam ancaman degradasi jika kita hanya berbicara perkara fulus.

Niatan awal mendirikan CRP adalah sebagai bentuk kecintaan pada lingkungan sekaligus rindu akan hegemoni Sungai Cikapundung yang begitu termasyhur. Mengingat hampir sebagian individu yang berkecimpung di CRP bukan termasuk kelompok menengah ke atas, komunitas ini pun semacam menjadi perlawanan terhadap stigma negatif akan rakyat miskin yang sering dikambinghitamkan terkait kerusakan lingkungan. Persepsi tersebut perlahan mulai terkikis seiring efek yang dihasilkan dari CRP, meskipun skalanya belum terlalu besar. Di Kampung Batu Lonceng, Desa Sunten Jaya, Kabupaten Bandung Barat, CRP mampu mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dan Batapi.

Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CRP masih bergerak sesuai dengan harapan anggota serta masyarakat sekitar. Jalinan relasi dengan beberapa pihak terkait mampu menciptakan program-program yang berkelanjutan. Selain itu, koordinasi dengan salah satu instansi pemerintah mulai menunjukkan titik terang. Dampak bagi masyarakat pun mulai muncul, meskipun skalanya belum terlalu besar.

Pada akhirnya, apresiasi serta bentuk dukungan nyata dari masyarakat tentu sangat diharapkan. Mengingat dewasa ini sangat jarang orang yang tulus mengabdikan hidupnya demi lingkungan secara swadaya serta tanpa pamrih. Sejarah sudah cukup gamblang mengajarkan kita bagaimana peradaban suatu kaum dimulai dan bergantung pada sungai. Terlebih esensi dari sejarah adalah bagaimana cara kita untuk mawas terhadap perkembangan zaman mengingat siklus hidup bersifat kekal.


(36)

81

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

B.Rekomendasi

Hasil penelitian membuktikan masih terdapat beberapa celah yang menuntut perbaikan. Pengembangan yang komprehensif dan berkelanjutan serta ditunjang oleh kesamaan visi akan menciptakan suatu simbiosis mutualisme bagi komponen-komponen yang terlibat. Berdasarkan kondisi nyata di lapangan, Penulis hendak mengusulkan beberapa saran yang kelak mampu direalisasikan oleh pihak-pihak terkait, yaitu :

1. Pemerintah

Sinergi dengan pemerintah semestinya berjalan signifikan. Tumpang tindih atau saling lempar tanggung jawab sedini mungkin mesti dihilangkan. Kerjasama lintas sektor sangat diperlukan, mengingat beberapa dinas terkait cenderung hanya fokus pada program-program yang dijalankan secara internal, sehingga tampak seperti mengacuhkan hubungan dengan dinas atau instansi lain. Selain itu, dibutuhkan pihak yang menjembatani atau bahkan langkah mediasi terkait program yang akan dilaksanakan oleh aparatur negara dengan masyarakat. Sehingga nantinya terjadi semacam proses pembangunan yang bottom-up.

2. Masyarakat

Kesiapan masyarakat tentu menjadi prioritas utama jika kelak Rafting menjadi primadona wisata di Bandung. Pemberian informasi terkait pelestarian lingkungan sangat penting demi menunjang tercapainya suatu program yang berkelanjutan. Peran pengawas sangat dibutuhkan agar kontrol dan evaluasi berjalan secara kontinu sehingga masyarakat sekitar tetap berada di jalur yang tepat dalam memelihara ekosistem. Untuk di internal kepengurusan sendiri, Hal yang sangat esensial adalah pemberian semacam keyakinan atau encouragement


(37)

82

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

akan kebersamaan yang dirintis sejak awal mampu meningkatkan kualitas hidup. Ini bertujuan agar semua masyarakat yang terlibat mampu terus bergerak dan berdaya bersama-sama tanpa tergerus oleh seleksi alam. Keterbukaan antar anggota memegang peranan penting. Sehingga nantinya program yang ada mampu berjalan sesuai rencana tanpa ada prasangka buruk. Salah satu aspek yang perlu dibenahi adalah keamanan. Akses yang susah dilalui oleh kendaraan bermotor menyebabkan parkir yang cukup jauh untuk mencapai lokasi saung yang berada di Curug Dago.


(38)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, Wignyo. (2009). Menggugat Perencanaan Partispatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya : Putra Media Nusantara.

Asdak, Chay. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Burkart, A. J. & S. Medlik. (1981). Tourism (Past, Present, Future) 2nd Edition. London: Heinemann.

Daldjoeni, N. DRS. (1998). Geografi Kota dan Desa. Bandung : P.T. Alumni.

Ergiansyah, Gian. (2011). Persepsi Masyarakat Tentang Sungai Cikapundung. Skripsi Sarjana pada Jurusan Antropologi UNPAD Bandung : Tidak diterbitkan.

Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.

Hamilton, Lawrence S. & Peter N. King. (1986). Daerah Aliran Sungai dan Tropika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Edisi Revisi). Bandung : Humaniora Utama Press.

Marbun, M. A. (1982). Kamus Geografi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Maryani. (1991). Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung : Bandung.

Moore, W. G. (1949). The Penguin Dictionary Of Geography. Middlesex, England : Penguin Books.

Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.


(39)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Pitana, I Gde, M.Sc & I Ketut Surya Diarta, SP., MA. (2009). Pengantar Ilmu

Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.

Pitana, I Gde, M.Sc & Ir. Putu G. Gayatri, M.Si. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.

Richardson, John I & Martin Fluker. (2004). Understanding and Managing Tourism. NSW : Pearson Education Australia.

Salmah, Sjarifah, Dr., M. Kes. (2010). Penataan Bantaran Sungai ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Sammeng, Andi Mappi. (2000). Cakrawala Pariwisata. Jakarta : SN.

Soekadijo, R. G. (1997). Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai “systemic

Linkage”). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Suharto, Edi, Ph.D. (2010). Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Social & Pekerjaan Social). Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono, Prof., Dr. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujarwo. (2011). Pengembangan Sungai Cimanuk Sebagai Salah Satu Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Indramayu. Skripsi Sarjana pada Program Studi Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Usman, Sunyoto Drs. (2008). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sumber dari Internet :

Caravan, MAPALA. (2008). Perlengkapan Arung Jeram. [online] tersedia: http://mapalacaravan.wordpress.com/2008/09/19/perlengkapan-arung-jeram/


(40)

Mochamad Fajar Sidik, 2013

Analisis Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Arung Jeram Di Sungai Cikapundung Kota Bandung

Dachlan, Diella. (2009). Lebih dekat dengan sungai cikapundung. [online] tersedia: http://www.citarum.org/?q=node/641

Federasi Arung Jeram Indonesia. (2007). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

– Pemandu Arung Jeram/River Guide. [online] Tersedia:

http://www.faji.org/files/standarisasi/pendahuluan.pdf

Kurniawan, Reza Ramadhan. (2011). Jika Bandung lupa Sungai. [online] tersedia: http://aleut.wordpress.com/2011/06/28/jika-bandung-lupa-sungai/

Malino, Jupri. (2012). Definisi Penelitian Deskriptif. [online] tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/pengertian-definisi-penelitian.html

Nuary, Aldo. (2009). Deskriptif Kualitatif. [online] tersedia: http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/

Nurhidayati, Sri Endah, S.Sos., M. Si. (2010). Community Based Tourism (CBT) sebagai Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. [online] tersedia: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Community%20Based%20Tourism%20 _CBT_.pdf

Poedjioetami, Esty. (2008). Penataan Ulang Kawasan Bantaran Sungai Dengan Menghadirkan Sentra Ekonomi Dan Rekreasi Kota (Studi Kasus Kawasan Dinoyo Tenun, Surabaya). [online] tersedia:

http://eprints.upnjatim.ac.id/1315/1/TA-_Esty_43.pdf

Simata, Djoel. (2011). Chemical Oxygen Demand. [online] tersedia:

http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/chemical-oxygen-demand-cod.html

Trekkers, The. (2008). Peralatan dan Perlengkapan Arung Jeram. [online] tersedia: http://mapalacaravan.wordpress.com/2008/09/19/perlengkapan-arung-jeram/

Wicaksono, Anindityo. (2008). Materi Dasar Arung Jeram. [online] tersedia:


(1)

80

lingkungan menempati posisi dasar klasemen bahkan berada dalam ancaman degradasi jika kita hanya berbicara perkara fulus.

Niatan awal mendirikan CRP adalah sebagai bentuk kecintaan pada lingkungan sekaligus rindu akan hegemoni Sungai Cikapundung yang begitu termasyhur. Mengingat hampir sebagian individu yang berkecimpung di CRP bukan termasuk kelompok menengah ke atas, komunitas ini pun semacam menjadi perlawanan terhadap stigma negatif akan rakyat miskin yang sering dikambinghitamkan terkait kerusakan lingkungan. Persepsi tersebut perlahan mulai terkikis seiring efek yang dihasilkan dari CRP, meskipun skalanya belum terlalu besar. Di Kampung Batu Lonceng, Desa Sunten Jaya, Kabupaten Bandung Barat, CRP mampu mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dan Batapi.

Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CRP masih bergerak sesuai dengan harapan anggota serta masyarakat sekitar. Jalinan relasi dengan beberapa pihak terkait mampu menciptakan program-program yang berkelanjutan. Selain itu, koordinasi dengan salah satu instansi pemerintah mulai menunjukkan titik terang. Dampak bagi masyarakat pun mulai muncul, meskipun skalanya belum terlalu besar.

Pada akhirnya, apresiasi serta bentuk dukungan nyata dari masyarakat tentu sangat diharapkan. Mengingat dewasa ini sangat jarang orang yang tulus mengabdikan hidupnya demi lingkungan secara swadaya serta tanpa pamrih. Sejarah sudah cukup gamblang mengajarkan kita bagaimana peradaban suatu kaum dimulai dan bergantung pada sungai. Terlebih esensi dari sejarah adalah bagaimana cara kita untuk mawas terhadap perkembangan zaman mengingat siklus hidup bersifat kekal.


(2)

81

B.Rekomendasi

Hasil penelitian membuktikan masih terdapat beberapa celah yang menuntut perbaikan. Pengembangan yang komprehensif dan berkelanjutan serta ditunjang oleh kesamaan visi akan menciptakan suatu simbiosis mutualisme bagi komponen-komponen yang terlibat. Berdasarkan kondisi nyata di lapangan, Penulis hendak mengusulkan beberapa saran yang kelak mampu direalisasikan oleh pihak-pihak terkait, yaitu :

1. Pemerintah

Sinergi dengan pemerintah semestinya berjalan signifikan. Tumpang tindih atau saling lempar tanggung jawab sedini mungkin mesti dihilangkan. Kerjasama lintas sektor sangat diperlukan, mengingat beberapa dinas terkait cenderung hanya fokus pada program-program yang dijalankan secara internal, sehingga tampak seperti mengacuhkan hubungan dengan dinas atau instansi lain. Selain itu, dibutuhkan pihak yang menjembatani atau bahkan langkah mediasi terkait program yang akan dilaksanakan oleh aparatur negara dengan masyarakat. Sehingga nantinya terjadi semacam proses pembangunan yang bottom-up.

2. Masyarakat

Kesiapan masyarakat tentu menjadi prioritas utama jika kelak Rafting menjadi primadona wisata di Bandung. Pemberian informasi terkait pelestarian lingkungan sangat penting demi menunjang tercapainya suatu program yang berkelanjutan. Peran pengawas sangat dibutuhkan agar kontrol dan evaluasi berjalan secara kontinu sehingga masyarakat sekitar tetap berada di jalur yang tepat dalam memelihara ekosistem. Untuk di internal kepengurusan sendiri, Hal yang sangat esensial adalah pemberian semacam keyakinan atau encouragement


(3)

82

akan kebersamaan yang dirintis sejak awal mampu meningkatkan kualitas hidup. Ini bertujuan agar semua masyarakat yang terlibat mampu terus bergerak dan berdaya bersama-sama tanpa tergerus oleh seleksi alam. Keterbukaan antar anggota memegang peranan penting. Sehingga nantinya program yang ada mampu berjalan sesuai rencana tanpa ada prasangka buruk. Salah satu aspek yang perlu dibenahi adalah keamanan. Akses yang susah dilalui oleh kendaraan bermotor menyebabkan parkir yang cukup jauh untuk mencapai lokasi saung yang berada di Curug Dago.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, Wignyo. (2009). Menggugat Perencanaan Partispatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya : Putra Media Nusantara.

Asdak, Chay. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Burkart, A. J. & S. Medlik. (1981). Tourism (Past, Present, Future) 2nd Edition. London: Heinemann.

Daldjoeni, N. DRS. (1998). Geografi Kota dan Desa. Bandung : P.T. Alumni.

Ergiansyah, Gian. (2011). Persepsi Masyarakat Tentang Sungai Cikapundung. Skripsi Sarjana pada Jurusan Antropologi UNPAD Bandung : Tidak diterbitkan.

Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.

Hamilton, Lawrence S. & Peter N. King. (1986). Daerah Aliran Sungai dan Tropika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Edisi Revisi). Bandung : Humaniora Utama Press.

Marbun, M. A. (1982). Kamus Geografi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Maryani. (1991). Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung : Bandung.

Moore, W. G. (1949). The Penguin Dictionary Of Geography. Middlesex, England : Penguin Books.

Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.


(5)

Pitana, I Gde, M.Sc & I Ketut Surya Diarta, SP., MA. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.

Pitana, I Gde, M.Sc & Ir. Putu G. Gayatri, M.Si. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.

Richardson, John I & Martin Fluker. (2004). Understanding and Managing Tourism. NSW : Pearson Education Australia.

Salmah, Sjarifah, Dr., M. Kes. (2010). Penataan Bantaran Sungai ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Sammeng, Andi Mappi. (2000). Cakrawala Pariwisata. Jakarta : SN.

Soekadijo, R. G. (1997). Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai “systemic

Linkage”). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Suharto, Edi, Ph.D. (2010). Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Social & Pekerjaan Social). Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono, Prof., Dr. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sujarwo. (2011). Pengembangan Sungai Cimanuk Sebagai Salah Satu Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Indramayu. Skripsi Sarjana pada Program Studi Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Usman, Sunyoto Drs. (2008). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sumber dari Internet :

Caravan, MAPALA. (2008). Perlengkapan Arung Jeram. [online] tersedia: http://mapalacaravan.wordpress.com/2008/09/19/perlengkapan-arung-jeram/


(6)

Dachlan, Diella. (2009). Lebih dekat dengan sungai cikapundung. [online] tersedia: http://www.citarum.org/?q=node/641

Federasi Arung Jeram Indonesia. (2007). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

– Pemandu Arung Jeram/River Guide. [online] Tersedia: http://www.faji.org/files/standarisasi/pendahuluan.pdf

Kurniawan, Reza Ramadhan. (2011). Jika Bandung lupa Sungai. [online] tersedia: http://aleut.wordpress.com/2011/06/28/jika-bandung-lupa-sungai/

Malino, Jupri. (2012). Definisi Penelitian Deskriptif. [online] tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/pengertian-definisi-penelitian.html

Nuary, Aldo. (2009). Deskriptif Kualitatif. [online] tersedia: http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/

Nurhidayati, Sri Endah, S.Sos., M. Si. (2010). Community Based Tourism (CBT) sebagai Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. [online] tersedia: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Community%20Based%20Tourism%20 _CBT_.pdf

Poedjioetami, Esty. (2008). Penataan Ulang Kawasan Bantaran Sungai Dengan Menghadirkan Sentra Ekonomi Dan Rekreasi Kota (Studi Kasus Kawasan Dinoyo Tenun, Surabaya). [online] tersedia:

http://eprints.upnjatim.ac.id/1315/1/TA-_Esty_43.pdf

Simata, Djoel. (2011). Chemical Oxygen Demand. [online] tersedia:

http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/chemical-oxygen-demand-cod.html

Trekkers, The. (2008). Peralatan dan Perlengkapan Arung Jeram. [online] tersedia: http://mapalacaravan.wordpress.com/2008/09/19/perlengkapan-arung-jeram/

Wicaksono, Anindityo. (2008). Materi Dasar Arung Jeram. [online] tersedia: