PEMBINAAN KEAGAMAAN TERHADAP NARAPIDANA DEMI TERCAPAINYA PRIBADI YANG MANDIRI : Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan I Cirebon.

PEMBINAAN KEAGAMAAN TERHADAP NARAPIDANA
DEMI TERCAPAINYA PRIBADI YANG MANDIRI

(Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan f Cirebon)

TESIS

Diajukan Kepada Panrtia Ujian Tesis
Instftut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Pendidikan Umum

Oleh:

ABDUL LATIF
NIM. 9596161

PROGRAM PASCASARJANA
BIDANG STUDI PENDIDIKAN UMUM

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG
1999

Disetujui dan Disyahkan oleh Pembimbing
Untuk Mengikuti Ujian Tahap II

PROF. DR. H. MAMAN ABDURAHMAN
Pembimbing

PROF. H. NU'MAN SUMANTRI, M.
Pembimbing

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1999

ABSTRAK


riai»« Lem^ga Pemasyarakatan (Lapas)

mlir h,T

berperan penting

" ^epribad±an manusia y*"S seda^ menjalan?

S™,n r3K
^na Pelan59^an yang telah dibuatnya.
rf™*
lemb*°a tersebut dipandang strategis berkenaan
e
JrhH" -erebaknya kejahatan yang sudah barang
tentu menambah penghunx Lembaga Pemasyarakatan.

*n HPnnLtJtan te,Dritis men9enai kaitan pembinaan keagama

an dengan kemandxnan, pertama-tama berangkat dari aksioma teorx tungsional, bahwa segala hal yang tidak berfungsx akan lenyap dengan sendirinya. Karena agama sejak dulu


T^nnlt 5a!
ada' JelaS
bahwa a9ama
rungsx,
atau ini,maSih
bahkan memerankan
sejumlah
fungsi.mempunyai
Tampak

bahwa kaitan agama dengan masaiah moral demikian erat.
d.rfio Pnu ^ moralitas «enjadikan indikasi masaiah kemandirxan. BBahwa manusia mandiri adalah manusia yana memi-

termoraTku'at*" dalSm kemampuan' berkepribadian sehat dan
Kemandirian seseorang pada hakekatnya erat kaitan-

linri.fr9aH
"ilai-nilai religius atau agama yang menjadi
landasan dalam perxlaku seseorang. Dilihat dari seqi
rif? ' kemandirian P^fa hakekatnya sebagai konsekwensi

darx

adanya keyakxnan atau iman dan takwa, hal ini

men-

yangkut masaiah akidah.

flria, . Fenomena menarik yang timbul di lokasi penelitian

adalah bahwa beberapa keterampilan yang ditunjukkan untuk
melatih para napi juga telah lama diselenggarakan di
sana. Dan keterampilan tersebut ada beberapa napi yanq

cenderung dapat hidup mandiri. Mereka mampu untuk memperbaikx niesm membuat konveksi, dan bercocok tanam yang

baxk dan berhasil.

'


y

rian . Dari dua visi aktivitas yakni kegiatan keagamaan
dan kegiatan keterampilan yang sudah lama berlangsunq di
Lembaga Pemasyarakatan I Cirebon tersebut,
temyata
mendapat

perhatian

beragam dari para napi.

Mereka

ada

ri^LoSerpUS dal3f men9ik"ti program yang dilaksanakan

Lembaga Pemasyarakatan, sehingga mereka itu mendapat
penxngkatan kualitas individu baik dari pembekalan nilai-


nxlax agama maupun dalam hal kemampuan fraktis. Sedangkan
napx laxnnya yang kurang responsif terhadap program
me'Teka

cenderung kurang memperoleh peningkatan

kualitas

individu dalam kedua visi nilai yang ada dalam program di

Lembaga Pemasyarakatan.

IX

proses
rll„

"pendidikan1^:
k«9a™ sebagai

suatu
pendxdikan dan Pembinaan
proses sosialisasi
nilai-nila^
keagamaan mempersyaratkan suatu mekanisme dan proles yanq"
da,r;kterTs,tiP
^ **"*
kond^
araktenstik J
nara pidana
sebagai
sasaran^aitkan
pembinaan egHal
^n'ci^KnT
di^akan
°leb L-ba9a
Pemasyaraklx«n Lxrebon I. Yan^
Vang menjadx
permasalahan,
bagaiamana

ddIp

dan proses pembinaan tersebut secara parigdiSatik serl*
secara konseptual teoritis apakah hal tersebut Llah
of"?"?",
paradi9ma
yang menekankan
padf 'tersebu
pane apa '
pendekatankSPada
pendxdikan.
Sehingga
hasil pembinaan
dapat memasyaraktkan kembali para nara pidana pad^ Tlno-

kungan msyarakat secara alamiah.

P

Berdasarkan fokus masaiah tersebut di atas


"9

nene-

tiin^v.-r dlktmban^-n kedalam tiga pertanyaan 'penllT-

^- P ^ ^



^ssr;jtCir^?
2>- ^"-"ii- reidsiamLarb:gP;
Prn?\
h" Pend°ron5 naPi "ntuk hidup mandiri -?

^t

oleh parafinapr?Rdirian ^


b*^™*™ Y™* ditampilkan

riotif araT^t^H dilakukan ««lalui dengan metode deskti? D,S ifi ' ?T°an pendekata" kualitatif naturalis-

ii ;.rJfa
t ^!laka"
teknik>
si
partxsxpatxf
dan stuidenQan
dokumentasi.
Dxperoleh

temuan

penelitian:

wawancara, observa1).

Pembinaan


di

tZtT 1
PSr5>'arakatan
I Cirebon
dilakukan
di Salam
tembok
lembaga
pemasyarakatan.
Pembinaan
dimulai
dari

narapidana tersebut
masuk,
lalu
di te-im,
Pema=»arfllffltan
*- =
^
^a-iu ui
r.e. ima
remar/arakatan (atas dasar putusan hakim

dT
I»«h
di
Lembaga
yanc tel^h

pastx) sampai menjalani program release, balk beruoa
pemberxan bersyarat (pre release treatment maupun p^mberxan pelepasan bersyarat. 2). Subjek pembinaan adalah
«arga negara yang karena sesuatu hal dlputu^ pidana
hxlang kemerdekaan oleh hakim kemudian mereka Lnjatan

b n;i ;\?r;"?-- peiaos.onai (u%> Kriteria manusia yang memiliki iman dan

taqwa

adalah manusia yang mampu memandang segala sesuatu dengan
penuh

kebijakan,

baik

berperilaku

sebagai

individu,

sebagai anggota suatu komunitas masyarakat, atau
khalifah fil ardhi. Manusia yang beriman dan

sebagai

bertaqwapun

akan

mampu menjadi sosok manusia yang sadar akan

kenya

taan

dalam hidupnya serta mampu melakukan hubungan

baik

secara vertikal dengan Allah SWT, mampu secara horizontal

dengan sesama manusia (Mardiatmadja, 1990 : 19).
Pembinaan keagamaan menekankan pendidikan keimanan

dan

ketaqwaan,

nilai.

Dengan

ketaqwaan

merupakan

demikian pendidikan

merupakan

pendidikan

pengembangan

"sentral"

dimensi yang

dalam

pendidikan

nilai

keimanan

sangat

penting

secara umum. Yang mencakup

nilai-nilai. Sebagaimana

pada

dan

dari

pelestarian

Kosasih

Djahiri,

(1992:2) berpendapat bahwa: nilai logik, etik dan estetik

3alah satunya bersumber dari agama, disamping ilmu penge

tahuan dan ipoleksosbudhankam. Selain itu dalam pandangan
dunia
konteks

makna

yang dikemukakan

oleh

PH.Phenix

(1957:7)

nilai yang lahir dari agama termasuk pada

dunia

ilmu sinoptik. Phenix berpendapat, agama berkenaan dengan
makna-makna

yang mutlak (ultimate meaning)

yang

bangkan keseluruhan, keutuhan dan trasendental.

melam-

16

F.

DEFINISI OPERASIONAL

1. Pembinaan;
yaitu

merupakan

salah

satu

fungsi

upaya pengendalian profesional

manajemen,

terhadap

semua

unsur organisasi/program agar unsur tersebut berfungsi

sebagaimana mestinya, sehingga rencana untuk
tujuan

dan

mencapai

dapat terlaksana atau tercapai secara

efisien. (Hersey dan Blanchard,

operasional,

pembinaan

Djudju

Sudjana

1982:3).

(1992:38)

memiliki dua sub-fungsi,

efektif

Secara

menyatakan;

yaitu

pengawasan

dan

supervisi. Prinsip dasar supervisi ini

dan

kerjasama maka pembinaan ini

bimbingan

cenderung

memiliki

makna upaya pembelajaran dalam makna yang luas.

ditegaskan

bahwa

pembinaan

dalam

Dapat

penelitian

ini,

dilihat dari segi proses yang bermakna pembelajaran.

2. Pendidikan

umum; membekali individu

dengan

pengeta

huan, keterampilan, kemampuan, dan sikap secara

inte-

gratif

hidup

yang

agar dapat dipergunakan untuk menjalani

utuh,

baik selaku individu,

anggota

keluarga,

anggota masyarakat, maupun selaku warga negara.

4. Narapidana;

adalah

orang

yang

secara

resmi

dinyatakan bersalah oleh hakim karena telah

telah

melanggar

ketentuan pidana sebagaimana dalam undang-undang.

5. Keagamaan; Suatu kepercayaan yang merupakan
dari

kebenaran

merupakan

yang tinggi adaah agama.

dasar-dasar

kepercayaan dalam

implikasi

Dan
agama

aqidah
yang

mengikat
dari

seseorang

agama

adalah

itu. Kepercayaan

tauhid

diserahkan

dengan persoalan

tertinggi

dimana segenap

kepada

yang

hidup

Allah. Penyerahan

prinsipil

dalam

seorang
ini

Islam

muslim

melahirkan

ketentraman dan ketenangan baginya.

6. Kemandirian;
saan.

merupakan salah satu ciri

dari

kedewa-

Orang yang mandiri memiliki kemauan dan

puan usaha untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
secara

sah,

wajar dan bertanggung jawab.

kemam

hidupnya
Namun

tidak

berarti bahwa orang mandiri lepas dari

orang

lain, tidak identik dengan orang yang

ini

bantuan
memiliki

sikap individualistik. Orang yang mandiri adalah orang
yang

hidup

ditengah-tengah

masyarakat

sekitarnya,

namun memiliki tanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan

itu

mandiri

mempunyai makna tanggung jawab, tidak menyita

hak-hak

orang

hidupnya secara wajar. Karena

tuntutan

lain, mampu mememnuhi tuntutan kebutuhan

pokok

minimalnya, punya keberanian untuk mengambil resiko.

BAB III

METODOLOGI, PROSEDUR, DAN TEKNIK PENELITIAN

Metodologi

penelitian pada hakekatnya

pembahasan

metode

yang diterapkan dalam proses

penelitian.

Secara

teknis

operasional, metodologi menunjukkan prosedur

dan

teknik. Prosedur berkenaan dengan tahapan-tahapan peneli
tian,

sedangkan teknik menitik beratkan

pengumpulan

data,

pemilihan kasus,

dan

pada

cara-cara

analisa

data.

Dapat ditegaskan metodologi, prosedur, dan teknik peneli
tian

merupakan

penting

untuk

suatu kesatuan dan

menjadi

dapat memberikan arahan yang

persyaratan
cermat

dan

teliti dalam keseluruhan pelaksanaan penelitian.
A.

Metode Penelitian

1. Pendekatan terhadap Masaiah

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
dan

proses

agama
karena

yang

sosialisasi

dan

internalisasi

melandasi perilaku mandiri para

pola

nilai-nilai

napi,

itu permasalahan pokok yang akan diungkap

dengan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan

oleh
sesuai
pada

sub pokok bahasan terdahulu yang berkenaan dengan keberadaan

aktivitas pembinaan, nilai-nilai agama yang

poten-

sial menjadi faktor pendorong dan profil kemandirian pada
para napi di Lembaga Pemasyarakatan I Cirebon.
74

75

Dengan demikian, penelitian

menyentuh kealamiahan sumber

data yang bersifat menyeluruh dari kehidupan nara
di

LP.

Sekaitan dengan ini, Lexy J.

mengingatkan,
berusaha

penelitian dalam

untuk

memahami arti

Moleong

pandangan
peristiwa

pidana

(1991:91)

fenomenologis
dan

kaitannya

terhadap orang-orang dalam situasi tertentu.

Mencermati kondisi permasalahan tersebut dan untuk

mencapai

dang

tujuan penelitian, maka pendekatan yang

relevan

adalah

pendekatan

kualitatif.

dipan-

Alasannya

adalah berdasarkan pertimbangan berikut.

a. Berkenaan dengan sifat masaiah yang ditelititi
Penelitian
sosialisasi

lembaga

dan

ini

bertitiktolak dari

transformasi nilai-nilai

suatu

keagamaan

pemasyarakat. Permasalahan pokok berangkat

asumsi dan realitas bahwa perilaku mandiri atau

rian

gejala

para narapidana

di

dari

kemandi

merupakan kunci keberhasilan

para

lembaga pemasyarakat. Dilain pihak karakteristik

narapi

dana sangat beragam, dengan latar belakang kasus

kejaha

tan dan kondisi kesehatan jiwa yang rusak, hal ini

memp

ersyaratkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku

narapidana
untuk

bisa

yang

mengacu

kepada

hidup dan diterima

perilaku
oleh

para

kemandirian,

masyarakat

kelak.

Mengingat perubahan sikap dan perilaku merupakan

masaiah

pendidikan,

menjadi

maka

faktor determinan

proses pembinaan

diasumsikan

dalam pembentukan kemandirian.

Untuk

memahami

perilaku seperti

digambarkan

di

atas, peneliti bermaksud melakukan kajian secara mendalam

mengenai

Dengan

profil perilaku mandiri dan pola

demikian,

pembinaan

pembinaannya.

perilaku mandiri narapidana dan

pada lembaga pemasyarakatan I Cirebon,

ditangkap dari

berbagai

sisi

yang

pola
dapat

menjadikan

kajian

semakin luas, dalam, dan menyeluruh.

Pendekatan kualitatif diasumsikan membantu peneli

ti

dalam

bahkan

mencari dan menemukan

teori

konsep

atau

proposisi

berdasarkan pada data (grounded

Pendekatan grounded yang induktif mengandung

theory).

pembaharuan

dan terstruktur lebih longgar dalam menjaring data, yaitu
penyusunan teori substantif yang berakar pada data (Abdul

Syukur Ibrahim dan Machrus Syamsuddin, 1985:15).
b. Pengetahuan Mengenai Subjek

Penelitian

dupan

ini mengambil lokasi di lapangan

narapidana di

tempat

Penelitian

lembaga

pemasyarakatan,

kehi

sebagai

belajar (sosialisasi) dan tempat tinggal.

sumber

informasi atau responden adalah; para narapidana

dengan

kriteria

dipandang

telah

menunjukan

kondisi

perilaku

mandiri.

Dalam rangka menguji validasi data sumber

masi

diklasifikasi menjadi; narapidana,

infor

pengelola

atau

Pimpinan dan staf lembaga pemasyarakatan, dan nara sumber

lainnya yang memberikan pembinaan serta keluarga

narapi-

dana.

Dalam

beberapa

dan

hal ini, peneliti

akan

berhadapan

aspek perilaku mandiri narapidana yang

diwawancarai

dengan
diamati

dari aspek sifat-sifatnya dan

proses

pembinaannya.
2. Subjek Penelitian

Di dalam suatu penelitian, subjek peneliti merupa

kan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena

pada

subjek itulah terdapat variabel penelitian (dalam peneli
tian kualitatif disebut sistem pola yang diamati).

Kete-

patan

karya

memilih subjek penelitian menentukan

yang mengandung kebenaran ilmiah dan secara

dapat

hasil

konsepsional

dipertanggungjawabkan. Sehingga, hasil

penelitian

dapat terhindar dari error bila subjek penelitian diambil
secara cermat yang didasari pemikiran ilmiah.

Dalam penelitian ini

di

lingkungan

menjadi

subjeknya ialah

lembaga pemasyarakatan.

narapidana

Sedangkan yang

objek ialah peristiwanya (event) yang dalam

hal

ini ialah perilaku mandiri narapidana dan pola dan proses
pembinaannya. Subjek penelitian dibagi menjadi dua

kate-

gori, yakni sumber informasi dan informan.

Narapidana sebagai sumber informasi atau responden

adalah orang yang menjadi kasus penelitian yang

memberi

kan data utama tentang diri sendiri dan

latar

belakang

kehidupannya. Sumber informasi ialah orang yang

menceri-

takan tentang dirinya sendiri.

Informan

adalah pimpinan dan staf

lembaga

serta

narapidana lainnya. Informan inilah yang memberikan

data

pelengkap tentang identitas kehidupan kasus, yaitu

orang

yang

menceritakan

kasus).

orang lain

(menceritakan

kehidupan

Lexy J. Moleong (1991 : 90) menyebutkan bahwa

:

"informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi

tentang

penelitian".

situasi dan kondisi

latar

Di samping itu ditegaskan juga

belakang

bahwa

manfaatan informan bagi peneliti adalah agar dalam

yang

relatif singkat, banyak informasi yang

jadi

sebagai internal sampling, karena

suatu

kejadian

yang

informan

ditemukan

waktu

terjangkau,

faatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau

ingkan

"pe-

diman

memband-

dari

subjek

lainnya".

Menyadari

untuk
maka

pentingnya kedudukan subjek

penelitian

memberikan jaminan terhadap hasil penelitian
dalam uraian berikut disajikan

proses

ini,

penelusuran

sumber informasi dan kriteria persyaratannya.
a.

Su»ber

informasi

Sebagaimana

responden
yaitu

ialah

orang

dikemukakan,

orang yang

sumber

menjadi

yang menceritakan tentang

sehingga

diperoleh

data utama tentang

belakang

kehidupannya.

informasi

kasus

penelitian,

dirinya
diri

atau

dan

sendiri
latar

Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990 : 374)
peneliti dari San Fransisco State University,

menyatakan

bahwa sampling dalam studi-studi observasi pada
tive

Research,

menyeleksi

jelas

memungkinkan bagi

sample

para

purposif. Sampel

Qualita

peneliti

yang

untuk

dicari

sudah

dan dipilih yang itu saja. Sehingga, perihal

yang

diobservasi sudah terarah dan itulah yang dipilih.
Subjek

objeknya

penelitian

Menurut
observer

apakah

manusia,

sedangkan

adalah event atau peristiwanya, yaitu

mandiri narapidana

studi

ini ialah

perilaku

dan proses pembinaannya.

Earl Babbie, ada dua
dalam

penelitian

tingkatan

sampling

kualitatif.

sampel yang dapat diambil memiliki

Pertama,

situasi

serupa itu. Misalnya, apabila satu buah kelas

yang

observasi,

maka kelas yang lain sudah diwakili. Kedua, apakah obser
vasi

yang dilakukan oleh peneliti itu

kemungkinan
sebagian

observasi dapat dilakukan.

komponen

yang diobservasi itu

mewakili

seluruh

Maksudnya,
dapat

dari

mengerti

seluruh komponen yang ada.

Pemilihan sumber informasi dilakukan secara purpo
sif, yaitu penetapan sampel berdasarkan tujuan

Tegasnya
menjadi
man,

sampel-sampel penelitian

kualitatif

tertentu.

cenderung

lebih purposif dari pada acak (Miles dan

1992 : 47).

Huber-

Lincoln

dan

Guba (dalam Sanafiah Faisal)

menye

butkan bahwa dalam proses pengumpulan data tentang
topik,

bila variasi informasi tak muncul atau

suatu

ditemukan

lagi, maka peneliti tak perlu lagi melanjutkannya

dengan

mencari informasi atau sampel baru, artinya jumlah sampel

atau

sumber informasi bisa sangat sedikit atau

orang

saja,

sangat

tetapi

tergantung

bisa juga sangat

beberapa

banyak.

dari pemilihan sumber

Hal

ini

informasi

dan

keragaman fenomena yang diteliti.

Dalam

Huberman

pemilihan

(1992

kasus yang diteliti,

: 30) menegaskan

bahwa

Miles

dan

istilah

kasus

Perlu dicatat kami menggunakan kata "situs"

dalam

dengan kata situs, sebagai berikut.

pengertian yang sama dengan kata "kasus". Kedua-duanya
mengacu

pada fenomena yang sama; yaitu suatu

konteks

terbatas, dimana seseorang mengkaji peristiwa-peristiwa,

proses dan hasilnya. Perlu ditegaskan pula

suatu "kasus" dapat mencakup lingkup latar yang

sebuah sekolah, sebuah program, sebuah proyek

bahwa

luas,

khusus',

suatu jaringan, suatu komunitas, dan bahkan perilaku
seseorang individu sepanjang waktu dalam suatu ling
kungan yang khusus. Kata "situs" dipilih disini karena
hal itu mengingatkan pada kami bahwa suatu "kasus"
senantiasa terjadi dalam latar yang khusus, sementara
kita

tidak

dapat mengkaji

"kasus-kasus"

tanpa sama sekali mengaitkannya dengan cara

individual

memandang

yang sering dilakukan oleh peneliti kualitatif.

Berdasarkan

lihan

penjelasan tersebut, maka dalam

kasus penelitian ini yang menjadi

narapidana,

sedangkan

yang merupakan

kasusnya

lingkup

pemi

ialah

latarnya

ialah peristiwa (event) yaitu profil perilaku mandiri dan

proses pembinaan narapidana.

b. Kriteria kasus penelitian

Dalam rangka memilih kasus penelitian, maka seper
ti

yang

kasus

telah digariskan

dilakukan

terdahulu

bahwa

melalui wawancara kepada

penelusuran

informan

dan

kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap setiap
calon kasus sehingga ditemukan kasus atau sumber informa

si yang memenuhi kriteria persyaratan, sebagai berikut :

1) Memiliki data identitas warga yang tercatat di lembaga
pemasyarakatan I Cirebon.

2) Tercatat

sebagai narapidana dengan kondite baik,

dan

mengacu kepada pola hidup mandiri.

3) Usaha warga tidak terbatas pada golongan usia produktif kerja, tetapi semua golongan masih dapat

berusaha

(Diadaftasikan dari Malcolm S. Knowles, 1980 : 24).

Kasus-kasus

dipersyaratkan

penelitian yang

berindikasi

seperti

tersebut merupakan sumber informasi

atau

responden yang diwawancarai secara mendalam untuk member!
kan jawaban terhadap fokus masaiah penelitian J.

Vreden-

bregt (1978 : 38) menegaskan bahwa :

Sifat khas dari :case study" adalah suatu pendeka
tan

yang

bertujuan

untuk

memepertahankan

keutuhan

(wholeness) dari objek, artinya data yang dikumpulkan
dalam rangka "studi kasus", dipelajari sebagai suatu
keseluruhan yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk
memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai

objek

kasus

yang

bersangkutan, yang

berarti

bahwa

harus disifatkan sebagai suatu penelitian

eksploratif.

studi

yang

B

Mendasari
pengamatan

pemikiran di atas, maka

serta teknik lainnya adalah

keutuhan

objek

penelitian ini

yaitu

wawancara

untuk

dan

mendalami

perilaku

mandiri

narapidana dan pola pembinaannya.

B. Prosedur Penelitian

Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal

bab

III ini, bahwa prosedur penelitian

penulisan

merupakan

unsur

penting dari metodologi yang membahas langkah-langkah

di

dalam suatu proses penelitian. Suharsimi Arikunto (1992 :
14-15) mengisyaratkan sebelas langkah prosedur penelitian
yang harus dilalui, adalah :

(1)

meroilih masaiah, (2) Studi

Merumuskan

masaiah,

(4) Merumuskan

Menentukan

variabel dan sumber data,

pendahuluan,
anggaran

(3)

dasar

(4a) Merumuskan hipotesis, (5) Memilih pendekatan, (6)
dan

menyusun

(7)

instrumen, (8) Mengumpulkan

Menentukan

data,

(9)

Analisa data, (10) Menarik kesimpulan dan (11) Menulis

laporan.

Menyimak
menunjukkan

prosedur penelitian

tersebut,

ternyata

unsur yang utuh dan sistematis dalam

proses

penelitian. Modifikasi prosedur penelitian dari kuantita-

tif menjadi kualitatif, sepuluh langkah yang telah

dofikasi,

diklasifikasikan menjadi tiga

langkah

dimo-

pokok,

yaitu : 1) Pembuatan rancangan penelitian, 2) Pelaksanaan
penelitian, dan 3) Pembuatan laporan penelitian.

Adapun ketiga prosedur pokok dan komponennya dalam
penelitian kualitatif dapat diuraikan sebagai berikut.

B.v

1. Penbuatan rencana penelitian

'Pada

tahap

ini,

peneliti

melakukan

persiapan-

persiapan yang meliputi : memilih masaiah, studi pendahu-

luan, merumuskan fokus masaiah, memilihpendekatan, menen
tukan sistem pola yang diamati dan sumber data.
mana

layaknya

suatu penelitian ilmiah, pada

Sebagai
tahap

ini

peneliti menyusun desain penelitian untuk kemudian dikon-

sultasikan kepada para pakar di bidang pendidikan,
tama mengenai penting dan aktualnya masaiah yang
yang dalam hal ini menyoroti
dan
2.

terudipilih

perilaku mandiri narapidana

proses pembinaannya.

Pelaksanaan Penelitian

Pada langkah ini, peneliti melakukan kegiatan yang

meliputi:

menentukan

mengumpulkan
temuan

kembali

instrumen,

data, analisa data, dan membuat

kesimpulan

peneliti.

beberapa
sebelum

aspek
dan

dan

Dalam

kegiatan

selama

menyusun

konteks

dalam

penelitian

penelitian

kualitatif

pelaksanaan

dikerjakan

berlangsung.

Misalnya,

pembuatan instrumen baik berupa pedoman observasi, wawan
cara

maupun

Tetapi

instrumen
strument),

hanya

pedoman untuk studi

yang

dokumen.

prinsip dalam penelitian

penelitian ialah peneliti sendiri
sedangkan

memuat

pedoman

pertanyaan

kunci

ini

bahwa

(human

observasi

dan

untuk

membuka

in

wawancara

penelitian di antaranya pertanyaan untuk meneliti

masaiah
karak-

84

teristik

narapidana,

pembinaannya,

perilaku

mandiri

narapidana

serta penelusuran nilai-nilai agama

dan
islam

yang disosialisasikan.
3.

Pembuatan laporan penelitian

Langkah

yaitu

ini merupakan puncak kegiatan

dilakukan

setelah penelitian

penelitian

lapangan

berakhir,

sekalipun laporan ini telah dimulai dalam proses

peneli

tian berlangsung,

Penuli

seperti pembuatan analisa data.

san laporan dalam penelitian ini menjurus kepada

penuli

san tesis sebagai suatu karya ilmiah.

Pengorganisasian penulisan laporan penelitian
dituangkan

tinjauan

ke

dalam lima bab, yaitu

kepustakaan,

metodologi,

pembahasan hasil penelitian,

ini

bab

pendahuluan,

hasil

penelitian,

kesimpulan dan saran.

C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pada bagian ini disajikan pemikiran teknis peneli
tian mengenai instrumen, teknik pengumpulan data, analisa
data,

1.

dan batas akhir penelitian.

Instrumen penelitian

Dalam upaya menemukan fakta dan data secara alami-

ah peneliti langsung berperan sebagai intsrument
tian.
dengan

Artinya,

peneliti

secara

langsung

peneli

berinteraksi

sumber informasi dalam suatu wawancara bebas

dan

65

mengamati

situasi sosial serta informasi

yang

tersedia

Dalam kaitannya dengan fokus penelitian,

peneliti

dalam dokumen.

membekali

diri

dengan pedoman

wawancara

yaitu

profil

perilaku manidir dan pola pembinaannya, serta nilai-nilai

mandiri. Pedoman wawancara dimaksud merupakan pertanyaanpertanyaan

kunci

mengungkapkan

berarti,

untuk membuka

pengalaman

bahwa

selain

hidup

pedoman

pemikiran

dan

kasus

belajar.

wawancara

dalam

Hal

ini

(terlampir)

masih terbuka kesempatan peneliti untuk meminta

penjela-

san sekitar mendalami ungkapan-ungkapan kasus atau sumber
informasi.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik

pengumpulan

data

dalam

penelitian

ini

adalah wawancara yang mendalam (indepth interview) dengan
responden dan melakukan pengamatan langsung

(participant

observation) terhadap situasi sosial di lapangan baik

di

rumah, ditempat kerja, maupun di berbagai tempat kegiatan

lainnya, dan melakukan kajian dokumen. Selama pengamatan,
peneliti

sepenuhnya

melebur

dalam

kegiatan-kegiatan

tersebut, dan bertindak sebagai pembinaan atau da'i tetap
di lembaga pemasyarakatan I Cirebon.

Alat yang dipergunakan dalam wawancara, pengamatan
dan

kajian dokumen adalah lembar isian,

pedoman

wawan

cara, tape recorder, dan serta lembar catatan lapangan.

86

3.

Analisis data

Data yang dikumpulkan pada setiap pertemuan
sung

di analisa. Miles dan Huberman (1992 : 16)

lang
berpan-

dangan bahwa analisa terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi

data,

secara bersama yaitu : reduksi

dan

penarikan

data,

penyajian

kesimpulan/verifikasi.

Meliputi

pembuatan pedoman analisis data dan analisis yang berkai
tan dengan konsep dan teori dalam pembahasan.

Dari hasi