DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DER LERNMOTIVATION UND DER DEUTSCHEN WORTSCHATZSBEHERRSCHUNG.

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh : ASTRI LESTARI

0809053

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

Oleh Astri Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Astri Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Astri Lestari

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Penguasaan Kosakata bahasa Jerman

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Lucky Herliawan Y. A., M.Pd. Ending Khoerudin, S.Pd.M.Hum NIP.196401041989031001 NIP.197105091998021001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

Drs. Amir , M.Pd NIP. 196111101985031005


(4)

ABSTRAKT

Lestari, Astri. 2013. Die Beziehung zwischen der Lernmotivation und der

deutschen Wortschatzsbeherrschung. Bandung. Skripsi: eine

Abschlussarbeit an der Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Kunst. Universitas Pendidikan Indonesia.

Deutsch ist eine der Fremdsprachen, die in der SMK Negeri 3 Bandung gelernt wird. Beim Deutschunterricht sollen die Schüler die Sprachfertigkeiten beherrschen, nämlich: Hören, Sprechen, Lesen und Schreiben. Die Wortschatzbeherrschung spielt eine große Rolle beim Lernen der deutschen Sprachfertigkeiten. Um den deutschen Wortschatz zu beherrschen, wird die groβe Lernmotivation gebraucht. Die Ziele dieser Untersuchung sind, um herauszufinden: 1) die Lernmotivation der Schüler; 2) die deutsche Wortschatzbeherrschung der Schüler; 3) die Beziehung zwischen der Lernmotivation und der deutschen Wortschatzbeherrschung; 4) den Beitrag der Lernmotivation auf die deutsche Wortschatzbeherrschung. Diese Untersuchung wurde in der SMK Negeri 3 Bandung durchgeführt. Die Population dieser Untersuchung waren alle Schüler von Klasse X, als Probanden wurden 35 Schüler von Klasse X Akuntansi 3 (X AK 3) genommen. Die gesammelten Daten wurden aus dem Lernmotivation-Test und dem Wortschatzbeherrschung-Test erhalten. In dieser Untersuchung wurde die kuantitativ-analytisch-deskriptive Methode mit der Technik der Regressionsanalyse verwendet, um zu wissen, ob die freie Variable (Lernmotivation) die gebundene Variable (deutsche Wortschatzbeherrschung) beeinflusst. Um den Beziehungsgrad zwischen den Variablen herauszufinden, wurde die Technik der Korrelationsanalyse benutzt. Aus der Berechnung der Korrelationkoeffizienten wurde der Wert 0,37 erhalten. Das heisst, dass die Korelation zwischen der X-Variable und der Y-Variable zur niedriegen Kategorie gehört. Die Beziehung zwischen X-Variable und Y-Variable wurde durch die lineare Regressionsgleichung Ŷ = 50,95 + 0,42X bewiesen. Die Berrechnung der Determinationskoeffezienten (kd) ergab den Wert 13,69%. Das bedeutet, dass die Lernmotivation zu der deutschen Wortschatzbeherrschung den Beitrag leistet, und zwar 13,69%. Aufgrund den oben genannten Untersuchungsergebnissen wird folgendes vorgeschlagen: 1) Zur Erhöhung der Lernmotivation, sollten die Schüler u.a. das Ziel des Deutschlernens für ihre Zukunft und das Bedürfnis nach Selbstentwicklung haben; 2) um ihren deutschen Wortschatz zu vertiefen, sollten die Schüler u.a. eigene Lernstrategie haben, zum Beispiel deutsche Wörter durch ihr eigenes Private-Wörterbuch und ihre Wortschatz-Karte lernen, deutsche Lieder hören, oder deutsche Filme sehen.


(5)

ABSTRAKSI

Lestari, Astri. 2013. Hubungan antara Motivasi Belajar dan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman. Bandung. Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.

Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di SMK Negeri 3 Bandung. Dalam pembelajaran bahasa Jerman siswa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Penguasaan kosakata berperan penting dalam mempelajari empat keterampilan tersebut. Dalam penguasaan kosakata diperlukan motivasi belajar yang kuat agar tingkat penguasaan kosakata dapat dicapai dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) gambaran motivasi belajar siswa; 2) penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa; 3) hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata; 4) kontribusi motivasi belajar siswa terhadap penguasaan kosakata. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, sedangkan sampel penelitian adalah siswa kelas X Akuntansi 3 sebanyak 35 orang. Data dalam penelitian ini diperoleh dari angket motivasi dan hasil tes penguasaan kosakata. Dalam penelitian ini digunakan metode analitis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (motivasi belajar) mempengaruhi variabel terikat (penguasaan kosakata). Selanjutnya analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel yang diteliti. Dari hasil penghitungan koefesien korelasi diperoleh nilai sebesar 0,37. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa korelasi variabel X dan variabel Y tergolong pada kategori rendah. Hubungan variabel X dan variabel Y ditunjukkan melalui persamaan

regresi Ŷ = 50,95 + 0,42X. Melalui penghitungan koefesien determinasi (kd),

diperoleh harga sebesar 13,69%. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar siswa memberikan kontribusi terhadap penguasaan kosakata, yakni sebesar 13,69%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada siswa untuk: 1) meningkatkan motivasi belajar antara lain dengan memiliki tujuan belajar bahasa Jerman untuk masa depannya dan memiliki kebutuhan untuk perkembangan dirinya; 2) meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman, siswa hendaknya mempunyai strategi dalam belajar antara lain dengan cara membuat “kamus” sendiri, membuat kartu kosakata, atau menggunakan media lagu atau film.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKT ... i

ABSTRAKSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... .x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 6

2.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 6

1. Pengertian Motivasi ... 6

2. Pengertian Belajar ... 8


(7)

4. Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 13

5. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 17

6. Upaya Meningkatkan Motivasi belajar ... 19

2.2 Pengertian Penguasaan Kosakata ... 23

1. Pengertian Kosakata ... 23

2. Jenis-jenis Kosakata ... 25

3. Penguasaan Kosakata ... 27

4. Pembelajaran Kosakata ... 29

2.3 Kerangka Berpikir ... 31

2.4 Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Metode Penelitian ... 33

3.2 Variabel dan Desain Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.5 Definisi Konseptual ... 35

3.6 Definisi Operasional ... 35

3.7 Instrumen Penelitian ... 36

3.8 Teknik Analisis Data ... 40

4 Hipotesis Statistik ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43


(8)

1. Data Motivasi Belajar ... 43

2. Data Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman ... 43

2.4 Uji Persyaratan Analisis ... 44

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data X ... 44

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data Y ... 44

3. Uji Homogenitas Data Variabel X dan Y ... 45

4. Uji Normalitas Data Variabel X dan Y ... 45

4.3 Analisis Data ... 46

1. Identifikasi Persamaan Regresi ... 46

2. Ui Kelinearan Regresi ... 46

3. Uji Keberartian Regresi ... 47

4. Uji Koefisien Arah Regresi ... 47

5. Penghitungan Koefisien Korelasi ... 48

6. Penghitungan Koefisien Determinasi ... 48

4.4 Pengujian Hipotesis ... 49

5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 56 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sosial, manusia melakukan interaksi, kerja sama dan menjalin hubungan sosial di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam melakukan interaksi tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat untuk berinteraksi yaitu bahasa. Di zaman yang sangat maju ini, perkembangan bahasa sangat pesat, terutama bahasa asing, termasuk bahasa Jerman. Di Indonesia, bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di sekolah. Dalam mempelajari bahasa Jerman, siswa diharapkan mampu menguasai keterampilan bahasa yang baik. Adapun keterampilan berbahasa tersebut mencakup empat aspek yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit), keterampilan menulis (Schreibfertigkeit).

Keterampilan berbahasa tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan penguasaan kosakata, karena kosakata merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran bahasa Jerman, di samping komponen lainnya seperti Struktur dan Aussprache. Kosakata dapat menunjang keempat keterampilan berbahasa tersebut karena semakin kaya penguasaan kosakata siswa maka komunikasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tulisan akan menjadi lebih mudah. Oleh karena itu, agar semua aspek keterampilan dan kosakata dapat dikuasai dengan baik, maka proses


(11)

2

pembelajaran bahasa Jerman yang dilakukan oleh siswa harus sungguh-sungguh dilaksanakan.

Untuk menguasai keterampilan berbahasa dan kosakata bukan merupakan hal yang mudah bagi siswa di sekolah. Hal ini seperti yang penulis amati pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 3 Bandung. Ada berbagai macam kesulitan siswa dalam belajar bahasa Jerman, salah satunya dalam mempelajari kosakata, yaitu kesulitan menghafal nomina atau kata benda. Masih banyak faktor yang diduga menghambat siswa dalam mempelajari dan menguasai kosakata bahasa Jerman, di antaranya faktor-faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) yaitu keadaan kelas yang kurang kondusif, model pembelajaran yang kurang menarik, banyaknya jumlah mata pelajaran yang ada di sekolah, banyaknya kosakata yang harus dipelajari. Selain itu, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri (internal) yaitu intelegensi, daya konsentrasi, siswa mudah lupa terhadap kosakata yang telah dipelajari, kurangnya minat dan motivasi dari siswa juga dapat menjadi faktor penghambat dalam menguasai kosakata.

Dari faktor-faktor tersebut, salah satu faktor yang diduga cukup berpengaruh dalam menentukan kualitas penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa adalah motivasi, karena suatu proses belajar akan menjadi maksimal dikarenakan adanya kekuatan yang mendorong siswa atau pembelajar. Motivasi sangat berperan penting dalam belajar, dengan motivasi siswa akan mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh, dan dengan motivasi itu pula kualitas penguasaan kosakata siswa dapat dicapai dengan baik.


(12)

3

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul:“Hubungan antara Motivasi Belajar dan Penguasaan

Kosakata Bahasa Jerman”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman?

2. Apakah keadaan kelas yang kurang kondusif menyebabkan kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman?

3. Apakah banyaknya jumlah mata pelajaran yang ada di sekolah dan banyaknya kosakata yang harus dipelajari menyebabkan kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman?

4. Apakah model pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman?

5. Apakah lemahnya daya ingat menyebabkan kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman?

6. Bagaimanakah motivasi siswa dalam belajar bahasa Jerman? 7. Bagaimana tingkat penguasaan kosakata siswa?


(13)

4

8. Apakah motivasi belajar mempengaruhi penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?

9. Adakah hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata siswa?

10. Adakah kontribusi motivasi belajar terhadap penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?

1.3 Batasan masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

Penelitian ini lebih ditujukan pada hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung.

1.4 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, maka

penulis perlu merumuskan masalah penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa?

2. Bagaimana tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?

3. Adakah hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?

4. Seberapa besar kontribusi motivasi belajar terhadap penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?


(14)

5

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui motivasi belajar siswa.

2. Mengetahui tingkat penguasaan kosakata siswa.

3. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata siswa. 4. Mengetahui kontribusi motivasi belajar dengan penguasaan kosakata siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini di antaranya: 1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai besarnya kontribusi motivasi belajar siswa terhadap penguasaan kosakata.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan terhadap anak didiknya.

3. Bagi Siswa

Siswa dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi pada semua kegiatan pembelajaran.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analitis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi. Metode deskriptif analitis adalah suatu proses pengumpulan, penyusunan, dan pendeskripsian data untuk memperoleh gambaran mengenai kesimpulan dari rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Teknik analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti, sedangkan teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi.

3.2 Variabel dan Desain Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:

1. Variabel bebas (independent variable) dilambangkan dengan X yaitu motivasi belajar siswa.

2. Variabel terikat (devendent variable) dilambangkan dengan Y yaitu penguasaan kosakata bahasa Jerman


(16)

34

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

r

Keterangan:

X : Motivasi belajar

Y : Penguasaan kosakata bahasa Jerman

r : Hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata bahasa Jerman (koefisien korelasi)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitan

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X Akuntansi 3 (X AK 3) yang terdiri atas 35 siswa.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 terhadap siswa kelas X Akuntansi 3 (X-AK 3).


(17)

35

3.5 Definisi Konseptual

Variabel-variabel yang menjadi konsep untuk dijadikan instrumen penelitian adalah:

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dari dalam diri maupun dari luar seseorang yang menimbulkan serangkaian usaha dalam belajar sesuatu hal yang baru untuk menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh seseorang itu dapat tercapai dengan optimal.

2. Penguasaan Kosakata

Penguasaan kosakata merupakan suatu kemampuan seorang pembelajar dalam menguasai, memahami dan menggunakan kosakata yang mencakup beberapa hal yang berhubungan dengan kosakata itu sendiri secara tepat, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Beberapa hal cakupan tersebut yaitu dapat menggunakan kosakata sesuai situasi dan konteks pemakaiannya, dan dapat mengetahui distribusi sintaksis, bentuk dasar kata, hubungan antar kata, makna kata-kata, serta perbedaan dan variasi makna yang berhubungan dengan kosakata.

3.6 Definisi Operasional

Dalam penelitian terdapat dua variabel penelitian, yaitu motivasi belajar dan penguasaan kosakata. Definisi variabel tersebut adalah sebagai berikut:


(18)

36

1. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang mempengaruhi motivasi belajar, di antaranya: frekuensi belajar, durasi belajar, persistensi belajar, devosi (pengabdian) dan pengorbanan, kemampuan dalam menghadapi kesulitan, dan tingkat aspirasi belajar.

2. Penguasaan kosakata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengetahui makna kata-kata dan menentukan kosakata yang tepat.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Angket/kuesioner

Angket atau kuesioner dipergunakan untuk memperoleh data sebagai gambaran mengenai motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman. Angket motivasi belajar ini dibuat berdasarkan indikator yang memuat aspek motivasi belajar dan menggunakan skala Likert. Sudjana (2004:107) mengungkapkan bahwa pengertian skala Likert adalah bentuk pernyataan yang dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui nilai tertentu. Angket yang digunakan menyediakan dua pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Tersedia lima alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Oleh karena itu, penulis menyimpulkan setiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada tabel 1.


(19)

37

Tabel 1

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan

Skor empat Alternatif Respons

SS S RR TS STS

Favorable (+) 5 4 3 2 1

Un-Favorable (-) 1 2 3 4 5

Berdasarkan tabel diatas, penulis menetapkan bobot nilai sebagai berikut:

1. Untuk pilhan jawaban Sangat Sesuai (SS) memiliki 5 skor pada pernyataan positif atau 1 skor pada pernyataan negatif.

2. Untuk pilhan jawaban Sesuai (S) memiliki 4 skor pada pernyataan positif atau 2 skor pada pernyataan negatif.

3. Untuk pilhan jawaban Ragu-ragu (RR) memiliki 3 skor pada pernyataan positif atau 3 skor pada pernyataan negatif

4. Untuk pilhan jawaban Tidak Sesuai (TS) memiliki 2 skor pada pernyataan positif atau 4 skor pada pernyataan negatif.

5. Untuk pilhan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) memiliki 1 skor pada pernyataan positif atau 5 skor pada pernyataan negatif.

Perumusan kisi-kisi angket motivasi belajar tertera pada tabel 2 sebagai berikut:


(20)

38

Tabel 2

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Aspek Motivasi Belajar Indikator Nomor butir

pernyataan Jumlah

(+) (-) a. Frekuensi dalam kegiatan belajar. b. Durasi dalam kegiatan belajar. c. Persistensi dalam kegiatan belajar. d. Devosi dalam kegiatan belajar. e. Kemampu- an dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar. berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu. berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan suatu kegiatan. ketepatan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan. pengabdian dan pengorbanan (uang,tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan. usaha untuk

menjalani kesulitan dalam suatu kegiatan belajar. 1,2 5,7 11,12 14,16 17,19 3,4 6,8 9,10 13,15 18,20 4 4 4 4 4


(21)

39 f. Tingkat aspirasi dalam kegiatan belajar. adanya suatu keinginan, rencana, cita-cita, target dan sasaran yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

21,22 23,24 4

Jumlah 24

2. Tes Kemampuan Penguasaan Kosakata

Untuk mengukur tingkat kemampuan penguasaan kosakata siswa, digunakan tes kemampuan kosakata. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan kosakata siswa. Tes tersebut dibuat oleh penulis dengan tema Beruf dengan jumlah 20 butir soal yang berbentuk isian yang disesuaikan dengan kurikulum yang diajarkan pada kelas X di SMK. Untuk mengklasifikasikan perolehan nilai rata-rata yang didapat, penulis menggunakan interpretasi pedoman penilaian menurut Nurgiyantoro (2010:399). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3

Klasifikasi Persentase Nilai Interval Persentase Tingkat

Penguasaan

Kualifikasi

85-100 Sangat baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-59 Kurang baik

0-39 Tidak cukup


(22)

40

Tabel 4

Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata

No.soal Bentuk soal Indikator Jumlah

1-15

Mengisi nama-nama pekerjaan yang telah tersedia.

Menyesuaikan secara tepat kata-kata yang ada di dalam sebuah kotak dengan gambar yang telah tersedia.

15

16-20

Mencari kata yang tersusun secara acak di dalam sebuah kotak.

Menemukan kata-kata yang tersusun secara acak di dalam sebuah kotak dengan tepat.

5

Total Soal 20

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Teknik Dokumentasi

Pengumpulan data berupa hasil angket/kuesioner motivasi belajar untuk mengukur variabel X (motivasi belajar siswa), dan hasil tes penguasaan kosakata bahasa Jerman untuk mengukur variabel Y (penguasaan kosakata). 2. Teknik Analisis Statistik

Setelah data dari kedua variabel terkumpul, terlebih dahulu penulis melakukan uji persyaratan analisis yang meliputi:

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Uji validitas dan reliabilitas data digunakan untuk mengetahui apakah instrumen dalam penelitian ini valid atau tidak.


(23)

41

Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi dalam penelitian ini homogen atau tidak.

Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berasal sari populasi yang berdistribusi normal.

Jika Lhitung < Ltabel, maka data tersebut normal Jika Lhitung > Ltabel, maka data tersebut tidak normal d. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

Uji linearitas dan keberartian regresi bertujuan untuk mengetahui linear tidaknya persamaan regresi yang diperoleh dari kedua variabel yang diteliti. Jika Fhitung > Ftabel, maka tidak linier

Jika Fhitung < Ftabel, maka linier e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi:

1) Teknik koefisien korelasi (Pearson Product Moment)

Teknik koefisien korelasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel yang diteliti (nilai r). untuk menginterpretasi nilai r dapat menggunakan tabel koefisien korelasi seperti yang tercantum dalam Arikunto (2010:319).


(24)

42

Tabel 5 Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

0,800 - 1,00 Tinggi

0,600 - 0,800 Cukup

0,400 - 0,600 Agak rendah

0,200 - 0,0400 Rendah

0,000 – 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi)

2) Kontribusi variabel X terhadap Y

Besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD):

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD : Besarnya koefisien determinasi r : Koefisien korelasi

3.9 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 :

r

xy = 0

H1 :

r

xy 0

Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, namun apabila terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, maka hipotesis H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis H1 atau hipotesis alternatif diterima.


(25)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X Akuntansi 3 (X-AK 3) tahun ajaran 2013/2014 berada dalam kategori cukup, yaitu sebesar 83,03 dari skor maksimum 120.

2. Tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X Akuntansi 3 (X-AK 3) sangat baik, yaitu sebesar 86,14 dari skor maksimum 100.

3. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Hal ini dapat dibuktikan melalui koefesien korelasi (r) sebesar 0,37, meskipun koefesien korelasi tersebut termasuk kategori rendah.

4. Berdasarkan penghitungan koefisien determinasi diperoleh kesimpulan bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap penguasaan kosakata sebesar 13,69%.


(26)

53

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar, siswa hendaknya memiliki tujuan belajar bahasa Jerman untuk masa depannya dan memiliki kebutuhan untuk perkembangan dirinya. Selain itu, siswa juga hendaknya meningkatkan dorongan, frekuensi dan durasi dalam kegiatan belajar, antara lain dengan cara memanfaatkan waktu luang dan menambah jam untuk belajar, baik secara individu maupun kelompok.

2. Untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman, siswa hendaknya mempunyai strategi dalam belajar, antara lain dengan cara membuat “kamus” sendiri, membuat kartu kosakata, atau menggunakan media lagu atau film. Selain itu, siswa juga sebaiknya tidak hanya mengenal kosakata tersebut, tetapi harus dapat menerapkannya juga.

3. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian lanjutan menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dan berhubungan dengan penguasaan kosakata.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta.

Bimmel, Peter et al. 2003. Deutschunterricht planen. Arbeit mit Lehrwerkslektionen. München: Langenscheidt.

Deci & Ryan. 1983.[Online]. Tersedia: www.ph-heidelberg.de/wp/konrad/pdf Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Düden. 2006. Langenscheidt Grosswörterbuch. Berlin: Langenscheidt KG. Hamalik, O. 2003. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Heyd, Getraude. 1990. Deutsch Lernen. Frankfurt am Main: Verlag Moritz

Diesterweg.

Natawidjaja, Rochman & Moesa, Moein.1993.Psikologi Pendidikan.. Jakarta:Depdikbud.

Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE. Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Petermann, Ulrike & Petermann, Franz. 2006. Lernpsychologie. Stuttgart: UTB basics (Broschiert).

Saodih, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Santrock W, John. 2010. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Jakarta Kencana. Soedjito. 2011. Kosakata Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media Publishing. Sudjana, D. 2004. Strategi Pembelajaran.Bandung:Falah Production.


(28)

55

Suryabrata, Sumardi. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Syah, Muhibbin.2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grapindo Persada

Syamsuddin, A. 2003. Pedoman Studi Psikologi Kependidikan. Bandung: Rineka Cipta.

Schiefelle & Köller. 2006. [Online]. Tersedia: http://www.schulberatung.bayern.de/imperia/md/content/schulberatung/p dfmfr/m tivation_vortrag_jarolim.pdf.

Pengertian Belajar.[Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar

Cronbach.[Online].Tersedia:http://socyberty.com/education/build-student-tivation Schiele&Schreyer.1994.[Online].Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation Ulrich, Winfried. 2007. Wortscahtzarbeit im muttersprachlichen

Deutschunterricht. Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hoengehren. Wahrig-Burfeind, Renate. 2006. Deutsches Wörterbuch. München: Bertelsmann

Lexikon Institut.

Wegge. 1993. [Online]. Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation) Wegge. 1993. [Online]. Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation)


(1)

Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi dalam penelitian ini homogen atau tidak.

Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berasal sari populasi yang berdistribusi normal.

Jika Lhitung < Ltabel, maka data tersebut normal

Jika Lhitung > Ltabel, maka data tersebut tidak normal

d. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

Uji linearitas dan keberartian regresi bertujuan untuk mengetahui linear tidaknya persamaan regresi yang diperoleh dari kedua variabel yang diteliti. Jika Fhitung > Ftabel, maka tidak linier

Jika Fhitung < Ftabel, maka linier

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi:

1) Teknik koefisien korelasi (Pearson Product Moment)

Teknik koefisien korelasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel yang diteliti (nilai r). untuk menginterpretasi nilai r dapat menggunakan tabel koefisien korelasi seperti yang tercantum dalam Arikunto (2010:319).


(2)

42

Astri Lestari, 2013

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 5 Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

0,800 - 1,00 Tinggi

0,600 - 0,800 Cukup

0,400 - 0,600 Agak rendah

0,200 - 0,0400 Rendah

0,000 – 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi)

2) Kontribusi variabel X terhadap Y

Besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD):

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD : Besarnya koefisien determinasi r : Koefisien korelasi

3.9 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 :

r

xy = 0

H1 :

r

xy 0

Hipotesis H0 dapat diterima apabila tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel X dan variabel Y, namun apabila terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, maka hipotesis H0 ditolak.


(3)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X Akuntansi 3 (X-AK 3) tahun ajaran 2013/2014 berada dalam kategori cukup, yaitu sebesar 83,03 dari skor maksimum 120.

2. Tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas X Akuntansi 3 (X-AK 3) sangat baik, yaitu sebesar 86,14 dari skor maksimum 100.

3. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Hal ini dapat dibuktikan melalui koefesien korelasi (r) sebesar 0,37, meskipun koefesien korelasi tersebut termasuk kategori rendah.

4. Berdasarkan penghitungan koefisien determinasi diperoleh kesimpulan bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap penguasaan kosakata sebesar 13,69%.


(4)

53

Astri Lestari, 2013

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar, siswa hendaknya memiliki tujuan belajar bahasa Jerman untuk masa depannya dan memiliki kebutuhan untuk perkembangan dirinya. Selain itu, siswa juga hendaknya meningkatkan dorongan, frekuensi dan durasi dalam kegiatan belajar, antara lain dengan cara memanfaatkan waktu luang dan menambah jam untuk belajar, baik secara individu maupun kelompok.

2. Untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman, siswa hendaknya mempunyai strategi dalam belajar, antara lain dengan cara membuat “kamus” sendiri, membuat kartu kosakata, atau menggunakan media lagu atau film. Selain itu, siswa juga sebaiknya tidak hanya mengenal kosakata tersebut, tetapi harus dapat menerapkannya juga.

3. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan

penelitian lanjutan menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dan berhubungan dengan penguasaan kosakata.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta.

Bimmel, Peter et al. 2003. Deutschunterricht planen. Arbeit mit Lehrwerkslektionen. München: Langenscheidt.

Deci & Ryan. 1983.[Online]. Tersedia: www.ph-heidelberg.de/wp/konrad/pdf

Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Düden. 2006. Langenscheidt Grosswörterbuch. Berlin: Langenscheidt KG. Hamalik, O. 2003. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Heyd, Getraude. 1990. Deutsch Lernen. Frankfurt am Main: Verlag Moritz

Diesterweg.

Natawidjaja, Rochman & Moesa, Moein.1993.Psikologi Pendidikan.. Jakarta:Depdikbud.

Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE. Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Petermann, Ulrike & Petermann, Franz. 2006. Lernpsychologie. Stuttgart: UTB basics (Broschiert).

Saodih, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Santrock W, John. 2010. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Jakarta Kencana. Soedjito. 2011. Kosakata Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media Publishing. Sudjana, D. 2004. Strategi Pembelajaran.Bandung:Falah Production.


(6)

55

Astri Lestari, 2013

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryabrata, Sumardi. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Syah, Muhibbin.2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grapindo Persada

Syamsuddin, A. 2003. Pedoman Studi Psikologi Kependidikan. Bandung: Rineka Cipta.

Schiefelle & Köller. 2006. [Online]. Tersedia:

http://www.schulberatung.bayern.de/imperia/md/content/schulberatung/p dfmfr/m tivation_vortrag_jarolim.pdf.

Pengertian Belajar.[Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar

Cronbach.[Online].Tersedia:http://socyberty.com/education/build-student-tivation

Schiele&Schreyer.1994.[Online].Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation Ulrich, Winfried. 2007. Wortscahtzarbeit im muttersprachlichen

Deutschunterricht. Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hoengehren. Wahrig-Burfeind, Renate. 2006. Deutsches Wörterbuch. München: Bertelsmann

Lexikon Institut.

Wegge. 1993. [Online]. Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation) Wegge. 1993. [Online]. Tersedia:http://de.wikipedia.org/wiki/Motivation)