PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SEJARAH :Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung.

(1)

PELAJARAN SEJARAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS

XI IPS 1 MAN 1 BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

RINI MUTHMAINAH 0806994

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul "Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)" berisi mengenai penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan. Permasalahan yang utama dalam bahasan skripsi ini adalah "Bagaimana Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung". Masalah utama ini kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian yaitu (1)Bagaimana desain perencanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?; (2)Apa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?; (3)Apakah penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?; (4)Bagaimana cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas dengan melakukan prosedur penelitian tindakan kelas, secara garis besar terdapat empat tahapan dalam desain penelitian yaitu 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, dan 4. Refleksi. Hasil penelitian setelah dilakukan tindakan selama 5 siklus dapat diketahui adanya peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dengan menggunakan media peta konsep yang dapat diketahui dengan pengolahan data melalui lembar penilaian diskusi kelas dan penilaian diri siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, pertama Pertama, desain perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti yaitu; memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana cara membuat peta konsep, menyiapkan bahan-bahan untuk membuat media peta konsep, RPP, instrument untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dan menilai performance kelompok. Kedua, Langkah-langkah dalam menerapkan media peta konsep di kelas XI IPS I MAN I Bandung yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok, setiap kelompok mempresentasikannya. Ketiga, penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengamatan yang dilakukan mitra dan observer selama penelitian berlangsung dengan menggunakan instrumen. Keempat, kendala yang dihadapi guru salah satunya yaitu guru kurang mamapu dalam pengelolaan kelas, namun dengan refleksi yang senantiasa dilaksanakan setiap siklus maka kendala yang dihadapi siswa sedikit demi sedikit.


(3)

ABSTRACT

Thesis entitled "Application of Concept Maps to Enhance Media Historical Understanding Students on History Lesson (Classroom Action Research in class XI IPS 1 MAN 1 Bandung)" contains the application of the concept map media to enhance the understanding of history. The main issues in the discussion of this thesis is "How the Media Application Concept Maps to Enhance Student Understanding of the Historical History Lesson in Class XI IPS 1 MAN 1 Bandung". The main problem is then divided into four research questions: (1) How to design history lesson planning using concept maps media to enhance students' understanding of the historicity of historical subjects in Class XI IPS 1 MAN 1 Bandung?, (2) What are the steps execution teaching history using concept maps media to enhance students 'understanding of the historicity of historical subjects in Class XI IPS 1 MAN 1 Bandung?, (3) Is the application of concept maps media effectively to enhance students' understanding of the historicity of historical subjects in Class XI IPS 1 MAN 1 Bandung?, (4) How do teachers overcome obstacles encountered in implementing the concept map media to increase understanding of the historicity of the historical subjects in Class XI IPS 1 MAN 1 Bandung?. The method used was action research method by conducting action research procedures, broadly there are four stages in the design of the study, namely 1. Planning, 2. Implementation, 3. Observations, and 4. Reflection. The results after the action for 5 cycles can be seen an increase in students' historical understanding by using a concept map media which can be determined by processing the data through class discussion and assessment form student self-assessment. Based on these results it is concluded, the first First, design a learning plan that is implemented researchers; provide guidance to the students how to create a concept map, prepare materials to create concept maps media, RPP, an instrument to assess students' increased understanding and assessing historical performance group . Second, steps in implementing media concept maps in class XI IPS I MAN I Bandung is to assign tasks to students to create concept maps in groups, each group present. Third, the application of concept maps media effectively to enhance students' understanding of history. It can be seen from the results of observations made partner and observer during the study using instruments. Fourth, the constraints faced by the teacher one of them is less mamapu teachers in classroom management, but with the reflection that always executed each cycle of the constraints faced by the students bit by bit.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...8

E. Sistematika Penelitian ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran ...10

B. Peta Konsep ...15

C. Pemahaman Kesejarahan ...22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...29

B. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ...31

C. Lokasi Penelitian ...36

D. Definisi Istilah ...37

E. Instrumen ...38

F. Teknik Pengumpulan Data ...40

G. Analisis Data ...42

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Subjek Peneliti ...45

B. Pelaksanaan Tindakan (Merencanakan/ Mendesain dan Menerapkan Media Peta Konsep dalam Pembelajaran Sejarah) ...51


(5)

C. Deskripsi Hasil : Meningkatnya Pemahaman Kesejarahan Siswa dalam Pembelajaran Sejarah setelah Menggunakan

Media Peta Konsep ...117 D. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menerapkan

Media Peta Konsep dalam Pembelajaran Sejarah dan Solusinya. ...125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...128 B. Saran dan Rekomendasi ...129 DAFTARPUSTAKA ...131 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

4.1. Daftar Siswa Kelas XI IPS I ... 50

4.2. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Satu ... 64

4.3. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Satu ... 71

4.4. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Dua ... 78

4.5. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Dua ... 83

4.6. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Tiga ... 92

4.7. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Tiga ... 97

4.8. Lembar Observasi Penilaian Kelas Siklus Empat ... 106

4.9. Perolehan Skor Penilaian Diri Siswa Siklus Empat ... 114

4.10. Perolehan Skor Kelompok Tiap Siklus ... 119

4.11. Perolehan Skor dan Nilai Rata-Rata Kontribusi Siswa Setiap Siklus ... 121


(7)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Contoh jenis peta konsep pohon jaringan ... 18

2.2. Contoh jenis peta konsep rantai kejadian ... 19

2.3. Contoh jenis peta konsep siklus ... 20

2.4. Contoh jenis Peta Konsep Laba-laba ... 20

3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ... 31

3.2 Teknik Pengumpulan data Fase Observasi ... 41

4.1 Struktur Kepengurusan MAN I Bandung ... 47

4.2 Posisi Kelas Penelitian ... 48

4.3 Denah MAN 1 Bandung... 49

4.4 Peta Konsep buatan guru ... 55

4.5 Peta Konsep kelompok Taruma ... 60

4.6 Peta Konsep Kelompok Sriwijaya ... 61

4.7 Peta Konsep Kelompok Mataram ... 75

4.8 Peta Konsep Kelompok Kediri... 88

4.9 Peta Konsep Kelompok Singasari ... 101

4.10 Peta Konsep Kelompok Majapahit... 103

4.11 Diagram garis Perolehan Skor Peningkatan Pemahaman Kesejarahan Siswa ... 121

4.12 Diagram garis Perolehan Skor Kontribusi Siswa ... 123


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Mata pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang mempunyai objek manusia yang memfokuskan pada aspek kehidupan di masa lampau. Pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) memerlukan pemahaman yang ada dalam materi sejarah, hal ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran sejarah yang termuat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA yang berisi:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. (Pusat Kurikulum,2006)

Berdasarkan tujuan pembelajaran sejarah yang termuat pada poin empat yaitu siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep sejarah tentang negaranya dari awal terbentuknya bangsa Indonesia, masa kini dan masa yang akan datang, maka ketika siswa mampu memahami proses terbentuknya bangsa Indonesia


(9)

atau negaranya akan tumbuh rasa nasionalisme dan kebanggaan siswa terhadap negaranya.

Pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi salah satu fungsi sejarah adalah untuk mengajarkan siswa memahami sejarah kehidupan masa lampau dan implikasinya dimasa sekarang, fungsi sejarah menurut Wiyanarti http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196207181986012-ERLINA_WIJANARTI/CTL_DLM__PMBLRAN_SEJARAH.pdf yaitu:

"fungsi sejarah pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau dan juga masa sekarang dalam interrelasinya dengan masa datang. Sedangkan kegunaan atau manfaat sejarah ada empat yakni yang bersifat edukatif yakni bahwa pelajaran sejarah membawa kebijaksanaan dan kearifan ; kedua , yang bersifat inspiratif artinya memberi ilham ; ketiga, bersifat instruktif, yaitu membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau ketrampilan , dan keempat , bersifat rekreatif , yakni memberikan kesenangan estetis berupa kisah – kisah nyata yang di alami manusia".

Fungsi sejarah adalah untuk meningkatkan pemahaman dan dengan pemahaman kesejarahan siswa dapat merasakan manfaatnya yaitu dapat belajar dari peristiwa-peristiwa masa lalu untuk masa akan datang, mengajarakan sejarah dan membuat siswa memahaminya dapat membentuk watak atau sifat baik siswa, hal ini juga disampaikan oleh Rufmania dalam artikelnya http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012 "Mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air".


(10)

Dari tujuan dan fungsi pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran sejarah merupakan pelajaran yang bertujuan untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah, namun siswa-siswi cendrung menganggap sejarah merupakan pelajaran yang membosankan karena dalam suatu materi atau peristiwa sejarah hanya mengungkapkan fakta-fakta sejarah berupa tahun dan nama tokoh sejarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutjianingsih (1995:8) "Bahwa pengajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan karena dipenuhi dengan fakta, tahun-tahun kejadian dan nama-nama para pelaku sejarah tersebut", dari hal tersebut menjadikan siswa tidak mengikuti proses pembelajaran dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru juga rendah.

Rendahnya pemahaman siswa terlihat ketika siswa tidak mampu menjelaskan kembali materi yang didapatkannya melalui sumber buku atau dari penjelasan guru dengan kata-kata sendiri dan tidak mampu mengubah informasi yang didapatkannya kebentuk bagan atau peta konsep, kurangnya pemahaman juga dapat dilihat ketika proses pembelajaran menjadi guru sentris dan tidak ada interaksi antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Kurangnya pemahaman kesejarahan siswa dikemukakan pula dalam penelitian Adriani (2006:4) rendahnya pemahaman kesejarahan siswa dapat dilihat dari tidak adanya inisiatif siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan ketika guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dijelaskan siswa hanya diam.


(11)

Masalah dalam pembelajaran sejarah yang telah diungkapkan di atas muncul juga di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sejarah ini dapat diketahui ketika siswa diminta kembali menjelaskan satu konsep mata pelajaran sejarah siswa hanya membaca dari buku paket, siswa berpendapat kalau pelajaran sejarah membosankan, kurangnya inisiatif siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dilihat ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, selama beberapa kali peneliti melakukan observasi guru kurang memaksimalkan media yang telah disediakan disekolah sehingga menjadi salah satu faktor kurangnya pemahaman siswa terhadap materi sejarah.

Rendahnya pemahaman kesejarahan dapat di atasi dengan menggunakan media yang dapat membantu guru dalam menyederhanakan suatu materi pelajaran menjadi konsep-konsep yang saling berhubungan sehingga siswa dengan mudah memahami materi. Media merupakan alat bantu guru dalam menyampaikan pesan berupa materi kepada siswa, pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sadiman, dkk (1986:7) bahwa "Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran...", ketika media yang digunakan guru dapat mengirimkan pesan dari guru ke siswa maka proses pembelajaran akan terjadi dan terbangun komunikasi antara guru dan siswa.

Media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disamapaikan guru, hal ini senada dengan pendapat Arsyad (2009:16) "...


(12)

media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman... ". Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media merupakan penghubung antara siswa dan materi yang disampaikan oleh guru sehingga menjadi salah satu faktor pendukung tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

Media yang mampu untuk menyederhanakan suatu materi pelajaran dan mampu membantu siswa untuk memahami suatu materi pelajaran adalah media peta konsep. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Kurniadi (2010:132) "Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran sangat efektif karena siswa itu tidak hanya sekedar menghafal saja tetapi juga dapat mencapai kemampuan memahami... ", dengan media peta konsep siswa dapat memahami lebih jelas konsep-konsep sejarah dan mengingat isi materi dengan lebih bermakna.

Media peta konsep adalah media grafis yang termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan dan fungsi pokoknya adalah menyajikan konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara lisan. Pesan yang akan disampaikan dirubah ke dalam konsep-konsep, agar proses penyampaian pesan berhasil perlu adanya pemahaman akan konsep- konsep tersebut.

Dari banyaknya manfaat media yang salah satunya adalah merupakan alat bantu guru dalam mempermudah menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru. Peneliti juga menilai beberapa manfaat peta konsep yang salah satunya dapat meningkatkan pemahaman siswa, hal ini sesuai dengan permasalahan yang ditemukan peneliti yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran sejarah sehingga


(13)

peneliti ingin menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas dan setelah melakukan diskusi dengan guru sejarah kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung, permasalah tersebut harus mendapatkan perhatian dari guru dan harus dilakukan perbaikan maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan fokus kepada peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dengan menerapkan media peta konsep.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi bahwa masalah-masalah tersebut timbul karena kurangnya pemahaman kesejarahan siswa terhadap pembelajaran sejarah. Berdasarkan hal tersebut pula peneliti merumuskannya sebagai berikut, yaitu:

"Bagaimana Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan

Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)"

B.1. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana mendesain perencanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?


(14)

b. Apa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?

c. Apakah penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?

d. Bagaimana cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan terhadap mata pelajaran sejarah di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa terhadap mata pelajaran sejarah, namun secara khusus tujuan penelitian dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan desain perencanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa

2. Menemukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahansiswa


(15)

3. Mengetahui efektivitas penerapan media peta konsep dalam meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa

4. Memperoleh gambaran tentang cara guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam pendidikan, adapun manfaatnya yaitu:

1.Meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dengan mengetahui konsep dari sutu materi tertentu dan melatih menarik kesimpulan dari konsep-konsep yang telah diidentifikasi.

b. Menjadikan motivasi dalam mengembangkan media dalam pembelajaran sejarah dan bisa meningkatkan pemahaman kesejarahan dalam pembelajaran di sekolah.

c. Sebagai wawasan untuk mengambil kebijakan dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran sejarah.

d. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam menanyakan pembelajaran dengan menggunakan media yang cocok untuk mengembangkan diri secara profesional termasuk mampu menilai dan memperbaiki kinerja sendiri.

E.Sistematika Penulisan


(16)

Bab ini memaparkan secara garis besar mengenai masalah yang akan dikaji, adapun didalamnya terdapat sub pokok yang terdiri dari Latar Belakang masalah, rmusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini memaparkan kajian yang akan dipakai serta dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun teori-teori yang digunakan didasarkan atas para ahli dan peneliti yang telah melakukan penelitian lebih dahulu mengenai masalah yang sama.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, lokasi dan subjek yang peneliti akan laksanakan, desain penelitian, definisi istilah, teknik pengumpulan data dan analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan tentang refleksi berbagai data yang telah dikumpulkan setelah melaksanakan penelitian. Pemaparan yang disertai dengan analisis yang berdasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi keputusan yang dihasilkan peneliti sebagai jawaban dari pertanyaan penelitian dan memaparkan saran bagi pihak-pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.


(17)

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti mengenai penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa. Adapun sub bab yang akan peneliti jabarkan dalam bab ini yaitu metode penelitian, prosedur penelitian, lokasi penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

A.Metode Penelitian

Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Adapun definisi penelitian tindakan kelas dijelaskan oleh Ebbutt (Wiriaatmadja 2007:12) "Penelitian tindakan kelas sebagai kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan-melakukan tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut".

Arikunto (2009:3) memaparkan bahwa "Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama".

Supriatna (2007:190) mendefinisikan "Penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru secara individual atau kelompok terhadap masalah pembelajaran yang dihadapinya guna memecahkan masalah tersebut


(19)

atau menghasilkan pendekatan dan prosedur tertentu yang paling cocok dengan cara dia mengajar, cara siswa belajar dan kultur yang berlaku dilingkungan setempat".

Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti maknai bahwa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru atau kelompok dengan mengkaji secara sistematik dan cermat terhadap permasalahan yang terjadi di kelas, dengan melakukan tindakan yang sengaja dimunculkan sehingga permasalah tersebut terpecahkan. Tujuan dari penelitian tindakan kelaspun tercapai yaitu memperbaiki permasalahan pembelajaran di kelas.

Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Muslich (2009:10) yaitu "Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah".

Senada dengan pendapat di atas Suhardjono (2009:61) menjelaskan bahwa "Penelitian tindakan kelas bertujuan memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi atara guru dengan siswa yang sedang belajar".

Dari tujuan penelitian tindakan kelas yang dikemukakan para ahli di atas, dapat dipahami bahwa tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan sehingga permasalahan yang terjadi di kelas teratasi.


(20)

B.Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian merupakan gambaran yang akan dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahapan prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian. Dalam penelitian ini, prosedur penelitian yang peneliti laksanakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas, yang secara garis besar terdapat empat tahapan dalam desain penelitian yaitu 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, dan 4. Refleksi.

Terdapat beberapa model penelitian tindakan kelas. Adapun desain penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah model Kemmis dan Taggart.Langakah-langkah penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart Sumber: Wiriaatmadja 2007:66


(21)

Berdasarkan pengkajian dan pemahaman mendalam tentang model desain penelitian tindakan kelas di atas, pola tersebut sangat tepat dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti dan menggambarkan dengan jelas langkah-langkah yang akan peneliti terapakan dalam penelitian. Dalam satu siklus dilakukan perbaikan untuk memperbaiki masalah yang ada, jika hasil siklus sesuai harapan maka siklus dihentikan. Tahapan penelitian tindakan kelas dikembangkan sebagai berikut:

B.1. Perencanaan (Planing)

Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien (Harjanto 2008:2). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, dalam tahap penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta selama tindakan berlangsung.

Perencanaan penelitian ini memfokuskan peneliti yang melakukan observasi awal ke sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian. Peneliti menemukan masalah yaitu guru tidak memaksimalkan media. Ketika siswa diminta untuk bertanya hanya dua orang yang bertanya. Ketika guru mengajukan pertanyaan, hanya siswa yang duduk di jajaran depan yang


(22)

menjawab. Dengan demikian dapat dikatakan siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru.

Dari permasalahan tersebut peneliti ingin menerapkan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman siswa. Pada tahap ini perencanaan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Menyusun silabus yang sesuai dengan program penelitian.

b. Membuat RPP yang sesuai dengan penggunaan media peta konsep.

c. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan media peta konsep.

d. Merencanakan sistem penilaian yang akan diterapkan dalam penelitian. e. Menyusun alat observasi untuk memudahkan pengumpulan data.

f. Melakukan pengumpulan data hasil penelitian dengan menggunakan pedoman observasi.

g. Merencanakan diskusi balikan dengan mitra untuk selanjutnya di refleksikan pada siklus berikutnya.

h. Membuat rencana perbaikan. B.2. Tindakan (Act)

Setelah rencana disusun secara matang tahap selanjutnya adalah tindakan. Menurut Rizki, N (2009:48) "Tindakan merupakan praktek pembelajaran yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya".

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang telah direncanakan dan dalam tahap ini dilakukan observasi juga karena penelitian ini bertujuan


(23)

melihat peningkatan pemahaman siswa yang dilihat dalam proses pembelajaran. Secara khusus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Pendahuluan

1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran berakhir.

2) Siapkan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

b. Kegiatan pelaksanaan 1) Kegiatan Pelaksanaan

a) Guru melakukan apersepsi selama lima menit mengenai materi yang akan disampaikan, kemudian guru menulis konsep-konsep yang di jawab siswa.

b) Kelompokkan sekumpulan ide itu kemudian tentukan konsep mana yang umum, mana yang menjadi ranting dan mana yang menjadi daun (detail).

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menarik garis antara konsep-konsep tersebut.

2) Kegiatan inti

a) Setelah terbentuk peta konsep, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang keterkaitan konsep-konsep tersebut.

b) Siswa yang lain menanggapi pendapat siswa yang menjelaskan dan terjadi diskusi, begitu seterusnya.


(24)

3) Kegiatan penutup

a) Guru kemudian menyempurnakan penjelasan konsep-konsep tersebut. b) Guru dan siswa menyimpulkan kembali hal yang mereka pelajari. c. Penutup

a) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari enam kelompok.

b) Setiap kelompok membuat peta konsep dan memilih satu kerajaan Hindu-Budha.

c) Setiap kelompok membuat peta konsep dan mempresentasikannya. B.3. Pengamatan (Observe)

Pengamatan merupakan pendokumentasian pengaruh tindakan yang diberikan kepada (subjek) siswa (Rizki, N 2009:49). Pada tahapan ini seraya melaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses tindakan itu sendiri serta akibat yang ditimbulkannya. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya. Data-data tersebut juga bisa diperoleh melalui: a. Catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran yang menerapkan media peta konsep.

b. Observasi kelas untuk memeroleh data mengenai penelitian yang berlangsung.

c. Penilaian diri untuk memperoleh data mengenai peningkatan proses pembelajaran.


(25)

B.4. Refleksi (Reflect)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi (Iswarita, H 2010:42). Dalam tahap ini peneliti dan kolaboratot melakukan evaluasi dari hasil yang telah dilaksanakan dan mengkaji kembali perolehan data-data. Peneliti dan kolaborator melakukan diskusi balikan dan melakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu:

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan mitra mengenai kekurangan di bagian tertentu dan melakukan perbaikan kembali.

b. Meminta saran tentang peningkatan pemahaman dan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.

c. Menyimpulkan hasil diskusi tentang kelanjutan siklus berikutnya atau mengadakan perhentian penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Bandung JL. Alpi Cijerah kota Bandung. MAN I Bandung ini berdiri di atas tanah seluas 26.070 M2 dengan 10 blok gedung sebagai tempat belajar para siswa Madrasah Aliyah, Jumlah muridnya 930 orang yang terbagi dalam 31 kelas. MAN 1 Bandung ini memiliki 71 guru.

Subjek penelitian ini adalah para siswa Kelas XI IPS 1 MAN I kota Bandung tahun ajaran 20012/2013. Jumlah siswa sebanyak 18, dengan pembagian siswa sebanyak empat belas siswa perempuan dan empat orang


(26)

laki-laki. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan berkolaborasi dengan guru Sejarah MAN I Bandung yaitu Ibu Iis S.Pd. yang selanjutnya disebut I dan Nur`afifah yang kemudian akan disebut N sebagai mitra dan melakukan observasi. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk memepermudak pelaksanaan penelitian.

D.Definisi Istilah

Peta konsep menurut Dahar (1996:123) digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.

Merujuk pada pendapat Dahar, peta konsep dalam penelitian ini adalah konsep-konsep yang dihubungkan dengan garis-garis dan mempunyai keterkaitan atau keterhubungan antara satu konsep dengan yang lain. Adapun indikator utuk mengukur penerapan peta konsep antara lain; 1) Terdiri dari dua konsep atau lebih, 2) Garis-garis yang menghubungkan konsep, 3) Menyimpulkan keterhubungan konsep atau istilah.

Pemahaman kesejarahan menurut Farid (2012:31) Didefinisikan sebagai apa yang harus diketahui oleh siswa tentang sejarah (keluarga, masyarakat, negara dan dunia).

Berdasarkan pendapat Farid Pemahaman kesejarahan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa unutk menerangkan informasi tentang sejarah


(27)

menterjemahkan materi dari suatu bentuk ke bentuk lain seperti dari buku ke dalam bagan atau peta konsep dan menarik kesimpulan dari tabel, data atau grafik. Adapun langkah-langkah untuk mengukur pemahaman kesejarahan siswa adalah sebagai berikut; 1) Siswa menterjemahkan informasi yang didapatkan melalui berbagai sumber dan mengubahnya dalam bentuk peta konsep, 2) Siswa dapat menarik keterhubungan antara konsep yang dibuatnya melalui peta konsep, 3) Siswa menjelaskan suatu peristiwa dengan kata-kata sendiri yang dibantu dengan peta konsep.

E.Instrumen

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan uneuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102 ). Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen utama yang digunakan adalah peneliti. Manusia sebagai instrumen utama dibantu oleh alat-alat, berikut ini alat bantu yang peneliti gunakan untuk memperoleh data-data penelitian yaitu:

E.1. Catatan Lapangan (Field Notes)

Catatan lapangan merupakan tulisan yang dibuat peneliti atau mitra selama proses pembelajaran berlangsung. "Catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interkasi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK" (Kunandar 2008:197). Dengan catatan lapangan, peneliti dan mitra dapat


(28)

memeroleh gambaran perihal proses pembelajaran. Dalam catatan lapangan juga dapat dilihat sudah sejauh mana permasalahan dalam pembelajaran teratasi.

Hasil catatan lapangan didiskusikan peneliti dengan mitra. Dalam catatan lapangan mitra mencatat segala aspek selama proses pembelajaran berlangsung dan catatan tersebut merupakan sumber yang akan peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas.

E.3. Lembar Observasi Penilaian Kelas

Lembar observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama proses diskusi dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta konsep. Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini ada dua yaitu hasil media peta konsep yang dibuat kelompok dan presentasi kelas hasil peta konsep yang telah dibuat. Pengisian setiap lembar observasi ini dilakukan dengan cara memberikan tanda checklist pada kolom yang telah disediakan.

E.2. Lembar Penilaian Diri

Menurut Jihad dan Haris (2008:116) "Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkatan pencapain kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu".


(29)

Format penilaian diri digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dan untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Siswa diminta untuk menilai sikapnya dalam proses itu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan peneliti dapat diperoleh dari siswa, guru dan pihak-pihak lain yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini harus sesuai agar dapat dioleh menjadi hasil karya yang ilmiah. Seperti yang diungkapakan Margono (2004:158) bahwa "Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan dipperolehnya data yang objektif".

Kegiatan yang diamati pada penelitian ini adalah kinerja siswa dalam kelompok dalam membuat peta konsep dan mempresentasikannya di kelas serta aktivitas siswa selama diskusi. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan beberapa cara berikut ini:

F.1. Observasi

Menurut Supardi (2010:127) observasi adalah kegiatan pengamatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Secara umum observasi merupakan cara peneliti untuk menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi dapat menilai atau mengukur proses belajar siswa.


(30)

Pada penelitian ini, dilakukan observasi penilaian diskusi untuk menilai kerjasama siswa dari awal pembuatan peta konsep dan menyajikannya kepada kelompok lain serta menyimpulkan hasil diskusi yaitu dengan menggunakan Lembar Observasi Penilaian Tugas dan Presentasi Kelas. Sedangkan untuk menilai kontribusi siswa pada proses pembelajaran digunakan lembar penilain diri siswa. Dan untuk melihat aktivitas guru dan siswa secara keseluruhan dan melihat peristiwa yang terrjadi di kleas peneliti menggunakan catatan lapangan. Observasi kelas ini dilakukan dengan tiga fase esensial yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas dan diskusi balikan. Pada tahap pertemuan peneliti menyajikan dan mengamati diskusi perencanaan pengajaran. Data-data yang telah terkumpul lewat hasil observasi kemudian dianalisa. Kemudian peneliti melakukan diskusi balikan dengan mitra untuk mendapatkan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Fase Observasi

Sumber : Wiriaatmadja, 2008:106 Pertemuan

Perencanaan

Observasi Kelas Diskusi Balikan


(31)

Kolaborasi guru yang melaksanakan pembelajaran dan mitra sebagai pengamat sangat penting dalam keberhasilan penelitian. Maka perlu adanya kerjasama dan saling berdiskusi dari mulai perencanaan, penerapan dan hasil pembelajaran. Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh kesimpulan untuk menentukan langkah penelitian berikutnya.

F.2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian ini dan berfungsi sebagai sumber data yang berkaiatan dengan suasana saat proses pembelajaran. Studi dokumenter (documentary study) merupakan "Suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik" (Sukmadinata, 2009:221). Studi dokumenter yang digunakan penelitian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto kegiatan observasi, peta konsep kelompok, lembar penilaian diskusi kelompok dan kehadiran siswa.

G. Analisis Data

Analisis data menurut Nazir (2003:358) adalah "menggelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan dat sehingga mudah untuk dibaca". Analisis data sangat penting dilakukan dalam penelitian, sebab data-data yang telah didapatkan peneliti kemudian diolah sehingga dapat membantu dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian.


(32)

Penelitian kualitatif disebut juga penelitian ilmiah karena peneliti mengamati kejadian yang ada di lapangan dan peneliti menjadi instrument. Hal ini diungkapkan juga oleh Sugiyono (2011:15):

"Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sifat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi".

Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kualitatif karena instrumen utama yang digunakan adalah peneliti dan pemaparan hasil penelitian bersifat induktif atau kualitatif. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) analisis data sudah dilakukan sejak awal meliputi semua aspek penelitian. Sedangkan cara-cara untuk menguji tingkat validasi dalam PTK yang dikemukakan Hasan, dkk (2011:79) di antaranya adalah:

a. Melakukan member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan/informasi itu tidak berubah atau ajeg.

b. Menggunakan audit trial, dipakai untuk memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti atau dalam mengambil kesimpulan. Cara ini bermanfaat untuk memeriksa catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti atau observer.

c. Mencari expert opinion atau nasehat/pendapat pakar. Pakar atau ahli ini akan memeriksa semua tahap penelitian dan akan memberikan pendapat


(33)

dan arahan atau judgment terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan berdasar opini pakar akan memvalidasi penelitian dan meningkatkan derajat kepercayaan.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) pada bab IV, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

Pertama, desain perencanaan pembelajaran sejarah diperlukan untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas. Perancanaan yang dilaksanakan peneleliti yaitu dengan memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana membuat peta konsep, menyiapkan bahan-bahan untuk membuat media peta konsep, RPP yang berkesesuaian dengan media peta konsep, instrument untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dan menilai performance kelompok dalam mempresentasikan hasil peta konsepnya.

Kedua, Langkah-langkah dalam menerapkan media peta konsep di kelas XI IPS I MAN I Bandung yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok, setiap kelompok mempresentasikan hasil peta konsepnya dalam diskusi kelas. Dalam hal ini siswa dilatih dan dinilai ketrampilannya membaca peta konsep, berbicara di depan kelas, bertanya, menyanggah dan memberikan kesimpulan hasil diskusi.

Ketiga, setelah melaksanakan 5 tindakan di kelas XI IPS I MAN I Bandung, penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang


(35)

dilakukan mitra dan observer selama penelitian berlangsung dengan menggunakan instrumen catatan lapangan, lembar diskusi kelas, penilaian diri dan hasil pengolahan data menunjukkan peningkatan di setiap siklusnya kecuali pada siklus empat. Peningkatan pemahaman kesejarahan yang dicapai siswa diantaranya yaitu; (1) sebelum belajar siswa sudah membaca materi di rumah, (2) siswa mampu mengubah informasi ke dalam konsep-konsep, (3) membaca peta konsep, (4) bertanya, (5) berpendapat, (6) menyanggah, dan (6) menyimpulkan materi diskusi.

Keempat, ketika menerapkan media peta konsep guru mengalami kendala sehingga menghambat proses pembelajaran di kelas. Kendala tersebut disebabkan guru kurang mamapu dalam pengelolaan kelas, sehingga perencanaan pembelajaran yang diterapkan mengalami masalah. Pada awalnya dalam diskusi kelas siswa kurang terkontrol, namun pada siklus selanjutnya guru menerapkan aturan diskusi sehingga proses diskusipun menjadi disiplin serta dengan refleksi yang senantiasa dilaksanakan setiap siklus maka kendala yang dihadapi siswa sedikit demi sedikit dapat dikurangi dan dihadapi.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil PTK yanh dibahas sebelumnya, peneliti mencoba mencoba mengemukakan saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dapat dijadikan salah satu alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran sejarah di kelas


(36)

yang dihadapi oleh guru. Hal ini didukung dengan kemajuan kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah seperti KTSP yang menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran di kelas. Melalui penerapan media ini, peran guru dalam proses pembelajaran di kelas menjadi mudah, karena guru hanya sebagai fasilitator.

2. Hendaknya guru memahami media peta konsep yang dipadukan dengan diskusi kelompok. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah guru menjelaskan langkah-langkah dalam membuat peta konsep kepada siswa sehingga peta konsep yang dibuat siswa sesuai dengan indikator penelitian. Hal ini diperlukan demi kelancaran dan meningkatnya proses pembelajaran di kelas.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M (2006). Penerapan media peta konsep untuk membangun pemahaman kesejarahan (historical coprehension) siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara. Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Awaludin. (2011). Penerapan Media Peta Konsep (Mapping Concept) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Dahar, R W. (1996). Teori-teori belajar. Bandung : Erlangga.

Farid, A (2012). Pendekatan sastra sejarah untuk mengonstruksi pemahaman kesejarahan siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Garvey dan Krug. (1997). Models of History Teaching in the Secondary School. Melbourne : Oxford University Press.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hasan, dkk. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.

Hendriawan, D. (2005). Pengembangan Peta Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung : Hitoria Utama Press.

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna. Jurnal Historia. No. 4 Vol. II.

Iswarita, H. (2010). Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di


(38)

SMPN 234Jakarta Pada Mata Pelajaran IPS). Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Jihad dan Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kurniadi, T. (2010). Penerapan Media Peta Konsep pada Pelajaran PKN untuk Mengkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Persamaan Kedududkan Warga Negara. Skripsi jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research

Pedoman Praktis bagi Guru Profesional). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pusat kurikulum, badan penelitian dan pengembangan departemen pendidikan nasional (2006). Standar kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA. Jakarta:Depdiknas.

Rizki, N (2009). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together(NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di sma negri 15 bandung). Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Sadiman, dkk.(2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjiono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Sudjana dan Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar baru algesindo. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.

Suhardjono, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara. Sukmadinata, N. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja

Posda Karya.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Kritis. Bandung: Historia Utama Press.


(39)

Supriatna dan Wiyanarti. (2008). Sejarah dalam Keberagaman (Penghormatan kepada Prof.Helius Sjamsuddin, Ph.D.,MA). Bandung : Jurusan Pendidikan Sejaran FPIPS UPI.

Sutjianingsih. (1995). Pengajaran Sejarah Kumpulan Makalah Simposium. Jakrta : Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana prenada media group.

Trianto. (2007). Model-Model Pebelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-praktis Dan Implementasinya. Jakarta :Prestasi pustaka publisher.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Wiyanarti, E. (2000). Mengenal masa lampau ke dalam kelas :sebuah garis waktu dalam pembelajaran sejarah. Jurnal Historia. No. 2 Vol.I.

Zaini H, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Center for teaching staff development (CTSD).

Sumber internet:

http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012 Wijanarti.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19620718 1986012-ERLINA_WIJANARTI/CTL_DLM__PMBLRAN_SEJARAH.pdf. 5.8.2012


(1)

Rini Muthmainah, 2013

Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) pada bab IV, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

Pertama, desain perencanaan pembelajaran sejarah diperlukan untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas. Perancanaan yang dilaksanakan peneleliti yaitu dengan memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana membuat peta konsep, menyiapkan bahan-bahan untuk membuat media peta konsep, RPP yang berkesesuaian dengan media peta konsep, instrument untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dan menilai performance kelompok dalam mempresentasikan hasil peta konsepnya.

Kedua, Langkah-langkah dalam menerapkan media peta konsep di kelas XI IPS I MAN I Bandung yaitu dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok, setiap kelompok mempresentasikan hasil peta konsepnya dalam diskusi kelas. Dalam hal ini siswa dilatih dan dinilai ketrampilannya membaca peta konsep, berbicara di depan kelas, bertanya, menyanggah dan memberikan kesimpulan hasil diskusi.

Ketiga, setelah melaksanakan 5 tindakan di kelas XI IPS I MAN I Bandung, penerapan media peta konsep efektif untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan yang


(2)

Rini Muthmainah, 2013

Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)

dilakukan mitra dan observer selama penelitian berlangsung dengan menggunakan instrumen catatan lapangan, lembar diskusi kelas, penilaian diri dan hasil pengolahan data menunjukkan peningkatan di setiap siklusnya kecuali pada siklus empat. Peningkatan pemahaman kesejarahan yang dicapai siswa diantaranya yaitu; (1) sebelum belajar siswa sudah membaca materi di rumah, (2) siswa mampu mengubah informasi ke dalam konsep-konsep, (3) membaca peta konsep, (4) bertanya, (5) berpendapat, (6) menyanggah, dan (6) menyimpulkan materi diskusi.

Keempat, ketika menerapkan media peta konsep guru mengalami kendala sehingga menghambat proses pembelajaran di kelas. Kendala tersebut disebabkan guru kurang mamapu dalam pengelolaan kelas, sehingga perencanaan pembelajaran yang diterapkan mengalami masalah. Pada awalnya dalam diskusi kelas siswa kurang terkontrol, namun pada siklus selanjutnya guru menerapkan aturan diskusi sehingga proses diskusipun menjadi disiplin serta dengan refleksi yang senantiasa dilaksanakan setiap siklus maka kendala yang dihadapi siswa sedikit demi sedikit dapat dikurangi dan dihadapi.

B. Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil PTK yanh dibahas sebelumnya, peneliti mencoba mencoba mengemukakan saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Penerapan media peta konsep untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dapat dijadikan salah satu alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran sejarah di kelas


(3)

Rini Muthmainah, 2013

Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)

yang dihadapi oleh guru. Hal ini didukung dengan kemajuan kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah seperti KTSP yang menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran di kelas. Melalui penerapan media ini, peran guru dalam proses pembelajaran di kelas menjadi mudah, karena guru hanya sebagai fasilitator.

2. Hendaknya guru memahami media peta konsep yang dipadukan dengan diskusi kelompok. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah guru menjelaskan langkah-langkah dalam membuat peta konsep kepada siswa sehingga peta konsep yang dibuat siswa sesuai dengan indikator penelitian. Hal ini diperlukan demi kelancaran dan meningkatnya proses pembelajaran di kelas.


(4)

Rini Muthmainah, 2013

Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M (2006). Penerapan media peta konsep untuk membangun pemahaman kesejarahan (historical coprehension) siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara. Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Awaludin. (2011). Penerapan Media Peta Konsep (Mapping Concept) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Dahar, R W. (1996). Teori-teori belajar. Bandung : Erlangga.

Farid, A (2012). Pendekatan sastra sejarah untuk mengonstruksi pemahaman kesejarahan siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Garvey dan Krug. (1997). Models of History Teaching in the Secondary School. Melbourne : Oxford University Press.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hasan, dkk. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.

Hendriawan, D. (2005). Pengembangan Peta Konsep sebagai Upaya Meningkatkan Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah. Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung : Hitoria Utama Press.

Ismaun. (2001). Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna. Jurnal Historia. No. 4 Vol. II.

Iswarita, H. (2010). Penerapan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di


(5)

Rini Muthmainah, 2013

Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

SMPN 234Jakarta Pada Mata Pelajaran IPS). Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Jihad dan Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kurniadi, T. (2010). Penerapan Media Peta Konsep pada Pelajaran PKN untuk Mengkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Persamaan Kedududkan Warga Negara. Skripsi jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research

Pedoman Praktis bagi Guru Profesional). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pusat kurikulum, badan penelitian dan pengembangan departemen pendidikan nasional (2006). Standar kompetensi mata pelajaran sejarah SMA dan MA. Jakarta:Depdiknas.

Rizki, N (2009). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together(NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di sma negri 15 bandung). Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Sadiman, dkk.(2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjiono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Sudjana dan Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar baru algesindo. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.

Suhardjono, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pt. Bumi Aksara. Sukmadinata, N. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja

Posda Karya.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Kritis. Bandung: Historia Utama Press.


(6)

Rini Muthmainah, 2013

Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Supriatna dan Wiyanarti. (2008). Sejarah dalam Keberagaman (Penghormatan kepada Prof.Helius Sjamsuddin, Ph.D.,MA). Bandung : Jurusan Pendidikan Sejaran FPIPS UPI.

Sutjianingsih. (1995). Pengajaran Sejarah Kumpulan Makalah Simposium. Jakrta : Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana prenada media group.

Trianto. (2007). Model-Model Pebelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-praktis Dan Implementasinya. Jakarta :Prestasi pustaka publisher.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Wiyanarti, E. (2000). Mengenal masa lampau ke dalam kelas :sebuah garis waktu dalam pembelajaran sejarah. Jurnal Historia. No. 2 Vol.I.

Zaini H, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Center for teaching staff development (CTSD).

Sumber internet:

http://rufmania.multiply.com/journal/item/8. May 13, '08 9:28 PM.5.8.2012 Wijanarti.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19620718 1986012-ERLINA_WIJANARTI/CTL_DLM__PMBLRAN_SEJARAH.pdf. 5.8.2012


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan peta konsep (concept mapping) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep senyawa hidrokarbon

0 25 8

PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 2 SMA Pasundan 8 Bandung.

0 1 38

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 1 Kandanghaur.

0 3 38

METODE PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

0 2 36

METODE PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

0 2 39

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

1 3 40

PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS1 MAN 1 Bandung.

1 1 36

PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENGANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Bandung.

0 0 43

PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Palimanan Cirebon - repository UPI S SEJ 1001551 Title

0 0 3

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

0 2 6