PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

(1)

No. Daftar/FPEB/278/UN 40.7.DI/LT/2014

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM

MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK))

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

RISTANTI UTAMI S.S 0 9 0 9 0 2 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA

PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK))

Oleh

RISTANTI UTAMI SERLY. S

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ristanti Utami Serly. S 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA

PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK))

Skripsi ini disetujui oleh :

Bandung, Juli 2014 Pembimbing

Dr. Neti Budiwati, M.Si.

NIP. 19630221 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI Bandung


(4)

RISTANTI UTAMI S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA

PELAJARAN EKONOMI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan)

Dibawah bimbinganDr. Neti Budiwati, M.Si

.

Oleh

Ristanti Utami S.S

Penelitian ini dilatarbelakangi lemahnya hasil belajar, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal, proses pembelajaran saat ini sebatas pada hafalan konsep atau materi, sehingga dalam proses pembelajaran tidak dapat mengembangkan seluruh kemampuan siswa yaitu salah satu kemampuan siswa tersebut adalah kemampuan pemahaman konsep. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode pembelajaran yaitu metode peta konsep yang dilakukan pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang dilakukan pada kelas kontrol, dengan menggunakan desain penelitian non-equivalent control group design. Jumlah subjek pada penelitian yaitu berjumlah 60 orang siswa, yang terdiri dari 2 kelas. Analisis instrumen menggunakan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda sedangkan analisis data menggunakan uji homogenitas, ujinormalitas, dan uji hipotesis. Hasil pengolahan data dengan uji t pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa berkaitan dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran peta konsep dan ceramah memiliki pemahaman yang relaitf berbeda. Dan setelah dilihat dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa kelas eksperimen yang menggunakan metode peta konsep lebih efektif meningktatkan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran ekonomi Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan.


(5)

RISTANTI UTAMI S.S, 2014

Kata kunci: Peta Konsep, Pemahaman Konsep

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONCEPT MAP METHOD TO ENHANCE STUDENT UNDERSTANDING CONCEPTS OF STUDENTS IN ECONOMIC SUBJECT (Quasi Experimental At Class X SMAN 1 Losarang To Topic Banks, Non-Bank

Financial Institutions And The Financial Services Authority) Under The Guidance Of Dr. Neti Budiwati, M.Si

By

Ristanti Utami S.S

This research is motivated weak learning outcomes, it is due to less than optimal learning process, the learning process is currently limited to the memorization of concepts or materials, so that the learning process can not develop all of the skills the students that one of the student's ability is the ability of understanding the concept of. This study was performed using 2 methods of learning the concept map method is performed on the experimental class and lecture method are carried out on the control class, the research design of non-equivalent control group design. The number of subjects in the study totaled 60 students, consisting of 2 classes. The analysis instrument used validity, reliability, and power level of difficulty distinguishing where as data analysis using the homogeneity test, normality test, and hypothesis testing. The results of data processing with the t test at 95% confidence level indicates that the level of students' understanding of concepts related to Topic Banks, Non-Bank Financial Institutions and the Financial Services Authority between student learning using concept maps and lectures have a different understanding relaitf. Having seen the results of this study, it can be seen that the experimental class that uses the concept map method is more effective enhance students understanding of concepts as compared to the control class using lecture on economic subjects Topic Banks, Non-Bank Financial Institutions and the Financial Services Authority.


(6)

RISTANTI UTAMI S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa


(7)

RISTANTI UTAMI S.S, 2014

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Teori Belajar Kognitif yang Melandasi Penerapan Metode Peta Konsep ... 13

2.2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif ... 13

2.2.2 Teori Belajar Kognitif Menurut Jean Piaget... 14

2.2.3 Teori Belajar Ausubel ... 14

2.2.4 Teori Belajar Bruner ... 15

2.2.5 Teori Belajar Gestalt ... 17

2.3 Metode Pembelajaran Peta Konsep dan Implementasi dalam Pembelajaran ... 17

2.4 Pemahaman Konsep sebagai Hasil Belajar... 24

2.4 Penelitian Terdahulu ... 31

2.5 Kerangka Pemikiran ... 32

2.6 Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI ... 37

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 37

3.2 Metode Penelitian ... 37

3.3 Desain Penelitian ... 32

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 39

3.5 Instrumen Penelitian dan Tes Pemahaman Konsep ... 40

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... 41

3.6.1 Uji Validitas ... 41

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 43


(8)

RISTANTI UTAMI S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

3.6.4 Daya Pembeda ... 46

3.7 Prosedur Penelitian ... 48

3.8 Teknik Pengolahan Data ... 49

3.9 Teknik Analisis Data ... 51

3.9.1 Uji Homogenitas ... 51

3.9.2 Uji Normalitas ... 51

3.9.3 Uji Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 54

4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 54

4.1.2.1 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Losarang ... 55

4.1.2.2 Organisasi SMA Negeri 1 Losarang ... 55

4.1.2.3 Data Pendidikan Guru dan TU ... 56

4.1.2.4 Jumlah Siswa ... 56

4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 56

4.3 Deskripsi Instrumen Penelitian ... 57

4.3.1 Uji Validitas ... 57

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 59

4.3.3 Uji Tingkat Kesukaraan ... 60

4.3.4 Daya Beda... 63

4.3.5 Pemahaman Konsep Siswa ... 65

4.3.5.1 Kelas Eksperimen I ... 65

4.3.5.2 Kelas Eksperimen II ... 67

4.4 Perbandingan Kelas Eksperimen I dan II ... 69

4.4.1 Eksperimen Ke-I ... 69

4.4.2 Eksperimen Ke-II ... 71

4.4.3 Eksperimen Ke-III ... 73

4.5 Analisis Pengolahan Data ... 74

4.5.1 Uji Normalitas ... 74

4.5.2 Uji Homogenitas ... 75

4.5.3 Uji Hipotesis ... 77

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87


(9)

RISTANTI UTAMI S.S, 2014

5.2 Saran ... 87 5.3 Daftar Pustaka ... 89


(10)

Ristanti Utami S.S, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Era globalisasi merupakan era persaingan sangat terbuka dan bebas dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, pendidikan, politik, dan lainnya. Setiap Negara berlomba-lomba untuk bisa bersaing dan memajukan Negaranya, banyak faktor yang menjadikan sebuah Negara menjadi maju atau tidak, salah satunya adalah faktor pendidikan. Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global, maju mundurnya suatu bangsa sangat erat kaitanya dengan perkembangan pendidikan Bangsa itu sendiri. Karena Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar. Menurut Pasal 1 Bab 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

Jika di lihat pada kondisi riil, pendidikan di Negara kita saat ini yaitu lemahnya proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran saat ini siswa hanya dituntut sebatas pada hafalan konsep atau materi saja, sehingga dalam proses pembelajaran tidak dapat mengembangkan seluruh kemampuan siswa dimana salah satu kemampuan siswa tersebut adalah kemampuan pemahaman konsep. Dalam mata pelajaran ekonomi pada jenjang sekolah menengah atas, siswa dituntut untuk dapat memahami konsep ekonomi yang berhubungan dengan berbagai peristiwa dan permasalahan ekonomi yg terjadi dalam kehidupan


(11)

sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran ekonomi agar siswa memiliki kemampuan sebagi berikut:

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara. 2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi

yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Membentuk sikap, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampila ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.

4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai social ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Budiwati dan Permana, 2010; 18) Dari empat tujuan mata pelajarana ekonomi di atas, salah satu tujuan yang akan diteliti yaitu tentang kemampuan pemahaman konsep siswa, hal ini sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran ekonomi yang termuat pada poin satu yaitu agar siswa memiliki kemampuan memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.

Bloom dkk (Dimyati dan Mudjiono, 2006:28), mengungkapkan bahwa

”pengetahuan adalah kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta,

aturan, urutan, metode, dan sebagainya”. Lebih lanjut, Bloom menjelaskan “salah

satu aspek dari pengetahuan adalah adanya pemahaman konsep. Pemahaman konsep merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, dan sebagainya”.

Keberhasilan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran ekonomi dilihat dari pemahaman konsep yang dicapai oleh peserta didik. Pemahaman konsep tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. Trianto (2007:1) mengungkapkan “salah satu masalah pokok dalam


(12)

3

Ristanti Utami S.S, 2014

pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak pada rendahnya pemahaman konsep siswa”.

Berdasarkan informasi yang didapat, peneliti melakukan observasi awal dengan berdiskusi bersama salah satu guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Losarang tentang sejauh mana kemampuan pemahaman siswa SMAN 1 Losarang khususnya dalam mata pelajaran ekonomi. Guru menjelaskan bahwa pemahaman konsep siwa masih rendah, rendahnya pemahaman siswa terlihat pada proses pembelajaran ketika siswa tidak mampu menjelaskan kembali materi yang didapatkannya melalui sumber buku atau dari penjelasan guru dengan kata – kata sendiri. Untuk membuktikan penjelasan dari berbagai pihak tentang masih rendahnya kemampuan pemahaman konsep yang dimilki oleh siswa maka peneliti membuat instrumen penelitian soal ekonomi yang mencakup aspek pemahaman konsep siswa yang kemudian di ujikan pada siswa.

Berikut ini adalah hasil penelitian di sekolah setelah peneliti melakukan kegiatan pretes dengan menggunakan 30 soal untuk menilai kemampuan pemahaman konsep siswa, hasil yang diperoleh tidak sesuai seperti apa yang diharapkan. Hasilnya menunjukan kemampuan pemahaman konsep siswa masih rendah:

Tabel 1.1

Frekuensi dan Persentase Hasil Tes Pemahaman Konsep pada Siswa Kelas X Mata Pelajaran EkonomiSMA Negeri 1 Losarang

Tahun ajaran 2013-2014 No

Rentang Nilai Pemahaman Konsep Siswa

Kategori Frekuensi (orang)

Presentase (%)

1 85-100 Sangat Tinggi 3 4,42

2 75-84 Tinggi 4 5,88

3 65-74 Sedang 7 10,30


(13)

5 54 ke bawah Sangat Rendah 44 64,70

Jumlah 68 100

Sumber : Hasil pengolahan data

Dari penelitian awal di SMA Negeri 1 Losarang didapatkan frekuensi dan persentase jumlah siswa kelas X yang mendapatkan nilai dalam kemampuan pemahaman konsep. Berdasarkan tabel 1.1 siswa yang mendapat rentang nilai 85-100 yaitu kategoti sangat tinggi hanya 3 orang atau 4,42% dari seluruh jumlah siswa. Siswa yang mendapat rentang nilai 75-84 sebanyak 4 orang atau 5,88% dari seluruh jumlah siswa, kemudian Siswa yang mendapat rentang nilai 67-75 sebanyak 7 orang atau 10,30% dari seluruh jumlah siswa. Rentang nilai 55-64 sebanyak 10 orang atau 14,70% dari seluruh jumlah siswa, sedangkan pada rentang nilai 54 kebawah yaitu kategori sangat rendah dengan frekuensi 44 orang atau 64,70% dari seluruh jumlah siswa, Kesimpulan dari tabel 1.1 yaitu masih rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi, hal tersebut menunjukan bahwa pembelajaran ekonomi yang telah dilakukan masih belum optimal sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi.

“Permasalahan masih rendahnya pemahaman konsep siswa ini diduga

terjadi akibat penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Hal tersebut terjadi karena masih banyak sekolah yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional atau tradisional dimana dalam pembelajarannya, suasana kelas cenderung berpusat pada guru sehingga

siswa menjadi pasif ”. (Trianto, 2007:1)

Melalui kompetensi profesional, guru harus mampu mewujudkan langkah-langkah pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses belajar dan mengajar dapat bermakna serta transfer of knowledge dan transfer of value dapat dengan mudah tersampaikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat variasi pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, diperlukan suatu


(14)

5

Ristanti Utami S.S, 2014

pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa menjadi lebih memahami konsep-konsep ekonomi yang telah dan akan dipelajari. Dalam penyampaian materi pelajaran, guru selain harus bisa menggunakan metode yang tepat, juga harus bisa memilih media atau alat penyampaian yang digunakan dalam penyampaian materi dalam kegiatan belajar.. Hasil belajar yang diharapkan adalah adanya perubahan yang signifikan dalam hal kemampuan pemahaman konsep yang diikuti oleh perubahan tingkah laku dan kepribadian secara optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.

Melihat fenomena tersebut, perlu dilakukan pengkajian lanjut mengenai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Marttin (Trianto, 2007:159), mengungkapkan :

”Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman

konsep ekonomi siswa dan penerapan sistem belajar yang berpusat pada siswa adalah dengan menerapkan metode belajar peta konsep, yaitu metode belajar dimana siswa diajarkan untuk dapat membuat suatu ilustrasi grafis kongkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada katagori yang sama”. Pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep dapat membantu guru dalam menyederhanakan atau memperjelas suatu materi pelajaran menjadi konsep – konsep yang saling berhubungan sehingga siswa dengan mudah memahami materi, dengan metode peta konsep rendahnya pemahaman konsep siswa dapat di atasi. Dalam hal ini peta konsep sebagai alat evaluasi dapat menilai siswa dengan cara mengubah informasi yang didapatkannya menjadi peta konsep dan membaca peta konsep tersebut. Hal senada dikemukakan oleh Trianto

(2007:166) “peta konsep dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta

siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep atau

dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep”.

Berpijak pada latar belakang diatas tentunya masalah pembelajaran sangat menarik untuk diteliti lebih jauh mengenai masalah diatas. Selengkapnya judul


(15)

penelitian yang akan penulis angkat adalah “ Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi rumusan masalahnya sebagai berikut :

1) Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah?

2) Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode peta konsep?

3) Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah.


(16)

7

Ristanti Utami S.S, 2014

2) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode peta konsep.

3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian di bidang ilmu pendidikan ekonomi khususnya meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan metode pembelajaran Peta Konsep.

2. Memberikan informasi, sumber pengetahuan, bahan kepustakaan atau bahan penelitian dalam dunia pendidikan selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1. Bahan masukan bagi para pendidik sebagai alternatife mengajar dikelas menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep sehingga kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkat. 2. Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pembelajaran


(17)

ami S.S, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMAN 1 Losarang, seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 270 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Setelah peneliti melakukan penelitian dibeberapa kelas, terpilih X IPS-1 dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS-2 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol. Dalam memilih kelas X IPS-1 dan X IPS-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan metode non-probably sampling, tepatnya sampling purposive. Non-probably sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010:66) dan sampling purposive adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:68). Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas yang memiliki kesamaan kondisi dan materi yang dipelajari.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160).

Sesuai permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah observasi dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti (Syaodih, 2012:57).

Jenis metode yang digunakan adalah quasi eksperimental yaitu metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi yaitu penelitian yang memberikan


(18)

38

Ristanti Utami S.S, 2014

kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak di tempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami (Dedeh, 2011: 43).

Metode eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas (metode pembelajaran Peta Konsep) dilihat hasilnya pada variabel terikat (Pemahaman Konsep siswa).

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang hampir sama dengan desain pretest-postest controlgroup design, hanya saja pada disain penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara rondom (Sugiyono, 2010: 77).

Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain peneitian non-equivalent control group design

(Sumber: Sugiyono, 2010:116)

Keterangan:

X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan metode pembelajaran peta konsep

- :Tidak dikenakan perlakuan (treatment)

:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen :Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen :Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol

Kelas Awal Perlakuan Tahap Akhir

E X


(19)

:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control

Peneliti melakukan pengambilan data sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode peta konsep. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pre test ( sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test ( ).

3.4 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala Metode pembelajaran Peta Konsep(X)

Salah satu

alternatif pembelajaran

yang dapat

meningkatkan pemahaman konsep ekonomi

siswa dan

penerapan sistem belajar yang berpusat pada siswa (Trianto, 2007:159)

Langkah-langkah atau

tahapan dalam

pembelajaran Peta Konsep :

1. Mengidentifikasi ide pokok atau

prinsip yang

melingkupi sejumlah konsep. 2. Mengidentifikasi

ide-ide atau

konsep-konsep

sekunder yang

menunjang ide

utama.

3. Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak ide tersebut.

4. Kelompokkan

ide-ide sekunder

disekeliling ide

Hasil penelitian terhadap penerapan metode pembelajaran Peta Konsep pada kelas eksperimen.


(20)

40

Ristanti Utami S.S, 2014

utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide

utama. Arends

(Trianto, 2007:160) Kemampuan Pemahaman Konsep (Y) Pemahaman Konsep adalah mengkonstruksi

makna dari

materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh

guru. Siswa

dikatakan

memahami bila mereka dapat mengkonstruksi

makna dari

pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang

disampaikan melalui

pengajaran, buku

atau layar

komputer. Lorin

& David

(2010:43).

Kemampuan

pemahaman konsep

merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif. Tingkat kemampuan

pemahaman konsep

siswa dapat diketahui melalui soal –soal kognitif pada ranah C2.

Para siswa mampu meningkatkan

pemahaman pada mata pelajaran ekonomi, dapat dilihat dari tujuh proses kognitif yang lebih spesifik, yakni

 Menafsirkan  Mencontohkan  Mengklasifika sikan  Merangkum  Menyimpulkan  Membandingk an  Menjelaskan (Lorin & David, 2010:105-106)

Hasil pree-test dan post-test tentang pengertian Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan OJK..

Ordinal


(21)

Untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa menggunakan instrumen tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Tes yang dilakukan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa sebagai hasil penerapan metode pembelajaran.

Tes disusun berdasarkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep siswa. Adapun langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran. b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

Kisi – kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok uji dan jumlah soal.

c. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi. d. Melakukan uji coba instrumen

e. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. f. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006 : 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data


(22)

42

Ristanti Utami S.S, 2014

“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:58) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu: r pbis

=

p

(Sudijono, 2011: 185)

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul Mt = Skor rata-rata dari skor total

Sdt = Standar deviasi skor total

p = Proporsi yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya q = Proporsi yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya

Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan sebagai berikut: 0,20 < rxy : Korelasi sangat rendah

0,20 < rxy < 0,399 : Korelasi rendah

0,40 < rxy < 0,699 : Korelasi sedang atau cukup

0,70 < rxy < 0,899 : Korelasi tinggi

0,90 < rxy < 1,00 : Korelasi sangat tinggi

Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal atau validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila rpbi > r tabel

maka item valid, dimana diketahui r tabel 0,361. Dari hasil perhitungan validitas


(23)

Tabel 3.3 Hasil Validitas Item

ttabel

No

Item r pbi r tabel Ket.

No

Item rhitung r tabel Ket.

1.7 1 0.50 0,361 valid 21 0.44 0,361 valid

1.7 2 0.42 0,361 valid 22 0.44 0,361 valid

1.7 3 0.45 0,361 valid 23 0.35 0,361 valid

1.7 4 0.54 0,361 valid 24 0.42 0,361 valid

1.7 5 0.41 0,361 valid 25 0.37 0,361 valid

1.7 6 0.42 0,361 valid 26 0.40 0,361 valid

1.7 7 0.35 0,361 valid 27 0.44 0,361 valid

1.7 8 0.39 0,361 valid 28 0.38 0,361 valid

1.7 9 0.41 0,361 valid 29 0.37 0,361 valid

1.7 10 0.45 0,361 valid 30 0.43 0,361 valid

1.7 11 0.41 0,361 valid 31 0.33 0,361 Valid

1.7 12 0.45 0,361 valid 32 0.32 0,361 Valid

1.7 13 0.47 0,361 valid 33 0.38 0,361 Valid

1.7 14 0.38 0,361 valid 34 0.39 0,361 Valid

1.7 15 0.38 0,361 valid 35 0.47 0,361 Valid

1.7 16 0.35 0,361 valid 36 0.60 0,361 Valid

1.7 17 0.37 0,361 valid 37 0.37 0,361 Valid

1.7 18 0.44 0,361 valid 38 0.39 0,361 Valid

1.7 19 0.60 0,361 valid 39 0.47 0,361 Valid

1.7 20 0.33 0,361 valid 40 0.39 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (lampiran A)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan item dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memenuhi kriteria rpbi>rtabel, sehingga

soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006 : 86) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada


(24)

44

Ristanti Utami S.S, 2014

dasarnya dilihat kesejajaran hasil.Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaeran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik ganjil-gena dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil nomor ganjil (x) dan genap (y)., dimana x merupakan belahan pertama, dan y merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan teknik korelasi product moment.

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2006: 93) Keterangan :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya

jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk

menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Kolerasi Interprestsi


(25)

0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20

Cukup Agak rendah

Rendah Sangat rendah

(Arikunto, 2006: 93) Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 0,964.

Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini

berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,964 > 0,361). Dengan demikian instrumen

penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa terkait pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.

3.6.3 Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2006: 168) tingkat kesukaran butir soal (item)

merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab

item.Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran (IK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:

a. Menghitung jawaban yang benar per item soal b. Memasukkan ke dalam rumus

(Arikunto, 2006: 208) Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut: P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar


(26)

46

Ristanti Utami S.S, 2014

P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah

Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal

Mudah 7 17.5 5, 20, 21, 26, 30, 35, 36

Sedang 32 80

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 28,

29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40

Sukar 1 2.5 33

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK, 7 soal diantaranya termasuk pada kategori mudah, 32 soal termasuk pada kategori sedang, dan sisanya sebanyak 1 soal termasuk pada kategori sukar.

3.6.4 Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.(Sudjana, 2011: 141)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda soal disebutkan dengan Indeks Diskriminasi (D). langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:


(27)

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagi kelompok bawah (JB).

Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D = - = -

(Arikunto, 2006: 213) Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)


(28)

48

Ristanti Utami S.S, 2014

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda dari soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup bervariasi.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda

Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal

Jelek - - -

Cukup 31 77.5

3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40

Baik 9 22.5 1, 2, 6, 13, 19, 20, 21, 22,

39

Baik Sekali - - -

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK, terdapat 31 soal diantaranya termasuk pada kategori cukup, 9 soal termasuk pada kategori baik.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.

1. Tahap persiapan penelitian, meliputi: a. Menentukan masalah,


(29)

b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah- langkahnya sebagai berikut: a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam

penelitian.

c. Membuat skenario pembelajaran.

d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator pemahaman konsep

e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian.

h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.

i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi.

k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan.

l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan metode pembelajaran peta konsep serta metode ceramah.


(30)

50

Ristanti Utami S.S, 2014

m. Memberikan post test pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui pemahaman konsep siswa.

n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post test pada masing-masing kelas eksperimen.

o. Membandingkan hasil post test antara pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode peta konsep serta kelas dengan menggunakan metode ceramah.

3. Pelaporan Penelitian.

Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.

3.8Teknik Pengolahan Data

Data hasil tes objektif siswa yang diperoleh dari hasil post test, diuji dengan beberapa uji statistik untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

Adapun teknik pengolahan data kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebagai berikut.

a. Menghitung skor mentah dari hasil tes

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban dari setiap siswa diberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap. Skor setiap siswa dapat ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S = R – W

O – 1 (Sudijono, 2011: 303)


(31)

S = Skor yang sedang dicari

R = Jumlah jawaban betul, yaitu jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban W= Jumlah jawaban salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan kunci

jawaban

O= Options atau alternatif 1= Bilangan konstan

b. Mengubah skor mentah menjadi nilai

Setelah skor mentah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya yaitu mengubah skor mentah menjadi nilai . Menurut Sudijono (2011: 312) bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau kelompok. Dapat juga disebut dengan Penilaian ber-Acuan Norma (PAN).

Menurut Sudijono (2011: 322) enilaian beracuan kelompok ini mendasarkan diri pada asumsi sebagai berikut:

1. Bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen, akan selalu

didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang” dan kelompok kurang.

2. Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan osisi relatif (=relative standing) dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu,

yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah” ataukah di “bawah”.

Apabila dalam penentuan nilai standar digunakan standar relatif, maka prestasi kelopok itu dicari atau dihitung dengan menggunakan identik rata-rata hitung (=arithmetic mean), dengan rumus sebagai berikut:

M

x

=

(Sudijono, 2011: 327)

Disamping mencari arithmetic mean perlu dipertimbangkan variasi atau variabilitas. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas dan heterogenitas, yaitu dengan menggunakan standar deviasi. Rumusnya adalah:


(32)

52

Ristanti Utami S.S, 2014

SDx =

∑ (Sudijono, 2011: 327)

Setelah diperoleh besarnya nilai rata-rata hitung dan besarnya standar deviasi dari hasil tes, selanjutnya skor-skor mentah hasil tes dikonversi atau diubah menjadi nilai standar.

3.9Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji b) Menghitung nilai F dengan rumus

F =

Dengan S2b = varians yang lebih besar S2k = varian yang lebih kecil Kebebasan (dk) = (ni– 2)

c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen

F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen

(Siregar, 2004 :50)

3.9.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak.Kondisi data berdistribusi normal menjadi


(33)

syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistic parametrik.Untuk menguji normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a) Menghitung mean skor kelompok b) Mencari dan menghitung deviasi standar

c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)

dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :

1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus : K = 1+ 3,3 log n

2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus : P = r/k dimana r = rentang skor

d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus : Z =

Ɩ

= |

Ɩ

1

Ɩ

2

|

; E

i

= n x1

e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :

χ2= Σ

 Menentukan derajat kebebasan

 Menentukan χ2

dari daftar tabel Fo= frekuensi pengamatan

Fe = frekuensi yang diharapkan

f) Penentuan normalitas

Jika : χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal

(Siregar, 2004 :87)

3.9.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini di dasarkan pada data peningkatan pemahaman konsep, yaitu data selisih pre-test dan post-test. Pengujian


(34)

54

Ristanti Utami S.S, 2014

hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t independen yang terdapat pada program SPSS 20.0, dengan kriteria:

HA : µ1 = µ2

H0 : µ1≠ µ2

Dimana : µ1 = skor gain kelas ekperimen

µ2 = skor gain kelas kontrol

jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

- Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

- Jika thitung≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. :

Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah.

2. :

Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode peta konsep.

3. :

Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas X SMA Negeri 1 Losarang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah.

2. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode peta konsep.

3. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan.

5.2 Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan keaktifan siswa, dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran.

2. Bagi siswa diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan kreativitas, keaktifan dan pemahaman konsep serta melatih siswa untuk berani dalam mengemukakan pendapat dan mampu menjelaskan hasil peta konsep yang siswa buat. Oleh karena itu,


(36)

88

Ristanti Utami S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam guru harus dapat mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses pengajaran dan pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam

metode peta konsep dengan menggunakan variabel terikat yang berbeda atau divariasikan dengan teknik/ tipe pembelajaran lainnya.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Ariantina, Wina (2011). Pengaruh penerapan metode diskusi tipe CUPs (Conceptual Understanding Procedures) terhadap pemahaman konsep perdagangan internasioanal pada mata pelajaran ekonomi. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta:Rineka Cipta.

Aunurrahman.(2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.

Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Cetakan kedua. Bandung:

Erlangga.

Daryanto (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dedeh. (2011). Penerapan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran PKN : Penelitian Kuasi Eksperimen Di SMPN 3 Bandung. Skripsi pada FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ketiga. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta


(38)

76

Depdikbud. (1989). UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Fathurrohman dan Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Cetakan ke-8. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan_konsep

Isma, N. (2006). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Penerapan Pertanyaan Produktif Dalam Pembelajaran Kooperatif. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Khazanah, Uswatun. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Make a-Match dan Index Card Match terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Institut Indonesia Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Lorin, W Anderson dan David, R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Munandar. (2010). Penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS di SD. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nuryanti, B Lena. (2008). 99 Model Pembelajaran . Badung: Bina Tugas Mandiri. Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran


(39)

Putri, Retno Astrni (2010). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Dalam Pembelajaran Tik : Penelitian Eksperimen Kuasi. Skripsi pada FPMIPA C.

Rasyidin, Al & Nasution, Wahyudin Nur (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing

Roseli, Gita Sevtini (2011). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Melalui Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasioanal. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.

Bandung: Kencana

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Bandung : Grasindo

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning, Teori Dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susilana, Rudi, 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran – Fakultas Ilmu Pendidikan UPI – Bandung.


(40)

78

Syaodih, Nana (2012). Metode Penelitian Pendidikan. “Metode Eksperimen”.

Bandung: Rosdakarya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(1)

Ristanti Utami S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi

(studi eksperimen pada siswa kelas x sman 1 losarang dengan materi pokok bank, lembaga keuangan bukan bank, dan otoritas jasa keuangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas X SMA Negeri 1 Losarang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah.

2. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode peta konsep.

3. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan.

5.2 Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan keaktifan siswa, dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran.

2. Bagi siswa diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran Peta Konsep dapat meningkatkan kreativitas, keaktifan dan pemahaman konsep serta melatih siswa untuk berani dalam mengemukakan pendapat dan mampu menjelaskan hasil peta konsep yang siswa buat. Oleh karena itu,


(2)

Ristanti Utami S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi

(studi eksperimen pada siswa kelas x sman 1 losarang dengan materi pokok bank, lembaga keuangan bukan bank, dan otoritas jasa keuangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru harus dapat mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses

pengajaran dan pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam

pembelajaran semakin berkembang.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam metode peta konsep dengan menggunakan variabel terikat yang berbeda atau divariasikan dengan teknik/ tipe pembelajaran lainnya.


(3)

Ristanti Utami S.S, 2014

Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi

(studi eksperimen pada siswa kelas x sman 1 losarang dengan materi pokok bank, lembaga keuangan bukan bank, dan otoritas jasa keuangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ariantina, Wina (2011). Pengaruh penerapan metode diskusi tipe CUPs (Conceptual Understanding Procedures) terhadap pemahaman konsep perdagangan internasioanal pada mata pelajaran ekonomi. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta:Rineka Cipta.

Aunurrahman.(2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.

Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Cetakan kedua. Bandung:

Erlangga.

Daryanto (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dedeh. (2011). Penerapan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran PKN : Penelitian Kuasi Eksperimen Di SMPN 3 Bandung. Skripsi pada FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ketiga. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta


(4)

Depdikbud. (1989). UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Fathurrohman dan Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Cetakan ke-8. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan_konsep

Isma, N. (2006). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Penerapan Pertanyaan Produktif Dalam Pembelajaran Kooperatif. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Khazanah, Uswatun. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Make a-Match dan Index Card Match terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Institut Indonesia Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Lorin, W Anderson dan David, R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Munandar. (2010). Penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS di SD. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nuryanti, B Lena. (2008). 99 Model Pembelajaran . Badung: Bina Tugas Mandiri. Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran


(5)

Putri, Retno Astrni (2010). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Dalam Pembelajaran Tik : Penelitian Eksperimen Kuasi. Skripsi pada FPMIPA C.

Rasyidin, Al & Nasution, Wahyudin Nur (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing

Roseli, Gita Sevtini (2011). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Melalui Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasioanal. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.

Bandung: Kencana

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Bandung : Grasindo

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning, Teori Dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susilana, Rudi, 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran – Fakultas Ilmu Pendidikan UPI – Bandung.

Syamsuddin, Abin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.


(6)

Syaodih, Nana (2012). Metode Penelitian Pendidikan. “Metode Eksperimen”.

Bandung: Rosdakarya

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi