UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jati Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAMPEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 2 Jati Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh JainalMuhtar

0810428

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DI KELAS IV SDN 2 JATI KECAMATAN

SAGULING KABUPATEN BANDUNG BARAT JAINAL MUHTAR

ABSTRAK

Dengan penelitian ini di latar belakangi kenyataan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajran IPA belum mencapai KKM. Ini terjadi karena proses pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah. Akibatnya proses pembelajaran kurang menarik dan membosankan. Berdasarkan hal tersebut salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar IPA yaitu dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, muncul benerapa persoalan yaitu: 1). Bagimana RPP yang harus dikembangkan sesuai dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran struktur tumbuhan? 2).Bagaimana aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran mengenai struktur tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme? 3). Bagaiman ahasil belajar siswa yang diperoleh pada struktur tumbuhan melalu ipendekatan konstruktivisme?. Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa kelss IV SDN 2 Jati melalui pendekatan konstruktivisme. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 langkah dengan menggunakan model yang dikembangkan Kemmis dan Mc. Targar yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai alat pengumpul data adalah pedoman observasi, lembar kerja siswa (LKS). Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme harus disusun secara cermat berdasarkan ciri khusus melalui tahapan-tahapan apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, pengembangan dan aplikasi konsep. Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing. Sedangkan hasil belajar siswa menujukan adanya peningkatan yaitu: Pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,0 dengan persentase yang mencapai KKM 83,33% sedangkan pada siklus II perolehan nilai rata-rata siswa 81.33 dengan persentase yang mencapai KKM 93,33% . Sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan konsepsi terhadap materi yang akan dipelajari. Hal tersebut membuktikan bahwa peningkatan nilai Dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata siswa dan perentasi KKM memuaskan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme tentang struktur tumbuhan dapat meningkatkan hasi belajar siswa.


(3)

EFFORTS TO IN CREASE STUDENT LEARNING IPA IN LEARNING ABOUT THE STRUCTURE constructivist approach PLANTS IN CLASS IV SDN 2 TEAK Saguling DISTRICT DISTRICT WEST BANDUNG Muhtar JAINAL

ABSTRACT

The background to this study the fact that the learning outcomes of students in the eye pelajran not reached KKM IPA. This occurs because the process of learning the teachers still use the lecture method. As a result, the learning process interesting and less boring. Based on this one effort to improve and enhance science learning outcomes by implementing a constructivist approach. Based on the background of the above problems, there benerapa issues are: 1). How RPP should be developed in accordance with the constructivist approach to learning the structure of plants? 2). How activities of students and teachers in the process of learning about the structure of plants through a constructivist approach? 3). How is student learning outcomes obtained on the structure of plants through a constructivist approach?.The purpose of this study to improve and enhance the student learning outcomes kelss IV SDN 2 Teak through a constructivist approach. The method used was Classroom Action Research (CAR) consisting of 2 cycles, each cycle consisting of 4 steps by using a model developed by Kemmis and Mc. Targar planning, action, observation and reflection. As a data collection tool is the observation, student worksheet (LKS). Planning constructivist learning approach should be drafted carefully by special characteristics through stages apperception, exploration, discussion and explanation of the concept, development and application of concepts. The implementation of the constructivist approach to learning with the teacher acting as a facilitator or mentor. While the results attributed to an increase in student learning that is: In the first cycle the average value of 73.0 with the percentage of students who achieved KKM 83.33% while in the second cycle grades average 81.33 with the percentage of students who achieved 93.33% KKM. Before implementing learning students should be given the opportunity to express his conception of the material to be studied. It is proved that the increase in the value of the first cycle and second cycle increased average student and KKM perentasi satisfactory learning by applying a constructivist approach of the structure of plants can improve student learning hasi


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GRAFIK... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Definisi Oprasional... 8

F. Hipotesis Tindakan... 10

BAB II KANJIAN PUSTAKA A. Hakekat Penelitian... 11

B. Pembelajaran IPA di SD... 20

C. Pendekatan Konstruktivisme... 29

D. Materi... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 50


(5)

B. Model Penelitian... 50

C. Subjek Penelitian... 51

D. Prosedur Penelitian... 53

E. Instrumen Penelitian... 57

F. Teknik Pengolahan Data... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian... 64

B. Deskrips iHasil Penelitian... 65

C. Pembahasan... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 90

B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... viii

LAMPIRAN-LAMPIRAN... ix


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai kajian yang menyoroti rendahnya mutu pendidikan diakibatkan oleh beberapa faktor seperti ditemukan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru masih banyak memaksakan anak didik untuk menerima semua informasi yang disampaikan, tanpa memberi peluang kepada siswa untuk bertanya dan mengembangkan pengetahuanya sendiri. Pandangan umum sebagian besar guru adalah pengetahuan dapat ditransfer secara utuh dari pengetahuan guru ke pikiran siswa.

Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah, dan berlangsung seumur hidup.Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semua siswa dituntut untuk mampu menghadapi tantangan hidup dalam dunia kompetitif.Selain itu juga siswa dituntut pula untuk dapat mengebangkan kemampuanya dalam bidang pengetahuan. Sehingga mereka senantiasa mampu turut serta dalam menyerap, memilih dan mengelola informasi untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya seperti bakat, minat dan kemampuanya serta perduli terhadap lingkunganya melalui pengamatan, penelitian, penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir yang kritis. Pendidika merupaka suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuanya, nilai dan sikap, serta keterampilanya.

Hal ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-UndangSistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa.


(7)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas,2003 : 3)

Pendidikan dasar merupakan wadah yang paling utama bagi siswa guna memperoleh pengetahuan dasar, yang menjadi awal untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.Artinya semua materi mata pelajaran bekal awal bagi siswa untuk dikembangkan pada jenjang sekolah selanjutnya.

Untuk pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu kunci keberhasialan peningkatan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan penyempurnaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan tuntutan jaman yang cenderung berubah-ubah.

Adanya perubahan kurikulum menginginkan perubahan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang

biasanya dilaksanakan di sekolah dasar dirasakan masih kurang oktimal karena kurang memperhatikan karakteristik siswa serta tujuan pendidikan dasar.

Menurut Rutherford (Nana Sujana:1987) “bahwa dengan melibatkan siswa kedalam pembelajaran sains sejak dini, akan menghasilkan generasi dewasa yang melekat sains pada dirinya dan dapat manghadapi berbagai tantangan hidup yang semakin kompetetif.

Pembelajara mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar semua siswa memahami konsep IPA, mempunyai keterampilan proses IPA, mempunyai kemauan untuk mempelajari alam sekitar, serta dapat menguasai konsep IPA untuk menerapkan dan menjelaskan gejala-gejala alam dalam kehidupan sehari-hari, yang bersikap ilmiah serta mencintai alam semesta. Oleh


(8)

karena iti hendaknya guru sebagai pelaksana mempergunakan berbagai macam pendeketan yang banyak melibatkan siswanya dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman langsung dalam setiap pembelajaran.

Secara umum siswa TK, SD, dan SLTP yang berusia antara 5-15 tahun masih memerlukan bimbingan, dukungan, dan pengakuaan sehingga seorang pendidik yang “power -for” dengan kata lain pendidik yang memperhatikan peningkatan proses

pembelajaran siswa dan selalu berusaha menyediakan kegiatan yang relevan, menimbang, mengarahkan, serta memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh semua pihak.

Dalam pembelajaran “guru harus menghindari sikap yang “power of” yang dapat digambarkan sebagai pendidik yang selalu merasa mempunyai kemampuan lebih dibanding siswa sehingga tidak memandang siswa sebagai individu yang

memiliki potendsi”Bell (Budiningsih, 2008 : 43). Hal serupa diutarakan oleh Ausuble (C. Asri Budiningsih, 2008 : 44)

Faktor yang paling penting untuk mempengaruhi belajar siswa adalah konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalan struktur kognitif siswa itu sendiri. Maka pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, epektif, dan menyenangkan maka hasil belajar akan lebih bermakna dan lebih berkualitas.

Kenyataan di lapangan siswa lebih banyak menerima bahan ajar yang bersipat verbal yang menjadi pemahaman pola piker bersipat abstrak termasuk dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA seperti Stuktur Tumbuhan, sehingga siswa merasa sukar memahami pelajaran dan siswa merasa jenuh berada di dalam kelas.


(9)

Salah satu faktor penyebab keadaan siswa seperti itu, diantaranya adalah kurang tepatnya pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada berlangsungnya pembelajaran, sehingga motivasi siswa dalam belajar sangat kurang.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA masih banyak pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centered), tidak melihat kepada siswa sebagai individu yang memiliki potensi pada diri mereka, seharusnya pembelajaran lebih terpusat pada siswa (student centered) banyak melibatkan siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. KKM IPA SDN 2 Jati adalah 60, tetapi ada saja siswa yang belum mencapai target dari KKM tersebut 5 orang dengan nilai 50 jumlah 250 (16%), 9 orang nilainya 55 jumlah 495 (30%) dan 16 orang dengan nilai 70 jumlah 1120 (53%) target kelulusan 85% dengan nilai rata-rata kelas sekarang 62,16.

Menurut pandangan kontruktivisme pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar.Prinsif yang paling umum dan paling esensial dari konstrutivisme adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku sekolah.Melalui pendekatan ini, diharapkan kualitas hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang ditunjukan dengan pemahaman struktur pada tumbuhan.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu alternatif model pembelajaran IPA yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan penguatan terhadap kualitas

pembelajaran IPA di SD sebagai sarana penelitian adalah dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.


(10)

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti mengenai model pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dan hubunganya dengan peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Salah satu pendekatan yang dianggap dapat mengatasi masalah seperti itu adalah pendekatan konstruktivisme yang ditunjukan dengan pemahaman struktur pada tumbuhan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1 Bagaimana RPP yang harus dikembangkan sesuai dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran struktur tumbuhan?

2 Bagaimana aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran mengenai struktur tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme?

3 Bagaimana hasil belajar siswa yang diperoleh pada struktur tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui :

1 RPP dalam pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan konstruktivisme pada materi struktur timbuhan.


(11)

2 Aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran, struktur tumbuhan, berlangsung melalui pendekatan konstruktivisme.

3 Hasil belajar siswa pada pembelajaran struktur tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan hasil dari penelitian ini adalah: 1 Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar siswa agar lebih bermakna dan termotivasi melalui konflik kognitifnya sendiri.

b. Mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir siswa dalam menentukan dan membangun konsep sendiri yang dipelajari.

2 Bagi Guru

a. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar.

b. Meningkatkan keterampilan dalam mengelola perencanaan dan melaksanakan pendekatan konstrutivisme pada materi tentang akar tunggang dan akar serabut. 3 Bagi Peneliti


(12)

b. Untuk mengetahui model dan bentuk pembelajaran yang cocok yang akan digunakan.

4 Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar.

E. Definisi Oprasional

1 . Hasil belajar

Hasil Belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiap mengikuti tes”.Hasil belajar dalam penelitian ini di-peroleh melalui tes yang diberikan setelah pembelajaran berakhir pada setiap akhir siklus (hhtp://ppg-pgsd.blagspot.com2012/04 pengertianhasilbelajar.htm).jadisuatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran, mencakup bidang Kognitif (pengetahuan dan kemampuan), Apektif (sikap perhatian dan nilai) Psikomotor (keterampilan) setelah menerima pengetahuan belajar yang telah diberikan

2 . Pendekatan

Pendekatan adalah pola atau dasar berpiker dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pendekatan digunakan oleh seorang guru akan menentukan strategi dan model dalam pembelajara.


(13)

3. Konstruktivisme

Menurut Mc Brien and Brandt (Sutardi, 2007:125) “Contructivismis an approach to teachingbaseg on research about how people learn. Many researcher say that each individual constructs knowledge rather than receiving in from others”. Dengan kata lainsuatu pendekatan pembelajaran berdasarkan kepada penelitian tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penelitian berpendapat setiap

individu membangun pengetahuannya dan bukan hanya menerima pengetahuan dari orang lain.Menurut Briner,M (Sutardi, 2007:125) “ They are constructing their own knowledge by testing ideas and approaches based on their prior knowledge and

experience, applying these to a new situasion and integrating the new knowledge gained with pre-existing intellectual contructs.”Dengan kata lain siswa membangun pengetahuan mereka dengan menguji ide-ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada, mengaplikasikannya kepada situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan membangun intelektual yang sebelumnya sudah ada

(http:krzi.wordpress.com/2011/09/02pendidikankonstruktivisme).Jadi Konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan dikonstruksi sebagai usaha siswa dalam mengorganisasikan pengalaman-pengalaman untuk menghubungkan dengan skema-skema atau struktur kognitif yang telah ada sebelumnya. Dalam penelitian ini secara oprasional, konstruktivisme diartikan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

menyatakan bahwa dalam proses belajar siswa aktif secara mental membangun pengetahuan sendiri, dengan dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya.


(14)

4. Struktur tumbuhan

Struktur tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama dan gambaran tentang stuktur tumbuhan

harus dilihat dengan menggunakan Mikroskop maka peneliti akan membahas tentang bagian-bagian tumbuhan seperti akar.

F. Hipotesis Tindakan

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantara salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan, pada pembelajaran struktur tumbuhan diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa aktif secara mental dan terlibat lansung dalam pembelajaran. Adapun hipotesis peneliti rumuskan adalah “ Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA tentang struktur tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kostruktivisme.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metoda penelitian tindakan kelas(Classroom Action Research) sebagai prosedur pelaksanaan penelitian digunakan metoda kualitatif yang menghasilkan data secara dekriftif dalam bentuk uraian dan laporan. (Classroom Action Reseatch) atau di singkat CAR dalam bahasa Inggris yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

PTK ini dilaksanakan sebagai upaya guru meningkatkan aktivitas dan kualitas hasil belajar siswa tentang strukur tumbuhan.Selama ini pemahaman siswa sangat lemah, aktivitas siswa kurang berkembang dan pada umumnya hanya mampu memahami materi secara verbal.

B. Model Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui proses pengkajian yang terdiri dari empat tahapan seperti Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Roben Mc Taggart ( Susilo 2007:20) “komponen penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan yaitu: (a) perencanaan (planning), (b)aksi/tindakan (action), (c) observasi (observing), dan (d) refleksi (refleting) dalam setiap siklus “.

Tahapan pertama berisi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,


(16)

Tahapan keduaapa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai perbaikan, prningkatan

atau perubahan yang diinginkan.

Tahapan ketiga kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan

terhadap siswa.

Tahapan keempat refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan

guru dalam PTK, pada kegiatan ini juga ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan maupun memperbaiki masalah secara bermakna, relevan, inilah peneliti dapat melakukan pada tindakan berikutnya.

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang perempuan. Sekolah dasar Negeri 2 Jati ini terletak diantara pemukiman penduduk yang jauh dari keramaian kota, terletak didataran tinggi pemandangan yang begitu indah, dan dikelilingi danau saguling, latar belakang ekonomi keluarga siswa cukup beragam kebanyakan berfropesi sebagai petani. Alasan peneliti memilih subjek tersebut adalah peneliti menginginkan adanya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA disekolah tersebut, dan adanya peningkatan hasil belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran IPA.

Fokus penelitian adalah pembelajaran struktur tumbuhan di kelas IV sekolah dasar melalui pendekatan konstruktivisme.Pemahaman yang kurang dan pasifnya aktivitas belajar siswa di dalam kelas dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat.Berdasarkan kenyataan itu, peneliti mencari alternative pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa tentang Struktur Tumbuhan. Salah satu


(17)

pendekatan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas hasil belajar siswa adalah pendekatan konstruktivisme.

D. Prosedur Penelitian

Medel penelitian yang digunakan adalah model siklus berulang dan berkelanjutan, medel ini terdiri dari empat tahap, selanjutnya alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti gambar berikut: Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Susilo2007)

SIKLUS I

Rencana

Refleksi


(18)

SIKLUS II

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tahap Perencanaan

Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan

masalah yang akan dipecahkan . Penelitian Tindakan Kelas yang akan ditempuh yaitu akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Adapun langkah yang akan dilaksanakan pada perencanaan tindakan yaitu berupa observasi awal diantaranya:

a. Mengkaji kurikulum kelas IV semester ganjil, pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok Struktur Tumbuhan untuk dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan waktu penelitian.

b. Merancang/merumuskan rencana pembelajaran pada materi Struktur Tumbuhan menggunakan pendekatan kostruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Refleksi

Rencana

Tindakan II Observasi


(19)

c. Menyusin dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk masing-masing rencana pembelajaran pada siklus I dan II untuk diselesaikan dan dibahas oleh masing-masing kelompok belajar siswa.

d. Menyusun dan menyiapkan instrument observasi aktivitas belajar siswa selama penggunaan pembelajaran konstruktivisme dalam mata pelajaran IPA.

e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi (tes) untuk masing-masing rencana pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme . Yaitu dengan langkah-langkah:

a. Tahap pengetahuan awal b. Tahap eksplorasi

c. Tahap diskusi dan penjelasan konsep d. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep

Dengan memperhatikan hasil analisis terhadap kemampuan awal siswa, peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari dua siklus.Masing-masing rencanma tindakan pembelajaran dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan.Kegiatan selanjutnya mengelompokan siswa untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:


(20)

3. Tahap Observasi

Kegiatan Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada PTK.Tujuan pokok observasi adalah untuk memperoleh data mengenai ketercapaian aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yaitu dengan menggunakan lembar observasi.Lembar observasi merupakan suatu alat yang didalamnya terkumpul data untuk digunakan dalam penganalisaan. Pelaksanaan suatu tindakan bias saja tidak menghasilkan perubahan, hal ini harus segera dicermati penyebabnya ditentukan langkah-langkah perbaikan.

Pada tahap observasi guru dibantu seorang observer atau teman sejawat yang menjadi mitra dalam melakukan penelitian tindakan kelas.Observer berperan sebagai penilai penampilan dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sedang dan telah dilaksanakan.

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap yang paling penting ketika akan melaksanakan suatu tindakan karena dalam tahap refleksi terdapat kegiatan menganalisis, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari pelaksanaan penelitian sehingga peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Hasil yang didapat dalam tahap observasi, guru dapat melihat gambaran umum mengenai kegiatan yang telah dilakukan.Dengan tujuan sebagai bahan acuan dalam perencanaan untuk melaksanakan siklus


(21)

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penilaian penelitian terdiri dariinstrument pembelajaran dan instumen penelitian.

1. Instrumen belajar

Intrumen pembelajaran suatu alat untuk melakukan suatu pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran memiliki pran penting dan strategi dalam kegiatan pembelajaran, terutama sebagai alat proyeksi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.Dengan demikian perencanaan pembelajaran memiliki banyak fungsi antara lain: Sebagai pedoman atau paduan kegiatan , menggambarkan hasil yang akan dicapai, sebagai alat control, dan sebagai alat evaluasi.

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran oprasional dalam kurikulum yang ditetapkan, sedangkan aplikasi dari perencanaan akan akan terlihat dalam kegiatan pembelajaran, dengan demikian antara kurikulu, perencanaan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran serta hasil yang dicapai mempunyai hubungan yang sangat erat, sistimatis dan merupakan suatu kesatuan yang sangat terkait.

Dalam menyusun rencana pembelajaran harus berpatokan pada kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP.KTSP digunakan sebagai paduan dalam menyusun RPP.Perencanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta sekenario dalam pelaksanaan tindakan.


(22)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah berupa permasalahan soal yang harus selesaikan siswa secara berkelompok dalam kegiaatan pembelajaran struktur tumbuhan secara berkelompok.

Tes ini disajikan secara tertulis yang haruis dijawab oleh siswa secara tertulis pula yang dibuat dalam bentuk berupa lembar kerja siswa yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung yang harus di kerjakan dengan berdiskusi dan tes individu yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian suatu alat untu meneliti suatu pembelajaran a. Lembar observasi

Lembar observasi pada penelitian ini terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi aktivitas siswa dan observasi intraksi siswa dalam kelompok. Lembar observasi merupakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dilapangan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, selama ini observasi dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan

Kergiatan observasi difokuskan pada aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, baik ketika guru menyampaikan informasi maupun ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

b. Lembar tes

Lembar tes terdiri dari lembar tes awal dan lembar pos tes.Lembar tes awal digunakan pada waktu sebelum pelaksanaan penelitian. Lembar evaluasi merupakan alat bantu yang diberikan kepada siswa yangberisi butir soal yang berkaitan dengan


(23)

materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang dicapai siswa setelah melakukan proses

F. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi a. Reduksi Data

Menyeleksi data dengan cara memilih dan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

b. Klasifikasi Data

Mengklasifikasi data yang diperoleh dari siklus Idan Siklus II dengan mengacu pada RPP.Tujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan untuk mempermudah data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya, missal:

1). Data tentang aktivitas siswa 2). Data tentang aktivitas guru 3). Data tentang hasi belajar c. Disflay Data

Mendekrifsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi, uraian ataudalam bentuk label juga gerafik.

d. Interpretasi Data

Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk label atau data bentuk gerafik.


(24)

Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakuakn dengan cara memilih kekuatan yang sudah diperoleh atau kelemahan yang masih harus ditingkatkan. Kemudian kekuatan dan kelemahan tersebut dianalisis mengapah masih terjadi kelemahan dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang kemudian ditingkatkan pada tindakan berikutnya.

2. Teknik Pengolahan hasi Tes a.Scoring

Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa isian yang berjumlah 5 soal dan .pilihan ganda 10 soal,untuk soal isian mempunyai bobot skor 20 dan pilihan ganda 10 apabila dapat menjawab dengan benar akan jumla 200 dibagi 2 sehingga skor maksimal yang dapat diperole adalah 100. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap jawaban benar dengan rumus:

Nilai = Jumlah jawaban benarX 100% Jumlah seluruh soal

b. Menghitung rata-rata

1). Rata-rata hitung hasil belajar (pos tes), dapat dihitung dengan menggunakan

rumus.

Rata-rata nilai pos tes =Jumlah keseluruhan jumlah siswa Jumlah siswa


(25)

3). Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I ke II dibandingkan dengan rata-rata nilai belajar konvensional/Pra siklus

4). Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rat hitung.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penelitian ini. Maka dibuat grafik yang menujukan efektifitas pembelajaran sebagai hasil penelitian sehingga akan tampak jelas pola kecendrungan prubahan hasil belajar setiap siklus.

E. Analisis Data Hasi Tes

1. Skoring

Kriteria penilaian pada pos tes siklus I dan Siklus II adalah berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana tiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100.

2. Nilai Rata-rata


(26)

Tabel 3.2

Katagori Nilai rata-rata Siswa No Rentang Nilai Katagori

1. 90-100 Sangat Baik

2 70-89 Baik

3 50-69 Cukup

4 30-49 Kurang

5 0-29 Kurang Sekali

Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori sebagai berikut;

Tabel 3.3

Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa

No Persentase Katagori

1 60%-100% Berhasi (tuntas)


(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasrkanhasilpenelitian, deskrifsi, analisis, danpembahasanpadapembelajaran IPA konsepstrukturpadatumbuhandenganpendekatankonstruktivisme yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Jati UPT KecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat dapatdisimpulkansebagaiberikut:

1. Perencanaanpembelajarandenganmenerapkanpendekatankonstruktivismepadapembelajara

n IPA

tentangstrukturtumbuhanterbuktiefektipdalammenanamkanpemahamankonsepdanmenjadi kansiswamenjadiaktif, perencanaanharusdibuatterlebihdahuluyaitudenganmembut RPP,

LKS danalatperaga yang akandigunakan.

Dalamkegiatanbelajarmengembangkanketerampilanintelektualdansikapilmiah.

Langkah-langkah yang harusdiperhatikandalampembelajaran yang

dimulaidenganmenyajikanmasalah, mengamatidaripemasalahan yang dimunculkanmembuathipotesis, mengajukanpertanyaan, merancangpenelitian, melakukanpenelitiandanmenyimpulkanhasihpenelitiaan.

2. Pelaksanaanpembelajarandenganmenggunakanpendekatankonstruktivismepadapembelaja ran IPA tentangstrukturtumbuhanternyatadapatmeningkatkanaktivitassiswadan guru dalampembelajaran.Siswadapatbelajarlebihmandiridanaktifmenemukan,

memecahkanmasalahsendirisehinggapembelajaranberpusatpadasiswasedangkanpran guru sebagaifasilitator yang memberikankemudahandalampembelajaran.

3. Pembelajaran IPA


(28)

ngkatkanhasilbelajarsiswa. Hal initerbuktidarinilai rata-rata padasetiapsiklusdalamsetiaptindakanmengalamipeningkatannilai rata-rata siswapadaawaltessebesar 62,16persentaseketuntasan KKM 53,33% yang belummencapaiKKM 46,66% danpadasiklus I nilai rata-rata siswasebesar 73 danpersentaseketuntasan KKM 83.33% yang belummencapai KKM 16,66% sertapadasiklus II dengannilai rata-rata siswasebesar 81,33 danpersetaseketuntasan 93,33% yang belummencapai KKM 6,66% .

B. Saran

Berdasakantemuanhasilpenelitian yang diperoleh, makadapatdikemukakanbeberapa saran:

1. Dalampembelajaran IPA,

pendekatankonstruktivismedapatdilakukansebagaisalahsatucarauntukdapatmenggungk apkankonsepsiawalpembelajarandaripengetahuanawal yang dimilikisiswa.

2. Untukmengepektifkanwaktudalampembelajaran, guru

sebaiknyamemberikantugasterlebihdahuludipertemuansebelumnya.

3. Untukmeningkatkanpemahamanbelajarsiswa, guru

sebaiknyamenggunakanpendekatankonstruktivismedalampembelajaran.

4. Guru kinitidaklagimentransferilmumelainkansebagaifasilitator, sehinggasiswalabihcakapdalamberkomunikasi.

5. Penelitianmengenaipendekatankonstruktivismetentangstruturtumbuhan di kelas IV masihbanyakkekurangansehinggaperluadanyapenelitian yang lebihmendalam.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.Dkk. (2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara. Aqib, Zainal. (2006). PenelitianTindakanKelas Guru.Bandung:RamaWidya. BudiningsihAsri,C. (2008). BelajardanPembelajaran.Jakarta: PT RinekaCipta.

Depdiknas.(2003). Undang-undang RI NO.20 Tahun 2003

TentangSisdiknas.Jakarta:Depdiknas.

Djumhana Nana. StudiAlternatifdalammeningkatkanPembelajaran IPA di SD.Diktat,UPI Bandung: Tidakditebitkan.

Haryanto.(2007). SainsUntuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

HasilBelajar. [online]. Tersedia: http;//ppg-pgsd.blogspor..com/2012/04.[10 November 2012].

Karli, Hilda &Yuliarianingsih,S. (2008). ImpelementasiKurikulumberbasisKompetensi, model-model pembelajaran. Bandung: PT. Bima Media Informasi.

Suparno, Paul.(1996). FilsafatKonstruktivismedalamPendidikan.

Sudjana Nana. (1990). .PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Sujana Nana. (1987). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PT Remaj Rosdaya.

UPI.(2009). PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

PendekatanStrategiKonstruktivisme [online].Tersedia:

http://akhmadsurdrajat.wordpress.com/2008/09/12 Pendekatan – strategi-metodekonstruktivisme. [10 November 2012].

Pendekatankonstruktivisme. [online]. Tersedia: http://krizi,wordpress.com/2011/09/12.[11 November 2012].


(30)

(1)

3). Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I ke II dibandingkan dengan rata-rata nilai belajar konvensional/Pra siklus

4). Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rat hitung.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penelitian ini. Maka dibuat grafik yang menujukan efektifitas pembelajaran sebagai hasil penelitian sehingga akan tampak jelas pola kecendrungan prubahan hasil belajar setiap siklus.

E. Analisis Data Hasi Tes

1. Skoring

Kriteria penilaian pada pos tes siklus I dan Siklus II adalah berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana tiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100.

2. Nilai Rata-rata


(2)

Tabel 3.2

Katagori Nilai rata-rata Siswa

No Rentang Nilai Katagori

1. 90-100 Sangat Baik

2 70-89 Baik

3 50-69 Cukup

4 30-49 Kurang

5 0-29 Kurang Sekali

Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori sebagai berikut;

Tabel 3.3

Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa

No Persentase Katagori

1 60%-100% Berhasi (tuntas)


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasrkanhasilpenelitian, deskrifsi, analisis, danpembahasanpadapembelajaran IPA konsepstrukturpadatumbuhandenganpendekatankonstruktivisme yang dilaksanakan di SD

Negeri 2 Jati UPT KecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat

dapatdisimpulkansebagaiberikut:

1. Perencanaanpembelajarandenganmenerapkanpendekatankonstruktivismepadapembelajara

n IPA

tentangstrukturtumbuhanterbuktiefektipdalammenanamkanpemahamankonsepdanmenjadi kansiswamenjadiaktif, perencanaanharusdibuatterlebihdahuluyaitudenganmembut RPP,

LKS danalatperaga yang akandigunakan.

Dalamkegiatanbelajarmengembangkanketerampilanintelektualdansikapilmiah.

Langkah-langkah yang harusdiperhatikandalampembelajaran yang

dimulaidenganmenyajikanmasalah, mengamatidaripemasalahan yang

dimunculkanmembuathipotesis, mengajukanpertanyaan, merancangpenelitian,

melakukanpenelitiandanmenyimpulkanhasihpenelitiaan.

2. Pelaksanaanpembelajarandenganmenggunakanpendekatankonstruktivismepadapembelaja

ran IPA tentangstrukturtumbuhanternyatadapatmeningkatkanaktivitassiswadan guru dalampembelajaran.Siswadapatbelajarlebihmandiridanaktifmenemukan,

memecahkanmasalahsendirisehinggapembelajaranberpusatpadasiswasedangkanpran guru sebagaifasilitator yang memberikankemudahandalampembelajaran.


(4)

ngkatkanhasilbelajarsiswa. Hal initerbuktidarinilai rata-rata

padasetiapsiklusdalamsetiaptindakanmengalamipeningkatannilai rata-rata

siswapadaawaltessebesar 62,16persentaseketuntasan KKM 53,33% yang

belummencapaiKKM 46,66% danpadasiklus I nilai rata-rata siswasebesar 73

danpersentaseketuntasan KKM 83.33% yang belummencapai KKM 16,66%

sertapadasiklus II dengannilai rata-rata siswasebesar 81,33 danpersetaseketuntasan 93,33% yang belummencapai KKM 6,66% .

B. Saran

Berdasakantemuanhasilpenelitian yang diperoleh, makadapatdikemukakanbeberapa saran:

1. Dalampembelajaran IPA,

pendekatankonstruktivismedapatdilakukansebagaisalahsatucarauntukdapatmenggungk apkankonsepsiawalpembelajarandaripengetahuanawal yang dimilikisiswa.

2. Untukmengepektifkanwaktudalampembelajaran, guru

sebaiknyamemberikantugasterlebihdahuludipertemuansebelumnya.

3. Untukmeningkatkanpemahamanbelajarsiswa, guru

sebaiknyamenggunakanpendekatankonstruktivismedalampembelajaran.

4. Guru kinitidaklagimentransferilmumelainkansebagaifasilitator,

sehinggasiswalabihcakapdalamberkomunikasi.

5. Penelitianmengenaipendekatankonstruktivismetentangstruturtumbuhan di kelas IV


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.Dkk. (2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara. Aqib, Zainal. (2006). PenelitianTindakanKelas Guru.Bandung:RamaWidya. BudiningsihAsri,C. (2008). BelajardanPembelajaran.Jakarta: PT RinekaCipta.

Depdiknas.(2003). Undang-undang RI NO.20 Tahun 2003

TentangSisdiknas.Jakarta:Depdiknas.

Djumhana Nana. StudiAlternatifdalammeningkatkanPembelajaran IPA di SD.Diktat,UPI Bandung: Tidakditebitkan.

Haryanto.(2007). SainsUntuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

HasilBelajar. [online]. Tersedia: http;//ppg-pgsd.blogspor..com/2012/04.[10 November 2012].

Karli, Hilda &Yuliarianingsih,S. (2008). ImpelementasiKurikulumberbasisKompetensi, model-model pembelajaran. Bandung: PT. Bima Media Informasi.

Suparno, Paul.(1996). FilsafatKonstruktivismedalamPendidikan.

Sudjana Nana. (1990). .PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Sujana Nana. (1987). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PT Remaj Rosdaya.

UPI.(2009). PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

PendekatanStrategiKonstruktivisme [online].Tersedia:

http://akhmadsurdrajat.wordpress.com/2008/09/12 Pendekatan –

strategi-metodekonstruktivisme. [10 November 2012].

Pendekatankonstruktivisme. [online]. Tersedia: http://krizi,wordpress.com/2011/09/12.[11 November 2012].


(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya : penelitian tindakan kelas di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan

0 5 126

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat).

0 3 55

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj

0 0 39

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME.

0 0 25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Bojongsari 2 Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 0 29

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA DENGAN PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS IV SDN 2 CIBOGO KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 45

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA DENGAN PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS IV SDN 2 CIBOGO KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 1 35

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA DENGAN PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS IV SDN 2 CIBOGO KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 35

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DI KELAS IV SDN 2 JATI KECAMATAN SAGULING KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 32

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DI KELAS IV SDN 2 JATI KECAMATAN SAGULING KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 24