PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 4

C. HipotesisTindakan... 4

D. TujuandanManfaatPenelitian ... 4

1. TujuanPenelitian ... 4

2. ManfaatPenelitian ... 5

E. PenjelasanIstilah ... 6

BAB II PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIAMELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD...8

A. Pembelajaran IPA di SD ... 8

B. SistemAlatPencernaanManusia ... 9

1. AlatPencernaan ... 9

2. Bagian-BagianAlatPencernaan ... 11

C. PendekatanKonstruktivisme ... 17

D. Ciri-CiriKonstruktivisme ... 20

E. AplikasiKontruktivismedalamPembelajaran ... 20

F. KeunggulanKonstruktivisme... 21


(2)

BAB III METODODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. JenisPenelitian ... 25

B. LokasidanWaktuPenelitian ... 27

1. LokasiPenelitian ... 27

2. WaktuPenelitian ... 27

C. SubjekPenelitian ... 27

1. LetakGeografis ... 27

2. KeadaanSosialEkonomi ... 27

3. StafPengajardan Tingkat Pendidikan ... 27

D. MetodedanDesainPenelitian ... 28

1. MetodePenelitian... 28

2. DesainPenelitian ... 28

E. ProsedurPenelitian... 30

1. TahapRencanaTindakan ... 30

2. TahapPelaksanaanTindakan ... 30

3. Observasi ... 30

4. Refleksi ... 30

F. MetodePengumpulan Data ... 31

1. InstrumenPenelitian... 31

2. Alat Test/Evaluasi ... 31

3. InstrumenPenelitian... 31

G. Analisis Data ... 31

H. Validasi Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. DeskripsiAwalPenelitian ... 33

1. GambaranUmumKeadaaanSekolah ... 33

2. Profil Guru ... 33

B. Paparan Data HasilPenelitian ... 34

1. Paparan Data HasilPenelitianSiklus I ... 35


(3)

C. Pembahasan ... 49

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 56

A. Simpulan ... 56

B. Rekomendasi ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru dan Karyawan SDN Bojongsari 2 ... 34

Tabel 4.2Hasil Evaluasi Siklus I ... 37

Tabel 4.3HasilEvaluasiSiklus II ... 41

Tabel 4.4HasilEvaluasiSiklus III ... 46

Tabel 4.5HasilPenilaianSetiapSiklus ... 48


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 SistemPencernaanManusia ... 11

Gambar 2.2 Bagian-BagianMulut ... 12

Gambar 2.3 Bagian-Bagian Gigi ... 12

Gambar 2.4 Bagian-BagianLidah ... 13

Gambar 2.5 KelenjarLudah ... 14

Gambar 2.6 Lambung... 15

Gambar 2.7 UsusHalus... 16

Gambar 2.8 UsusBesardan Anus ... 17

Gambar 3.1 DesainPenelitian ... 29

Gambar 4.1 GrafikNilai Rata-rata SetiapSiklus ... 55


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Duniapendidikanmemilikiduasubjekpenting yang

tidakdapatterpisahkanyaitupendidikatau guru

dansiswaataumurid.Keduasubjekinidalampraktiknyasalingberinteraksisatusama

lain danmembangunhubungan yang

harmonisdalamsebuahinstitusipendidikanbaikpendidikan formal (sekolah), pendidikan informal (keluarga) danpendidikan non formal (masyarakat)

dalambentukkegiatanpembelajaran yang

bermaknabagisiswasupayadapatdiaplikasikan di dalamkehidupansehari-hari.

DalamUndang-Undang no. 20 tahun 2003

tentangSistemPendidikanNasionalPasal (2 dan 3) dikutipdalam (Sukiyadi, 2006) merumuskan:

“PendidikanNasionalberdasarkanpancasiladanUndang-UndangDasar

Negara republik Indonesia tahun

1945.PendidikanNasionalberfungsimengembangkankemampuandanmembentu

kwataksertaperadabanbangsa yang

bermartabatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa,

bertujuanuntukberkembangnyapesertadidik agar menjadimanusia yang berimandanbertaqwakepadaTuhan Yang MahaEsaberakhlaqmulia, sehat, berilmu, cakapkreatifmandiri, danmenjadiwarga Negara yang demokratissertatanggungjawab”.

Berdasarkanpernyataan di atas, peranan guru

dalampendidikanuntukmengembangkanpesertadidiksangatlahpentingdalammelaku kankegiatanpembelajarandisekolah.Olehkarenaituperludiketahuibahwa proses pembelajaranterdapatbeberapaimplikasidiantaranya:

1. Belajartidakhanyasekedarmenghafal,

akantetapisiswaharusmembangunpengetahuannya.

2. Hasilbelajartidakhanyacukupuntukmemenuhikonsumsipengetahuan (kognitif) saja, akantetapiharusdirefleksikandalamkebiasaanberfikirdanbertindak (aplikasi).


(7)

3. Dalam belajar siswa harus mengalami sendiri dan bukan hanya sekedar penerima dari pemberian orang lain (guru). Oleh karena itu prosespembelajaran harus membiasakan siswa terlibat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan.

4. Pembelajaran harus membiasakan siswa banyak berinteraksi dengan sumber-sumber pembelajaran atau lingkungan pembelajaran secara luas dan bervariasi dan tidak hanya dibatasi oleh ruang kelas saja.

5. Pembelajaran harus memposisikan siswa sebagai subjek pembelajaran yang aktif untuk melakukan aktivitas belajar dimana guru sebagai fasilitator.

Dengan demikian guru memiliki peranan penting untuk mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu, bukan merupakan pilihan teknis. tetapi seorang pendidik dapat menetukan keberhasilan peserta didik atau siswa dimasa yang akan datang. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang no. 14 tahun 2005 pasal (1) ayat (1) tentang Guru dan Dosen merumuskan, ”guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menegah”. Jadi sudah jelas bahwa salah satu tugas guru adalah mengajar, untuk meningkatkan kualitas atau hasil belajar siswa di sekolah.

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah terjadi proes perkembangan. Gagne (Rakhmat, 2006) mengatakan bahwa: "belajar terjadi apabila stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.

Dalam pembelajaran IPA khususnya di SD banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satunya dalam pemilihan metode, media atau pendekatan yang dapat mementukan keberhasilan siswa. Berkaitan dengan pentingnya metode atau pendekatan yang digunakan dalam pengajaran.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA di SDN Bojongsari 2 Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur, masih jauh dari harapan. Hal ini terbukti dengan


(8)

masih adanya siswa yang belum paham akan materi yang telah disampaikan, sehingga nilai yang diperoleh masih rendah di bawah KKM.

Kelemahansiswatersebutadalahakibatdarikurangnya guru dalammengembangkanaspek-aspekketerampilan proses dalam proses pembelajaran. Pengamatandanpenyelidikan, percobaanmerupakanketerampilan

proses yang kurangdikembangkan,

sehinggapolapikirsiswakurangberkembangdantidakmemperolehpengalamanpenget ahuansecaralangsungdanilmiah. Jikakeadaaninidibiarkan, makapotensi-potensi yang dimilikisiswatidakterungkapdanterbuka.Pembelajaran yang hanyamengandalkanmetodaceramahmenyebabkanaktivitas-aktivitasbelajarsiswa di kelastidakmeningkat yang akhirnyamembuatsiswadihinggapikejenuhan.

Salah satu alternatif untuk menangulangi masalah yang terjadi, guru haur pandai dalam memilih suatu metode atau pendekatan dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa akan merasa termotivasi dan bermakna dalam melakukan kegiatan pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran.

Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan ”makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (West & Pines, 1985) dalam (Perpustakaan). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Fensham (1994) dalam (Rustaman, 2011).

.... A contructivist view of learning with its fundamental prociple that people contruct their own meaning for experinced and for anything thold them. Then contructed meaning depends on the person’s existing knowledge. And since it is inevitable that people had different experienced and have heard or read different thing.

Berdasarkan beberapa teori dan pendapat para ahli yang telah dipaparkan, maka sebagai salah satu upaya dalam menangulangi masalah yang terjadi di SD Negeri Bojongsari 2 khususnya di kelas V pada pembelajaran IPA sanngat tepat dengan menerapkan suatu pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran agar


(9)

hasil belajar siswa kan lebih meningkat. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti akan membuat sebuah penelitian dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran IPA Tentang Alat Pencernaan Manusia Melalui Pendekatan Konstruktivisme” dengan tujuan agar kegiatan pembelajaran akan terasa bermakna dan meningkatnya hasil belajar secara optimal.

B. Rumusan Masalah

Denganmerujukpadalatarbelakang yang telahdiuraikan di atas, penelitimerumuskanmasalahnyaadalah “Bagaimana proses belajarsiswakelas V

padapadapembelajaran IPA

tentangAlatPencernaanManusiamelaluipendekatankonstruktivisme”. Berdasarkanrumusanmasalahtersebut,

selanjutnyadiuraikanlebihterperincisebagaiberikut:

1. Bagaimanakahperencanaanpembelajaran IPA

tentangAlatPencernaanManusiamelaluipendekatankonstruktivisme di kelas V? 2. BagaimanakahpelaksanaandanaktivitassiswakelasV padapembelajaran IPA

tentangAlatPencernaanManusiamelaluipendekatankonstruktivisme?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Alat Pencernaan Manusia melalui pendekatan konstruktivisme di kelas V?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkananalisisteoritikrumusansebagaihipotesistindakanyaitusebagaib erikut: “Apabilapembelajaran IPA tentangalatpencernaanmanusia di kelas V SDN

Bojongsari 2 menggunakanpendekatankonstruktivisme,

makahasilbelajarsiswaakanmeningkat”. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Tujuanpenelitianiniadalahuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswakelas V dalampembelajaranmelaluipendekatankonstruktivismeadalahsebagaiberikut:

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang Alat Pencernaan Manusia melalui pendekatan konstruktivisme di kelas V.


(10)

b. Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan dan aktivitas siswa kelas V pada pembelajaran IPA tentang Alat Pencernaan Manusia melalui pendekatan konstruktivisme.

c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Alat Pencernaan Manusia di kelas V.

2. ManfaatPenelitian

Secaraumumdiharapkandapatmemberikanmanfaatuntukmeningkatkanhasil belajar di sekolahdasardansecarakhususnyadalampembelajaran IPA di kelas V SDN Bojongsari 2, KecamatanSukaluyuKabupatenCianjur.

Secara khusus manfaat penelitian ini antara lain: a. Untuk Guru:

1) meningkatkankreativitas guru dalammengembangkan proses pembelajaran di sekolahdasar.

2) mengembangkankompetensi guru

dalammerancangsertamenyusunlangkah-langkahpembelajaranmelaluipendekatankonstruktivisme.

3) menambahwawasan guru dalammelalukanpembelajaran yang tepat di sekolahdasar.

b. UntukSiswa:

1) membantusiswadalamupayameningkatkanminatdankemampuansiswadal

ampembelajaran IPA

tentangAlatPencernaanManusiamelaluipendekatankonstruktivisme. 2) meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA

tentangAlatPencernaanManusiamelaluipendekatan konstruktivisme. 3) meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

tentangAlatPencernaanManusiamelaluipendekatan konstruktivisme. c. UntukSekolah:

1) Penelitianiniakanmemberikansumbanganilmubarudalamrangkaperbaik anpembelajaran.

2) Menjadisolusidalammemecahkanmasalah yang terjadi di sekolahterutamadalamkegiatanpembelajaran di dalamkelas.


(11)

d. Untukpeneliti:

1) Menjadimotivasidalammeyelesaikanmasalah yang terjadi di dalamkelas.

2) Menambahpengetahuantentangpenggunaanmetode yang tepatdalamkegiatanpembelajaran.

E. PenjelasanIstilah

Selanjutnyauntukmenghindarikesalahpahamandalammengartikanistilah-istilah yang

adadalamjudulpenelitianmakapenulisbatasipenjelasannyasebagaiberikut : 1. Pembelajaran IPA

IPA merupakankonseppembelajaranalamdanmempunyaihubungan yang sangatluasterkaitdengankehidupanmanusia.Pembelajaran IPA sangatberperandalam proses pendidikandanjugaperkembanganteknologi, karena

IPA memilikiupaya

untukmembangkitkanminatmanusiasertakemampuandalammengembangkanilmup engetahuandanteknologisertapemahamantentangalamsemesta yang

mempunyaibanyakfakta yang

belumterungkapdanmasihbersifatrahasiasehinggahasilpenemuannyadapatdikemba

ngkanmenjadiilmupengetahuanalam yang

barudandapatditerapkandalamkehidupansehari-hari. 2. PendekatanKonstruktivisme

Pendekatanpembelajaranmerupakanupayapendidikdalamupayamencapaituj uanpembelajaranuntuksuatusatuanpembelajarantertentu.Pendekatankonstruktivism

edilakukan guru

untukmemberikeleluasaanbagipesertadidikdalammemahamikonsep yang dipelajari, berorientasipadapengalaman-pengalaman yang dimilikipesertadidiksebelumnya (konsepsiawalpesertadidik).

Model belajarkonstruktivismeadalah model pembelajaran yang menekankanpadapengetahuanawalsiswasebagaitolakukurdalambelajar (Widodo,


(12)

luarsekolah.Siswamerasagulamanis, bulanbintangakanterlihatmalamhari, sertadapatmenyebutkanbilanganbukandaribangkusekolahmelainkandariluarsekola hsebagaihasilinteraksinyadenganlingkungannyaataulingkungansosialnya.

3. Hasil Belajar

Hasilbelajarmerupakankulminasidarisuatu proses yang

telahdilakukandalambelajar (Anitah, 2008).

Hasilbelajarharusmenunjukansuatuperubahantingkahlakuatauperolehanprilaku yang barudarisiswa yang bersifatmenetap, fungsional, positif, dandisadari.

Menurut Benyamin Bloom (Anitah, 2008 ) yang dapatmenunjukangambaranhasilbelajar, mencakupaspekkognitif, afektif,

danpsikomotorik. Romizoswki (Anitah, 2008)

menyebutkandalamskemakemampuan yang dapatmenunjukanhasilbelajaryaitu : (1)

keterampilankognitifberkaitandengankemampuanmembuatkeputusanmemecahkan

masalahdanberpikirlogis; (2)

keterampilanpsikomotorberkaitandengandengankemampuantindakanfisikdankegia tanperseptual; (3) keterampilanreaktifberkaitandengansikap, kebijaksanaan,

perasaan, danself control; (4)

keterampilaninteraktifberkaitandengankemampuansosialdankepemimpinan. Selainitu, Hamalik (2006) dalam (Karmilah, 2012) menjelaskanbahwahasilbelajaradalahbilaseseorangtelahbelajarakanterjadiperubaha

ntingkahlakupada orang tersebut,

misalnyadaritidaktahumenjaditahudandaritidakmengertimenjadimengerti.

Berdasarkanpengertian di

atasdapatdisimpulkanbahwahasilbelajaradalahsuatupenilaianakhirdari proses yang telahdilakukanberulang-ulang. Serta akantersimpandalamjangkawaktu lama

ataubahkantidakakanhilangselama-lamanyakarenahasilbelajarturutsertadalammembentukpribadiindividu yang


(13)

lebihbaiklagisehinggaakanmerubahcaraberpikirsertamenghasilkanperilakukerja yang lebihbaik.


(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah Classroom Action Research. Alasan peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas ini karena bila dibandingkan dengan model penelitian lain, model penelitian tindakan selangkah lebih maju, sebab pada penelitian tindakan tidak mengenal populasi atau sampel, akan tetapi pada penelitian tindakan dampak perlakuan hanya berlaku bagi satu subjek yang dikenai tindakan saja atau spesifik. Mengingat kondisi demikian, maka seyogyanya melakukan penelitian tindakan kita harus hati-hati, cermat, dan sistematis.

Pelaksanan penelitian dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diawali dengan adanya permasalahan yang muncul waktu kegiatan pembelajaran di sekolah atau di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). merupakan menelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek (Wardhani, 2007). Tidak jauh berbeda dengan pendapat Mills (2000) seperti yang dikutip dalam Wardhani (2007) dalam mendefinisikan PTK sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah utnuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan profesionalitas sebagai guru serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu PTK memiliki karakteristik yang membedakannya dengan penelitian lain. (Wardhani, 2007), yang membedakan dengan penelitian lainnya, yaitu :

1. adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Inisiatif guru dalam


(15)

melakukan PTK merupakan hal yang baik, dimana guru merasa bahwa perlu ada perbaikan dalam proses pembelajaran.

2. self-refleftive inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.

3. penelitian tindakan kelas dilakukan didalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

4. penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, revisi (Perencanaan Ulang).

Adapun manfaat yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas, sesuai dengan pendapat menurut Wardhani (2007) Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, siswa, maupun bagi sekolah.

1. Penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran peneltian tindakan kelas adalah perbaikan pembelajaran.

2. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

3. Penelitian tindakan kelas membuat guru lebih percaya diri. Jika penelitian tindakan kelas mampu membuat guru berkembang sebagai pekerja professional.

4. Melalui penelitian tindakan kelas, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. 5. Penelitian tindakan kelas juga mempunyai manfaat yang besar dalam

pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki sehingga hasil belajar siswa meningkat.


(16)

Dengan melihat karakteristik dan manfaat di atas maka dipandang perlu guru untuk melakukan PTK, agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai yang diharapkan serta hasil belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal. B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sebagai lokasi dalam melaksanakan penilitian yaitu di SDN Bojongsari 2 Pusat Pembinaan Pendidikan TK/SD Kecamatan Sukaluyu yang beralamat di Jl. Bojongsari Kp. Gempol RT.01/01 Desa Sukamulya Kabupaten Cianjur.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai dengan kalender pendidikan yang materinya diambil sesuai dengan program yang dilaksanakan di sekolah, agar pelaksanaanya lebih mudah dan berjalan sesuai dengan rencana peneliti serta program yang telah ditetapkan oleh sekolah.

C. Subjek Penelitian 1. Letak Geografis

Keadaan SDN Bojongsari 2 yang letaknya di pinggir jalan raya Bojongsari yang berada di dekat kantor Kecamatan Sukaluyu, selain itu gedung SDN Bojongsari 2 berdampingan dengan SMK Negeri 1 Sukaluyu dan Desa Sukamulya.

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi penduduk utamanya orang tua siswa, karena posisinya berada di daerah pertanian, oleh karena itu 60% pekerjaan orang tua bermata pencaharian sebagi petani dan 40% pekerjaannya sebagi PNS, Pegawai Swasta serta sebagai pedagang.

3. Staf Pengajar dan Tingkat Pendidikan

Jumlah guru yang ada di SDN Bojongsari 2 seluruhnya ada 12 orang, terdiri dari 5 orang PNS termasuk 1 orang kepala sekolah dan sisanya sebagai tenaga honor. Selanjutnya tingkat pendidikan guru SDN Bojongsari 2 terdiri


(17)

dari 8 orang pendidikannya sudah S1 dan 4 orang lagi sedang menyelesaikan S1 di berbagai perguruan tinggi.

D. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Alasan peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas ini karena bila dibandingkan dengan model penelitian lain, model penelitian tindakan selangkah lebih maju, sebab pada penelitian tindakan tidak mengenal populasi atau sampel, akan tetapi pada penelitian tindakan dampak perlakuan hanya berlaku bagi satu subjek yang dikenai tindakan saja atau spesifik. Mengingat kondisi demikian, maka seyogyanya melakukan penelitian tindakan kita harus hati-hati, cermat, dan sistematis.

Pelaksanaan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dengan istilah CAR ini, mampu meningkatkan peran guru sebagai pendidik dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, karena dengan PTK guru melakukan proses kegiatan belajarnya didukung dengan berbagai komponen pembelajaran yang sistematis.

2. Desain Penelitian

Desain Penelitian Adaptasi Kemmis dan Taggart (1982) dalam Wiriaatmaja, 2008) yang terdiri dari empat komponen antara lain:

a. Perencanaan (Planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

b. Tindakan (Action) yaitu realisasi tindakan dari rencana yang telah dibuat.

c. Pengamatan (Observation) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan.

d. Refleksi (Reflection) yaitu tahap pengkajian, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak setiap tindakan.


(18)

Berdasarkan hasil refleksi ini dilakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal.

Desain penelitian :

Gambar 3.1 Desain Penelitian Adaptasi Kemmis dan Taggart (1982)/ (dalam Wiriaatmaja, 2008)

Identifikasi masalah

Rumusan masalah

S i k l u

S i k l u

S i k l u Simpulan

Penyusunan rencana tindakan

Refleksi I

Pelaksanaan tindakan Observasi

Penyusunan rencana tindakan

Refleksi II

Pelaksanaan tindakan Observasi

Penyusunan rencana tindakan

Refleksi III

Pelaksanaan tindakan Observasi


(19)

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Rencana Tindakan

Tahap rencana untuk melakukan penelitian dipersiapkan sebelumnya dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dalam upaya melakukan perbaikan pembelajaran siswa kelas V pada pembelajaran IPA tentang Alat Pencernaan Manusia dapat tercapai secara optimal. Selain itu segala kebutuhan yang akan dipergunakan disusun dan dibuat sebelumnya agar pelaksanaannya berjalan dengan baik sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Salah satu upaya sebagai rencana pelaksanaan penelitian ini yaitu mempersiapkan materi dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan program, silabus dan jadwal yang ada di kelas V SDN Bojongsari 2.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran atau data yang akan dijadikan bahan perbandingan hasil yang diperoleh sebelum dan sesudahnya pelaksanaan penelitian. Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklusnya.

3. Observasi

Kegiatan observasi merupakan pengamatan dalam penelitian, yaitu dengan mengamati interaksi antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan meminta bantuan teman sejawat dan kepala sekolah yang bertindak sebagai observer dalam memberikan penilaian pada saat pelaksanaan proses pembelajaran pada kegiatan siswa atau guru yang berlangsung tiap-tiap siklus.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini yaitu melihat dan merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dalam pembelajaran baik proses belajar mengajar,pendekatan yang dipergunakan maupun temuan esensial yang ditemukan, serta dampaknya bagi proses belajar


(20)

muncul dideskripsikan dalam bentuk tulisan, kemudian melakukan refleksi untuk tindakan selanjutnya sebagai bentuk perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan merevisi rencana dari tindakan yang belum berhasil dan membuat rencana berikutnya.

F. Metode Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar datanya lebih akurat dan lebih mudah adalah dengan menggunakan lembar observasi, tes tertulis dan dokumentasi. Lembar observasi adalah alat untuk memperoleh gambaran sejauhmana aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan tes tertulis diberikan kepada siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan pada setiap siklusnya.

Selain lembar observasi dan tes tertulis dalam penelitian ini juga adanya dokumentasi berupa photo-photo pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Alat test/Evaluasi

Alat tes atau evaluasi diberikan pada saat berakhirnya tindakan.Tes ini digunakan untuk memperoleh informasi atau data perubahan hasil belajar siswa secara individu maupun hasil belajar yang dilakukan secara kelompok.Alat ini diberikan pada saat akhir kegiatan pembelajaran dalam setiap siklus, sehingga dapat diketahui kemampuan siswa dalam menyerap seluruh materi pembelajaran yang diberikan.

3. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian merupakan alat yang dipersiapkan untuk diberikan kepada siswa pada saat dilakukannya penelitian dengan maksud untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan waktu kegiatan pembelajaran setelah menggunakan meode yang digunakan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah “upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan


(21)

dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar” (Wardhani, 2007).Pelaksanaan analisis data dalam suatu penelitian memang sangat penting dilakukan.Analisis data ini ditulis berdasarkan pedoman yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk dilakukannya perbandingan dari berbagai data yang telah dikumpulkan agar data yang dihasilkan lebih akurat.

Analisis data dilakukan dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum disimpulkan hasilnya diolah melalui beberapa tahap, yaitu

1. Data dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis sejauhmana keberhasilan dalam kegiatan perbaikan setiap siklus.

2. Data diolah oleh dengan menganalisis data secara kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, hasil evaluasi individu (post test), LKS, lembar penilaian proses dan dilengkapi dokumen yang berbentuk foto. Data yang terkumpul dianalisis dan diolah dengan membuat presentase, selanjutnya disusun laporan dalam bentuk deskripsi.

H. Validasi Data

Validasi data merupakan cara untuk menguji tingkat kebenaran suatu data dikumpulkan dari hasil penelitian yang kemudian dipilih data yang paling baik dan dianggap layak untuk disajikan pad pelaporan hasil penelitian, agar data yang dihasilkan benar-benar data yang objektif dan bisa dipertanggung jawabkan oleh peneliti secara ilmiah.


(22)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukan, makadiperolehsimpulansebagaiberikut:

1. Perencanaanpembelajaran yang

dipersiapkansesuaidengankebutuhandilapangansebelummelaksanakanpenelitia

ndarimulaisiklus I sampaisiklus III,

yaitudenganmembuatrencanapembelajaran, instrumenpenelitian, alatperagasebagai media pembelajarandanmemilihmetodeataupendekatan yang

akandigunakan. Hal inidipersiapkan agar

pelaksanaanpenelitiandapatterlaksanadenganbaikdanhasil yang

didapatkanpadasaatpelaksanaanpenelitian yang

kemudiandilanjutkanpadatahappengolahan data

untukmendapatkangambarantingkatkeberhasilansetiapsiklus.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan konstruktivisme telah mengalami perubahan yang positif, yaitu dengan meningkatnya pemahaman dan minat siswa Kelas V SD Negeri Bojongsari 2 khususnya pada pembelajaran IPA tentang alat pencernaan manusia. Kegiatan yang dilakukan selama tiga siklus mengalami perubahan, yaitu pada siklus I masihterdapatkekeliruanantarapemahamanmateri yang disampaikan. Hal inidisebabkankurangnyaminatdanaktivitassiswadalambelajar, padasiklus II telahbertambahkeberaniansiswadalammengungkapkankonsepsiawaldanmenin gkatnyaminatsiswakarenahalinipernahterjadidandilihatolehsiswa.

padasetiapsiklusadapeningkatanangkapartisipasidalammengungkapkankonsep

awalsiswa, danpadasiklus III

telahterjadipeningkatandalammenghargaipendapat orang lain yaituketikamenyampaikanhasillaporan di depankelassiswa yang lain antusiasmemperhatikan,


(23)

dimanasiswasudahberanimengungkapkanalasan-alasan yang cukuptepat, terlihatmulai aktifnydalamkegiataneksplorasisertakegiatandiskusikelompok.

3. Hasildaripelaksanaanpembelajaran IPA

melaluipendekatankonstruktivismedapatmeningkatkanaktivitasdanhasilbelajar siswa,

haliniditunjukkandenganaktifnyasiswaselamadalamkegiatanpembelajara, haliniterlihatdarinilai rata-rata siswatigasiklus. Perolehannilai rata-rata siswapadasiklus I adalah 6,14, siswa yang nilainya di bawah KKM 65,7% dansiswa yang mencapai KKM 34,3%; siklus II 7,06, siswa yang belummencapainilai KKM 11,4% dansisanya 88,6% sudahdiatasnilai KKM; dansiklus III adalah 8,0 dan 100% nilaisiswa di atasnilai KKM.

B. Rekomendasi

Berdasarkansimpulan di atas,

penulissarankankepadapihakterkaitdalamrangkamenindaklanjutiupayapeningkatan kualitaspembelajarandanhasilbelajar, khususnyapadapembelajaran IPA tentangalatpencernaanmanusia di SekolahDasar, yaitu:

1. Berdasarkanhasildankondisi yang terjadidilapangan,

makapenelitimerekomendasikankepada guru yang

melaksanakankegiatanpembelajaran IPA khususnya di kelas V tentangalatpencernaanmanusiadiupayakanuntukmencobamelaluipendekatanko

nstruktivisme, karenaberdasarkanpenelitian yang

telahdilaksanakanbahwapendekatantersebutterbuktidapatmeningkatkanaktivita sdanhasilbelajarsecara optimal.

2. Hendaknya guru

ataupenelitiketikamelakukankegiatanpembelajarandapatmemberikankesempat ankepadasiswauntukmenggalisendirikemampuan-kemampuannya,

halinibisamencobadenganmenerapkanpendekatan yang sesuaidenganmateri yang akandisampaikansalahsatunyapendekatankontruktivisme, agar potensisiswadapatdigalisecaramaksimaldalammenemukansendiripengetahuann


(24)

yasendiri, agar siswamenjadilebihaktifdankreatif agar pembelajaranmenjadilebihbermakna.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ajmiati, C. dkk.(2009) IPA 5 Salingtemas.PusatPerbukuanDepdiknasProvinsiJawa Barat

Anitah, S. (2008) StrategiPembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Karmilah, T. (2012) Penggunaan Pendekatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Negeri Sukamanah 3. PTK Universitas Pasundan. Tidak diterbitkan

Margaretta, S. dkk.(2006) KonsepDasar IPA. Bandung: Upi Press

Rustaman, Nuryani dkk. (2011) Materi dan Pembelajaran IPA SD ; Jakarta : Universitas

Terbuka

Rakhmat, C. dkk. (2006) PsikologiPendidikan; Bandung Upi Press

Solehudin, C. (2012)

MeningkatkanhasilbelajarsiswaPadakonsepperubahansifatbendaMelaluipendekatankon struktivisme. PTK UniversitasPasundan Bandung: Tidakditerbitkan

Sopyan, A. (2009).

MeningkatkanpemahamansiswapadakonsepGerakanbumidanbulanmelaluiPendekatank onstruktivis PTK UPI Bandung: Tidakditerbitkan

Sukiyadi, D. (2006) KurikulumdanPembelajaran. Bandung; Upi Press

Tabrani, A. (2003) PedomanMengajarSains. Jakarta: IntimediaCiptanusantara

Undang-Undang Guru danDosen (UU RI No. 14 Th.2005).SinarGrafika

Wardhani, I. dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

Siti Hasanah, 2013

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran Ipa Tentang Alat Pencernaan Manusia Melalui Pendekatan Konstruktivisme

muncul dideskripsikan dalam bentuk tulisan, kemudian melakukan refleksi untuk tindakan selanjutnya sebagai bentuk perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan merevisi rencana dari tindakan yang belum berhasil dan membuat rencana berikutnya.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar datanya lebih akurat dan lebih mudah adalah dengan menggunakan lembar observasi, tes tertulis dan dokumentasi. Lembar observasi adalah alat untuk memperoleh gambaran sejauhmana aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan tes tertulis diberikan kepada siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan pada setiap siklusnya.

Selain lembar observasi dan tes tertulis dalam penelitian ini juga adanya dokumentasi berupa photo-photo pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Alat test/Evaluasi

Alat tes atau evaluasi diberikan pada saat berakhirnya tindakan.Tes ini digunakan untuk memperoleh informasi atau data perubahan hasil belajar siswa secara individu maupun hasil belajar yang dilakukan secara kelompok.Alat ini diberikan pada saat akhir kegiatan pembelajaran dalam setiap siklus, sehingga dapat diketahui kemampuan siswa dalam menyerap seluruh materi pembelajaran yang diberikan.

3. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian merupakan alat yang dipersiapkan untuk diberikan kepada siswa pada saat dilakukannya penelitian dengan maksud untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan waktu kegiatan pembelajaran setelah menggunakan meode yang digunakan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah “upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan


(2)

dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar” (Wardhani, 2007).Pelaksanaan analisis data dalam suatu penelitian memang sangat penting dilakukan.Analisis data ini ditulis berdasarkan pedoman yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk dilakukannya perbandingan dari berbagai data yang telah dikumpulkan agar data yang dihasilkan lebih akurat.

Analisis data dilakukan dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum disimpulkan hasilnya diolah melalui beberapa tahap, yaitu

1. Data dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis sejauhmana keberhasilan dalam kegiatan perbaikan setiap siklus.

2. Data diolah oleh dengan menganalisis data secara kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, hasil evaluasi individu (post test), LKS, lembar penilaian proses dan dilengkapi dokumen yang berbentuk foto. Data yang terkumpul dianalisis dan diolah dengan membuat presentase, selanjutnya disusun laporan dalam bentuk deskripsi.

H. Validasi Data

Validasi data merupakan cara untuk menguji tingkat kebenaran suatu data dikumpulkan dari hasil penelitian yang kemudian dipilih data yang paling baik dan dianggap layak untuk disajikan pad pelaporan hasil penelitian, agar data yang dihasilkan benar-benar data yang objektif dan bisa dipertanggung jawabkan oleh peneliti secara ilmiah.


(3)

Siti Hasanah, 2013

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran Ipa Tentang Alat Pencernaan Manusia Melalui Pendekatan Konstruktivisme

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukan, makadiperolehsimpulansebagaiberikut:

1. Perencanaanpembelajaran yang

dipersiapkansesuaidengankebutuhandilapangansebelummelaksanakanpenelitia

ndarimulaisiklus I sampaisiklus III,

yaitudenganmembuatrencanapembelajaran, instrumenpenelitian, alatperagasebagai media pembelajarandanmemilihmetodeataupendekatan yang

akandigunakan. Hal inidipersiapkan agar

pelaksanaanpenelitiandapatterlaksanadenganbaikdanhasil yang

didapatkanpadasaatpelaksanaanpenelitian yang

kemudiandilanjutkanpadatahappengolahan data

untukmendapatkangambarantingkatkeberhasilansetiapsiklus.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan konstruktivisme telah mengalami perubahan yang positif, yaitu dengan meningkatnya pemahaman dan minat siswa Kelas V SD Negeri Bojongsari 2 khususnya pada pembelajaran IPA tentang alat pencernaan manusia. Kegiatan yang dilakukan selama tiga siklus mengalami perubahan, yaitu pada siklus I masihterdapatkekeliruanantarapemahamanmateri yang disampaikan. Hal inidisebabkankurangnyaminatdanaktivitassiswadalambelajar, padasiklus II telahbertambahkeberaniansiswadalammengungkapkankonsepsiawaldanmenin gkatnyaminatsiswakarenahalinipernahterjadidandilihatolehsiswa.

padasetiapsiklusadapeningkatanangkapartisipasidalammengungkapkankonsep

awalsiswa, danpadasiklus III

telahterjadipeningkatandalammenghargaipendapat orang lain yaituketikamenyampaikanhasillaporan di depankelassiswa yang lain antusiasmemperhatikan,


(4)

dimanasiswasudahberanimengungkapkanalasan-alasan yang cukuptepat, terlihatmulai aktifnydalamkegiataneksplorasisertakegiatandiskusikelompok.

3. Hasildaripelaksanaanpembelajaran IPA

melaluipendekatankonstruktivismedapatmeningkatkanaktivitasdanhasilbelajar siswa,

haliniditunjukkandenganaktifnyasiswaselamadalamkegiatanpembelajara, haliniterlihatdarinilai rata-rata siswatigasiklus. Perolehannilai rata-rata siswapadasiklus I adalah 6,14, siswa yang nilainya di bawah KKM 65,7% dansiswa yang mencapai KKM 34,3%; siklus II 7,06, siswa yang belummencapainilai KKM 11,4% dansisanya 88,6% sudahdiatasnilai KKM; dansiklus III adalah 8,0 dan 100% nilaisiswa di atasnilai KKM.

B. Rekomendasi

Berdasarkansimpulan di atas,

penulissarankankepadapihakterkaitdalamrangkamenindaklanjutiupayapeningkatan kualitaspembelajarandanhasilbelajar, khususnyapadapembelajaran IPA tentangalatpencernaanmanusia di SekolahDasar, yaitu:

1. Berdasarkanhasildankondisi yang terjadidilapangan,

makapenelitimerekomendasikankepada guru yang

melaksanakankegiatanpembelajaran IPA khususnya di kelas V tentangalatpencernaanmanusiadiupayakanuntukmencobamelaluipendekatanko

nstruktivisme, karenaberdasarkanpenelitian yang

telahdilaksanakanbahwapendekatantersebutterbuktidapatmeningkatkanaktivita sdanhasilbelajarsecara optimal.

2. Hendaknya guru

ataupenelitiketikamelakukankegiatanpembelajarandapatmemberikankesempat ankepadasiswauntukmenggalisendirikemampuan-kemampuannya,

halinibisamencobadenganmenerapkanpendekatan yang sesuaidenganmateri yang akandisampaikansalahsatunyapendekatankontruktivisme, agar potensisiswadapatdigalisecaramaksimaldalammenemukansendiripengetahuann


(5)

Siti Hasanah, 2013

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran Ipa Tentang Alat Pencernaan Manusia Melalui Pendekatan Konstruktivisme

yasendiri, agar siswamenjadilebihaktifdankreatif agar pembelajaranmenjadilebihbermakna.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ajmiati, C. dkk.(2009) IPA 5 Salingtemas.PusatPerbukuanDepdiknasProvinsiJawa Barat Anitah, S. (2008) StrategiPembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Karmilah, T. (2012) Penggunaan Pendekatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Negeri Sukamanah 3. PTK Universitas Pasundan. Tidak diterbitkan

Margaretta, S. dkk.(2006) KonsepDasar IPA. Bandung: Upi Press

Rustaman, Nuryani dkk. (2011) Materi dan Pembelajaran IPA SD ; Jakarta : Universitas Terbuka

Rakhmat, C. dkk. (2006) PsikologiPendidikan; Bandung Upi Press Solehudin, C. (2012)

MeningkatkanhasilbelajarsiswaPadakonsepperubahansifatbendaMelaluipendekatankon struktivisme. PTK UniversitasPasundan Bandung: Tidakditerbitkan

Sopyan, A. (2009).

MeningkatkanpemahamansiswapadakonsepGerakanbumidanbulanmelaluiPendekatank onstruktivis PTK UPI Bandung: Tidakditerbitkan

Sukiyadi, D. (2006) KurikulumdanPembelajaran. Bandung; Upi Press

Tabrani, A. (2003) PedomanMengajarSains. Jakarta: IntimediaCiptanusantara Undang-Undang Guru danDosen (UU RI No. 14 Th.2005).SinarGrafika

Wardhani, I. dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Widodo, A. dkk. (2007) Pendidikan IPA di SD Bandung; Upi Press


Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya : penelitian tindakan kelas di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan

0 5 126

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DENGAN METODE Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Tentang Alat Pencernaan Makanan Pada Manusia Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 Jimbung Tahun

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII B PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJA

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI METODE TEAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN I KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 20

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Bojongsari 2 Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 0 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V TENTANG SIFAT- SIFAT CAHAYA.

0 0 40

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI TANAH MELALUI PENDEKATAN CTL IPA PADA SISWA KELAS V SD 1 JEPANG

0 0 25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 153