IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

(1)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

Oleh

LIDA AYU MENTARI 0902098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

LIDA AYU MENTARI NIM. 0902098

IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM

BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Dr. Dedi Rohendi. M.T NIP. 196705241993021001

Pembimbing II,

Drs. Waslaluddin. M.T NIP. 196302071991031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001


(3)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM

BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA

Oleh : Lida Ayu Mentari

0902098

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lida Ayu Mentari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013


(4)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

iv

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI METODE RESITASI BERBASIS CLASSROOM

BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP SISWA

Lida Ayu Mentari, 0902098, lidaayumentari@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dan sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 2 salah satu sekolah di Kota Bandung sebagai kelompok kontrol, dan kelas XI IPA 1 salah satu sekolah di Kota Bandung sebagai kelompok eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes (pretes dan postes), non-tes (angket), dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan analisis pada keseluruhan tahapan penelitian diperoleh bahwa salah satu data pretes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Untuk data pretes, dilakukan uji Mann Whitney yang diperoleh bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan data postes kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji homogenitas dan uji t yang menyatakan bahwa data kelompok tidak homogen dan H0 ditolak, yang artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode resitasi berbasis Classroom blogging lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Dari hasil pengujian data postes yang dilakukan dengan menggunakan uji t dua sampel independen pada taraf signifikan α = 5%. Selain itu, untuk melihat seberapa besar peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dilakukan analisis indeks gain ternormlisasi. Hal tersebut ditunjukan dengan perolehan indeks gain sebesar 0,78 untuk siswa yang menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging dan 0,52 untuk kelas konvensional. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan metode berbasis classroom blogging berada pada kriteria tinggi, sedangkan siswa pada kelas yg menggunakan pembelajaran konvensional berada pada kriteria sedang.

Kata kunci : metode resitasi, classroom blogging, kemampuan pemahaman konsep


(6)

v

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

THE IMPLEMENTATION OF CLASSROOM BLOGGING-BASED

RECITATION METHOD TO IMPROVE STUDENTS’ COMPREHENSION

CONCEPT SKILL

Lida AyuMentari, 0902098, lidaayumentari@yahoo.com

ABSTRACT

This research is aimed to know the information about the improvement students’ comprehension concept skill between experiment group and control group which in the learning process they use the classroom blogging-based recitation method. The research methodology which is used is quasi experimental method and the samples of the research are students in XI IPA 2 in one of senior high schools in Bandung as the control group, and students in XI IPA 1 in one of senior high school in Bandung as the experimental group. This research is done in the even semester in 2012/2013. The instruments which are used in this research there are test (pre-test and post-test), non test (questionnaire), and observation sheet for students and teachers activity. Based on the analysis to the whole steps in this research, it is obtained that one of the pre-test data which comes from the non-distribution population is normal. The pre-test data is done by doing Mann Whitney test which is gained that there is no difference in the students beginning skill between experiment group and control group. Meanwhile, both post-test data come from the normal distribution population, then it is done by doing homogeneity test and t test which state that the group data are not homogeny and H0 is refused, it means that the improvement of students’ comprehension concept skill by using classroom blogging-based recitation method is better than students who are in the learning process use conventional method. Based on the result of the post-test data which is done by using t test, two independent samples are in the significant point α = 5%. Besides, to see how much the improvement of students’ comprehension concept skill is done by using gain index analysis which normalized. Those circumstances are shown by the gain index result 0,78 for students who use classroom blogging based recitation method and 0.52 for students who use conventional method. These situations show that the improvement of students’ comprehension concept skill to the class which use classroom blogging based method is in the high criteria; on the other hand students who are in the class which use conventional learning is are in the average criteria.


(7)

vi

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMAKASIH ii

ABSTRAK iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR BAGAN x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 9

1.3. Ruang Lingkup 9

1.4. Tujuan Penelitian 10

1.5. Manfaat Penelitian 10

1.6. Hipotesis 12

1.7. Definisi Operasional 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16

2.1. Metode Pembelajaran 16

2.2. Metode Resitasi 16

2.3. Classroom Blogging 22

2.4. Pemahaman Konsep 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28

3.1. Metode Penelitian 28

3.2. Desain Penelitian 30

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 31

3.4. Prosedur Penelitian 31

3.5. Instrumen Penelitian 40


(8)

vii

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

4.1. Tahap Persiapan Penelitian 56

4.2. Tahap Pelaksanaan 67

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 82

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN 85

5.1. Kesimpulan 85

5.2. Saran 86


(9)

1

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, tentunya perkembangan pendidikan semakin hari semakin pesat kemajuannya, seiring dengan perkembangan masyarakat pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi (1991:21) yang mengemukakan bahwa “Kehidupan di dunia berubah, masyarakat berubah, pengajaran berubah, semuanya berubah”. Salah satu cara untuk dapat menyesuaikan diri ialah teknologi pendidikan harus dapat berjalan seiring dengan perkembangan guna mencapai kesuksesan di bidang pendidikan.

Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan pendidikan adalah adanya sumber daya manusia yang berkualitas, daya dukung sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas serta perangkat kebijakan yang mendukung. Sumber daya manusia yang berkualitas maksudnya adalah guru yang harus memiliki kompetensi dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan pendidikan yang sesuai dengan standar kompetensi guru. Hal tersebut tercantum dalam peraturan mentri (PERMEN) Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 disebutkan:


(10)

a. Pasal 1

(1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.

(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

b. Pasal 2

Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

c. Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional harus menguasai betul seluk beluk ilmu pendidikan dan pengajaran serta berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang diperoleh melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Tugas dan peran guru tidaklah dibatasi dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang


(11)

membangun, terlebih lagi bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintas perjalanan zaman dengan teknologi yang kian cangggih.

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya.

Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Jika hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat.

Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namun kenyataannya justru mematikan kreativitas para siswanya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian


(12)

yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.

Dalam peningkatan kualitas pembelajaran, berbagai upaya telah ditempuh antara lain pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan metode pembelajaran, perubahan sistem penilaian dan lain sebagainya. Menurut kurikulum yang telah ditentukan KEMENDIKBUD, Mata Pelajaran TIK di SMA/MA mencakup penguasaan keterampilan komputer, prinsip kerja berbagai jenis peralatan komunikasi dan cara memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi. Selain itu, salah satu tujuan dari pembelajaran TIK di SMA berdasarkan standar isi yang dikeluarkan oleh KEMENDIKBUD yaitu Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk berperan aktif, yaitu siswa aktif bertanya, aktif mengemukakan pendapat atau gagasannya dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Agar suasana dalam pembelajaran lebih menyenangkan maka siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk berperan aktif dan kreatif. Hal ini dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan di kelas sehingga kegiatan belajar mengajarpun lebih efektif. Maka dari itu jelas terlihat bahwa salah satu unsur yang sering dikaji dalam upaya peningkatan keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep siswa adalah model yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.


(13)

Namun dalam mata pelajaran TIK di SMA masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan yang berkaitan dengan motivasi, mengemukakan gagasan, pemahaman konsep dan hasil belajar yakni terlalu banyaknya materi yang harus disampaikan, namun guru tidak sempat membahas materi tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang ada, sehingga siswa dapat mengalami kurangnya pemahaman konsep secara menyeluruh. Selain keterbatasan waktu dan banyaknya materi, juga karena sifat dan karakteristik siswa yang bermacam-macam. Menurut penelitian pendahuluan yang dilakukan sebelumnya, kebanyakan siswa selalu melupakan tugas yang diberikan oleh guru, karena siswa tersebut mengganggap bahwa tugas yang diberikan tidak akan ada pengaruhnya terhadap mereka. Selain itu juga berdasarkan angket yang disebar, alasan kebanyakan siswa selalu melupakan tugas adalah karena tugas yang diberikan kurang menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengerjakannya. Sehingga tanggungjawab mereka akan tugas sangatlah kurang.

Dari beberapa penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan, ada beberapa metode pembelajaran yang menurut peneliti tidak pas digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah Pembelajaran secara konvensional sebagai metode pembelajaran secara langsung dan dilakukan oleh guru kepada siswanya. Metode ini memiliki beberapa kekurangannya, yakni: (1) adanya penyamaan kemampuan siswa, padahal kenyataannya kemampuan siswa berbeda; (2) Bersifat satu arah (berpusat pada guru)


(14)

sehingga hanya merupakan transfer ilmu; (3) Memungkinkan terjadinya bahaya “verbalisme” yaitu siswa hafal susunan kata-kata atau kalimat tanpa memahami maknanya; (4) Siswa kurang perhatian; (5) Hasil pelajaran kurang mantap karena metode ceramah yang terdiriatas rentetan ucapan guru yang sedemikian rupa serta waktu yang beruntun akan memaksa siswa menangkap secara semaunya.(Sudirman,dkk 1992:133).

Saat ini, telah ditemukan suatu metode yang dapat memberikan kelebihan dalam penggunaannya, yakni : (1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik; (2) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri; (3) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari; (4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi; (5) Dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan (Syaiful Sagala 2011: 219).

Metode Resitasi atau lebih dikenal dengan metode penugasan merupakan metode pemberian tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam waktu tertentu yang telah di tentukan serta siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut kepada guru. Tugas bisa dikerjakan dikelas, laboraturium dan perpustakaan. Bentuk dari tugas itu bisa


(15)

berupa pertanyaan langsung, proyek, diskusi atau makalah yang akan dipertanggungjawabkan kepada guru. Jadi, khasnya metode tugas ini adalah adanya tugas dan adanya pertanggungjawaban dari yang diberikan tugas (Roestiyah, 2007: 342).

Salah satu teknologi yang dapat mendukung Metode resitasi ini adalah media weblog (Classroom Bloging). Blog menjadi semakin populer di Indonesia, ketika banyak orang yang kemudian menjadi terkenal hanya karena hobi menulis blog. Ambil contoh Raditya Dika. Karena menulis blog, Raditya Dika menjadi pemenang Indonesian Blog Award dan The Online Inspiring Awards 2009 oleh Indosat.

Manfaat blog menurut riset-riset yang telah dilakukan terkait Classroom Blogging adalah belajar tentang learning community di dalam pendidikan tinggi dengan menggunakan weblog juga menunjukkan bahwa tanggung-jawab individu atau kelompok pada hubungan antar pribadi dan menggolongkan keterampilan para siswa dalam aktifitas belajar (Clara Coutinho: 2007 dalam http://ikhs.wordpress.com/2010/03/12/cooperative-learning-with-classroom-blogging/). Selain itu juga dalam pembelajaran menggunakan weblog di dalam kelas universitas dengan suatu pendekatan studi kasus menunjukkan bahwa keaslian terhadap hasil karyanya dan rasa kepemilikan yang lebih terhadap weblog mereka. Hal ini mampu memotivasi intrinsik siswa dan mendorong reflective learning. Hal ini dapat membangun identitas dan keterampilan mereka lewat online secara tidak langsung di luar pembelajaran, dengan fokus topik/tema tertentu yang mereka tuliskan pada


(16)

blog (Campbell Study: 2003 dalam

http://ikhs.wordpress.com/2010/03/12/cooperative-learning-with-classroom-blogging/). Dalam data "Social Media Landscape" yang dikeluarkan salingsilang.com, jumlah pengguna blogger di Indonesia mencapai 4, 1 juta pada Februari 2011. Sebanyak 80,65 persen menggunakan blogspot.com (blogger.com) dan 14,5 persen menggunakan Wordpress. Sisanya menggunakan layanan lain. (Purwanti : 2011 http://tekno.kompas.com/)

Melalui Classroom Bloging, siswa dapat mengekspresikan diri mereka dengan menulis apa yang mereka pikirkan. Classroom Bloging memfasilitasi siswa untuk dapat saling berinteraksi antar siswa yang memiliki Classroom Bloging, saling mengunjungi, berdiskusi mengenai topik yang diangkat, saling berkomentar, berbagai pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Ditambah lagi, berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui siswa dan guru sudah mengenal apa itu blog, sebagian besar dari mereka memiliki akun aktif baik itu blogspot.com atau pun wikipedia.

Dari uraian di atas, dilakukannya atau diterapkannya metode resitasi dengan tepat penulis meyakini bahwa metode tersebut akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para siswa SMA dalam memahami konsep pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menerapkan metode resitasi berbasis classroom blogging pada pembelajaran TIK dengan judul “Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMA”.


(17)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Bagaimana implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging pada mata pelajaran TIK di SMA?

2.Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK?

3.Apakah implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA?

1.3. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada standar kompetensi Membuat desain web dengan text editor. Agar lebih terarah dan menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian yang akan dilaksanakan, ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Materi ajar yaitu tentang Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web.

2. Pengamatan dilakukan kepada kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran metode konvensional dan kepada kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging.

3. Variabel terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep sedangkan variabel bebasnya adalah pembelajaran mengenai


(18)

Membuat desain web dengan text editor pada pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging.

4. Hasil belajar siswa akan diukur dengan Tes Hasil Belajar (Achievement Test) yang didasarkan pada taksonomi Bloom, yakni dengan karakteristik soal C2 (pemahaman).

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui bagaimana implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging pada mata pelajaran TIK di SMA

b. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK c. Mengetahui apakah implementasi metode resitasi berbasis classroom

blogging dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a Mendapatkan hasil yang jelas mengenai fakta di lapangan yang berkaitan dengan implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA pada Mata Pelajaran TIK.


(19)

b Mengetahui bagaimana implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging pada mata pelajaran TIK di SMA.

c Mengetahui apakah implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa di SMA.

d Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK.

2. Bagi Guru

a. Kreativitas guru akan lebih meningkat karena kegiatan memilih dan merancang metode pembelajaran serta media pembelajaran dilakukan dengan tepat dan inovatif.

b. Guru akan lebih terbantu mencari siswa mana yang aktif, mampu dalam penguasaan konsep, serta siswa yang memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya.

c. Guru akan lebih tertantang untuk bisa berkreasi dan berinovasi dengan baik dalam membuat media-media pembelajaran yang inovatif.


(20)

3. Bagi Siswa

a. Siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran TIK. b. Siswa menjadi termotivasi dan semangat dalam mengikuti

pembelajaran secara aktif sehingga kelas menjadi benar-benar hidup dan dinamis.

c. Siswa lebih bertanggungjawab pada tugas yang diberikan oleh guru. d. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk lebih berekspresi dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

e. Siswa akan lebih termotivasi lagi pada saat belajar baik itu pada saat sekolah ataupun saat berada di rumah.

1.6. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode resitasi berbasis Classroom blogging lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional.

1.7. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dan juga memudahkan dalam menjelaskan apa yang sedang dibahas sehingga menjadi lebih terarah. Adapun beberapa istilah-istilah yang umum digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada define operasional sebagai berikut :

1. Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging merupakan metode yang dilakukan dengan memanfaatkan Blog untuk media penugasan guru terhadap siswa yang dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam waktu tertentu.


(21)

Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 30) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan metode resitasi sebagai berikut:

1) Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengann kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan disediakan waktu yang cukup.

2) Fase pelaksanaan tugas

a. Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru

b. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya c. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri

d. Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik

3) Fase pertanggungjawaban tugas Hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakan b. Ada tanya jawab dan diskusi

c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau notes atau cara lainnya.

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari . Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Sedangkan dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

Ada tiga macam pemahaman konsep menurut Bloom dalam Kusuma (2010), yaitu : pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation).


(22)

3. Classroom Blogging merupakan pemanfaatan weblog untuk dunia pendidikan khususnya pada level pendidikan tinggi. Weblog banyak ditulis secara informal, dan sering kali memaparkan pengalaman penulis, hasil berfikir yang mencerminkan dari penulis.

Classroom Blog dapat digunakan oleh para guru atau dosen untuk mengikuti proses pembelajaran para siswa baik ketika berada didalam kelas maupun diluar kelas. Siswa dapat juga menjadikannya sebagai suatu jurnal pelajaran yang berisi tentang materi-materi yang mereka pahami dan menggambarkan ringkasan dari apa yang mereka baca, serta menjadikannya sebagai pusat informasi yang dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan siswa. Dengan menggunakan Classroom Blog, siswa dan guru dapat dikondisikan untuk dapat membangun sebuah lingkungan yang interaktif dimana mereka dapat saling berinteraksi, menganalisa sebuah topik yang diangkat, dan saling berkirim komentar. Dengan demikian guru, dapat menilai sejauh mana peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di luar maupun di dalam kelas.

4. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan


(23)

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.


(24)

28

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang menggunakan rancangan berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam (Creswell dalam Wikipedia, 2012).

Penelitian yang dilakukan yaitu mengenai implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan pemahaman konsep terhadap siswa SMA. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan metode resitasi berbasis classroom blogging.

Penelitian adalah suatu kegiatan yang sistematis atau terencana untuk mencari suatu jawaban sebuah permasalahan yang ingin diketahui oleh peneliti. Sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka penelitian ini diadakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kuantitatif: 1. Langkah penelitian

Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, sedangkan populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian.


(25)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Hipotesis

Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian hipotesis menentukan hasil yang diramalkan Priori

3. Desain

Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan

4. Pengumpulan Data

Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan 5. Analisis Data

Dilakukan sesudah semua data terkumpul selanjutnya data dianalisis, sampai menghasilkan kesimpulan yang merupakan langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah.

Berdasarkan proses penelitian kuantitatif tersebut, maka penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, teori, hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, sera membuat kesimpulan dan saran.Pengunaan konsep dan teori yang relevan dalam menyusun hipotesis merupakan aspek logika, sedangkan untuk pemilihan metode penelitian, menyusun instrument, mengumpulkan data dan analisisnya adalah aspek metodologi untuk memverifikasikan hipotesis yang diajukan.

Metode penelitian kuasi eksperimen merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan metode ini didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaan penelitian menjadi lebih alami, sehingga dengan situasi yang demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian. Dan dalam penelitian ini kelompok eksperimen akan mendapatkan perlakuan (treatment). Menurut Sugiyono (2010: 107) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.


(26)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Dalam desain ini menggunakan Non-equivalent Control Group Design. Pemilihan desain ini sesuai dengan kondisi subjek penelitian yang akan peneliti gunakan, yakni sudah terbentuk secara utuh (Naturally Format Intact Group). Subjek peneliti yang peneliti maksud adalah kelompok siswa dalam satu kelas.

Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O2 – O1).

O1 X O2

O1 - O2

(Sugiono, 2012) Keterangan :

O1 : Pre-test (tes awal) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan sebelum diterapkannya metode resitasi pada kelas ekperimen.

X : Perlakuan (Treatment) berupa pengajaran dengan menerapkan metode resitasi berbasis classroom blogging pada kelas eksperimen. - : Perlakuan (Treatment) berupa pengajaran dengan menerapkan

metode konvensional pada kelas kontrol.

O2 : Post-test (tes akhir) untuk mengetahui kemampuan siswa mengenai materi yang diajarkan setelah diterapkannya metode resitasi pada kelas ekperimen.


(27)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI salah satu sekolah negeri di kota Bandung semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

2. Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:124). Pertimbangan adalah bahwa siswa yang dijadikan sampel merupakan pihak yang akan menggunakan dan mengevaluasi produk hasil pengembangan media pembelajaran berbasis Classroom Blogging pada mata pelajaran TIK SMA.

3.4. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelakasaan, dan tahap akhir. Berikut uraian dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1.Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dilakukan sebelum penelitian dilakukan, berikut rincian dari tahapan tersebut :

a. Menentukan pokok bahanasan yang akan digunakan pada saat penelitian yang di peroleh dengan cara melaksanakan studi literatur dari Silabus.

b. Menentuka sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

c. Survei ke lokasi penelitian untuk melengkapi data-data yang dibtuhkan selama penelitian. meliputi pengmatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa,


(28)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

d. Mengidentifikasi permasalahan yang berkenaan dengan bahan ajar, merencanakan pembelajaran yang akan di laksanakan, kemudian alat-alat pembelajaran yang saling berhubungan.

e. Melakukan perizinan kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian dengan memberikan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas ke sekolah yang bersangkutan yang akan dijadikan tempat penelitian.

f. Penyusunan instrumen untuk pengumpulan data penelitian.

g. Melakukan judgement instrumen terhadap dosen dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

h. Analisis dari revisi hasil judgement instrumen.

i. Melakukan ujicoba instrumen di salah satu sekolah negeri di kota Bandung pada kelas di luar kelompok eksperimen dan kontrol yang telah menerima materi yang akan di teliti.

j. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran TIK salah satu sekolah negeri di kota Bandung.

2.Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan di salah satu sekolah negeri di kota Bandung dengan tahap sebagai berikut :

a. Penentuan populasi dan sampel yaitu siswa kelas XI salah satu sekolah negeri di kota Bandung sebagai populasi, dan 2 kelas sebagai sampel.

b. Menentukan kelas yang akan di jadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

c. Melakukan tes awal (pretes) di awal pembelajaran pada masing-masing sampel baik itu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan soal tes yang sama. Tes ini bertujuan agar mengetahui hasil belajar siswa sebelum di beri perlakuan


(29)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(treatment) dan sebagai pembanding dalam menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan (teratment). Pelaksanaan pretes pada kelas ekspreimen dan kontrol dilakukan secara tertulis.

d.Pemberian treatment terhadap kelompok eksperimen dengan pembelajaran metode resitasi berbasis classroom blogging, sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok mendapatkan treatment sebanyak dua kali pertemuan.


(30)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel. 3.1 Matriks Pembelajaran

Kelompok kontrol Kelompok eksperimen

Pertemuan Ke- 1 1

Metode

Pembelajaran

Metode Konvensional Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging

Materi  Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web

 Menjelaskan pengertian HTML.

 Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen HTML (editor).

 Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk menerjemahkan dokumen HTML menjadi halaman web (browser).

 Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web

 Menjelaskan pengertian HTML.

 Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen HTML (editor).

 Menginterprestasi aplikasi yang digunakan untuk menerjemahkan dokumen HTML menjadi halaman web (browser).

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

 Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.

 Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai

kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.

 Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama serta tujuan dari pembelajaran

tersebut.

 Guru menjelaskan materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama serta tujuan dari pembelajaran tersebut.

 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa

Pendahuluan

Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.

Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai kepercayaan

masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.

Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama serta tujuan dari pembelajaran tersebut.

Proses Treatment Resitasi

Guru mengingatkan kembali tugas ke-1 yang telah diberikan sebelum pertemuan pertama

Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran


(31)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

semangat dalam proses pembelajaran Kegiatan Inti

 Guru memberikan tes awal (pretes) kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa

 Guru menjelaskan pengertian HTML.

 Guru menjelaskan aplikasi yang digunakan untuk membuat dokumen HTML (editor).

 Guru menjelaskan aplikasi yang digunakan untuk menerjemahkan dokumen HTML menjadi halaman web (browser).

Penutup

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru dan siswa melaksanakan review mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

 Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam

Kegiatan Inti

Proses Treatment Resitasi

 Siswa di minta untuk mempresentasikan tugas ke-1 dengan menggunakan blog (perwakilan kelas dengan cara di undi)

 Tanyajawab antar siswa di kelas

Penutup (20 menit)

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru dan siswa melaksanakan review mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

 Siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang terdapat pada classroom blogging

Proses Treatment Resitasi

 Guru menginfokan tugas ke-2 untuk pertemuan selanjutnya yang dapat dilihat pada classroom blogging

 Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam


(32)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pertemuan Ke- 2 2

Metode

Pembelajaran

Metode Konvensional Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging

Materi  Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web

 Menjelaskan struktur dasar HTML.

 Menjelaskan pengertian tag dan atribute.

 Menerangkan fungsi tag dan atribute

 Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web

 Menjelaskan struktur dasar HTML.

 Menjelaskan pengertian tag dan atribute.

 Menerangkan fungsi tag dan atribute Kegiatan

Pembelajaran

Pendahuluan

 Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.

 Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai

kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.

 Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua serta tujuan dari pembelajaran tersebut.

 Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya

 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan struktur HTML

 Guru menjelaskan pengertian tag dan atribute

 Guru menerangkan fungsi tag dan atribute

Pendahuluan

 Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.

 Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai kepercayaan

masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.

 Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan kedua serta tujuan dari pembelajaran tersebut.

 Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya Proses Treatment Resitasi.

 Guru mengingatkan kembali tugas ke-2 yang telah diberikan pada pertemuan pertama.

 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran

Kegiatan Inti

Proses Treatment Resitasi

 Presentasi tugas individu (perwakilan kelas dengan cara di undi)


(33)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penutup

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru dan siswa melaksanakan review mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

 Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam

Penutup

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru dan siswa melaksanakan review mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

 Siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang terdapat pada classroom blogging

Proses Treatment Resitasi

 Guru menginfokan tugas ke-3 untuk pertemuan selanjutnya yang dapat dilihat pada classroom blogging

 Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam

Pertemuan Ke- 3 3

Metode

Pembelajaran

Metode Konvensional Metode Resitasi berbasis Classroom Blogging

Materi  Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web

 Menerapkan fungsi tag dan atribute.

 Menerapkan pengaturan dan pewarnaan teks.

 Menerapkan pewarnaan halaman

 Bahasa hypertext untuk kepentingan desain web

 Menerapkan fungsi tag dan atribute.

 Menerapkan pengaturan dan pewarnaan teks.

 Menerapkan pewarnaan halaman Kegiatan

Pembelajaran

Pendahuluan

 Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.

Pendahuluan

 Guru membuka dan memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas.


(34)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai

kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.

 Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan ketiga serta tujuan dari pembelajaran tersebut

 Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya

 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran

Kegiatan Inti

 Siswa menerapkan fungsi tag dan atribute

 Siswa menerapkan pengaturan dan pewarnaan teks

 Siswa menerapkan perwarnaan halaman

 Guru memberikan postes kepada siswa untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

Penutup

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru dan siswa melaksanakan review mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

 Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam

 Siswa dan Guru melakukan do’a bersama sesuai kepercayaan

masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas.

 Guru menjelaskan SK/KD materi yang akan dibahas pada pertemuan ketiga serta tujuan dari pembelajaran tersebut

 Guru mengingaktkan kembali pembelajaran sebelumnya Proses Treatment Resitasi

 Guru mengingatkan kembali tugas ke-3 yang telah diberikan pada pertemuan kedua.

 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam proses pembelajaran

Kegiatan Inti

Proses Treatment Resitasi

 Presentasi tugas individu (perwakilan kelas dengan cara di undi)

 Tanya jawab antar siswa

Penutup

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah disampaikan.

 Guru dan siswa melaksanakan review mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu dengan cara Guru melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

 Guru menutup pertemuan dengan beberapa patah kata untuk menutup pertemuan serta ucapan hamdalah, dan keluar dengan mengucapkan salam


(35)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e.Melakukan test hasil belajar (postes) terhadap sampel dengan soal tes yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa stelah diberikan perlakuan (teratment). Pelaksanaan postes pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan secara tertulis.

3.Tahap Akhir

Pada tahap ini data yang di peroleh akan diolah dan dianalisis, berikut penjelasannya :

a. Tahap analisis data: pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap skor hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan homogen, makan tahap uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Namun jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik non-parammetik dengan teknik Mann-Whitney.

b. Uji hipotesis: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolah data. c. Menganalisis dan membahas temuan penelitian

d. Tahapan penanarikan kesimpulan: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis.


(36)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bagan 3.1 Alur Penelitian

Tahap Persiapan

Populasi

Siswa Kelas XI salah satu sekolah negeri di kota Bandung

↓ ↓

Sampel I Kelas XI IPA 1

Sampel II Kelas XI IPA 2

↓ ↓

Tahap Pelaksanaan

Tes Awal (Pretes)

↓ ↓ Pembelajaran metode Resitasi berbasis Classroom Blogging Pembelajaran konvesional ↓ ↓

Tes Hasil Belajar (Postes)

↓ ↓

Skor hasil Resitasi berbasis Classroom Blogging Skor hasil konvensional ↓ ↓ Tahap Akhir

Uji Normalitasi dan Homogenitas

↓ Statistik Uji Hipotesis ↓ Kesimpulan Berdis-tribusi Normal


(37)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.5. Instumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka dibutuhkan beberapa instrumen penelitian yaitu tes dan non-tes. Tes memiliki sifat mengukur, sedangkan non-tes memiliki sifat menghimpun (Zainal, 2011). Tes yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Jenis tes yang akan diberikan kepada responden adalah tes kemampuan yang tertulis yaitu tes objektif (objective) dan tes essay. Tes kemampuan ini dipergunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mengaplikasikan konsep.

Instrumen penelitian non-tes yang akan dilakukan pada penelitian ini berupa angket (questioner). Menurut Zainal (2011), angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes, lembar observasi, lembar pedoman wawancara dan dokumentasi. Sedang teknik pengumpulan data dari masing-masing instrumen dalam penelitian akan dijabarkan sebagai berikut :

a.Soal Tes

Bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan hasil belajar siswa, data dapat diketahui melalui nilai-nilai dan penskoran. Pre-tes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran inovatif model kolaborasi basis proyek yang bertujuan untuk mengetahui data tentang kemampuan awal siswa. Data hasil pembelajaran diperoleh dengan cara memberikan postes kepada siswa yang telah dilakukan perlakuan.


(38)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Digunakan untuk mengetahui data tentang aktifitas yang menunjukkan adanya data yang mempengaruhi aktifitas kooperatif siswa.

c. Lembar pedoman wawancara

Bertujuan untuk mendapatkan informasi dari guru sebelum peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut..


(39)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Dokumen / RPP

Hasil dokumen pembelajaran tersebut digunakan untuk melengkapi data hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

e. Angket

Angket yang akan diberikan kepada responden tersebut mengenai penerapan metode resitasi dan untuk mengetahui respon responden terhadap model pembelajaran tersebut.

f. Blog

Blog ini merupakan media yang membantu dalam proses metode resitasi.

3.6. Teknik Analisa Uji Coba Intrumen

Sebelum digunakan sebagai tes awal dan tes akhir pada kelas yang dijadikan sampel penelitian, terlebih dahulu soal ini diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran rangkaian listrik arus searah. Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.

Pada tahap evaluasi, peneliti akan menggunakan instrument tes dan non tes. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2011) mengatakan bahwa Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau belum, pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk mengambil data.

3.6.1. Uji Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti


(40)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Menurut Sugiono (2012:182), “untuk validitas yang berbentuk

tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar, yakni:

( 3.1) (Arikunto, 2012:87) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variebel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N = jumlah peserta tes X = skor setiap item Y = skor total

Adapun kriteria validitas isi ini, yaitu : Tabel. 3.2

Kriteria koefisien validitas butir soal

Nilai Hasil

0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 ≤ rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 ≤ rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2012:89) 3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabel atau biasa disebut reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap” (Arikunto, 2012:100). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, digunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson (K-R.20)


(41)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk soal pilihan ganda atau soal objektif dan korelasi Alfa Cronbach untuk soal essay atau uraian. Hal ini dikemukakan oleh Sugiono

(2012:360) bahwa “jika skor yang digunakan dalam instrumen pilihan

ganda atau soal objektif menghasilkan skor dikotomi (1 dan 0) , maka

reliabilitas instrumen dapat dianalisis dengan rumus KR.20”. Untuk

jenis data interval atau essay pengujian reliabilitas instrumen dapat dianalisis dengan teknik Alfa Cronbach.

Rumus K-R.20 untuk pengujian reliabilitas instrumen soal pilihan ganda atau soal objektif adalah sebagai berikut :

(3.2) (Sugiono, 2012:359) Keterangan :

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item 1

qi = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

= jumlah hasil perkalian antara pi dan qi k = jumlah item dalam instrumen

= varians total dimana, varians total :

(3.3) (3.4) (Sugiono, 2012:361) Keterangan :

= jumlah nilai benar tiap responden n = jumlah responden


(42)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rumus korelasi Alfa Cronbach untuk pengujian reliabilitas instrumen soal essay atau uraian adalah sebagai berikut :

(3.5) (Sugiono, 2012:365) Keterangan :

k = banyaknya item soal

= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

dimana, rumus untuk varians total dan varians item:

(3.6) (3.7) (Sugiono, 2012:365) Keterangan :

= jumlah nilai benar tiap responden n = jumlah responden

JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat subjek

Adapun klasifikasi reliabilitas ini, yaitu : Tabel. 3.3

Tabel. Kriteria Reliabilitas

Koefisien korelasi Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2012) 3.6.3. Uji Tingkat Kesukaran


(43)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Salah satu analisis soal yang dapat membuktikan bahwa sebuah soal dapat dikatakan baik atau tidak adalah dengan menggunakan taraf

kesukaran. Menurut Arikunto (2012 : 222), “soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Soal yang terlalu

mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran untuk soal yang berbentu pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus :

(3.8) (Arikunto,2012:223) Keterangan :

P = indeks kesukaran butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Sedangkan rumus untuk mencari taraf kesukaran soal essay atau uraian yaitu :

(3.9) (Sari, 2012) Keterangan :

Tk = indeks kesukaran butir soal SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah IA = jumlah skor ideal kelompok atas IB = jumlah skor ideal kelompok bawah

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, menurut Arikunto (2012:225), kriterianya adalah sebagai berikut :


(44)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel. 3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran

Taraf Kesukaran (P) Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto,2012:225) 3.6.4. Uji daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran dari seberapa jauh kemampun butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut.

Salah satu analisis soal lain yang dapat membuktikan bahwa sebuah soal dapat dikatakan baik atau tidak adalah dengan menggunakan daya pembeda. “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan

rendah” (Arikunto,2012:226).

Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Namun, pada indeks diskriminasi terdapat tanda negatif (-).

Dalam menghitung daya pembeda ini, siswa dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group).

Adapun rumus untuk mencari indeks daya pembeda soal pilihan ganda yaitu :

(3.10) (Arikunto,2012:228)


(45)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

Sedangkan rumus untuk mencari indeks daya pembeda soal essay atau uraian yaitu :

(3.11) (Arifin, 2012:133) Keterangan :

DP = daya pembeda

= rata-rata kelompok atas = rata-rata kelompok bawah Skor Maks = skor maksimum

Nilai daya pembeda ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel. 3.5

Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda (D) Kriteria

0,00 – 0,20 Buruk (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto,2012:232) 3.6.5. Data dan Teknik Pengumpulan

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.


(46)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes siswa. Skor tes terdiri dari skor tes awal dan tes akhir yaitu tes untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi :

Aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi berbasis Classroom Blogging. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran.

3.6.6. Teknik Analisa Data

Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Analisis data pada penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan dalam rangka merumuskan kesimpulan. Analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Adapun prosedur analisis dari setiap data adalah sebagai berikut :

Analisi Data Hasil Tes

a. Penskoran

Pemberian skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi satu dan jawaban salah satu butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, berikut rumus yang digunakan untuk menghitung pemberian skor:

S = R , (3.12) (Munaf, 2001) Keterangan :

S = skor siswa


(47)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Total skor maksimal untuk pretes adalah 16, untuk membuat nilai maksimal menjadi seratus, maka digunakan rumus :

Nilai = (3.13)

Dan untuk skor maksimal postes adalah 15, untuk membuat nilai maksimal menjadi seratus, maka digunakan rumus :

Nilai = (3.14) b. Menghitung selisih antara skor post-test dan skor pre-test

1) Menghitung rata-rata hitung

Setelah data skor pretes dan postes diperoleh, kemudian dihitung rata-rata masing-masing data skor pretes dan postes tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

( 3.15) (Sudjana, 1996:67) Ketarangan :

X = rata-rata

∑xi = jumlah total nilai data n = jumlah sampel

Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus berikut:

( 3.16)

(Sudjana, 1996:93) Keterangan :

s = simpangan baku

n = jumlah sampel

= jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata c. Hasil tes Kognitif siswa


(48)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang di peroleh dari penelitian melalui pretes dan postes yang merupakan hasil pengukuran aspek kognitif yang berupa skor total. Pretes dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa masing-masing sebelum proses pembelajaran dilakukan. Sedangkan postet digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan pemahaman yang dimiliki oleh siswa, kemudian data ini juga digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan cara menentukan gain atau selisih pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selain itu juga analisis terhadaap data hasil tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dari pembelajaran yang dilakukan dengan cara menghitung dan menentukan rata-rata persentase siswa yang menjawan benar dari soal yang disajikan. Kemudian dari hasil pretes dan postet masing0masing kelas baik itu kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol dilakukan serangkaian uji statistika. Kemudian membandingkan rata-rata gain ternormalisasi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep sebelum dan sesudah implementasi metode resitasi berbasis Classroom Blogging. Gain ternormalisasi dihitung dengan menggunakan rumus :

(3.17) Keterangan :

<g> = skor gain ternormalisasi Spostes = skor postes

Spretes = skor pretes

Smax = skor makasimum ideal

Besar gain yang ternormalisasi ini diinterpretasikan untik menyatakan kriteria peningkatasn kemampuan pemahaman konsep dengan kriteria yang diadopsi dari Richard R. Hake (1999) sebagai berikut :


(49)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel. 3.6

Kriteria Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Rentang Nilai Klasifikasi

0,71 – 1,00 Tinggi

0,41 – 0,70 Sedang

0,01 – 0,40 Rendah

Setiap skor gain yang diperoleh kemudian dianalisis peningkatannya. Dan untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep, dianalisis dengan langkah-lanhkah sebagai berikut :

1)Melakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang bertribusi normal atau tidak. Data-data yang diuji adalah data pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, serta gain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas ini menggunakan uji yaitu Kolmogorov-Smirnov karena sampel berukuran kurang dari 50. Pedoman pengambilan keputusan dengan mengambil nilai taraf signifikan 5% adalah sebagai berikut :

 Nilai signifikansi (sig) < 0,05, distribusi tidak normal

 Nilai signifikansi (sig) ≥ 0,05, distribusi normal (Wijaya,

2000: 13)

2)Jika kedua kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Levene dengan mengambil taraf signifikan 5% pada program SPSS 16.0 for windows. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

 Nilai Signifikan (sig) ≥ α = Varians setiap sampel sama

(Homogen)

 Nilai Signifikan (sig) < α = Varians setiap sampel tidak sama (Tidak Homogen)


(50)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3)Setelah normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya dilakukam uji t dengan uji statistik Independent Sampel t Test. Untuk uji kesamaan dua rata-rata (uji dua pihak) pada gain ternirmalisasi dengan kriteria sebagai berikut :

 Nilai signifikasi (sig) ≥ ½ α = H0 diterima

 Nilai signifikasi (sig) < ½ α = H0 ditolak Hipotesis yang diuji adalah:

“kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode resitasi berbasis Classroom blogging lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional.”

4)Jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan uji t dengan statistik Independent Sampel t Test (Equal variances not assumed).

5)Jika data tersebut berdistribusi normal atau salah satu dari kedua data tersebut tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka untuk menghitung kesamaan dua rata-rata digunakan uji statistik non-parametrik Mann-Whitney. Sebagai media bantu, oenguji statistik pada penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

d. Analisis data angket

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.


(51)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan melakukannya penyebaran angket kepada siswa, peneliti ingin melihat respon siswa terhadap perlakuan yang diberikan oleh peneliti menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung presentase angket tersebut adalah

(3.18 )

Keterangan :

P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyaknya responden

Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). Menurut Sugiyono (2010), angket dipresentasikan sebagai berikut :

1) Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi

Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal (3.19)

2) Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan dalam Tabel. dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.

 Untuk pertanyaan bersifat positif


(52)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Untuk pertanyaan bersifat negatif

(SS) = 5 (S) = 4 (TS) = 2 (STS) = 1 3) Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :

(3.19) Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :

Gambar 3.1

Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket

e. Hasil Observasi

Observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran dan observasi terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung diamati oleh observer kemudian dideskripsikan. Data hasil lembar observasi akan disajikan dalam bentuk Tabel. untuk melihat apakah metode Resitasi berbasis Classroom Blogging sudah diterapkan pada pembelajaran TIK yang dilaksanakan di kelompok eksperimen.

f. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2010:194). Peneliti


(53)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan wawancara untuk mengetahui sejauh mana responden mengenal materi yang telah diberikan terdahulu. Wawancara digunakan peneliti kepada responden yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal (dalam kasus ini responden uji instrument).


(54)

85

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SARAN DAN KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada keseluruhan tahapan penelitian yang dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 salah satu sekolah negeri di kota Bandung tahun ajaran 2012/2013, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK SMA yaitu sebagai berikut :

1. Metode resitasi berbasis classroom blogging secara keseluruhan dapat diimplementasikan dengan baik pada mata pelajaran TIK di SMA. Walaupun masih terdapat beberapa kendala, namun kendala tersebut bisa diatasi dengan baik.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK. Hal tersebut dapat dilihat pada gain kedua kelompok tersebut.

3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelompok eksperimen (menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging) lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional). Hal ini terlihat dari rata-rata nilai gain ternormalisasi <g> yang diperoleh yaitu 0,78 untuk kelompok eksperimen yang berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata nilai gain ternormalisasi <g> yang diperoleh yaitu 0,52 untuk kelompok kontrol yang berada pada kategori sedang.


(55)

Lida Ayu Mentari, 2013

Implementasi Metode Resitasi Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningktakan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengalaman yang di dapat ketika proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian, yaitu terjadinya anak yang kurang fokus karena harus berdempetan saat proses pembelajaran dan juga terbatasnya sarana komputer yang ada di dalam lab dan dibarengi oleh seringnya turun bandwith sehingga proses pembelajaran dalam blog sedikit terganggu. Maka disarankan untuk pihak sekolah, sebaiknya sarana dan prasarana sekolah lebih di perhatikan lagi, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitas.

2. Supaya siswa tidak merasa bosan dengan cara penyajian materi yang sama disetiap pertemuannya, maka lebih baik mencoba menggunakan metode pembelajaran yang beragam dan lebih menarik minat siswa. Misalnya metode pembelajara resitasi berbasis classroom blogging, yang telah terbukti pada penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa serta mendapatkan respon yang positif dari siswa.

3. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah pemahaman konsep secara menyeluruh, untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan variable ini tetapi lebih khusus misalnya lebih kepada translasi, interprestasi ataupun ekstrapolasi yang lebih mendalam.


(1)

 Untuk pertanyaan bersifat negatif

(SS) = 5 (S) = 4 (TS) = 2 (STS) = 1 3) Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara :

(3.19)

Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan. Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut :

Gambar 3.1

Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket

e. Hasil Observasi

Observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran dan observasi terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung diamati oleh observer kemudian dideskripsikan. Data hasil lembar observasi akan disajikan dalam bentuk Tabel. untuk melihat apakah metode Resitasi berbasis Classroom Blogging sudah diterapkan pada pembelajaran TIK yang dilaksanakan di kelompok eksperimen.


(2)

57

menggunakan wawancara untuk mengetahui sejauh mana responden mengenal materi yang telah diberikan terdahulu. Wawancara digunakan peneliti kepada responden yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal (dalam kasus ini responden uji instrument).


(3)

BAB V

SARAN DAN KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada keseluruhan tahapan penelitian yang dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 salah satu sekolah negeri di kota Bandung tahun ajaran 2012/2013, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan implementasi metode resitasi berbasis classroom blogging untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK SMA yaitu sebagai berikut :

1. Metode resitasi berbasis classroom blogging secara keseluruhan dapat diimplementasikan dengan baik pada mata pelajaran TIK di SMA. Walaupun masih terdapat beberapa kendala, namun kendala tersebut bisa diatasi dengan baik.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran resitasi berbasis classroom blogging dengan metode konvensional pada mata pelajaran TIK. Hal tersebut dapat dilihat pada gain kedua kelompok tersebut.

3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa kelompok eksperimen (menggunakan metode resitasi berbasis classroom blogging) lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional). Hal ini terlihat dari rata-rata nilai gain ternormalisasi <g> yang diperoleh yaitu 0,78 untuk kelompok eksperimen yang berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata nilai gain ternormalisasi <g> yang diperoleh yaitu 0,52 untuk kelompok kontrol yang berada pada kategori sedang.


(4)

86

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengalaman yang di dapat ketika proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian, yaitu terjadinya anak yang kurang fokus karena harus berdempetan saat proses pembelajaran dan juga terbatasnya sarana komputer yang ada di dalam lab dan dibarengi oleh seringnya turun bandwith sehingga proses pembelajaran dalam blog sedikit terganggu. Maka disarankan untuk pihak sekolah, sebaiknya sarana dan prasarana sekolah lebih di perhatikan lagi, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitas.

2. Supaya siswa tidak merasa bosan dengan cara penyajian materi yang sama disetiap pertemuannya, maka lebih baik mencoba menggunakan metode pembelajaran yang beragam dan lebih menarik minat siswa. Misalnya metode pembelajara resitasi berbasis classroom blogging, yang telah terbukti pada penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa serta mendapatkan respon yang positif dari siswa.

3. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah pemahaman konsep secara menyeluruh, untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan variable ini tetapi lebih khusus misalnya lebih kepada translasi, interprestasi ataupun ekstrapolasi yang lebih mendalam.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Al-ikhs, Dwi. (2010). Cooperative Learning with Classroom Blogging. [Online]. Tersedia: http://ikhs.wordpress.com/2010/03/12/cooperative-learning-with-classroom-blogging/ [13 Juni 2013]

Arifin, Zainal. 2009. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : Rosda

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ibrahim, H. Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Kusmana, Agus. 2010. Aspek-aspek Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia : http://aguskusmanago.blogspot.com/2010/04/aspek-aspek-pemahaman-konsep.html [04 Januari 2013]

Pasarbiru, I.L. 1986. Didaktik dan Metodik. Bandung: Tarsito.

Purwanti, B. 2013. Hari Blogger Nasional, Sejarah dan Perkembangannya. http://tekno.kompas.com/read/2011/10/27/18033547/Hari.Blogger.Nasion al.Sejarah.dan.Perkembangannya. [09 Januari 2013]


(6)

88

Sudirman. 1992, Ilmu Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan, R&D. Bandung : Alfabeta

Sujarweni. V Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sujiono. 2001. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Syaiful Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembalajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

UPI. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

1 3 17

IMPLEMENTASI DISCOVERY LEARNING BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

0 9 130

IMPLEMENTASIPEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

1 18 218

IMPLEMENTASI IMPROVING LEARNING DENGAN METODE DRILL DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 5 133

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA(PTK Kelas VIII Semester

0 2 17

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA(PTK Kelas VIII Semeste

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES (MI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP.

0 0 34

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

1 1 63

Implementasi Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Dasar.

0 0 44

PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Fitriyani1 dan Huri Suhendri2

0 0 10