PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN DI BAGIAN LOGISTIK DAN TEKNOLOGI PT. POS INDONESIA KANTOR POS 40000 BANDUNG.

(1)

Nomor Daftar FPEB: 81/UN40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN DI BAGIAN LOGISTIK DAN TEKNOLOGI PT. POS

INDONESIA KANTOR POS 40000 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Manajemen

Perkantoran

OLEH:

EKO RIANTO NIM.0704717

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN DI BAGIAN LOGISTIK DAN TEKNOLOGI PT. POS

INDONESIA KANTOR POS 40000 BANDUNG

Oleh EKO RIANTO

0704717

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Eko Rianto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN DI BAGIAN LOGISTIK DAN TEKNOLOGI PT. POS

INDONESIA KANTOR POS 40000 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Janah Sojanah, M.Si. NIP. 19571219198403 2 002

Pembimbing II

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. NIP. 19740627200112 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001


(4)

ABSTRAK

PENGARUH TUNJANGAN KINERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN DI BAGIAN LOGISTIK DAN TEKNOLOGI PT. POS

INDONESIA KANTOR POS 40000 BANDUNG

Oleh:

Eko Rianto, 0704717

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Janah Sojanah, M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya etos kerja karyawan di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor POS 40000 Bandung yang ditandai dengan masih kurangnya rasa kesadaran para pegawai serta belum optimalnya kinerja pegawai sehingga masih ada beberapa program kerja yang belum mencapai target.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran tunjangan kinerja, gambaran etos kerja karyawan dan seberapa besar pengaruh tunjangan kinerja terhadap etos kerja karyawan bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor POS 40000 Bandung ini terdiri dari dua Variabel yaitu Variabel tunjangan kinerja dan etos kerja karyawan.

Penelitian menggunakan metode deskriptif, berupa teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket, wawancara, dan studi kepustakaan. Adapun dalam penelitian ini menggunakan populasi yaitu seluruh karyawan di lingkup bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor POS 40000 Bandung. Angket yang digunakan adalah model skala likert. Serta teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi dan analisis regresi sederhana.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara tunjangan kinerja terhadap etos kerja karyawan di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor POS 40000 Bandung.


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERFORMANCE BENEFITS AGAINTS ETHOS WORK EMPLOYEES ON THE LOGISTIC AND TECHNOLOGY AT PT. POS

INDONESIA POST OFFICE 40000 BANDUNG

By:

Eko Rianto, 0704717

This thesis is guide by:

Dr. Janah Sojanah, M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

Problems review in this research is the low ethos employees at the Logistics and Technology at PT. POS Indonesia Post Office 40000 Bandung, it characterized by a lack of awareness of the employees as well as its optimal employee performance yet so there is still some work programs have not achieved the target.

This research is aimed to see how the outlook for performance benefits, describing the ethos work employees and how much influence performance benefits ethos work againts employees of the logistics and technology at PT. Pos Indonesia Post Office 40000 Bandung, it consist of two variables which is variable performance benefits and ethos work employees.

Research using descriptive methods, in form of technical data in scattering manner pool, and also from the literature study. And this research using a population that is all the employees in the scope of the Logistics and Technology at PT. Pos Indonesia Post Office 40000 Bandung. For the poll form is used the likert scale models and to analysis used a correlation coefficient and simple regression analysis.

From the research obtained that there are influence between performance benefits ethos againts employees work at the logistics and technology PT. Post Indonesia Post Office 40000.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not

defined.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Tunjangan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Etos Kerja... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi etos kerja ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.4 Pengaruh Tunjangan Kinerja Terhadap Etos Kerja Karyawan Error!

Bookmark not defined.

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.


(7)

BAB III OBJEK, METODE DAN DESAIN PENELITIAN Error! Bookmark not

defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Karakteristik Objek Penelitian (Responden) ... Error! Bookmark not

defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Operasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian .... Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Error! Bookmark not defined. 3.3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.3.6 Pengujian Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3.7 Pengujian dan Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not

defined.

3.3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Analisis Regresi Linier Sederhana ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1. Variabel Tunjangan Kinerja ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2. Variabel Etos Kerja Karyawan... Error! Bookmark not defined. 4.2.3. Pengaruh Tunjangan Kinerja Terhadap Etos Kerja ... Error!

Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(8)

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Negara yang sedang berkembang pada umumnya memiliki jumlah penduduk banyak, yang secara potensial harus dikembangkan lagi agar dapat menjadi modal dasar pembangunan yang efektif, peningkatan mutu modal dasar insani tersebut mutlak perlu dikembangkan jika Negara tersebut ingin melihat pembangunan yang sedang mereka upayakan berhasil mencapai tujuannya. Hal ini juga berlaku di Indonesia yang jumlah penduduknya pada tahun 2010 mencapai 237 juta jiwa menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, yang sering secara eksplisit dinyatakan bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan.

Perubahan masa depan yang akan terjadi di Indonesia, tidak hanya menyangkut dimensi sosial, tapi juga politik, kultural, serta ekonomi dimana Indonesia saat ini sudah memasuki era globalisasi yang penuh dengan perubahan teknologi, informasi. Berbagai perubahan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendayagunaan manusia.

Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan kondisi masyarakat sekarang ini, seringkali ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan banyak organisasi mengalami kegagalan, baik yang disebabkan oleh ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan teknologi maupun yang disebabkan oleh kurang baiknya hasil kerja dari sumber daya manusia yang ada pada organisasi tersebut, padahal harus diakui manusia adalah faktor penting yang turut menentukan keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu, keberhasilan suatu organisasi


(10)

sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia yaitu orang-orang yang menyediakan tenaga, bakat kreativitas dan semangat bagi organisasi serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional organisasi.

Organisasi tidak mungkin berjalan tanpa adanya sumber daya manusia, walaupun aktivitas organisasi itu telah mempunyai modal yang cukup besar dan teknologi modern, sebab bagaimanapun majunya teknologi tanpa ditunjang oleh manusia sebagai sumber dayanya maka tujuan organisasi tidak akan tercapai, Tujuan organisasi dapat tercapai secara optimal jika organisasi tersebut memiliki karyawan yang ber etos kerja tinggi. Sebaliknya, jika karyawan tersebut memiliki etos kerja yang rendah maka organisasi tersebut tidak bisa mempertahankan eksistensinya di dalam suatu persaingan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Muhamad Surya (2003: 162-163) yang menjelaskan bahwa “Etos kerja, lebih merupakan kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan perilaku ke arah terwujudnya kualitas kerja yang ideal" dengan kata lain, kualitas kerja yang ideal akan membantu pencapaian tujuan organisasi.

Jika kita melihat fakta bahwa Indonesia dianugerahi sumber daya alam melimpah, ternyata hal ini tidak berdampak maksimal pada tingkat kualitas masyarakat pada umumnya. Hal itu tercermin pada data United Nation Development Program (UNDP) 2007-2008 yang menempatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di peringkat 111 dari 180 negara. Sebagai perbandingan, Singapura berada di posisi 23, disusul Brunei Darussalam 30, Malaysia 66, dan Thailand 87. Indikator yang dicakup IPM adalah bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.


(11)

Pernyataan diatas dipertegas oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar seusai membuka acara Aksi Semangat Indonesia-Menuju Masyarakat Produktif yang digelar PT Kalbe Farma Tbk di halaman parkir timur Plaza Surabaya, Jawa Timur (18 Juli 2010), bahwa: "Indonesia harus meningkatkan etos kerja sehingga tingkat produktivitas kita yang masih tergolong rendah bisa meningkat".

Untuk dapat mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya tujuan suatu organisasi, maka perlu adanya suatu motivasi agar karyawan mampu bekerja dengan baik, dan salah satu motivasi itu adalah dengan memenuhi keinginan-keinginan karyawan antara lain: gaji atau upah yang baik, pekerjaan yang aman, suasana kerja yang kondusif, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat atau dengan mengupayakan tunjangan kinerja yang besarannya proporsional dan juga bersifat progresif yang artinya sesuai dengan jenjang karir, karena tunjangan kinerja sangat diperlukan untuk memacu kinerja para karyawan agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing.

Menurut Gerry Dessler (2007:136) “tunjangan adalah pembayaran keuangan dan bukan keuangan tidak langsung yang diterima karyawan untuk

kelanjutan pekerjaan mereka dengan perusahaan”.

Menurut Simamora (1997,663) “tunjangan karyawan (employee benefit) adalah pembayaran-pembayaran dan jasa-jasa yang melindungi dan melengkapi


(12)

Penjelasan diatas juga diperkuat oleh pernyataan Zainun (1979:62) yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja yaitu sebagai berikut:

1. Hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan bawahan. 2. Kepuasan petugas terhadap tugas dan pekerjaannya.

3. Terdapat suasana iklim kerja yang bersahabat.

4. Rasa kemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan tujuan bersama mereka yang harus diwujudkan bersama pula.

5. Adanya tingkat kepuasan ekonomi dan kepuasan materiil lainnya yang memadai.

6. Adanya ketenangan jiwa.

Jika kepuasan ekonomi dan kepuasan material karyawan sudah tercapai dengan baik maka etos kerja karyawan tersebut akan meningkat. Demikian juga terhadap pemenuhan kebutuhan karyawan melalui tunjangan. Tunjangan diberikan dalam bentuk yang bermacam-macam disesuaikan dengan keadaan karyawan dan juga kondisi perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja.

PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung juga melaksanakan pemberian tunjangan kinerja untuk memacu semangat kerja para karyawannya dimana teknis pemberian tunjangan kinerja adalah sebagai berikut:

1. Tunjangan kinerja untuk setiap karyawan POS besarnya didasarkan pada perhitungan antara gaji kotor dikalikan nilai KPI dibagi jumlah keseluruhan gaji kotor dan nilai KPI kemudian dikalian dengan alokasi tunjangan kinerja UPT, rumusnya adalah sebagai berikut:

(gaji Kotor X Nilai KPI) X Alokasi Tunjangan Kinerja

∑ (Gaji Kotor X Nilai KPI )

2. Kemudian nilai KPI setiap karyawan dinilai oleh kepala bagian (supervisor) didasarkan kepada setiap jenis pekerjaan pada masing-masing


(13)

karyawan, jadi setiap karyawan mempunyai penilaian sesuai dengan yang dilakukannya (job description).

3. Sesuai dengan rumus perhitungan besar tunjangan kinerja untuk individu, pemberian tunjangan kinerja besarnya disesuaikan dengan alokasi tunjangan kinerja UPT yang dibagikan sesuai besar alokasi untuk wilayah POS masing-masing, contohnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Divisi Regional V Bandung 40004

Rekap Breakdown Tunjangan Kinerja SMT. I 2011

NO KANTOR NILAI SMKU BSU TKU

1 40004 – WILPOS V BANDUNG 92.44 35,22,787

2 40000 – BANDUNG 88.03 121,517,193

3 46300 – BANJAR 86.81 14,356,001

4 46200 – CIAMIS 87.71 14,504,495

5 43200 – CIANJUR 86.47 24,246,455

6 40500 – CIMAHI 95.01 32,107,376

7 45100 – CIREBON 94.27 55,238,907

8 44100 – GARUT 90.72 36,201,078

9 45200 – INDRAMAYU 87.75 18,928,520

10 41300 – KARAWANG 88.02 92,112,908

11 45500 – KUNINGAN 83.41 16,792,916

12 45400 – MAJALENGKA 90.42 15,927,384

13 41100 – PURWAKARTA 90.64 18,247,190

14 41200 – SUBANG 88.66 18,486,536

15 43100 – SUKABUMI 95.82 35,479,133

16 45300 – SUMEDANG 85.55 23,990,054

17 46100 – TASIKMALAYA 89.66 36,100,877

18 40600 – UJUNGBERUNG 94.26 22,026,880

19 40900 – SOREANG 94.34 19,332,022

20 40400 – MPC BANDUNG 94.99 179,614,287

90.25 767,437,000

Sumber: Manajer LogistikPT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah tunjangan kinerja yang dialokasikan untuk kantor Pos Bandung 4000 adalah sebesar Rp 121.517.193. Tunjangan kinerja tersebut diberikan berdasarkan besaran TKU atau tunjangan kinerja karyawan yang diberikan oleh Kantor Pos Pusat.

Berdasarkan hasil praobservasi dan wawancara penulis dengan bapak Kuslana (manajer SDM) pada tanggal 31 Januari 2012 diperoleh informasi bahwa


(14)

di bagian logistik dan teknologi PT. Pos Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung ditemukan beberapa masalah dan fenomena sebagai berikut:

1. Adanya kejenuhan dalam bekerja, hal ini dilihat lihat dari banyaknya pelanggaran jam kerja karyawan. Berikut ini adalah data pelanggaran jam kerja disiplin karyawan PT. Pos Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.

Tabel 1.2

Persentase Absensi Bagian Logistik PT. Pos Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung

Tanggal 1 – 31 Januari 2012

Nama AC-No Duty Actual Absent Late Early N/In N/Out Work Time Work % Wday Wday Wday Min. Min. Time Time Hour

Processing Bislog

Jenal K 81 26 19.5 6 480 680 11 7 120.87 75

Endang I 82 26 17 8 320 780 11 10 107.9 65.4

Dandi W 85 26 16.5 7 470 820 13 9 111.52 63.5

Ipik S 86 26 1 25 50 60 25 26 5.27 3.8

Budi R 87 26 10.5 15 100 660 16 23 64.57 40.4

Fajar B 90 6 4.5 1 120 210 3 2 29.58 75

Denny H 96 26 26 26 26 0

Mamang 113 26 18.5 6 460 710 11 9 120.72 71.2

Sumardi 277 26 21 5 40 680 5 6 135.2 80.8

Total:9 214 108.5 99 2040 4600 121 116 695.63 50.7

Collecting

Kuslana 1 26 20 6 180 160 9 6 134.5 76.9

Ery N 91 26 19 7 130 1020 8 17 113.9 73.1

Tati S 92 26 26 26 26 0

Agustian 94 26 13 12 340 820 17 19 78.75 50

Deddy S 153 26 1 24 110 120 24 26 10.22 3.8

Iwan S 198 26 14.5 10 1020 120 16 12 93 55.8

Hendra G 202 26 9 15 820 180 21 18 60.42 34.6

Surana 203 26 16.5 7 1140 300 12 12 109.05 63.5

Total:8 208 93 107 3740 2720 133 136 599.84 44.7

Grand Total:17 422 201.5 206 5780 7320 254 254 1295.47 47.7 Sumber: Manajer Logistik PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung


(15)

Tabel 1. 3

Persentase Absensi Bagian Teknologi PT. Pos Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung

Tanggal 1 – 31 Januari 2012

Nama AC-No Duty Actual Absent Late Early N/In N/Out Work Time Work % Wday Wday Wday Min. Min. Time Time Hour

Teknologi

Fajri No 67 27 22 4 60 30 5 5 167.63 81.5%

Purwanto 224 27 23 3 80 70 4 4 170.63 85.2%

Karso Su 235 27 23 3 610 60 4 5 164.85 85.2%

Dani Ram 250 27 23 3 70 60 4 5 173.92 85.2%

Helly He 272 27 23 3 60 4 5 179 85.2%

Total:8 135 114 16 820 280 21 24 856.03 84.4%

Grand Total:17 135 114 16 820 280 21 24 856.03 84.4%

Sumber: Manajer Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung Berdasarkan tabel diatas kita dapat melihat bahwa rata-rata kehadiran karyawan PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung adalah 47.7% untuk bagian logistik dan 84.4% untuk bagian teknologi, hal ini jauh dari standar jam kerja yang ditetapkan oleh PT. POS Indonesia Kantor Pos 4000 Bandung yang berada pada 90%. Dari data diatas terlihat bahwa pada kedua bagian di PT. POS Indonesia Kantor Pos 4000 Bandung masih belum tercapai dari target yang ditetapkan oleh perusahaan, ternyata karyawan yang bekerja di PT. POS Indonesia Kantor Pos 4000 Bandung masih banyak yang melanggar peraturan dari segi kehadiran, ini menunjukan bahwa karyawan PT. POS Indonesia Kantor Pos 4000 Bandung masih belum mempunyai etos kerja yang tinggi, karena karyawan yang memiliki etos kerja yang tinggi salah satunya dapat dilihat dari kesediaannya untuk datang tepat waktu. Oleh karena itu dari hal ini menandakan bahwa etos kerja yang dimiliki oleh karyawan di PT. POS Indonesia Kantor Pos 4000 Bandung masih belum tinggi.


(16)

2. Penilaian kinerja sangat dibutuhkan untuk melihat hasil kinerja karyawan

Tabel 1.4

Penilaian Kinerja Karyawan Bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000

No Nama

Juli-September 2011 Oktober-Desember 2011 Januari-Maret 2012 April-juni 2012 Juli-September 2102 Jumlah Bagian Logistik

1 Jenal K 93,35 82,41 85,78 87,82 90,86 88,04 2 Endang I 93,58 85,78 85,55 82,01 90,87 87,56 3 Dandi W 95,45 93,01 85,21 85,05 88,06 89,36 4 Ipik S 91,02 90,05 89,55 84,09 89,35 88,81 5 Budi R 83,28 85,08 88,90 89,01 90,82 87,42 6 Fajar B 83,47 81,89 86,80 90,98 92,01 87,03 7 Denny H 84,36 86,08 83,00 90,01 89,78 86,65 8 Mamang 82,09 81,08 86,89 90,55 88,93 85,91 9 Sumardi 84,36 85,87 83,37 90,85 84,01 85,69 10 Kuslana 84,36 83,87 82,98 87,56 89,47 85,65 11 Ery N 82,14 87,09 90,67 86,43 83,99 86,06 12 Tati S 80,81 82,44 82,98 85,93 88,76 84,18 13 Agustian 82,58 85,34 88,97 87,55 88,98 86,68 14 Deddy S 95,90 90,67 84,78 89,08 88,10 89,71 15 Iwan S 27,02 79,09 76,87 85,90 88,90 71,56 16 Hendra G 80,56 84,34 87,90 90,87 88,34 86,40 17 Surana 85,67 83,78 86,90 90,91 89,90 87,43

Bagian Teknologi

18 Fajri No 82,20 81,09 85,67 87,51 83,90 84,07 19 Purwanto 70,69 79,90 81,40 80,78 79,14 78,38 20 karso Su 75,98 80,89 81,72 80,10 82,30 80,20 21 Dani Ram 80,81 81,90 87,90 83,16 86,89 84,13 22 Helly he 81,60 85,67 84,95 92,90 89,00 86,82 Jumlah 81,88 84,42 85,40 87,23 87,83 85,35 Sumber : Manajer Logistik PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kerja atau KPI yang dimiliki oleh karyawan bagian logistik dan teknologi dari bulan Juli 2011 – september 2012 adalah sebesar 85,35% sedangkan target yang telah ditetapkan oleh Kepala Bagian logistik dan teknologi bahwa nilai KPI yang


(17)

dimiliki oleh setiap karyawan adalah 90,00%, dengan demikian targetan yang seharusnya belum tercapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian karyawan di PT. Pos Indonesia dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut:

1. Prestasi kerja terdiri dari : pengertian akan tugas, keterampilan dalam tugas, pengetahuan tentang peraturan, pengetahuan tentang tata usaha, kualitas hasil pekerjaan, kuantitas hasil pekerjaan.

2. Hubungan kerja sama terdiri dari : sikap dan pergaulan dengan bawahan, rekan sederajat, atasan, umum atau masyarakat, pengaruh pribadi terhadap lingkungan kerja, sikap dinas di dalam perusahaan, sikap dinas di luar perusahaan.

3. Sifat-sifat pribadi terdiri dari : budi pekerti, kerajinan, rasa pengabdian, kecerdasan dan kecepatan, prakarsa (inisiatif), kemampuan mandiri, kewibawaan, dan kemungkinan untuk berkembang.

Dengan berbagai fenomena yang terjadi di PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung, maka diperlukan adanya suatu dorongan untuk meningkatkan etos kerja karyawan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan tunjangan kinerja. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah semangat kerja karyawan agar dengan demikian karyawan dapat bekerja lebih semangat dan lebih produktif.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Edward Lawler yang membuat sebuah model berdasarkan teori ekuitas yang mulai menjelaskan sebab-sebab kepuasan dan ketidakpuasan gaji terhadap peningkatan kinerja karyawan.


(18)

Menurut Lawler, menyatakan bahwa:

apabila para karyawan menyimpulkan dibayar terlalu sedikit, mereka akan sering absen atau mengundurkan diri yang berakibat terhadap penurunan kinerja. Dan jika mereka mereka dibayar mahal atau besar, maka mereka akan mengkompensasikannya dengan bekerja lebih keras yang berakibat terhadap peningkatan kinerja.

Sehingga terdapat beberapa hal-hal yang bersifat esensial yang perlu dicermati, diantaranya :

a. Program kompensasi akan semakin disesuaikan dengan kebutuhan individu karyawan, dengan alasan utama adalah meningkatanya diversitas tenaga kerja.

b. Perhatian yang bersifat lebih besar harus diberikan terhadap gaji berdasarkan kinerja, pengetahuan, dan keahlian.

c. Kebijakan, praktik, serta keputusan harus dapat diperbandingkan terhadap pekerjaan, sebagai metode evaluasi pekerjaan yang diterkompensasi yang diberika organisasi kepada karyawannya, digunakan untuk meningkatkan diversitas tenaga kerja yang berarti bahwa peningkatan semangat dan etos kerja karyawan untuk tetap meyakinkan diri untuk bekerja lebih keras dan lebih bersemangat sehingga tujuan organisasi akan peningkatan kinerja dapat tercapai.

Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahuinya lebih banyak dan mendalam mengenai masalah-masalah tersebut, dan menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Tunjangan Kinerja terhadap Etos Kerja di Bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos


(19)

1.2Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, inti yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah etos kerja karyawan yang ditinjau dari tunjangan kinerja. Secara terperinci identifikasi masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam rumusan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tunjangan kinerja di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung?

2. Bagaimana gambaran tentang etos kerja di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung?

3. Bagaimana pengaruh tunjangan kinerja terhadap etos kerja di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai pengetahuan yang telah penulis terima di bangku perkuliahan dan untuk menambah pengalaman penulis dalam objek yang diteliti.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mengolah, menganalisis dan kemudian menarik kesimpulan yang didasarkan atas hasil analisis dan teori yang dikemukakan oleh para ahli yang menguasai bidangnya. Selain itu, setiap peneliti pasti memiliki tujuan yang dapat mengarahkan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tunjangan kinerja di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.


(20)

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran etos kerja bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh tunjangan kinerja terhadap etos kerja di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai keilmuan di bidang organisasi dan manajemen perkantoran khususnya mengenai tunjangan kinerja yang dapat berpengaruh bagi pelaksanaan kerja karyawan .

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam di kemudian hari.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan :

a) Bagi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan etos kerja karyawannya.

b) Bagi Peneliti, dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba ditarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan praktis.


(21)

BAB III

OBJEK, METODE DAN DESAIN PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri atas dua variabel yaitu variabel tunjangan kinerja, dan variabel etos kerja. Variabel tunjangan kinerja merupakan variabel bebas dan variabel etos kerja merupakan variabel yang terikat. Adapun yang dijadikan responden dalam penelitian atau objek dari penelitian ini adalah karyawan bagian logistik dan teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung dan waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan November 2011 sampai dengan selesai.

3.1.1 Karakteristik Objek Penelitian (Responden)

Dibawah ini merupakan karakteristik objek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan.

1.1.1.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengumpulan data melalui kuesioner berdasarkan karakteristik responden dari segi jenis kelamin diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 3. 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 19 86%

Wanita 3 14%

Total 22 100%

Sumber: Data Penyebaran Angket

Hasil pengolahan data dari 22 responden terdapat 19 orang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan responden perempuan berjumlah 3 orang. Jika


(22)

dilihat dari persentasenya jumlah karyawan didominasi oleh laki-laki yaitu dengan persentase 86% sedangkan perempuan hanya 14%. Hal ini dikarenakan tuntutan dalam pekerjaan yang harus dilakukan oleh laki-laki

1.1.1.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil pengumpulan data 22 responden dari segi usia diperoleh rincian sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1. 25-30 5 23%

2. 31-35 5 23%

3. 36-40 0 0%

4. 41-45 4 18%

5. 46-50 6 27%

6. 51-55 2 9%

Total 22 100%

Sumber: Data hasil penyebaran angket

Berdasarkan tabel dan gambar di atas bahwa hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan usia menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada kelompok usia 46-50 tahun yang berjumlah 6 orang dengan persentase sebanyak 27 %.

1.1.1.3Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Pengumpulan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menghasilkan gambaran seperti berikut:


(23)

Tabel 3. 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan No. Jenjang

Pendidikan

Jumlah Persentase

1 SLTA 15 68%

2 Diploma 5 23%

3 S1 2 9%

Total 22 100%

Sumber: Data hasil penyebaran angket

Dari tabel yang memperlihatkan 22 responden, diperoleh gambaran bahwa pada jenjang pendidikan SLTA yakni sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 68%.

1.2 Metode Penelitian

Metode yang dipilih dalam suatu penelitian harus berhubungan erat dengan prosedur, alat dan desain penelitian. Sebelum penelitian dilaksanakan, urutan kerja, alat pengukur yang digunakan dan bagaimana penelitian dilaksanakan harus benar-benar diperhatikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad (1985:140), sebagai berikut:

Metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Sementara itu, Poerwadarminta (1985:649) mengemukakan bahwa:

Metode dalam kata sesungguhnya cara yang telah teratur untuk mencapai suatu maksud. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.


(24)

Suatu penelitian ilmiah akan efektif dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya bila proses penelitiannya menggunakan suatu metode yang sesuai dengan kajian penelitian. Metode penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelidikan, di mana metode ini merupakan cara kerja untuk memahami suatu objek dengan tujuan memperoleh data yang berhubungan dengan masalah pokok yang akan dipecahkan. Metode penelitian merupakan tahapan proses penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah, yang disusun dengan mengacu kepada latar belakang penelitian dan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2005:1), yaitu:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.

Jadi, metode penelitian adalah suatu metode yang dilakukan untuk meneliti dan menyelesaikan suatu masalah yang terjadi, untuk menyusun skripsi ini penulis membutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat dan permasalahannya, agar data yang diperoleh cukup lengkap untuk membahas permasalahan yang ada.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatory yaitu metode survei untuk menjelaskan hubungan


(25)

antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat David Cline (1980) yang dikutip oleh Sugiyono (1997:43), mengemukakan bahwa:

Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila digunakan sampel yang representatif.

Konsekuensi metode penelitian ini memerlukan operasionalisasi variabel yang dapat diukur secara kuantitatif sedemikian rupa untuk dapat digunakan model uji hipotesis dengan metode statistika.

Berdasarkan pedoman tersebut, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis tunjangan kinerja kinerja di PT. POS Indonesia kantor Pos 40000 Bandung, untuk mendeskripsikan dan menganalisis etos kerja karyawan bagian logistik di PT. POS Indonesia kantor Pos 40000 Bandung, dan berapa besar pengaruh tunjangan kinerja terhadap etos kerja karyawan bagian logistik dan teknologi PT. POS Indonesia kantor Pos 40000 Bandung.

1.3 Desain Penelitian

3.3.1 Operasional Variabel Penelitian

Dibawah ini merupakan rincian operasionalisasi variabel X dan variabel Y yang dirumuskan dalam penelitian ini.


(26)

Tabel 3.4

Operasional Variabel X (Tunjangan Kinerja)

Konsep Indikator Ukuran No

Item Skala

kinerja (X) adalah tambahan penghasilan yang diberikan oleh perusahaan yang bertujuan untuk tetap mempertahankan komitmen karyawan agar dapat bekerja lebih baik dan bertahan di dalam perusahaan tempatnya bekerja

1. Besarnya tunjangan

1) Kesesuaian besarnya tunjangan kinerja karyawan

1 Ordinal

2) Besarnya tunjangan kinerja sudah sesuai dengan aturan yang berlaku

2 Ordinal

3) Jumlah keluarga

karyawan tidak

berpengaruh terhadap besarnya tunjangan kinerja

3 Ordinal

4) Besarnya tunjangan

kinerja yang

diberikan dua kali dari gaji pokok

4 Ordinal

2. Bentuk tunjangan

1) Tunjangan kinerja yang diberikan sesuai dengan kuantitas kerja karyawan

5 Ordinal

2) Tunjangan kinerja

yang diberikan

berdasarkan pangkat dan golongan

6 Ordinal

3) Tunjangan kinerja

yang diberikan

berupa uang

7 Ordinal

3. Prinsip Tunjangan

1) Tunjangan kinerja yang diberikan sesuai

dengan anggaran

yang ada di PT Pos Indonesia

8 Ordinal

2) Tunjangan kinerja yang diberikan sesuai dengan kebutuhan karyawan

9 Ordinal

3) Tunjangan kinerja

hanya diberikan

kepada karyawan

tetap

10 Ordinal


(27)

Tunjangan diberikan per triwulan

2) Tunjangan kinerja

yang diberikan

bersifat transparan

12 Ordinal

3) Tunjangan kinerja

yang diberikan

bersifat dinamis

13 Ordinal

Sumber: Diadaptasi dari surat Dirut tanggal 15 Agustus 2011 nomor 867/Dirut/0811 PT. Pos Indonesia Kantor Divisi Regional V Bandung dan Simamora (1997:665)

Tabel 3.5

Operasional Variabel Y (Etos Kerja Karyawan)

Konsep Indikator Ukuran No

Item Skala

Etos Kerja (Y)

Adalah keyakinan dari dalam diri seseorang untuk memotivasi dirinya agar bekerja lebih baik sesuai dengan nilai-nilai yang baik sehingga dapat meningkatkan derajat hidupnya.

1. Kesadaran 1) Tingkat kesadaran

bahwa pekerjaan

merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.

1 Ordinal

2) Tingkat kesadaran

bahwa di dalam

organisasi kita

memerlukan bantuan orang lain

2 Ordinal

3) Tingkat kesadaran bahwa kedisiplinan

merupakan suatu

kewajiban dalam

bekerja.

3 Ordinal

4) Tingkat kesadaran

karyawan untuk

bertata krama yang baik selama bekerja

Ordinal

2. Semangat 1) Tingkat Frekuensi

kehadiran dalam

bekerja


(28)

2) Tingkat Pemanfaatan jam kerja

6 Ordinal

3) Tingkat kegairahan dalam bekerja

7 Ordinal

4) Tingkat dorongan untuk maju

8 Ordinal

5) Tingkat menghadapi tekanan dalam bekerja

9 Ordinal

3. Kemauan 1) Tingkat penyelesaian tugas secara tepat waktu

10 Ordinal

2) Tingkat kemauan

untuk menyelesaikan tugas tanpa menunda-nunda

11 Ordinal

3) Tingkat kesempurnaan tugas yang dikerjakan

12 Ordinal

4) Tingkat kemauan

untuk lebih berkreatif dalam bekerja

13 Ordinal

5) Tingkat kemauan

untuk lebih berinovatif dalam bekerja

14 Ordinal

4. Komitmen 1) Tingkat kebanggaan menjadi bagian dari organisasi

15 Ordinal

2) Tingkat tanggung

jawab terhadap

kelangsungan hidup organisasi

16 Ordinal

3) Tingkat memegang teguh prinsip dalam bekerja

17 Ordinal

5. Inisiatif 1) Tingkat keberanian dalam mengemukakan gagasan baru

18 Ordinal

2) Tingkat kemampuan

dalam pemecahan


(29)

masalah

3) Tingkat kepatuhan dalam mengerjakan sesuatu tanpa disuruh oleh atasan

20 Ordinal

Sumber: Siregar (2000:25)

3.3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel X yaitu tunjangan kinerja dan variabel Y yaitu etos kerja karyawan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer

Sumber data primer merupakan sumber data dimana data tersebut diperoleh secara langsung dari lapangan melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara pada pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian. Menurut Sambas dan Maman (2007:17) menyatakan “Data primer adalah data yang didapat dan

diolah langsung dari objeknya”. Dalam hal ini, data diperoleh langsung dari

karyawan Bagian Logistik dan Teknologi di PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder disebut juga dapat sumber penunjang data

primer. Sambas dan Maman (2007:17) menyatakan “Data sekunder merupakan

data yang tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, tetapi hasil dari

pengumpulan dan pengolahan pihak lain”. Sumber sekunder dalam penelitian


(30)

karya ilmiah, internet, maupun dokumen yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.

3.3.3 Populasi

Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Ridwan (2004:55)

menyatakan bahwa “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian”. Pendapat lain mengenai populasi dikemukakan juga oleh Sugiyono (2006:90) ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan beberapa

pendapat di atas, maka populasi tidak hanya berkaitan dengan orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar menyangkut jumlah obyek/subyek, namun meliputi sifat dari obyek/subyek tersebut.

Jumlah populasi karyawan Bagian Logistik dan Teknologi di PT. POS Indonesia kantor pos 40000 Bandung berjumlah 22 orang, maka keseluruhan karyawan tersebut dijadikan unit analisis dalam penelitian ini.

3.3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur dan merupakan prasyarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data ini diperlukan cara dan teknik tertentu, sehingga data dapat terkumpul dengan baik. Teknik pengumpulan data menurut Sambas dan Maman (2007:19) yaitu cara yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam


(31)

penelitian. Teknik pengumpulan data yang tepat, dan sesuai dengan karakteristik penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran yang akurat mengenai suatu kondisi tertentu. Hal ini akan mempermudah peneliti dalam menyusun suatu informasi yang berguna dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Wawancara

Teknik wawancara ini penulis melakukan pada saat kegiatan pra penelitian pada tanggal 15 Juni 2011 dengan Bapak Kuslana (Manager Logistik) untuk dijadikan landasan dalam membuat latar belakang masalah. Sambas dan Maman (2007:21) mengungkapkan:

Teknik wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (responden).

Wawancara ini dilakukan secara bebas dan terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai objek dalam penelitian, seperti gambaran etos kerja karyawan pada perusahaan dan gambaran tunjangan kinerja yang ada di perusahaan. Wawancara ini dilakukan kepada Manajer Logistik yang ada di PT. POS Indonesia kantor Pos 40000 Bandung.

2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala lima kategori likert. Berdasarkan penelitian yang penulis buat, maka angket dibuat


(32)

dalam dua jenis yaitu angket tentang variabel tunjangan kinerja dan angket etos kerja karyawan. Angket tersebut dimaksudkan untuk mengetahui gambaran empirik subjek penelitian dan agar dapat kesinambungan informasi dan data.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini bersumber dari membaca buku, catatan kuliah, internet, artikel, jurnal, skripsi, maupun bacaan lainnya yang sekiranya dapat menunjang data primer dan mendukung kebenaran dari data yang penulis peroleh.

3.3.5 Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011 : 158)

Analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu “Upaya mengolah

data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang

berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Tujuan dilakukannya analisis data antara

lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang


(33)

telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

Teknik analisis data dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial (Arikunto, 1990). Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakuakan melalui statistika deskriptif, yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Sementara itu teknik analisis data inferensial dilakuakan dengan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik tertentu (misalnya uji t atau uji f). Hasil dari perhitungan rumus statistik inilah yang menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi. Berkaitan dengan statistika inferensial sebagai salah satu teknik analisis data penelitian Arikunto (1990:388) menjelaskan bahwa: “Statistik inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi. Sesuai dengann fungsi tersebut maka statistik inferensial cocok untuk

penelitian sampel”. Untuk kepentingan generalisasi dan menjawab permasalahan sebagaimana diungkapkan pada rumusan masalah, maka teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Sederhana.


(34)

Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu:

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( )dengan rumus:

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi | ( | ) dengan rumus:

3. Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus:

4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( )dengan rumus:

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu dengan rumus:

7. Mencari nilai uji F dengan rumus:

| |

∑ ( | ) ( | ) ∑ ∑ ∑ ( ) ∑


(35)

3.3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Proses selanjutnya dalam rangka kegiatan pengumpulan data adalah melakukan pengujian terhadap instrumen (alat ukur) yang akan digunakan. Kegiatan pengujian instrumen penelitian ini meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan realibilitas.

1. Uji Validitas

Suharsimi Arikunto ( 2006:168) memberikan definisi uji validitas sebagai:

“Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan cara mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan. Dalam uji validitas penulis menggunakan teknik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Adapun formulanya sebagai berikut :

(Sambas dan Maman, 2007:31) Keterangan :

= Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

X = Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor –skor pada item ke i yang akan di uji validitasnya

Y = Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ ∑ ∑


(36)

∑ = Jumlah skor pertama, dalam hal ini åX merupakan jumlah seluruh skor pada item ke i

∑ = Jumlah total skor kedua, dalam hal ini åY merupakan jumlah seluruh skor pada jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ = Jumlah hasil perkalian skor pertama dengan skor kedua

∑ = Jumlah hasil kuadrat skor pertama

∑ = Jumlah hasil kuadrat skor kedua

∑ = Kuadrat jumlah seluruh skor pada item ke i

∑ = Kuadrat jumlah seluruh skor pada jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan di uji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyarakatkannya, namun demikian disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.


(37)

Tabel 3.6

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No responden

Nomor item instrument

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 ..dst Jumlah

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah di isi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel.

Tabel 3.7

Contoh format tabel perhitungan korelasi No.

responden X Y XY

1 2 ..dst

Jumlah (Σ) = ΣX = ΣY = ΣXY = ΣX² = ΣY²

Kemudian angka-angka diatas dimasukan ke dalam rumus koefisiensi Karl Pearson.

∑ ∑ ∑


(38)

7. Menentukan nilai tabel koefisiensi korelasi pada derajat bebas (db).

Dan =5% atau sama dengan 0,05 8. Membuat kesimpulan

a. Uji Validitas Variabel Tunjangan Kinerja ( Variabel X)

Uji validitas yang penulis gunakan untuk variabel X (Tunjangan Kinerja) terdiri atas empat indikator, yaitu : 1) Besarnya tunjangan, 2) Bentuk tunjangan, 3) Prinsip tunjangan, dan 4) Sifat tunjangan.

Berikut adalah Rekapitulasi pengolahan data dalam uji validitas variabel X (Tunjangan Kinerja) dengan menggunakan software Microsoft Excel:

Tabel 3. 8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X (Tunjangan Kinerja)

No

Nilai r hitung

Nilai r

tabel Keterangan

1 0,452 0,444 Valid

2 0,783 0,444 Valid

3 0,538 0,444 Valid

4 0,230 0,444 Tidak Valid

5 0,618 0,444 Valid

6 0,449 0,444 Valid

7 0,467 0,444 Valid

8 0,580 0,444 Valid

9 0,592 0,444 Valid

10 0,228 0,444 Tidak Valid

11 0,543 0,444 Valid

12 0,470 0,444 Valid

13 0,452 0,444 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data.

Keterangan : yang tidak valid dihilangkan (dihapuskan).


(39)

Berdasarkan tabel 4.2 pengujian validitas terhadap 13 item untuk variabel X (Tunjangan Kinerja) dinyatakan valid 11 dan 2 item yang dinyatakan tidak valid. Dengan demikian 11 item dari variabel X dapat digunakan sebagai instrument data.

b. Uji Validitas Variabel Y (Etos Kerja)

Uji validitas yang gunakan untuk Variabel Y terdiri dari lima indikator, yaitu 1) Kesadaran, 2) Semangat, 3) Kemauan, 4) Komitmen dan 5) Inisiatif. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil pengolahan data dalam uji validitas Variabel Y (Etos Kerja) dengan menggunakan software Microsoft Excel :

Tabel 3. 9

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Etos Kerja)

No

Nilai r hitung

Nilai r

tabel Keterangan

1 0,567 0,444 Valid

2 0,619 0,444 Valid

3 0,612 0,444 Valid

4 0,117 0,444 Tidak Valid

5 0,454 0,444 Valid

6 0,727 0,444 Valid

7 0,495 0,444 Valid

8 0,509 0,444 Valid

9 0,619 0,444 Valid

10 0,567 0,444 Valid

11 0,674 0,444 Valid

12 0,529 0,444 Valid

13 0,674 0,444 Valid

14 0,794 0,444 Valid

15 0,454 0,444 Valid

16 0,727 0,444 Valid

17 0,763 0,444 Valid


(40)

19 0,763 0,444 Valid

20 0,533 0,444 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data.

Keterangan : yang tidak valid dihilangkan (dihapuskan).

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa 20 item pertanyaan angket variabel Y (Etos kerja), menunjukan sebanyak 18 item valid, dan sebanyak 2 item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel Y (Etos kerja) berjumlah 18 item.

Dengan demikian secara keseluruhan jumlah angket hasil uji coba tampak pada tabel berikut :

Tabel 3. 10

Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba

No. Variabel

Jumlah Item Angket Sebelum Uji

Coba

Valid Tidak Valid

1. Tunjangan Kinerja 13 11 2

2. Etos kerja 20 18 2

Total 33 29 4

Sumber: Hasil pengolahan data

Item angket yang tidak valid terdapat pada indikator yang berbeda, sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih digunakan untuk mengukur indikator yang dimaksud.

2. Uji Reliabilitias

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian reliabilitas instrumen.Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu


(41)

pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang di ukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Formula yang digunakan penulis untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisiensi Alfa ́ dari Cronbach (1951), yaitu

(Suharsimi Arikunto, 1993: 236) Dimana:

Rumus varians =

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen/ korelasi alfa

k = banyak bulir soal

Σi2 = jumlah varians bulir

t2 = varians total

N = jumlah responden

X = skor – skor pada item ke i untuk menghitung varians item atau jumlah skor yang diperoleh tiap responden untuk menghitung varians total

ΣX2

= jumlah hasil kuadrat skor pada item ke i atau hasil kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

(ΣX) 2 = kuadrat jumlah seluruh skor pada item ke i atau kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden


(42)

Berikut langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3.11

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Reabilitas

No responden

Nomor item instrument

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 ..dst Jumlah

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah di isi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. Gunakan tabel pembantu berikut.

No. responden X

1 2 ... dst

Jumlah (Σ) = ΣX = ΣX²


(43)

7. Menghitung nilai koefisiensi alfa. Berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.

8. Membuat kesimpulan

Dengan software Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas angket sebagaimana tercantum dalam lampiran. Hasil uji reabilitas tampak pada tabel berikut:

Tabel 3. 12

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y (Tunjangan Kinerja dan Etos kerja)

No. Variabel

r

hitung

r

tabel Keterangan

1. Tunjangan Kinerja 1,019 0,444 Reliabel

2. Etos Kerja 1,053 0,444 Reliabel

Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa pada variabel Tunjangan Kinerja

diperoleh rhitung = 1.019 dan dari tabel r product moment diperoleh

nilai rtabel = dengan n = 20 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar rtabel = 0.444. Hal

ini berarti rhitung lebih besar rtabel (1.019 > 0.444) dengan demikian angket untuk variabel Tunjangan Kinerja dinyatakan reliabel.

Pada variabel Etos Kerja diperoleh rhitung = 1.053 dan dari tabel r product

moment diperoleh nilai rtabel dengan n = 20 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar rtabel = 0.444. Hal ini berarti rhitung lebih besar rtabel (1.053 > 0.444) dengan demikian angket untuk Etos Kerja kerja reliabel.


(44)

3.3.7 Pengujian dan Persyaratan Analisis Data 3.3.7.1 Uji Normalitas

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:289) menyatakan:

“Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji

statistik yang akan dipergunakan.”

Penulis menggunakan uji normalitas dengan metodeliliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode liliefors sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik. Menggunakan formula Sn (Xi) = fki : n

5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z. Formula:

Dimana:

̅ ∑


(45)

dan

6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Membuat nilai mutlak, semua nilai harus bertanda positif.

9. Membuat kesimpulan, dengan kriteria apabila dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

10. Memasukkan besaran seluruh langkah tersebut ke dalam tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 3.13

Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test

X F FK Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) Sn (X1) - Fo (Xi)

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 289-292)

3.3.7.2 Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas data, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas data. Seperti yang dinyatakan Ating Somantri dan

Sambas Ali Muhidin (2006:289) bahwa “Pengujian homogenitas varians ini

mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”.

√∑ ∑


(46)

Uji statistik yang akan digunakan dalam uji homogenitas ini adalah uji Barlett. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung X2 > nilai tabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294) Keterangan :

= varians tiap kelompok data

= n -1 = derajat kebebasan tiap kelompok B = nilai Barlett ( ) ∑

= varians gabungan ∑

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas data varians ini adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.14

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1

1 2 ...dst

3. Menghitung varians gabungan.

 2

1 2

. 10

(ln B dbLogS X


(47)

4. Menghitung log dari varian gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

Nilai B

6. Menghitung nilai X2

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k - 1.

8. Membuat kesimpulan. Karena nilai hitung X2 < dari nilai tabel X2, artinya diterima atau variasi dinyatakan homogen.

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:295-296)

3.3.7.3 Uji Linieritas

Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi ini dikutip dari Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:297) yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:

 2

1 2

. 10

(ln B dbLogS X

∑ ∑


(48)

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi | ( | ) dengan rumus:

4. Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus:

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu dengan rumus:

8. Menghitung jumlah kuadrat error dengan rumus:

| |

∑ ( | ) ( | ) ∑ ∑ ∑


(49)

Untuk menghitung urutkan dara x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besarberikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus:

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus:

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error dengan rumus:

12. Mencari nilai uji F dengan rumus:

Menentukan Kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

13. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α=5%

menggunakan rumus dimana db TC= K-2 dan db E= n-k

14. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan. yakni berarti linier.


(50)

3.3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis hanya memberikan dua kemungkinan keputusan, yaitu menolak atau tidak dapat menolak hipotesis nol (Ating dan sambas, 2006:160)

Berhubungan dengan penelitian yang dilakukan termasuk penelitian populasi atau sesnsus maka langkah-langkah untuk pengujian hipotesisnya(Uep, Tatang Sotani dan Sambas Ali Muhidin, 2010:83) yaitu:

1. Menenutkan rumusan hipotesis

 artinya tunjangan kinerja tidak berpengaruh terhadap etos

kerja karyawan di PT POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.

 artinya tunjangan kinerja berpengaruh terhadap etos kerja karyawan. Di PT POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung.

2. Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level significance α).

3. Menghitung nilai koefisien tertentu, sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.

4. Tentukan titik kritis dan daerah kritis atau daerah penolakan .

5. Perhatikan apakah nilai hitung koefisien jatuh di daerah penerimaan atau di daerah penolakan.


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan rekomendasi, yaitu sebagai berikut:

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan Bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung untuk mengetahui pengaruh tunjangan kinerja terhadap etos kerja karyawan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tunjangan kinerja di bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung yang ditunjukkan oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tunjangan kinerja yang terdiri dari indikator besarnya tunjangan dan sifat tunjangan berada pada kategori sedang, .terutama pada indikator bentuk tunjangan yang memperoleh skor tertinggi. Adapun skor terendah yaitu pada indikator prinsip tunjangan.

2. Gambaran etos kerja bagian Logistik dan Teknologi PT. POS Indonesia Kantor Pos 40000 Bandung yang ditunjukkan oleh hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator Kesadaran, Semangat, Kemauan, Komitmen dan Inisiatif berada pada kategori sedang, .terutama pada indikator kesadaran yang memperoleh skor tertinggi. Adapun skor terendah yaitu pada indikator kemauan.


(52)

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tunjangan kinerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja karyawan, artinya jika pelaksanaan tunjangan kinerja baik maka etos kerja karyawan pun akan tinggi dan sebaliknya jika tunjangan kinerja rendah maka etos kerja karyawan pun akan rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi yang menunjukkan korelasi berada pada kategori sedang atau cukup kuat. Dan juga bahwa variabel tunjangan kinerja memberikan pengaruh yang sedang terhadap kinerja karyawan

1.2Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel.

1. Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa indikator prinsip tunjangan adalah indikator terendah pada variabel tunjangan kinerja. Berdasarkan hal tersebut disarankan untuk PT Pos Indonesia meninjau kembali besaran anggaran tunjangan kinerja yang harus diberikan kepada para karyawan yang belum sesuai dengan kebutuhan karyawannya. Tunjangan kinerja yang diberikan harusnya kepada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Pos Indonesia sersuai dengan hasil kinerja dan tingkat jabatannya, karena tunjangan kinerja hanya diberikan kepada karyawan tetap PT. Pos Indonesia.

2. Hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat etos kerja pada indikator kemauan memiliki terendah. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya dari


(53)

perusahaan khususnya manajer untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dan memberikan pelatihan kesetiap karyawan sehingga karyawan memiliki kemauan berkreatif dan berinovatif lebih baik. Dengan demikian, karyawan akan berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan dengan cara menyelesaikan tugas secara tepat waktu mencapai atau menyelesaikan tugas tanpa menunda-nunda. Hal ini akan menjadi motivasi serta menanamkan tingkat kesadaran kepada para karyawan bahwa berkreatif dan berinovatif dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan


(54)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Abdullah, Taufik. 1988.Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman, 2007, Analisis Korelasi , Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung: CV Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Bachrun, Saifuddin. 2011. Menghitung Tunjangan, Insentif, Bonus dan Fasilitas Dalam Praktek. Jakarta: PP Manajemen

Dessler, Garry. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi kesepuluh jilid 2). Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Luthans, Fred. 1985. Organizational Behavioral. Fifth Edition. California: McGraw Hill International

Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Bandung: Alfabeta.

Ruky, Achmad S. 2002. Manajemen Penggajian & Pengupahan untuk Karyawan Perusahaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi kedua). Yogyakarta: STIE YKPN.


(55)

Siregar, S. 2000. Sumber Daya Manusia (Konsep Universal Etos Kerja). Jakarta: PT. Gramedia.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, (2006), Aplikasi Staistika dalam Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. ---. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Surya, Muhamad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Susanto, Astrid S. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta.

Saydam, Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Wakaf.

---. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

Tatang, Uep dan Sambas Ali Muhidin. 2011. Desain Penelitian Kuantitatif.Bandung: Karya Andika Utama.

Ya’qub, Hamzah. 2003. Etos Kerja Islami. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya. Zainun, Buchari. 1979. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.

Sumber Skripsi

Habsah, siti. 1999. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap etos kerja (Studi kasus tentang buruh pabrik tekstil antara migran dan penduduk setempat, di kabupaten Bandung Jawa Barat.Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Sosiologi-Antropoligi Universitas Padjajaran. Bandung (tidak diterbitkan).


(56)

Yuliarti Jamil, Widiya. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Etos Kerja Pada Karyawan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Garut. Fakultas Pendidikan Jurusan Psikologi, Univesritas pendidikan Indonesia. Bandung (tidak diterbitkan).

Priyatna, Aris. Pengaruh Kemampuan Human Relations Pimpinan terhadap Etos Kerja Pegawai Penunjang Akademik Di Politeknik Negeri Bandung. Prodi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung ( tidak diterbitkan)

Sumber Internet

Binham, Rona. Meningkatkan Etos Kerja. 21 Mei 2005.

http://www.cafemotivasi.com/meningkatkan-etos-kerja/

Edward, Lawler. Kompensasi, Tunjangan, Kinerja. Sabtu 21 Mei 2011.

http://ekonomibersama.blogspot.com/2011/05/kompensasi-tunjangan-kinerja.html

Gustomi, Hendra. Motivasi dan Etos Kerja. 02 April 2011.

http://id.scribd.com/doc/48150148/Motivasi-Dan-Etos-Kerja

Maruli Tua, Sahat. 2011. Pengaruh Tunjangan Penghasilan terhadap Kinerja Karyawan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Studi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Rantauprapat). Skripsi. Medan. Departemen ilmu administrasi negaraFakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas sumatera utara. Tersedia: www.google.com

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Karyawan Negeri. Tersedia: www.google.co.id

Permana Dewi, Henny Dan Noppi Chrisopras. 2006. Analisa Pengaruh Tunjangan Terhadap Kepuasan Kerja Para Caddy Bukit Darmo Golf Surabaya. Skripsi. Surabaya. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Tersedia: www.google.com

Setya Prabowo, Ovi. 2008. Analisis Pengaruh human Relation, Kondisi Fisik Lingkungan Kerja, dan Leadership terhadap Etos Kerja Karyawan Kantor


(57)

Pendapatan Daerah di Pati. Skripsi. Surakarta. Fakultas Ekonomi Univ. Muhamadiyah Surakarta. Tersedia: www.google.com

Simanjuntak, Payman. J. 2005. Reformasi Sistem Pengupahan nasional. 4(10),112-115. Oktober 29, 2005. http://www.nakertrans.go.id

Suharto, Edi. 2003. Konsep dan strategi jaminan sosial. 6(12), 151-165. Oktober 28, 2005. Tersedia: http://www.policy.hu/suharto


(1)

99

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tunjangan kinerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja karyawan, artinya jika pelaksanaan tunjangan kinerja baik maka etos kerja karyawan pun akan tinggi dan sebaliknya jika tunjangan kinerja rendah maka etos kerja karyawan pun akan rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi yang menunjukkan korelasi berada pada kategori sedang atau cukup kuat. Dan juga bahwa variabel tunjangan kinerja memberikan pengaruh yang sedang terhadap kinerja karyawan

1.2Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel.

1. Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa indikator prinsip tunjangan adalah indikator terendah pada variabel tunjangan kinerja. Berdasarkan hal tersebut disarankan untuk PT Pos Indonesia meninjau kembali besaran anggaran tunjangan kinerja yang harus diberikan kepada para karyawan yang belum sesuai dengan kebutuhan karyawannya. Tunjangan kinerja yang diberikan harusnya kepada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Pos Indonesia sersuai dengan hasil kinerja dan tingkat jabatannya, karena tunjangan kinerja hanya diberikan kepada karyawan tetap PT. Pos Indonesia.

2. Hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat etos kerja pada indikator kemauan memiliki terendah. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya dari


(2)

100

perusahaan khususnya manajer untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dan memberikan pelatihan kesetiap karyawan sehingga karyawan memiliki kemauan berkreatif dan berinovatif lebih baik. Dengan demikian, karyawan akan berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan dengan cara menyelesaikan tugas secara tepat waktu mencapai atau menyelesaikan tugas tanpa menunda-nunda. Hal ini akan menjadi motivasi serta menanamkan tingkat kesadaran kepada para karyawan bahwa berkreatif dan berinovatif dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan


(3)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Abdullah, Taufik. 1988.Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman, 2007, Analisis Korelasi , Regresi,

dan Jalur dalam Penelitian, Bandung: CV Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Bachrun, Saifuddin. 2011. Menghitung Tunjangan, Insentif, Bonus dan Fasilitas Dalam Praktek. Jakarta: PP Manajemen

Dessler, Garry. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi kesepuluh jilid 2). Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Luthans, Fred. 1985. Organizational Behavioral. Fifth Edition. California: McGraw Hill International

Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Bandung: Alfabeta.

Ruky, Achmad S. 2002. Manajemen Penggajian & Pengupahan untuk Karyawan

Perusahaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi kedua). Yogyakarta: STIE YKPN.


(4)

Siregar, S. 2000. Sumber Daya Manusia (Konsep Universal Etos Kerja). Jakarta: PT. Gramedia.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, (2006), Aplikasi Staistika dalam

Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. ---. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Surya, Muhamad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Susanto, Astrid S. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta.

Saydam, Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Wakaf.

---. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

Tatang, Uep dan Sambas Ali Muhidin. 2011. Desain Penelitian Kuantitatif.Bandung: Karya Andika Utama.

Ya’qub, Hamzah. 2003. Etos Kerja Islami. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.

Zainun, Buchari. 1979. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.

Sumber Skripsi

Habsah, siti. 1999. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap etos kerja (Studi kasus

tentang buruh pabrik tekstil antara migran dan penduduk setempat, di kabupaten Bandung Jawa Barat.Tesis. Program Pascasarjana Program Studi

Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Sosiologi-Antropoligi Universitas Padjajaran. Bandung (tidak diterbitkan).


(5)

Yuliarti Jamil, Widiya. Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Etos Kerja Pada

Karyawan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Garut. Fakultas Pendidikan Jurusan Psikologi, Univesritas pendidikan

Indonesia. Bandung (tidak diterbitkan).

Priyatna, Aris. Pengaruh Kemampuan Human Relations Pimpinan terhadap Etos

Kerja Pegawai Penunjang Akademik Di Politeknik Negeri Bandung. Prodi

Pendidikan Manajemen Perkantoran, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung ( tidak diterbitkan)

Sumber Internet

Binham, Rona. Meningkatkan Etos Kerja. 21 Mei 2005.

http://www.cafemotivasi.com/meningkatkan-etos-kerja/

Edward, Lawler. Kompensasi, Tunjangan, Kinerja. Sabtu 21 Mei 2011.

http://ekonomibersama.blogspot.com/2011/05/kompensasi-tunjangan-kinerja.html

Gustomi, Hendra. Motivasi dan Etos Kerja. 02 April 2011. http://id.scribd.com/doc/48150148/Motivasi-Dan-Etos-Kerja

Maruli Tua, Sahat. 2011. Pengaruh Tunjangan Penghasilan terhadap Kinerja

Karyawan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Studi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Rantauprapat). Skripsi. Medan. Departemen ilmu administrasi negaraFakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas sumatera utara. Tersedia: www.google.com

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Karyawan Negeri. Tersedia: www.google.co.id

Permana Dewi, Henny Dan Noppi Chrisopras. 2006. Analisa Pengaruh

Tunjangan Terhadap Kepuasan Kerja Para Caddy Bukit Darmo Golf Surabaya. Skripsi. Surabaya. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.

Tersedia: www.google.com

Setya Prabowo, Ovi. 2008. Analisis Pengaruh human Relation, Kondisi Fisik


(6)

Pendapatan Daerah di Pati. Skripsi. Surakarta. Fakultas Ekonomi Univ.

Muhamadiyah Surakarta. Tersedia: www.google.com

Simanjuntak, Payman. J. 2005. Reformasi Sistem Pengupahan nasional. 4(10),112-115. Oktober 29, 2005. http://www.nakertrans.go.id

Suharto, Edi. 2003. Konsep dan strategi jaminan sosial. 6(12), 151-165. Oktober 28, 2005. Tersedia: http://www.policy.hu/suharto


Dokumen yang terkait

Pengaruh Intrapreneurship Karyawan Dan Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Pada Kantor Pos Bandung 40000

7 56 141

Prosedur penetapan tarif (BEA) wesel pos pada PT.Pos Indonesia (persero) Unit Kerja Kantor Pos II Bandung 40000

0 9 58

Analisis sistem informasi kiriman tanpa data di Pos Express PT.Pos Indonesia (persero) Kantor Pos Bandung 40000 : laporan kerja praktek

6 22 43

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KOMPENSASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kompensasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia Kantor Pos Wonogiri.

0 6 18

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt Pos Indonesia (Persero) Kantor Cabang Boyolali.

0 4 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 9 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.POS INDONESIA KANTOR Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Pos Indonesia Kantor Pos Karanganyar.

0 3 15

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos indonesia Kantor Pos Wonogiri.

0 2 18

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pos indonesia Kantor Pos Wonogiri.

1 3 14

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia Kantor Pusat Cilaki Bandung.

1 6 38