Aktivitas Antimikroba Ekstrak Air Teh Hitam (Camelia Sinensis) Terhadap Salmonella typhi.

(1)

ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK AIR TEH HITAM (Camelia Sinensis ) TERHADAP Salmonella typhi

Vincent Tanudjaya Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

Demam tifoid merupakan problem kesehatan masyarakat di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, penyakit ini masih menimbulkan berbagai masalah. Kloramfenikol adalah obat yang umum digunakan untuk mengobati demam tifoid, namun memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Sebagai alternatif adalah tanaman obat yaitu teh, yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Daun teh mengandung senyawa flavonoid yaitu katekin yang dapat berfungsi sebagai antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya aktivitas antimikroba Ekstrak Air Teh Hitam terhadap Salmonella typhi.

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik. Kuman Salmonella typhi diinokulasi dengan cara spread plate pada MH agar, kemudian cakram steril yang telah direndam dalam larutan Ekstrak Air Teh Hitam pada konsentrasi 2,5%, 5%, 10%, 20% diletakkan pada media tersebut. Pengamatan zona inhibisi dilakukan setelah inkubasi selama 18 - 24 jam dalam suhu 37oC, lalu diukur diameter zona inhibisi yang terbentuk dalam millimeter dan dibandingkan dengan zona inhibisi dari ampisilin dan kloramfenikol.

Hasil penelitian ini ditemukan zona inhibisi pada konsentrasi EATH 10% dan 20 %, sedangkan pada konsentrasi lebih kecil dari 10% tidak ditemukan zona inhibisi.

Kesimpulannya adalah Ekstrak Air Teh Hitam memiliki aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi.


(2)

ABSTRACT

ANTIMICROBIAL ACTIVITY WATER EXTRACT OF BLACK TEA (Camelia Sinensis ) AGAINST Salmonella typhi

Vincent Tanudjaya 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Triswaty dr., M.Kes.

Typhoid fever is a major health problem in developing countries such as Indonesia, especially in urban areas, the disease causing many problems. Chloramfenicol is a common drug which used to cure typhoid fever. However, chloramfenicol possess undesirable adverse reactions, therefore we tried to find out the alternative medicine from herbal plant such as tea. The usage of tea as a herbal medicine had long been known by Indonesian people. Tea’s leaves contains flavonoid substance that is cathecin which has antimicrobial activities. The purpose of this research is to determine whether Water Extract of Black Tea has antimicrobial activities against Salmonella typhi.

Salmonella typhi were inoculated by spread plate method on Mueler Hinton agar, then sterile discs which had been immersed in Water Extract of Black Tea with concentrations of 2,5%, 5%, 10%, 20% were placed on that medium. Inhibition zone on Mueler Hinton plate were observed after 18 - 24 hours incubation in 37oC, then measured in millimeter and were compared with ampicilin and chloramfenicol.

The result of this research is that the inhibition zones were found only on 10% and 20% concentration of Water Extract of Black Tea, while no zones were found in concentration less than 10%.

The conclusion is that Water Extract of Black Tea has antimicrobial activities against Salmonella typhi.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ………..…... PERSETUJUAN PEMBIMBING .……….….…. PERNYATAAN MAHASISWA………... ABSTRAK ………... ABSTRACT ………. PRAKATA ………... DAFTAR ISI ………... DAFTAR GAMBAR………... GAMBAR TABEL………... DAFTAR LAMPIRAN ………..

BAB I. PENDAHULUAN...

1.1 Latar belakang ………

1.2 Identifikasi Masalah ……….

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….. 1.4 Manfaat Penelitian ………...………... 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian....…………... 1.6 Metodologi Penelitian ………... 1.7 Lokasi dan Waktu ………...

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 2.1 Demam Tifoid……….……….... 2.1.1 Definisi………... 2.1.2 Epidemiologi……….. 2.1.3 Etiologi Demam Tifoid………... 2.1.4 Penemuan dari Basil Tifoid………... 2.1.5 Nomenklatur Salmonella……….... 2.1.6 Struktur antigen………...

i ii iii iv v vi viii xi xii xiii 1 2 2 2 2 3 3 4 5 5 5 5 7 7 7 8


(4)

2.1.7 Habitat………... 2.1.8 Isolasi dan identifikasi………... 2.1.9 Klasifikasi………... 2.1.10 Patogenesis ………... 2.1.11 Gejala Klinik………... 2.1.12 Diagnosis………... 2.1.13 Pengobatan………... 2.1.14 Komplikasi………... 2.2 Teh………... 2.2.1 Sejarah Teh ……….…... 2.2.2 Sinonim Teh………... 2.2.3 Proses Pengolahan Teh ………... 2.2.4 Taksonomi Teh ………...

2.2.5 Morfologi dan Karakteristik Teh………... 2.2.6 Sifat dan Khasiat……… …………...

2.2.7 Kandungan kimia………... 2.2.8 Manfaat Teh……….…... 2.2.8.1 Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian ……... 2.2.8.1.2 Penurun Kolesterol……….…... 2.2.8.1.2 Penurun Gula Darah…….……... 2.2.8.1.3 Peningkat Konsentrasi…….…... 2.2.9 Komponen Bioaktif Teh………... 2.2.9.1 Substansi Fenol………... 2.2.9.2 Substansi Bukan Fenol... 2.2.9.3 Enzim – enzim...

BAB III. BAHAN - SUBYEK DAN METODE PENELITIAN... 3.1 Bahan dan Alat Penelitian………... 3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian………. 3.1.2 Subjek Penelitian………... 3.2 Metode Penelitian………...

10 11 11 11 15 16 16 17 17 17 20 20 24 24 25 25 26 26 26 26 26 29 29 33 35 36 36 36 37 37


(5)

3.2.1 Desain Penelitian………... 3.2.2 Variabel Penelitian………... 3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel………... 3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 3.2.3 Prosedur Kerja………... 3.2.3.1 Persiapan mikroorganisme uji... 3.2.3.2 Persiapan Bahan Uji……… 3.2.3.3 Persiapan Kontrol Pembanding………….. 3.2.4 Metode Analisis………... 3.2.4.1 Identifikasi Mikroorganisme Uji... 3.2.4.2 Pembuatan Suspensi Mikroorganisme... 3.2.4.3 Pembuatan Larutan EATH... 3.2.4.4 Pengujian Efektivitas Sediaan Ekstrak Air Teh Hitam terhadap Salmonella typhi... 3.2.4.5 Pengamatan dan pencatatan hasil penelitian...

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 4.1 Hasil Pengujian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Air Teh Hitam terhadap Salmonella typhi………... 4.2 Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba (Kontrol Positif)……... 4.3 Pembahasan... 4.4 Uji Hipotesis...

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... RIWAYAT HIDUP... 37 37 37 37 38 38 39 39 40 40 40 40 41 41 42 42 42 43 44 45 45 45 46 48 51


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses masuknya kuman Salmonella typhi dan penyebarannya di dalam tubuh...13 Gambar 2.2 Bacterial mediated endocytosis salmonella pada usus halus...14 Gambar 2.3 Proses inflamasi dan diare pada infeksi salmonella...15


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proses pengolahan Teh Hijau...21

Tabel 2.2 Proses pengolahan Teh Hitam...22

Tabel 2.2 Proses pengolahan Teh Wangi...23

Tabel 2.4 Kadar katekin berbagai jenis teh...31

Tabel 2.5 Kadar flavonol teh...32

Tabel 4.1 Zona inhibisi EATH dan Kontrol Negatif (dalam mm) pada berbagai konsentrasi terhadap Salmonella typhi...42

Tabel 4.2 Rata – rata Diameter Zona Inhibisi Pada Tes Sensitivitas (Kontrol Positif)...42


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba EATH...48 Lampiran 2 – Kontrol Positif & Negatif...50


(9)

48

Lampiran 1 – Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba EATH

Gambar 1. Zona inhibisi EATH 2,5 % terhadap S. typhi


(10)

49

Gambar 3. Zona inhibisi EATH 10 % terhadap S. typhi


(11)

50

Lampiran 2 – Kontrol Positif & Negatif

Gambar 5. Kontrol Positif cakram Ampisilin dan Kloramfenikol


(12)

51

RIWAYAT HIDUP

Nama : Vincent Tanudjaya

Nomor Pokok Mahasiswa : 0610079

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 2 Mei 1987

Alamat : Jl Gardujati 25, Bandung

Riwayat Pendidikan :

SDK 2 BPK Penabur, Bandung, 1999

SMP Waringin, Bandung, 2002

SMU Trinitas, Bandung, 2005

Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006


(13)

          1    BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam tifoid merupakan problem kesehatan masyarakat di negara yang sedang berkembang. Demikian juga di Indonesia terutama di daerah perkotaan, penyakit ini masih menimbulkan berbagai masalah. Walaupun penyakit ini tidak termasuk dalam 10 penyakit penting sebagai penyakit dengan morbiditas tertinggi di Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Ratna dkk pada survei rumah tangga 1980, demam tifoid menyebabkan kematian sebesar 3,3% dari seluruh kematian di Indonesia. Demam tifoid umumnya menyerang anak yang lebih besar dan dewasa muda. Selain itu gejala yang terberat terdapat pada usia dewasa muda (32% penderita yang dirawat di R.S. Middleton di Singapura adalah pada usia 5 - 34 tahun). Suatu studi prospektif di suatu daerah berpenduduk 60.000 orang di Jawa Barat mengungkapkan ternyata ditemukan bahwa demam tifoid merupakan penyebab tertinggi ketiga dari kematian. Suatu data tidak resmi memberi petunjuk, di Jakarta sendiri pada tahun 1981 insidensi demam tifoid diperkirakan sebesar 100.000 pertahun (Simanjuntak, 1993). 

      Walaupun akhir – akhir ini makin sering dilaporkan adanya resistensi S. typhi terhadap kloramfenikol, umumnya obat ini masih dianggap sebagai pilihan utama untuk mengobati penyakit tersebut. Namun kloramfenikol memiliki efek samping yang tidak diinginkan seperti : reaksi toksik dengan depresi sumsum tulang, anemia, retikulositopenia dan peningkatan serum iron dan iron binding capacity. (Setiabudi, 2005). 

Banyaknya efek samping yang timbul akibat pemberian antibiotik (obat modern), maka kita berusaha untuk mencari pengobatan alternatif dari tanaman obat yaitu teh. Hasil penelitian menunjukan katekin, yang merupakan senyawa flavonoid berefek antimikroba, anti kanker, antioksidan, antihipertensi, hipokolestrolemik, anti arteriosklerosis, mencegah diabetes, menurunkan risiko penyakit jantung koroner, serta membantu menurunkan berat badan. Hal di atas


(14)

2

mendorong penulis meneliti aktivitas antimikroba ekstrak air teh hitam (Flora Rumiati, 2002); (Fulder, 2004). 

1.2Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak air teh hitam (EATH) memiliki aktivitas antimikroba terhadap

Salmonella typhi.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud Penelitian

Untuk menjadikan ekstrak air teh hitam (EATH) sebagai obat alternatif untuk pengobatan infeksi Salmonella typhi.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui aktivitas antimikroba EATH terhadap Salmonella typhi.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang peran tanaman obat tradisional Indonesia khususnya teh hitam dalam pernanannya sebagai antimikroba.


(15)

3

Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan adanya peran teh hitam yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat secara langsung untuk mengurangi jumlah infeksi Salmonella typhi.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Senyawa aktif dari teh hitam yang berperan dalam mekanisme antimikroba adalah katekin, terutama epigallocathecin (EGCG) menyebabkan kerusakan pada membran sel. Katekin yang menempel pada membran lipid bilayer dan membuat sel kehilangan struktur dan fungsi sehingga mengakibatkan kematian sel (Matsuo, et al., 2005).

Senyawa katekin dari teh juga menghasilkan hidrogen peroksida secara berkesinambungan dalam larutan dan aktivitas antimikrobanya lebih tinggi dari hidrogen peroksida ( Matsuo, et al., 2005).

Hipotesis dari penelitian ini ekstrak air teh hitam memiliki aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi.

1.6Metodologi

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik. Metode yang digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi. Data yang diukur adalah diameter zona inhibisi kemudian dibandingkan dengan diameter zona inhibisi dari antibiotik sebagai kontrol pembanding dalam millimeter dengan menggunakan jangka sorong.


(16)

4

1.7Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dalam kurun waktu Desember 2008 – Desember 2009.


(17)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak Air Teh Hitam memiliki aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan EGCG murni dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan (uji praklinis) untuk mengetahui aktivitas teh hitam sebagai antimikroba terhadap hewan coba.

3. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan sediaan lain seperti infusa, ekstrak etanol, dan lain - lain.


(18)

46

DAFTAR PUSTAKA

Aji Sutarmaji. 1994. Tanaman Obat.

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=159, 14 Oktober 2009.

Arif Hartoyo. 2007. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatannya. Yogyakarta: Kanisius.

Bhagwat, S., et al. 2002. Flavonoid composition of tea: Comparison of black and green teas. Minneapolis : Schools of Medicine and Nutrition

DEPKES RI. 2000. Simanjuntak, C. H., Hoffman, S. L., Punjabi, N. H., Edman, D.C., Hasibuan, M.A., Wibisono Sumarno, dkk. Epidemiologi Demam Tifoid di Suatu Daerah Pedesaan di Paseh, Jawa Barat.

Endyah Liestyartic, dkk.1996. Penelitian Tanaman Obat Di beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia. Jakarta : DEPKES RI.

Giannella, R.A. 1979. Importance of the intestinal inflammatory reaction in Salmonella-mediated intestinal secretion. Infect Immune 23:140.

Herni, K., Huriawati, H., Ivo N.S., Lyana, S., Valleria., Wanny, S. 2002. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC

Lesser, C. F.; Miller ,S. I. 2005. Salmonellosis In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Barunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., editors: Harrison's

Internal Medicine 16th ed. Volume 1. New York: McGraw Hill

Companies,Inc. Page 897 – 901. Mansjoer. 2001. Komplikasi Demam Tifoid.

http://ummusalma.wordpress.com/2007/01/22/hello-world/, 9 Oktober 2009. Matsuo, Y., Ho, Chi-Tang., Lin, Jen-Kun., Shahidi, F., Tanaka, Takasi., Kuono, Isao. 2009. Tea and Tea Products: Chemistry and Health-Promoting Properties. Boca Raton: CRC Press.

Rumiati. 2004.Teh Hijau dan Khasiatnya bagi Penyakit Kanker. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana-Central.


(19)

47

Segal, Marian. 1996. Tea: A Story of Serendipity.

http://www.fda.gov/FDAC/features/296_tea.html, 3 November 2009.

Setiabudi, R., Kurnardi ,L. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta: Gaya baru. hal 651 - 660

Setiawan Dalimartha. 1994. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta: Puspa Swara

Simanjuntak, C. H. 1993. Demam Tifoid, Epidemiologi, dan Perkembangan Penelitiannya. Cermin Dunia Kedokteran No. 83, 53.

Sulistyowati Tuminah. 2004.Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Jakarta : DEPKES RI.

Tamba, Yukihiro., et al. 2007. Single GUV Method Reveals Interaction of Tea Catechin (2)-Epigallocatechin Gallate with Lipid Membranes. Biophysical Journal Vol: 92 . p. 3178–3194

Todar K. 2005. Salmonella and salmonellosis. www.Todar'sOnlineTextbookofBacteriology.net, 25 Oktober 2009

Tiwari, R.P., Bharti, S.K., Kaur, H.D., Dikshit, R.P., Hoondal, G.S. 2005. Synergistic antimicrobial activity of tea & antibiotics. Indian J Med Res, vol 122 p. 80-84.

Yati H. Istianto., Vincent H.S. Gan. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta: Gaya baru. hal 622 – 650.

Zone Diameters and Approximate Corresponding MIC values.

http://www.clsi.org/Content/NavigationMenu/Committees/Microbiology/Micr obiology.htm, 15 Oktober 2009.


(1)

2

mendorong penulis meneliti aktivitas antimikroba ekstrak air teh hitam (Flora Rumiati, 2002); (Fulder, 2004). 

1.2Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak air teh hitam (EATH) memiliki aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud Penelitian

Untuk menjadikan ekstrak air teh hitam (EATH) sebagai obat alternatif untuk pengobatan infeksi Salmonella typhi.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui aktivitas antimikroba EATH terhadap Salmonella typhi.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang peran tanaman obat tradisional Indonesia khususnya teh hitam dalam pernanannya sebagai antimikroba.


(2)

3

Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan adanya peran teh hitam yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat secara langsung untuk mengurangi jumlah infeksi Salmonella typhi.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Senyawa aktif dari teh hitam yang berperan dalam mekanisme antimikroba adalah katekin, terutama epigallocathecin (EGCG) menyebabkan kerusakan pada membran sel. Katekin yang menempel pada membran lipid bilayer dan membuat sel kehilangan struktur dan fungsi sehingga mengakibatkan kematian sel (Matsuo, et al., 2005).

Senyawa katekin dari teh juga menghasilkan hidrogen peroksida secara berkesinambungan dalam larutan dan aktivitas antimikrobanya lebih tinggi dari hidrogen peroksida ( Matsuo, et al., 2005).

Hipotesis dari penelitian ini ekstrak air teh hitam memiliki aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi.

1.6Metodologi

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik. Metode yang digunakan adalah difusi cakram dengan melakukan pengamatan zona inhibisi. Data yang diukur adalah diameter zona inhibisi kemudian dibandingkan dengan diameter zona inhibisi dari antibiotik sebagai kontrol pembanding dalam millimeter dengan menggunakan jangka sorong.


(3)

4

1.7Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dalam kurun waktu Desember 2008 – Desember 2009.


(4)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak Air Teh Hitam memiliki aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan EGCG murni dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan (uji praklinis) untuk mengetahui aktivitas teh hitam sebagai antimikroba terhadap hewan coba.

3. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan sediaan lain seperti infusa, ekstrak etanol, dan lain - lain.


(5)

46

DAFTAR PUSTAKA

Aji Sutarmaji. 1994. Tanaman Obat.

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=159, 14 Oktober 2009.

Arif Hartoyo. 2007. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatannya. Yogyakarta: Kanisius.

Bhagwat, S., et al. 2002. Flavonoid composition of tea: Comparison of black and

green teas. Minneapolis : Schools of Medicine and Nutrition

DEPKES RI. 2000. Simanjuntak, C. H., Hoffman, S. L., Punjabi, N. H., Edman, D.C., Hasibuan, M.A., Wibisono Sumarno, dkk. Epidemiologi Demam Tifoid di Suatu Daerah Pedesaan di Paseh, Jawa Barat.

Endyah Liestyartic, dkk.1996. Penelitian Tanaman Obat Di beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia. Jakarta : DEPKES RI.

Giannella, R.A. 1979. Importance of the intestinal inflammatory reaction in Salmonella-mediated intestinal secretion. Infect Immune 23:140.

Herni, K., Huriawati, H., Ivo N.S., Lyana, S., Valleria., Wanny, S. 2002. Kamus

Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC

Lesser, C. F.; Miller ,S. I. 2005. Salmonellosis In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Barunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., editors: Harrison's

Internal Medicine 16th ed. Volume 1. New York: McGraw Hill

Companies,Inc. Page 897 – 901. Mansjoer. 2001. Komplikasi Demam Tifoid.

http://ummusalma.wordpress.com/2007/01/22/hello-world/, 9 Oktober 2009. Matsuo, Y., Ho, Chi-Tang., Lin, Jen-Kun., Shahidi, F., Tanaka, Takasi., Kuono, Isao. 2009. Tea and Tea Products: Chemistry and Health-Promoting Properties. Boca Raton: CRC Press.

Rumiati. 2004.Teh Hijau dan Khasiatnya bagi Penyakit Kanker. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana-Central.


(6)

47

Segal, Marian. 1996. Tea: A Story of Serendipity.

http://www.fda.gov/FDAC/features/296_tea.html, 3 November 2009.

Setiabudi, R., Kurnardi ,L. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta: Gaya baru. hal 651 - 660

Setiawan Dalimartha. 1994. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta: Puspa Swara

Simanjuntak, C. H. 1993. Demam Tifoid, Epidemiologi, dan Perkembangan Penelitiannya. Cermin Dunia Kedokteran No. 83, 53.

Sulistyowati Tuminah. 2004.Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Jakarta : DEPKES RI.

Tamba, Yukihiro., et al. 2007. Single GUV Method Reveals Interaction of Tea Catechin (2)-Epigallocatechin Gallate with Lipid Membranes. Biophysical

Journal Vol: 92 . p. 3178–3194

Todar K. 2005. Salmonella and salmonellosis. www.Todar'sOnlineTextbookofBacteriology.net, 25 Oktober 2009

Tiwari, R.P., Bharti, S.K., Kaur, H.D., Dikshit, R.P., Hoondal, G.S. 2005. Synergistic antimicrobial activity of tea & antibiotics. Indian J Med Res, vol 122 p. 80-84.

Yati H. Istianto., Vincent H.S. Gan. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta: Gaya baru. hal 622 – 650.

Zone Diameters and Approximate Corresponding MIC values.

http://www.clsi.org/Content/NavigationMenu/Committees/Microbiology/Micr obiology.htm, 15 Oktober 2009.