42617 ID memahami dan mensikapi masalah khilafiyah

MEMAHA.MI . DAN MENIIKAPI
MASALAII······KHILAFIYAH
Oleh· : .H.··· Amir Mu 'aillm, MIS .,

Pengantar

selagi berdasarkanAI-Qur'an, AsSunnah dan pendirian-pendirian
Persatuan, dalam konsep .Is- yang-· .berdasarkan ·Al-Qur'anserta
lam merupakanmasalah yangprin- As-Sunnah, tidaklahseharusnyamesip dalam .membinadan memperta- retakkan kesatuan dan pets3tuan
hankan ajaran Islam. Beberapa ayat-, umat Islam, lebih-lebihtidaksehaョ。イセオqMャa
menyebutkanpentingnya rusnya merusak· persatuan ummat
pers3tuati ini dalam berbagai keter- iウャ。ュセ
Walaupun demikian maka
kaitan masaJah seperti tercermin dengankeberagaman sifat .kemamdalam suratAli Imron' : 103, AI-' puandan -karakter yang dimiliki
manusia tidak mustahil- akan mnneul
Anfal : 61.
perbedaan persepsi dalam menangPersatuan .harns dijiwai de- kap dan memunculkan ide.
ngan semangat ilahiyah dalam meAl-Quean sendiri .telah memngeluarkan setiap konsep dan gagasan, dalam pengertian bahwa berikan sinyal terhadap kemungkinnilai-nilai アオイセ。ョゥ
harns selalu me- an terjadinya khilafiyah (berbeda
mayungi. dalam· menelorkan··setiap pendapat) seperti yang tertuang dabasil produknya. DR Moch Tolchah lam surat An-Nisa ayat59 :"
.

Mansoer,SH (1970)dalam kata kemudian jib kamu berlainan: penpengantarbuku "Masalah-masalah dapat tentang sesuatu ·maka kembakeagamaan yang tidak boleh diper- likanlah ia kepada Allah (AIseJisihkan antara sesama ummat Qur'an) dan Rasul(Sunnahnya),
Islam" .karangan Abdul Jalil Isa, an- jika kamu benar-benar berimanketara lainmenyebutkan bahwa ummat pada Allah dan hari kemudian,' yang
Islam·di seluruh dunia ini adalah demikian itO. IOOih utama (bagimu)
satu.Perbedaan-perbedaan pendapat dan Jebihbaik aldbatnya.

Drs. ,H. Amir Mu'allim,MISadalllhDoslln TtJtllp Fakultas
Islam IndontJsis· Yogyakarts

Al-Mawarid, Edisi Kedua, September-November 1993

Syari'ahUnivtJrsitas

37

Amir Mu'allim:
Memahami dan Mensikapi Masalah Khilafiyah

Dalam. .praktek tidak sedikit
masal(lh-masalah yang dijadikanobyek pendapat kbilafiyah yang pada
puncaknya tidak dikembalikan kepada kepentingan agama sebag3.imana

dikehendaki· Surat· An-Nisa 59 エ・イセ
sebut, tetapi jllStru dikembalikankepada kepentingan golongan atau
kepentingan-kepentinganlain yang
mengabaikan prinsip kebersamaan
dan kesatuan.
Oleh karena itu perIn dikaji

lebihjauh tentang bagaimana セ。ュ・
hami masalah-masalah yang trlungkin akari muneul dikarenakan khilafiyah itu dan bagaimana sikap seorang Muslim dalam menghadapi
masalah-masalah tersebut.

Khilafiyah dalamKehidupan Beragama
H. Makmur Sarbini (Panji
Masyarakat No.788/1984) menyebutkan bahwa Ummat Islam di
Indonesia mayoritas bermadzhab
Fanatisme terhadap satu
sケ。ヲゥセ N
madzhab ·tersebut, menjerat Ummat
Islam· kedalampemikiran dan セ。ュ・ー
haman yang sempit meski pada

dasamya mereka juga tidak menolak
pendapat dari ketiga imam madzhab
lainnya
Hanafi,
Malin
dan
Hambali.

Pemyataan tersebut seolaholati memojokkan kelompok. yang
dinilai menganut. madzhab Syafi'i
atau mereka yang dianggap l.>erkiblat

kepada satu.·· madzhab saja,dan
memberikan pujian terhadap. mereka
yang tidak terpaku. terhadap satu
madzhab.
Biladitelusut) lebih. jau.h kenapa mereka memberikan. perhatian
yang lebih terhadap madzhab
Syafi'i, sudahbarang, tentu mereka
sudah. meneliti secara mendalam

tentang akurasi mjukan yang dipakai.. Hanya yang menjadi .persoalan
ialah orang yanghanya sekedar
ikut, tanpa mempedulikan· dan menelusuri latar belakang persoalan
yang diikuti,· kemudian mengklaim
dirinya bahwa apa yang ,dilakukan
adalah yang paling sab (benar),
dengan kata lain menghukumi sah
terhadapamalan sendiri.
Lebih lanjut H. Makmur
Sarbini mengatakan bahwa sikap lainnya yang diakibatkan dengan ·hanya merujuk, kepada satu madzhab ,
(pendapat ulama)adalah sikap pembenaran terhadap pendapat tersebut
dan sebaliknya akan mengabaikan
pendapat ulama yang Nセゥ。j
ョセb
dapat pula mengabaikan· Hadits,
karena sudah ·terlalu. pereaya atas',
kepandaian dan otoritaS u]ama.

Meskipun tidak secara tertulis
namun sudah menjadi pendapat

umum bahwa persoalan kbilafiyah
(perbedaan pendapat) selalu lekat
dengan kepentingan golongan seper-.
tiMuhammadiyahdan Nahdhatul
Ulama, dan keberadaan.kedua· orga- '

Al-Mawarid, Edisi Kedua, September-November 1993

38

I
t

Amir Mu'allim:
Memahami dan Mensikapi Masalah Khilafiyah

riisasi ini memang mendominasi
wadah politikMuslim·Indonesia.
Kalau dilihat $ri segi landas-


an Lゥァッ}・セゥ

kedua· organisasi terse-

but padahakekatnxa sarna dan tidak
ada yang merujuk kepada istilah
madzhabSyafi'i bagi Nahdhatul
Ulama dan tidak bermadzhab bagi
fyfuhammadiyah. Kemuneulanyang
,kentara bagi kedua .golongan tersebut biasanya dalam bentuk kegiatan
proses 「・ャセェ。イMュョァ L
dan kalau
di pondok pesantren kitab-kitab
yang dijadikan alat kajian mayoritas
「・イゥセ ォ。ョ
pendapatMー・ョ、。セ
Syafi'i
seperti kitab Matnnl Ghoyyah wat
Taqrib, Safinatun Naja, Fathul
Mu'in,

FathuJ . Qorib,
Fathul
Wahhab dan lain-lain.
. Kitab-kitab tersebut mengin.duk k.epada· madzhab Syafi' i, kitab
Matnul Ghayyah wat Taqribmisaloya dalam muqadimahnya antara
lain menyebutkan , kitab ini merupakan ringkasan dari. kitab-kitab
tiqh Syafi'i yang ditulis untuk memmempeIajari
dan
permudah
menghafalnya (Abi Suja' 1343 H:
2). Tentang qasar memilih madzhab
Syafi'i ini dapat dilihat dari hasil
penelitian penulis (tesis tahun 1990)
m.engenai pengaruhmadzhab Syafi' i
di ·pesantrenDaerah Istimewa Yogyakarta antara lain dikemukakan
「。ィキセ
bebarapa pesantren yang' berorientasikan madzhab Syafi' i dengan
alasan bahwa doktrin hukumyang
diberikan oleh pendirimazhab ini


bersifat tengah-tengah(moderat) diantara ·madzhab-madzhab yang lain.
Alasan yang dikemukan· oleh .beberapapesantren kenapa lebih condong madzahb Syafi'idiperkuat
ole.h .pendapat ., H. Moenawar Cholil
dalam buku : "Empat serangkai
imam madzhab n yang antara lain
mengatakan bahwalmam Syafi'ida:lam. membahas masalahhukum
menyaring Yatlg telah dijalani oleh
Imam Hanafi, Imam MaJiki, dan cara-cara menentukan hukum mengambil jalan tengah antara jalan
ahIi Irak (Hanafi) dan ahIiHijaz
(Maliki). Dan secara historis perkembangan' agama Islam di Indonesia bermula dari pembawa misi
Islam yang pertama .yaitu Malik Al
Zahir seorang sultan di Acehyang
mempunyai Gォ・エセイゥ。ョ
dengan
madzhab Syafi' i .
Dari beberapa data tersebut
adalah sangat wajar bahwa yang
muneul dalam masalah-masalah khilafiyah bertumpu padapendapat
Syafi'i dengan pendapat madzhab
lain walaupun dalam masalah-masalah tertentu pendapat Syafi'i

belum tentu moderat. Misalnya ten...
tang sahnya jualbeli yang harns ada
ijab danqabul(antara ー・セェオ。ャ
dengan pembeli) yang kalau diberlakukan di Indonesia maka mayoritas transaksi jual belitidak sah
karena· praktek jual beli di Indonesia
jarang dibarengi· dengan ikrar. ijab
qabul. Akan tetapi transaksi seperti
inf tetap .berjalan dan tidak.ada yang

Al-Mawarid, Edisi Kedua, September-November 1993

39

Amir Mu'allim:
Memahami dan Mensikapi Masalah Khilafiyah

mempermasalahkan termasuk kelompok yangmengatasnamakan -dirinya-bermadzhab Syafi'i.
Contoh jual beli -tersebut
memberikan implikasibahwa dalam
aspek mu'amalah. tidak banyak mengundang perhatiandi -_kalangan

peineluk agama Islam, dan _ sebaセ。
masaIah-masalah ibadah betapapua kecil kadarbobotnya selalu
mengundang perhatian.

Khilafiyahdalam Konteks- Hukum
Islam
Ali Al Khafif (1956:260) mengutip jawabanUmar bin Khattab
ketika 。ケセゥ、
dua orang lelaki yang
masing-masing -mempunyai masalah
yang sarna, Umar bin -Khattab berkala kepada dua orang tersebut bahwa seandainya engkau minta dlputuskan berdasarkan Al Qur'an dan
AI Hadits niscaya akan aku putuskan sesuai denganapa yang ada
dalam AI Qur4)andan Hadits, akan
tetapi apabila engkau minta diputuskan berdasarkan hasil pikiranku
maka-· putusan --yang dihasilkan dari
pikiran seseorang adalah boleh salah
dan boleh benar,- danapabila
keputusan itubenar maka ito dari
Allah apabila putusan ito salah maka
itu -dati dirinya sendiri.

Jawaban Umar bin Khattab
tersebut mengandung konsep dasar
bahwa ukuran kebenaran mutlak
adalah apa yang telah ditunjuki oleh

aiqオイセ。ョ

dan AI HaditS,sedangkan
hukumproduknalar manusia sifatoya tlisbi dalam pengertian akurasi
ォ・「 セ。ョ ケ
masihbelum final.
Karena itulah fleksibilitas Al Qur'an
dan -AI Hadis sebagai sumberhukum
Islam:telahdiuji oleh sejarah dimana
jurismuslini. sepanjang jamanmampu memberikan statushukum terhadap .berbagai -kejadian _-dengan -kriteria kebenaran yang dikandung oleh
kedua sumberhukum tersebut.
Tetapihukum-hukum inibelum
final lcarena secara esensial adalah
produk nalar _ manusia
Abdul Hakim dalamanalisis
agama mengatakan bahwa AI- Qur'an dan Sunnah merupakan ;rujukan
utaIna di dalam ajaran Islam -keduanya sulcar dipisahkan sebab Sunnah
merupakan operasionalisasi _dari Al
Qur'an (Panji Masyarakat No.
789/1994). K.H. AR. Fahruddin
pun menegaskan kedudukan Al
Qur'an dan As Sunnah, beliau
mengatakan -bahwa dalam soal melaksanakan ajaran agama Islam yang
menjadi kaidah utamaharuslah yang
berdasarkan Al Qurandan Sunnah
yang benar. Adapun praktek-praktek
lain walaupun itu dikerjakan di
Mekkah kalau kita tidak yakin akan
kebenarannya menurutAI Qur'an
dan Sunnahyang benar, ito tidak
perin menggoyahkan -pendirian kita
terhadap kebenaransesuatu .-yang
sudah kita -yakini -berdasarkan -AI
qオイセ。ョ
dan Sunnah _yang benar
tersebut (KR 20 April 1994: 1).

Al-Mawarid, Edisi Kedua, September-November 1993

40

Amir Mu'allim:
Memahami dan Mensikapi Masalah Khilafiyah

Semua pendapat-pendapat tersebut memberikan pengeitian ·bahwa
isi AI· Qur'an dan AsSunnah ber-

sifatpaten baik.dari _segikandungan
maupun aplikasinya. Hanya yang
menjadi persoalanadalahbagaimana
mengembangkan masalah-masalah
yang belum terurai secara rinei baik
yang ada dalam Al Qur'an dan As
.Sunnah,yangdalamprakteknya
kadang kala terjadiperbedaanpendapat antara satusama lain.. Perbedaan pendapat ini adakalanya dalam
batas yang wajar dan mudah disikapi dan adakalanya dalam b.atas
yang kurang wajar dan sulit disikapi. Contoh khilafiyahyang masih
dalam batas wajarseperti mengucapkan basmalah pada permulaan Al
Fatihah, .menurut ulama Syafi'i
fardhu hukumnya, sedangkan. menurut wama- Hanati sunnahhukumnya.
Ma'mum membaca surat Al Fatihah
dalam shalat sirriyah menurutulama
sケ。エゥセ ヲ イ、ィオ
hukumnya, sedang
menurut ulama Malikimandub
hukumnya.
Perbedaan pendapat ·dalam
menentukan· kedua masalah tersebut
masih dalam batas yang waJar- karena tingkatan status hukumdaJam
masalah tersebut belum· sampai .pada
tingkatan hukum yang· saling. berlawanan antara fardhu' dan sunnah.
_.Contoh lain. yang sulit· disikapi
yaitu.tentang membacashalawat atas
Nabi dalam tasyahud N。ュエイセN
Ulama Syafi'imenganggap hal ini

sebagai sunnah saja, sedangkan
menueut Imam Hanafi' tidaksunnah
'dan·mcnurut Imam •. Malin•. dianggap.
makruh. Membaca ta'awwudz' sebelum ··membaca surat Al Fatihah
dalam raka'atyangpertama menurut"
Lゥセ ヲ。ケs「 ィコ。ュ
Hambali dan Hanafi
adalah sunnah, sedangkan pendapat
yangpopuler .• di .. kalangan madzhab
Maliki adalahmakruh.
Perbedaan pendapat dalam
masalah' tersebut. tidak mudah disikapi karenaantara kedua pendapat
tersebut mennnjukkan status hukum
yang kontradiksi antarasunnah dan
makruh yang belum banyak.diketahui oleh parapengikutnya. Oleh
karena itu perlu ada sosialisasi yang
berkesinambungan agartidak menjadi-doktrin yangmenyaingi kedudukan Al Qur'an dan As Sunnah.
Upaya Memahami.danMensikapi

MasalahKhilafiyah

Mengutip pendapat Syeikh
Muha'mmad 'Abduh,Abdul Jalillsa
mengatakanbahwatermasuk buktibukti teladan yang baik kita dapati
dalam masalah. inibeberapa .keterclngan dari banyak ulama kita yang
mengandung petunjukyang balk·dan
merupakancahayayang terang jikalau '·ummat· mengikutinya .niscaya
mereka kerjakan di atas.· jalan .yang
lempang dan keluardarikesempitan, pertikaian dan·' .perselisihan
pendapat. menuju keJuasanpersatuan

Al-Mawarid, Edisi Kedua, September-November 1993

41

Amir Mu'allim:
Memahami dan Mensikapi Masalah Khilafiyah

dan kesepakatanpendapat.

bahwa kejadian semacam
merupakanunsur darurat.

itu

Kesan dati pendapat tersebut
bahwa bagi orang yang belWawasan
luas maka pendapat ulama dalam
kaitan ini pada hakekatnya merupakan interpretasi yang wajar sejauh
tidak mengklaim sebagai pendapat
yang palingbenar.
Sebagai ilustrasi yang patut
kita jadikanpedoman dalam mensikapi masalah khilafiyah ialah pengalaman pada saat· melakukan ibadah
haji. Dalam melaksanakan sholat
subuh imam tidak membaca do'a
qunut, namun memberikan kesempatanbeberapa saat kepada ma'mum
yang mengikuti ·mazhab yang mengharuskan do'a qunut. Demikian pula
rna'mum yang lain yang mengikuti
mazhab yang tidak menghamskan
qunut sarna sekali tidak menampakan sikap demonstratif sehingga praktek sholat berjalan secara wajar,
tidak. ada kesan yang menunjukkan
adanya lchilafiyah dalam masalah
do'a qunut ᄋセゥョ
Sarna dengan ketika
melakukan ibadah jum'at tidak satupun yang berkomentar baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Hal iniberarti ada sikap saling
terhadap
masalahmenghargai
masalah yang secarakebiasaan
mungkin ada· yang tidak melakukannya kalau. bolehdikatakan bahwa
pada waktu itu (ibadah di .tempat
suci) dapat dikatakan terjadikesepakatan dalam hal amaliyah·· ibadah,
walaupun ada yang mengatakan

Dialog Nabi dengan Muad.z
bin Jabal dalam menentukan sikap
terhadappersoalanyang tidak.ada
nashbaik Al Qur'an atau Sunnah
dapat memberi peluang yang
selebar-Iebamya terhadapkebebasan
interpretasi dalam menetapkan hukum terhadap suatu kasus di samping memperhatikan dimensiQur'ani dan dimensi manusiawi.
Salah satu segi yang hams
lebih· diperhatikan dalam memahami
kembali tentang Islam ialah semangatkemanusiaan(habl min at nas)
yang sangat tinggi yang merupakan
sisi kedua ajaran Islam setelah
semangatketuhanan (habl min
Allah). Hal ini sesungguhnya telah
secara luas diketahui oleh kalangan
muslim,maka yang diperlukan· ialah
penegasan-penegasan dengan menunjukkan dasar-dasamya dalam
sumber-sumber suci (kitab dan
sunnah), dan dengan meneJiti kembali berbagai dukungan historisnya
(Nurcholis, 1992:X).
meJihat faleta-faleta
aktual pada· zaman Nabi dan para
sahabat .dalam mengantisipasi beberapa .perbedaan maka .hal-hal yang
perlumendapat perhatian dalam.
memahamidan mensikapi masalah
Dengan

khiJafiyah .adaJah ;
1. Prinsip untuk tidak memperberat

Al-Mawarid, Edisi Kedua, September-November 1993

42

Amir Mu'allim:
Memahami dan Mensikapi Masalah Khilafiyah

diri dalam masaJab aga&aseperti
yang ditegaskanoleh Nabibahwa
memudabkan urusan······ .• tetbadap
manusia sesuai ョ。ウセ
Al qur'an
bahwa Allah menghendaki· kelonggaran bukan. kesempitan (AI
Baqarah 189) dan daJamversi
yang sarna terdapat dalam. surat
Al Baqarah286:t AI Hajj 78.
Prinsip ini .sudah barang tentu
barns dibatasi bahwa yang dimaksud kelongaran dan kemudahan jangan terlalu dikembalikan
kepada kepentingan yang bersifat
subyektif tetapi barns kembali
kepada prinsip kelonggaran dan
kemudahan yang diatur oJeh AlQur' an' dan. As-Sunnah.
2. Dalammemahami nash tidak hams terpaku ··pada pengertian tek. stualnya akan tetapi harns dipahami secara kontekstual· dengan
melihat asbabul nuzul (sebab
turunnya
Gセia
an),
dan
asbabul wurud (sebab· datangnya
hadits)
3. Mengetahui jawaban-jawaban, Rasulullah SAW ataspertanyaanpertanyaan yang muncul·dan segi
yang lainpada .waktu beliau
memberikansesuatu tewaJiban
atau memerintah seseorang·.sesuai
dengan keadaannya yang tadangkala tidak sesuai dengan keadaan
yang Jain.

Dengan upaya-upaya tersebut
kiranya