Akuntansi Organisasi Nirlaba

Seri Modul Pelatihan

PENGELOLAAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

Chapter 5

Akuntansi Organisasi Nirlaba

Pendahuluan .......................................................... 2
1.
2.
3.
4.
5.

Pentingnya Akuntansi ................................................................ 2
Definisi Akuntansi ...................................................................... 2
Elemen Dasar Akuntansi ............................................................ 3
Sifat-sifat yang terkandung dalam akuntansi ............................ 4
Kebijakan (Prinsip) Akuntansi .................................................... 5


Akuntansi di Organisasi Nirlaba ................................. 6
1.
2.
3.
4.
5.

Basis Pencatatan Akuntansi ....................................................... 6
Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba ........................ 6
Chart of Account (CoA) ............................................................. 7
Tahapan Proses Akuntansi ......................................................... 8
Fungsi dan Tu gas Akunting ....................................................... 9

Laporan Akuntansi Organisasi Nirlaba ...................... 11
1. Laporan Posisi Keuangan ......................................................... 11
2. Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih ...................... 13
3. Laporan Arus Kas ..................................................................... 15

Penerimaan dan Pemasukan Uang Ka s ..................... 18
1. Pencatatan Pendapatan ........................................................... 19

2. Pencatatan Beban Biaya .......................................................... 21

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 1

Pendahuluan
1. Pentingnya Akuntansi
Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus
membuat keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan
mempengaruhi kondisi keuangan organisasi. Keputusan yang demikian dikenal
dengan istilah Keputusan Ekonomi.
Karena itulah para pengambil keputusan dan pihak-pihak berkepentingan
memerlukan informasi tentang kinerja ekonomi dan kondisi organisasi, yang
dikenal dengan istilah Informasi Ekonomi. Maka tentu diperlukan kegiatan di
bidang keuangan yang bertugas mengolah dokumen ekonomi sehingga bisa
menghasilkan informasi ekonomi yang memadai bagi para pengambil keputusan
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Misalnya pada organisasi nirlaba laporan akuntansi dapat digunakan untuk :
a. Direktur Eksekutif memutuskan apakah akan merancang program baru atau
menggeser program-program yang kurang efektif.
b. Manajer menggunakan untuk melakukan penganggaran.

c. Penanggungjawab organisasi (Board) memutuskan apakah akan
merekomendasikan penggantian pengurus dan pelaksana.
d. Stakeholder mengetahui apakah kinerja organisasi memadai atau tidak.
e. Kantor Pajak mengetahui jumlah pembayaran pajak.
f. Auditor untuk menilai kewajaran penyajian dan kesesuaian dengan standar
yang berlaku umum suatu laporan keuangan.
Kegiatan mengolah dokumen ekonomi menjadi informasi ekonomi itulah yang
kemudian dikenal sebagai Akuntansi.

2. Definisi Akuntansi
Ada banyak definisi mengenai Akuntansi. Mari kita lihat beberapa diantaranya :
a. Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA):
“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadiankejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasilhasilnya,”
b. Menurut buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASO-BAT)
“Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan manyampaikan informasi
ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai
alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya,”

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 2


c. Menurut Accounting Principle Board (APB)
“Akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan
ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, sebagai dasar memilih diantara beberapa alternative,”
Maka akuntansi merupakan tool of management, ia membantu fungsi-fungsi
manajemen. Dalam fungsi perencanaan, informasi akuntansi sangat berguna
terutama sebagai penyedia data historis yang menjadi dasar penyusunan
anggaran atau perencanaan. Dalam fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat
strategis sebagai alat pembanding dengan perencanaan untuk mengetahui
penyimpangan yang terjadi, dengan demikian manajemen dapat melakukan
usaha-usaha koreksi dan perbaikan lebih awal.

3. Elemen Dasar Akuntansi
a. Accounting Entity (Organisasi)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity (organisasi) tertentu
yang harus jelas terpisah dari entity (organisasi) yang lain.
b. Going Concern (Kelangsungan hidup)
Dalam menyusun laporan akuntansi harus menganggap bahwa organisasi

(entity) akan terus beroperasi di masa-masa akan datang, tidak ada asumsi
bubar. Namun untuk organisasi nirlaba, going concern lebih terkait dengan
kuatnya manajemen menggalang dana dan mengatur dana program untuk
menjaga kelangsungan usaha, agar tidak “Habis Donasi maka Organiasasi
Gulung Tikar.”
c. Measurement (Pengukuran)
Akuntansi adalah sebagai pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic
resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki
organisasi.
d. Time Period (Periode Akuntansi)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau suatu
periode tertentu.
e. Monetary Unit (Pengukuran dalam bentuk uang)
Transaski organisasi dilaporkan dalam ukuran moneter.
f. Accrual (Akrual)
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
g. Exchange Price (Nilai Tukar)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umunya didasarkan pada
harga pertukaran.

h. Approximation (Penaksiran)
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran nilai,
harga, umur penyisihan, dan sebagainya.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 3

i.

Judgement (Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbanganpertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki akuntan.

j.

General Purpose (Tujuan Utama)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan
akuntansi ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus.

k. Interrelated Statement (Keterkaitan antar Laporan)
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas
mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain.

l.

Substance Over Form (Substansi mengungguli bentuk)
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada
bukti legalnya.

m. Materiality (Materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting, dan
dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat
signifikansinya. Batasan nilai yang signifikan.

4. Sifat-sifat yang terkandung dalam akuntansi
a. Laporan Historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi.
Tidak mencatat transaksi yang akan terjadi.
b. Classification (Klasifikasi)
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan
kepentingan manajemen, board, dan pemakai lainnya.
c. Summarization (Ringkasan)
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam organisasi

dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai pola yang
sudah mapan dalam akuntansi.
d. Measurement Basis (Dasar Pengukuran)
Dasar pengukuran dalam akuntansi ada bermacam-macam seperti Cost
Market, Locom (lower of cost on market), Realizable Value dan lain-lain.
e. Verifiability (Bisa Dibuktikan)
Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan melalui
bukti-bukti yang syah.
f. Conservatism (Kehati-hatian)
Organisasi nirlaba biasanya memiliki kejadian-kejadian yang tidak pasti
(uncertainty), dalam keadaan seperti ini laporan keuangan memilih angka
yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset
dan pendapatan yang paling minimal.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 4

5. Kebijakan (Prinsip) Akuntansi
Adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik yang diterapkan
organisasi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi dapat dibuat oleh manajemen dengan merujuk pada PSAK. Dengan

membuat kebijakan akuntansi sendiri, maka manajemen dapat mengatur hal-hal
khusus sesuai dengan karakter dan dinamika organisasi. Namun, jika
manajemen tidak membuat kebijakan akuntansi maka dapat atau dianggap
menggunakan kebijakan akuntansi yang diatur dalam PSAK. Jadi baik
organisasi nirlaba maupun organisasi bisnis, penyusunan dan penerapan
kebijakan akuntansi hampir tidak berbeda.
Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahawa laporan keuangan
menyajikan informasi :
a. Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan
keputusan.
b. Dapat diandalkan, dengan pengertian :
 Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan
organisasi,
 Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi
dan tidak semata-mata bentuk hukumnya,
 Netral yaitu bebas dari keberpihakan,
 Mencerminkan kehati-hatian
 Mencakup semua hal yang material
c. Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima secara umum,
seperti :

 Prinsip Obyektivitas (Objectivity)
 Laporan yang dapat diandalkan, laporan harus dapat diuji/diverifikasi,
yaitu terdapat dokumen atau bukti pendukungnya agar informasi yang
dihasilkan dapat diandalkan (reliable).
 Prinsip Konsistensi (Consistency)
 Menetapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
 Prinsip Materialitas (Materiality)
 Jumlah/nilai yang cukup manfaatnya atau cukup besar akan dicatat dan
dilaporkan.
 Prinsip Pengungkapan yang Memadai (Full Disclosure)
 Pengungkapan kejadian ekonomi secara jelas, memadai, dan teliti agar
tidak menyesatkan pembaca.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 5

Akuntansi di Organisasi Nirlaba
1. Basis Pencatatan Akuntansi
Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas dan Basis Akrual, yang
secara luas digunakan :
a. Basis Kas (Cash Basis)

Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada aliran
uang yang diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau bank
apabila ada aliran uang ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai
pendapatan dan pengeluaran kas atau bank apabila ada aliran uang ke luar dari
kas atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya. Kelamahan akuntansi
berbasis kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis laporan keuangan.
Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena alasan
kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis kas.
Dengan pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi
belum dikeluarkan / diterima uangnya yang tidak dicatat dan rawan terhadap
kesalahan.
b. Basis Akrual (Acrual Basis)
Akuntansi basis akrual, pencatatan suatu transaksi tanpa memperhatikan apakah
terdapat aliran uang masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi, pengaruh
dari suatu kejadian transaksi langsung diamati pada saat terjadinya. Contohnya
Pengiriman invoice atau tagihan akan dicatat pengakuan pendapatan dan
pembelian barang secara kredit akan dicatat pengakuan biayanya.
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi
diasumsikan akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang
panjang, sehingga pencatatan yang dilakukan harus menggunakan basis akrual.
Perubahan kebiasaan pencatatan dari basis kas ke basis akrual murni bisa
disiasati dengan cara mencatat transaksi rutin dengan basis kas, dan kemudian
lakukan penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan
informasi keuangan.

2. Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba
Dalam akuntansi, sistem pencatatan dan pengklasifikasian transaksi disebut
sistem pembukuan berganda (double entry accounting system). Dinamakan
berganda sebab setiap transaksi dianalisis lalu dicatat pada dua sisi yaitu sisi
sebelah kiri (debit) dan sisi sebelah kanan (kredit). Model pencatatan ini dikenal
dengan istilah persamaan akuntansi.
Sedangkan untuk mengklasifikasikan pos atau transaksi digunakan suatu bagan
yang berisi rekening atau perkiraan atau disebut daftar nomor kode akun (Chart
of Account). Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu
PSAK no. 45 perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan
Posisi Keuangan, dan perkiraan Laporan Aktivitas.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 6

Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva, Kewajiban, dan Aktiva
Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari Penerimaan dan
Biaya.
Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut : kedua sisi
kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal
tersebut karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita
perlu menggaris bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan
kanan harus seimbang, demikian juga hasil akhir/saldonya harus seimbang.
AKTIVA = KEWAJIBAN + AKTIVA BERSIH

Ilustrasi berikut memperlihatkan hubungan dalam persamaan akuntansi secara
lebih jelas.
AKTIVA

=

KEWAJIBAN

+

AKTIVA BERSIH

Debit

Kredit

Debit

Kredit

Debit

Kredit

Penambahan

Pengurang

Pengurang

Penambahan

Pengurang

Penambahan

Aktiva

Aktiva

Kewajiban

Kewajiban

Karena
adanya
biaya

Karena
adanya
penerimaan

Posisi normal perkiraan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Perkiraan
Aktiva
Kewajiban
Aktiva Bersih
Penerimaan
Biaya

Penambahan

Pengurangan

Saldo
Normal

Debit
Kredit
Kredit
Kredit
Debit

Kredit
Debit
Debit
Debit
Kredit

Debit
Kredit
Kredit
Kredit
Debit

3. Chart of Account (CoA)
CoA adalah alat bantu akuntansi berupa kode yang unik yang dilambangkan
dengan deret karakter (digit) bisa angka atau huruf, yang digunakan untuk
mempermudah akunting dalam mengolah (mengklasifikasikan, mengelompokkan, mengikhtisarkan, dan menjumlahkan) dokumen atau data ekonomi
menjadi laporan atau informasi ekonomi.
Prinsip CoA
a. Yang lazim terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu sederet angka dan nama
yang mengiterpretasikan suatu transaksi.
b. Didesain menggunakan klasifikasi yang seragam untuk menginterpretasikan
transaksi keuangan
c. Walaupun setiap organisasi memiliki CoA yang unik sesuai dengan sifat
operasi, struktur organisasi, dan aliran kegiatan organisasi, namun ada yang
harus diseragamkan yaitu untuk kebutuhan pelaporan dan identifikasi
keunikan organisasi tersebut.
Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 7

d. Memungkinkan adanya perluasan akun tanpa harus mengadakan perubahan
struktur kode.
e. Mudah diingat
f. Mudah bagi pengguna
Komponen yang di-kode-kan dalam Chart of Account (COA)
a. Klasifikasi Pelaporan menurut PSAK45 :
 Aktiva (Lancar dan Tidak Lancar), Kewajiban (Lancar dan Jangka
Panjang), Aktiva Bersih, Penerimaan (Pendapatan, Penghasilan, AB
Berakhir Batasannya) dan Pengeluaran (Administrasi & Umum,
Program, Pencarian Dana)
 Sifat Sumber Dana : Tidak Terikat, Terikat Sementara, dan Terikat
Permanen
 Golongan Transaksi masing-masing Aktiva, Kewajiban, Aktiva Bersih,
Penerimaan dan Pengeluaran
 Jenis Transaksi masing-masing Golongan Transaksi
 Rincian Transaksi
b. Klasifikasi Tambahan :
 Klasifikasi Nama Lembaga Donor atau Sumber Dana,
 Klasifikasi Kegiatan atau Program,
 Klasifikasi Divisi dalam Organisasi dan/atau Wilayah Operasi
Pertimbangan-pertimbangan pembuatan CoA
a. Model laporan yang ingin dihasilkan seberapa rinci, sehingga akan
menentukan seditil mungkin CoA yang dibuat dan jumlah digit yang
diperlukan.
b. Jenis batasan CoA sesuai batasan dari sumber dana apakah tidak terikat,
terikat sementara, atau terikat permanent
c. Mudah untuk menginterpretasikan transaksi, sehingga penjurnalannya tepat

4. Tahapan Proses Akuntansi
Berikut diilustrasikan tahapan atau yang lazim disebut dengan siklus Akuntansi

Dokumen
Transaksi

Input JURNAL
(Double Entry
System)

Buku Besar
(Kas, Bank,
Hutang,
Penerimaan,
Biaya)

Proses
PENGELOMPOKAN

Neraca
Saldo

Laporan
Keuangan
(LPK, LA, Arus Kas
dan CALK)

Proses
PENGIKHTISARAN

a. Dokumen Transaksi
Adalah bukti-bukti atas kejadian atau transaksi yang dilakukan oleh lembaga
baik kepada pihak intern ataupun dengan pihak luar.
Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 8

Contoh : Bukti penerimaan, bukti pembayaran, invoice, faktur pajak, daftar
aktiva tetap, daftar gaji, dan bukti transaksi lainnya.
b. Jurnal
Adalah cara pencatatan transaksi yang dilakukan oleh lembaga, dalam akuntansi
menggunakan Sistem Pencatatan dua kali yaitu pencatatan pada dua posisi debet
dan kredit, dimana pencatatan pada suatu akun akan berpengaruh terhadap akun
yang lain.
c. Penggolongan
Adalah suatu proses akuntansi terhadap jurnal yang dicatat menggunakan double
entry system akan dikelompokkan ke dalam masing-masing akun yang berupa
Buku Besar.
d. Buku Besar
Sering juga disebut perkiraan, akun atau pos. Buku ini adalah media untuk
menampung transaksi yang telah diklasifikasikan menggunakan jurnal dengan
proses penggolongan.
e. Pengikhtisaran :
Proses peringkasan hasil dari pengelompokan yang berupa Buku Besar masingmasing akun kemudian diikhtisarkan nilai saldo setiap Buku Besar ke dalam
Neraca Percobaan.
f. Neraca Saldo
Adalah media yang berisi ringkasan seluruh akun-akun yang dimiliki lembaga
dengan nilai saldo akhirnya. Nilai saldo ini berasal dari buku besar.
g. Laporan Keuangan
Adalah hasil akhir dari tahapan atau siklus akuntansi, dimana akuntansi
menyajikan laporan keuangan bersifat umum untuk semua pemakai.
Standar pelaporan untuk organisasi nirlaba telah diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 45, yang terdiri dari :
Laporan Posisi Keuangan (LPK), Laporan Aktivitas (LA), Laporan Perubahan
Aktiva Bersih (LPAB), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK).

5. Fungsi dan Tugas Akunting
Berdasarkan definisi akuntansi, maka berikut fungsi dan tugas yang harus
diemban oleh seorang akunting dalam organisasi :
a. Sebagai penjaga asset atau kekayaan organisasi
b. Melakukan catatan setiap transaksi ekonomi lembaga sesuai prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia
c. Menyajikan laporan keuangan organisasi atau informasi sesuai standar
pelaporan PSAK no. 45 yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pemakai
untuk mengambil keputusan
Dalam memenuhi fungsi dan tugas bagian akunting, berikut tahapan pekerjaan
yang sistimatis yang dilakukan oleh akunting :

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 9

a.

PEKERJAAN

ALAT BANTU

1.

Memverifikasi data keuangan atau dokumen
ekonomi organisasi sesuai dengan prosedur
yang berlaku di organisasi dan kelengkapan
dokumen

Dokumen Transaksi

2.

Mencatat dokumen ekonomi secara double
entry system (sistem pencatatan akuntansi)

Form Jurnal

3.

Mengelompokan sesuai dengan jenis transaksi
ke dalam masing-masing buku besar

Buku Besar

4.

Mengklasifikasikan buku besar sesuai dengan
klasifikasi akuntansi

Neraca Saldo

5.

Melakukan Rekonsiliasi dan penyesuaian
bersama kasir

Buku kas, buku bank,
rekening Koran/buku
tabungan, daftar aktiva
tetap dan transaksi
moneter lainnya.

6.

Menyusun laporan atau informasi keuangan
sesuai standar pelaporan akuntansi dan
kebutuhan para pemakai internal

Standar Laporan
Akuntansi dan Format
Laporan lainnya

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 10

Laporan Akuntansi Organisasi Nirlaba
Setelah transaksi dicatat secara harian, digolongkan dan diikhtisarkan pada
waktu-waktu tertentu (bulanan), sistem akuntansi harus menghasilkan informasi
akuntansi yang akan didistribusikan kepada para pihak yang berkepentingan.
Informasi akuntansi disebut juga laporan keuangan. Komponen laporan
keuangan organisasi nirlaba menurut PSAK no. 45 ada 5 (lima) macam yaitu :
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Perubahan Aktiva
Bersih, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan
tanggal jatuh tempo,
b. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke
dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan
c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh
temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan
atas laporan keuangan.
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan manyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva
bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu :
a. Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara
permanent dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh
organisasi, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau
semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber
daya tersebut.
b. Aktiva Bersih Terikat Temporer, pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan
sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan
tertentu.
c. Aktiva Bersih Tidak Terikat, sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
d. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanent atau
temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 11

Berikut ilustrasi contoh Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Yayasan PERDIKAN
Per Tanggal : 31 Desember 20X1
Rupiah
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Bank
Deposito
Piutang usaha (pihak III)
Piutang karyawan
Piutang komitmen
Uang muka
Biaya dibayar di muka
Investasi lancar
Persediaan
Total Aktiva Lancar

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tetap – harga perolehan
Aktiva tetap – akumulasi penyusutan
Aktiva tidak berwujud – perolehan
Aktiva tidak berwujud – akumulasi amorti
Rekening antar akun (inter account)
Aktiva tidak lancar lainnya
Total Aktiva Tidak Lancar
TOTAL AKTIVA

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Hutang usaha
Hutang karyawan
Hutang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima di muka
Penghasilan diterima di muka
Hutang lainnya
Total Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Pihak III
Rekening antar akun (inter account)
Hutang jangka panjang lainnya
Total Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban
AKTIVA BERSIH
Aktiva Bersih Tidak Terikat
Aktiva Bersih Terikat Sementara
Aktiva Bersih Terikat Permanen
Total Aktiva Bersih
TOTAL KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 12

2. Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih
Tujuan dan fokus laporan aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan
aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih dalam laporan
posisi keuangan.
Perubahan kelompok aktiva bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen,
aktiva bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat dalam suatu
periode.
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambahan aktiva bersih
tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan
menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, terikat
permanent, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang
disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aktiva lainnya (atau kewajiban) sebagai penambahan aktiva bersih
tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Informasi Pendapatan dan Beban
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapartan dan beban secara bruto.
Namun demikian pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan
syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat
investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Informasi pemberian jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan
informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut
kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 13

Berikut ilustrasi contoh Laporan Aktivitas
Laporan Aktivitas
Yayasan PERDIKAN
Periode : 1 Januari 20X1 s/d 31 Desember 20X1
Tidak
Terikat
PENERIMAAN
Pendapatan
Donasi/Hibah Swadaya
Total Pendapatan
Penghasilan
Hasil jasa layanan
Hasil investasi
Hasil penjualan aktiva
Total Penghasilan
Aktiva Bersih yang Berakhir
Batasannya
Berakhir karena program
Berakhir karena waktu
Total Aktiva Bersih yang Berakhir
Batasannya
Penerimaan Lainnya
Bunga bank
Laba Selisih Kurs
Total Penerimaan Lainnya
TOTAL PENERIMAAN
PENGELUARAN
Biaya Administrasi dan Umum
Operasional Swadaya
Total Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Program
Capacity Building
Village Database Management System
Build and Develop STE
Publik Facilities
STE Operational Cost
Operational Cost
Training Center
Total Biaya Program
Biaya Pencarian Dana
Total Biaya Pencarian Dana
Biaya Lain-lain
Total Biaya Lain-lain
TOTAL PENGELUARAN
AKTIVA BERSIH

Terikat
Sementara

Terikat
Permanen

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX

XXX

XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

XXX

XXX

XXX

XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX

Berikut ilustrasi contoh Perubahan Aktiva Bersih
Keterangan
Aktiva Bersih Awal Tahun
Aktiva Bersih Berjalan
Penyesuaian Aktiva Bersih
Total Aktiva Bersih

Tidak Terikat
XXX
XXX
XXX
XXX

Terikat
Sementara
XXX
XXX
XXX
XXX

Terikat
Permanen
XXX
XXX
XXX
XXX

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 14

3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai perubahan saldo dana
Kas dan Setara Kas pada suatu periode aktivitas sesuai dengan tanggal Laporan
Posisi Keuangan.
Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK no. 2 tentang laporan arus kas dengan
tambahan berikut :
a. Aktivitas Pendanaan
 Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang.
 Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk memperoleh, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment),
dan
 Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Berikut ilustrasi contoh Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas
Yayasan PERDIKAN
Periode : 1 Januari 2XX1 s/d 31 Januari 2XX1
Rupiah
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan dari pemakai jasa dan penyumbang
Donasi/Hibah FORD
Donasi/Hibah Swadaya
Hasil jasa layanan
Hasil investasi
Hasil penjualan aktiva
Donasi/Hibah NOVIB
Laba Selisih Kurs NOVIB
Laba Selisih Kurs FORD
Aktiva Bersih Berakhir karena program
Aktiva Bersih Berakhir karena waktu
Laba Selisih Kurs
Total Penerimaan dari Pemakai Jasa dan Penyumbang
Pembayaran Kepada Pemasok/Pelanggan dan Karyawan
Village Database Management System NOVIB
Build & Develop NOVIB
Public Facilities NOVIB
Operasional Swadaya
Capacity Building Perdikan NOVIB
Training Center NOVIB
Operational Cost NOVIB
Deposito
Piutang usaha (pihak III)
Piutang karyawan

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 15

Piutang komitmen
Uang muka
Biaya dibayar di muka
Investasi lancar
Persediaan
Deposito PIPA
Deposito FORD
Piutang usaha (pihak III) NOVIB
Piutang usaha (pihak III) FORD
Piutang karyawan NOVIB
Piutang karyawan FORD
Piutang komitmen NOVIB
Piutang komitmen FORD
Uang muka NOVIB
Uang muka FORD
Biaya dibayar di muka NOVIB
Biaya dibayar di muka FORD
Investasi lancar NOVIB
Investasi lancar FORD
Persediaan NOVIB
Persediaan FORD
Hutang usaha
Hutang karyawan
Hutang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima di muka
Penghasilan diterima di muka
Hutang lainnya
Hutang usaha NOVIB
Hutang usaha FORD
Hutang karyawan NOVIB
Hutang karyawan FORD
Hutang pajak NOVIB
Hutang pajak FORD
Biaya yang masih harus dibayar NOVIB
Biaya yang masih harus dibayar FORD
Pendapatan diterima di muka NOVIB
Pendapatan diterima di muka FORD
Penghasilan diterima di muka NOVIB
Penghasilan diterima di muka FORD
Hutang lainnya NOVIB
Hutang lainnya FORD
Total Pembayaran Kepada Pemasok/Pelanggan dan
Karyawan
Arus Kas Bersih dari/(Untuk) Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penerimaan dari bunga bank, jasa giro dan deposito
Bunga bank NOVIB
Bunga bank FORD
Bunga bank
Total Penerimaan dari Bunga Bank, Jasa Giro dan
Deposito

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 16

Penghapusan/(Penambahan) Aktiva Tetap
Aktiva tetap – harga perolehan
Aktiva tidak berwujud – perolehan
Total Penghapusan/(Penambahan) Aktiva Tetap

Perolehan Aktiva Lain-lain
Aktiva tidak lancar lainnya
Total Perolehan Aktiva Lain-lain
Arus Kas Bersih dari/(Untuk) Aktivitas Investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Pihak III
(Rekening antar akun)
Hutang jangka panjang lainnya
Hutang Pihak III NOVIB
Hutang Pihak III FORD
(Rekening antar akun) NOVIB
(Rekening antar akun) FORD
Hutang jangka panjang lainnya NOVIB
Hutang jangka panjang lainnya FORD
Total Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang
Arus Kas Bersih dari/(Untuk) Aktivitas Pendanaan
Kenaikan/(Penurunan) Dalam Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas Awal Bulan
Kas dan Setara Kas Akhir Bulan

XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 17

Penerimaan dan Pemasukan Uang Kas
Penerimaan (revenue) organisasi nirlaba bisa berasal dari berbagai sumber,
berbeda dengan organisasi bisnis dimana penerimaan berasal dari usaha
organisasi dengan terlebih dahulu menghasilkan suatu jasa atau barang kepada
para konsumen. Penerimaan Organisasi nirlaba terdapat batasan-batasan
penggunaanya sesuai dengan batasan dari sumber dana untuk digunakan pada
aktivitas tertentu dalam Organisasi nirlaba penerima.
Penerimaan organisasi nirlaba menurut PSAK no.45 dibagi menjadi 2 (dua)
golongan besar yaitu Sumbangan dan non Sumbangan. Penerimaan yang berupa
sumbangan/hibah/donasi yaitu berbagai jenis penerimaan organisasi dimana
organisasi tidak perlu menghasilkan jasa atau barang kepada pemberi namun
berupa program-program yang telah direncanakan oleh organisasi. Penerimaan
yang tergolong non sumbangan organisasi nirlaba yaitu berbagai macam
penerimaan dan berasal dari sumber manapun dimana organisasi melakukan
suatu kegiatan jasa atau memproduksi suatu barang kepada pemberi untuk
memperolehnya.
Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong sumbangan:
a. Pemerintah (bantuan sosial, bantuan dana program, dan lain-lain);
b. Organisasi bisnis (program Coorporate Social Responsibility);
c. Donor local atau organisasi nirlaba lokal penyalur sumbangan;
d. Donor internasional;
e. Masyarakat (dompet peduli, donasi tetap, dan lain-lain)
Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong non sumbangan:
a. Hasil usaha komersial di bawah Yayasan (dividen dari penyertaan modal,
SHU koperasi yang didirikan oleh yayasan);
b. Hasil Investasi (bunga bank, bunga deposito, penjualan aktiva tetap yayasan,
dan lain-lain);
c. Kegiatan fundrising (hasil dari penyelenggaraan pameran, penjualan buku,
penyewaan aktiva tetap, kegiatan fasilitasi diluar program, dan lain-lain);
Perbedaan yang siknifikan berdasar batasan dari sumber penerimaan, menurut
PSAK no.45 dibagi dalam 3 (tiga) golongan batasan :
a. Penerimaan Tidak Terikat
Merupakan jenis penerimaan organisasi nirlaba dimana tidak terdapat batasan
peruntukan atau penggunaan dana tersebut dari pemberi, dengan demikian
peruntukan atau penggunaan dana tersebut oleh pemberi diberikan kebebasan
kepada manajemen organisasi untuk kegiatan yang telah direncanakan sesuai
kebijakan manajemen organisasi.
b. Penerimaan Terikat Sementara
Sumber dana yang diterima dari pemberi/penyumbang dengan adanya syaratsyarat untuk penggunaan dana tersebut berupa batasan waktu dan/atau untuk
pembiayaan suatu program kegiatan tertentu saja yang telah direncanakan

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 18

organisasi, biasanya berdasar kesepakatan (MoU) yang ditandatangi kedua
belah pihak.
c. Penerimaan Terikat Permanen
Sumber dana/sumber daya yang masuk ke dalam organisasi dari
pemberi/penyumbang dimana terdapat batasan yang mutlak atas sumber
dana/sumber daya tersebut bahwa nilainya tidak boleh berkurang, dan biasanya
yang boleh dipergunakan hanyalah nilai lebih atau hasil dari penggunaan
sumber dana/sumber daya tersebut.

1. Pencatatan Pendapatan
a. Pendapatan sumbangan/donasi
Tgl 19 April 2005 Yayasan menerima sumbangan/donasi dari perseorangan dan
korporasi sebesar Rp 50juta via transfer bank (Bank Cari Artha) untuk korban
bencana alam. (Cash Basis)
Tgl

CoA

Nama Akun

19/4/05

Bank Cari Artha

19/4/05

Pend. Sumbangan

Debet

Kredit

50.000.000
50.000.000

b. Pendapatan iuran anggota
Tgl 30 April 2005 Yayasan menerima iuran bulanan dari 15 orang anggota
sebesar Rp 1juta per orang atau sebesar Rp15juta secara tunai. (Cash Basis)
Tgl

CoA

Nama Akun

30/4/05

Kas di Tangan

30/4/05

Pend. Iuran Anggota

Debet

Kredit

15.000.000
15.000.000

c. Pendapatan grant/hibah
Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menerima MoU dari Lembaga Donor AA untuk
program pemberdayaan anak usia sekolah di lingkungan Yayasan untuk 2 tahun
dengan hibah sebesar Rp2M untuk periode 1 Juli 2005 – 30 Juni 2007. Hibah
ini tidak boleh digunakan untuk kegiatan lain selain yang disepakati dalam
MoU. (Accrual Basis)
Tgl

CoA

Nama Akun

10/7/05

Piutang Komitmen AA

10/7/05

Pend. Grant/Hibah

10/7/05

Pend. Grant
Ditangguhkan

Debet

Kredit

2.000.000.000
500.000.000
1.500.000.000

d. Penerimaan termin 1 donor AA
Tgl 15 Juli 2005 Yayasan menerima dana hibah termin I sebesar Rp500 juta via
transfer bank ke rekening bank Lembaga (Bank Cari Artha). (Accrual Basis)

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 19

Tgl

CoA

Nama Akun

15/7/05

Bank Cari Artha

15/7/05

Piutang Komitmen AA

Debet

Kredit

500.000.000
500.000.000

e. Penerimaan bunga deposito
Yayasan memiliki Dana Abadi yang disimpan dalam bentuk Deposito di Bank
Cari Artha sebesar Rp15milyar dan tidak boleh dicairkan. Tgl 30 April 2005
atau setiap akhir bulan Yayasan menerima bunga deposito sebesar Rp 1,5juta
ke rekening bank. (Cash Basis)
Tgl

CoA

Nama Akun

30/4/05

Bank Cari Artha

30/4/05

Pend. Hasil Investasi

Debet

Kredit

1.500.000
1.500.000

f. Pendapatan sewa training center
Tgl 5 Agustus 2005 Yayasan menerima pembayaran sewa gedung Training
Centre dari PT Aku Cinta Ilmu untuk 10 hari sebesar Rp10juta dipotong pajak
10% secara tunai. (Cash Basis)
Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

05/8/05

Kas di Tangan

9.000.000

05/8/05

PPh ps 4 (2)

1.000.000

05/8/05

Pend. Sewa Gedung

Kredit

10.000.000

g. Penjualan buku sekolah
Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menjual 500 buku pelajaran sekolah ke SD Maju
Terus (unit usaha Yayasan) sebesar Rp50juta secara kredit (dibayar SD 2 kali
angsuran).
Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

10/7/05

Piutang SD Maju Terus

25.000.000

10/7/05

Bank Cari Artha

25.000.000

10/7/05

Pend. Usaha

Kredit

50.000.000

h. Pelunasan piutang
Pada tgl 10 Agustus 2005, SD Maju Terus melunasi piutang pembelian buku
sekolah sebesar 25 juta via transfer bank Yayasan.
Tgl

CoA

Nama Akun

10/8/05

Bank Cari Artha

10/8/05

Piutang SD Maju Terus

Debet

Kredit

25.000.000
25.000.000

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 20

i. Pendapatan jasa giro
Tgl 5 Agustus 2005 Yayasan menerima printout rekening koran bank bulan Juli
2005 berisi penerimaan jasa giro Rp40.000,-setelah dikurangi pajak jasa giro
Rp10.000. Serta biaya administrasi bank sebesar Rp6.000,Tgl

CoA

Nama Akun

31/7/05

Bank Cari Artha

31/7/05

Biaya Administrasi
Bank

31/7/05

Biaya Pajak Jasa Giro

31/7/05

Pend. Jasa Giro

Debet

Kredit

34.000
6.000
10.000
50.000

2. Pencatatan Beban Biaya
a. Biaya fundrising
Tgl 1 April 2005 Yayasan membuat kegiatan bazar dan pengumpulan dana
untuk korban bencana alam sebagai berikut: Biaya cetak brosur 500 buah
Rp1,5juta, biaya transportasi lokal ke bazar Rp500ribu, biaya sewa lokasi bazar
Rp5juta. Untuk sewa tempat, Yayasan memungut pajak sebesar 10% atau
Rp500ribu.
Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

01/4/05

By. Cetak Brosur

01/4/05

By. Transportasi Lokal

500.000

01/4/05

By. Sewa Lokasi Bazar

5.000.000

01/4/05

Hutang PPh ps.4 (2)

01/4/05

Kas di Tangan

Kredit

1.500.000

500.000
6.500.000

b. Biaya program
Pada tgl 10 Agustus 2005, Yayasan mengeluarkan cek uang muka kerja untuk
staf lapangan Lala dalam rangka realisasi kegiatan pemberdayaan anak
sekolah sesuai MoU sebesar Rp50juta, dan staf lapangan Lulu untuk kegiatan
pengadaan buku bacaan perpustakaan kampung Rp25juta.
Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

10/8/05

Uang Muka Kerja Lala

50.000.000

10/8/05

Uang Muka Kerja Lulu

25.000.000

10/8/05

Bank Cari Artha

Kredit

75.000.000

c. Pertanggungjawaban progam
Tgl 25 Agustus 2005 staf lapangan Lala melaporkan pertanggungjawaban
program sebagai berikut: Biaya honor panitia Rp10juta, biaya transportasi
lokal ke kampung Rp25juta, biaya konsumsi dan akomodasi Rp15juta, biaya
dokumentasi Rp5juta.

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 21

Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

25/8/05

By. Honor Panitia

10.000.000

25/8/05

By. Transportasi Lokal

25.000.000

25/8/05

By. Konsumsi dan
Akom

15.000.000

25/8/05

By. Dokumentasi

25/8/05

Hutang Karyawan-Lala

25/8/05

Uang Muka Kerja Lala

Kredit

5.000.000
5.000.000
50.000.000

d. Pertanggungjawaban program
Pada tgl 28 Agustus 2005, staf lapangan Lulu melaporkan
pertangguungjawaban kegiatan pengadaan buku bacaan perpustakaan
kampung Rp22,5juta.
Tgl

CoA

Nama Akun

28/8/05

By. Pengadaan Buku

28/8/05

Piutang Karyawan-Lulu

28/8/05

Uang Muka Kerja-Lulu

Debet

Kredit

22.500.000
2.500.000
25.000.000

e. Biaya kantor
Tgl 30 April 2005 Yayasan mengeluarkan biaya sebagai berikut: Gaji Direktur
Rp10juta, Staf Keuangan Rp5juta, Sekretaris Rp3juta, 2 orang Staf Program
masing-masing Rp4juta, biaya telepon kantor Rp750ribu, listrik Rp1,25juta,
biaya transportasi kantor Rp 600ribu dan biaya rumah tangga kantor Rp
400ribu.
Kebijakan Direksi menyatakan bahwa untuk biaya kantor akan dialokasi
sebagai berikut: Beban Program Bencana Alam 30%, Beban Program 50%,
Beban Non Program 20%.
Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

30/4/05

By Gaji (Dir,Acc,Sekr)
PBA

5.400.000

30/4/05

By Gaji (Dir,Acc,Sekr) P

9.000.000

30/4/05

By Gaji (Dir,Acc,Sekr)
NP

3.600.000

30/4/05

By Gaji Staf Program

8.000.000

30/4/05

By Ktr (Tlp, List, Trspt,
RT) PBA

900.000

30/4/05

By Ktr (Tlp, List, Trspt,
RT) P

1.500.000

30/4/05

By Ktr (Tlp, List, Trspt,
RT) NP

600.000

30/4/05

Bank Cari Artha

Kredit

29.000.000

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 22

f. Pembelian aktiva tetap
Tgl 1 April 2005 Yayasan membeli aset sebagai berikut: Meja Kelas 100 unit
Rp10juta, Kursi Kelas 200 unit Rp10juta, Papan Tulis 5 unit Rp1juta dan
Peralatan Laboratorium Rp 7,5juta.
Kebijakan Direksi menyatakan bahwa semua peralatan dan aktiva unit sekolah
dicatat di Yayasan
.
Tgl

CoA

Nama Akun

Debet

01/4/05

Meja Kelas

10.000.000

01/4/05

Kursi Kelas

10.000.000

01/4/05

Papan Tulis

1.000.000

01/4/05

Peralatan Laboratorium

7.500.000

01/4/05

Bank Cari Artha

Kredit

28.500.000

Ch. 5 Akuntansi Organisasi Nirlaba | 23