slhd buku 1 slhd buku 1

(1)

PEMERI NTAH PROVI NSI GORONTALO

BADAN LINGKUNGAN HIDUP, RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI

(BALIHRISTI)

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI GORONTALO


(2)

i   

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI GORONTALO

2012

Diterbitkan oleh:

Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi I nformasi

( BALI HRI STI )


(3)

GUBERNURGORONTALO

SAMBUTAN

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan tersusunnya Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Gorontalo Tahun 2013 sesuai dengan yang direncanakan.

Laporan SLHD merupakan sarana publik untuk melakukan pengawasan Tata Praja Lingkungan (Good Environmental Governance) di daerah. SLHD sebagai landasan publik untuk berperan dalam menentukan kebijakan pembangunan berkelanjutan bersama-sama dengan lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Laporan ini menyajikan data dan informasi kondisi lingkungan hidup; permasalahan; hasil pemantauan dan evaluasi; serta program dan kebijakan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo.

Saya yakin masih terdapat kekurangsempurnaan dalam laporan ini, namun demikian saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam penyusunan laporan ini. Semoga Karya Nyata kita dalam mewujudkan percepatan pembangunan diberbagai bidang serta peningkatan ekonomi masyarakat yang berkeadilan di Provinsi Gorontalo terus berlanjut dimasa mendatang.

Wabillahi Taufik Walhidayah

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Gorontalo, Oktober 2013 Gubernur,

TTD


(4)

iii 

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunianya BALIHRISTI Provinsi Gorontalo dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Gorontalo tahun 2013.

Laporan SLHD merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap lingkungan hidup sebagai akuntabilitas publik dengan menggunakan pendekatan P-S-R (Pressure, State, Response).

Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), diharapkan dapat

memberikan informasi dibidang lingkungan hidup khususnya di wilayah Provinsi Gorontalo, sehingga sehingga dapat meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjukNya serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Kepala Badan, TTD

Ir. NONTJE LAKADJO


(5)

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI GORONTALO

2013

Diterbitkan oleh:

Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi I nformasi

( BALI HRI STI )


(6)

ii 

GUBERNURGORONTALO

SAMBUTAN

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan tersusunnya Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Gorontalo Tahun 2013 sesuai dengan yang direncanakan Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) merupakan amanat Undang – Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mewajibkan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk melaksanakan penyusunan laporan tentang pengelolaan lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat.

Laporan SLHD merupakan sarana publik untuk melakukan pengawasan Tata Praja Lingkungan (Good Environmental Governance) di daerah. SLHD sebagai landasan publik untuk berperan dalam menentukan kebijakan pembangunan berkelanjutan bersama-sama dengan lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Laporan ini menyajikan data dan informasi kondisi lingkungan hidup; permasalahan; hasil pemantauan dan evaluasi; serta program dan kebijakan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo.

Saya yakin masih terdapat kekurangsempurnaan dalam laporan ini, namun demikian saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam penyusunan laporan ini. Semoga Karya Nyata kita dalam mewujudkan percepatan pembangunan diberbagai bidang serta peningkatan ekonomi masyarakat yang berkeadilan di Provinsi Gorontalo terus berlanjut dimasa mendatang.

Wabillahi Taufik Walhidayah

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Gorontalo, 2013

Gubernur,


(7)

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan perkenan-Nya BALI HRI STI Provinsi Gorontalo dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Gorontalo tahun 2013.

Laporan SLHD merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap lingkungan hidup sebagai akuntabilitas publik dengan menggunakan pendekatan P-S-R (Pressure, State, Response).

Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), diharapkan dapat memberikan informasi dibidang lingkungan hidup khususnya di wilayah Provinsi Gorontalo, sehingga sehingga dapat meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjukNya serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Kepala Badan,


(8)

iv 

HALAMAN SAMPUL ... i

SAMBUTAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... I-1 A. Gambaran Umum Provinsi Gorontalo ... I-2 B. Isu-Isu Utama Lingkungan di Provinsi Gorontalo ... I-4

BAB II KONDISI LINGUNGAN & KECENDERUNGANNYA ... II-1 A. LAHAN DAN HUTAN ... II-1 B. KEANEKARAGAMAN HAYATI ... II-7 C. AIR ... II-22 D. UDARA ... II-47 E. LAUT, PESISIR DAN PANTAI ... II-53 F. IKLIM ... II-63 G. BENCANA ALAM ... II-65

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN ... III-1 A. KEPENDUDUKAN ... III-1 B. PEMUKIMAN ... III-6 C. KESEHATAN ... III-10 D. PERTANIAN ... III-11 E. INDUSTRI ... III-15 F. PERTAMBANGAN ... III-16 G. ENERGI ... III-19 H. TRANSPORTASI ... III-20


(9)

J. LIMBAH B3 ... III-24

BAB IV PENGELOLAAN LINGKUNGAN ... IV-1 A. REHABILITASI LINGKUNGAN ... IV-1 B. AMDAL ... IV-3 C. PENEGAKAN HUKUM ... IV-4 D. PERAN SERTA MASYARAKAT ... IV-5 E. KELEMBAGAAN ... IV-8


(10)

vi  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Persentase Kemiringan Lereng Lahan Provinsi Gorontalo ... II- 3 Tabel 2.2. Luas Kawasan Hutan Provinsi Gorontalo menurut

SK Menhut No 325 Tahun 2010 ... II-4 Tabel 2.3. Luas lahan kritis di Provinsi Gorontalo ... II-5 Tabel 2.4. Keadaan Flora dan Fauna yang Dilindungi Provinsi Gorontalo. II-9 Tabel 2.5. Tipe Ekosistem Kawasan TNBNW ... II-12 Tabel 2.6. Status Mutu Air Sungai Paguyaman ... II-29 Tabel 2.7. Status Mutu Air Sungai Bone ... II-33 Tabel 2.8. Status Mutu Air Sungai Buladu ... II-35 Tabel 2.9. Status Mutu Air Sungai Taluduyunu ... II-38 Tabel 2.10. Status Mutu Air Sungai Bolango ... II-40 Tabel 2.11. Luas dan Kedalaman Danau Limboto ... II-42 Tabel 2.12. Luas dan Volum air Danau Limboto menurut elevasi. ... II-42 Tabel 2.13. Parameter Pengukuran Udara di Provinsi Gorontalo... II-47 Tabel 2.14. Kualitas Udara di Titik Pantau Kab. Pohuwato ... II-48 Tabel 2.15. Kualitas Udara di Titik Pantau Kab. Boalemo ... II-49 Tabel 2.16. Kualitas Udara di Titik Pantau Kab. Bone Bolango ... II-49 Tabel 2.17. Kualitas Udara di Titik Pantau Kab. Gorontalo ... II-50 Tabel 2.18. Kualitas Udara di Titik Pantau Kab. Gorontalo Utara ... II-51 Tabel 2.19. Kualitas Udara di Titik Pantau Kota Gorontalo 2011 ... II-52 Tabel 2.20. Kondisi Terumbu Karang di Provinsi Gorontalo ... II-53 Tabel 2.21. Status Mutu Air Laut di Perairan Terumbu Karang di

Kawasan Teluk Tomini Tahun 2008 ... II-56 Tabel 2.22. Status Kondisi Hutan Mangrove Teluk Tomini

di Provinsi Gorontalo 2008 ... II-57 Tabel 2.23. Status Mutu Air Laut di Perairan Ekosistem Mangrove

di Kawasan Teluk Tomini 2008 ... II-58 Tabel 2.24. Status Mutu Air Laut di Perairan Padang Lamun di

Kawasan Teluk Tomini 2008 ... II-60 Tabel 2.25. Status Mutu Air Laut di Perairan Kawasan Pelabuhan


(11)

Tabel 2.26. Status Mutu Air Laut di Perairan Wisata Bahari di

Kawasan Teluk Tomini Tahun 2008 ... II-62 Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Gorontalo, Perumbuhan dan

Kepadatannya menurut Kabupaten/Kota tahun 2012 ... III-2 Tabel 3.2. Populasi ternak di Gorontalo tahun 2012 ... III-14


(12)

viii  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Administrasi Provinsi Gorontalo ... I-1 Gambar 1.2. Danau Limboto, dilihat dari Dembe Kota Gorontalo. ... I-7 Gambar 2.1. Persentase Luas Daerah menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Gorontalo ... II-1 Gambar 2.2. Grafik penggunaan lahan di Provinsi Gorontalo 2012 ... II-2 Gambar 2.3. Peta Kawasan Hutan Provinsi Gorontalo ... II-3 Gambar 2.4. Persentase luas lahan (ha) berdasarkan tingkat ke-kritisan

di Provinsi Gorontalo ... II-5 Gambar 2.5. Persentase Konversi Hutan di Provinsi Gorontalo. ... II-6 Gambar 2.6. Bunga bangkai di Kecamatan Tapa Kabupaten

Bone Bolango ... II-8 Gambar 2.7. Babirusa, fauna endemik Sulawesi. ... II-14 Gambar 2.8. Mangga Dulamayo ... II-15 Gambar 2.9. Ikan-ikan Danau Limboto ... II-17 Gambar 2.10. Ikan Nike ... II-21 Gambar 2.11. Peta Sungai Paguyaman ... II-27 Gambar 2.12. Peta Sungai Bone ... II-30 Gambar 2.13. Sungai Buladu ... II-33 Gambar 2.14. Peta Sungai Buladu ... II-34 Gambar 2.15. Peta Sungai Taluduyunu ... II-37 Gambar 2.16. Danau Limboto, foto udara ... II-41 Gambar 2.17. Peta Batimetri Danau Limboto ... II-43 Gambar 2.18. Peta Peyebaran Eceng Gondok di Danau Limboto ... II-44 Gambar 2.19. Pengerukan Danau Limboto ... II-45 Gambar 2.20. Peta sebaran terumbu karang di Perairan Provinsi

Gorontalo ... II-53 Gambar 2.21. Kondisi terumbu karang Teluk Tomini di

Provinsi Gorontalo ... II-55 Gambar 2.22. Lokasi-Lokasi Pemantauan Kualitas Air Laut ... II-61


(13)

Gambar 2.25. Peta daerah rawan banjir di Provinsi Gorontalo ... II-65 Gambar 2.26. Rumah dan lahan terendam banjir di Limboto ... II-63 Gambar 2.27. Jumlah kejadian banjir di Gorontalo menurut bulan

selama tahun 2012 ... II-67 Gambar 2.28. Anak-anak bermain di depan rumah saat banjir

di Sungai Bolango ... II-67 Gambar 2.29. Korban banjir mengungsikan peralatan ke tempat

yang kering ... II-68 Gambar 2.30. Korban banjir beristirahat di jalan ... II-68

Gambar 2.31. Pengemudi bentor menuci bentor ... II-69 Gambar 2.32. Pengguna jalan terpaksa berputar menghindari area banjir II-63 Gambar 2.33. Sampah dibawa arus banjir menumpuk di jembatan ... II-63 Gambar 3.1. Rumah adat Gorontalo, Dulohupa ... III-1 Gambar 3.2. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan menurut

Kabupaten/Kota tahun 2012 ... III-2 Gambar 3.3. Piramida penduduk Gorontalo tahun 2012 ... III-3 Gambar 3.4. Siswa SD menyeberangi sungai menuju sekolah ... III-4 Gambar 3.5. Suasana belajar di sebuah Sekolah Dasar ... III-4 Gambar 3.6. Kampus UNG ... III-5 Gambar 3.7. Gedung Rektorat Universitas Gorontalo di Limboto ... III-5 Gambar 3.8. Nelayan mengangkat ikan hasil tangkapan di Pusat

Pelelangan Ikan Gorontalo ... III-6 Gambar 3.9. Nelayan di Danau Limboto ... III-6

Gambar 3.10. Jumlah rumah tangga perikanan di Provinsi Gorontalo

tahun 2011-2012 ... III-7 Gambar 3.11. Salah satu hunian penduduk miskin ... III-7

Gambar 3.12. Truk pengangkut sampah menuju KIPS Talumelito ... III-9 Gambar 3.13. KIPS Talumelito dan TPA Pohuwato ... III-9 Gambar 3.14. Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo

tahun 2012... III-10 Gambar 3.15. Rumah Sakit dr. Aloei Saboe ... III-10

Gambar 3.16. Gedung sementara Rumah Sakit dr. Ainun Hasri Habibie.... III-11 Gambar 3.17. Tren perkembangan produksi padi tahun 2007 – 2011 ... III-12


(14)

x  Gambar 3.19. Perkebunan kelapa di pesisir Sungai Bone ... III-13 Gambar 3.20. Grafik trend perkembangan produksi jagung

tahun 2007 - 2011 ... III-13 Gambar 3.21. Lahan pertanian di perkotaan berubah menjadi pemukiman III-14 Gambar 3.22. Pabrik tepung kelapa ... III-16 Gambar 3.23. Perusahaan Tambang PT. Gorontalo Mineral ... III-16 Gambar 3.24. PETI ... III-17 Gambar 3.25. Pemantauan PETI ... III-18 Gambar 3.26. Salah SPBU di Kota Gorontalo ... III-19 Gambar 3.27. Pilihan sumber energi masyarakat ... III-20 Gambar 3.28. ‘Oto sewa’ ... III-20 Gambar 3.29. Terminal 1942 Andalas ... III-21 Gambar 3.30. Kapal membongkar muatan di Pelabuhan Gorontalo ... III-21 Gambar 3.31. Kawasan Wisata Pantai Botutonuo di Bone Bolango ... III-22 Gambar 3.32. Perkampungan Terapung Suku Bajo ... III-23 Gambar 3.33. Hotel Maqna ... III-23 Gambar 4.1. Ruang terbuka hijau di halaman RS. dr. Hasri

Ainun Habibie, Limboto ... IV-1 Gambar 4.2. Ruang terbuka hijau di Kabila, Bone Bolango ... IV-2 Gambar 4.3. Penanaman pohon di halaman Kantor Bupati

Gorontalo Utara ... IV-2 Gambar 4.4. Suasana Rapat komisi Amdal Provinsi Gorontalo ... IV-3

Gambar 4.5. Penindaklajutan pengaduan masyarakat ... IV-4 Gambar 4.6. Kegiatan lingkungandi Sekolah Adiwiyata ... IV-6 Gambar 4.7. Pelatihan Pemanfaatan sedimen Danau Limboto

untuk batu bata ... IV-6 Gambar 4.8. Grafik Anggaran pengelolaan lingkungan hidup Balihristi .... IV-7 Gambar 4.9. Grafik komposisi pegawai Balihristi menurut pendidikan ... IV-8


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Pemanf aat an sumber daya al am diharapkan dapat memacu pembangunan Provinsi Goront al o di l ain pihak j uga diharapkan l est ari sehingga pembangunan dapat berkel anj ut an. Pengel ol aan sumberdaya al am dan l ingkungan hidup yang t idak dil akukan sesuai dengan daya dukungnya dapat menimbul kan krisis pangan, krisis air, krisis energi dan kerusakan l ingkungan. Sumberdaya al am di Provinsi Goront al o saat ini menghadapi t ant angan dan t ekanan yang semakin kuat dan nyat a.

A. GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO

a. Let ak Geografis dan Luas Wilayah

Provinsi Goront al o dibent uk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 t ahun 2000, dan secara administ rat if t erpisah dari Provinsi Sul awesi Ut ara sej ak t anggal 16 Februari 2001. Provinsi Goront al o t erl et ak di Pul au Sul awesi bagian Ut ara memil iki 1 kot a dan 5 Kabupat en.


(16)

I - 2 - Bent angan geograf i berada di ant ara 121°23’ – 123°43’ Buj ur Timur dan 0°19’ – 1°15’ Lint ang Ut ara, dengan l uas 12. 435 km 2 dan j uml ah penduduk t ahun 2012 t ercat at 1, 084, 192 j iwa.

Bat as-bat as wil ayah Provinsi Goront al o yait u:

 Sebelah Ut ara berbat asan dengan Kabupat en Buol dan Tol i Tol i (Sul awesi Tengah dan Laut Sul awesi).

 Sebel ah Barat berbat asan dengan Kabupat en Parigi Mout ong (Sulawesi Tengah).  Sebel ah Timur berbat asan dengan Kabupat en Bol aang Mongondow Ut ara dan

Bol aang Mongondow Selat an (Sul awesi Ut ara).  Sebelah Sel at an berbat asan dengan Teluk Tomini.

b. Kondisi Geologi

Wil ayah Kot a Goront al o, secara geol ogis t erdiri at as endapan danau, bat u gamping, deorit bone, dan bat u gunung api. Di Kot a Ut ara didominasi ol eh endapan danau; di Kot a Barat , disamping dit emukan endapan danau, j uga t erdapat bat u gamping t erumbu; di Kot a Sel at an t erdapat diorit bone dan bat uan gunung. Berdasarkan Pet a Geol ogi dari Direkt orat Geol ogi (Tj et j e Appandi, 1977) di Kot a Goront al o dij umpai bat uan gunung api (berupa breksi gunung api, t uf a, dan l ava yang mengandung bat u apung berwarna kuning); bat uan gamping koral berwarna put ih, pej al pada perbukit an; bat uan beku t erobosan Granodiorit , dij umpai menerobos bat uan gunung api maupun bat u gamping t erj al di wil ayah Kot a Sel at an; dan al l uvium berupa l umpur, pasir dan kerikil pada sat uan morf ol ogi darat an.

Wil ayah Kabupat en Goront al o dibangun ol eh bat uan granodiorit e, rhiol it e, andesit , basal t , al l uvium, est uarine marine dan f andef osit . Sement ara, wil ayah Kabupat en Pohuwat o t erdiri at as sedimen l epas. Sedimen l epas banyak t ersebar di Kecamat an Paguyaman, Kecamat an Til amut a, dan Kecamat an Paguat bagian sel at an. Sedimen padu banyak dit emukan di Kecamat an Paguyaman bagian ut ara, Kecamat an Til amut a bagian t engah dan ut ara. Kecamat an Popayat o umumnya memil iki banyak bat uan beku mal ihan.

Wil ayah Kabupat en Boal emo dibangun ol eh bat uan granodiorit e, rhiolit e, andesit , basal t , al l uvium, est uarine marine dan f andef osit . Sement ara, wil ayah Kecamat an Til amut a banyak t ersebar sedimen l epas, sedimen padu.

Sement ara di wil ayah Kabupat en Goront al o Ut ara berdasarkan pet a sat uan l ahan dan st at us l embar At inggol a skal a 1: 250. 000, yang dit erbit kan Pusat Penel it ian Agrokl imat


(17)

Bogor, bahwa f ormasi geol ogi yang t erdiri dari Breksi Wubudu, Diorit e dan Vul kanik Bilungal a.

c. Topografi

Permukaan t anah di Provinsi Goront al o sebagian besar adal ah perbukit an dan pegunungan dengan ket inggian yang berbeda-beda. Gunung Tabongo yang t erl et ak di Kabupat en Boal emo merupakan gunung yang t ert inggi dengan ket inggian 2. 100 m di at as permukaan l aut . Sedangkan Gunung Lit u-Lit u yang t erl et ak di Kabupat en Goront al o merupakan gunung t erendah dengan ket inggian 884 m di at as permukaan l aut . Di samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini j uga memil iki banyak sungai. Sungai t erpanj ang adal ah Sungai Paguyaman yang t erlet ak di Kabupat en Boal emo dengan panj ang aliran 99, 3 km. Sungai t erpendek adal ah Sungai Bol ont io dengan panj ang al iran 5, 3 km yang t erl et ak di Kabupat en Goront al o Ut ara.

Inf ormasi menyangkut j enis t anah yang mencakup sel uruh wil ayah Provinsi Goront al o saat ini hanya t ersedia dalam skal a Tanah Tinj au (skal a 1 : 250. 000) dengan sist em kel asif ikasi Dudal dan Suprat oharj o. Meskipun demikian, di l okasi t ert ent u, khususnya di Kabupat en Goront al o, t el ah t ersedia dat a sampai skal a semi det ail berdasarkan sist em Taxonomi Tanah. Inf ormasi menyangkut kondisi t anah dal am skal a Provinsi, t erut ama didasarkan pada Pet a Tanah Tinj au yang ada. Inf ormasi dari pet a t anah semi det ail dimanf aat kan j ika t erj adi keraguan dal am pengambil an keput usan perunt ukan kawasan, khususnya unt uk l okasi yang t ermasuk wil ayah Kabupat en Goront al o.

Berdasarkan Pet a Tanah Tinj au t ersebut , di Provinsi Goront al o dit emukan t anah yang dikl asif ikasikan sebagai Al uvial , Grumusol , Andosol , Lat osol , Podsol ik dan Lit osol .

Berdasarkan sif at -sif at nya, t anah-t anah ini mempunyai kemampuan l ahan (pot ensi pengembangan sebagai kawasan at au l ahan budidaya dan f akt or penghambat ) yang bervariasi dari rendah sampai t inggi. Tanah Al uvial yang t erbent uk pada t opograf i dat ar, sebagai cont oh, memil iki pot ensi yang besar unt uk dibudidayakan, wal aupun di sej uml ah l okasi t ert ent u mempunyai hambat an yang serius dal am hal drainase permukaan. Tanah Lit hosol di l ain pihak, sel ain t idak l ayak unt uk dibudidayakan, karena dangkal dan berbat u, j uga sangat peka t erhadap erosi dan proses degradasi.

Berdasarkan pet unj uk t eknis yang diberikan sesuai SK Ment eri Pert anian No. 837/ Kpt s/ Um/ 1980, t anah Lit hosol (berdasarkan Pet a Tanah Tinj au t erdapat di Kabupat en Bual emo, berbat asan dengan wil ayah Sulawesi Tengah) dikat egorikan sebagai sangat peka


(18)

I - 4 - erosi dan diperunt ukkan hanya sebagai kawasan hut an l indung. Sement ara, t anah-t anah l ainnya dinil ai bol eh dibudidayakan, t et api dengan t et ap memperhat ikan pengendal ian f akt or-f akt or pembat as masing-masing.

Berdasarkan hasil survei dan pemet aan t anah t ingkat t inj au (skal a 1 : 250. 000) yang dil akukan ol eh Pusat Penel it ian Tanah dan Agrokl imat , Bogor (1992), t anah di wil ayah Kabupat en Goront al o t ermasuk dal am ordo (menurut Taxonomi Tanah, USDA): Al f isol s (dominan), Incept isol s, Ent isol s, Vert isol s dan Mol l isol s. Kel as kemampuannya bervariasi dari Kel as I sampai Kel as VIII dengan f akt or pembat as dominan berupa bahaya erosi dan di beberapa l okasi berupa drainase.

Jika didasarkan pada kondisi t anah, kebanyakan l ahan di wil ayah Provinsi Goront al o dapat dibudidayakan, kecual i yang dikl asif ikasikan sebagai Lit hosol , wal aupun sebagian di ant aranya memerl ukan usaha pengel ol aan yang spesif ik, berdasarkan kendal a masing-masing. Yang menj adi pembat as ut ama bagi pengembangannya adal ah f akt or kondisi l ereng.

B. ISU-ISU UTAMA LINGKUNGAN DI PROVINSI GORONTALO

Sal ah sat u modal pembangunan daerah adal ah sumberdaya al am yang sangat t erbat as. Secara umum, hampir sel uruh pot ensi sumberdaya al am dan komponen l ingkungan hidup di Provinsi Goront al o cenderung mengal ami penurunan kual it as dan kuant it asnya dari wakt u ke wakt u. St at us Lingkungan Hidup Provinsi Goront alo 2013 mengungkap secara umum pot ret l ingkungan hidup, khususnya dal am hubungannya dengan pembangunan sert a upaya-upaya pengel ol aan l ingkungan hidup di era ot onomi daerah.

Beberapa permasal ahan l ingkungan hidup di Provinsi Goront al o yang harus segera dit angani adalah kerusakan Danau Limbot o, penurunan kualit as air sungai dan danau akibat erosi, penambangan emas t anpa izin (PETI), perusakan hut an dan l ahan, kerusakan t erumbu karang dan mangrove, rendahnya t ingkat ket aat an kegiat an dan at au usaha unt uk mel akukan upaya pengel ol aan l ingkungan, kebersihan dan kehij auan kot a (cl ean and green cit y) yang bel um merat a ant ar Kabupat en/ Kot a, kesadaran masyarakat t erhadap kel est arian l ingkungan hidup masih rendah, l ongsor dan banj ir yang t erj adi set iap t ahun.

Danau Limbot o yang merupakan sal ah sat u ‘landmark’ ekosist em Provinsi Goront al o sudah dal am kondisi krit is. Danau ini t erl et ak di DAS sungai Bone Bol ango, berada di


(19)

ket inggian 4, 5 m diat as permukaan l aut (dpl ) dan memil iki l uas ± 3000 ha (penel it ian t ahun 2002). Penel it ian t erdahul u pada t ahun 1962 mel aporkan l uas Danau Limbot o j auh l ebih besar yakni 4250 ha. Ini merupakan sebuah degradasi ekosist em yang sangat memprihat inkan. Semakin l uasnya t ut upan gul ma eceng gondok di permukaan air danau menj adi pencemar biol ogis yang semakin mempercepat pendangkal an danau Limbot o. Upaya pel est arian dengan pengerukan danau sudah dimul ai pemerint ah. Peran sert a masyarakat unt uk melest arikan danau dil akukan mel al ui pel at ihan unt uk memanf aat kan eceng gondok dan sedimen danau.

Gambar 1. 2. Danau Limbot o, dil ihat dari Dembe Kot a Goront al o.

Provinsi Goront al o memil iki banyak sungai kecil dan besar. Diant aranya yang ut ama adal ah Sungai Bone, Sungai Bol ango, Sungai Paguyaman, Sungai Bul adu, dan Sungai Tal uduyunu. Beberapa diant ara sungai-sungai ini t el ah mengal ami pencemaran mul ai dari t ercemar ringan sampai t ercemar sedang. Kerusakan sungai berupa sediment asi akibat berbagai kegiat an di segmen hul u sepert i pel adangan yang berpindah-pindah, pembuangan l imbah domest ik dari pemukiman yang padat di daerah sempadan sungai, dan kegiat an Pert ambangan Emas Tanpa Ij in (PETI). Masyarakat di sekit ar sungai masih membuang l imbah rumah t angga dan l imbah kegiat an PETI l angsung ke badan air mengakibat kan t urunnya kual it as air sungai. Hal ini t ampak dari peningkat an kadar Hg, BOD, COD, E. col i dan Col if om.

Pada kual it as t anah umumnya t anah krit is di Provinsi Goront al o adalah lahan yang t idak pernah digunakan karena keadaan f isik t anah curam, l al u menj adi t empat akt ivit as


(20)

I - 6 - penambangan gal ian C, berupa pasir gunung dan produksi bat u bat a. Beberapa penduduk masih mel aksanakan akt if it as pert anian secara int ensif dil ahan-l ahan krit is t anpa adanya perl akuan konservasi. Hal ini berimpl ikasi kerusakan l ingkungan khususnya bent angan l ahan di daerah t ersebut dan dampak negat if bagi daerah di bawahnya. Secara umum, l ahan krit is merupakan sal ah sat u indikat or adanya degradasi l ingkungan, sebagai akibat dari berbagai j enis pemanf aat an sumberdaya l ahan yang kurang bij aksana di dal am Unit Daerah Al iran Sungai (DAS). Lahan krit is yang t erdapat di dal am suat u DAS, sebagaimana karakt er dari ruang DAS it u sendiri disamping mempunyai dampak l okal yait u produkt ivit as l ahan dan kesej aht eraan masyarakat rendah, j uga mempunyai ef ek ekst ernal sepert i kej adian banj ir, t anah l ongsor dan rusaknya berbagai f asil it as publ ik di bagian hil ir.

Bencana al am yang sering t erj adi di Pr ovinsi Goront al o adal ah banj ir. Lokasi kej adian ada di set iap Kabupat en dan Kot a. Masalah ut ama t erj adi bencana banj ir set iap t ahun di Kot a Goront al o yait u adal ah penyusut an dan pendangkal an sebagian besar daerah di Danau Limbot o yang beral ih menj adi pemukiman dan l ahan pert anian, dan kerusakan pada DAS Bol ango-Bone. Banj ir bandang dan t anah l ongsor yang sering t erj adi merupakan indikasi rusaknya daerah t angkapan air di bagian hul u.

Masal ah sampah masih menj adi persoal an yang t iada hent inya. Pert ambahan penduduk dan arus urbanisasi yang pesat t el ah menyebabkan t imbul an sampah pada perkot aan semakin t inggi dan harus dikel ol a set iap hari. Di sat u sisi kemampuan pemerint ah rendah sement ara di sisi l ain kesadaran masyarakat j uga rendah. Bahkan sebagian masyarakat menganggap bahwa masal ah sampah t anggung j awab pemerint ah semat a. Sebagian masyarakat j uga beranggapan sampah bukanl ah masalah bil a t idak berada di sekit arnya. Wal aupun pemerint ah Daerah Kot a Goront al o t el ah memberikan pel ayanan dengan memungut ret ribusi sampah yang rendah namun kesadaran masyarakat dapat dikat akan masih bel um opt imal mengenai masal ah sampah. Pengangkut an sampah ke TPA j uga t erkendal a j uml ah kendaraan yang kurang mencukupi dan kondisi peral at an yang sudah t ua. Masalah lainnya adalah pengelol aan TPA yang t idak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ramah l ingkungan dan bel um dit erapkannya pendekat an reduce, reuse dan recycl e (3 R).

Pel ibat an masyarakat dal am pengel ol aan sampah menj adi. Berbagai program dan kegiat an yang l ingkungan yang dil akukan pemerint ah daerah Provinsi dan kabupat en kot a kepada masyarakat t erus dil akukan. Beberapa penghargaan at as upaya it u menunj ukkan adanya harapan. Pada t ahun 2013 ada t iga kot a di Goront al o meraih penghargaan Adipura.


(21)

Sel ain it u paya mel ibat kan dunia pendidikan dal am pengel ol aan l ingkungan dil akukan mel al ui program Adiwiyat a. Peningkat an j uml ah sekol ah yang menerima penghargaan Adiwiyat a t ingkat nasional dari 3 di t ahun 2011 menj adi 8 sekol ah di t ahun 2013 memberikan harapan dal am penangan l ingkungan di Goront al o mel al ui generasi muda.


(22)

I I - 1 -

BAB II

KONDISI

 

LINGKUNGAN

 

DAN

 

KECENDERUNGANNYA

A. Lahan dan Hutan

Hut an dan l ahan merupakan sumberdaya al am yang mempunyai berbagai f ungsi baik ekol ogi, ekonomi, sosial maupun budaya, yang diperl ukan unt uk menunj ang kehidupan manusia dan makhl uk hidup l ainnya. Ol eh karena it u perl u dil akukan pengendal ian kerusakan dan pencemaran l ahan dan hut an.

a. Lahan

Lahan merupakan ekosist em darat an yang t erdiri dari l ingkungan f isik dan biot ik, sert a daya dukungnya berkait an dengan perikehidupan dan kesej aht eraan hidup manusia. Lingkungan f isik mencakup rel ief (t opograf i), ikl im, t anah, dan air. Sedangkan l ingkungan biot ik mel iput i hewan, t umbuhan, dan manusia.

Luas daerah Provinsi Goront al o adal ah 1. 243. 500 ha yang berada di 6 wil ayah kabupat en/ kot a. Daerah t erl uas adal ah kabupat en Pohuwat o yait u 445. 560 ha at au 35, 83% area dan l ahan t erkecil adal ah Kot a Goront al o dengan l uas 6. 596 ha at au 0, 53 %.

Persent ase Luas Daerah menurut Kabupat en/ Kot a di Provinsi Goront al o diperlihat kan dal am Gambar 2. 1.

Gambar 2. 1. Persent ase Luas Daerah menurut Kabupat en/ Kot a di Provinsi Goront al o. 13.97%

15.21%

17.24%

0.53% 17.22%

35.83%

Persentase

 

Luas

 

Daerah

 

menurut

 

Kabupaten/Kota

 

di

 

Provinsi

 

Gorontalo

Boalemo

Bone Bolango

Gorontalo

Gorontalo Kota

Gorontalo Utara


(23)

Sel anj ut nya keenam Kabupat en Kot a ini secara administ rasi dibagi kedal am 77 kecamat an dan 732 desa dan kel urahan. Desa t erbanyak ada di Kabupat en Goront al o dan Kabupat en Bone Bolango.

Menurut hasil anal isis pet a penut upan l ahan 2011-2012 Direkt orat Jenderal Pl anol ogi Hut an yang dil akukan Bal ai Pemant apan Kawasan Hut an Provinsi Goront al o, Penggunaan l ahan di wil ayah Provinsi Goront al o t erbesar adal ah sebagai hut an yait u 59, 85% l ahan at au 720, 606 ha. Lal u diikut i ol eh l ahan kering sel uas 291807 ha at au 24, 23%, sawah 2, 99%, perkebunan 2, 25% dan non pert anian 10, 23%.

Persent ase t ut upan l ahan di Goront al o disaj ikan pada Gambar 2. 2

  Gambar 2. 2. Graf ik penggunaan l ahan di Provinsi Goront al o 2012

Sedangkan menurut pengol ahan dat a ci t ra sat el it ol eh Dinas Kehut anan dan Pert ambangan t ahun 2009 t erl ihat penggunaan l ahan 60, 8% darat an di Goront al o merupakan kawasan hut an, l ahan unt uk non pert anian sebesar 1, 32% (15. 796 ha), pert anian l ahan kering 18, 5% (220. 684 ha), perkebunan 2, 3% (27. 150 ha) dan sawah 2, 8% (33431 ha) sert a pengunaan l ahan l ai nnya sebesar 14% (168. 935 ha).

Lahan di Goront alo memil iki kelerengan yang beragam. Kel as l ereng t erbesar adal ah Kelas E dengan kemiringan >40% yait u mel iput i 68, 65% l ahan. Kel erengan kel as A dengan kemiringan 0 – 2% mel iput i 10, 52% l ahan. Sel anj ut nya kel erengan Kel as B, C, dan D bert urut -t urut 6, 07%, 5, 45%, dan 9, 33% dari l uas lahan.

0 10 20 30 40 50 60

10.23

2.99

24.24

2.25

59.85

0.44

Series1 Persentase  tutupan  lahan di  Provinsi  Gorontalo


(24)

I I - 3 - Tabel 2. 1. Persent ase Kemiringan Lereng Lahan Provinsi Goront al o

Sumber : RPJMD Pr ov Gor ont al o 2012 - 2017 No  Lereng Kelas  Kemiringan (%)  Luas (Ha)  Persentase (%) 

1  A  0‐2  128,552  10.52 

2  B  2‐8  74,122  6.07 

3  C  8‐15  66,528  5.45 

4  D  15 ‐ 40  113,997  9.33 

5  E  > 40  838,355  68.63 

  Persentase (%)  1,221,554  100 

 

b. Hutan

Hut an adal ah suat u kesat uan ekosist em ber upa hamparan l ahan berisi sumber daya al am hayat i yang didominasi pepohonan dal am persekut uan al am l ingkungannya, yang sat u dengan l ainnya t idak dapat dipisahkan. Kawasan hut an adal ah wil ayah t ert ent u yang dit unj uk dan at au dit et apkan ol eh Pemerint ah unt uk dipert ahankan keberadaannya sebagai hut an t et ap.

Luas kawasan hut an di Provinsi Goront al o dit et apkan mel al ui SK Menet eri Kehut anan RI No. 325/ Menhut -II/ 2010 t ent ang Penunj ukan Kawasan Hut an Provinsi Goront al o, yakni sel uas 824. 668 ha. Kawasan hut an Goront al o menurut f ungsinya meliput i

Gambar 2. 3 Pet a Kawasan Hut an Provinsi Goront alo. (Sumber RTRW Prov. Goront al o, 2010-2030)


(25)

hut an l indung (HL) sel uas 204. 608 ha (24, 8%); hut an konservasi 196. 653 ha (23, 8%); hut an produksi t erbat as (HPT) 251. 097 ha (30, 5%); hut an produksi t et ap (HP) 89. 879 ha (10, 9%) dan hut an produksi konversi (HPK) 82. 431 ha (10%).

Tabel 2. 2. Luas Kawasan Hut an Provinsi Goront al o menurut SK Menhut No 325 Tahun 2010

Perubahan st at us kawasan hut an di wil ayah Provinsi Goront al o berdasarkan SK Ment eri Kehut anaan RI No. 324/ Menhut -II/ 2010 t ent ang Perubahan perunt ukan kawasan hut an menj adi bukan kawasan hut an adal ah sel uas ± 22. 605 Ha, Perubahan ant ar f ungsi kawasan hut an sel uas ± 55. 553 Ha, dan penunj ukan bukan kawasan hut an menj adi kawasan hut an sel uas ± 3. 787 Ha di kabupat en Goront al o, Kabupat en Boal emo, Kabupat en Bone Bol ango dan Kabupat en Goront al o Ut ara.

Berdasarkan dat a RTRW Provinsi Goront al o 2010-2030, kawasan hut an di Provinsi Goront al o t erdiri at as Cagar Al am 39846 ha, Taman Nasional 156251 ha, Hut an Lindung 203073 ha, Hut an Produksi 90453 ha, Hut an Produksi Terbat as 253064 ha Hut an Produksi Konservasi 79743 ha. Dengan demikian kawasan l indung dan konservasi di Provinsi Goront al o akan dipert ahankan menj adi 399. 170 ha. Kawasan ini t erdiri dari kawasan l indung nasional sel uas 196. 097 ha dan kawasan l indung provinsi sel uas 203. 073 ha. Ol eh karena it u unt uk mengant isipasi perkembangan penduduk dan pembangunan akan dil akukan perubahan kawasan hut an menj adi kawasan budidaya secara bert ahap. Dengan demikian perbandingan perunt ukan kawasan yakni 16. 28% kawasan konservasi, 16. 79% kawasan l indung, dan 67% kawasan budidaya.

Sebaran j enis penut up l ahan bil a dit inj au dari kondisi l ereng adal ah sebagai berikut : hut an t ersebar pada kondisi l ahan berl ereng >15%; permukiman, t ubuh air, sawah, l ahan

Kawasan Hutan  Luas (Ha) 

Hutan Konservasi 

Hutan Lindung 

Hutan Produksi Terbatas 

Hutan Produksi Tetap 

Hutan Produksi yang dapat 

dikonversi 

± 196.653 ± 204.608  ± 251.097  ± 89.879  ± 82.431 


(26)

I I - 5 - t erbuka berada pada l ahan dat ar dengan lereng <8%; sedang semak bel ukar dapat dij umpai pada l ereng 8-45%, biasanya berupa l ahan t andus yang krit is.

Tabel 2. 3. Luas l ahan krit is di Provinsi Goront al o

Kabupaten/Kota  Luas (km2)  Kritis 

(Ha) 

Persen  Kritis thd  luas daerah 

Persentase  thd total lahan  kritis 

Boalemo  173661  41147  23.69 15.96 

Bone Bolango  189149  40798  21.57 15.82 

Gorontalo  214348  70076  32.69 27.18 

Gorontalo Utara  214186  75358  35.18 29.23 

Gorontalo Kota  6596  4432  67.19 1.72 

Pohuwato  445560  26005  5.84 10.09 

Provinsi Gorontalo  1243500  257816  20.73 100.00 

 

Dat a l ahan krit is menurut Dinas Kehut anan dan Pert ambangan Provinsi Goront al o sebanyak 257. 816 ha l ahan masuk kat egori krit is dengan 29, 2% berada di Kabupat en Gront al o Ut ara, diikut i 27, 18% di Kabupat en Goront al o,

Berdasarkan anal isis BP DAS Bone Bol ango, l ahan di Provinsi Goront al o dikat egorikan 20. 361 ha (1, 6%) dal am kondisi t idak krit is, 370. 475 ha (30%) pot ensi krit is, 586. 594 ha (47, 5%) agak krit is, 185. 152 ha (15%) krit is, dan 72. 545 ha (5, 9%) sangat krit is. DAS yang pal ing t inggi j uml ah l ahan sangat krit isnya adal ah DAS Bat udaa Pant ai mencapai 18, 7% dari l uas area DAS diikut i ol eh DAS Sumal at a mencapai 14, 3%.

 

Gambar 2. 4 Persent ase l uas l ahan (ha) berdasarkan t ingkat ke-krit isan di Provinsi Goront al o.

1.6 30.0

47.5

15.0 5.9

Tidak  Kritis Potensial  Kritis Agak  Kritis Kritis Sangat  Kritis


(27)

Luas l ahan krit is di Provinsi Goront al o pada hut an konservasi sebesar 92. 353 ha (46, 74%), Hut an l indung 59. 434 ha (35, 91%), Hut an produksi 52. 915 ha (52, 56%), hut an produksi t erbat as 152. 200 ha (44, 44%), dan hut an konversi sebesar 14. 683 ha (72, 80%). Penebangan hut an pada f ungsi hut an adal ah sbb : pada hut an produksi sebesar 483, 1 Ha, pada hut an l indung, 165, 4 Ha, dan pada hut an konservasi sebesar 197, 6 Ha.

Mel uasnya l ahan krit is di Goront al o disebabkan oleh beberapa hal ant ara l ain:  Perambahan dan penebangan hut an secara ill egal (ill egal logging)

 Konversi hut an menj adi l ahan pert anian dan perkebunan  Perladangan berpindah

 Pembakaran hut an dan l ahan

 Penambangan Emas t anpa Izin (PETI) di areal hut an.

Dampak perluasan lahan krit is yait u:  Terj adinya banj ir dibeberapa l okasi.  Penurunan produkt ivit as l ahan l ahan.

 Menurunnya keanekaragaman hayat i dit andai berkurangnya popul asi hewan endemik Goront al o sepert i babi rusa, anoa, dan ayam hut an.

 Erosi t anah yang mengarah pada proses penggurunan.  Menurunnya kual it as air sungai.

Gambar 2. 5. Persent ase Konversi Hut an di Provinsi Goront al o.

Kerusakan hut an yang t erdat a ol eh Dinas Kehut anan penyebab ut amanya adal ah pel adang berpindah yang mengakibat kan 81, 7% dan kebakaran hut an mengakibat kan 18%

6.0

26.9

59.7

0.0 0.0

7.4 0.0

10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0


(28)

I I - 7 - dari kerusakan yang t erj adi. Penyebab l ainnya adalah ill egal l ogging, dan perambahan hut an.

B. KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayat i adal ah keanekaragaman berbagai makhl uk hidup mul ai dari hewan, t umbuhan, dan mikroorganisme, t ermasuk gen yang dimil iki, sert a ekosist em yang menj adi l ingkungan hidupnya. Keanekaragaman hayat i ial ah f ungsi-f ungsi ekol ogi at au l ayanan al am, berupa l ayanan yang dihasil kan ol eh sat u spesies dan/ at au ekosist em (ruang hidup) yang memberi manf aat kepada spesies l ain t ermasuk manusia.

Di Provinsi Goront al o t erdapat 16 f l ora khas yait u: (1) Gadung (Bit ule, Ondot e),

Dioscorea Hispida Dennt s, dari f amil i Di oscor eaceae, t anaman ini dapat dimakan

umbinya, (2) nam nam, Namu namu, Cynomet ra Caulif lora L. f amil i Caesal pi ni aceae,

ordo Rosal es; (3) Belimbing Buluh, B. bot ol, Averrhoa Bilimbi L, f amil i Oxal i daceae; (4)

Mangga embacang, Dul amayo, Mangif era Caesia Jack ex Wall, f amil i Anacar di aci ae; (5)

Kapul asan, Bol angaso, Nephelium Rambout an-ake (labill) (Nephelium Mut abile BI),

(At inggol a), f amil i Sapi ndaceae, (6) Durian, Duea, Durio Zibet hinus Murr, f amili

Bombacaceae; (7) Rukem, Lobe-l obe; Flacourt ia inermis Roxb, f amil i Fl acour t i aceae; (8)

Mol ahengo, Eugenia Densif lora Dut hie, f amili Myr t aceae; (9) Buni, Takut i, Ant idesma Bunius Spreng, f amil i Euphor bi aceae; (10) Pisang Tanduk, Musa Paradisiaca, f amili

Musaceae; (11) Srikaya, Annona Squamosa L. f amil i Annonaceae; (12) Aren, Pohon saguer,

Seho, Bagiso, Arenga Pinnat a (Wurmb) Merr, f amil i Ar ecaceae; (13) Ceremai, Til i, Cerme, Phyllant hus Acidus (L. ) Skeels, f amil i Euphor bi aceae; (14) Jagung, Bint e, Zea Mays L. ;

(15) Padi l ading, Oryza Sat iva L. f amil i Poaceae; (16) Sukun, Amu, Art ocarpus alt ilis

f amil i Mor aceae.

Tanaman-t anaman t ersebut sebagian mul ai l angka, akan t et api masih dapat dit emukan di beberapa t empat . Kel angkaan t ersebut sel ain disebabkan ol eh popul asinya yang rendah, j uga disebabkan beberapa hal , sebagai berikut :

(1) masuknya t umbuhan buah-buahan eksot is sepert i mangga arumanis, manal agi dan gol ek yang rasanya enak sert a berbuah cepat ;

(2) Terj adi pergeseran cit a rasa t erut ama generasi muda yang l ebih menyukai buah anggur daripada t akut i at au l il i;


(29)

(4) Program pemerint ah sepert i menanam j agung hibrida yang produksinya l ebih menj anj ikan dibandingkan dengan j agung l okal .

Sedangkan j enis f auna yang dil indungi di Goront al o mencakup 8 (del apan) j enis hewan menyusui, 18 (del apan bel as) j enis burung, 10 (sepul uh) j enis rept il , 3 (t iga) j enis kat ak, 5 (l ima) j enis ikan, 3 (t iga) j enis keong, 2 (dua) j enis serangga, dan sat u j enis kal aj engking. Diant aranya berst at us endemik dan t erancam punah. Tabel 2. 3 memuat keadaan hewan dan t umbuhan yang dil indungi di provinsi Goront al o.


(30)

I I - 9 -

Tabel 2. 4 Keadaan Flora dan Fauna yang Dilindungi Provinsi Goront alo

No. Golongan Nama spesies Status

1. Hewan menyusui 1. Babi Rusa Hewan Langka

2. Anoa Hewan Langka

3. Tarsius

4. Musang (Paradoxurus Hermaproditus) 5. Primata Macaca hecki

6. Tikus Bunomys fratorum 7. Tikus Maxomys hellwaldii 8. kelelawar Rousettus Celebensis

Hewan Langka Terancam Terancam Endemic Endemic Terancam

2. Burung 1. Burung Maleo Hewan Langka

2. Burung Rangkong Hewan Langka

3. Burung Raja Udang 4. Raja Udang Biru 5. Gosong Sula 6. Walik Manomiti 7. Kringkring Dada-Kuning 8. Serindit Paruh Merah 9. Udang Merah Sulawesi 10. Raja Udang Pipi-Ungu 11. Sikatan Leher-Merah 12. Kepundang Sungu Belang 13. Kuntul Besar

14. blekok Sawah 15. Elang Alap Ekor-Totol 16. Burung Madu Sepah Raja 17. Pelanduk Sulawesi 18. Kehicap Ranting

Hewan Langka Endemic Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Terancam Berlimpah Berlimpah Berlimpah Berlimpah Berlimpah Berlimpah

3. Reptil 1. Penyu Tempayau Hewan Langka

2. Buaya Hewan Langka

3. Penyu Belimbing 4. Bunglon 5. Iguana

6. Ular Phyton Reticulatus 7. Biawak Varanus Salvator 9. Ular Hitam Elaphe cf Euruthrea 10. Ular Rhabdophis Callitus 11. Tokek Gekko gecko

Hewan Langka Hewan Langka Hewan Langka Hewan Langka Hewan Langka Terancam Terancam Hewan Langka

4. Amphibi 1. Katak Bufo Celebensis Endemic

2. Katak Rana Celebensis Belimpah

3. Katak Limnonectes Modestus Berlimpah

5. Ikan 1. Ikan Paus Hewan Langka

2. Ikan Duyung Hewan Langka

3. Ikan Lumba-lumba 4. Payangga 5. Manggabai

Hewan Langka Terancam Terancam

6. Keong 1. Kepala Kambing Hewan Langka

2. Triton Hewan Langka

3. Batu Laga/Siput Hijau Hewan Langka

7. Serangga 1. Kupu-kupu Raja Hewan Langka

2. Tawon Hewan Langka

3. Kalajengking Hewan Langka

8. Tumbuh-tumbuhan 1. Kantong Semar Terancam

2. Anggrek Bulan Terancam

3. Beringin

4. Tili Phylanthus Acidus 5. Takuti Antidesma Bunius 6. Srikaya Annona Squamosa 7. Amu Moraceae

8. Sterculiacea

9. Namu-namu Cyanometra Cauliflora 10. Belimbing Botol Averrhoa Bilimbi 11. Dulamayo

12. Rambutan Hutan Nephelium Muabile 13. Lobe-Lobe Flacourtia Inermis 14. Molahengo Eugenia Densiflora 15. Kikimoputio Zea Mays 16. Chionanthus 17. Gmelina Arborea

Terancam Endemic Endemic Endemic Endemic Endemic Endemik Endemic Endemic Endemic Endemic Endemic Endemic Berlimpah Berlimpah

Keterangan : Pilihan status adalah endemik, terancam, dan berlimpah

Sumber : Badan Lingkungan Hidup, Kab. Boalemo 2009


(31)

a. Kabupaten Bone Bolango

Taman Nasional Bogani Nani Wart abone yang t erl et ak di Kabupat en Bone Bol ango merupakan wil ayah pengel ol aan hut an yang pent ing. Sej ak Tahun 1982, Pemerint ah Republ ik Indonesia t el ah menet apkan perubahan st at us beberapa kawasan suaka al am menj adi t aman nasional diant aranya cagar al am Uj ung Kul on dan Bal uran.

Syarat suat u kawasan dit et apkan menj adi kawasan l indung dan kawasan konservasi menurut MacKi nnon dkk (1993) adal ah apabi l a memi l i ki ci r i -ci r i ber i kut : 1). kar akt er i st i k at au keunikan ekosi st em (f auna endemi k, ekosi st em pegunungan t ropi ka); 2). spesi es khusus yang di mi nat i , ni l ai kel angkaan, at au t erancam, misal nya badak dan burung; 3). keanekar agaman spesi es; 4). l andskap at au ci r i geof i si k yang ber ni l ai est et i ka at au penget ahuan (gl asi er , mat a ai r panas, ai r t er j un); 5). f ungsi per l indungan hi dr ol ogi ; t anah, ai r dan i kl i m l okal ; 6). f asi l it as unt uk r ekr easi al am, wi sat a (pemandangan pegunungan, sat wa l i ar yang menar i k); 7). t empat peni nggal an budaya.

Berdasarkan krit eria t ersebut maka suat u unit manaj emen kawasan konservasi, baik yang dit et apkan sebagai kawasan suaka al am (Cagar Al am dan Suaka Margasat wa) maupun kawasan pelest arian al am (Taman Nasional , Taman Hut an Raya, Taman Wisat a Al am) secara berkel anj ut an perl u dit inj au ul ang kerangka pengelol aan, mel al ui sist em perencanaan yang memadai. Pengel oaan Taman Nasional sebagai sal ah sat u bent uk kawasan pel est arian al am dengan berbagai f ungsi memerl ukan perencanaan yang baik.

Taman Nasional merupakan aset bangsa dan menj adi bagian kawasan hut an yang memil iki st rat egi yang pent ing unt uk dij aga kel est ariannya. Ada beberapa krit eria kel est arian hut an yang t idak t erl epas dari f ungsi konservasi, produksi, sosial dan ekosist em, yait u: st at us areal yang memil iki dasar hukum j el as; t egakan hut an yang memadai unt uk suat u ekosist em; pengat uran pemanf aat an (apabil a memang diperl ukan t idak berl ebihan dengan kemampuannya); di l akukan perl indungan, pemel iharaan dan rehabil it asi dibeberapa bagian kawasan t ert ent u yang diperl ukan; dan memil iki organisasi personal yang ef ekt if dan ef isien.

Tuj uan penet apan hut an l indung yait u unt uk mel indungi dan membina suat u kawasan yang karena kondisi wil ayahnya (keler engan, j enis t anah, dan int ensit as curah huj an). Fungsi ut ama hut an l indung adal ah unt uk keperl uan konservasi t anah dan air dal am kait annya dal am pengat uran t at a ai r, pencegahan banj ir dan erosi sert a pemel iharaan kesuburan t anah, di samping it u dapat dimanf aat kan pul a sebagai sarana rekreasi at au keperl uan l ainnya.


(32)

I I - 11 - Terkait dengan f ungsi t ersebut , TNBNW memil iki mul t i-manf aat sebagai beriku :

1). Perlindungan hidrol ogi;

2). Perlindungan kesuburan t anah dan produkt ivit as l ahan;

3). Pengat uran st abil it as ikl im, media penyerbukan al ami bagi veget asi dan t anaman;

4). Perlindungan sumberdaya genet ik;

5). Laborat orium bagi penel it ian dan pendidikan; 6). Obyek rekreasi dan wisat a al am.

Kawasan l indung di Kabupat en Bone Bol ango berdasarkan spasial ekol ogis sel uas 134. 156, 83 Ha. Dari l uasan t ersebut , kawasan konservasi Taman Nasional Bogani Nani Wart abone luasnya sebesar 104. 744 ha. Penet apan Kawasan ini menj adi kawasan konservasi, didasarkan pada kekhasan yang di mil iki ol eh ekosist em dari kawasan t ersebut . Ekosist em yang memil iki karakt erist ik yang khas, dapat dit andai ol eh ket inggian t empat dari muka l aut yang t inggi, suhu yang sej uk, l ereng yang curam, curah huj an yang rel at if t inggi, rawan t erhadap l ongsor dan bencana gunung api dan kekhasan sat wa dan ekosist emnya. Kekhasan t ersebut memberi kan ket erbat asan dal am pemanf aat an ol eh manusia sehingga memerl ukan suat u pol a pengel ol aan yang spesif ik.

Ada beberapa masal ah yang mendasar yang t erj adi di kawasan TNBNW, yait u:

(1) Di kawasan konservasi dan hut an l indung t erdapat permukiman penduduk yang secara administ rasi, pemerint ah daerah menet apkan sebagai bagian Desa di wil ayahnya;

(2) Perambahan hut an/ perl adangan; (3) Pembakaran hut an;

(4) Penebangan dan pemburuan l iar.

(5) Penambang emas t anpa ij in (PETI) mel akukan penambangan secara t radisional ; Perubahan kondisi t aman nasional dengan adanya kerusakan dan pemanf aat an yang menyimpang dari f ungsi ut amanya perl u di l akukan perbaikan at au rehabil it asi. Namun inf ormasi t ent ang kondisi Taman Nasional Bogani Nani Wart abone sampai saat ini bel um banyak t ersedia, ut amanya kondisi ekosist em unik yait u f l ora dan f auna endemik dikawasan t ersebut . Di dal am kawasan TNBNW t erdapat 4 (empat ) t ipe ekosist em ut ama (Tabel 2. 4).

Soerj ani pada t ahun 1997 mel akukan penel i t ian di l okasi penambangan menemukan f l ora-f l ora yang perl u disel amat kan, yait u: 1). Dyospyros caul if l ora (Ebenaceae) kayu hit am; 2). Pt erospermum sp. (St ercul iaceae) kayu keras; 3). Pomet ia pinnat a


(33)

(Sapindaceae), dan j enis f auna yang perl u di sel amat kan yait u 1). Anoa kecil (Bubal us quarl esi); 2). Babirusa (Babirousa babirusa); 3). Tarsius (t arsius spect rum); 4). Babi hut an (sus cel ebensi s); 5). Ker a hi t am (macaca ni gr a ni gr escens).

Tabel 2. 5 Ti pe Ekosi st em Kawasan TNBNW

No  Tipe Ekosistem  Uraian 

1  Hutan lumut  Pada ketinggian di atas 1600 m dpl, disekitar puncak  pegunungan 

2  Hutan hujan  pegunungan rendah 

Pada ketinggian 1000‐1600 m dpl, kanopi rendah dan  sedikit terbuka. Pada  ketinggian  1600 m  ditemukan  lumut  yang menempel pada pohon. Vegetasi bawah  cukup tebal, dengan jenis‐jenis rotan, pandan, dan paku‐ pakuan 

3  Hutan hujan dataran  rendah (hutan  pamah) 

Ditemukan pada ketinggian 300‐1000 m dpl, umumnya  terletak di atas batuan vulkanis. 

4  Hutan sekunder  Terdapat pada daerah bekas penambangan yang tidak  terpelihara dan tidak terkena kebakaran 

Ket er angan: Jenis f l ora di dal am t i pe hut an sekunder mel i put i Pi per adundum, Mel ast oma mal abat hr i cum; Lant ana camar a, dan Musa sp, sert a t ut upan r erumput an l ebat .

Jenis-j enis f l ora yang khas dan memil iki nil ai cukup t inggi dari segi konservasi maupun pot ensi pengembangannya ant ara l ain: bunga bangkai; hanj uang hij au; berbagai j enis rot an dan pal em, paku-pakuan; beberapa j enis anggrek; beberapa j enis t umbuhan berkayu yang pot ensial unt uk usaha kehut anan sepert i: cempaka, kenanga, agat his, kayu hit am, kayu besi, eucal ypt hus, dan beberapa j enis bambu.

Jenis f l ora yang dominan di kawasan TNBNW adal ah j enis-j enis Ficus. Jenis-j enis f l ora sesuai dengan t i pe ekosi st emnya dapat di r inci sebagai ber i kut . Jeni s-j eni s veget asi di daer ah hut an huj an dat ar an r endah ant ar a l ai n adal ah:

a. Fami l i a Laur aceae. cont oh: Gar ci ni a sp b. Fami l i a Myr i st i caceae,

c. Famil i a Mi l iaceae. cont oh Sandor i cum sp, Dysoxyl um sp


(34)

I I - 13 - e. Famil ia Sapot aceae: Pal aqui um spp

f . Fami l i a St ercul i aceae: Scephi um sp, Pt er soper mum sp dan Her i t r i a sp.

Jeni s-j eni s l ain yang t umbuh di hut an huj an dat ar an rendah pada t anah Al l uvi al , ant ar a l ai n adal ah: Pomet i a pi nnaca; Oct omel es sumat r ana; Duabanga mol uccana; Fi cus sp; Eugeni a sp; Di schopi a sp; Ar t ocar pus sp.

Barrie (2007) mel aporkan bahwa: “ Corpse flowers or Tit an Arum (amor phophal l us t i t anum) have been f ound in Tul abol o vi l l age, Bone Bolango Dist rict , Gorontalo Province, nort hern Sul awesi Isl and. The f l ower, which l ooked l ike Raf f l esi a Ar nol di i f lower, usuall y bl oomed in rainy season. “ In t he rainy season, l ocal resident s` pl ant at ion areas are usual l y covered f ul l y by hundreds of ‘ corpse f l owers` , which produce bad smell , ” . The l ocal aut horit ies coul d check t he f lowers t o conf irm t heir species and promot e t hem f or a t ourist at t ract ion. ` Corpse` f lowers are f ound only in Indonesia` s equat orial t ropical rainf orest s of Sumat ra, Kalimantan and Java isl ands. It was first discovered in Sumatra by Italian

botanist Odoardo Beccari in 1878”.

Sebagai zona r i mba, di kawasan ini t erdapat berbagai j enis f lora dan f auna. Jenis f l ora yang dapat dit emukan, di ant aranya: sekit ar 400 j enis pohon, 241 j enis t umbuhan t inggi, 120 j enis paku-pakuan, 100 j enis t umbuhan l umut , sert a 90 j enis anggrek, t ermasuk f amil i Or r chi de (anggrek put ih). Sement ara j enis f auna, di ant aranya: 24 j enis mamal ia, 125 j enis aves, 11 j enis rept il ia, 2 j enis amf ibia, 38 j enis kupu-kupu, 200 j enis kumbang, dan 19 j enis ikan.

Keist imewaan TNBNW ini t erl et ak pada keanekaragaman t umbuhan (f l ora) dan sat wa (f auna) yang sebagian besar merupakan t umbuhan dan sat wa khas (endemik) Pul au Sul awesi. Di kawasan ini dit emukan berbagai macam t umbuhan khas dan l angka, sepert i:

Palem Mat ayangan (Phol i docar pus i hur ), kayu hitam (Di ospyr os cel ebi ca), kayu besi (Int si a spp. ), kayu kuning (Ar cangel i si a f l ava), dan bunga bangkai (Amor phophal l us companul at us). Beberapa sat wa khas, sepert i: monyet hitam/ yaki (Macaca ni gr a-ni gr a),

monyet dumoga bone (Macaca ni gr escens), tangkasi (Tar si us spect r um-spect r um),

musang sulawesi (Macr ogal i di a musschenbr oeki i -musschenbr oeki i ), anoa besar (Bubal us depr essi cor ni s), anoa kecil (Bubal us quar l esi ), babirusa (Babyr ousa babi r ussa cel ebensi s).


(35)

Babirusa (Babyr ousa babyr ousa) yang bert umbuh sepert i babi, mempunyai t aring panj ang yang mel engkung ke at as dan t idak makan umbi-umbian, t et api makan buah-buah yang j at uh; anoa besar (Bubal us depr esi cor nus). Anoa kecil (Bubal us quar -l esi ) sering disebut sebagai kerbau kerdil . Musang sulawesi (Macr ogal i di a musschenbr oecki i ) sudah sul it sekal i dit emui. Kuskus beruang (Phal anger ur si nus) dan kuskus kerdil (Phal anger cel ebensi s) adal ah mamal ia yang hidup bergant ung di pepohonan. Beber apa r agam j enis kel el awar j uga dit emukan dan sal ah sat u j enis di ant ar anya di duga sebagai j eni s endemik Sul awesi.

Jenis aves yang pal ing unik adal ah burung mal eo (Macrosephal on mal eo). Burung mal eo (Macrocephal on) adal ah sal ah sat u sat wa endemik yang merupakan maskot kawasan ini. Burung ini sangat unik, ukuran badannya hampir sama dengan ayam, bahkan t el urnya 6 kali l ebih berat t el ur ayam. Burung ini mel et akkan t elurnya di dal am t anah at au pasir sedalam 30-40 cm di sekit ar sumber air panas yang ada di kawasan ini. Anak burung mal eo yang baru berumur sat u hari muncul dari dal am t anah at au pasir. Burung mal eo (macrocephal on) sal ah sat u sat wa khas (endemik) yang merupakan maskot kawasan ini. Selain at raksi burung maleo, berbagai obyek wisat a l ain yang ada di kawasan ini, yait u: air t erj un, sumber air panas, danau, dan sit us peninggal an sej arah.


(36)

I I - 15 - Jenis endemik l ainnya adal ah j ul ang sul awesi (Rhyt icet os cassidix), burung berparuh besar yang memiliki warna bul u hit am, ekor dan paruh kuning, sert a berj ambul merah. Burung ini t ermasuk bert ubuh pal ing besar dibandingkan dengan 54 j enis rangkong yang t ersebar di daerah t ropis Asia dan Af rika.

Lokasi TNBNW secara administ at if , t erl et ak di ant ara dua provinsi, yakni di Kabupat en Bol aang Mongondow, Provinsi Sul awesi Ut ara dan di Kecamat an Suwawa dan Bonepant ai, Kabupat en Bone Bol ango, Provinsi Goront al o. Secara keseluruhan pengelolaan Taman Nasional Bogani Nani Wart abone t erdiri at as 3 Seksi yang membawahi 11 Resort , dan khusus wil ayah Goront al o dikel ol a ol eh Seksi Konservasi Wil ayah I Limbot o yang t erdiri at as : Resort Bone Pant ai; Resort Bone; Resort Bol ango; Resort Tul abol o-Pinogu.

Curah huj an di kawasan TNBNW berkisar ant ara 1. 700 hingga 2. 200 mm/ t ahun dan t emperat ur udara berkisar ant ara 21, 5 °C hi ngga 31 °C. Di kawasan ini t erj adi musim penghuj an ant ara bul an November hingga Apri l , sedangkan musim kemarau t erj adi ant ara bul an April hingga November. Wakt u baik unt uk berkunj ung ke kawasan ini, yait u bul an April sampai dengan Sept ember.


(37)

b. Kabupaten Gorontalo

Wil ayah Kabupat en Goront al o memil iki area berl ereng dat ar hingga t erj al , dengan j enis penut up l ahan berupa hut an, kebun campuran, semak, bel ukar, l ahan t erbuka, permukiman, sawah, t ubuh air dan rerumput an. Berbagai veget asi yang berada di wil ayah provinsi sebagian besar dapat dit emukan di wil ayah Kabupat en Goront al o. Cont oh j enis-j enis f l ora pent ing, ant ara l ain adal ah sebagai berikut :

1. Cyanomet r a Caul i f l or a (Caesal -pi ni aceae) at au Namu-namu, pohon 2. Aver r hoa Bi l i mbi L. (Oxal i daceae) at au Balimbing Bot ol, pohon

3. Mangi f er a Caesi a (Anacar di aceae) at au Dul amayo, pohon, dit emukan di Kecamat an Tapa.

4. Nephel i um Muabi l e (Sapi ndaceae) at au Rambut an Hut an, pohon, 5. Fl acour t i a Iner mi s (Fl acour t i aceae) at au Lobe-l obe, pohon 6. Eugeni a Densi f l or a (Myr t aceae) at au Molahengo, pohon 7. Ant i desma Buni us (Euphor bi aceae) at au Takut i, pohon 8. Annona Squamosa (Annonaceae) at au Srikaya, pohon 9. Phyl l ant hus Aci dus (Euphor bi aceae) at au Til i, pohon 10. Ar t ocar pus Al t i l i s (Mor aceae) at au Amu, pohon 11.Zea Mays (Poaceae) at au Kikimoput io, herba

Danau Limbot o merupakan danau yang t erlet ak dal am DAS Limbot o yang merupakan sal ah sat u DAS dal am Wil ayah Sungai Limbot o-Bolango-Bone memil iki keragaman hayat i yang t inggi. Ada 17 spesies ikan dari 12 f amil i, t erdiri dari 9 j enis ikan asl i dan 8 j enis ikan int roduksi yang t erdapat di danau t ersebut .

Permukaan perairan danau dit umbuhi enceng gondok dan rerumput an, yang t erj adi karena proses sediment asi di dasar danau. Luas sebaran eceng gondok dan t anaman l ainnya mencapai sekit ar 70 % dari l uasan danau. Eceng gondok t erdapat dibagian t engah, barat , ut ara dan t enggara. Konsent rasi t erbesar berada dibagian t engah. Penyebaran eceng gondok dan j enis t anaman mengapung l ainnya sangat dipengaruhi ol eh musim. Eceng gondok bergerak dari Barat -Ut ara ke Timur dan Sel at an.


(38)

I I - 17 - (a)

(b) (c)

Gambar. 2. 9. Ikan-ikan endemik Danau Limbot o : (a) Manggabai (b) Ikan Saribu (c) Hul uu.

c. Kabupa t e n Gor on t al o Ut ar a

Dil okasi ini j uga t erdapat pos pengamat an dan perl indungan j enis t umbuhan dan hewan ol eh dinas kehut anan. Pada l okasi ini dit emukan hampir 35 j enis pohon dengan j enis pohon yang dominan adal ah Nant u (Pal aquium obt usif ol ium Burck), Cempaka, Merant i dan Pangi (Panggium edul e Reinw). Beberapa f l ora dan f auna yang di t emukan disepanj ang bant aran Sungai Bul adu diant aranya ; 21 j enis pohon diant aranya Bambu Biasa, Bambu kuning, Aren, Kel apa, Mangga, Sukun, Nangka, Ikan: Gabus, Bel ut , Lel e, Payangga, Hul u’ u, Muj air, Nike, Mikrozoobent os, Siput air, Kepit ing, Udang, dan Keong.

Keanekaragaman hayat i pant ai unt uk j enis manggrove di pant ai ut ara yang dominan adal ah Rhizophora api cul at a dan Aegi cer as cor ni cul at um. Di Kecamat an Anggrek, dil akukan penanaman magrove, j enis Rhi zopor a api cul at a unt uk mereboisasi kawasan pesisir. Di


(39)

Pul au Payunga dan Pul au Saronde, dit emukan ada beberapa j enis veget asi l amun yang t ermasuk dal am kondisi yang sangat baik, yang pada umumnya didominasi oleh Enhal us dan Thal l asi a. Di Pul au Saronde j uga dit emukan j enis Cymodocea ser r ul at a.

d. Kabu pa t e n Boal e m o

Kabupat en Boal emo memil iki Suaka Marga Sat wa Nant u. Hut an Nant u sangat pent ing bagi masyarakat Goront al o sebagai daerah t angkapan air dan menj adi hul u Sungai Paguyaman, sal ah sat u sungai besar (panj ang 99. 3 km) di Sul awesi bagian ut ara. Jenis t anaman pada bagian hul u sungai ini t erdapat berbagai j enis kayu-kayuan, diant aranya: agat is, nant u, j at i, rot an, kel apa, bambu, pisang, mangga, kemiri, kapuk, dan nangka.

Hut an Nant u merupakan habit at t erbaik berbagai j enis sat wa l iar sepert i babirusa, anoa, Macaca heckii, t arsius dan l ebih dari 90 j enis burung, t ermasuk 35 j enis yang endemik Sul awesi. Dal am Hut an Nant u t erdapat kol am Adudu, mat a air panas asin mengandung bel erang yang disukai berbagai j enis sat wa l iar, t erut ama babi rusa. Menurut DR. Ir. Lynn Cl ayt on, penel it i asal Inggris yang t el ah mel akukan penel it ian di Hut an Nant u sel ama 20 t ahun sej ak t ahun 1988, diperkirakan sat wa babirusa ke kol am unt uk memperol eh berbagai mineral , mel indungi perut mereka agar t idak menj adi t erl al u asam dan perl indungan dari racun yang ada di bij i buah “ Pangi” , sal ah sat u makanan kesukaan babirusa. Babirusa dan sat wa hut an Nant u sangat t erancam ol eh perdagangan daging hewan l iar unt uk dij ual ke pasar-pasar di Minahasa, Sul awesi Ut ara.

e. Kabupa t e n Poh uw at o

Sungai Tal uduyunu mel ewat i Kot a Marisa Kabupat en Pohuwat o. Sungai ini t ermasuk pada t ipe subsekuen yang bersif at Permanen berbent uk (U l ebar) sampai (U) dengan pol a aliran (Orient asi di Pet a). Kondisi f isik sungai Taluduyunu mempunyai t ingkat kedal aman pada bagian hul u dan hil ir mencapai 100 cm, l ebar sungai bagian hul u 90 m dan bagian hil ir 20 m. Kecepat an arus 102, 3 m3/ det ik bagian hul u dan 1, 17 m3/ det ik bagian hil ir, Debit air cukup besar yang mengal ir dari wil ayah hul u 102, 3 m3/ det ik bagian hil ir 23, 4 m3/ det ik.

Lokasi al iran sungai Tal uduyunu l ahan sudah di j adikan dial ih f ungsi menj adi perkebunan j agung rakyat dan t anaman t ebu ol eh masyarakat . Jenis t anaman pada bagian hul u masih t erdapat kayu-kayuan sepert i : Agat is, Nant u, Jat i, dan Rot an sert a t anaman


(40)

I I - 19 - budidaya sepert i kel apa, bambu, pisang, mangga, kemiri, kapuk, dan nangka. Sedang j enis f auna yang t erdapat dikawasan al iran Sungai Tal uduyunu sepert i : Buaya, ul ar, rangkong, kel el awar, kera, babirusa, ayam hut an. Wil ayah pert ambangan Gunung Pani berada pada Kawasan Cagar Al am Panua, yang merupakan perl indungan burung mal eo (panua). Kondisi di l apangan, kawasan bagian t imur perbukit an Gunung Pani berupa hut an l ebat , bagian barat sebagian t ert ut up hut an, perl adangan dan sebagian berupa pemukiman.

Berdasarkan dat a yang diperol eh bahwa Provinsi Goront al o secara kesel uruhan kawasan hut annya menunj ukkan t ingkat keanekaragaman j enis t umbuhan dan hewan yang cukup t inggi meskipun kawasan-kawasan t ersebut pernah diekspl oit asi ol eh perusahan kayu, namun kondisi veget asi masih memungkinkan unt uk proses regenerasi al ami sehingga t egakan hut an menj adi pul ih kembal i.

f. Kot a Goront alo

Jenis t anaman yang t erdapat di kot a Goront al o menyebar di sel uruh wil ayah kecamat an dengan j uml ah bervariasi. Tumbuhan yang umum dit emukan adal ah j enis t anaman obat dan t anaman hias yang dit anam di pekarangan rumah at au di kebun. Perkembangan Kot a Goront al o sebagai pusat kegiat an Jasa dan perdagangan menyebabkan perubahan l ahan-l ahan t erbuka hij au menj adi pemukiman, perkant oran, hot el , dan t empat -t empat usaha. Pemukiman t erbat as l ahannya, sehingga unt uk memanf aat kan l ahan pekarangan yang sempit , masyarakat menanam t anaman berpohon kecil at au menanam pohon-pohon dal am pot . Jenis t umbuhan yang banyak dit anam adal ah t anaman obat , t anaman hias dan t anaman buah. Sel ain dapat mencipt akan suasana sej uk dan indah, j uga berf ungsi sebagai bahan-bahan bumbu dapur dan obat al ami.

Tumbuhan yang dimanf aat kan sebagai t anaman obat dan t anaman hias diant aranya adal ah cempaka (Michel ia champaka), j empiring (Gardena sp), kamboj a (Pl ummeria accuminat a), kembang sepat u (Hibiscus sp), kemuning (Murraya panicul at a), kumis kucing (Ort hosiphon spicat us), l idah buaya (Al oe vera), pohon merah, (Euphorbia pul cherrima), puring (Codiacum sp), soka (Ixora sp), t apak dara (Vinca rosea) dan l ain-l ain. Sedangkan t anaman buah diant aranya adal ah mangga (Mangif era indica), al pokat (Porsea odorat um), j ambu bij i (Psidium guaj ava), j eruk nipis (Cit rus aurant if ol ia), nangka (Art hocarpus het erophyl l a), rambut an (Nephel ium l appaceum), dan sawo kecik (Manikaya kauki).

Beberapa j enis t anaman dit anam unt uk penghij auan kot a dan t anaman hias j uga berf ungsi sebagai paru-paru kot a, misalnya akasia (Acasia sp), asam (Tamarindus indica),


(41)

bungur (Lagerst romia sp), kembang kert as (Bougenvil l ea spect abil is), kel apa (Cocos nucif era), pal m raj a (Oreodoxa regia), angsana (Pt erocarpus indicus), ket apang dan l ain-l ain.

Jenis pohon yang dit anam memil iki beberapa aspek (f ungsi), misal nya t anaman beraspek est et ika sepert i Jempiring (Gardena sp), Kembang kert as (Bougenvil l ea spect abil is) , Varigat a (Varigat a sp), Gl odog Tiang, Kel apa (Cocos nucif era) dan Puring Bangkok (Codiaeum sp), Pal m raj a (Oreodoxa regia), Anggrek Bandung, Kana Presiden, Sansivera dan l ain-l ain. Terdapat j uga t anaman yang memil iki aspek konservasi sepert i Angsana (Pt erocarpus indicus), Gendayaan, Spat udia, Mahoni (Sweit enia mahagoni), Kembang Kuning dan Ket apang.

Keanekaragaman hayat i sat wa darat an di wil ayah Kot a Goront al o t erdapat spesies yang mel iput i kel as amf ibi, rept il , aves, dan mamal ia. Spesies amf ibi yang dit emukan adal ah Rana sp dan Buf o sp. Jenis rept il yang dit emukan mel iput i biawak (Varanus sal vat or) dit emukan t erut ama di bagian ut ara Kot a Goront al o, bungl on (Bronchocel a j ubat a), sert a iguana (Iguana iguana) yang sudah j arang dit emukan, sement ara j enis kadal (Mabouya mul t if asciat a) dan t okek (Gecko gecko) masih sering dij umpai. Spesies rept il yait u Kura-kura (Cuora amboinensis) dan Penyu (Chel onia sp. ) dit emukan di perairan Pant ai Goront al o meskipun sudah l angka, sedangkan 4 j enis Ul ar (Lycodon aul icus, Pt yas karros, Acrochordus granul at us dan Cerberus rhynchops) dapat dit emukan di beberapa t empat .

Jenis unggas (Aves) yang dapat dit emukan di wil ayah Kot a Goront al o diant aranya ayam (Gal l us gal l us) dan bebek (Anas sp) yang cukup berl impah, dipel ihara penduduk dal am skal a kecil at au pet ernakan karena ni lai ekonomisnya t inggi, sert a ayam (Gall us varrius) hut an di wil ayah pinggiran kot a, sement ara spesies merpat i (Col umba l ivi a) dipel ihara penduduk.

Komunit as burung di wil ayah Kot a Goront al o l ebih didominansi ol eh j enis-j enis burung air, di ant aranya: Pecuk-padi bel ang (Phal acrocorax melanoleucos), Pecuk ular asia (Anhinga mel anogast er), Cangak abu (Ardea cinerea), Kunt ul besar (Egret t a al ba), Kunt ul perak (Egret t a int ermedia), Bl ekok sawah (Ardeol a speciosa), Kowak mal am kel abu (Nyct icorax nyct icorax), Gaj ahan besar (Numenius arquat a), Trinil semak (Tringa gl areol a) dan Raj a udang erasia (Al cedo sp).

Jenis-j enis yang menyebar secara merat a pada hampir sel uruh kawasan adal ah dari f amil i Ardeidae sepert i : Cangak l aut (Ardea sumat rana), Cangak abu (Ardea cinerea), Cangak merah (Ardea purpurea), Kunt ul besar (Egret t a al ba), Kunt ul perak (Egret t a int ermedia), Blekok sawah (Ardeol a speciosa), Kowak mal am kelabu (Nyct icorax


(42)

I I - 21 - nyct icorax), Gaj ahan besar (Numenius arquat a), Raj a udang biru (Al cedo coerul escens), Belibis kembang (Dendrocygna arcuat a), dan Kakat ua (Cacat ua sp).

Keanekaragaman j enis burung di wil ayah Kot a Goront alo, baik burung darat an maupun burung air t ergol ong t inggi. Sedangkan dari keut uhan dan perkembangan popul asinya sudah menurun. Beberapa j enis burung sudah t idak muncul l agi pada habit at yang diamat i, yang dit emui pun popul asinya j uga sangat menurun.

Jenis mamal ia t erdiri dari hewan-hewan pel iharaan di kawasan pemukiman, hewan t ernak yang dibudidayakan, maupun liar. Beberapa spesies mamalia sepert i Musang (Paradoxurus hermaphrodit us) sudah j arang dit emukan.

Keragaman hayat i t umbuhan perairan di wil ayah Kot a Goront al o mel iput i veget asi al ga l aut , dan l amun yang dit emukan di sepanj ang wil ayah l aut an dan pesisir pant ai Kot a Goront al o. Veget asi mangrove sudah t idak dit emukan akibat berubah j adi pemukiman penduduk disepanj ang pant ai Kot a Goront al o.

St at us sumber daya makro-al ga yang ada di wil ayah ini masih cukup baik, hal ini disebabkan ol eh t ingkat ekspl oit asi t erhadap sumber daya t ersebut masih rel at if rendah. Jenis-j enis makro-al ga t ersebut banyak yang bel um dit el it i t ent ang f ungsi dan kegunaan sumber daya ini.

   

   

     

(a) (b)

Gambar. 2. 10. Ikan Nike, (a) Fot o nike (b) Nel ayan menangkap ikan nike di Tel uk Goront al o

Keanekaragaman Hayat i Ikan di Ekosist em Pesisir dan Laut an berupa Kerapu l umpur (Eunephil us sp), Baronang (Siganus j avus), Bandeng (Chanos chanos), dan Kakap (Lat es cal carif er), sert a beberapa j enis l ain yang dikenal masyarakat Goront al o sebagai ikan


(43)

Bubara, l ayang, nike, kakap, cakal ang, ekor kuning, t ongkol oci, t amako, ant oni, mal al ugis, sert a t andipang.

Jenis ikan t awar yang dij umpai diant aranya banyak hidup di danau Limbot o sepert i ikan nil a, muj air, gabus, ikan mas, koan, kepit ing dan udang sert a j enis ikan endemik danau Limbot o sepert i ikan payangga, hul uu, dan ikan manggabai. Sebagian j enis ikan-ikan air t awar ini j uga hidup di sungai Bone, Sungai Bol ango, dan Sungai Tamal at e yang mel int asi Kot a Goront al o.

C. AIR

Air merupakan sumber kehidupan yang t idak dapat t ergant ikan ol eh apapun j uga. Tanpa air manusia, hewan dan t anaman t idak akan dapat hidup. Air t erdapat di Wil ayah Sungai/ WS at au DAS dan Cekungan Air Tanah (CAT). Air menj adi Isu dan Indikat or Ut ama Ekosist em DAS dengan j argon masal ah Too Much, Too Li t t l e, dan Too Di r t y. Dimana t oo much menyebabkan banj ir, t oo l it t l e menimbul kan kekeringan, dan t oo dirt y menimbul kan masal ah pencemaran.

1 . Su m be r daya Ai r Pe r m u k aa n

Wil ayah Provinsi Goront al o memil iki t iga Daerah Al iran Sungai (DAS) ut ama, masing-masing DAS Randangan, DAS Paguyaman dan DAS Limbot o Bol ango Bone. Di l uar dari ket iga DAS ut ama t ersebut , j uga dit emukan banyak DAS-DAS kecil l ainnya yang umumnya t erdapat di hampir sel uruh wil ayah pegunungan di pinggiran kawasan pant ai. Ai r dari DAS-DAS kecil ini bermuara di Tel uk Tomini unt uk DAS di bagian Sel at an Provinsi dan di Laut Sul awesi unt uk DAS di bagian Ut ara Provinsi.

Sungai-sungai kecil yang bermuara di ut ara ant ara l ain S. Bulont io, S. Bol iohut o, S. Sumal at a, S. Dul akapa, S. Bul ut o, S. Buluoka, S. Monano, S. Tol ongio, S. Il angat a, S. Kwandang dan S. Bubode. Sungai-sungai yang bermuara di sel at an ant ara l ain S. Tamboo, S. Tombulil at o, S. Sogisadaa, S. Tal udaa, S. Sinabayuga, S. Pot oil a, S. Bobaa, S. Tumbihe dan Sungai Til amut a. Dua sungai kecil l ainnya, yait u S. Tal uhubongo dan S. Dut ul a Dua bermuara di Danau Limbot o yang airnya sel anj ut nya mengal irkan airnya ke Tel uk Tomini.

Sungai-sungai kecil t ersebut berasal dari j aj aran Pegunungan Til ong Kabil a, Perant anan, Bone, dan Loba sert a j aj aran gunung-gunung l ain yang t ingginya bervariasi


(44)

I I - 23 - dari 520 m (G. Pobol u) sampai 2. 065 m (G. Bol i ohut o). Karena kepent ingannya yang sangat vit al , berikut ini akan diuraikan l ebih j auh ket iga DAS ut ama di Provinsi Goront al o.

1 . 1 . Da e r ah Al i r a n Su nga i Ra ndanga n

DAS ini mel int asi Kecamat an Popayat o, Mari sa dan Paguat dan bermuara di pant ai Marisa. Luas DAS ini adalah sekit ar 290. 000 ha dengan panj ang sungai ut ama sekit ar 115 km. Mayorit as (sekit ar 80 %) dari wil ayah DAS ini berada pada daerah dengan t opograf i berbukit dan bergunung dengan kemiringan l ereng > 40 %, sehingga seyogyanya harus diperunt ukkan sebagai kawasan l indung.

Oleh karena pola aliran sungai DAS ini adal ah denrit ik dan pararel , air yang dial irkan dengan cepat mencapai hil ir. Akibat nya, wil ayah hil ir DAS menj adi rent an banj ir . Kerusakan l ahan dan erosi di wil ayah hul u, mi sal nya karena kegiat an penambangan at au pert anian, akan menghasil kan t ingkat sediment asi yang t inggi di wil ayah hil ir. Oleh karena it u, pengel ol aan l ahan dan kegiat an usaha di wil ayah hul u perl u dil akukan mel al ui program yang disusun berdasarkan perencanaan yang t epat dan dil aksanakan dengan konsekwen.

Pengel ol aan DAS Randangan secara t epat menj adi sangat pent ing karena t iga al asan. Pert ama, karena di wil ayah hul u DAS t erdapat sumber daya al am yang pot ensial , khususnya unt uk pert anian, pet ernakan dan pert ambangan, yang bil a dikel ol a dengan t epat akan berguna bagi masyarakat . Pemanf aat an sumberdaya al am di wil ayah hul u DAS, bil a t idak dikel ol a dengan benar, akan memberi konf l i k bagi kepent ingan keberadaan DAS l ainnya, t ermasuk resiko banj ir dan sediment asi. Kedua, wil ayah hil ir DAS ini merupakan daerah pot ensial bagi pert anian dan perikanan. Ket iga, DAS Randangan merupakan sumber air ut ama unt uk mendukung berbagai kegiat an pengembangan di Kabupat en Pohuwat o.

1 . 2 . Da e r ah Al i r a n Su nga i ( DAS) Paguyam a n

DAS Paguyaman mel int asi dua kabupat en, di bagian barat nya adal ah wil ayah Kabupat en Boal emo, sedangkan di sebel ah t imurnya Kabupat en Goront al o. Adapun wil ayah yang dil ewat i adal ah Kecamat an Ti l amut a, Paguyaman, dan Tibawa, kemudian bermuara di Tel uk Paguyaman. DAS ini memil iki l uas sekit ar 250. 000 ha. Sungai ut ama DAS ini yang panj angnya sekit ar 99, 3 km. Sedi kit nya 70 % dari wil ayah DAS mempunyai t opograf i bergunung sampai berbukit dengan kemiringan l ereng > 40 %.

Dengan t opograf i berbukit dan pegunungan ini, sungai ut ama DAS Paguyaman berbent uk l embah dal am, sehingga mampu menampung debit al iran air t inggi. Tidak diperol eh dat a debit sungai di provinsi ini, t et api berdasarkan hasil pengukuran ol eh PLN (1985) dan DPU (1987) Provinsi Sul ut , Sungai Paguyaman adal ah yang t ert inggi kecepat an


(45)

arusnya (23, 4 sampai sampai 63, 4 m/ det ik) dengan kedal aman sungai mencapai 76 cm (Tabel 4. 2).

Dengan pot ensi sepert i it u, Sungai Paguyaman dinil ai memil iki produkt ivit as air yang besar, sehingga dapat memenuhi kebut uhan air unt uk pert anian dan kebut uhan l ainnya. Namun, yang merisaukan adal ah ada indikasi bahwa f l ukt uasi debit t ahunannya t erus menj adi l ebih besar, mengindikasikan proses degradasi l ahan di wil ayah DAS ini yang t erus berl angsung.

Pot ensi kerusakan DAS Paguyaman memang besar karena beberapa al asan. Pert ama, karena l uas DAS yang besar, mencakup kawasan budidaya yang besar. Kedua, t opograf i wil ayah hul u DAS yang kondusif bagi proses erosi. Ket iga, konf l ik pengel ol aan di masa depan, karena wil ayah DAS ini mel int asi dua kabupat en berbeda, wal aupun mayorit as berada di Kabupat en Boal emo. Dengan demi kian, model pengel ol aan DAS yang singkron dengan program pengembangan wil ayah l int as kabupat en perl u dirumuskan dengan baik.

1 . 3 . Da e r ah Al i r a n Su nga i ( DAS) Bol a ngo- Bone

DAS Bol ango-Bone sesungguhnya dibangun oleh dua DAS berbeda, DAS Bol ango dan DAS Bone, keduanya bermuara di Tel uk Goront al o. DAS Bone j auh l ebih besar dari pada DAS Bol ango. Secara bersama-sama, DAS Bol ango-Bone mempunyai luas sekit ar 265. 000 ha dengan panj ang sungai ut ama sekit ar 100 km. Sama dengan kedua DAS ut ama lainnya di Provinsi Goront al o, DAS Bolango-Bone j uga didominasi (80 %) ol eh wil ayah dengan kemiringan l ereng >40 %. Art inya, DAS ini j uga rent an t erhadap proses degradasi yang cepat j ika kawasan hul u dari cat chment areanya dikel ol a secara t idak t epat .

DAS ini sangat rent an t erhadap banj ir. Ini t erl ihat pada f rekwensi banj ir yang t erj adi di Kot a Goront al o. DAS Bol ango-Bone (t erut ama DAS Bol ango) memberi kont ribusi besar t erhadap sediment asi Danau Limbot o yang saat ini l ebih banyak berbent uk darat an dari pada perairan, karena sebagian besar dari mangkuk danau t el ah berubah menj adi darat an.

Hal yang menggembirakan adalah, kual it as air Sungai Bone yang masih t ampak j ernih. Meskipun demikian, dari berbagai sumber, t ermasuk dari int erpret asi gambar cit ra l andsat (rekaman Okt ober 2000), diket ahui bahwa sebagian dari kawasan DAS ini t el ah mul ai t erbuka.

Danau Limbot o merupakan bagian pent ing dari ekosist em perairan Kot a Goront al o. Danau Limbot o mempunyai banyak f ungsi, sepert i penyangga banj ir (t erut ama dari Sungai


(1)

I V- 3 -

B. AMDAL

Dokumen izin lingkungan yang dikel uarkan sel ama t ahun 2012 dan 2013 mencapai 16 izin j enis Amdal . Kegiat an-kegiat an ini melalui pr oses penilaian dokumen ol eh Komisi Amdal t ingkat Provinsi Goront al o. Wal aupun kegiat an dalam kewenangan Kabupat en Kot a unt uk menil ainya, pemerint ah daerah bersangkut an mel impahkan kepada Komisi Amdal Provinsi. Hal ini karena baru ada sat u Komisi Amdal yang berl isensi yait u t ingkat Provinsi.

Dalam wakt u ini ada enam perusahaan perkebunan sawit baru yang memperol eh rekomendasi izin l ingkungan. Dua perusahaan di Kabupat en Boal emo, t iga perusahaan di Kabupat en Goront al o, dan sat u perusahaan di Kabupat en Goront al o Ut ara. Dengan demikian t ot al ada dua belas perusahaan perkebunan sawit di Provinsi Goront al o, dimana sebelumnya ada enam perusahaan yang mendapat izin l ingkungan di Kabupat en Pohuwat o.

Kegiat an yang diprakarsasi pihak swast a lainnya adalah pembangunan dua buah j al an akses kebun kel apa sawit , pembangunan PLTU Molot abu, Amdal PT. PG Tol angohul a.

Kegiat an yang diprakarsai pihak pemerint ah yang memperol eh izin l ingkungan adal ah pembangunan Jal an Lingkar Luar Goront al o (GORR), Rumah Sakit Provinsi, Pembangunan Bl ok Pl an Perkant oran, Pembangunan Obyek Wisat a Pant ai Bol ihut uo, Pangkal an Pendarat an Ikan, dan pembangunan Daerah Iri gasi Randangan. Jumlah kegiat an swast a yang mengurus izin l ingkungan l ebih banyak dibanding kegiat an pemerint ah yait u mencapai 62, 5%.

Gambar 4. 4. Suasana Rapat komisi Amdal Provinsi Goront al o

Pengawasan izin lingkungan dalam t ahun 2012dil akukan kepada 16 kegiat an baik yang sudah memil iki dokumen l ingkungan maupun yang bel um. Dal am pengawasan ini dit emukan sebagian besar belum t aat . Beberapa kegiat an yang seharusnya memil iki Dokumen Amdal


(2)

bel um mengurusnya. Bagi kegiat an yang sudah memil iki dokumen pengelolaan l ingkungan t idak menyediakannya di t empat kegiat an.

C. PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

Unt uk memudahkan masyarakat dal am menyampaikan inf ormasi t ent ang permasal ahan l ingkungan maka BALIHRISTI membangun POS Pengaduan. Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan melalui SMS via handphone dan dikumpul kan di dat abase websit e BALIHRISTI. Selanj ut nya inf ormasi yang masuk akan dit eruskan ol eh pet ugas kepada pej abat berwenang unt uk dit indaklanj ut i. Nomor t el epon yang bisa dikirimi SMS adal ah 081347701919.

Gambar 4. 5. Penindakl aj ut an pengaduan masyarakat t ent ang Pencemaran Sungai ol eh PETI di Desa Mekar Jaya Kab. Boal emo.

Pengaduan masyarakat yang masuk keinst ansi lingkungan t ingkat provinsi maupun kabupat en kot a dari 2011 sampai 2013 mencapai 38 pengaduan. Yang masuk ke Bal ihrist i ada dua kasus. Pert ama berit a kemat ian del apan Sapi akibat pencemaran sungai ol eh PETI di Desa Mekar Jaya, Wonosari, Kabupat en Boalemo yang t erj adi pada t ahun 2011. Pengaduan ini dit indaklanj ut i dengan peninj auan ke lapangan. Set elah dilakukan wawancara dan pemeriksaan keadaan sungai dan peninj auan ke l okasi penambangan emas t anpa izin (PETI), disimpulkan sement ara kemat ian sapi bukan karena PETI. Berit a ini adal ah konf lik ant ara pendat ang yang mel akukan penambangan emas dengan sist em semprot merusak al iran sungai yang digunakan warga unt uk pert anian dan keperl uan sehari-hari. Masalah ini selanj ut nya dikoordinasikan dengan Pemda Boal emo mel al ui Kant or


(3)

I V- 5 -

Kedua pengaduan Pencemaran Sungai Tombul il at o ol eh PETI, Bone Bol ango pada t ahun 2012. Masal ah ini dit indaklaj ut i dengan dengan peninj auan ke l apangan. Selanj ut nya dikoordinasikan dengan BLH Kabupat en Bone Bolango. Selama t ahun 2013 t idak ada pengaduan yang masuk kewenangan provinsi dan dit angani ol eh Bal ihrist i.

Pengaduan yang masuk ke Kabupat en Kot a dit angani ol eh inst ansi bersangkut an dengan st at us semuanya t el ah dit indakl aj ut i dan disel esaikan. Juml ah pengaduan t erbanyak ada di Kot a Goront al o dan Kabupat en Goront alo Ut ara, mencapai t uj uh pengaduan, dan yang pal ing sedikit ada di Kabupat en Goront al o, hanya dua pengaduan.

D. PERAN SERTA MASYARAKAT

Lembaga swadaya masyarakat yang t erdat a sebanyak 39 organisasi, dengan sebagian berkonsent rasi kepada masal ah l ingkungan hidup. walaupun ada yang t idak menamakan diri dengan ikon l ingkungan, mereka t et ap memil iki kepedul ian unt uk hal yang berkait an dengan permasalahan lingkungan. Organisasi non pemerint ah ini biasa diundang dal am kegiat an seminar Amdal , pel at ihan-pel at ihan, maupun pert emuan t idak resmi l ainnya sepert i sil at urahmi dal am rangka t ukar inf ormasi dan dat a l ingkungan.

Kegiat an pengel olaan lingkungan yang mel ibat kan masyarakat dan l embaga non pemerint ah dalam kurun wakt u t ahun 2010-2013 t ercat at beberapa kegit an, yang meliput i penanaman pohon, mangrove, hut an kot a, pembuat an sumur resapan, penat aan t aman dan t ugu, penghij auan di median j al an, hingga pembangunan depo sampah. Kegiat an-kegiat an ini ada yang disponsori dan inisiat if oleh dinas t erkait at aupun pihak swast a sepert i l embaga keuangan.

Salah sat u upaya mendorong keikut sert aan masyarakat dal am pengel ol aan l ingkungan adal ah dengan memberikan penghargaan at as pemikiran dan karya yang mereka l akukan. Dal am t ahun 2012 ada del apan sekol ah menerima penghargaan adiwiyat a. Tiga diant aranya menerima predikat sekol ah Adiwiyat a Mandiri, yait u SMA 1 Limbot o, SMP 2 Limbot o, dan SDN 1 Limehe Timur. Lima lainnya adalah penerima penghargaan Sekolah Adiwiyat a Nasional , yait u SMPN 1 Tapa, SMPN 1 Limbot o, SDN 2 Kabil a, SDN 3 Bul ango Timur, SDN 6 Kabil a. Bil a dibandingkan dengan t ahun 2011, t erj adi peningkat an j uml ah penghargaan adiwiyat a, yait u dari t iga sekol ah menj adi del apan sekol ah.


(4)

Gambar 4. 6. Kegiat an l ingkungandi Sekol ah Adiwiyat a, (a) penanaman pohon, (b) pemilahan sampah

Dal am t ahun 2013 Kement erian Lingkungan Hidup memberikan pengharagaan Adipura kepada t iga kot a di Provinsi Goront al o. Dua kot a masuk kat egori Anugerah Adipura yakni Kot a Limbot o di Kabupat en Goront alo dan Kot a Marisa di Kabupat en Pohuwat o. Sedangkan sat u kot a menerima Piagam Adipura yakni Kot a Suwawa di Kabupat en Bone Bolango.

Gambar 4. 7. Pelat ihan Pemanf aat an sedimen Danau Limbot o unt uk bat u bat a.

Pada t ahun 2012 Provinsi Goront al o menerima 2 Kot a di Provinsi Goront alo menerima penghargaan Adipura. Kot a Limbot o Kabupat en Goront alo mendapat anugerah Pial a Adipura unt uk yang kel ima kalinya. Sedangkan Kot a Marisa menerima sert if ikat Adipura.


(5)

I V- 7 -

Pada t ahun 2011 Provinsi Goront alo menerima 2 Pial a Adipura. Kot a yang menerima anugerah Pial a Adipura 2011 adal ah Kot a Boal emo dan Kot a Limbot o. Bil a diprosent asekan, maka pada t ahun 2013 ada 50% kot a di Provinsi Goront al o masuk kat egori penerima penghargaan Adipura.

Kegiat an-kegiat an sosial isasi dan pelat ihan t erkait pengel ol aan l ingkungan hidup yang dilakukan selama t ahun 2013 mel ibat kan inst ansi t erkait baik t ingkat provinsi maupun kabupat en kot a sert a kepada masyarakat umum.

Diant ara kegiat an t ersebut adal ah : Pengel ol aan Sampah Perkot aan Mel al ui Program 3R, Sosial iasi Hasil Pemant auan Kualit as Air Sungai Andagile, Sosialiasi Hasil Pemant auan Kualit as Air Sungai Randangan, Pelat ihan Pemant auan Kual it as Tanah, Pelat ihan Pemanf aat an Sedimen Danau Limbot o unt uk Bat u Bat a, Invent arisasi Gas Rumah Kaca.

E. KELEMBAGAAN

Pengel ol aan l ingkungan di Provinsi Goront al o memerl ukan penegakan hukum t erut ama yang mempert imbangkan kondisi dan budaya daerah. Unt uk menunj ang penegakan hukum di bidang l ingkungan dibuat perat uran daerah Provinsi Goront al o. Pada t ahun 2013 t el ah dikel uarkan Perda Provinsi Goront alo Nomor 3 t ent ang Pengelol aan Sampah. Perda ini adal ah perat uran daerah yang kel ima yang berkait an dengan pengel ol aan l ingkungan hidup di Provinsi Goront al o.

Gambar 4. 8. Graf ik Anggaran pengel olaan lingkungan hidup Balihrist i (dalam milyar rupiah)

0 .0 0

1 .0 0

2 .0 0

3 .0 0

4 .0 0

5 .0 0

6 .0 0

2 0 1 2 2 0 1 3

APBN APBD


(6)

Anggaran pengel ol aan lingkungan hidup t ingkat Provinsi Goront al o pada t ahun 2013 sebanyak 4, 9 mil yar naik 50 j ut a rupiah dibanding t ahun 2012. Bila dil ihat komponen APBD t erj adi penurunan dari 1, 35 mil yar menj adi 1 mil yar. Sedangkan APBN naik dari 3, 5 mil yar menj adi 3, 95 mil yar.

Inst ansi pengel ol a l ingkungan hidup di Provinsi Goront al o adal ah Badan Lingkungan Hidup Riset dan Teknol ogi Inf ormasi disingkat BALIHRISTI. Bidang Pengelol aan Lingkungan Hidup BALIHRISTI memil iki 3 (t iga) sub bidang yait u Sub bidang Pengel olaan, St andarisasi, dan Inf ormsi Lingkungan, Sub bidang Pengendal ian Dampak dan Konservasi Lingkungan, dan Sub bidang Edukasi, Pemberdayaan Masyarakat dan Penegakan Hukum Lingkungan.

Gambar 4. 9 Graf ik komposisi pegawai Balihrist i menurut pendidikan

Bal ihrist i pada t ahun 2013 dipimpin ol eh Ir . Hj . Nont j e Lakadj o dan memiliki pegawai sebanyak 62 dua orang. Sedangkan dari kualif ikasi pendidikan ada 6 laki-laki dan 9 perempuan magist er at au S2. Sarj ana sebanayak 14 orang l aki-l aki dan 18 orang perempuan. Dipl oma 1 orang l aki-l aki dan 4 orang perempuan. Sedangkan yang t amat an SLTA ada 4 l aki-l aki dan 7 perempuan.

Perbandingan pegawai bal ihrist i 40% perempuan dan 60% l aki-l aki. Sampai t ahun 2013 bel um ada pegawai Bal ihrist i yang menj adi st af j abat an f ungsional l ingkungan hidup.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Master (S2) Sarjana (S1) Diploma

(D3/D4)

SLTA

Series1 Series2