Slide ACC106 Slide 6
PERTEMUAN
KE 6
PAJAK PENGHASILAN UMUM
PAJAK PENGHASILAN
PPh adalah: Pajak dikenakan karena ada subyeknya yang telah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan
perpajakan.
Subjek Pajak PPh umum
a. Orang pribadi
b. Warisan yang belum terbagi
c. Badan
d. Bentuk Usaha Tetap
Tidak termasuk subyek pajak
a. Badan perwakilan negara asing
b. Pejabat perwakilan diplomat
c. Organisasi internasional
d. Pejabat perwakilan organisasi internasional
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
Subyek pajak dalam negeri pribadi, dimulai saat dilahirkan
sampai dengan saat meninggal atau mulai saat berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dan mempunyai niat bertempat
tinggal di Indonesia sampai dengan saat meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya.
Subyek pajak dalam negeri badan, dimulai saat didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia sampai dengan
saat dibubarkan atau tidak lagi berkedudukan di Indonesia.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Subyek pajak luar negeri pribadi, orang pribadi yang
tidak bertempat tinggal di Indonesia,atau orang pribadi
yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari
Subyek pajak Luar negeri badan, badan yang tidak
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia
OBJEK PAJAK
Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
selama satu tahun pajak yang dapat dipakai untuk konsumsi
dan untuk menambah kekayaan.
Obyek pajak penghasilan
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU PPh:
1) Penggantian/imbalan berkenaan dengan pekerjaan/jasa
2) Hadiah dari undian/pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
3) Laba usaha
4) Keuntungan karena penjualan/pengalihan harta
5) Penerimaan kembali pembayaran pajak
OBJEK PAJAK (LANJUTAN)
6) Bunga
7) Deviden
8) Royalti
9) Sewa/penghasilan lain
10) Penerimaan pembayaran berkala, misal : dana pensiun
11) Keuntungan karena pembebasan hutang
12) Keuntungan Karena selisih Kurs
13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14) Iuran yang diterima perkumpulan sepanjang ditentukan
berdasarkan volume atau pekerjaan bebas anggotanya.
yang belum
15) Tambahankekayaan netto dari
penghasilan dikenakan pajak.
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah.
Harta Hibah yang diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat.
Warisan
Imbalan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang diterima dalam
bentuk natura atau kenikmatan.
Pembayaran klaim dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi.
Dividen dengan syarat :
a) Berasal dari cadangan laba ditahan
b) Kepemilikan saham pada badan yang menerima dividen paling
rendah 25%
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK
7.
Iuran yang diterima dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh
Menteri Keuangan.
8. Bagian laba yang diterima anggota dari CV, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi, yang modalnya tidak terbagi atas
saham
9. Beasiswa
10. Sisa lebih dari lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan
dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
11. Santunan yang dibayarkan oleh BPJS
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
PTKP untuk Karyawan/pegawai tetap:
1)Untuk WP pribadi sebesar Rp. 24.300.000,-/tahun
2)Tambahan untuk istri sebesar Rp. 2.025.000,-/tahun
3).Tambahan untuk anak/tanggungan sedarah dan
semenda
dalam
garis lurus atau pun anak angkat yang
menjadi
tanggungan penuh (max. tiga orang) Rp. 2.025.000,-/tahun
4).Tambahan untuk istri yang bekerja dan
penghasilannya digabung dengan suami Rp.
24.300.000,-/tahun
TARIF PAJAK
Tarif Pajak Pasal 17 UU PPh Tahun 2000 Wajib Pajak Pribadi
No
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
1
Sampai dengan Rp 50.000.000
5%
2
Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000
15%
3
Diatas Rp 250.000.00 s/d Rp 500.000.000
25%
5
Diatas Rp 500.000.000
30%
WAJIB PAJAK BADAN
Pasal 17 ayat 2
Mulai tahun 2009, utk WP badan diberlakukan Tarif Tunggal yaitu
28%
Sedangkan utk tahun 2010 diproyeksikan tarifnya 25%
Pasal 31 E
Wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai
Rp 50.000.000.000 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 17,
yang dikarenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian
peredaran bruto dengan Rp 4.800.000.000
DASAR PENGENAAN PAJAK DAN CARA
MENGHITUNG PKP
Penghasilan Kena Pajak
(Wp Dlm Negeri)
Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan Bruto
(WP Luar negeri)
Pembukuan
Cara Menghitung Pajak
Norma
Perhitungan
PEMBUKUAN DAN NORMA PERHITUNGAN
a. Pembukuan
PKP WP Badan = Penghasilan neto atau penghasilan bruto
dikurangi dengan biaya-biaya yang
diperkenankan.
PKP WP Pribadi = Penghasilan Neto dikurang PTKP
b. Norma Perhitungan
PKP = penghasilan netto, besarnya penghasilan netto adalah
sama dengan
besarnya (persentase) norma
perhitungan penghasilan netto dikalikan dengan jumlah
peredaran usaha atau penerimaan bruto pekerjaan bebas
setahun.
Syarat menggunakan Norma Perhitungan:
a) Peredaran bruto maksimal Rp 4.800.000.000 per tahun
b) Mengajukan permohonan dalam jangka waktu tiga bulan
pertama tahun buku
c) Menyelenggarakan pencatatan
CARA MENGHITUNG DAN MELUNASI PAJAK
PENGHASILAN
Cara menghitung dan Melunasi Pajak
PPh = Penghasilan kena pajak dikali Tarif Psl 17
UU pajak
Cara melunasi pajak penghasilan
1) Pelunasan pajak pada tahun berjalan
a) Pembayaran sendiri oleh WP (PPh pasal 25)
b) Pembayaran
melalui pemotong/ pemungut atau
pihak ketiga(PPh 21,22,23,24)
2) Pelunasan pajak setelah tahun pajak berakhir
a) Pembayaran pajak karena kurang setor (Pajak terutang
th berjalan dikurang pajak yang telah dilunasi pada tahun
berjalan)
b) Membayar pajak kurang setor menurut SKP dan STP
KE 6
PAJAK PENGHASILAN UMUM
PAJAK PENGHASILAN
PPh adalah: Pajak dikenakan karena ada subyeknya yang telah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan
perpajakan.
Subjek Pajak PPh umum
a. Orang pribadi
b. Warisan yang belum terbagi
c. Badan
d. Bentuk Usaha Tetap
Tidak termasuk subyek pajak
a. Badan perwakilan negara asing
b. Pejabat perwakilan diplomat
c. Organisasi internasional
d. Pejabat perwakilan organisasi internasional
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
Subyek pajak dalam negeri pribadi, dimulai saat dilahirkan
sampai dengan saat meninggal atau mulai saat berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dan mempunyai niat bertempat
tinggal di Indonesia sampai dengan saat meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya.
Subyek pajak dalam negeri badan, dimulai saat didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia sampai dengan
saat dibubarkan atau tidak lagi berkedudukan di Indonesia.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Subyek pajak luar negeri pribadi, orang pribadi yang
tidak bertempat tinggal di Indonesia,atau orang pribadi
yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari
Subyek pajak Luar negeri badan, badan yang tidak
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia
OBJEK PAJAK
Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
selama satu tahun pajak yang dapat dipakai untuk konsumsi
dan untuk menambah kekayaan.
Obyek pajak penghasilan
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU PPh:
1) Penggantian/imbalan berkenaan dengan pekerjaan/jasa
2) Hadiah dari undian/pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
3) Laba usaha
4) Keuntungan karena penjualan/pengalihan harta
5) Penerimaan kembali pembayaran pajak
OBJEK PAJAK (LANJUTAN)
6) Bunga
7) Deviden
8) Royalti
9) Sewa/penghasilan lain
10) Penerimaan pembayaran berkala, misal : dana pensiun
11) Keuntungan karena pembebasan hutang
12) Keuntungan Karena selisih Kurs
13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14) Iuran yang diterima perkumpulan sepanjang ditentukan
berdasarkan volume atau pekerjaan bebas anggotanya.
yang belum
15) Tambahankekayaan netto dari
penghasilan dikenakan pajak.
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah.
Harta Hibah yang diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat.
Warisan
Imbalan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang diterima dalam
bentuk natura atau kenikmatan.
Pembayaran klaim dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi.
Dividen dengan syarat :
a) Berasal dari cadangan laba ditahan
b) Kepemilikan saham pada badan yang menerima dividen paling
rendah 25%
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK
7.
Iuran yang diterima dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh
Menteri Keuangan.
8. Bagian laba yang diterima anggota dari CV, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi, yang modalnya tidak terbagi atas
saham
9. Beasiswa
10. Sisa lebih dari lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan
dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
11. Santunan yang dibayarkan oleh BPJS
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
PTKP untuk Karyawan/pegawai tetap:
1)Untuk WP pribadi sebesar Rp. 24.300.000,-/tahun
2)Tambahan untuk istri sebesar Rp. 2.025.000,-/tahun
3).Tambahan untuk anak/tanggungan sedarah dan
semenda
dalam
garis lurus atau pun anak angkat yang
menjadi
tanggungan penuh (max. tiga orang) Rp. 2.025.000,-/tahun
4).Tambahan untuk istri yang bekerja dan
penghasilannya digabung dengan suami Rp.
24.300.000,-/tahun
TARIF PAJAK
Tarif Pajak Pasal 17 UU PPh Tahun 2000 Wajib Pajak Pribadi
No
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
1
Sampai dengan Rp 50.000.000
5%
2
Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000
15%
3
Diatas Rp 250.000.00 s/d Rp 500.000.000
25%
5
Diatas Rp 500.000.000
30%
WAJIB PAJAK BADAN
Pasal 17 ayat 2
Mulai tahun 2009, utk WP badan diberlakukan Tarif Tunggal yaitu
28%
Sedangkan utk tahun 2010 diproyeksikan tarifnya 25%
Pasal 31 E
Wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai
Rp 50.000.000.000 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 17,
yang dikarenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian
peredaran bruto dengan Rp 4.800.000.000
DASAR PENGENAAN PAJAK DAN CARA
MENGHITUNG PKP
Penghasilan Kena Pajak
(Wp Dlm Negeri)
Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan Bruto
(WP Luar negeri)
Pembukuan
Cara Menghitung Pajak
Norma
Perhitungan
PEMBUKUAN DAN NORMA PERHITUNGAN
a. Pembukuan
PKP WP Badan = Penghasilan neto atau penghasilan bruto
dikurangi dengan biaya-biaya yang
diperkenankan.
PKP WP Pribadi = Penghasilan Neto dikurang PTKP
b. Norma Perhitungan
PKP = penghasilan netto, besarnya penghasilan netto adalah
sama dengan
besarnya (persentase) norma
perhitungan penghasilan netto dikalikan dengan jumlah
peredaran usaha atau penerimaan bruto pekerjaan bebas
setahun.
Syarat menggunakan Norma Perhitungan:
a) Peredaran bruto maksimal Rp 4.800.000.000 per tahun
b) Mengajukan permohonan dalam jangka waktu tiga bulan
pertama tahun buku
c) Menyelenggarakan pencatatan
CARA MENGHITUNG DAN MELUNASI PAJAK
PENGHASILAN
Cara menghitung dan Melunasi Pajak
PPh = Penghasilan kena pajak dikali Tarif Psl 17
UU pajak
Cara melunasi pajak penghasilan
1) Pelunasan pajak pada tahun berjalan
a) Pembayaran sendiri oleh WP (PPh pasal 25)
b) Pembayaran
melalui pemotong/ pemungut atau
pihak ketiga(PPh 21,22,23,24)
2) Pelunasan pajak setelah tahun pajak berakhir
a) Pembayaran pajak karena kurang setor (Pajak terutang
th berjalan dikurang pajak yang telah dilunasi pada tahun
berjalan)
b) Membayar pajak kurang setor menurut SKP dan STP