68 TAHUN 2012 (SPM KB)

BUPATI KUNINGAN
PERATURAN BUPATI KUNINGAN
NOMOR 68 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DAN LAYANAN TERPADU BAGI
PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
KABUPATEN KUNINGAN
BUPATI KUNINGAN,
Menimbang

:

a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal, Pemerintah Daerah menerapkan Standar
Pelayanan Minimal sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Menteri;

b. bahwa untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Bidang Layanan Terpadu Bagi

Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, Pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor
55/HK-010/B5/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Peraturan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan di Kabupaten/Kota;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, dalam rangka
penerapannya perlu menetapkan Rencana Pencapaian Standar
Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
dan Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan di Kabupaten Kuningan yang dituangkan dalam bentuk
Peraturan Bupati;
Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun

1950);Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2004 Nomor 125
Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4437 ),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indoensia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 95,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6.

Undang-Undang Nompor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

7.

Undang-UndangNomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4720);

8.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

9.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 161,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang
Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
15,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4693);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737;

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);


16.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan
Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana
Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818);

17.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);

18.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

19.


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

20.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan;

21.

Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Nomor 55/HK-010/B5//2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;

22.

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Kewenangan

Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008
Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

23.

Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2008
tentang Lembaga Teknis Daerah sebagaimana telah dibuah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 24 Tahun 2011 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kuningan Tahun 2011 Nomor 155 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 79);

24.

Peraturan Bupati Kuningan Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik diLingkungan Pemerintah
Kabupaten Kuningan;

25.

Peraturan Bupati Kuningan Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tugas

Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan (Berita Daerah Kabupaten Kuningan Tahun
2008 Nomor 142);

26.

Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2012 tentang
Ketentuan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Kuningan.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

PERATURAN
BUPATI TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA
SEJAHTERA DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK
KORBAN KEKERASAN KABUPATEN KUNINGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan.
2.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan.

3.

Bupati adalah Bupati Kuningan.

4. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Kuningan tentang Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera dan Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan di Kabupaten Kuningan;

5. Urusan Wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak
dan pelayanan dasar warga negara;

6. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial,ekonomi dan
pemerintahan;
7. Pelayanan Dasar kepada masyarakat adalah fungsi Pemerintah dalam
memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat;
8. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal;

9. Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera yang selanjutnya disingkat SPM Bidang KB dan KS adalah tolok ukur
kinerja pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
10. Kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum dengan atau tanpa
menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya
bagai nyawa, badan atau menimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang;
11. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan berdasarkn perbedaan
jenis kelamin yang berakibat atau mjngkin berakibat kesengsaraan atau
penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis termasuk
ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
sewenang-wenang, baik yang terjadi di ranah publik atau dalam kehidupan
pribadi;
12. Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental,
seksual, psikologis termasuk penelantaran dan perlakuan buruk yang
mengancam integritas tubuh dan merendahkan martabat anak;
13. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk
anak yang masih dalam kandungan;
14. Penanganan pengaduan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyelenggara layanan terpadu untuk menindaklanjuti laporan adanya tindak
kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diajukan korban, keluarga atau
masyarakat;
15. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang meliputi aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif;
16. Rehabilitasi sosial adalah pelayanan yang ditujukan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar;
17. Penegak hukum adalah tindakan aparat yang diberi kewenangan oleh negara
untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan.
18. Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pendamping hukum
dan advokat untuk melakukan proses pendampingan saksi dan/atau korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sensitif gender.
19. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi
dalam pencapaian suatu SPM tertentu, dapat berupa masukan, proses, hasil
dan/atau manfaat pelayanan dasar;
20. Jenis Pelayanan Dasar Bidang KB dan KS adalah Komunikasi, Informasi dan
Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE-KB dan KS),
penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi serta penyediaan Informasi Data Mikro;

21. Rencana Pencapaian SPM adalah target pencapaian SPM yang dituangkan
dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), RKPD, Renstra-SKPD dan
Renja-SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya
dalam menyelenggarakan kebutuhan dasar;
22. Kemampuan dan potensi daerah adalah kondisi keuangan daerah dan sumber
daya yang dimiliki daerah untuk menyelenggarakan urusan wajib pemerintahan
daerah dan dalam rangka pembelanjaan untuk membiayai Rencana
Pencapaian SPM;
23. Pengembangan kapasitas adalah upaya meningkatkan kemampuan sistem
atau sarana dan prasarana,kelembagaan,personil dan keuangan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan
pelayanan dasar dan/atau SPM Pemerintahan Dalam Negeri secara efektif dan
efisien dengan menggunakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik;
24. APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuningan.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI RENCANA PENCAPAIAN SPM BIDANG KB
DAN KS DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN
KEKERASAN
Pasal 2
Maksud pengaturan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan ini adalah sebagai
pedoman bagi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dalam
melaksanakan urusan wajib daerah Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Pasal 3
Pengaturan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu
Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan bertujuan :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;
b. Agar Perempuan dan Anak Korban Kekerasan mendapatkan layanan minimal
yang dibutuhkan.
Pasal 4
Pengaturan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu
bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan berfungsi sebagai :
a. Alat untuk menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai
Pemerintah Kabupaten sebagai penyedia pelayanan KB dan KS dan Layanan
Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;
b. Tolok ukur untuk mengukur Kinerja Penyelenggaraan Urusan Wajib Daerah
berkaitan dengan Pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;
c. Dasar penentuan belanja publik dengan prioritas utama pelayanan KB dan KS
dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan berbasis
anggaran kinerja;
d. Acuan prioritas Perencanaan daerah dan prioritas pembiayaan APBD
pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan ;
e. Alat monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan Urusan Wajib Bidang KB dan
KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan Anak Korban Kekerasan di
Kabupaten Kuningan.

BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM
BIDANG KB DAN KS DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK
KORBAN KEKERASAN
Pasal 5
Pemerintah Kabupaten dalam menyelenggarakan pelayanan KB dan KS dan
Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan wajib berpedoman
pada Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Pasal 6
Rencana Pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 berkaitan dengan
Pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang meliputi Jenis Pelayanan beserta Indikator Kinerja dan Target
Tahunan Tahun 2013 dan 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
ini.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 7
Penyelenggaraan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan
dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan.
Pasal 8
Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM
dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan.
Pasal 9
Rencana Pencapaian SPM KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan
Anak Korban Kekerasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dilaksanakan
sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 10
Bupati bertanggung jawab dalam penyelenggaraan urusan wajib KB dan KS dan
Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana
Pencapaian SPM.
BAB V
MEKANISME DAN KOORDINASI PELAKSANAAN RENCANA PENCAPAIAN SPM
BIDANG KB DAN KS DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN
ANAK KORBAN KEKERASAN
Pasal 11
Mekanisme dan koordinasi pelaksanaan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB
dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Rencana Pencapaian SPM dilaksanakan oleh Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
b. Perencanaan Pembangunan Daerah pelayanan KB dan KS dan Layanan
Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan tahun anggaran yang

c.
d.
e.
f.

bersangkutan mengacu pada Rencana Pencapaian SPM
yang telah
ditetapkan dan menjadi prioritas bagi Daerah;
Melakukan sosialisasi, diseminasi, pelatihan penyelenggaraan SPM;
Mengembangkan standar-standar teknis dalam pelayanan KB dan KS dan
Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;
Melakukan survei kepuasan masyarakat secara teratur terhadap pelaksanaan
Rencana Pencapaian SPM;
Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja
pelayanan di bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan
Anak Korban Kekerasan.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan

Pasal 12
(1) Bupati melaksanakan pembinaan atas pelaksanaan SPM Bidang KB
dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk pemberian
Standar Teknis, Pedoman, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang meliputi :
a. Perhitungan kebutuhan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapain
SPM;
b. Penyusunan Rencana Kerja dan Standar Kinerja pencapaian target SPM;
c. Penilaian pengukuran kinerja pelaksanaan Rencana Pencapaian SPM;
d. Penyusunan Laporan Kinerja dalam penyelenggaraan pemenuhan
Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 13
Bupati melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan KS
dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
BAB VII
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 14
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan melaksanakan
evaluasi dan pelaporan pencapaian kinerja pelayanan Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM kepada Bupati.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 15
Sumber pembiayaan pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
untuk pencapaian target sesuai Rencana Pencapaian SPM dibebankan pada
APBD dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16
Dengan berlakunya Peraturan ini maka Ketentuan berkenaan dengan Pencapaian
SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang telah ada dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 17
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan.
Ditetapkan di Kuningan
Pada Tanggal 20 Desember 2012
BUPATI KUNINGAN,
Cap Ttd
AANG HAMID SUGANDA
Diundangkan di Kuningan
Pada tanggal 21 Desember 2012
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KUNINGAN,
Cap Ttd
YOSEP SETIAWAN
BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2012 NOMOR 108
Salinan ini sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA
KABUPATEN KUNINGAN

ANDI JUHANDI, SH
Pembina
NIP. 196306011992031006