2017 Hukum Sesi 1 TW

HUKUM ETIKA DAN REGULASI
KESEHATAN MASYARAKAT
(Penyelesaian Sengketa Medis)
oleh
TATA WIJAYANTA

MATERI
Ses
i

Hari/tanggal

Waktu

Topik Bahasan

1.

Selasa/
07.00-08.40
16 Februari 2016


Mengenal Etika dan Hukum

2.

Jumat/
18 Maret

09.00-10.40

Peradilan Umum: Pihak, Tahapan,
Pelaksanaan Putusan, Upaya
Hukum;
Alter. Penylesaian Sengketa, dan
Peradilan Profesi

3.

Selasa/
22 Maret 2016


07.00-08.40

Menghadapi dan Mengajukan
Gugatan Perdata

RUJUKAN
Lovenheim, Peter, 1989, Mediate, Don’t Litigate,
Mc. Graw-Hill, New York
Goodpaster, Gerry, 1999, Panduan Negosiasi
dan Mediasi, Terjemahan Nogar Simanjutak,
Ellips, Jakarta.
Harahap, M.Yahya, 2008, Hukum Acara Perdata
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar
Grafika, Jakarta/

ETIKA DAN HUKUM

ETIKA


ISTILAH


Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.



Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk
jamaknya yaitu ta etha.



Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir.



Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.




Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi
terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral.



Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti
yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan

ARTI KATA



etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral)”.




Etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip
dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1.

ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak);
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

2.
3.

nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat.

1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha,
etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan
etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan
nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima
dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi
bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan
filsafat moral.



Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai,
dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat
yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran
filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan

normatif
(tidak
sekadar
melaporkan
pandangan moral. melainkan menyelidiki
bagaimana
pandangan
moral
yang
sebenarnya).

Fungsi etika


Etika tidak langsung membuat manusia
menjadi lebih baik, itu ajaran moral,
melainkan etika merupakan sarana untuk
memperoleh orientasi kritis berhadapan
dengan
pelbagai

moralitas
yang
membingungkan. Etika ingin menampilkan
keterampilan intelektual yaitu keterampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan
kritis.

HUKUM

KAEDAH HUKUM (HUKUM)

RATIO ADANYA HUKUM
PEMENUHAN KEBUTUHAN
MENGUNTUNGKAN (POSITIP) KEPASTIAN
JUAL BELI, HIBAH, HADIAH, WARISAN

KONTAK

MERUGIKAN (NEGATIP)


KONFLIK  MENGANCAM KELANGSUNGAN
-DICEGAH
-KESEIMBANGAN

PERLU DIATUR

 DINORMALKAN

-PENCURIAN

KAEDAH (HUKUM)  BERFUNGSI: SOSIAL CONTROL
(MENGANJURKAN, MENYURUH ATAU MEMAKSA  MEMATUHI HUKUM

CONFLICT OF HUMAN INTEREST

RATIO ADANYA HUKUM (RAISON D’ETRE)

PEMBERIAN ARTI HUKUM




Hukum banyak segi dan sedemikian luas ruang lingkupnya
 banyak definisi hukum yang diajukan oleh para sarjana hukum



Pada umumnya (menurut para Sarjana Hukum)
- Hukum adalah himpunan peraturan hukum yang pelaksanaannya dalam masyarakat
dapat dipaksakan dengan sanksi yang tegas oleh instansi yang berwewenang.
 definisi ini untuk membedakan kaedah hukum dengan kaedah sosial lainnya
(kaedah agama, kaedah kesopanan dan kaedah kesusilaan)
 merupakan definisi hukum sebagai pemberian arti umum hukum yang cenderung
bersifat teoritis



Pemberian arti hukum dalam konteks implementasi/penerapan dalam masyarakat
 Ada 9 arti hukum (Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Sukanto, 1979:2)

ISI, SIFAT DAN PERUMUSAN KAEDAH HUKUM




Dari segi:
- isi
- sifat



Perumusan kaidah hukum (Soerjono Soekanto, 1978: 6)
- Larangan
“Dilarang menjual minuman keras tanpa izin Pemerintah setempat”
- Instruksi atau perintah
“Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia/Mandarataris MPR untuk
mengemban dan melaksanakan Ketetapan ini dengan bagian ketetapan yang
berupa GBHN sesuai dengan bunyi dan makna sumpah jabatannya” (TAP MPRRI
VI/MPR/1988).
- Pernyataan hipotesis
”Anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal warisan bersama
berhak atas harta warisan dalam arti, bahwa bagian anak lelaki adalah sama
dengan anak perempuan” (putusan Makamah Agung tanggal 1 Nopember 1961
No.179/Sip/1961).



Contoh: UU RI No. 1 Tahun 1974

FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN HUKUM



Fungsi hukum (Ronny Hanitijo Soemitro, 1980: 3-10):
1. Melindungi kepentingan manusia
2. sebagai sarana pengendalian sosial;
3. sebagai sarana untuk melakukan social engineering; dan
4. fungsi integratif



Tugas hukum untuk memberikan atau menjamin
1. kepastian hukum (Rechtssicherheit),
2. kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan
2. keadilan (Gerechtigkeit).



Tujuan hukum
- untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidup bersama
- hukum bukan semata-mata untuk keamanan dan ketertiban masyarakat
 tetapi juga sebagai sarana terciptanya kesejahteraan masyarakat
- kepentingan pribadi dan kepentingan anggota masyarakat  seimbang & adil
- hukum sebagai sarana terciptanya masyarakat :’tata tentrem karta rahardja’

Hukum dan Sanksi


Kekuasaan untuk memaksakan berlakunya hukum dalam masyarakat  sanksi



Sanksi bukan merupakan unsur pokok/essensiil  hanya unsur
tambahan/pelengkap
 baru diperlukan apabila hukum dilanggar dan harus ditegakkan.



Terdapat juga peraturan hukum yang tidak memiliki sanksi (lex imperfecta)
- Pasal 46 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 : "Anak wajib menghormati orang tua dan
mentaati kehendak mereka yang baik"

sanksi  selalu dalam arti negatif
- baru diterapkan karena terjadi pelanggaran hukum
- Contoh Pelanggaran hukum:
> hukum pidana disebabkan terjadinya delict;
> hukum perdata disebabkan terjadinya onrechtmatige daad atau wanprestatie;
> hukum tata pemerintahan disebabkan terjadinya onrechtmatige overheid daad
atau detournement de pouvoir atau excess de pouvoir.
 sanksi ..........


Penyimpangan dalam Hukum








Hakekatnya setiap orang yang melanggar hukum harus dihukum
 Jika tidak diberi sanksi/dihukum  akan berfungsi sama dengan kaedah sosial lainnya
- Tidak berarti setiap ada perilaku yang menyimpang dari hukum, pelakunya harus
dihukum, karena:
1. dikualifikasikan sebagai pelanggaran hukum,
2. dikualifikasikan sebagai pengecualian atau dispensasi (uitzonderingsgevallen).
Pengecualian atau dispensasi pada hakekatnya juga termasuk pelanggaran hukum
Si pelaku tidak dihukum sebab:
1. perbuatannya dibenarkan atau ada dasar pembenar (rechtvaardigingsgrond),
- Pasal 48 s/d Pasal 51 KUHP (alasan pembenar)
2. si pelaku dibebaskan dari kesalahan (schuldopheffingsgrond).
- Pasal 44 s/d Pasal 48 KUHP (alasan pemaaf)
Berarti perbuatan yang pada hakekatnya melanggar hukum, tetapi undang-undang
membenarkan atau memaafkan.



Dilakukan dalam keadaan darurat (Pasal 48 KUHP)
- Kasus perahu pecah dan toko terbakar



Pembelaan terpaksa (Pasal 49 KUHP)
- Kasus; Ketemu pencuri
- Syarat :
1. Pembelaan dilakukan harus terpaksa dan amat perlu karena tidak ada jalan lain,
serta harus seimbang dengan datangnya serangan.
2. Hanya terhadap kepentingan-kepentingan yang disebutkan dalam pasal itu ialah badan (tubuh
manusia), kehormatan (berkaitan dengan soal sexual), dan barang (barang berujud termasuk
juga binatang). Pembelaan dilakukan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga
untuk orang lain.
3. Serangan harus bersifat melawan hak dan mengancam dengan mendadak atau sekonyongkonyong.



Melaksanakan ketentuan undang-undang
- Polisi mengawal penjahat
- Algojo menghukum terpidana mati



Melaksanakan perintah jabatan dari kekuasaan yang berwenang (Pasal 51 KUHP)
- Poltas yang memerintah pengguna kendaraan melalui jalur larangan karena situasi macet

Perbuatan merupakan perbuatan yang melanggar hukum  kesalahannya dimaafkan
 Pasal 44 KUHP
- Perbuatan pelaku tidak dapat dipertanggungjawabkan
- si pelaku dianggap kurang sempurna akalnya (idiot atau dungu, imbicil atau dungu dan agak
sinting,
buta tuli dan bisu sejak lahir)
- akibat sakit sehingga berubah akalnya (sakit gila dan penyakit gila lainnya yang cukup parah)
 Pasal 45 KUHP
- dilakukan anak yang belum dewasa (belum 16 tahun)


- dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya tanpa hukuman atau;
- diserahkan kepada Pemerintah untuk dimasukkan ke lembaga pendidikan khusus dan
tanpa dikenai hukuman atau;
- Dihukum
> maksimum hukuman pokok yang akan dijatuhkan dikurangi dengan sepertiganya, atau
> pidana penjara maksimum 15 tahun apabila ancaman pidana atas perbuatan yang
dituduhkan adalah pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.


Pasal 48 KUHP
- Pengaruh daya paksa (overmacht/force majeure)
- Kekuasaan yang tidak dapat dihindarkan

- Terpaksa  paksaan lahir/batin atau jasmani/rohani
- Pengaruh daya paksa sebagai alasan pemaaf dibedakan:
1. Bersifat absoulut
2. Bersifat relatif

SUMBER HUKUM

DARI BEBERAPA PENDAPAT MAKA SUMBER HUKUM PIH MELIPUTI:
1. UNDANG-UNDANG
2. KEBIASAAN
3. TREATY
4. YURISPRUDENSI
5. DOKTRIN
6. PERJANJIAN

KLASIFIKASI HUKUM

Luas berlakunya
Sifat/daya kerja
Fungsi/cara mempertahankan
Isi/kepentingan
Bentuk
Sumbernya

: hukum umum dan khusus
: hukum pemaksa dan pelengkap
: hukum materiil dan formil

: hukum publik dan privat
: hukum tertulis dan tidak tertulis
: hukum undang-undang, hukum kebiasaan, hukum
traktat, dan hukum yurisprudensi
Tempat berlaku
: hukum nasional dan internasional
Waktu berlakunya: ius constitutum (hukum positif), ius constituendum,
dan hukum asasi (hukum alam)
Wujudnya
: hukum objektif dan subjektif

JENIS-JENIS LAPANGAN HUKUM



PEMBAGIAN TRADISIONAL KLASIK
1. hukum tata negara (staatsrecht/constituonal law)
2. hukum tata usaha (administratiefrecht/administrative law)
3. hukum perdata (privaatrecht/bugerlijkrecht/civielrecht/civil law)
4. hukum dagang (handelsrecht/commercial law)
5. hukum pidana (strafrecht/criminal law), dan
6. hukum acara (procesrecht).

ETIKA
SEBAGAI SALAH SATU JENIS NORMA

ETIKA


etika menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut
dipakai mengenai manusia . tidak mengenai binatang .
karena binatang tidak mengenal etika



etika mengatur perilaku manusia secara normatif
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan
dengan demikian menyatakan apa yag harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilkukan.

LAHIRNYA & REALISASI HUKUM SECARA MIKRO

MANIFESTASI:

BUAH PIKIRAN
26

BAIK – BURUK

ABSTRAK

BENAR – SALAH

NILAI

DILINDUNGI - DITOLAK

ASAS
NORMA/KAEDAH
KRISTALISASI

PERATURAN HUKUM KONKRIT
YURISPRUDENSI
HUKUM  DIKONKRITISASI  BAHASA

-- 1. TERTULIS

PERATURAN

2. TIDAK TERTULIS



KAEDAH/NORMA
- bentuk penjabaran konkrit daripada nilai-nilai dalam masyarakat yang bersifat abstrak yang
telah diserasikan
- fungsi untuk melindungi kepentingan manusia (ancaman dari luar atau dari dalam)

APA KAEDAH/NORMA SOSIAL ITU?


Kaedah sosial,
- peraturan hidup yang menetapkan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam
masyarakat
- pedoman tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarat yang fungsinya melindungi
kepentingan manusia ( sebagai makhluk individu/sosial) dengan jalan menertibkan



Kaedah sosial
- mencegah terjadinya gangguan terhadap kepentingan manusia
- mencegah bentrokan kepentingan manusia
 tercipta tata kehidupan masyarakat : aman, damai, tertib dan tenteram

KAEDAH/NORMA SOSIAL
-

-

-

Peraturan hidup yang memberikan batasan dan
kebebasan kepada warga masyarakat
Tentang bagaimana cara mengadakan hubungan diantara
sesama warga masyarakat, atau
Antara warga masyarakat dengan masyarakatnya sendiri
Sehingga pergaulan hidup dapat berjalan dengan baik

Tumbuhnya kaedah/norma sosial
Sejak manusia mengenal hidup bermasyarakat
Pertumbuhan dan perkembangannya  merupakan mata rantai dari
pertumbuhan dan perkembangan kepentingan manusia






1.
2.
3.
4.

Mochtar Kusumaatmaja (1980) : kaedah/norma kesusilaan, kesopanan
dan hukum
Satjipto Raharjo (1982:15): kaedah kesusilaan, kebiasaan dan hukum
Soerjono Soekanto (1980: 67-68): kaedah/norma kepercayaan,
kesusilaan, kesopanan dan hukum

JENIS-JENIS KAEDAH/NORMA SOSIAL
Kaedah agama (keagamaan)
Kaedah kesusilaan
Kaedah kesopanan
Kaedah hukum



Kaedah agama (keagamaan
- peraturan hidup yang oleh pemeluknya dianggap sebagai perintah Tuhan.
- berisi perintah, larangan dan anjuran
- memberi tuntunan hidup manusia agar mendapatkan kedamaian hidup di dunia dan akherat
- membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban kepada Tuhan, kepada sesama manusia dan
kepada diri sendiri.
- pelanggaran  sanksi di akherat



Kaedah kesusilaan
- peraturan hidup yang bersumber kepada rasa kesusilaan masyarakat
- sebagai pendukungnya adalah hati nuraini manusia itu sendiri atau orang lain
- Rasa ini didorong untuk melindungi diri sendiri atau orang lain
- hati manusia itu sendiri yang membisikan untuk berbuat baik atau buruk
- kaedah kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan akhlak pribadinya guna penyempurnaan
manusia
- pelanggaran  sanksi: dari batinnya sendiri (penyesalan)



Kaedah kesopanan
- peraturan hidup yang bersumber pada kepatutan, kebiasaan atau kesopanan dalam masyarakat
- berlaku: dalam suatu masyarakat tertentu atau lingkungan kecil atau kelompok kecil dari manusia
- disebut juga: kaedah sopan santun, tata krama atau adat
- pelanggaran  sanksi: dicemoohkan atau dikucilkan dari masyarakat



Kaedah hukum
- peraturan hidup yang segaja dibuat atau yang tumbuh dari pergaulan hidup masyarakat dan
selanjutnya dipositifkan secara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara.
- harapannya  dapat melindungi dan memenuhi segala kepentingan hidup manusia
dalam bermasyarakat.
- hakekatnya  untuk memperkokoh dan melengkapi pemberian perlindungan terhadap
kepentingan manusia yang telah dilakukan oleh ketiga kaedah sosial lainnya (agama,
kesusilaan dan kesopanan)
- pelanggaran  sanksi: tegas dan dapat dipaksakan oleh instansi resmi.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA KAEDAH-KAEDAH SOSIAL

Purnadi Purbacaraka & Soejono Soekanto (1979: 15-35), ada dua aspek hidup manusia, yaitu
hidup pribadi dan hidup antar pribadi. Setiap aspek hidup tersebut mempunyai kaedahkaedahnya dan dalam masing-masing golongan dapat dibedakan antara 2 macam kaedah yaitu:
1. Tata kaedah dengan aspek hidup pribadi
- tujuannya untuk kepentingan diri pribadi dan mencakup:
a. kaedah agama
- untuk mencapai kesucian pribadi atau kehidupan beriman
b. kaedah kesusilaan
- tertuju pada kebaikan hidup pribadi atau kebersihan hati nuraini dan akhlak
2. Tata kaedah dengan aspek hidup antar pribadi
- tujuannya untuk kepentingan hidup diri pribadi bersama pribadi lainnya, mencakup:
a. kaedah kesopanan
- dimaksudkan untuk keharmonian hidup bersama
b. kaedah hukum
- tertuju kepada kedamaian hidup bersama

Persamaaanya:
- terletak kepada fungsinya, yaitu sebagai perlindungan kepentingan manusia (individu atau
makhluk sosial)
Perbedaannya:
- dapat dilihat dari segi: tujuan, isi, asal muasal, sanksi dan daya kerja.





DARI SEGI TUJUAN
- Tujuan kaedah agama dan kesusilaan  penyempurnaan manusia
> kaedah agama, untuk mencapai kehidupan beriman
- mematuhi perintah dan meninggalkan larangan Tuhan
> kaedah kesusilaan,  perbaikan hidup manusia itu sendiri agar mempunyai hati nuraini
yang baik dan agar manusia tidak berbuat jahat.
> kaedah kesopanan dan hukum  ketertiban masyarakat
- bukan ditujukan kepada pembuatnya
- ditujukan kepada kepentingan masyarakat lainnya
- agar manusia lainnya tidak menjadi korban
DARI SEGI ISI
- tata kaedah sosial dikelompokan menjadi:
1. kelompok kaedah dengan aspek hidup pribadi
- termasuk disini kaedah agama dan kesusilaan
- isinya:
> ditujukan kepada sikap batin manusia dengan melarang melakukan kejahatan
2. kelompok kaedah dengan aspek hidup antar pribadi
- termasuk: kaedah kesopanan dan hukum
- isinya:
> ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan konkrit.





DARI SEGI ASAS MUASAL/SUMBERNYA
- kaedah agama:
> bersumber dari luar diri manusia
> bersumber pada ajaran agama
> merupakan perintah Tuhan
> bersifat heteronom
- kaedah kesusilaan
> bersumber/berasal dari dalam (diri manusia sendiri/hati nuraini manusia)
> bersifat otonom
- kaedah kesopanan dan hukum
> berasal dari luar (diri manusia)
> ada kekuasaan luar yang memaksakanpenguasa.ppt
> bersifat heteronom
DARI SEGI SANKSI
- kaedah agama, baru dirasakan nanti (akherat) & Tuhan yang menghukum
- kaedah kesusilaan, datang dari hati nuraini (tekanan batin/penyesalan)
 penyesalan kadang terasa lebih berat dibanding sanksi kaedah lainnya
- kaedah kesopanan, ditetapkan oleh masyarakat secara tidak resmi
> tidak ada suatu instansi resmi yang dapat memaksakan sanksi
- kaedah hukum, sanksi datang dari masyarakat secara resmi
> ada instansi resmi yang berwewenang menegakan hukum dan memaksakan pelaksanaan
sanksi hukum



DARI SEGI DAYA KERJA
- kaedah agama, kesusilaan dan kesopanan
> hanya membebani manusia dengan kewajiban
> tanpa memberi hak khusus bagi orang lain yang dirugikan untuk menuntut haknya
> sanksi yang tegas dan nyata tidak dapat dipaksakan penerapannya
> bersifat normatif
- kaedah hukum
> membebani kewajiban dan memberikan hak (untuk menuntut atau ditegakannya peraturan
yang ada)
> bersifat: normatif dan atributif

DILIHAT DARI
SEGI

KAIDAH/
NORMA
AGAMA

FUNGSI
TUJUAN

KESUSILAAN

Sebagai perlindungan
Umat manusia untuk penyempurnaan
manusia jangan sampai jahat

KESOPANAN

HUKUM

kepentingan manusia
Pembuatnya yang konkrit untuk
Ketertiban masykt jangan sampai ada
korban

ISI

Ditujukan kepada sikap batin

ASAL USUL

Dari Tuhan

Diri sendiri

Kekuasaan luar yg memaksakan

SANKSI

Dari Tuhan

Diri sendiri

Dari masyarakat secara resmi

DAYA KERJA

KEPADA SIAPA
DITUJUKAN
BERLAKUNYA

Hanya

membebani

umat manusia
Luas tidak dibatasi (jadi melampaui
batas wilayah negara)

Ditujukan kepada sikap lahir

kewajiban saja

Pelakunya
sempit (kelompokkelompok tertentu)

Memberikan hak &
membebani
kewajiban
yang konkrit
Dibatasi nasional
atau luas
internasional

Pembagian Norma


Norma dibagi menjadi norma hukum, norma moral,
norma agama dan norma sopan santun.



Norma hukum berasal dari hukum dan perundangundangan. Norma agama berasal dari agama
sedangkan norma moral berasal dari suara batin.
Norma sopan santun berasal dari kehidupan seharihari sedangkan norma moral berasal dari etika.



Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus
hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.

PERADILAN UMUM (Pihak,
tahapan,pelaksanaan putusan, upaya hukum;
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA,
dan PERADILAN PROFESI

PERADILAN UMUM
(Pihak, tahapan,pelaksanaan putusan,
upaya hukum)

KLASIFIKASI HUKUM BERDASARKAN FUNGSI
1. HUKUM MATERIIL
- MEMBEBANKAN HAK & KEWAJIBAN
- MEMERINTAH & MELARANG, SERTA
- MEMBERIKAN SANKSI
CONTOH:
> HUKUM PERDATA : Ps 1365 KUHPerdata
> HUKUM PIDANA : Pasal 362 KUHPidana
> HUKUM TATA USAHA NEGARA
2. HUKUM FORMIL
- CARA MEMPERTAHANKAN HUKUM MATERIIL

CARA MEMPERTAHANKAN HUKUM PERDATA MATERIIL

- HUKUM PERDATA FORMIL
- JENISNYA:
1. LITIGASI
- PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI PENGADILAN
- HUKUM ACARA PERDATA
2. NON LITIGASI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
- PENYELESAIAN DI LUAR PENGADILAN
- JENISNYA:
a. ARBITRASE (UU RI NO. 30 TH. 1999)
b. MEDIASI (PERMA RI No. 1 Th. 2008)
c. KONSILIASI
d. NEGOSIASI
3. AKTA NOTARIS

LITIGASI




PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI
PENGADILAN
PENGADILAN SENGKETA MEDIS
1. Pengadilan Negeri
a. aspek perdata
b. aspek pidana
2. Pengadilan Tata Usaha Negara

TUNTUTAN HAK
1. PENGERTIAN
43
- TINDAKAN
- TUJUAN: MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM
- DIBERIKAN PENGADILAN
- EIGENRICHTING
2. JENISNYA
A. TANPA SENGKETA
- PERMOHONAN (REQUEST)
- HANYA SATU PIHAK (PEMOHON) -TANPA PIHAK LAWAN
- PEMBUKTIAN BUKU IV KUHPerdata TIDAK BERLAKU
- TIDAK BERLAKU ASAS SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM DAN PUTUSAN HARUS MEMUAT
ALASAN
 TIDAK BERLAKU
- PERADILAN VOLUNTER (VOLUNTAIRE JURISDICTIE/PERADILAN SUKARELA/TIDAK
SESUNGGUHNYA)
B. ADA SENGKETA
- GUGATAN
- MINIMAL ADA 2 PIHAK : > PENGGUGAT (PIHAK YANG MENUNTUT)
> TERGUGAT (PIHAK YANG DITUNTUT)
- BERLAKU BUKU IV KUHPerdata
- SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM DAN PUTUSAN HARUS MEMUAT ALASAN
- PERADILAN CONTENTIEUS

SUMBER-SUMBER HUKUM ACARA PERDATA
44

1. UU No. 1 Drt Th. 1951
2. HIR & RBg
3. Rv
4. RO
4. BUKU IV KUHPerdata
5. UU RI No. 20 Th. 1947 TENTANG HUKUM ACARA PERDATA BANDING DI PT (JAWA & MAD)
6. UU RI No. 1 Th. 1974 jo PP RI No. 9 Th. 1975
7. UU RI No. 7 Th. 1989 jo UU RI No. 3 Th. 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA
8. UU RI No. 14 Th. 1985 jo UU RI No. 5 Th. 2004 TENTANG MAHKAMAH AGUNG
9. UU RI No. 2 Th. 1986 jo UU RI No. 8 Th. 2004 TENTANG PERADILAN UMUM
10. UU RI No. 5 Th. 1986 jo UU RI No. 9 TH. 2004 PERADILAN TUN
11. UU RI No. 4 Th. 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN
12. UU RI No. 18 Th. 2003 TENTANG ADVOKAT
13. YURISPRUDENSI
14. KEBIASAAN
15. PERJANJIAN INTERNASIONAL
16. DOKTRIN (ILMU PENGETAHUAN)
17. INSTRUKSI & SE MARI

PENGADILAN & PERADILAN
45


KEDUANYA MEMPUNYAI MAKNA BERBEDA

PERADILAN
- DALAM ILMU HUKUM DIGUNAKAN UNTUK MENYEBUT HASIL DARI
SUATU PROSES PENEGAKAN HUKUM ATAU DIGUNAKAN
UNTUK MENYEBUT PROSES ITU SENDIRI
- PERADILAN DIARTIKAN SEBAGAI SUATU PELAKSANAAN HUKUM
DALAM HAL KONKRIT ADANYA TUNTUTAN HAK, FUNGSI MANA
DIJALANKAN OLEH SUATU BADAN YANG BERDIRI SENDIRI DAN
DIADAKAN OLEH NEGARA, BEBAS DARI PENGARUH APAPUN ATAU
OLEH SIAPAPUN DENGAN CARA MEMBERIKAN PUTUSAN YANG
BERSIFAT MENGIKAT DAN BERTUJUAN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA EIGENRICHTING.

o

o
o

PENGADILAN
- ORGANNYA

SEBAGAI SUATU PROSES
(PERADILAN)
MELIPUTI
46 3 TAHAP:
1. TAHAP PENDAHULUAN
- YAITU TAHAP SEBELUM PERSIDANGAN
2. TAHAP PENENTUAN
- DISEBUT JUGA TAHAP PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
- TERMASUK DISINI ADALAH UPAYA HUKUM BANDING DAN
KASASI
3. TAHAP PELAKSANAAN PUTUSAN

47

PENGADILAN



LINGKUNGAN PERADILAN DIBAGI MENJADI :
1. PERADILAN UMUM
- PERADILAN BAGI RAKYAT PADA UMUMNYA BAIK DALAM
PERKARA PERDATA MAUPUN PIDANA
48
2. PERADILAN KHUSUS
- PERADILAN YANG MENGADILI PERKARA ATAU GOLONGAN
RAKYAT TERTENTU



PASAL 10 AYAT (2) UU RI NO. 48 TH. 2009
MENETAPKAN ADANYA 4 LINGKUNGAN PERADILAN;
PERADILAN UMUM, PERADILAN AGAMA, PERADILAN MILITER
DAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA.
SECARA KELEMBAGAAN ADA 2 MAHKAMAH: MAHKAMAH
AGUNG DAN MAHKAMAH KONSTITUSI

-



DALAM KE-4 LINGKUNGAN PERADILAN TERSEBUT
DAPAT DIBENTUK PERADILAN KHUSUS
> PERADILAN UMUM:
49
PENGADILAN ANAK, PENGADILAN NIAGA,
PENGADILAN HAM, PENGADILAN TINDAK PIDANA
KORUPSI, PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
> PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
- PENGADILAN PAJAK
> PENGADILAN AGAMA
- MAHKAMAH SYARIAH NAD

0

Mahkamah Agung

Pengadilan Tertinggi

Mahkamah Konstitusi

50
Pengadilan tingkat kedua
(Mahkamah Banding/
Apellate Jurisdiction)

Pengadilan
Tinggi

Pengadilan
Tinggi Agama

Mahkamah
Militer
Tinggi

Pengadilan Tingkat Pertama
(Original Jurisdiction)

Pengadilan
Negeri

Pengadilan
Agama

Mahkamah
Militer

Walikota

MahkaMah Pelayaran

Mahkamah
Perumahan
(KUP)

Pengadilan
Niaga

Pengadilan
Anak

Pengadilan
Hak Asasi
Manusia
Pengadilan
Lalu Lintas

Pengadilan
Ekonomi

Pengadilan
Korupsi

Mahkamah
Syariah
Di Aceh

Pengadilan
Tinggi Tata Usaha
Negara

Pengadilan Tata
Usaha Negara

Pengadilan
Pajak

Pengadilan
Perselisihan
Pertikaian
Perburuhan

Pengadilan-pengadilan khusus

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA,

NON LITIGASI






PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI
LUAR PENGADILAN
ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR
PENGADILAN

JENIS PENYELESAIN SENGKETA
VIA NON LITIGASI
(Perdata)
1.
2.
3.
4.
5.

ARBITRASE (UU RI NO. 30 TH. 1999)
MEDIASI (PERMA RI No. 1 Th. 2008)
KONSILIASI
NEGOSIASI
PENILAIAN AHLI

ARBRITRASE




Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di
luar peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara
tertulis
Ps 1 Angka 1 UU 30/1999

MEDIASI




Cara penyelesaian suatu sengketa melalui
proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh
mediator
Ps 1 Angka 7 Perma 1/2008 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan

KONSULTASI




Tindakan yang bersifat personal antara satu
pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang
merupakan konsultan yang memberikan
pendapatnya kepada klien tersebut.
Doktrin

NEGOSIASI




Metode penyelesaian secara langsung tanpa
menggunakan perantara ataupun jasa pihak
ketiga.
Doktrin

KONSILIASI




Proses penyelsaian sengketa dengan
menyerahkannya kepada satu komisi orangorang yang bertugas untuk
menguraikan/menjelaskan fakta-fakta dan
(biasanya setelah mendengar para pihak
mengupayakan agar mereka mencapai suatu
kesepakatan) membuat usulan-usulan untuk
suatu penyelesaian namun keputusan tersebut
dtidak mengikat
Doktrin

PENILAIAN AHLI


Suatu keterangan yang dimintakan oleh para
pihak yang sedang bersengketa kepada
seorang ahli tertentu yang dianggap lebih
memahami tentang suatu materi sengketa yang
terjadi.

MEDIASI
ADALAH PENYELESAIAN SENGKETA
MEDIS YANG BANYAK DIPILIH
PADA SAAT INI

ISTILAH DAN PENGERTIAN



Istilah:
- Mediasi



Kamus Populer Ilmiah Lengkap
- Penengahan
- Perdamaian



Pengaturan
- Perma No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan

ISTILAH DAN PENGERTIAN


Pengertian
A. Doktrin
Proses negosiasi penyelesaian masalah di mana satu pihak luar yang tidak
perpihak, netral, tidak bekerja bersama para pihak yang bersengketa
membantu mereka guna mencapai suatu kesepakatan hasil negosiasi yang
memuaskan (Gerry Goodpaster)
Private informal dispute resolution process in which a neutral third person, the
mediator, helps disputing parties to reach an agreement (Black’s Law
Dictionary)
A relatively informal process in which a neutral third party, the mediator help to
resolve a dispute (Mark E. Roszkowski)
B. Perundang-undangan
Cara penyelesaian suatu sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator

ASAS-ASAS UMUM PROSES MEDIASI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Proses mediasi bersifat informal
Waktu dibutuhkan relatif singkat
Penyelesaian didasarkan atas kesepakatan para pihak
Biaya ringan dan murah
Proses tertutup dan bersifat rahasia
Kesepakatan damai bersifat mengkahiri sengketa
Proses mediasi dapat mengesampingkan pembuktian
Proses mediasi bersifat “win-win solution”
Akta perdamaian bersifat final and binding

PERADILAN PROFESI

MENGHADAPI DAN MENGAJUKAN
GUGATAN PERDATA