2017 Hukum Sesi 11 Rima Pelayanan Kesehatan Sebagai HAM

PELAYANAN
KESEHATAN
SEBAGAI HAM
(HUKUM
KERUMAHSAKIT
AN)
OLEH: RIMAWATI
LAW
FACULTY - UGM

ISI :
2

I.
II.

Pendahuluan
Hukum dan Rumah Sakit

 Dasar Hukum Penyelenggaraan RS
III.


IV.

Tanggung Jawab Hukum
Rumah Sakit (Tanggung
Jawab Institusi, Manajerial
dan Pidana)
Alternatif Penyelesaian
Sengketa Kesehatan
rima_mhugm@yahoo.com

3

PENDAHULUAN

rima_mhugm@yahoo.com

PENGANTAR
4


Rumah sakit merupakan orang
dalam bentuk badan hukum
yang akan melakukan
hubungan hukum baik dengan
orang pribadi maupun badan
hukum.
  Badan hukum penyelenggara
rumah sakit dapat berupa badan
hukum publik bagi rumah sakit
yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan badan hukum
privat.

Hubungan hukum tersebut
merupakan hubungan hukum
dalam bidang keperdataan yang
tunduk kepada perjanjian yang
disepakati antara pemberi
pelayanan jasa kesehatan
dengan penerima jasa

kesehatan.
Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan menjaga ketertiban
masyarakat, maka pemerintah sebagai pemegang amanah dari rakyat
atau warga Negara berwenang mengatur keberadaan lembaga
penyelenggara jasa pelayanan kepada masyarakat (Undang-Undang
No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit menegaskan bahwa tugas
rima_mhugm@yahoo.com
rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan

PENGANTAR
5

Hidup manusia akan selalu
berhadapan dengan perjanjian
atau kontrak
Rumah sakit sebagai “orang”
dalam bentuk badan hukum akan
bertanggung
jawab

terhadap
perbuatan hukum yang dilakukan
Perjanjian menjadikan para pihak
yang membuat perjanjian atau
oleh
organ-organ
yang
yang menyetujui suatu klausula
menjalankan tugas rumah sakit
perjanjian terikat dengan aturandan tanggung jawab tersebut
aturan yang
juga
ditanggung
oleh
yang
bersama (Hukum)
mengendalikan dan menjalankan
fungsi dan tugas badan hukum
tersebut (badan hukum baik
badan

hukum
kenegaraan
maupun badan hukum rima_mhugm@yahoo.com
pribadi
(Pasal 1653 KUH Perdata) )

disepakati

6

HUKUM DAN RUMAH
SAKIT

rima_mhugm@yahoo.com

Hukum dan Rumah Sakit
7

HUKUM



RUMAH SAKIT

Seperangkat
peraturan
perundang-undangan
yang dibuat oleh
suatu kekuasaan
(legislatif), dalam
mengatur pergaulan
hidup masyarakat.





Sebagai subjek
hukum
Organ yang
bertujuan sebagai

penyelenggara
pelayanan
kesehatan

rima_mhugm@yahoo.com

Hukum Kesehatan
8







Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum
yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum
pidana, dan hukum administratif dalam hubungan
tersebut.

Sumber Hukum Kesehatan :
 Pedoman internasional, hukum kebiasaan dan
jurisprudensi yang berkaitan dengan
pemeliharaan
kesehatan, hukum otonom, ilmu dan
literatur.
Ketentuan Hukum yang Langsung Berhubungan
dengan Pemeliharaan Kesehatan  Misal: Peraturanperaturan Departemen Kesehatan yang berhubungan
dengan pemeliharaan kesehatan (farmasi, AIDS, dan
wabah penyakit)
rima_mhugm@yahoo.com

9

Dasar Hukum Penyelengga
raan RS di Indonesia

rima_mhugm@yahoo.com

Definisi Rumah Sakit

10



Pasal 1 angka 1, UU No. 44 Tahun 2009 ttg RS




Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.

Pasal 1 angka 3 UU No. 44 Tahun 2009 ttg RS


menyebutkan bahwa : Pelayanan Kesehatan
Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
rima_mhugm@yahoo.com

Asas Penyelenggaraan RS
11

Rumah Sakit diselenggarakan berdasarkan Asas Pancasila::
1. Nilai kemanusiaan (Humanity)
2. Nilai etika dan profesionalitas (Ethics and profesionalism)
3. Nilai manfaat (Benefit)
4. Nilai keadilan (Justice)
5. Nilai persamaan hak dan anti diskriminasi (Equality and
Non Discrimination)
6. Nilai pemerataan (Equal et Bono or Fairness)
7. Nilai perlindungan dan keselamatan pasien (Patient Safety
and Protection)
8. mempunyai fungsi sosial (Social Function)

DH: Pasal 2 UU RS

rima_mhugm@yahoo.com

12

Tujuan Pengaturan
Penyelenggaraan RS dalam
peraturan perundang-undangan
1.

2.

3.

4.

mempermudah akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan;
memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit;
meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan rumah sakit; dan
memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah
sakit, dan Rumah Sakit.

DH: Pasal 3 UU RS
rima_mhugm@yahoo.com

Tugas dan Fungsi RS



Tugas

Fungsi

Pasal 4 UU No. 44 Tahun 2009

Pasal 5 UU No. 44 tahun 2009

Pasal 4


1
3

1.

Rumah Sakit
mempunyai tugas
memberikan
pelayanan
kesehatan
perorangan
secara
paripurna.

2.

3.

4.

penyelenggaraan pelayanan pengobatan
dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit;
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis;
penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan;
penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidang kesehatan

rima_mhugm@yahoo.com

Syarat Pendirian RS
14

Rumah Sakit harus
memenuhi persyaratan :
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Lokasi (Lingkungan dan
Tata Ruang);
Bangunan (Ruang-ruang
Yankes);
Prasarana (Instalasi
Penunjang);
SDM (Medis,
Keperawatan ,
manajemen RS, dll)
terkait Ijin SDM;
Kefarmasian; dan
Peralatan.

Pengelolaan Rumah
Sakit :
1.Publik (Pemerintah
Atau Pemerintah
Daerah
2. Privat (Swasta)
DH: Pasal 7 ayat (2) UU
RS

DH: Pasal 7 ayat (1) UU RS
rima_mhugm@yahoo.com

15





Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Instansi yang bertugas di
bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga
Teknis Daerah (LTD) dengan pengelolaan Badan
Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus
berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya
hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

DH: Pasal 7 ayat (3) dan (4) UU RS

Pasal 7 Permenkes No.147 tahun 2010
rima_mhugm@yahoo.com

Perijinan RS

(Pasal 25 UU RS dan Pasal 2 Permenkes No.147 tahun 2010)
16
1.

2.

3.

Setiap Rumah Sakit harus
memiliki izin.
Izin yang dimaksud pada
terdiri atas:
a. izin mendirikan Rumah
Sakit
b. izin operasional Rumah
Sakit.
Izin operasional RS terdiri
atas:
a. izin operasional sementara
b. izin operasional tetap.

Perijinan RS dapat
dicabut apabila:
1.habis masa berlakunya;
2.tidak lagi memenuhi
persyaratan dan
standar;
3.terbukti melakukan
pelanggaran terhadap
peraturan perundangundangan; dan/atau
4.atas perintah
pengadilan dalam
rangka penegakan
hukum.

rima_mhugm@yahoo.com

Perijinan RS

(Pasal 3 Permenkes No.147 tahun 2010)
17

(1) Permohonan izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit diajukan
menurut jenis dan klasifikasi Rumah Sakit.
(2) Izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit
penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan
oleh Menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang
berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi.
(3) Izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit kelas B diberikan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari
pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
(4) Izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit kelas C dan kelas D
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat
rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
(5) Tata cara pemberian izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
rima_mhugm@yahoo.com

Klasifikasi RS
Pasal 2 UU No. 44
Tahun 2009 tentang RS
mengatur mengenaai :
PENETAPAN KELAS RS
(1)Setiap rumah sakit
wajib mendapatkan
penetapan kelas dari
Menteri
(2)Rumah sakit dapat
ditingkatkan kelasnya
setelah lulus tahapan
pelayanan akreditasi kelas
dibawahnya.

1
8

rima_mhugm@yahoo.com

Klasifikasi RS
RS Umum

RS Khusus

Pasal 5
Klasifikasi Rumah Sakit
Umum ditetapkan
berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana;
dan
e. Administrasi dan
Manajemen.
1
9

Pasal 25 ayat (1)
Klasifikasi Rumah Sakit
Khusus ditetapkan
berdasarkan:
a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana;
dan
e. Administrasi dan
Manajemen.

rima_mhugm@yahoo.com

Kewajiban dan Hak RS
20

Kewajiban RS Berdasarkan
Pasal 29 UU RS, a.l:
1.
Pelayanan Kesehatan
2.
Pelayanan Gawat Darurat
3.
Fungsi Sosial
4.
Menghormati dan Melindungi
Hak Pasien
5.
Menyelenggarakan Hospital
By Laws

Hak RS diatur didalam Pasal 30
UU RS

Pelanggaran terhadap
Kewajiban RS:
1.
2.
3.

Teguran (Lisan dan Tertulis)
Denda
Pencabutan Ijin

rima_mhugm@yahoo.com

21

Tanggung Jawab Hukum
Rumah SakiT

rima_mhugm@yahoo.com

22

Legal framework
penyelenggaraan RS

rima_mhugm@yahoo.com

Subyek Hukum Kesehatan
23

24

Tanggung Jawab Hukum RS
Pasal 46 UU RS
Rumah Sakit bertanggung jawab
secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit.

rima_mhugm@yahoo.com

25

Bentuk-bentuk
PertanggungJawaban Rumah
Sakit
1.
Tanggung Jawab terhadap bawahan di
2.

3.

4.

RS (Respondeat Superior Liability)
Tanggung Jawab terhadap Tenaga Medis
di RS (Captain On The Ship Liability)
Tanggung Jawab terhadap Tenaga
Kesehatan di RS (Borrowed Servant
Liabilty)
Tanggung Jawab terhadap
Organisasi/Kelembagaan (Corporate /
Hospital Liability)
rima_mhugm@yahoo.com

Ad. Respondeat Superior
26

Pasal 1367 dan Pasal 1368 BW
Yaitu : Pertanggungjawaban
karena adanya kerugian yang
dilakukan oleh bawahan

rima_mhugm@yahoo.com

27

Ad. Captain On The Ship &
Borrowed Servant


Tanggung jawab ini muncul di
ruang operasi

 dokter tim leader
 Perawat RS yang dipinjamkan ke
dokter  bertanggung jawab
secara mandiri
rima_mhugm@yahoo.com

Ad. Hospital Liability
28

Pasal 2 KODERSI & Pasal 46 UU No.
44/2009
Persyaratan:
1.
Masyarakat menduga bahwa dokter
adalah dokter tetap RS
2.
Masyarakat mencari RS bukan dokter

rima_mhugm@yahoo.com

Pertanggung Jawaban RS
29








Public Liability
Medical Liability
Bertanggung jawab sendiri sebagai
korporasi
Bertanggung jawab akibat Respondeat
Superior

rima_mhugm@yahoo.com

30

Perbuatan Melanggar
Hukum


Pasal 1365 BW




Pasal 1366 BW




Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugiankepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu untuk
menggantinya.
disebabkan karena kelalaian (culpa)

Pasal 1367 BW


disebabkan akibat respondeat superior
rima_mhugm@yahoo.com

31

Korelasi UU RS dan UU
Kesehatan


Pasal 58 UU No. 36/2009 ttg Kesehatan
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan
kesehatan yang diterimanya

rima_mhugm@yahoo.com

HUBUNGAN RS - DOKTER
32

1.
2.

Dokter In  Respondeat Superior
Dokter Out Dokter Kontrak 
Tanggung Jawab Mandiri

rima_mhugm@yahoo.com

Luka atau Kematian
33



Pasal 1370 BW




Dalam hal kematian akibat kesengajaan
atau kelalaian, ahli waris berhak menuntut
ganti rugi, yang dinilai menurut kedudukan
dan kekayaan kedua belah pihak.

Pasal 1371 BW


dalam hal luka/cacat, ganti rugi dapat
berbentuk: biaya penyembuhan dan
kerugian akibat luka atau cacat tersebut.
rima_mhugm@yahoo.com

Tanggung jawab RS
34



RS bertanggung jawab atas seluruh
penyelenggaraan pelayanan medis di RS
(Non Delegable Duty), mencakup:



Memastikan bahwa fasilitas berfungsi baik
Memastikan bahwa SDM di RS benar-benar
kompeten dan bekerja sesuai standar dan
etis

rima_mhugm@yahoo.com

Tanggung Jawab Spesifik RS
35




Duty of Care
Sarana RS




Sarana yankes
Ruang tindakan medis
Instalasi Medis
Gas Medis
 Listrik
 Air dan udara bersih





Sarana Publik




Alat Medis
Keselamatan pengunjung RS

Personil RS
rima_mhugm@yahoo.com

Tanggungjawab Institusi


Memenuhi persyaratan RS:









Bangunan
Prasarana dan Sarana
Peralatan Medis
Perangkat lunak pengoperasian (SPK dan SPO)
SDM yang memenuhi persyaratan dan berizin
Farmasi sesuai standar

Sehingga bidang ini yang menjadi
“penyebab” maka Institusi yg
bertanggungjawab atau setidaknya turut
bertanggungjawab

Tanggungjawab Institusional/
Korporasi
Pasal 46 UU 44/2009 ttg RS
 Rumah Sakit bertanggung jawab
secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit.

Pasal 45 UU 44/2009
 (1) Rumah Sakit tidak bertanggung jawab
secara hukum apabila pasien dan/atau
keluarganya menolak atau menghentikan
pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya
penjelasan medis yang komprehensif.
 (2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut
dalam melaksanakan tugas dalam rangka
menyelamatkan nyawa manusia.

Tanggungjawab Nakes


Memiliki persyaratan / kualifikasi dan
mempertahankannya:






Memiliki Sertifikat Kompetensi, Surat Tanda
Registrasi, Surat Iziin Praktik / Kerja, dll

Mematuhi Kode Etik Profesi
Mematuhi Standar Profesi
Mematuhi Standar Pelayanan dan SPO
Oleh karena itu ia bertanggungjawab atas
kesalahan atau pelanggaran ketentuan-

Hak menuntut ganti rugi
Pasal 58 UU 36/2009 ttg Kesehatan
 (1) Setiap orang berhak menuntut ganti
rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
 (2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
tenaga kesehatan yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam
keadaan darurat.

Perlindungan hukum
Pasal 50 UU 29/2004 ttg Praktik Kedokteran


Dokter atau dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak :




memperoleh perlindungan hukum
sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
memberikan pelayanan medis menurut
standar profesi dan standar prosedur
operasional;

42

PENDELEGASIAN /PELIMPAHAN
WEWENANG
PENDELEGASI
AN
WEWENANG

Definisi Delegasi
43

44

3 Komponen Wewenang
(Henc van Maarseveen )






Pengaruh
Wewenang digunakan untuk mengendalikan
perilaku subyek hukum
Dasar hukum
Peraturan/regulasi yang mendasari adanya
wewenang tersebut
Konformitas hukum
Konformitas hukum dalam wewenang
berarti adanya standar wewenang, baik
standar umum untuk semua jenis
wewenang maupun standar khusus untuk
jenis wewenang tertentu

45

Definisi Pelimpahan
Wewenang




Pelimpahan wewenang adalah proses
pengalihan tugas kepada orang lain
yang sah atau terlegitimasi (menurut
mekanisme tertentu dalam organisasi)
dalam melakukan berbagai aktivitas yang
ditujukan untuk pencapaian tujuan
organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan
menghambat proses pencapaian tujuan
tersebut.
Pelimpahan wewenang dari pihak yang
berhak kepada pihak yang tidak berhak
dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua
pihak secara tertulis.

Prinsip Pendelegasian
46








Seleksi dan susun tugas yang akan didelegasikan 
dengan cara menyusun tugas secara rasional, siapkan
format laporan dan presentasikan kepada penerima
delegasi;
Seleksi orang yang tepat berdasarkan kompetensi dan
persyaratan pendukung. Ketepatan memilih penerima
delegasi (delegat) bergantung pada kemampuan
pemberi delegasi menganalisis kinerja, kelebihan dan
kelemahan, serta perilaku penerima delegasi (delegat);
Berikan arahan dan motivasi kepada penerima delegasi;
Lakukan supervisi yang tepat baik frekuensi maupun
prosedur (SOP).

47

Bentuk-bentuk
Pendelegasian

Pendelegasian


Dokter dapat mendelegasikan tindakan
kepada tenaga kesehatan lain, dengan
persyaratan:







Kewenangan ada pada dokter
Penerima delegasi memiliki kompetensi
melakukannya (hanya psikomotor yg
didelegasikan)
Pendelegasian harus jelas dan tercatat
Supervisi
Tanggungjawab tetap berada pada
pendelegasi

Standar




SPO disusun dalam bentuk panduan
penatalaksanaan klinis (clinical practise
guidelines) yang dilengkapi dengan alur
klinis (clinical pathway), algoritme,
protokol, prosedur dan standing order.
SPO harus memuat sekurang-kurangnya
mengenai pengertian, anamnesis,
pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis,
diagnosis banding, pemeriksaan
penunjang, terapi, edukasi, prognosis
dan kepustakaan.





Kepatuhan kepada SPK (Pedoman
Nasional dan SPO) menjamin pemberian
pelayanan kesehatan dengan upaya
terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan,
tetapi tidak menjamin keberhasilan
upaya atau kesembuhan pasien;
Modifikasi SPK hanya dapat dilakukan
atas dasar keadaan yang memaksa,
antara lain keadaan khusus pasien,
kedaruratan dan keterbatasan sumber
daya.

Tanggungjawab Nakes vs
Institusi


UU RS menyatakan Tgjwb Institusi






RS harus mampu “menguasai” seluruh RS,
termasuk SDM nya
RS bertanggungjawab “keluar”, tetapi
dapat membagi tanggungjawab kepada
Nakes

UU Kes dan UU Pradok menyatakan
Nakes Bisa bertanggung-jawab


RS dan Nakes berbagi sesuai dengan
“Peraturan Internal RS” atau “Perjanjian”

Tanggungjawab Peserta
Didik


Mahasiswa / Co-ass







Belum memiliki kewenangan
Tidak bertanggungjawab bila dianggap
melaksanakan perintah jabatan
Pidana: bisa bertanggungjawab sendiri, atau
penyertaan,
Perdata: tidak bertanggungjawab

PPDS



Bertanggungjawab sebatas kompetensinya
Tanggungjawab DPK / DPJP untuk yg belum
menjadi kompetensinya

Berbagi Tanggungjawab RS Dik
dengan Institusi Pendidikan






Perjanjian Kerjasama antara RS Dik
dengan Institusi Pendidikan harus juga
meliputi Tanggungjawab kepada Pihak
Ketiga
FK: beri fungsi pendidikan bagi dokter
dan peserta didik, RS beri fungsi
pelayanan
FK: Dosen Pendidik Klinik dan Peserta
didik, sedangkan RS: Dokter Pendidik
Klinik

54

Sanksi dari Aspek Hukum
Administrasi, Hukum Perdata dan
Hukum Pidana

55

Bentuk Akibat hukum atau
Sanksi


Tanggung Jawab Hukum Pidana





Tanggung jawab Hukum Perdata




Pidana Badan: Kurungan, Penjara
Pidana Denda
Ganti rugi

Tanggung jawab Hukum Administrasi



Pencabutan ijin RS
Perubahan status RS

rima_mhugm@yahoo.com

56

Tanggung jawab Hukum
Pidana
Dasar penerapannya pada:
“MENS REA –ACTUS REUS”
 Adanya kesalahan (fault-based)






Kesengajaan (dollus)
Kelalaian (culpa)

Kemampuan pelaku untuk bertanggung jawab
Faktor pemberat dan peringan pidana
Kejahatan (kelalaian) terhadap tubuh manusia



Ps. 359 KUHP: menyebabkan hilangnya nyawa
orang
Ps. 360 KUHP: menyebabkan luka
rima_mhugm@yahoo.com

Pengaturan Sanksi Pidana





Ketentuan
Ketentuan
Ketentuan
Ketentuan

Pidana
Pidana
Pidana
Pidana

dalam
dalam
dalam
dalam

KUHP
UU No.29/2004
UU No.36/2009
UU No.35/2009

CONTOH KETENTUAN PIDANA –
KUHP








KELALAIAN
: 359-361 KUHP
KETERANGAN PALSU
: 267-268 KUHP
ABORSI ILEGAL
: 347-349 KUHP
PENIPUAN
: 382 BIS KUHP
PERPAJAKAN
: 209, 372 KUHP
EUTHANASIA
: 344 KUHP
PENYERANGAN SEKS
: 284-294 KUHP

KELALAIAN PIDANA (?)


Diuraikan dalam KUHP sebagai:




Terdapat 2 tingkatan:





“Karena salahnya”, “kealpaan”, “harus dapat
menduga”, “ada alasan kuat untuk
menduga”
Culpa Lata (gross negligence)
Culpa Levis

Hanya Culpa Lata yg dapat dimasukkan ke
dalam “kejahatan”, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara pidana
(Arrest HR 14-11-1887, 25-4-1916)

60

Tanggung Jawab Hukum
Perdata
Dasar penerapannya pada: alternatif
kondisi seharusnya dan kenyataan
dilapangan (das sollen dan das sein)
UU: adanya kesalahan (fault-based)



Kontrak




Perbuatan melanggar Hukum (Ps 1365 BW)
Adanya Wanprestasi (Ps. 1243 BW)

Vicarious Liability


Tanggung jawab majikan (Ps. 1367 BW)
rima_mhugm@yahoo.com

61

Konsep Penyelesaian Sengketa
Kesehatan








Didasarkan pada asas atau prinsip tanggung
jawab;
Berdasarkan sifat kesukarelaan dalam proses,
prosedur yang cepat, keputusan nonjudicial,
prosedur rahasia (confidential), fleksibilitas yang
lebih besar dalam merancang syarat-syarat
penyelesaian masalah, hemat waktu dan biaya;
Perlu dibentuk suatu badan khusus yang
independen;
Dapat dilakukan melalui lembaga konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, penilaian ahli dan
arbitrase.
rima_mhugm@yahoo.com

62

Tanggung Jawab Hukum RS
Pemerintah




Manajemen RS Pemerintah, dalam hal ini
manajerial RS Pemerintah dapat dituntut.
Pasal 1365 KUHPerdata karena pegawai
yang bekerja di RSP menjadi pegawai
negeri dan negara sebagai suatu badan
hukum dapat dituntut untuk membayar
ganti rugi atas tindakan pegawai negeri
yang dalam menjalankan tugasnya
merugikan pihak lain.
rima_mhugm@yahoo.com

63

Tanggung jawab RS
Swasta


Untuk manajemen RS dapat diterapkan
Pasal 1365 KUHPerdata dan 1367
KUHPerdata karena RS swasta sebagai
badan hukum memiliki kekayaan sendiri
dan dapat bertindak dalam hukum dan
dapat dituntut seperti halnya manusia.

rima_mhugm@yahoo.com

64

Alternatif Penyelesaian konflik
kesehatan
Litigasi


Non litigasi

Proses penyelesaian
sengketa kesehatan melalui
proses litigasi di dalam
pengadilan akan
menghasilkan kesepakatan
yang bersifat adversarial
yang belum mampu
mencakup kepentingan para
pihak, dan cenderung
menimbulkan masalah baru,
lambat dalam penyelesaian,
biaya mahal, tidak responsif
dan menimbulkan
permusuhan antara para
pihak.



Suatu proses
penyelesaian sengketa
kesehatan melalui
bentuk alternatif
penyelesaian sengketa
di luar pengadilan agar
memperoleh putusan
akhir dan mengikat para
pihak yang secara umum
tidak selalu dengan
melibatkan intervensi
dan bantuan pihak
ketiga yang independen

rima_mhugm@yahoo.com

65

Bentuk-bentuk
penyelesaian sengketa Di
Luar
Pengadilan

Konsultasi
Negosiasi
 Mediasi
 Konsiliasi
 Penilaian ahli


rima_mhugm@yahoo.com

Proses Mediasi
66

rima_mhugm@yahoo.com

67

TERIMA KASIH

Contact:
Rimawati
Mobile/WA: 08156887482
email address: rimawati@ugm.ac.id
rima_mhugm@yahoo.com