juridikti April 2013 V6 no1

(1)

Dimuat pada Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi (JURIDIKTI)- PROPSU-Medan ( ISSN : 1979 – 9640; Volume. 6, No. 1, April 2013, Halaman: 114 – 121.

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA ULTISOL SIMALINGKAR. Effects of Calcit and Hakiki Organic Fertilizer Application to Exchangeable Calcium, Exchangeable Aluminium and Soybeans(Glycine max (L) Merr.) Grain Production on

Simalingkar Ultisol. Lumbanraja, P and Tampubolon, B.

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp. 061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234,Indonesia.

E-mail: Parlindungan_Lumbanraja@yahoo.com banguntampubolon@yahoo.com

Research took place in University of HKBP Nommensen, Faculty of Agriculture Research Area in Simalingkar, Medan, Indonesia. Hypothesized that the

Calcit as well as Hakiki Organic Fertilizer as a singgle factor and theirs combination could effects the soybeans growth (Glycine max L). Application of the Calcit (K) with four rate is the first factors and Hakiki Organic Fertilizer (O) with four rate as the second factors. Every combinations of the treatment replicated by tree times. Research designed with Randomize Complete Block Design, every parameter that effected

significantly will be continued analized with Duncan’s Multiple Range Test. For

observation had made by measures of Ca-exchangeable, Al-exchangeable and and soybeans grain production.

The concluding of the research can be explain that:

1. The Effects of Calcit application on Simalingkar Ultisol significantly increased Ca-exchangeable, decreased Al-exchangeable, and increaed soybeans grain production. 2. Effects of Hakiki Organic Fertilizer application on Simalingkar Ultisol significantly

increased Ca-exchangeable, decreased Al-exchangeable, and increaed soybeans grain production.

3. Effects of Calcit and Hakiki Organic Fertilizer as combination on Simalingkar Ultisolonly significantly effected increased Ca-exchangeable, decreased Al-exchangeable, but not significantly effected to increasing of soybeans grains production.


(2)

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA I. PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Kedelai sebagai sumber bahan pangan sangat multiguna, karena selain dapat dikonsumsi dalam bentuk kacang kedelai sering juga diolah untuk mendapatkan berbagai bahan pangan lainnya. Bahan pangan yang bersumber dari kacang kedelai biasanya kaya akan kandungan protein, karbohidrat dan lain-lain, sehingga kacang kedelai dikenal sebagai bahan makanan yang bergizi tinggi. Kebutuhan kedelai dalam negeri masih memerlukan tambahan dalam jumlah yang sangat besar, yanitu mencapai jutaan ton pertahunnya yang dipenuhi dengan mengimport biji kedelai dari berbagai negara lain.

Tanah ultisol cukup luas untuk dikembangkan dan penyebarannya di Indonesia sangat luas, bahakan tanah ini mendominasi luas lahan kering yang diperkirakan mencapai sekitar 48 juta Ha lahan (Hardjowigeno, 1982). Tetapi karena perkembangan tanah ini berlangsung pada daerah dengan curah hujan yang tinggi maka tanah ini sering bereaksi masam, kejenuhan Al-dd yang tinggi dan kejenuhan basa-basa yang rendah. Kondisi tersebut membuat tanah ini membutuhkan upaya reklamasi yang mampu menurunkan kelarutan Al dan sekaligus mampu untuk meningkatkan kejenuhan basa-basa dalam tanah.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah reklamasi tanah-tanah masam melalui pemberian kalsit untuk meningkatkan kejenuhan basa-basa tanah dan pemanfaatan berbagai bahan amandemen tanah lainn yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk tujuan ini seperti pupuk organik. Kalsit selain meningkatkan KB tanahm juga dapat meningkatkan pH tanah, serta meningkatkan ketersediaan nutien Ca bagi tanaman. Selain itu pemberian kalsit diketahui dapat mengganti posisi Al pada komplex jerapan dengan membentuk Al (OH)3 yang tidak larut (akan mengendap), sehingga dengan cara ini akan menurunkan konsentrasi Al-dd (Thompson and Troeh, 1997 dan Tisdale et. al. 1984).

Pupuk organik dengan ciri khas KTK yang tinggi akan sangat mempengaruhi berbagai sifat tanah, mulai dari daya pegang unsur hara dalam komplek jerapan hingga kepada perbaikan penyediaan air tanah. Vaughan and Ord (1985) menutarakan bahwa penyerapan hara Ca, Mg dan Na juga membaik dengan adaqnya pemberian bahan organik.

Atas dasar pemikiran tersebut penulis hendak menyelikiki sejauh mana kalsit dan pupuk organik hakiki dapat bermanfaat dalam pemanfaatan tanah Ultisol Simalingkar untuk mendapatkan cara terbaik yang mungkin akan bermanfaat dalam meningkatkan produksi kefelai.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menetahui efektivitas kalsit dan pupuk organik pada Ultisol Simalingkar dalam upaya mengoptimalkan produksi kedelai.

1.3. Hipotesis Penelitian

1. Pemberian Kalsit maupun Pupuk Organik Hakiki secara tunggal akan berpengaruh nyata terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.


(3)

2. Diduga ada pengaruh nyata interaksi pemberian Kalsit dengan Pupuk Organik Hakiki terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

1.4. Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini akan berguna sebagai informasi mengenai pemakaian kalsit dan pupuk organik dalam upaya perbaikan berbagai sifat kimia tanah untuk peningkatkan produksi tanaman kedelai.

1.5. Urgensi Penelitian.

Dalam upaya peningkatan produksi kedelai Nasional guna mengurangi import kedelai, harus dilakukan terobosan untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan bermasalah. Satu dari sekian sejis tanah bermasalah adalah Ultisol sebagai akibat kejenuhan basa yang rendah dan Al-dd yang relatif tinggi pada tanah tersebut. Untuk itu dibutuhkan penelitian untuk mendapat acuan rekomendasi dalam reklamasi tanah tersebut agar dapat dimanfaatkan bagi produksi tanaman pangan.

II. BAHAN DAN METODA

Penelitian ini dilaksanakan di Porlak Percobaan Fakultas Pertanian universitas HKBP Nommensen Medan, di Desa Simalingkar B. Ketinggian Daerah ini lebih kurang 33 m dpl, jenis tanah Ultisol, pH tanah 5,5 dan tekstur tanah adalah pasir berlempung (Lumbanraja, 2000). Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lapisan top soil Ultisol Simalingkar, benih kedelai, kalsit, pupuk orgamnik hakiki, fingisida, insektisida, dll.Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi, alat olah tanah dalam hal ini cangkul, parang, babat, tugal, timbangan papan nama, meteran, gembor , corong, tali plastik, ember, semprot punggung, bambu, dan alat tulis.

3.3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dua faktor dengan tiga Ulangan.Faktor pertama adalah Kalsit (K) yang terdiri dari empat taraf yaitu:K0: Dosis setara dengan 0 ton/ha, K1: Dosis setara dengan 5 ton/ha, K2: Dosis setara dengan 10 ton/ha, A3: Dosis setara dengan 15 ton/ha. Faktor kedua adalah pemberian pupuk organik hakiki (O) yang terdiri dari empat taraf yaitu: O0 : Dosis 0 ton/Ha, O1 : Dosis setara dengan 6 ton/Ha, O2 : Dosis setara dengan 12 ton /Ha, O3 : Dosis setara dengan 18 ton/Ha.Kombinasi perlakuan dalam penelitian ini adalah 4 x 4 sehingga ada 16 kombinasi perlakuan yaitu: K0O0; K0O1; K0O2; K0O3; K1O0; K1O1; K1O2; K1O3; K2O0; K2O1; K2O2; K2O3; K3O0; K3O1; K3O2; K3O3. Ulangan dilakukan tiga kali, dan penentuan letak


(4)

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA

masing-masing kombinasi dalam barisan ulangan dilakukan dengan acak dan diperoleh dari hasil pengacakan.

3.3.2. Metode Analisis

Untuk mengetahui respon yang diamati terhadap perlakuan yang diberikan dilakukan Uji Analisis Variance (ANOVA) dan apabila menunjukkan bedanyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Model persamaan percobaan adalah

sebagai berikiut: Yijk= µ + σi + αj + βk + (α β)jk+ Σijk; dengan Yijk: data

pengamatan pada ulangan ke-i yang mendapat pemberian kalsit pada taraf ke-j dan pemberian pupuk organik hakiki pada taraf ke-k, µ: rata-rata perlakuan, σi:pengaruh ulangan ke-i, αj: pengaruh pemberian Kalsit (faktor K) taraf ke-j, βk:pengaruh pemberian pupuk organik hakiki (faktor O) taraf ke –k, (α β)jk:pengaruh interaksi pemberian kalsit taraf ke-j degan pupuk organik hakiki taraf ke-k. Σijk: pengaruh galat pada ulangan kelompok ke-i pemberian kalsit taraf ke-j dan pemberian pupuk organik hakiki taraf ke-k, (Malau, 2002). Setiap parameter yang berbeda nyata atau sangat nyata dilanjutkan pengujiannya dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan.

Tanah bahan penelitian diambil dari kedalaman 0 – 20 cm, jenis tanah Ultisol Simalingkar, pH tanah 5,5 dan tekstur tanah adalah pasir berlempung (Lumbanraja, 2000). Permukaan tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman lalu dikeringudarakan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari selanjutnya diayak dengan saringan 2mm (10 mesh). Dilakukan penentuan kadar air tanah kering udara untuk mengetahui berat tanah kering udara yang harus ditimbang untuk dimasukkan ke dalam polybag agar berat tanahnya setara dengan 10 kg tanah berat kering oven (BTKO). Dalam penelitian ini dari hasil analisis laboratorium, kadar air tanah tersebut pada saat keadaan kering udara adalah 27,79 % g/g. Maka atas dasar hasil ini tanah yang harus ditimbang dan dimasukkan ke dalam polybag adalah sebanyak 12,779 kg tanah kering udara atau lebih kurang 12, 8 kg/polybag. Tanah yang sudah ditimbang tersebut dicampur dengan perlakuan sesuai taraf lalu dimasukkan kedalam media tanam, lalu dibiarkan selama 2 minggu sebagai masa inkubasi.

Setelah persiapan media tanam dengan kombinasi perlakuannya dan masa inkubasi sudah selasa, selanjutnya dilakukan penanaman. Setiap media tanam diberiu 3 biji benih kedelai kemudian ditutup dengan tanah. Bersamaan dengan penanaman dilakukan pemberian pupuk dasar berupa Urea setara 98 kg/ha; TSP setara 146 kg/ha.

Adapun permerliharaan tanaman yang dilakukan adalah antara lain: penyiraman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan kebutuhannya.


(5)

Pengambilan parameter pengamatan dilakukan kurang lebih 90 hari setelah tanam, saat polong sudah mulai kelihatan tua (kering). Parameter tyanah yang diamati: parameter sifat kimia tanah yang diamati meliputi: Ca-dd (C.mol/kg tanah) dan Al-dd (M.mol/kg tanah) sedangkan untuk tanaman parameter yang diamati adalah: Hasil Biji Kedelai (g/rumpun).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. HASIL

3.1.1. Pengaruh Aplikasi Kalsit Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Seperti tertera pada Tabel 1, perlakuan aplikasi bahan kalsit kedalam tanah Ultisol Simalingkar pada dosis yang diteliti memberikan pengaruh yang sangat nyata untuk setiap parameter yang diuji, baik terhadap Ca-dd, Al-dd dan hasil biji kedelai.

Tabel 1. Pengaruh Aplikasi Kalsit Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama (pada baris) berbeda nyata pada taraf 0,01 dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

3.1.2. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Seperti tertera pada Tabel 2, perlakuan aplikasi pupuk organik hakiki kedalam tanah Ultisol Simalingkar pada dosis yang diteliti memberikan pengaruh yang sangat nyata untuk setiap parameter yang diuji, baik terhadap Ca-dd, Al-dd dan hasil biji kedelai.

Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Parameter

Kalsit (g/10 kg tanah)

0 25 50 75

Ca-dd (C.mol/kg) 2,35A 2,51B 2,60B 2,78D Al-dd (M.mol/kg) 0,56D 0,37D 0,30B 0,27A Hasil Biji Kedelai (g/rumpun) 18,05B 18,14B 18,22A 18,36A

Parameter

Pupuk Organik Hakiki (g/ 10 kg tanah)

0 30 60 90


(6)

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama (pada baris) berbeda nyata pada

af 0,01 dengan Uji Jarak Berganda Duncan

3.1.3. Pengaruh Aplikasi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai

Dari data yang disajikan pada Tabel 3, menuunjukkan bahwa kombinasi perlakuan aplikasi kalsit dengan pupuk organik hakiki kedalam tanah Ultisol Simalingkar pada dosis yang diteliti memberikan pengaruh yang sangat nyata untuk setiap parameter yang diuji, baik terhadap Ca-dd dan Al-dd, tetapi interaksi perlakuan ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil biji kedelai.

Tabel . 3. Pengaruh Aplikasi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda sangat nyata pada taraf 0,01 dengan Uji Jarak Berganda Duncan dan angka yang tidak diikuti huruf tidak berbedanyata pada uji F

3.2. PEMBAHASAN

3.2.1. Pengaruh Aplikasi Kalsit terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai Al-dd (M.mol/kg) 0,44D 0,39B 0,35A 0,33A Hasil Biji Kedelai (g/rumpun) 17,98B 18,20A 18,29A 18,30A

Parameter

Kalsit (g/10

g tanah)

Pupuk Organik Hakiki (g / 10 kg tanah)

0 30 60 90

Ca-dd (C.mol/kg) 0 1,85A 2,24B 2,50BC 2,80CD 25 1,95A 2,59C 2,61C 2,90D 50 2,36B 2,59C 2,65C 2,88CD 75 2,53C 2,81CD 2,82CD 2,95CD Al-dd (M.mol/kg) 0 1,62D 0,60D 0,52C 0,51C

25 0,47C 0,33BC 0,34C 0,33BC 50 0,34C 0,33BC 0,30B 0,24B 75 0,32AB 0,28AB 0,24AB 0,23A Hasil Biji Kedelai

(g/rumpun)

0 17,60 18,06 18,30 18,23 25 17,90 18,18 18,15 18,35 50 18,20 18,28 18,31 18,08 75 18,23 18,28 18,41 18,53


(7)

Seperti telah diutarakan di atas terlihat hasil uji membuktikan bahwa perlakuan kalsit berpengaruh sangat nyata terhadap seluruh parameter yang diamati, baik untuk parameter tanah (Ca-dd dan Al-dd) maupun untuk hasil biji kedelai.

Data pada Table 1 menunjukkan hasil uji lanjut masing-masing parameter yang diuji, dari data tersebut terlihat bahwa setiap penambahan kalsit menaikkan Ca-dd tanah. Table 1 juga memperlihatkan bahwa peningkatan Ca-Ca-dd diikuti dengan penurunan Al-dd tanah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai akibat pertukaran kation pada misel dan larutan tanah. Dalam hal ini kation-kation Al3+ misel disubtitusi oleh Ca2+ . Perukaran ini akan bereaksi pada satu reaksi yang menghasilkan gibsit Al(OH)3

(mengendap). Dengan terbentuknya gibsit yang mengendap ini efek merugikan dari Al terhadap pertumbuhan tanaman akan dapat dieliminir.

Semakin besar jumlah Ca2+ yang ditambah kedalam tanah akan memperbesar pelepasan ion OH dengan ke larutan tanah dengan demikian pembentukan gibsit terus berlangsung, dengan cara ini maka Al-dd tanah menurun. Dari data pada Tabel 1 di atas telihat bahwa produksi biji kedelai terlihat meningkat dengan meningkatnya dosis CaCO3 yang diaplikasian ke dalam tanah. Hal tersebut terjadi sebagai akibat

meningkatnya kadar Ca-dd yang disertai dengan menurunnya Al-dd. Kedua hal tersebut secara sinergi merupakan kondisi yang dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman usaha. Hal ini merupakan pengaruh dari peningkatan kejenuhan Ca yang mengakibatkan meningkatnya Ca-dd tanah. Peningkatan Ca-dd tanah ini berpengaruh terhadap ketersediaan Ca bagi tanaman. Meningkatnya ketersediaan Ca tanaman dan menurunnya efek peracunan Al mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.

Dengan perbaikan hasil biji kedelai sebagaimana diutarakan di atas bahwa hasil tanaman lebih tinggi dengan meningkatnya dosis aplikasi kalsit. Sebagaimana terlihat bahwa aplikasi kalsit 50 gr/10 kg tanah (setara dengan aplikasi bahan kalsit sebesar 10 ton/ha) sudah cukup. Sedangkan aplikasi sampai dengan dosis 75 gr/10 kg tanah (setara dengan aplikasi bahan kalsit sebesar 15 ton/ha) tidak lagi memberikan hasil yang berbedanyata terhadap aplikasi kalsit setara 10 ton/ha.

3.2.2. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Hakiki Terhadaap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Hasil uji menunjukan bahwa pemberian pupuk organic hakiki berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd, penurunan Al-dd, dan perbaikan hasil tanaman. Data uji lanjut dengan uji jarak Berganda Dunkan Tabel 1, menunjukan bahwa setiap penambahan P.O.H. selalu meningkatkan Ca-dd aplikasi P.O.H. 60g/ 10


(8)

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA

kg tanah (setara dengan 12 ton/ha) dan 90 g/10 kg tanah (setara dengan pemberian pupuk 18 ton/ha) tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Peningkatan Ca-dd adalah sebagai akibat dari penambahan Ca dari P.O.H sedangksn penuruna Al-Ca-dd adalah sebagai akibat pertukaran kation misel dengan kation larutan tanah yang berakhir dengan pembentukan gibsit sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Namun untuk pertukaran kation Al dari misel diduga bahwa pada aplikasi P.O.H ini akan lebih intensiv dibandingkan terhadap aplikasi kalsit, karena pada aplikasi P.O.H. ada 3 jenis kation yang akan menyerang kedudukan Al pada misel yaitu K+, Mg2+ dan Ca2+.

Untuk parameter hasil biji kedelai terlihat bahwa aplikasi pupuk ini ternyata pada dosis 30 g/10 kg tanah (setara dengan aplikasi pupuk 6 ton/ha) saja sudah memberikan hasil biji kedelai yang tertinggi. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2 di atas bahwa pemberian pupuk ini pada dosis yang lebih tinggi lagi tidak lah memberikan pengaruh yang berbeda lagi terhadap hasil biji kedelai. Jadi untuk mendapatkan hasil biji kedelai pemberian P.O.H 30 gr/10 kg tanah (setara dengan pemberian pupuk 6 ton/ha) sudah optimal. Sedangkan penambahan aplikasi P.O.H. 60 g/10 kg tanah (setara dengan pemberian pupuk setara dengan 12 ton/ha hingga 90g/10kg tanah (setara dengan 18 ton/ha) hanya akan merupakan pemborosan saja sebab penambahan hasil diperoleh sudah tidak berbeda nyata terhadap hasil yang diperoleh pada aplikasi pupuk setara dengan 6 ton/ha.

3.2.3. Pengaruh Interaksi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Hasil uji membuktikan bahwa interaksi kalsit dan P.O.H hanya berbeda sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd dan penurunan Al-dd, sedangkan untuk parameter hasil biji kedelai interaksi ini tidak berpengaruh nyata.

Hasil analisa lanjut menunjukkan bahwa pemberian kalsit 75 g/10kg tanah (setara dengan aplikasi 15 ton/ha bahan kalsit) dengan P.O.H 30g/10kg tanah (setara degnan 6 ton/ha bahan puuk organik hakiki) sudah cukup baik terhadap peningkatan Ca-dd. Sedangkan aplikasi kombinasi kedua bahan tersebut pada tingkat aplikasi pupuk organik hakiki yang semakin meningkat kepada tingkat setara dengan 12 ton/ha bahkan sampai dengan pemberian bahan pupuk organik hakiki setara dengan 18 ton/ha tidak lagi memberikan pengaruh peningkatan Ca-dd yang berbeda nyata terhadap hasil Ca-dd pada kombinasi perlakuan kombinasi kalsit setara 15 ton/ha dengan pupuk organik hakiki setara dengan 6 ton/ha. Namun perlu diperhatikan dengan lebih hati-hati bahwa kombinasi perlakuan setara dengan 15 ton/ha kalsit dan 0 ton/ha pupuk organik hakiki adalah tidak berbedanyata terhadap Ca-dd yang dihasilkan dengan kombinasi perlakuan taraf setara 0 ton/ha bahan kalsit dengan setara 18 ton/ha bahan pupuk organik hakiki, yang hasilnya sudah tidak berbedanyata terhadap hasil yang diberikan oleh kombinasi aplikasi kalsit setara 15 ton/ha dengan


(9)

pupuk organik hakiki setara dengan 18 ton pupuk organik hakiki. Dengan kata lain bahwa sebenarnya untuk mendapatkan hasil Ca-dd yang terbaik yang dapat dicapai pada taraf-taraf perlakuan yang diuji dalam penelitian ini harus dicermati dengan lebih baik. Karena hasil terbaik ini dapat tercapai dengan cukup memilih satu bahan saja, yaitu aplikasi kalsit setara 15 ton/ha atau cukup dengan pupuk organik hakiki saja dengan dosis setara 18 ton/ha.

Untuk upaya penurunan Al-dd, aplikasi kalsit saja sudah cukup efektif. Karena terlihat meski masih ada penurunan Al-dd tanah dengan aplikasi kalsit setara 15 ton/ha dengan setiap penambahan pupuk organik hakiki yang semakin menurun dengan penambahan pupuk organik hakiki setara 6 ton/ha, 12 ton/ha dan 18 ton/ha tetapi kenyataannya bahwa penurunan yang semakin besar dari Al-dd tersebut tidaklah berbeda nyata terhadap aplikasi kalsit setara 15 ton/ha dengan pupuk organik hakiki setara dengan 0 ton/ha. Tabel 3 memperlihatkan bahwa hasil kombinasi aplikasi kalsit 75g/10kg tanah dengan P.O.H 90g/10kg tanah adalah yang paling baik dari seluruh kombinasi yang ada baik dalam meningkatkan Ca-dd maupun dalam penurunan Al-dd tanah.

Pengaruh interaksi kalsit dengan pupuk organik hakiki terhadap produksi biji kedelai tidak berpengaruh nyata. Hal ini merupakan gambaran bahwa kedua perlakuan tersebut tidak saling sinergis dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan maupun produksi tanaman walaupun pengaruh kombinasi kedua perlakuan tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd dan terhadap penurunan Al-dd tanah namun sebagaimana terlihat pada Tabel 3 di atas bahwa hal itu tidaklah secara otomatis memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap hasil biji kedelai.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4 .1 . Kesimpulan

1. Aplikasi kalsit pada Ultisol Simalingkar berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd ,penurunan Al-dd dan peningkatan hasil biji kering kedelai .

2. Aplikasi Pupuk OrganikHakik pada Ultisol Simalingkar berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd,penurunan Al-dd dan menikatkan hasil biji kering kedelai.

3. Interaksi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki pada Ultisol Simalingkar hanya berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd dan penurunan Al-dd , tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil biji kedealai.

4.2.Saran

Perlu adanya pengujian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada tanah-tanah yang berbeda.


(10)

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1998. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta.

Adisarwanto. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta

Anonimus. 1995. Pupuk Organik Hakiki Form (Brosur). Medan.

Anonimus. 1995. Kedelai, Kanisius. Jakarta.

Buckman, H. & N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Cahyono, B. 2007. Kedelai. CV. Aneka Ilmu. Semarang.

Departemen Pertanian. 1977. Pedoman bercocok tanam padi, palawija dan sayur-sayuran. Departemen Pertanian. Jakarta.

Foth, H. 1980. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press.

Hakim, N., Nyangka, M. Y. & Nugroho, S. G. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Lampung: Universitas Lampung.

Hardjowigeno, S. 1992. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB Bogor.

Ibrahim, M., Sumarno, A.S. Karama dan A.M. Fagi. 1990. Teknologi peningkatan produksi kedelai di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Irwan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai. Univ. Padjajaran. Jatinangor

Ismail. 1995. Pengaruh Pemberian Kalsit (CaCO3) dan OST Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultilisol Tambunan A dan Pertumbuhan Kedelai.

Juleha. 2002. Penerapan Budidaya Kedelai (Glycine max (L) Merr.) Dengan Teknologi Konvensional dan Olah Tanah Konservasi Pada Beberapa Cara Pengendalian Gulma. ITB. Bogor

Lumbanraja, P. 1997. Efek Aplikasi Teracottem, Pupuk Kandangdan Mulsa Jerami Pada Alfisaol Jonggol Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L) Varietas Tampomas. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB Bogor.

Lumbanraja, P. 1992. Suplay Hara Tanaman dan Pengapuran Tanah. Medan: Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan.


(11)

Lumbanraja, P. 2000. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol Simalingkar dan Produksi Tanaman Kedelai. Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen. Medan.

Lumbanraja, P. 2011. Pengaruh Pemberian Pupukkandang Sapi dan Jenis Mulsa terhadap beberapa Sifat Fisik Tanah dan Produksi Kedelai (Glycine max L) Var. Willis pada Tanah Ultisol Simalingkar. Bulletin Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, ISSN: 1979-7699. Website:www.bahanpang.sumutprov.go.id, Email: bahanpang@sumutprov.go.id,Volume 4 No. 1, Bulan Oktober 2011.

Malau, S. 2002. Rancangan Percobaan. Universitas HKBP Nommensen. Medan.

Omar, O. H. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.

Prawinata, W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. 1981. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan 1. Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Rusdi. 1986. Bercocok tanam kedelai. Karya Bani. Jakarta

Silaban, T., P. Lumbanraja, Bangun Tampubolon. Pengaruh Pemberian Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd Tanah Ultisol Simalingkar dan Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Mer). Medan: Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan.

Simatupang, D. 1996. Pengaruh Pemeberian POH dan EM-4 Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Regosol dan Pertumbuhan Tanah Kedelai. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Thompson, L. M. & F. R. Troeh. 1979. Soil and Soil Fertility. New Delhi: Mc GH.Tisdale, S., Nelson, W. & Beaton, J. 1984. Soil Fertility and Fertilizers.

New York: Macmillan PC.

Vaughan and Ord. 1985. Soil Organic Matter-A Perspective on its Nature, Extraction, Turn Over and Role in Soil Fertility. Boston: M.N/W.J Publisher Boston.


(12)

PENGARUH APLIKASI KALSIT DAN PUPUK ORGANIK HAKIKI TERHADAP Ca-dd, Al-dd DAN HASIL BIJI KEDELAI (Glycine max (L) Merr. ) PADA Lampiran

Data Analisis Tanah Percobaan.

1. Sifat Fisik Tanah:

Fraksi : Pasir = 73%

Debu = 10%

Liat = 17%

2. Sifat Kimia:

(pH)H2O = 5,5

N = 0,20%


(13)

K = 0,51 meq./100 gr Na = 0,06 meq./100 gr Ca = 0,71 meq./100 gr Mg = 1,1 meq./100 gr

3. Jumlah Kation-kation Basa = 2,49 KTK = 20,56 KB = 12,11%


(1)

kg tanah (setara dengan 12 ton/ha) dan 90 g/10 kg tanah (setara dengan pemberian pupuk 18 ton/ha) tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Peningkatan Ca-dd adalah sebagai akibat dari penambahan Ca dari P.O.H sedangksn penuruna Al-Ca-dd adalah sebagai akibat pertukaran kation misel dengan kation larutan tanah yang berakhir dengan pembentukan gibsit sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Namun untuk pertukaran kation Al dari misel diduga bahwa pada aplikasi P.O.H ini akan lebih intensiv dibandingkan terhadap aplikasi kalsit, karena pada aplikasi P.O.H. ada 3 jenis kation yang akan menyerang kedudukan Al pada misel yaitu K+, Mg2+ dan Ca2+.

Untuk parameter hasil biji kedelai terlihat bahwa aplikasi pupuk ini ternyata pada dosis 30 g/10 kg tanah (setara dengan aplikasi pupuk 6 ton/ha) saja sudah memberikan hasil biji kedelai yang tertinggi. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2 di atas bahwa pemberian pupuk ini pada dosis yang lebih tinggi lagi tidak lah memberikan pengaruh yang berbeda lagi terhadap hasil biji kedelai. Jadi untuk mendapatkan hasil biji kedelai pemberian P.O.H 30 gr/10 kg tanah (setara dengan pemberian pupuk 6 ton/ha) sudah optimal. Sedangkan penambahan aplikasi P.O.H. 60 g/10 kg tanah (setara dengan pemberian pupuk setara dengan 12 ton/ha hingga 90g/10kg tanah (setara dengan 18 ton/ha) hanya akan merupakan pemborosan saja sebab penambahan hasil diperoleh sudah tidak berbeda nyata terhadap hasil yang diperoleh pada aplikasi pupuk setara dengan 6 ton/ha.

3.2.3. Pengaruh Interaksi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd dan Hasil Biji Kedelai.

Hasil uji membuktikan bahwa interaksi kalsit dan P.O.H hanya berbeda sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd dan penurunan Al-dd, sedangkan untuk parameter hasil biji kedelai interaksi ini tidak berpengaruh nyata.

Hasil analisa lanjut menunjukkan bahwa pemberian kalsit 75 g/10kg tanah (setara dengan aplikasi 15 ton/ha bahan kalsit) dengan P.O.H 30g/10kg tanah (setara degnan 6 ton/ha bahan puuk organik hakiki) sudah cukup baik terhadap peningkatan Ca-dd. Sedangkan aplikasi kombinasi kedua bahan tersebut pada tingkat aplikasi pupuk organik hakiki yang semakin meningkat kepada tingkat setara dengan 12 ton/ha bahkan sampai dengan pemberian bahan pupuk organik hakiki setara dengan 18 ton/ha tidak lagi memberikan pengaruh peningkatan Ca-dd yang berbeda nyata terhadap hasil Ca-dd pada kombinasi perlakuan kombinasi kalsit setara 15 ton/ha dengan pupuk organik hakiki setara dengan 6 ton/ha. Namun perlu diperhatikan dengan lebih hati-hati bahwa kombinasi perlakuan setara dengan 15 ton/ha kalsit dan 0 ton/ha pupuk organik hakiki adalah tidak berbedanyata terhadap Ca-dd yang dihasilkan dengan kombinasi perlakuan taraf setara 0 ton/ha bahan kalsit dengan setara 18 ton/ha bahan pupuk organik hakiki, yang hasilnya sudah tidak berbedanyata terhadap hasil yang diberikan oleh kombinasi aplikasi kalsit setara 15 ton/ha dengan


(2)

pupuk organik hakiki setara dengan 18 ton pupuk organik hakiki. Dengan kata lain bahwa sebenarnya untuk mendapatkan hasil Ca-dd yang terbaik yang dapat dicapai pada taraf-taraf perlakuan yang diuji dalam penelitian ini harus dicermati dengan lebih baik. Karena hasil terbaik ini dapat tercapai dengan cukup memilih satu bahan saja, yaitu aplikasi kalsit setara 15 ton/ha atau cukup dengan pupuk organik hakiki saja dengan dosis setara 18 ton/ha.

Untuk upaya penurunan Al-dd, aplikasi kalsit saja sudah cukup efektif. Karena terlihat meski masih ada penurunan Al-dd tanah dengan aplikasi kalsit setara 15 ton/ha dengan setiap penambahan pupuk organik hakiki yang semakin menurun dengan penambahan pupuk organik hakiki setara 6 ton/ha, 12 ton/ha dan 18 ton/ha tetapi kenyataannya bahwa penurunan yang semakin besar dari Al-dd tersebut tidaklah berbeda nyata terhadap aplikasi kalsit setara 15 ton/ha dengan pupuk organik hakiki setara dengan 0 ton/ha. Tabel 3 memperlihatkan bahwa hasil kombinasi aplikasi kalsit 75g/10kg tanah dengan P.O.H 90g/10kg tanah adalah yang paling baik dari seluruh kombinasi yang ada baik dalam meningkatkan Ca-dd maupun dalam penurunan Al-dd tanah.

Pengaruh interaksi kalsit dengan pupuk organik hakiki terhadap produksi biji kedelai tidak berpengaruh nyata. Hal ini merupakan gambaran bahwa kedua perlakuan tersebut tidak saling sinergis dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan maupun produksi tanaman walaupun pengaruh kombinasi kedua perlakuan tersebut berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd dan terhadap penurunan Al-dd tanah namun sebagaimana terlihat pada Tabel 3 di atas bahwa hal itu tidaklah secara otomatis memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap hasil biji kedelai.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4 .1 . Kesimpulan

1. Aplikasi kalsit pada Ultisol Simalingkar berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd ,penurunan Al-dd dan peningkatan hasil biji kering kedelai .

2. Aplikasi Pupuk OrganikHakik pada Ultisol Simalingkar berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd,penurunan Al-dd dan menikatkan hasil biji kering kedelai.

3. Interaksi Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki pada Ultisol Simalingkar hanya berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan Ca-dd dan penurunan Al-dd , tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil biji kedealai.

4.2.Saran

Perlu adanya pengujian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada tanah-tanah yang berbeda.


(3)

DAFTAR PUSTAKA AAK. 1998. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta.

Adisarwanto. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta Anonimus. 1995. Pupuk Organik Hakiki Form (Brosur). Medan. Anonimus. 1995. Kedelai, Kanisius. Jakarta.

Buckman, H. & N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Cahyono, B. 2007. Kedelai. CV. Aneka Ilmu. Semarang.

Departemen Pertanian. 1977. Pedoman bercocok tanam padi, palawija dan sayur-sayuran. Departemen Pertanian. Jakarta.

Foth, H. 1980. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press.

Hakim, N., Nyangka, M. Y. & Nugroho, S. G. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Lampung: Universitas Lampung.

Hardjowigeno, S. 1992. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB Bogor.

Ibrahim, M., Sumarno, A.S. Karama dan A.M. Fagi. 1990. Teknologi peningkatan produksi kedelai di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Irwan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai. Univ. Padjajaran. Jatinangor

Ismail. 1995. Pengaruh Pemberian Kalsit (CaCO3) dan OST Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultilisol Tambunan A dan Pertumbuhan Kedelai.

Juleha. 2002. Penerapan Budidaya Kedelai (Glycine max (L) Merr.) Dengan Teknologi Konvensional dan Olah Tanah Konservasi Pada Beberapa Cara Pengendalian Gulma. ITB. Bogor

Lumbanraja, P. 1997. Efek Aplikasi Teracottem, Pupuk Kandangdan Mulsa Jerami Pada Alfisaol Jonggol Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L) Varietas Tampomas. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB Bogor.

Lumbanraja, P. 1992. Suplay Hara Tanaman dan Pengapuran Tanah. Medan: Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan.


(4)

Lumbanraja, P. 2000. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol Simalingkar dan Produksi Tanaman Kedelai. Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen. Medan.

Lumbanraja, P. 2011. Pengaruh Pemberian Pupukkandang Sapi dan Jenis Mulsa terhadap

beberapa Sifat Fisik Tanah dan Produksi Kedelai (Glycine max L) Var. Willis pada Tanah Ultisol Simalingkar. Bulletin Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, ISSN: 1979-7699. Website:www.bahanpang.sumutprov.go.id, Email: bahanpang@sumutprov.go.id,Volume 4 No. 1, Bulan Oktober 2011. Malau, S. 2002. Rancangan Percobaan. Universitas HKBP Nommensen. Medan. Omar, O. H. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Pangan

Sukamandi.

Prawinata, W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. 1981. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan 1. Departemen Botani. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Rusdi. 1986. Bercocok tanam kedelai. Karya Bani. Jakarta

Silaban, T., P. Lumbanraja, Bangun Tampubolon. Pengaruh Pemberian Kalsit dan Pupuk Organik Hakiki Terhadap Ca-dd, Al-dd Tanah Ultisol Simalingkar dan Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Mer). Medan: Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan.

Simatupang, D. 1996. Pengaruh Pemeberian POH dan EM-4 Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Regosol dan Pertumbuhan Tanah Kedelai. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Thompson, L. M. & F. R. Troeh. 1979. Soil and Soil Fertility. New Delhi: Mc GH.Tisdale, S., Nelson, W. & Beaton, J. 1984. Soil Fertility and Fertilizers.

New York: Macmillan PC.

Vaughan and Ord. 1985. Soil Organic Matter-A Perspective on its Nature, Extraction, Turn Over and Role in Soil Fertility. Boston: M.N/W.J Publisher Boston.


(5)

Lampiran

Data Analisis Tanah Percobaan. 1. Sifat Fisik Tanah:

Fraksi : Pasir = 73% Debu = 10%

Liat = 17%

2. Sifat Kimia:

(pH)H2O = 5,5

N = 0,20%


(6)

K = 0,51 meq./100 gr Na = 0,06 meq./100 gr Ca = 0,71 meq./100 gr Mg = 1,1 meq./100 gr 3. Jumlah Kation-kation Basa = 2,49

KTK = 20,56