PENGARUH PESAN DAKWAH HJ. MUNAWAROH TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA SEPANJANG.

PENGARUH PESAN DAKWAH HJ. MUNAWAROH TERHADAP
AKHLAK REMAJA DI DESA SEPANJANG

Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:
FAJRIYAH RAKHMA DEWI

B01212007

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagaisivitasakademika UINSunanAmpel Surabaya, yang bertandatangan di bawahini, saya:
Nama

: Fajriyah Rahma Dewi

NIM

: B01212007

Fakultas/Jurusan : KomunikasidanPenyiaran Islam
E-mail address

: rahma_dewi500@yahoo.com


Demi pengembanganilmupengetahuan, menyetujuiuntukmemberikankepadaPerpustakaanUIN
SunanAmpel Surabaya, HakBebasRoyalti Non-Eksklusifataskaryailmiah :
Sekripsi
Tesis
Desertasi
Lain-lain (……………………………)
yangberjudul :
PENGARUH PESAN DAKWAH HJ. MUNAWAROH TERHADAP AKHLAK REMAJA DI
DESA SEPANJANG

Beserta perangkat yang di perlukan (bilaada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltex tuntuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dana tau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN
Sunan
Ampel

Surabaya,
segala
bentuk
tuntutan
hukum
yang
timbulataspelanggaranHakCiptadalamkaryailmiahsayaini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 23 Agustus 2016
Penulis

(Fajriyah Rahma Dewi)

ABSTRAK

Fajriyah Rakhma Dewi, NIM. B01212007, 2016. Pengaruh Pesan Dakwah Hj.
Munawaroh Terhadap Akhlak Remaja di Desa Sepanjang . Skripsi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Pengaruh Pesan Dakwah terhadap Akhlak Remaja.

Ada dua rumusan masalah yang ada di dalam skripsi ini, yaitu: (1) Pengaruh
pesan dakwah Hj. Munawaroh terhadap akhlak remaja di Desa Sepanjang. (2)
Sejauh mana pengaruh pesan dakwah Hj. Munawaroh terhadap akhlak remaja di
Desa Sepanjang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana efektif pesan dakwah Hj. Munawaroh terhadap akhlak remaja.
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam,
dalam penelitian ini digunakanlah pendekatan kuantitatif dengan analisis produc
moment dan jenis penelitian korelasi antara variabel yang satu dengan yang
lainnya.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Pengaruh Pesan dakwah Hj.
Munawaroh di Desa Sepanjang dari data angket yang sudah dianalisa peneliti
dengan hasil prosentase 88,64%, yakni berada di antara 76% - 100%. (2)Bahwa
Akhlak Remaja di Desa Sepanjang tergolong “Baik”. Hal ini terbukti dari data
angket yang telah dianalisa peneliti dengan hasil prosentase 87,9 % yang berada
di antara 76% - 100%. (3) Antara pesan dakwah dengan akhlak remaja di Desa
Sepanjang adalah terdapat pengaruh. Hal ini terbukti berdasarkan analisa data
yang dilakukan peneliti dengan menggunakan rumus korelasi product moment
yang menghasilkan nilai 0,761453.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ……………………………………………....
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ……………………..
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ………………………
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………...
PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ………...
ABSTRAK ………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………..
DAFTAR TABEL ……………………………………………….....
BAB I
: PENDAHULUAN ………………………………..
A. Latar Belakang Masalah ………………………
B. Rumusan Masalah …………………………….
C. Tujuan Penelitian ……………………………...
D. Kegunaan Peneliti …………………………….
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ....
F. Hipotesis Penelitian …………………………...

G. Definisi Operasional .... ...……………………..
H. Sistemati Pembahasan .......................................

BAB II

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
xi
xiii
1
6
6
6
6
7

7
8
14

: KAJIAN PUSTAKA PESAN DAKWAH DAN AKHLAK
REMAJA………......................................................
13
A. Pesan Dakwah …………………………………
16
1. Pengertian Pesan Dakwah ………………....
16
2. Proses Pembuatan Pesan ……….............….
18
3. Penyesuaian Pesan …................……………
18
4. Karakter Pesan ..............................................
19
5. Jenis Pesan Dakwah .....................................
21
6. Tema-Tema Pesan Dakwah ..........................

33
7. Karakteristik Pesan Dakwah..........................
33
8. Efektifitas Pesan Dakwah .............................
35
a. Indikator Efektifitas ................................
37
b. Komunikasi Efektif .................................
39
B. Akhlak Remaja ......…………………………….
41
1. Pengertian Remaja ........................................
41
2. Sifat-sifat Remaja ..........................................
42
3. Pengertian Akhlak ........................................
44
4. Akhlak terhadap Tetangga ............................
45
5. Akhlak terhadap Orang Tua...........................

46
C. Penelitian Terdahulu............................................
47

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

: METODE PENELITIAN ………………………..
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .………………
B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ....
C. Populasi .....................………………………...
D. Sampel ………..............……………………….
E. Hipotesis ...........................…………………….
F. Tehnik Pengumpulan Data ..…………………..
G. Tehnik Analisis Data …………………………..

50
50
52

54
55
59
59
62

BAB IV

: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA …………..
A. Profil Hj. Munawaroh …………………………
B. Penyajian Data dan Analisis Data .…………….
1. Penyajian Data .............................................
2. Analisis Hasil Penelitian ..........................…

68
68
70
70
71


BAB V

: PENUTUP ………………………………………...
A. Kesimpulan ……………………………………
B. Saran .............………………………………….

102
102
103

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN

104

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Responden ................................................………………

57

Tabel 3.2. Perhitungan menjadi angka indeks kolerasi “r” product moment 66
Tabel 3.3. Interpretasi “r” Product moment ............………………..

67

Tabel 4.1. Distribusi Data Hasil Angket Responden .....……………

72

Tabel 4.2. Pertanyaan item soal no 1 .........…………………………

73

Tabel 4.3. Pertanyaan item soal no 2 …..................................……...

74

Tabel 4.4. Pertanyaan item soal no 3 …..........................…………..

75

Tabel 4.5. Pertanyaan item soal no 4 …..........................…………..

76

Tabel 4.6. Pertanyaan item soal no 5 …..........................…………..

76

Tabel 4.7. Pertanyaan item soal no 6 …..........................…………...

77

Tabel 4.8. Pertanyaan item soal no 7 …..........................…………...

78

Tabel 4.9. Pertanyaan item soal no 8 …..........................…………...

78

Tabel 4.10. Pertanyaan item soal no 9 …..........................…………..

79

Tabel 4.11. Pertanyaan item soal no 10 …........................…………..

80

Tabel 4.12. Distribusi Data Hasil Angket Responden.........…………..

81

Tabel 4.13. Pertanyaan item soal no 1 …...........................…………..

83

Tabel 4.14. Pertanyaan item soal no 2 …..........................…………..

84

Tabel 4.15. Pertanyaan item soal no 3 …..........................…………..

84

Tabel 4.16. Pertanyaan item soal no 4 …..........................…………..

85

Tabel 4.17. Pertanyaan item soal no 5 …..........................…………..

86

Tabel 4.18. Pertanyaan item soal no 6 …..........................…………..

86

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tabel 4.19. Pertanyaan item soal no 7 …..........................…………..

87

Tabel 4.20. Pertanyaan item soal no 8 …..........................…………..

88

Tabel 4.21. Pertanyaan item soal no 9 …..........................…………..

89

Tabel 4.22. Pertanyaan item soal no 10 .............................…………..

89

Tabel 4.23. Daftar Jawaban tertinggi dari tiap item soal Pesan .……..

91

Tabel 4.24. Daftar Jawaban tertinggi dari tiap item soal Akhlak .……

94

Tabel 4.25. Tabel kerja Kolerasi Product Moment ....................……..

96

Tabel 4.26. Interpretasi nilai “r” Product Moment .....................……..

99

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam berasal dari kata ‫ سلم‬terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut
Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah
dan siap patuh pada ajarannya.1 Agar manusia bisa melaksanakan apa yang
telah di perintahkan, diperlukan dakwah.
Di tinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti: panggilan, seruan atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.
Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti: memanggil, menyeru
atau mengajak (Da’a, Yad’u, Dawatan). Orang yang berdakwah biasa disebut
dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di dakwahi
disebut dengan Mad’u.2
Dakwah merupakan sebuah risalah universal, dakwah kepada manusia
secara keseluruhan dan sebagai rahmat bagi setiap hamba Allah, Arab
maupun non Arab, setiap negeri Allah Barat maupun Timur dan semua warna
kulit.3
Setiap kali mendengar kata dakwah yang terlintas di sebagian orang
adalah aktivitas penyampaian ajaran Islam yang hanya sebatas dengan lisan
misalnya ceramah dan khubah. Hal itu tidak bisa dipungkiri walaupun pada

Nasaruddin Razak, Dienul Islam, Al-Ma’arif (Bandung, 1989, hh. 56-57.
Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawwir. (Surabaya: Pustaka Progesif, 1997),
hh. 406-407.
3
Yusuf Qardhawy, Pengantar Kajian Islam. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996), h. 339
1

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dasarnya dakwah dapat di sampaikan dalam bentuk atau metode lain yaitu
dakwah bil Hal (perbuatan) dan bil Qolam (tulisan).
Pada dasarnya dakwah merupakan tugas pokok para Rosul mereka diutus
untuk berdakwah kepada kaumnya agar mereka beriman kepada-Nya seperti
yang di gariskan dalam syariat yang dibawanya4
Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan
dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa
dakwah Islam akan semakin jauh dari masyarakat dan selanjutnya akan
lenyap dari muka bumi. Dalam kehidupan masyarakat, dakwah berfungsi
menata kehidupan yang agamis menuju terwujudnya masyarakat yang
harmonis dan bahagia. Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat
menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal yang
membawa pada umumnya dari hal-hal yang dapat membawa pada
kehancuran.5
Al-Qur’an sumber materi yang di pakai oleh da’i. Al-Qur’an juga sebagai
kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
saw. sebagai pedoman hidup manusia agar selamat dunia dan akherat. AlQur’an menjadi mu’jizat terbesar, bagi orang yang membacanya akan
mendapatkan pahala ibadah. Ibadah yakni menghamba hanya kepada Allah,
sehingga ketika membaca Al-Qur’an semata mengikuti perintah Allah yang
dilakukan dengan ihklas, untuk mendekatkan hamba kepada-Nya agar
memperoleh karunia serta syafa’at kelak di akherat.
4
Alwaisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam membentuk Da’i dan khatip
profesional, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 9.
5
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta, Kencana, 2004), h.14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

          
            

 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik”.6
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai bahwa tata cara
memberikan sesuatu lebih penting dari pada sesuatu yang di berikan sendiri.
Apabila posisi kita kuat, bisa menjaga kehormatan dan harta dari gangguan
dan kezaliman kaum kafir, bahkan jika seandainya ada saudara kita yang
bermaksud berbuat mungkar kita wajib menjegahnya. Imam Muslim
meriwayatkan, sanadnya dari Abu Zaid ra. Ia berkata bahwa Rasulullah
SAW. bersabda:7
“Siapa di antara kamu yang
mengubahnya dengan tangan.
mengubahny) dengan lisannya,
mengubahnya) dengan hatinya
iman”.

melihat kemungkaran maka hendaklah
Bila tidak mampu, maka (hendaklah
bila tidak mampu maka (hendaklah
dan ini merupakan selembah-selembah

Banyak cara untuk menyampaikan sesuatu itu salah satunya dengan cara
dakwah bil lisan. Dakwah bil lisan adalah suatu teknik atau metode dakwah
dengan berbagai cara berbicara seorang da’i pada waktu aktifitas dakwah.
Dakwah bil lisan ini bisa berupa ceramah, propaganda, kampanye, khutbah,

6

Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur’an dan Terjemahnya (Q.S. Ali Imran

[3]: 110)
7

Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Rekonsiliasi dan Reformasi Menurut Hasan Al
Banna, Rukun Jihad, (Jakarta : Al I’tishom Cahaya Umat, 2001), h. 55

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengajar, training, seminar dan sebagainnya. Dakwah bil lisan kerap disebut
retorika dakwah.
Efektifitas dakwah dengan segala kegiatannya yang akurat dapat berjalan
dengan efesien dan bahkan menjadi pendorong bagi perubahan umat ke arah
yang baik. Oleh karena itu untuk melakukan kegiatan berdakwah maka di
perlukan penyampaian kepada audien atau mad’u dengan menggunakan
bahasa yang lugas, menarik, bijaksana sehingga komunikasi menjadi
menarik.
              
          
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.8
Lingkungan di Sepanjang termasuk heterogen dan juga dalam hal
finansial rata-rata menengah ke atas yang dilihat kurang dalam melakukan
hubungan dengan lingungan sekitar. Remaja di Sepanjang mempunyai
kesibukan masing-masing. Mulai dari sekolah, dan ada juga yang sudah
kerja. Sebagai remaja, mereka juga berkumpul dengan teman-temannya
dengan kebiasaan yang baik kumpulan IPBU-IPPNU bahkan bermalam,
sehingga mereka jarang di rumah.

8

Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur’an dan Terjemahnya (Q.S. An Nahl

[16]: 125)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dalam hal keagamaan, remaja di Kelurahan Sepanjang bisa di
katakan terlihat bagus. Hal ini diartikan bahwa dalam hal berjamaah di
masjid, sering ditemui remaja yang pergi ke masjid untuk salat berjamaah.
Dan banyak juga orang tua yang pergi ke masjid.
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapat tekanan yang cukup
kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk
Tuhan. Komunikasi tidak harus dilakukan sesama manusia atau
lingkungan hidupnya, melainkan juga komunikasi kepada Tuhan. Dari
sekian banyak da’i-da’i yang mampu membuat mad’u terkesan akan
suaranya yang khas saat menyampaikan materi dakwahnya, salah satunya
adalah Hj. Munawaroh dakwahnya beliau selalu di selingi dengan banyak
syair dan gurauan dari setiap materi dakwah yang beliau sampaikan.
Beliau

adalah

menyampaikan

sosok

alim

dakwahnya

ulama’
kepada

yang

cukup

jama’ahnya.

sukses

dalam

Dengan

sistem

penyampaian dakwahnya, yang selalu di selingi dengan banyak variasi
syair dan materi cukup menarik. Sehingga beliau dapat memberikan
pemahaman yang mudah di pahami oleh mad’u. Seorang figur yang selalu
dapat di jadikan contoh oleh jama’ahnya dalam hal bersyair, beliau
berbicara dengan nada yang bervariasi namun mudah di pahami.
Persoalan akhlak remaja tersebut di atas adalah masalah yang menarik
karena remaja adalah generasi penerus masa depan bangsa oleh karena itu
peneliti tertarik meneliti masalah ini, dengan menggambil tema dan judul

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

“Pengaruh pesan Dakwah Hj. Munawaroh terhadap akhlak remaja di desa.
Sepanjang.”
B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini
tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan
permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1.

Apakah ada pengaruh pesan dakwah Hj. Munawaroh terhadap akhlak
remaja di desa sepanjang?

2.

Sejauh mana pengaruh pesan dakwah Hj. Munawaroh terhadap akhlak
remaja di desa sepanjang?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui pengaruh pesan dakwah Hj. Munawaroh terhadap
akhlak remaja di Desa Sepanjang.

2.

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pesan dakwah Hj. Munawaroh
terhadap akhlak remaja di Desa Sepanjang.

D. Kegunaan Penelitian
1.

Akademik
a.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya
mengembangkan kompetensi peneliti serta untuk memenuhi salah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana strata satu
(S1).
b.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, bahwa
perlunya menigkatkan spiritualitas mahasiswa.

2.

Praktis
Bagi remaja dapat dijadikan refrensi tambahan untuk mendukung
tercapainya akhlak dari pesan Hj. Munawaroh terutama remaja di
Desa Sepanjang.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh
pesan dakwah Hj. Munawaroh dan sejauh mana Pengaruh pesan dakwah,
lokasi yang diambil adalah Musholla Roudhotul Abidin Sidoarjo.
Agar jelas dan tidak meluas pembahasan dalam skripsi ini, maka kiranya
peneliti untuk memberikan batasan masalah adalah:
1.

Pembahasan tentang

apakah

ada pengaruh

pesan dakwah Hj.

Munawaroh.
2.

Pembahasan tentang sejauh mana pengaruh pesan dakwah.

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata ”hypo” artinya dibawah “Thesa” artinya
kebenaran. Jadi hipotesis artinya kebenaran dibawah, artinya kebenaran yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

perlu diuji.9 Hipotesis merupakan jawaban sementara rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Di katakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagi jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik.10
Sehubungan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka terdapat
dua hipotesis dalam penelitian ini yang perlu dibuktikan kebenarannya yaitu:
1.

Dalam penelitian ini hipotesis nihil (Ho) adalah pesan dakwah Hj.
Munawaroh tidak ada pengaruh dengan akhlak remaja di Desa
Sepanjang.

2.

Hipotesis Kerja (Ha) atau disebut hipotesis alternative yang menyatakan
pengaruh antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan dua
kelompok.11

G. Definisi Oprasional
Sebagi upaya antisipasi agar judul atau tema yang penulis angkat tidak
menimbulkan persepsi dan interpretasi yang kliru maka diperlukan penjelasan
yang lebih detail.
1. Pesan Dakwah

9
Suharmisi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan oPraktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1989), hh. 67-68
10
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (cv.
ALFABETA,2012), cet. Ke-15, h. 64
11
Sutrisno Hadi, Metodologi Resech, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 62.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dakwah merupakan sebuah risalah universal, dakwah kepada
manusia secara keseluruhan dan sebagai rahmat bagi setiap hamba Allah,
Arab maupun non Arab, setiap negeri Allah Barat maupun Timur dan
semua warna kulit.12
Syaikh Abdullah Ba’alawi mengatakan bahwa dakwah adalah
mengajak membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti atau
sesat jalannya dari agama yang benar untuk di alihkan ke jalan ketaatan
kepada Allah, menyeruh mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.13
Pesan dakwah adalah al-Islam

atau syariah, sebagaimana

kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui Malaikat Jibril kepada
para nabi-Nya, dan sampai kepada nabi terakhir, yakni Muhammad SAW.
Pesan dakwah ini di al-Qur’an diungkapkan dengan terima yang beragam
yang menunjukkan fungsi kandungan dan ajaran-Nya, misalnya dalam AlQur’an surat An-Nahl 125 disebut dengan sabili rabbika (jalan
Tuhanmu).14
Pesan-pesan (message) ini bersumber dari Al-Qur’an yang
berbunyi sebagai berikut:

12

Yusuf Qardhawy, Pengantar Kajian Islam. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996), h.

339
13
Drs. Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012), h. 2
14
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, (Bandung, CV Pustaka Setia
2002), h. 149

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

            
 
“Orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan”.15
2. Akhlak Remaja
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang
berarti tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut
istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia
yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya
suatu pemikiran dan paksaan.16
Pengertian akhlak lebih lebih tepat di fokuskan pada subtansinya
bahwa akhlak adalah sifat yang telah terpatri dan melekat dalam jiwa
seorang manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan secara spontan
dan mudah, tanpa dipaksa atau di buat-buat. Akhlak juga bisa di katakan
tindakan yang di lakukan manusia tanpa melalui pertimbangan tertentu
sebelumnya, dan muncul menjadi suatu kebiasaan.17
Dibandingkan dengan sejarah umat manusia, pengakuan terhadap
adanya kurun usia tertentu yang disebut “remaja” relatif masih sangat
baru. Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulintnya
dengan menetapkan definisi remaja secara umum. Masalahnya adalah

15

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Gaya Media Pratama 1997,) h. 42
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/pengertian-akhlak-dalam-islamterlengkap.html
17
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Akhlak Tasawuf. (Surabaya :
IAIN Sunan Ampel Press, 2012), h. 3
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat dan tingkatan
sosial-ekonomi maupun pendidikan. Kita bisa menjumpai masyarakat
golongan atas yang sangat terdidik dan menyerupai masyarakat di negaranegara Barat dan kita bisa menjumpai masyarakat semacam masyarakat
Samoa. Dengan prkataan lain, tidak ada profil remaja Indonesia yang
seragam dan berlaku secara Nasional.18
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,
meliputi semua perkembangan yang di alami sebagai persiapan memasuki
masa dewasa. Sebelum anak memasuki masa remaja, kehidupannya teratur
dan mengikuti tata cara tertentu. Setelah memasuki masa remaja, maka
terasa seolah-olah “kehilangan kemudi”, kehilangan arah. Tindaktanduknya acapkali mengalami tantangan baik dari teman sebaya maupun
generasi yang lebih tua. Seringpula tindakan-tindakan mereka sudah di
luar batas kesopanan.19
Pada hakekatnya, para orangtua mempunyai harapan agama anakanak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tahu
membedakan apa yang baik dan yang tidak baik tidak mudah terjerumus
dalam perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun
merugikan orang lain. Harapan-harapan ini kiranya akan lebih mudah
terwujud apabila sejak semula, orangtua telah menyadari akan peranan
mereka sebagai orangtua yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan
moral anak.
18
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta; Fajar Interpratama Offset,
2003), hh. 14-19
19
Singgih Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta; PT BPK Gunung Mulia, 2003) h.16,93

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Setiap

orangtua

tentunya

menyadari

bahwa

begitu

banyak

perubahan-perubahan yang terjadi pada anak ketika usianya mulai
memasuki jenjang remaja. Ia mulai tumbuh besar dan tinggi. Suaranya
mulai berubah. Perhatiannya terhadap lawan jenisnya mulai meningkat.
Ketergantungannya terhadap orangtua mulai menurun dan sebaliknya
keterikatannya terhadap teman seusiannya mulai bertambah pesat. Masa
remaja, seperti banyak anggapan yang ada, adalah merupakan saat-saat
yang dipenuhi dengan berbagai macam perubahan dan terkadang tampil
sebagai masa yang tersulit dalam kehidupannya sebagai ia kemudian
memasuki dunia kedewasaan.20
Sifat-sifat remaja yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
a.

Hasrat meniru dan runtuhnya daya tahan sehingga melakukan
kriminalitas karena pengaruh dari kawan-kawan yang sudah begitu
keras dan berani.

b.

Hasrat pamer (showing off) agar dihargai dimata gangnya karena
memberikan sumbangan yang etrdiri dari anggota-anggota yang
lebih tua dan dihargai, secara psikologis dapat dimengerti dan
diterangkan karena mereka gagal di sekolah dan di kalangan sosial
lain padahal dalam gang dihargai.

c.

Bahaya di anggap mereka enteng atau tidak ada, karena besar
jumlahnya remaja yang bergabung dan bekerja sama disitu perasaan
tergetar dalam kerja sama sebagai pelaksanaan. Contoh-contoh

20

Singgih D. Gunarsa, DRA. Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, (Jakarta; PT BPK Gunung Mulia, 2003) hh. 236-237

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

khayalan film, cerita-cerita dan teater yang seram dan mengetarkan
jiwa dan lain-lain.21
Menurut Singgih Gunarsa dan Suami (Panut Panuji), walaupun
menyatakan bahwa ada beberapa kesulitan menentukan batasan usia
masa remaja di Indonesia, akhirnya mereka pun menetapkan bahwa usia
antara 12-22 tahun sebagai masa remaja. Susilowindradini, untuk
menghindari salah paham, berpatokan pada linteratur Amerika dalam
menentukan masa pubertas (11/12 – 15/16 tahun) selanjutnya beliau
menguraikan tentang masa remaja awal atau Early Adolescence (1721).22
Winarno Surachman, setelah meninjau banyak literatur luar negeri,
menulis usia ± 12-22 tahun adalah masa yang mencakup sebagian
terbesar perkembangan adolescence.23 Sedangkan Kwee Soen Liang
membagi masa “Puberteit” sebagai berikut:24
a.

b.

Pra Puberteit,

Puberteit,

laki-laki : 13 – 14 tahun

Fase Negatif

Wanita : 12 – 13 tahun

Sturmund Drag

laki-laki : 14 – 18 tahun

Meniru

Wanita
c. Adolescense

: 13 – 18 tahun

Puja

laki-laki : 19 – 23 tahun
Wanita

: 18 – 21 tahun

21

Sydarsono, Etika Islam Kenakalan Remaja, hh. 13-15
Susilowindradini, Psikologi Perkembangan II, (Masa Remaja), (Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan IKIP Malang, 1981), h. 1
23
Winarno Surachmad, Psikologi Pemuda, (Bandung: Jenmara, 1977), hh. 41-44
24
Kwwee Soen Liang, Masa Remaja dan Ilmu Jiwa Pemuda, (Bandung: Jenmara,
1980) h. 1
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, kiranya tidaklah
tergesa-gesa jika disimpulkan bahwa secara teoritis dam empiris dari segi
psikologis, rintangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21
tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi
atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam usia
12-13 tahun sampai 17/18 tahun, dan remaja akhir dalam rintangan usia
17/18 tahun sampai 21/22 tahun, sedangkan priode sebelumnya masa
remaja ini disebut “ambang pinti masa remaja” atau sering disebut
sebagai “periode pubertas”, pubertas jelas berbeda dengan masa remaja,
meskipun bertumpang tindih dengan masa remaja awal.25
H. Sistematika Pembahasan
Karya ilmiah memerlukan suatu bentuk penulisan yang sistematis,
sehingga tampak adanya gambaran yang jelas, terarah, logis, dan saling
berhubungan antara bab I dan bab berikutnya. Karena itu, dalam penelitian ini
terdiri atas 5 bab yang diatur sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan merupakan landasan umum dari penelitian skripsi
ini. Bagian ini memberikan gambaran umum penelitian. Berisi Pendahuluan
tentang masalah yang melatarbelakangi penulisan ini, dan asumsi dasar alasan
kenapa judul ini menarik perhatian penulis, rumusan yang menjadi sentra
kajian, dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian, dan penelitian
terdahulu.

25

Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bab II Kajian Pustaka merupakan bagian yang menguraikan berbagai
literatur yang berhubungan dengan penelitian ini serta dapat di jadikan alat
untuk menganalisis, antara lain: pendekatan, dakwah, peran Ustadzah Hj.
Munawaroh dalam membentuk moral remaja di Desa Sepanjang.
Bab III

Metode Penelitian merupakan bagian yang menguraikan

berbagai metode yang dipakai dalam penelitian ini, antara lain: objek
penelitian,

pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,

sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik
keabsahan data.
Bab IV Hasil Penelitian bab ini berisi gambaran dan pembahasan hasil
penelitian. Yaitu pendekatan dakwah yang di lakukan oleh Ustadzah Hj.
Munawaroh melalui pembentukan moral remaja. Merupakan bagian yang
menguraikan tentang riwayat hidup Ustadzah Hj. Munawaroh secara lengkap
yang di kupas tuntas dari latar belakang keluarga dan pendidikannya. Di
samping itu, akan d ikupas tentang gambaran umum pendekatan dakwah
yang dilakukan Ustadzah Hj. Munawaroh melalui akhlak remaja.
Bab V penutup bab ini adalah bab yang paling akhir. Bab ini berisi
kesimpulan yang didapatkan dari saran atau rekomendasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA TENTANG PESAN DAKWAH DAN AKHLAK
REMAJA
A. Pesan Dakwah
1.

Pengertian Pesan Dakwah
a.

Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti: panggilan, seruan
atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut
mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti:
memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan).
Orang yang berdakwah biasa disebut dengan Da’i dan orang yang
menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan
Mad’u.1
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl 125 disebutkan bahwa dakwah
adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah SWT dengan cara
yang bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang
baik pula.
            

            

1

Ahmad Warson Munawir. Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997),

hh. 406-407

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Toha Yahya Omar menyebutkan bahwa dakwah adalah
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.2
b.

Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian atau proses, dalam rangka
mencapai

suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk

pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah.
Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia
(tiada artinya). Apalagi ditinjau segi pendekatan sistem (sistem
approach), tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah yang
satu dengn yang lain saling membantu, mempengaruhi, berhubungan
(sama pentingnya).3
Pesan dakwah adalah al-Islam

atau syariah, sebagaimana

kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui Malaikat Jibril
kepada para nabi-Nya, dan sampai kepada nabi terakhir, yakni
Muhammad SAW. Pesan dakwah ini di al-Qur’an diungkapkan
dengan terima yang beragam yang menunjukkan fungsi kandungan
dan ajaran-Nya, misalnya dalam Al-Qur’an surat An-Nahl 125
disebut dengan sabili rabbika (jalan Tuhanmu).4

2

M. Hasyim Syamhudin, Manajemen Dakwah, (Surabaya: Penerbit eLKAF, 2006), h.

24
3
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Usana Offset
Printing, 1983) h. 49
4
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, (Bandung, CV Pustaka Setia
2002), h. 149

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pesan-pesan (message) ini bersumber dari Al-Qur’an yang
berbunyi sebagai berikut:
            
 
“Orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun)
selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
perhitungan”.5

2.

Proses Pembuatan Pesan
Proses komunikasi yang lengkap dan sempurna menurut adanya
keterlibatan dari tujuh unsur, yaitu: sumber, komunikator, pesan, media,
komunikan, tujuan, dan akibat. Dalam rangka memenuhi keinginan
komunikator
komunikan,

berkomunikasi
dalam

arti

(mempersamakan

memengaruhi

makna)

komunikan,

dengan

komunikator

“menyerap” kesan dari berbagai data, fakta, atau peristiwa yang ada di
alam sekitarnya, sebagai sumber komunikasinya.

3.

Penyesuaian Pesan
Dalam upaya menciptakan komunikasi yang memenuhi tujuannya,
hendaknya pesan yang diciptakan komunikator itu sama dengan kesan
yang diperoleh komunikan dari pesan tadi. Minimal komunikan
memperoleh gambaran pesan yang sama dengan apa yang diciptakan

5

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Gaya Media Pratama 1997,) h. 42

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

komunikator. Keadaan demikian bisa terwujud apabila field of experience
(bidang pengelaman) dan frame of reference (kerangka acuan) dari pesan
itu sesuai dengan panduan pengalaman dan pengertian yang pernah
diperoleh komunikan. Di dalam Al-Qur’an digambarkan tentang tegoran
terhadap orang-orang yang hanya berpesan dan menganjurkan saja,
sementara ia sendiri tidak melaksanakannya (berbuat), seperti tersirat
pada surah as-Shaff ayat 2 :

        
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan?”6
Jelas, bahwasannya ayat tersebut dengan jelas menyatakan bahwa
pesan komunikasi jadi murni dan bersih apabila dalam penyampaiannya
benar-benar

memberi

kesan

kebenaran

dan

keyakinan

bagi

komunikannya.
4.

Karakter Pesan
Sesuai dengan kehendak komunikator dan sebagai hasil ciptaannya,
pesan pun secara tersirat akan mengandung tujuan komunikasinya.
Pencapaian tujuannya minimal akan terjadi suatu pengertian komunikan
terhadap pesan dimaksud.

6

Kementrian Agama Republik Indonesia Al-Qur’an dan Terjemahnya (Q.S. as-Shaff

[61]: 2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dari proses berpikir yang dilakukan oleh komunikator, boleh jadi
bahwa pesan pada hakikatnya terdiri atas isi pesan (the content of the
mesagge) dan lambang (symbol) yang digunakannya. Isi pesan biasanya
hanya satu, yaitu berupa kebenaran, namun lambang yang digunakan
berfungsi untuk menjelaskan pesannya, dan bisa bermacam-macam
wujudnya. Ada kalanya dalam bentuk bahasa, gambar, gerakan, bunyibunyian, dan sebagainya. Khusus untuk pesan yang bersifat visual, sudah
tentu bisa digunakan grafik, peta, skema, bagan, dan diagram, selain
huruf-huruf dan angka-angka yang disusun secara sistematis dalam
konstruksi kata serta kalimat yang diperlukannya.7
Dan A. Hasyim dalam dakwah menurut al-Qur’an (1974 ; 28)
menyebutkan bahwa dakwah adalah mengajak orang lain untuk
menyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at Islam yang terlebih
dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.8
Menurut Musyawarah Kerja Nasional IPTDI di Jakarta (1968)
merumuskan dakwah “mengajak atau menyeru untuk melakukan
kebajikan dan mencegah kemungkaran, mengubah umat dari situasi
kepada situasi lain yang lebih baik dalam segala bidang, merealisasi
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang pribadi keluarga,
kelompok atau massa, serta bagi kehidupan masyarakat sebagai

7

Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 80-

8

Ibid h. 24

85.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan
umat manusia.9
Muhammad Abu al-Futuh dalam kitabnya al-Madkhal ila ‘iIlm adDa’wat,
mengajarkan

menurut
ajaran

beliau, dakwah adalah
Islam

kepada

menyampaikan dan

seluruh

manusia

dan

mempraktikkannya (thathbiq) dalam realitas kehidupaan.10
Menurut Ali Aziz, setiap definisi dakwah memiliki tiga unsur
pengertian pokok yaitu:
a.

Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam dari
seseorang kepada orang lain.

b.

Penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa amar ma’ruf (ajaran
kepada kebaikan) dan nahi munkar (mengajak kemungkaran).

c.

Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya
suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan
sepenuhnya ajaran Islam.11
Dari pengertian di atas peneliti fahami bahwa dakwah itu adalah

suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara atau tuntutan bagaimana
seharusnya menjalankan usaha untuk menarik perhatian kepada
perbuatan-perbuatan yang dapat membawah manusia kepada jalan
kebenaran, yaitu menyeru mereka agar menerima ideologi, pendapat,
pekerjaan yang sesuai dengan cara bijaksana dan meninggalkan amal-

9

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta, Kencana, 2004), h.13
Lihat Muhammad Abu Ia-Futuh, al-Madkhal, h. 17
11
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta; Kencana, 2004), h. 12

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

amal yang jelek sesuai dengan yang di firmankan Allah dalam Al-Qur’an
untuk kemaslahatan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
5.

Jenis-Jenis Pesan Dakwah
Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah massage, yaitu
simbol-simbol. Dalam literatur berbahasa Arab, pesan dakwah disebut
maudlu’ al-da’wah. Istilah ini lebih tepat dibanding dengan istilah
“materi dakwah” yang diterjemahkan dalam Bahsa Arab menjadi
maaddah al-da’wah. Sebutan yang terakhir ini bisa menimbulkan kesalah
pahaman sebagai logistik dakwah. Istilah pesan dakwah di pandang lebih
tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan dan
sebaginya yang di harapkan dapat memberikan pemahaman bahkan
perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.” Jika dakwah melalui
tulisan umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika dakwah
melalui lisan, maka yang di ucapkan pembicara itulah pesan dakwah.
Jika melalui tindakan, maka perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan
dakwah.
Pada prinsipnya, pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan
dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu AlQur’an dan Hadits. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi
dua, yaity pesan utama (Al-Qur’an dan hadis) dan pesan tambahan atau
penunjang (selain Al-Qur’an dan hadis).
Jenis-jenisnya pesan dakwah dalam bukunya Moh Ali Aziz Ilmu
Dakwah sebagai berikut :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a.

Ayat-ayat Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu penyempurna. Seluruh wahyu yang
diturunkan Allah SWT. kepada nabi-nabi terdahulu termaktub dan
teringkas dalam Al-Qur’an. Dalam surat al-Fatihah, terdapat tiga
bahasan pokok yang sebenarnya menjadi pesan sentral dakwah, yaitu
akidah (ayat 1-4), ibadah (5-6), dan muamalah (ayat 7). Katiga hal
itulah yang menjadi pokok-pokok ajaran Islam.
Semua pokok ajaran Islam tersebut disebutkan secara global
dalam Al-Qur’an, sedangkan detailnya dijelaskan dalam hadis.
Dalam mengutip ayat Al-Qur’an sebagai pesan dakwah, ada
beberapa etika yang harus diperhatikan:
1) Penulisan atau pengucapan ayat Al-Qur’an harus benar.
Kekurangan satu huruf saja atau kesalahan tanda baca (syakl)
dapat

mengubah

makna

ayat

Al-Qur’an.

Begitu

pula,

pengucapan yang tidak sesuai dengan pedoman pengucapannya
(tajwid) akan dapat merusak maknanya. Dari sini, pendakwah
wajib belajar Ilmu Tajwid.
2) Penulisan atau pengucapan ayat Al-Qur’an sebaiknya desertai
terjemahannya. Hal ini dimaksudkan agar mitra dakwah dapat
memahami arti ayat Al-Qur’an. Tidak semua orang mengerti
bahasa Arab apalagi bahasa Al-Qur’an. Bagi pendakwah yang
mampu menerjemahkan sendiri dengan baik, ia lebih baik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

menggunakan terjemahannya. Jika mampu membaca Al-Qur’an
sesusi teks aslinya, tidak menuliskan terjemahannya saja.
3) Sebaiknya ayat Al-Qur’an ditulis pada lembaran yang tidak
mudah diletakkan pada tempat yang kotor atau mudah terinjak.
4) Penulisan atau pengucapan ayat Al-Qur’an sebaiknya tidak
dipenggal dari keseluruhan ayat, agar terhindar dari distorsi
pemahaman.
5) Sebaiknya ayat Al-Qur’an dibaca dengan tartil dan jelas.
6) Ketika mengutip ayat Al-Qur’an, sebelumnya perlu didahului
ungkapan atau tulisan: “Allah SWT. berfirman ....”(al-Nawawi
1985: 123).
7) Antara ayat yang dikemukakan dengn topik dakwah harus sesuai
dengan relevan. Tingkat relevan terletak pada arah dan maksud
ayat.
8) Sebelum membaca ayat Al-Qur’an, pendakwah hendaknya
membaca ta’awwudh dan basmalah (al-Nawawi, 1985: 64-65).
b.

Hadis Nabi SAW
Segala hal yang berkenaan dengan Nabi SAW. yang meliputi
ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya dinamakan
hadis. Untuk melihat kualitas kesahihan hadis, pendakwah tinggal
mengutip hasil penelitian dan penilaian ulama hadis. Tidak harus
meneliti sendiri.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dalam mengutip hadis Nabi SAW., ada beberapa etika yang
harus diperhatikan oleh para pendakwah.
1) Penulisan atau pengucapan hadis harus benar. Kesalahannya
dapat menimbulkan perubahan makna. Namun, kesalahan ini
tidak lebih berat dibanding dengan kesalahan penulisan atau
pengucapan ayat Al-Qur’an. Untuk mengucapkan redaksi
(matan0 hadis, aturan ilmu tajwid tidak seketat seperti
pembacaan Al-Qur’an.
2) Penulisan atau pengucapan matan hadis sebaiknya disertai
terjemahannya, agar pengertiannya dapat dipahami oleh mitra
dakwah. Jika hadis tidak disebut dan hanya terjemahnya saja,
maka hal itu tidak menjadi persoalan. Tidak sedikit hadis yang
diriwayatkan maknanya saja, sementara matan merupakan
redaksi perawi.
3) Nama Nabi SAW. atau Rasulullah SAW. serta nam perowi
sahabat dan perawi penulis kitab hadis harus disebutkan. Nama
sahabat disebutkan untuk menunjukkan orang yang diajak bicara
oleh Nabi SAW. atau orang yang pertama kali menerima hadis.
Nama

perawi

penulis

kitab

hadis

dimaksudkan

untuk

menunjukkan kitab yang memuatnya.
4) Pendakwah harus memprioritaskan hadis yang lebih tinggi
kualitasnya. Pendakwah dapat menelusurinya dari kitab-kitab
hadis yang telah diakui kualitas kesahihannya oleh para ulama.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5) Pengungkapan

hadis

harus

sesuai

dengan

topik

yang

dibicarakan. Dalam hal ini, perlu pemahaman matan hadis
secara tepat. Untuk memperoleh pemahaman yang benar,
pendakwah perlu menelusuri sebab-sebab terjadinya hadis
(sabab wurud al-hadits).
c.

Pendapat Para Sahabat Nabi SAW.
Orang yang hidup semasa dengan Nabi SAW., pernah bertemu
dan beriman kepadanya adalah sahabat Nabi SAW. pendapat sahabat
Nabi SAW. memiliki nilai tinggi, karena kedekatan mereka dengan
Nabi SAW. dan proses belajarnya yang langsung dari beliau. Di
antara para sahabat Nabi SAW., ada yang termasuk sahabat senior
(kibar al-shahabah) dan sahabat yunior (shighar al-shahabah).
Sahabat senior diukur dari waktu masuk Islam, perjuangan, dan
kedekatannya dengan Nabi SAW.. hampir semua perkataan sahabat
dalam kitab-kitab hadis berasal dari sahabat senior. Sama dengan
kutipan-kutipan se