Analisis ijrah pada pembiayaan talangan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) pada bank BNI Syariah Fatmawati

(1)

ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE, Sy)

Oleh : ZAINAL ARIFIN

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ZAINAL ARIFIN

NIM. 106046101710

Di Bawah Bimbingan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. A. Mukri Aji, MA

Hendra Pertaminawati, MA

NIP. 195703121985031003 NIP. 197009282005012003

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 24 September 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : Dr. H. A. Mukri Aji, MA (...) NIP. 195703121985031003

Pembimbing II: Hendra Pertaminawati, MA (...) NIP. 197009282005012003

Penguji I : Dr. Abduraahman Dahlan, MA (...) NIP. 195811101988031001

Penguji II : Kamarusdiana, S.Ag M.H (...) NIP. 197202241998031003


(4)

Lembar Pernyataan:

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 September 2010


(5)

ABSTRAK

Zainal Arifin (106046101710): ” Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati” program strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Membahas mengenai fatwa Dewan Syariah Nasional no. 29 mengenai pengurusan haji oleh LKS Bila ditelaah melalui perspektif ushul fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional didasarkan para prinsip li al-maslahah al-mursalah. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa orang tersebut tetap berada dalam koridor istitha' (sanggup atau mampu) untuk melunasinya dalam waktu yang disepakati, karena bila ia hanya mengandalkan keinginan semata tanpa disertai kesanggupan untuk melunasi berarti ia telah memaksakan diri (bukan berdasar keikhlasan) padahal yang namanya ibadah harus dilaksanakan secara ikhlas dan sesuai kesanggupannya.

Penelitain ini adalah penelitian deskriptif yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada lalu dianalisis lebih lanjut kemudian diambil suatu kesimpulan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dalam bentuk tidak terstruktur dengan responden yaitu staff khusus bidang haji Ibu Suci Hanum L. sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini.


(6)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena kasih sayang dan kuasa-Nya penulis diberikan kekuatan, kesabaran, kejernihan pikiran, dan keistiqamahan sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini. Dan karena kuasa- Nya pula penulis diberikan kecukupan rizki guna memenuhi segala kebutuhan terkait penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Manusia paling mulia yang perkataannya adalah pedoman, perbuatannya adalah teladan, dan sepanjang hayatnya berjuang untuk kejayaan Islam dan keselamatan kaum muslimin.

Dibalik kekurangan dan keterbatasannya, penulis merasa sangat bahagia atas terselesaikannya skripsi ini. Karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak waktu dan telah dengan sabar memberi masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada para dosen program studi Muamalat yang telah mengajarkan kepada kami berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat dengan penuh rasa ikhlas dan kesabaran.

Akhirnya penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H. Sekertaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. H Ahmad Mukri Aji, MA Terima kasih atas segala masukan, arahan, serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Hendra Pertaminawati, MA Terima kasih atas segala masukan, arahan, serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Bapak Uki selaku Manajer HRD PT. Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian diperusahaan tersebut. Kepada saudari Suci Hanum L (karyawan PT. Bank BNI Syariah), terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya.

7. Orang tua penulis, Bapak Matyasin dan Ibu khotimah. Terima kasih atas segala fasilitas yang diberikan dan doa yang selalu dipanjatkan sehingga ananda diberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada bang Ahmad Wayudi, ka Mufi, ka Damayanti, bang Nova dan adik Vivi terima kasih atas segala bantuan dan do’a yang telah diberikan sehingga adinda bisa menyelesaikan kuliah. Ka Ela, Ka Mukhlis, ka Armin , terima kasih atas dukungan moral dan doa yang telah diberikan.


(8)

iv

kasih atas ilmu yang telah disampaikan.

9. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

10.Seluruh teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas B, Iyoe, Sadar, Naydi,Faiz, Arif, Dzul, Abdul dan Azza, Ulfa juga Erik, Bang Ali dan Syukri (teman seperjuangan dikosan). Juga seluruh teman-teman ekstensi PS B ’05, nyoy,firman dan alm. Ari Anggara Terima kasih atas persahabatan yang terjalin dan dorongan semangat yang diberikan. Semoga kita semua meraih kesuksesan dan keberkahan hidup.

11.Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dari penulis.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Jazaa kumullah Khairan Katsiraa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 16 Oktober 2010


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah………. 1

B. Pembatasan dan perumusan masalah……… 7

C. Tujuan dan manfaat penelitian………... 8

D. Studi terdahulu ………...………. 9

E. Objek penelitian…..……….… 10

F. Metode Penelitian …...……… 10

G. Teknik penulisan ………..………. 11

H. Sistematika penulisan…………...……….. 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Sekilas tentang haji ……… 14

1. Latar belakang haji ……….. 15

2. Syarat dan rukun haji ………..………. 16

3. Macam-macam haji ………..………….……….. 19

B. Pembiayaan ………..……….………. 20

1. Pengertian pembiayaan ………. 20


(10)

3. Tujuan dan fungsi pembiayaan ……...……….… 21

4. Perumusan strategi perencanaan pembiayaa.………. 22

C. Ijarah ………..………. 26

1. Pengertian Ijarah………...……….. 26

2. Landasan hukum Ijarah ……..………. 27

3. Rukun dan syarat Ijarah ……… 28

4. Kaidah-kaidah dalam ijarah..………...……… 29

5. Manfaat ijarah……...……… 31

D. Pengertian talangan pembiayaan …………..……… 32

1. Pengertian talangan ………..……….. 32

2. Manfaat talangan ………..……….. 33

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH A. Sejarah berdiri ……..………... 34

B. Visi dan misi ………..……….. 36

C. Logo perusahaan ……..……… 36

D. Struktur organisasi ………...………...……. 37

E. Produk-produk ………...……….. 38

1. Produk inovatif sesuai syariah ..……… 38

2. Pembiayaan komersial ……...……… 41

3. Produk pembiayaan ……...………. 44


(11)

4. Produk trade finance ...………... 45

5. Transaksi kiriman uang .………. 47

6. Pembiayaan personal ..………... 48

BAB IV ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI A. Mekanisme pembiayaan talangan biaya perjalanan ibadah haji bank BNI Syariah …..………..……….. 51

1. Syarat-syarat permohonan talangan haji ………... 57

2. Manfaat lebih talangan haji ……… 61

3. Faktor yang menjadi daya tarik talangan haji ………. 62

4. Struktur of cost talangan haji ……….. 63

5. Prosedur dan Proses Pembatalan BPIH ……….. 65

B. Aplikasi Ijarah pada Bank BNI Syariah ……… 66

C. Analisis mengenai ijarah 1. Analisis akad ijarah pada pembiayaan talangan haji ………… 69

2. Tinjauan ekonomi islam tentang ijarah ………. 71

3. Pendapat para pakar mengenai ijarah ……… 73

D. Perbandingan antara akad ijarah dan al-qard pada pembiayaan talangan biaya perjalanan haji ……… 76


(12)

viii

A. Kesimpulan ……… 82


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama dan konsep hidup (way of life) yang sempurna tentunya dapat menjawab berbagai problematika diatas sebagaimana firman Allah SWT Surat al-Maidah ayat 3:

مْﻮ ْا

ْ ْآأ

ْ ﻜ

ْ ﻜ د

ْ ْأو

ْ ﻜْ

ْ

ﺿرو

مﺎ ْﺳﺈْا

ﺎ د

ﺮﻄْﺿا

ﺔﺼ ْ

ﺮْﻏ

ﺎﺠ

ْﺛﺈ

نﺈ

ﻪ ا

رﻮ ﻏ

ﺣر

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Maidah ayat 3)

Saat ini Islam telah menempuh perjalanan panjang sejak diturunkannya Al-Qur’an, maka dari itu sebagai konsep yang sempurna, tentunya dapat menjawab berbagai konsep yang sempurna, tentunya dapat menjawab berbagai problematika kehidupan saat ini, sehingga ajaran island tidak hanya berkutat pada amalan teologis normative saja, untuk itu dibutuhkan pemahaman yang menggunakan pendekatan operasional konseptual sehingga ajaran islam dapat memberikan solusi terhadap masalah yang timbul dan aktual saat ini.1

1

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2001) cet ke-6, h. 25


(14)

Bila Islam di pandang sebagai agama maka di butuhkan sikap penghambaan dan pencerahan diri sesungguhnya kepada tuhan, karena dengan sikap ini akan membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi manusia dan disisi lain sebagai konsep hidup. Islam memendang bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah sebagiaan kecil dari perjalanan kehidupan manusia karena setelah kehidupan di dunia masih ada kehidupan yang kekal dan abadi yaitu akhirat.

Sejalan dengan pemikiran diatas, maka manifestasi keunikan ajaran islam tercermin pada karaktreristik ajarannya, yaitu sempurna, elastis, universal, dinamis, sistematis dan bersifat ta’abbudi dan ta’aqquli.2

Di antara lima pilar rukun Islam, menunaikan ibadah haji merupakan ibadah yang menempati posisi paling sulit dalam tingkat keikhlasan, karena dalam pelaksanaannya tidak sekadar meminta pengorbanan tenaga, melainkan juga biaya. Oleh karenanya, tidak semua orang Islam yang diseru untuk menunaikannya, kecuali bagi mereka yang mampu dan sanggup menunaikannya baik secara materi maupun bekal kemantapan hati sebagaimana tersurat dalam Q.S. Ali Imran: 97:

تﺎ اء

تﺎ

مﺎﻘ

هاﺮْإ

ْ و

ﻪ د

نﺎآ

ﺎ اء

ﻪ و

سﺎ ا

ﺞﺣ

ْ ْا

عﺎﻄ ْﺳا

ﻪْ إ

ﺎ ﺳ

ْ و

ﺮ آ

نﺈ

ﻪ ا

ﱞ ﻏ

ﺎ ْا

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim (tempatnya berdiri membangun Ka'bah). Barangsiapa memasukinya

2

Djamil, Fathuraman Filsafat Hukum Islam (Jakarta PT lagos wacana ilmu 1999) cet ke I h.46


(15)

3

(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah (.orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman) Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.(Q.S Ali Imran ayat 97)

Sanggup mengadakan perjalanan berarti menyangkut kesanggupan fisik, materi, maupun rohani. Ketiganya merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim yang hendak melaksanakan ibadah haji. Bila syarat tersebut belum terpenuhi, maka gugurlah kewajiban untuk menunaikannya.

Ibadah haji merupakan salah satu bagian dan rukun islam ke lima bukan hanya bertujuan meningkatkan ketakwaan dan nilai spiritual pelakunya, namun di dalam operasional dan pengelolaannya juga menyimpan potensi ekonomi yang sangat dahsyat. Potensi tersebut terlihat dimana didalam hal pengelolaan haji itu melibatkan belasan sector industri, manufaktur, perdagangan dan jasa. Logikanya indonesia merupakan penyumbang jamaah haji terbesar di dunia.

Indonesia merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar didunia hampir 85% yang tersebar dari sabang sampai merauke, oleh karena itu merupakan salah satu modal utama kenapa banyak bank-bank konvensional membuka unit usaha syariah ataupun membuka bank syariah yang terlepas dari induk usahanya. Selain itu bank-bank syariah berlomba-lomba membuat berbagai macam produk pembiayaan di antaranya produk pembiayaan talangan haji.

Produk pembiayaan ini menggunakan prinsip Qardh wal Ijarah. Qardh wal


(16)

dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.dalam arti kata, pihak bank menjaga jaminan yang diberikan oleh nasabah.3

Produk pembiayaan ini merupakan produk yang prospeknya bagus karena banyak orang muslim ingin sekali menunaikan ibadah haji, akan tetapi selalu terbentur masalah biaya yang sangat mahal, oleh karena itu peranan perbankan syariah sangat besar disini. Bank bukan hanya sebagai tempat untuk mencari keuntungan ataupun berinvestasi untuk kehidupan dunia saja akan tetapi sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Akan tetapi pada saat ini banyak nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji menggunakan jasa dari bank konvensional yang menggunakan sistem bunga, apakah dalam pembiayaan ini yang dijalankan oleh bank syariah sama dengan yang dijalankan oleh bank konvensional? Pembiayaan talangan haji ini pada

dasarnya menggunakan akad Qard wal Ijarah, pembiayaan Qardh adalah

pinjaman kebajikan / lunak tanpa imbalan4. Apakah jenis pembiayaan ini sesuai dengan prinsip tersebut, kita tahu bank adalah salah satu lembaga profit yang senantiasa mengambil keuntungan pada setiap transaksi yang dijalankan, apakah benar begitu yang dijalankan, lantas darimana bank mendapatkan keuntungan dari pembiayaan jenis ini.

3

www.syariahmandiri.co.id 4


(17)

5

Benarkah menjalankan rukun Islam kelima itu demikian sulit? Dalam ajaran Islam, rukun kelima memang tak wajib diikuti bila tak mampu. Namun, wajib hukumnya bila biaya mencukupi. Menurut Muhammad Ichsan, seorang perencana keuangan, asalkan mempunyai strategi dan perencanaan keuangan yang baik, setiap orang dapat menunaikan ibadah haji sedini mungkin. Baginya, hal utama yang harus ada untuk mewujudkan niat suci tersebut adalah iman dan niat yang kuat.

Menurut Ichsan, naik haji adalah sebuah perjalanan religius. "Orang yang tidak siap secara mental pada akhirnya tidak akan mendapat hasil yang baik," tandasnya. Namun, karena biaya untuk menunaikan ibadah haji termasuk besar, orang kadang hanya terfokus pada bagaimana mengumpulkan uang untuk mewujudkan keinginan tersebut. Apalagi, ongkos naik haji di Indonesia hamper setiap tahun naik. Sehingga banyak orang baru bisa pergi ke Tanah Suci setelah memasuki usia senja atau malah tidak sempat mewujudkan sama sekali.

Banyak faktor yang membuat ongkos haji mengalami kecenderungan terus meningkat setiap tahun, seperti naiknya harga tiket pesawat, membengkaknya biaya akomodasi, serta kenaikan jumlah setoran yang harus dibayar kepada pemerintah Arab Saudi. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ikut memperbesar biaya naik haji. Sebelum krises moneter beberapa tahun silam, ongkos naik haji (ONH) sudah tinggi, sekitar Rp 10 juta. Setelah krisis, biaya untuk pergi ke Tanah Suci semakin membumbung tinggi, di atas Rp 20 juta untuk setiap jamaah.


(18)

Ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan memberikan kesulitan bagi seseorang untuk melakukan perkiraan biaya haji. "Ongkos naik haji kita dihitung berdasarkan nilai mata uang dolar. Maka dari itu, ongkos naik haji sangat terpengaruh pada pergerakan mata uang tersebut," jelas Safir Senduk, seorang perencana keuangan.

Biasanya, selain menggunakan gunakan dolar sebagai perbandingan, ongkos haji dapat dihitung dalam bentuk logam mulia emas. Menurut Safir, saat ini perkiraan ongkos naik haji berkisar antara 2.500 - 3.000 dolar AS atau sekitar 250-300 gram emas. Dari nilai itulah, ongkos naik haji dapat diperhitungkan dan direncanakan.

Menyimpan uang untuk biaya ke Tanah Suci dalam bentuk emas mempunyai beberapa keuntungan. "Emas mempunyai ciri-ciri akan naik nilainya bila terjadi kenaikan harga," jelas Safir. Menurutnya, semakin tinggi kenaikan harga barang, nilai emas juga semakin membumbung. Kedua, nilai emas berbanding lurus dengan pergerakan nilai mata uang dolar. Harga emas akan naik bila nilai dolar melambung.

Tetapi, menurut Safir, kebanyakan orang Indonesia masih berpikir, terlalu berisiko untuk menabung dalam bentuk emas. Apalagi, bila harus menyimpan di rumah. Untuk menyiasati hal tersebut, Safir menyarankan, untuk mengumpulkan emas dalam bentuk koin. "Selain lebih aman karena bentuknya kecil, satuan koin emas sudah ada yang bernilai 10 gram per koin," ujarnya.


(19)

7

Ichsan sependapat dengan Safir. Tidak semua orang suka berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan. Selain bentuknya yang tidak sesuai, emas dalam bentuk perhiasan mempunyai ongkos pembuatan yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya. Jadi, saran Ichsan, bila ingin berinvestasi murni pada emas, bisa disimpan dalam bentuk batangan atau koin.5

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang membahas tentang :

“Analisis Ijarah Pada Pembiayaan Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) Pada Bank BNI Syariah Fatmawati”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak keluar dan mencapai fokus yang diharapkan, maka penulis perlu membuat batasan-batasan dalam penulisan ini membahas tentang mekanisme pembiayaan talangan biaya perjalanan ibadah haji.

Proses perumusan masalah merupakan tahapan paling penting dalam sebuah proses penelitian. Sehingga permasalahan yang menjadi pokok bahasan menjadi lebih jelas dan terfokus. Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme pembiayaan yang digunakan antara LKS dan

Nasabah dalam pembiayaan talangan haji?

5


(20)

2. Bagaimana tinjauan akad menurut ekonomi islam yang di gunakan pada pembiayaan talangan haji ini?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penulis di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin di capai dari hasil penelitian ini, di antaranya :

1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan yang digunakan antara LKS

dan Nasabah dalam pembiayaan talangan haji

2. Untuk meninjau akad yang sesuai dengan ekonomi islam yang

digunakan dalam pembiayaan talangan haji ini.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademik

Sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiwa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai pembiayaan talangan haji.

2. Secara praktek

Bagi PT Bank BNI Syariah Fatmawati sebagai masukan dan saran untuk dapat memperbaiki cara dalam pembiayaan talangan haji bagi nasabahnya.


(21)

9

D. Kajian Terdahulu

Sebelum membuat skripsi ini, penulis melakukan perbandingan antara penelitian-penelitian yang terdahulu untuk mendukung materi dalam penelitian ini. Sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang mengangkat tema tentang

biaya untuk naik haji. Salah satu diantaranya oleh Misbahul Munir.6 Dalam

penelitiannya, misbahul membahas tentang Persepsi nasabah terhadap tabungan haji bank syariah. Hasil penelitiannya yaitu Pada BNI syariah akad yang digunakan yaitu menggunakan prinsip mudhorobah bukan bunga yang diberikan tapi bagi hasil dari pengolahan tabungan haji (THI).

Sedangakan penelitian yang dilakukan Muchlasin7. Dalam penelitiannya, Produk tabungan haji (THI) pada BNI menggunakan akad mudhorobah muthlaqoh yang hasil keuntungannya di bagi antara penabung dan bank.

Ada tiga aspek yang dianslisis dari ekonomi islam yaitu : 1. aspek konsep produk tabungan haji syariah (THIS) 2.aspek mekanisme tabungan haji syariah (THIS) 3.aspek pengelolaan tabungan haji syariah (THIS)

Produk pembiayaan BNI Syariah diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pembiayan produktif syariah dengan produk mudhorobah, musyarokah dan

6

Misbahul Munir, “Persepsi Nasabah Terhadap Tabungan Haji bank syariah” (studi kasus pada BNI syariah cabang Pondok Bambu Jakarta Timur)”. Skripsi S 1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta,2006

7

Muchlasin, Perspektif Ekonomi Islam Terhadap Produk Tabungan Haji Pada Bank Syariah (Studi BNI Syariah cabang Fatmawati) )”. Skripsi S 1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta,2006


(22)

ijaroh bai’ ut takjiri, sedangkan pembiayaan personal mempungyai produk murobahah dan ijaroh bai’ ut takjiri.

E. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BNI Syariah. Adapun lokasi PT. Bank BNI Syariah adalah komplek ITC Dutamas Fatmawati blok A1-2 dan A1-3 Jl.R.S Fatmawati Jakarta Selatan – Indonesia 12150

F. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data untuk menyusun skripsi ini penulis menggunakan riset dengan dua metode, yaitu:

a. Riset Kepustakaan (Library Research)

Yaitu tehnik pengumpulan data dimana penulis melakukan kunjungan langsung ke beberapa perpustakaan untuk membaca, mempelajari serta menelaah beberapa sumber tertulis dari buku-buku bacaan, artikel, majalah, hasil-hasil seminar dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembahasan yang penulis bahas.


(23)

11

b. Riset Lapangan (Field Research)

Yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis langsung melakukan observasi ke lapangan untuk memperoleh informasi atau data yang ada di lapangan dengan jelas, dalam hal ini penulis menggunakan metode wawancara dengan pihak yang dianggap banyak mengetahui masalah yang dibahas dan ditambah data-data dari perusahaan mengenai pembahasan yang penulis bahas.

2. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, data yang diberikan bersifat kualitatif yaitu dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu tehnik analisis data, dimana penulis menjabarkan data yang diperoleh dari wawancara di lapangan, kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber tertulis.

G. Teknik Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.


(24)

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, kajian pustaka, objek penelitian, metode penelitian, tenkik penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Tinjauan teoritis, pada bab ini membahas tentang ibadah haji yang terdiri dari pengertian haji, macam-macam haji, syarat-syarat haji, rukun haji, pengertian pembiayaan dan konsep pembiayaaan serta perumusan startegi pembiayaan, pengertian al-ijarah dan pengertian talangan.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini memuat tentang latar belakang sejarah berdirinya, visi dan misi, logo perusahaan, Struktur organisasi, produk-produk.


(25)

13

BAB IV ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH FATMAWATI

Menjelaskan tentang dan hasil penelitian mengenai talangan pembiayaan haji yang mencakup tentang Syarat-syarat penerima talangan haji, Bagaimana Manfaat lebih adanya Talangan Haji bagi Bank dan Nasabah, Faktor yang menjadi daya tarik Talangan haji syariah, dan Struktur Cost of Product Talangan Haji dan aplikasi al-Ijarah pada BNI syariah serta analisis mengenai akad ijarah mencakup tentang analisis akad

ijarah dalam pembiayaan haji, tinjauan ekonomi islam tentang

ijarah ,pendapat para pakar mengenai akad ijarah, komparasi

antara akad ijarah dan al-qard pada pembiayaan talangan biaya perjalanan haji.

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian terakhir penulisan yang menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan. Bagian ini merupakan jawaban ringkas dari permaslahan yang dibahas yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


(26)

LANDASAN TEORI

A. SEKILAS TENTANG HAJI

Haji menurut Nogarsyah Moede Gayo dan Sundarmi Burkan Saleh dalam bukunya definisi haji adalah Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.1

Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi di atas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.2

Sedangkan dalam kitab Kifayatul Akhyar pengertian haji menurut bahasa ialah tujuan. Menurut Imam Kholil, arti haji ialah tujuan yang banyak.

1

Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah, Inovasi, Jakarta:2003 2

Sundarmi Burkan Saleh, Pedoman haji, umrah, dan ziarah, Senayan Abadi Publishing, Jakarta:2003


(27)

15

Adapun menurut pengertian syariah ialah menuju ke Baitullah untuk melakukan amal. Demikian yang dikatakan Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muhadzdzab.

1. Latar Belakang Ibadah Haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat) menurut Al-Qur’an dan sunnah.

Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibrahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk


(28)

mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.3

2. Syarat dan Rukun Haji

Orang yang telah memenuhi syarat sebagai berikut diwajibkan berhaji: a. Islam

b. Baligh c. Merdeka d. Berakal

e. Ada kendaraan (bisa sampai)

f. Ada bekal untuk pergi dan untuk yang ditinggalkan g. Aman perjalanan

Orang kafir orang yang tidak sehat akalnya, anak kecil dan hamba sahaya tidak berkewajiban menunqaikan ibadah haji. Adanya kendaraan merupakan salah satu syarat wajibnya haji. Kalau tempatnya dekat tidak perlu menggunakan kendaraan, berjalan kaki itu lebih baik. Bekal menjadi syarat wajibnya haji, yaitu bekal yang cukup untuk bepergian dan bekal untuk keluarga yang ditinggalkan selama pergi. Keamanan dalam perjalanan haji juga penting. Kalau dalam keadan tidak aman, orang tidak diwajibkan berhaji.4

3 http://www.Wikipedia.com 4

Drs H. A Fattah Idris dan Drs H. Abu Ahmadi, Fikih Islam Lengkap, Rineka Citra cet ke 3 Okt 2003 h. 135


(29)

17

Sedangkan rukun haji ada lima, yaitu :

a. Niat, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW ” Sesungguhnya amal itu harus dengan niat”.

b. Ihram, yaitu permulaan melakukan manasik haji atau umroh. Ihram itu ada 3 macam, yaitu :

• Ifradh : ihram untuk haji saja. Setelah selesai, ihram lg untuk umroh.

• Tamattu’ : ihram dari batas daerah tertentu (sesuai dengan daerah masing-masing), kemudian ihram lg untuk haji di makkah.

• Qiran : ihram untuk haji dan umrah bersama-sama. Dari ketiga macam ihram, menurut imam Syafii yang paling utama ihram ifradh.

c. Wukuf di arafah merupakan rukun haji. Sabda Rasulullah SAW ”haji itu arafah”. Makna hadits tersebut ialah rukun haji yang paling besar ialah wukuf di arafah. Dalam wukuf itu tampak persamaan yang merata antara sesama manusia, semua yang ada menjadi satu dalam persamaan. Waktu wukuf sejak tergelincirnya matahari pada hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) sampai terbitnya fajar. Tidak di sarankan


(30)

d. wukuf selama ini ( sejak tergelincirnya matahari sampai terbitnya fajar) tetapi orang.

e. Thawaf di Baitullah, yakni Thawaf Ifadoh, karena ulama telah ijma’ bahwa thawaf ifadoh itulah yang dimaksud dengan firman Allah : ”dan hendaklah mereka thawaf dirumah yang kuno”. berkata Qodhi Husain, ” tidak ada perbedaan pendapat diantara kaum muslimin tentang wajibnya thawaf”. Kemudian ada beberapa kewajiban untuk melakukan thawaf, antara lain adalah :

1) Suci dari hadas dan najis, baik dibadan, pakaian atau tempat. 2) Tartib, yakni memulai thawaf dari hajar aswad dengan menjadikan

baitullah disebelah kiri tubuhnya selanjutnya pada saat memulai thawaf hendaknya ia berjalan dengan segenap tubuhnya melewati hajar aswad, dan pada saat itu hendaknya ia niat thawaf.

3) Seluruh tubuhnya berada diluar bangunan ka’bah. 4) Thawaf harus dilakukan dimasjidil haram.

5) Bilangan thawaf harus tujuh kali.

f. Sa’i, adalah salah satu rukun haji, karena nabi SAW mengerjakannya, dan beliau bersabda pada waktu melakukan sa’i : ”Sa’ilah kamu sekalian, karena sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan sa’i kepada kamu sekalian”.

Kemudian sa’i itu disyaratkan harus jatuh sesudah mengerjakan thawaf yang sah, baik thawaf ifadoh atau thawaf qudum.


(31)

19

3. Macam-Macam Haji

Haji Ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut Ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

Haji Tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

Haji Qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.5

5


(32)

B. PEMBIAYAAN

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya. Oleh karena itu dasar pemikiran peretujuan pemberian pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan.6

Menurut UU no.10 tahun 1998 pasal 1 butir 12., pembiayaan adalah penyediaan barang atau uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan antara bank dengan pihak yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pengembalian hasil keuntungan.7

Pembiayaan menurut Zainul Arifin dalam bukunya dasar-dasar manajemen bank syariah yaitu menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak memperolehnya.8 Sedangkan pembiayan dalam kamus besar bahasa Indonesia perbuatan dalam membiayai atau membiayakan sesuatu.9

Jadi yang dimaksud pembiayaan yaitu pendanan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

6

Moh Tjokam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan:Konsep Teknik dan Kasus (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1999) edisi I h.1

7 Faisal Afifi

, Strategi dan Operasional Bank (Bandung Eresco,1996 h.88

8

Zainul Arifin Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta Pustaka Alvabet)2005cet ke 3 h.185

9

W.J.S Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta, bali pustaka, 1987) cet X h.136


(33)

21

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncakanan.10

2. Jenis-Jenis Pembiayaan

Jenis pembiayaan dapat dikelompokkan kedalam beberapa aspek, diantaranya: a. Pembiayaan Produktif

pembiayaan ini ditujukan untuk meningkatkan kebutuhan produksi secara luas, baik usaha, produksi, perdagangan maupun investasi.

b. Pembiayaan Konsumtif

pembiayaan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan a. Tujuan pembiayaan :

1) Memperoleh bagi hasil dari modal yang disimpannya memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.

2) Membantu mengembangkan usaha 3) Memperoleh barang yang dibutuhkan 4) Mengurangi penganguran

5) Membiayai pembangunan Negara dari penghasilan pajak

10

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta : UPPAMP YKPN, 2005 ) h.17


(34)

6) Dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga makin banyak masyarakat yang dapat dilayani.11

b. Fungsi pembiayaan antara lain :

1) Meningkatkan daya guna uang dan barang 2) Meningkatkan peredaran uang

3) Menjaga stabilitas ekonomi

4) Meningkatkan pendapatan nasional 5) Penghubung ekonomi internasional

6) Menimbulkan kegairahan berusaha dan memperlancar produksi serta konsumsi sehingga taraf hidup masyarakat meningkat.12

4. Perumusan Startegi Perencanaan Pembiayaan

Perencanaan atau planning adalah kegiatan awal dalm sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu, perencanaan merupakan sebuah keniscayaan, sebuah keharusan disamping sebagai sebuah kebutuhan. Segala sesuatu memerlukan perencanaan. Dalam suatu hadits Rasulullah SAW. Bersabda:

11

Muhammad, manajemen pembiayaan banksyariah (yogyakarta : UPPAMP YKPN, 2005 ) h.197

12


(35)

23

“Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu pekerjaan maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambilah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah”. (HR Ibnul Mubarak)

Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

1. Hasil yang ingin dicapai

Allah SWT menciptakan alam semesta dari hak dan perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas. Sebagaimana firman-Nya dalam surat as-Shaad ayat 27 :

⌧ ⌧

⌧ ⌧

“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (Q.S. As-Shaad ayat 27)

Makna batil pada ayat diatas adalah sia-sia tanpa tujuan dan perencanaan. Perencanaan sesungguhnya merupakan aturan dan kegunaan Allah. Segala sesuatu telah direncanakan, tidak ada sesuatupun yang tidak direncanakan. Bahkan usia manusia juga direncanakan. Jika Allah saja telah menyusun perencanaan dalam segala sesuatu, maka kita pun harus menyusun perencanaan yang matang dalam melakukan pekerjaan.


(36)

Konsep manajemen islam menjelaskan bahwa setiap manusia (bukan hanya organisasi) hendaknya memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa lalu untuk merencanakan hari esok. Dalam surat al-Hasr ayat 18, Allah SWT.berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasr ayat 18)

Konsep ini menjelaskan bahwa perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan keadan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa datang. Oleh karena itu untuk melakukan segala perencanaan masa depan, diperlukan kajian-kajian masa kini. Bahkan karena begitu pentingnya merencanakan masa depan. Muncul ilmu dan meramalkan masa depan yang disebut “futuristics”.13

C. IJARAH

Bank Syari’ah dan Lembaga Keuangan Syari’ah lainnya dalam melayani produk pembiayaan, mayoritas masih terfokus pada produk-produk murabahah

13

DR K.H Didin Hafidudin M.Sc dan Henri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik. Gema Insani Depok. Cet pertama 2008. hal 77-79


(37)

25

(prinsip jual beli). Pembiayaan ijarah memiliki kesamaan dengan pembiayaan murabahah karena termasuk dalam katagori natural certainty contracts dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli.

Perbedaan antara ijarah dan murabahah terletak pada objek transaksi yang diperjual belikan yaitu dalam pembiayaan murabahah yang menjadi objek transaksi adalah barang, seperti tanah, rumah, mobil dan sebagainya, sedangkan dalam pembiayan ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja, sehingga dengan skim ijarah, bank syari’ah dan lembaga keuangan syari’ah lainnya dapat melayani nasabah yang membutuhkan jasa. Bentuk pembiayaan ijarah merupakan salah satu teknik pembiayaan ketika kebutuhan pembiayaan investor untuk membeli asset terpenuhi dan investor hanya membayar sewa pemakaian tanpa harus mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli aset tersebut.

Secara umum timbulnya ijarah disebabkan oleh adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang oleh nasabah yang tidak memiliki kemampuan keuangan. Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya barang, sedangkan pada ijarah objek transaksinya adalah barang dan jasa.


(38)

1. Pengertian Ijarah

Ijarah berarti sewa, jasa atau imbalan, yaitu akad yang dilakukan atas dasar suatu manfaat dengan imbalan jasa.14 Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah adalah suatu jenis akad yang mengambil manfaat dengan jalan penggantian.15 Dengan demikian pada hakikatnya ijarah adalah penjualan manfaat yaitu pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dan jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. Dalam Hukum Islam ada dua jenis ijarah, yaitu :16

a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut ujrah.

b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini mirip dengan

14

Habib Nazir dan Muh. Hasan, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan S yari’ah, Kaki Langit, Bandung , 2004, hal. 246.

15

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983, hal. 177.

16


(39)

27

leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee) disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebut mu’jir/muajir dan biaya sewa disebut ujrah. Ijarah bentuk pertama banyak diterapkan dalam pelayanan jasa perbankan syari’ah, sementara ijarah bentuk kedua biasa dipakai sebagai bentuk investasi atau pembiayaan di perbankan syari’ah.

2. Landasan hukum Ijarah

Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khlaifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan. Dan sebagai langkah alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Adapun yang menjadi dasar hukum ijarah adalah17 :

a. Al-Qur'an surat al-Zukhruf : 32

17

Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syari’ah, 2001 DSN,MUI,BI, hal.54


(40)

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”(Q.S al-Zukhruf ayat 32)

b. Al-Qur’an surat al-Baqarah : 233 :

Artinya : “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; danketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Baqarah ayat 233).

3. Rukun dan Syarat Ijarah

Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah :18

18


(41)

29

a. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang menyewa aset dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset. b. Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan) dan ujrah (harga sewa). c. Sighat yaitu ijab dan qabul.

Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam.

d. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak.

Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam, sebagai berikut :

a. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat kepada penyewa.

b. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap berlaku.

c. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila asset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSNMUI/ IV2000 tanggal 13 April 2000 Tentang Pembiayan Ijarah ditetapkan.


(42)

4. Kaidah-Kaidah dalam Ijarah

a. Semua barang yang dapat dinikmati manfaatnya tanpa mengurangi substansi barang tersebut, maka barang tersebut dapat disewakan.

b. Semua barang yang pemanfaatannya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi tidak mengurangi substansi barang itu seperti susu pada unta dan air dalam sumur dapat juga disewakan.

c. Uang dari emas atau perak dan tidak dapat disewakan karena barang-barang ini setelah dikonsumsi menjadi hilang atau habis.

Syarat Ijarah :

a. Baik Mu’jar atau musta’jir harus balig dan berakal.

b. Musta’jir harus benar-benar memiliki barang yang disewakan itu atau mendapatkan wilayah untuk menyewakan barang itu.

c. Kedua pihak harus sama-sama ridho menjalankan akad.

d. Manfaat yang disewakan harus jelas keadaannya maupun lama penyewaannya sehingga tidak menimbulkan persengketaan.

e. Manfaat atau imbalan sewa harus dapat dipenuhi secara nyata dan secara syar’i. Misalnya tidak diperbolehkan menyewakan mobil yang dicuri orang atau perempuan haid untuk menyapu masjid.


(43)

31

f. Manfaat yang dapat dinikmati dari sewa harus halal atau mubah karena ada kaidah ” menyewakan sesuatu untuk kemaksiatan adalah haram hukumnya”.

g. Pekerjaan yang diupahkan itu tidak merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh orang yang diupah sebelum terjadinya akad seperti menyewa orang untuk sholat.

h. Orang yang diupah tidak boleh menikmati manfaat karena pekerjaannya. Tidak boleh pengupahan (ijaroh) terhadap amalan-amalan thoat.

i. Upah harus berupah harta yang secara syar’i bernilai.

j. Barang yang disewakan tidak cacat yang dapat merugikan pihak penyewa..

Berakhirnya akad ijarah :

a. Salah satu pihak meninggal dunia (Hanafi); jika barang yang disewakan itu berupa hewan maka kematiannya mengakhiri akad ijaroh (Jumhur). b. Kedua pihak membatalkan akad dengan iqolah.

c. Barang yang disewakan hancur atau rusak. d. Masa berlakunya akad telah selesai.19

4. Manfaat Al-Ijarah

19 Al Jawi, Shiddiq.


(44)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (ownesrship, milkiyyah). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka para ijarah obyek transaksinya adalah barang atau jasa.20

E. Pengertian Talangan Pembiayaan 1. Pengertian Talangan

Talangan adalah Perantara dalam jual beli, sedangkan menalangi adalah memberi pinjaman uang untuk membayar sesuatu atau membelikan barang dengan membayar kemudian.21 Sedangkan menurut Ensiklopedia Ekonomi Talangan sama dengan Bail yaitu seseorang yang menerima harta milik orang lain dibawah suatu bailment contract, dan bertanggung jawab atas kontrak itu, untuk memelihara harta milik itu dan mengembalikannya dalam keadaan baikbilamana kontrak itu dilaksanakan.22

Pengertian Talangan bisa diartikan Lend dalam bahasa Inggris yaitu, memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain, selama jangka waktu tertentu atau yang tidak tertentu, tanpa memberikan atau melepaskan hak

20

Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: The International Institute of Islamic Thought [IIIT], 2003), hlm. 105

21

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1990, ed 2 h. 995

22

Abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan ,Cet. Ke-v Jakarta, Pradnya Paramita, 1982, h. 75-76


(45)

33

miliknya, dan tetap mempunyai hak untuk meminta kembali barang yang semula itu atau yang sepadan dengan itu.23 Orang yang Lends atau meminjamkan mesin atau mesin atau tanah, misalnya dapat mengharapkan kembalinya harta milik yang semula itu, akan tetapi orang yang meminjamkan uang atau barang-barang yang dapat dijual/belikan, mengharapkan akan mendapatkan kembali sejumlah uang yang ekivalen.24

Istilah Talangan hampir sama dengan kafalah (perwalian) letak kesamaanyan adalah sama-sama sebagai pemberi dana kepada nasabah yang diwakili oleh bank kepada lembaga yang ditunjuk nasabah. Sedangakan menurut hemat penulis setelah membaca pengertian talangan diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa talangan adalah memberikan harta milik kepada orang lain (nasabah) sebagai alat untuk membayar sesuatu yang diperlukan nasabah karena kebutuhan yang sangat mendesak nasabah tidak dapat mencairkan dananya karena berbentuk deposito.

2. Manfaat Talangan

1. Sebagai pencairan dana yang sangat mendesak untuk nasabah.

2. Merupakan produk perbankan syariah yang sangat diminati kepada nasabah yang ingin melaksanakan ibadah haji karena terganjal masalah biaya.

3. Merupakan sebagi modal bagi Pengusaha kecil yang memerlukan dana mendesak untuk membeli barang-barang modal.

23

Ibid, h. 606

24


(46)

(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH BERDIRI

Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero ) merintis Divisi Usaha Syariah.

Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 20 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor cabang pembantu syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor-kantor cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/ PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet.


(48)

Dengan pola Dual System Bank, maka BNI Syariah saat ini didukung oleh sistem Informasi Teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI.

Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik.

Dengan dukungan teknologi, BNI Syariah bersinergi dengan cabang-cabang BNI konvensional untuk memberikan layanan pembukaan rekening syariah. Cabang-cabang BNI tersebut dinamakan Syariah Chanelling Outlet (SCO).

Saat ini seluruh cabang BNI di Jabodetabek telah dilengkapi dengan layanan pembukaan rekening syariah. Sehingga masyarakat yang menghendaki untuk melakukan investasi mudharabah melalui deposito syariah, tabungan syariah atau menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah), atau bahkan menghendaki mempersiapkan dana haji melalui tabungan iB (dibaca aibi, = islamic Banking) Haji, dan juga tabungan perencanaan iB Tapenas, maka nasabah dapat mengunjungi cabang BNI terdekat.

Dengan diterbitkannya surat keputusan gubernur BI no.12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 mei 2010, divisi usaha syariah bank BNI telah resmi menjadi bank umum syariah sejak dilaksanaknnya soft launching BNI Syariah pada tanggal 18 Juni 2010.


(49)

36

B. VISI DAN MISI VISI

Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insya Allah membawa berkah. MISI

Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri.


(50)

(51)

38

E. PRODUK PRODUK

1. Produk Inovatif Sesuai Syariah

BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah.

BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan syariah tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas perbankan yang nyaman, adil, dan modern.

Untuk itulah BNI Syariah senantiasa melakukan peningkatan kualitas produk, baik produk dana maupun pembiayaan serta terus menerus melakukan penyempurnaan pada fitur-fiturnya.

Konsep-konsep yang mendasari transaksi perbankan syariah:

1. Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku penjual, dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dilakukan dengan cara diangsur.

2. Mudharabah adalah pembiayaan dengan prinsipbagi hasil antara bank dan nasabah pembiayaan dimana pemilik modal (Bank) menyediakan sebagian besar modal pada suatu usaha yang disepakati.


(52)

3. Atau dalam hal produk penghimpunan dana/tabungan, maka pihak penabung bertindak sebagai investor (shahibul maal) sedangkan bank bertindak sebagai pengelola keuangan (mudharib) yang akan menginvestasikan dana ke sektor -sektor riil yang sesuai syariah. Antara investor dan pihak Bank sebelumnya melakukan akad terhadap nisbah keuntungan yang akan dibagi. Jadi penabung tidak mendapatkan bunga namun akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.

4. Musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara Bank dengan nasabah dimana modal usaha berasal dari kedua belah pihak. Dalam pembiayaan musyarakah ini, keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi sharing modal masing-masing. 5. Ijarah adalah akad sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas

barang/jasa yang disewakan. Pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun objek transaksinya berbeda, jika jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.

a. BNI iB Giro (IDR & USD)

Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala kemudahan bertransaksi Giro yang menggunakan prinsip Wadiah Yadh Dhamanah. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan kemudahan on-line pada


(53)

40

cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia. Wadiah Yadh Dhamanah merupakan titipan dana yang dengan seizin dari pemilik dana dapat dioperasikan oleh Bank untuk mendukung sektor riil, dengan jaminan bahwa dana dapat ditarik sewaktu waktu oleh pemilik dana.

b. Tabungan iB Plus

Tabungan iB Plus (dhl. Tabungan Syariah Plus) adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini tabungan anda akan diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan dari investasi akan dibagihasilkan antara Anda dan Bank sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal pembukaan rekening tabungan.

c. BNI iB Tapenas

Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin untuk buah hati adalah sebuah tindakan bijaksana. BNI Syariah membantu masyarakat untuk menyiapkan pendidikan melalui BNI iB Tapenas. Dengan setoran sesuai kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang lebih baik.

d. BNI iB Deposito

BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki investasi berjangka yang menguntungkan dan menenangkan. Menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, BNI iB Deposito mengelola


(54)

dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat.

Mudharabah Muthlaqah merupakan simpanan dana masyarakat (permilik dana/shahibul maal) yang oleh BNI Syariah (mudharib) dapat dioperasikan untukmendapatkan keuntungan. Hasil keuntungan tersebut akan dilakukan bagi hasil antara penabung dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang disepakati.

e. BNI iB Haji

BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita menunaikan ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI Syariah merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Ongkos Naik Haji (ONH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah haji memperoleh kepastian porsi dari Departemen Agama pada saat jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan.

2. Pembiayaan komersial

Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi tantangan yang membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan, dimana keputusan tersebut membutuhkan dukungan modal. Untuk menangkap peluang emas


(55)

42

tersebut BNI Syariah menyediakan pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syariah dengan target win-win solution.

a. BNI iB WIRAUSAHA

BNI iB Wirausaha (iB diabaca aibi, = islamic Banking) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha Anda, dengan besarnya pembiayaan dari Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta yang diproses lebih cepat dan fleksibel sesuai dengan prinsip syariah.

Jenis akad yang digunakan : Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.

Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.

b. BNI iB Usaha Kecil

BNI iB Usaha Kecil (iB dibaca aibi = islamic Banking) adalah pembiayaan modal kerja atau investasi kepada pengusaha kecil sampai dengan Rp 10 miliar berdasarkan prinsip murabaha, musyarakah, mudharabah dan ijarah.


(56)

Jenis akad yang digunakan :

Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.

Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.

Ijarah adalah perjanjian sewa suatu barang antara bank dengan nasabah c. BNI iB Usaha Besar

Sesuai dengan falsafah dasar ekonomi syariah yaitu bertransaksi dengan penuh keberkahan dan saling menguntungkan, maka produk-produk perbankan syariah didisain untuk melayani dunia usaha sehingga antara pemodal dan pengusaha dapat bertumbuh bersama-sama dalam prinsip keadilan.

Pembiayaan Produktif dari BNI Syariah mendukung kemajuan usaha dengan cara mudah dan fleksibel berdasarkan prinsip – prinsip syariah. Cara kerja pembiayaan syariah hampir sama dengan cara kerja perbankan pada umumnya, sehingga masyarakat akan mendapati prosedur yang umum berlaku dan tidak rumit. Demikian pula dengan maksimum


(57)

44

pembiayaan, BNI Syariah dapat membiayai korporasi yang memerlukan dana diatas Rp 10 milyar melalui BNI Pembiayaan Besar Syariah.

BNI Pembiayaan Besar Syariah adalah Pembiayaan Modal Kerja atau Investasi kepada pengusaha menengah dan korporasi diatas Rp. 10 Milyar berdasarkan prinsip Murabahah, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah.

3. Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan Modal Kerja dengan akad Mudharabah/ Musyarakah aplofend dapat diberikan s/d 5 tahun atau dapat diperpanjang setiap tahun b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan Investasi memiliki jangka waktu maksimal 7 tahun dengan angsuran kewajiban tetap selama periode pembiayaan sehingga terbebas dari fluktuasi suku bunga pasar.

c. Pembiayaan Beragunan Tunai (Cash Collateral Financing)

Pembiayaan Beragunan Tunai merupakan jenis pembiayaan yang memungkinkan investor memperoleh pembiayaan dengan menjaminkan agunan dalam bentuk tunai yaitu deposito ataupun giro.

d. Pembiayaan Pola Kerjasama

BNI Syariah merupakan pembiayaan melalui pola kerjasama dengan multifinance, sekuritas dan asuransi syariah.


(58)

e. BNI iB Trade Finance

BNI memiliki jaringan korespondensi yang luas sehingga memudahkan nasabah untuk bertransaksi dengan mitra usaha di seluruh dunia. BNI Trade Finance Syariah meliputi L/C, SKBDN dan Bank Garansi. Dengan reputasi BNI yang telah dikenal baik di dunia usaha, BNI Garansi Bank Syariah dapat meningkatkan kepercayaan mitra usaha nasabah institusi. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi umumnya membutuhkan adanya Surat Keterangan Bank yang diperlukan sebagai syarat dalam tender BNI Syariah menerbitkan Surat Keterangan Bank yang dapat mendukung kredibilitas perusahaan karena BNI Syariah sebagai Bank dengan mayoritas saham dimiliki oleh pemerintah akan memberi kesan/ image positif bagi pemilik proyek.

4. Produk Trade Finance a. Transaksi LC Ekspor

BNI Syariah menangani LC yang diterbitkan oleh Bank Koresponden untuk kepentingan nasabah seperti advising dan negotiating LC. Transaksi akan diproses melalui Trade Processing Center.

o Advising LC

BNI Syariah dapat bertindak sebagai ’advising’ atas setiap LC yang diterbitkan oleh bank koresponden yang dikirimkan melalui


(59)

46

telex, surat atau SWIFT. LC dapat dikirimkan langsung kepada cabang-cabang BNI Syariah dan akan diproses dengan cepat dan efisien, administrasi yang akurat serta respon yang tepat.

o Negotiating LC

BNI Syariah selalu siap menegosiasi LC yang diterbitkan oleh bank koresponden untuk kepentingan nasabah. BNI Syariah memiliki staf yang terlatih dan siap untuk menjawab kebutuhan nasabah dengan nyaman, cepat dan aman. Nasabah dapat mengkonversikan hasil ekspor ke dalam mata uang lain.

o Confirming LC

BNI Syariah siap untuk mengkonfirmasi LC yang diterbitkan oleh bank koresponden untuk kepentingan nasabah.

b. Import Services

BNI Syariah memberikan layanan transaksi impor termasuk penanganan LC seperti pembukaan LC dan pembayaran LC.

o Reimbursement

LC yang diterbitkan oleh BNI Syariah, pembayaran tagihan kepada negotiating bank akan dilakukan melalui bank koresponden utama BNI Syariah.


(60)

c. Bank Guarantee

Untuk membantu nasabah dalam melakukan transaksi dengan mitra usaha di dalam maupun luar negeri, BNI Syariah dapat menerbitkan bank garansi untuk menjamin nasabah seperti: bid bonds, performance bonds dan advance payment. BNI Syariah dapat membuka bank garansi dengan jaminan LC (counter guarantee) yang diterbitkan oleh bank koresponden.

d. SKBDN

Untuk mendukung bisnis nasabah di dalam negeri, BNI Syariah dapat menerbitkan maupun menerima SKBDN dari bank koresponden di dalam negeri. Dengan reputasi BNI Syariah yang telah dikenal di dalam negeri, SKBDN BNI Syariah dapat diterima oleh seluruh bank di dalam negeri.

5. Transaksi Kiriman Uang (Remittance/Fund Transfer)

BNI Syariah memberikan layanan kiriman uang dari dan ke seluruh dunia melalui draft, SWIFT atau Smart Remittance. Kiriman uang ke luar negeri menggunakan mata uang yang tercata di Bank Indonesia.

Manfaat

Cepat dan aman mengirimkan uang ke luar negeri dan menerima kiriman dari luar negeri.


(61)

48

Keunggulan:

• Didukung oleh lebih dari 900 cabang BNI on line dengan lebih 2500 ATM di seluruh Indonesia.

• Didukung oleh teknologi yang terpercaya sehingga kiriman uang dapat diterima tepat waktu.

• Didukung oleh aplikasi berbasis internet yang dinamakan ’Smart Remittance.

a. Clean Collection

Collection adalah pelayanan yang diberikan BNI Syariah untuk mendapatkan pembayaran atas dokumen atau surat berharga dari pihak ketiga di luar negeri.

6. Pembiayaan Personal

Dalam kehidupan banyak hal-hal yang harus dipilih dan dipilah secara bijak. Kita harus membedakan antara “needs” dan ‘wants”. Kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melengkapi hidup dan prasarana hidup. Keinginan adalah segala sesuatu yang dapat memuaskan selera, gaya dan level kepuasan tertentu. Untuk itu BNI Syariah menyajikan rangkaian jenis pembiayaan yang dikelola secara syariah diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan personal anda.


(62)

a. BNI iB Griya

Melalui pembiayaan BNI iB Griya nasabah dapat mewujudkan kebutuhan perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi rumah. Pembayaran dengan cara diangsur dalam periode waktu sampai dengan 15 tahun. Bentuk pembiayaan adalah jual beli ataupun ijarah.

b. BNI iB Oto

BNI iB Oto merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan proses yang mudah dan cepat berdasarkan syariah. Uang muka relatif ringan dan pembayaran dapat dilakukan secara debet otomatis. c. BNI iB Gadai Emas

BNI iB Gadai Emas atau juga disebut Rahn merupakan pembiayaan dengan jaminan berupa emas (lantakan atau perhiasan) yang secara fisik dikuasai oleh Bank. Proses pembiayaan cepat dan sangat membantu bagi mereka yang membutuhkan dana jangka pendek untuk kebutuhan yang mendesak.

d. BNI iB Multijasa

BNI iB Multijasa (iB dibaca aibi, = islamic Banking) adalah pembiayaan jasa konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu jasa misalnya pembiayaan untuk jasa pernikahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, wisata umroh/haji, dan jasa lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah, dengan menggunakan


(63)

50

akad ijarah. Akad ijarah adalah sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang/jasa yang disewakan.

Bisnis kartu kredit di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kartu yang beredar saat ini telah mencapai lebih dari 10 juta kartu yang diterbitkan oleh 21 bank dan lembaga pembiayaan. Berbagai macam penawaran yang menarik, dari sisi joint promo maupun fitur.

Bahkan saat ini jenis kartu kredit yang beredar telah ada yang menggunakan sistem Syariah. Bertepatan dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, BNI Syariah telah melaunching salah satu jenis pembiayaan yang berbasis Kartu Kredit yaitu BNI Hasanah Card dengan menggandeng provider MasterCard International.

Dasar yang dipakai dalam penerbitan BNI Hasanah Card adalah fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.54/DSN-MUI/X/2006 mengenai Syariah Card dan surat persetujuan dari Bank Indonesia No.10/337/DPbs tangal 11-03-2008.

Sesuai dengan fatwa DSN No.54/DSN-MUI/X/2006 Syariah Card didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit yang

hubungan hukum antara para pihak berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa.


(64)

ANALISIS IJARAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) PADA BANK BNI SYARIAH

FATMAWATI

A. MEKANISME TALANGAN HAJI PADA BANK BNI SYARIAH

Sistem keuangan dan perbankan Islam hadir untuk memberikan berbagai jasa keuangan yang dapat diterima secara religius kepada komunitas-komunitas muslim.1 Dapat diterima secara religius artinya tujuan dari sirkulasi keuangan itu

sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan tidak mengandung unsur riba dan pemerasan. Jadi, aspek utama yang ditekankan di sini adalah kesejahteraan sosial yang dilihat dari apakah aktivitas tersebut menambah kegunaan (masalih) atau tidak (mafasid).2

Sistem perbankan syariah adalah alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank), yang didukung oleh keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih variatif, dan dilakukan secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.

Kehadiran sistem perbankan syariah di Indonesia semakin mudah di temukan oleh masyarakat, dengan mengenali logo iB (ai-Bi) di bank-bank

1

Latifa M. Algaoud & Mervyn K. Lewis, Perbankan Syari'ah: Prinsip, Praktik, Prospek, terj. Burhan Wirasubrata, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), hlm. 134.

2


(65)

52

terkemukan terdekat. iB (ai-Bi) memudahkan masyarakat untuk mengenali tersedianya jasa perbankan syariah di manapun di seluruh Indonesia. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama sistem perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika. Dengan adanya iB sebagai penanda, masyarakat akan merasa lebih nyaman karena produk dan jasa layanan perbankan yang diberikan akan mengutamakan nilai-nilai keadilan, transparan, keseimbangan etika, dan kebaikan sosial bersama.

Perbedaan utama antara sistem perbankan syariah dengan sistem perbankan konvesional terletak pada:

• Jenis produk yang lebih beragam dan skema keuangan yang lebih bervariasi

• Pengolahan dana masyarakat yang transparan, sehingga lebih adil bagi nasabah dan bank.

Berbicara mengenai pembahasan haji. Memang biaya haji tidaklah kecil, apalagi kalau kita amati dari tahun ke tahun ternyata hampir selalu mengalami kenaikan. Sebelum krisis moneter, pada saat nilai tukar rupiah terhadap dollar masih rendah, biaya naik haji masih dibawah angka 10 juta Rupiah. Namun setelah krisis moneter menghantam Indonesia dan nilai tukar dollar pun melambung tinggi, biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) pun melonjak sampai di atas 20 juta untuk setiap jamaah.


(66)

Kalau kita hitung dengan nilai rupiah, BPIH memang melonjak jauh. Karena sebagian besar komponen biaya memang dikeluarkan di luar negeri yang menggunakan mata uang dollar sebagai standar. Ketika nilai tukar rupiah melemah, maka biayanya menjadi bertambah mahal lagi.

Tentu saja fluktuasi harga ini akan menyulitkan untuk melakukan perkiraan berapa biayanya beberapa tahun yang akan datang jika kita ingin menyiapkan dananya dari sekarang. Oleh karena itu, dalam merencanakan biaya naik haji, gunakanlah perkiraan harga dalam mata uang dollar atau dalam bentuk logam mulia emas.

Kalau dinilai dalam dollar atau emas, biaya perjalanan ibadah haji yang ditetapkan pemerintah berkisar antara US$ 2.500 sampai US$ 3.000 per jamaah, atau sekitar 250 sampai 300 gram emas murni. Angka inilah yang bisa kita jadikan sebagai target pengumpulan dana untuk naik haji kelak, insya Allah.

Membahas mengenai fatwa Dewan Syariah Nasional no. 29 mengenai pengurusan haji oleh LKS Bila ditelaah melalui perspektif ushul fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional didasarkan para prinsip li maslahah al-mursalah. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa orang tersebut tetap berada dalam koridor istitha' (sanggup atau mampu) untuk melunasinya dalam waktu yang disepakati, karena bila ia hanya mengandalkan keinginan semata tanpa disertai kesanggupan untuk melunasi berarti ia telah memaksakan diri (bukan berdasar keikhlasan) padahal yang namanya ibadah harus dilaksanakan secara ikhlas dan sesuai kesanggupannya.


(1)

10.

Apa Manfaat lebih adanya Talangan Haji bagi Bank dan Nasabah?

Jawab :

Adapun manfaat lebih adanya talangan haji yaitu mempercepat usaha untuk

mendapatkan porsi haji bagi nasabah yang tidak mempunyai uang saat itu untuk

mendapatkan kursi haji, selanjutya membayar dengan cicilan sampai selesai atau

lunas sebelum dia berangkat haji dengan kesepakatan antara nasabah dengan

lembaga keuangan dalam hal ini bank BNI syariah. Karena jika belum mampu

melunasi sebelum berangkat dia dianggapu melunasi sebelum berangkat dia

dianggap belum wajib untuk menunaikan haji belum wajib untuk menunaikan

haji. Begitulah sekiranya manfaat talangan haji ini.

11. Bagaimana Struktur Cost of Product Talangan Haji?

Jawab :

Biaya pada produk talangan haji yaitu terdiri dari dana talangan yang di sediakan

bank BNI syariah, selanjutnya jangka waktu pelunasan, dana awal talangan, lalu

selanjutnya ada dana awal yang di sediakan oleh nasabah, juga ada ujroh dan

administrasi yang di bayarkan nasabah.selanjutnya terdapat pula dana awal dan

pembatalan juga di bayarkan nasbah dan terakhir ada minimal setoran perbulan,

yang memiliki waktu cicilan setoran antara satu sampai tiga tahun.

12.

Selain fatwa DSN, apa landasan hukum atau peraturan mengenai dana talangan

haji ini?


(2)

Jawab :

Selain fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) yang menjadi acuan dalam

pemberian dana talangan haji ada buku pedoman perusahaan (BPP) dan PBI.

Jakarta 2 September 2010


(3)

Dewan Syari'ah Nasional MUI

FATWA

DEWAN SYARI’AH NASIONAL Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

Tentang

PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

ِﻢﻴِﺣﺮﻟﺍ ِﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ِﷲﺍ ِﻢﺴِﺑ

Dewan Syari'ah Nasional setelah:

Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH);

b. bahwa lembaga keuangan syari'ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai produknya; c. bahwa agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip

syari’ah, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengurusan dan pembiayaan haji oleh LKS untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah, QS. al-Maidah [5]: 1:

ﺂﻳ

ﺎﻬﻳﹶﺃ

ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ

ﺍﻮﻨﻣﺁ

ﺍﻮﹸﻓﻭﹶﺃ

ِﺩﻮﹸﻘﻌﹾﻟﺎِﺑ

ﺖﱠﻠِﺣﹸﺃ

ﻢﹸﻜﹶﻟ

ﹸﺔﻤﻴِﻬﺑ

ِﻡﺎﻌﻧَﻷﹾﺍ

ﱠﻻِﺇ

ﺎﻣ

ﻰﹶﻠﺘﻳ

ﻢﹸﻜﻴﹶﻠﻋ

ﺮﻴﹶﻏ

ﻰﱢﻠِﺤﻣ

ِﺪﻴﺼﻟﺍ

ﻢﺘﻧﹶﺃﻭ

،ﻡﺮﺣ

ﱠﻥِﺇ

َﷲﺍ

ﻢﹸﻜﺤﻳ

ﺎﻣ

ﺪﻳِﺮﻳ

)

ﺓﺪﺋﺎﳌﺍ

:

١

(

“Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

2. Firman Allah, QS. al-Qashash [28]:26:

ﺖﹶﻟﺎﹶﻗ

ﺎﻤﻫﺍﺪﺣِﺇ

ِﺖﺑﹶﺃﺎﻳ

ﻩﺮِﺟﹾﺄﺘﺳﺍ

ﱠﻥِﺇ

ﺮﻴﺧ

ِﻦﻣ

ﺕﺮﺟﹾﺄﺘﺳﺍ

ﻱِﻮﹶﻘﹾﻟﺍ

ﲔِﻣَﻷﹾﺍ

.

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”


(4)

ﺎﻬﻳﹶﺄﻳ

ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ

ﺍﻮﻨﻣﺁ

ﺍﹶﺫِﺇ

ﻢﺘﻨﻳﺍﺪﺗ

ِﻦﻳﺪِﺑ

ﻰﹶﻟِﺇ

ٍﻞﺟﹶﺃ

ﻰﻤﺴﻣ

ﻩﻮﺒﺘﹾﻛﺎﹶﻓ

...

"Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis..." 4. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 280:

ﹾﻥِﺇﻭ

ﹶﻥﺎﹶﻛ

ﻭﹸﺫ

ٍﺓﺮﺴﻋ

ﹲﺓﺮِﻈﻨﹶﻓ

ﻰﹶﻟِﺇ

ٍﺓﺮﺴﻴﻣ

“Dan jika ia (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, berilah tangguh sampai ia berkelapangan…”

5. Firman Allah tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS.al-Maidah [5]: 2:

ﺍﻮﻧﻭﺎﻌﺗﻭ

ﻰﹶﻠﻋ

ﺮِﺒﹾﻟﺍ

ﻯﻮﹾﻘﺘﻟﺍﻭ

ﹶﻻﻭ

ﺍﻮﻧﻭﺎﻌﺗ

ﻰﹶﻠﻋ

ِﻢﹾﺛِﺈﹾﻟﺍ

ِﻥﺍﻭﺪﻌﹾﻟﺍﻭ

ﺍﻮﹸﻘﺗﺍﻭ

ﱠﻠﻟﺍ

ﻪ

ﱠﻥِﺇ

ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﺪﻳِﺪﺷ

ِﺏﺎﹶﻘِﻌﹾﻟﺍ

.

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesung-guhnya Allah amat berat siksa-Nya”

6. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

ِﻦﻣ

ﺮﺟﹾﺄﺘﺳﺍ

ﺍﺮﻴِﺟﹶﺃ

ﻪﻤِﻠﻌﻴﹾﻠﹶﻓ

ﻩﺮﺟﹶﺃ

.

“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”

7. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang beberapa prinsip bermu’amalah, antara lain hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah:

ﻦﻣ

ﺝﺮﹶﻓ

ﻦﻋ

ٍﻢِﻠﺴﻣ

ﹰﺔﺑﺮﹸﻛ

ﻦِﻣ

ِﺏﺮﹸﻛ

،ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ

ﺝﺮﹶﻓ

ُﷲﺍ

ﻪﻨﻋ

ﹰﺔﺑﺮﹸﻛ

ﻦِﻣ

ِﺏﺮﹸﻛ

ِﻡﻮﻳ

،ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ

ُﷲﺍﻭ

ﻲِﻓ

ِﻥﻮﻋ

ِﺪﺒﻌﹾﻟﺍ

ﻡﺍﺩﺎﻣ

ﺒﻌﹾﻟﺍ

ﺪ

ﻲِﻓ

ِﻥﻮﻋ

ِﻪﻴِﺧﹶﺃ

)

ﻩﺍﻭﺭ

ﻢﻠﺴﻣ

.(

“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.”

8. Hadis Nabi s.a.w. riwayat Jama’ah:

ﹸﻞﹾﻄﻣ

ﻲِﻨﻐﹾﻟﺍ

ﻢﹾﻠﹸﻇ

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman….”


(5)

29 Pembiayaan Pengurusan Haji LKS 3

Dewan Syariah Nasional MUI

ﻲﹶﻟ

ِﺪِﺟﺍﻮﹾﻟﺍ

ﱡﻞِﺤﻳ

ﻪﺿﺮِﻋ

ﻪﺘﺑﻮﹸﻘﻋﻭ

.

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga dirinya dan memberikan sanksi kepadanya.”

10. Hadis Nabi s.a.w. riwayat al-Bukhari:

ﱠﻥِﺇ

ﻢﹸﻛﺮﻴﺧ

ﻢﹸﻜﻨﺴﺣﹶﺃ

ًﺀﺎﻀﹶﻗ

.

“Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran utangnya.”

11. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

ﺢﹾﻠﺼﻟﹶﺍ

ﺰِﺋﺎﺟ

ﻦﻴﺑ

ﲔِﻤِﻠﺴﻤﹾﻟﺍ

ﱠﻻِﺇ

ﺎﺤﹾﻠﺻ

ﻡﺮﺣ

ﹰﻻﹶﻼﺣ

ﻭﹶﺃ

ﱠﻞﺣﹶﺃ

ﺎﻣﺍﺮﺣ

ﹶﻥﻮﻤِﻠﺴﻤﹾﻟﺍﻭ

ﻰﹶﻠﻋ

ﺷ

ﻢِﻬِﻃﻭﺮ

ﱠﻻِﺇ

ﺎﹰﻃﺮﺷ

ﻡﺮﺣ

ﹰﻻﹶﻼﺣ

ﻭﹶﺃ

ﱠﻞﺣﹶﺃ

ﺎﻣﺍﺮﺣ

.

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

12. Kaidah Fiqh:

ﹸﻞﺻَﻷﹶﺍ

ﻲِﻓ

ِﺕﹶﻼﻣﺎﻌﻤﹾﻟﺍ

ﹸﺔﺣﺎﺑِﻹﹾﺍ

ﱠﻻِﺇ

ﹾﻥﹶﺃ

ﱠﻝﺪﻳ

ﹲﻞﻴِﻟﺩ

ﻰﹶﻠﻋ

ﺎﻬِﻤﻳِﺮﺤﺗ

.

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

ﹶﺍ

ﹸﺔﱠﻘﺸﻤﹾﻟ

ﺐِﻠﺠﺗ

ﺮﻴِﺴﻴﺘﻟﺍ

“Kesulitan dapat menarik kemudahan.”

ﹸﺔﺟﺎﺤﹾﻟﹶﺍ

ﺪﹶﻗ

ﹸﻝِﺰﻨﺗ

ﹶﺔﹶﻟِﺰﻨﻣ

ِﺓﺭﻭﺮﻀﻟﺍ

“Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”

Memperhatikan : 1. Permohonan fatwa dari berbagai LKS, baik tertulis maupun lisan, tentang pembiayaan dana talangan haji.

2. Pendapat peserta rapat pleno DSN pada hari Rabu, 26 Juni 2002 M./ 15 Rabi’ul Akhir 1423 H.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LKS

Pertama : Ketentuan Umum

1. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-Ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000.


(6)

2. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. 3. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh

dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji.

4. Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.

Kedua : Ketentuan Penutup

1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrase syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : 15 Rabi’ul Akhir 1423 H 26 Juni 2002 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,