Pengaruh ekstrakurikuler tapak suci dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

(1)

Meningkatkan Pendidikan Karakter Disiplin Siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya

Penelitian ini dilatarbelakangikarakter anak bangsa yang kian hari kian menurun. Hal ini dibuktikan dengan kasus- kasus yang membawa identitas di dunia pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya moral dari peserta didik. Hal itu menyebabkan banyak siswa yang hanya pintar di kognitif tetapi karakternya rendah, seperti kurang jujur, tidak disiplin dan sebagainya. Salah satu perantara yang mampu membantu meningkatkan pendidikan karakter adalah melalui ekstrakurikuler di sekolah, khususnya ekstrakurikuler tapak suci.

Rumusan masalah: (1) Bagaimana pola latihan ekstrakurikuler Tapak Suci di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya ?, (2) Bagaimana pembiasaan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci?, (3) Bagaimana pengaruh ekstrakurikuler tapak suci dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya ?. Sedangkan Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pola latihan ekstrakurikuler Tapak Suci di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, (2) Untuk mengetahui pembiasaan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci, dan (3) Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler Tapak Suci dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis yang digunakan adalah analisis korelasi. Sedangkan variabelnya ada dua, yakni variabel x (Pengaruh ekstrakurikuler Tapak Suci) dan variabel y (Meningkatkan pendidikan karakter siswa). Sampelnya diambil dari 30 anak yang mengikuti tapak suci dari seluruh siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Untuk pengambilan datanya menggunakan metode angket atau kuesioner dan metode interview/wawancara. Sedangkan untuk pengolahan datanya menggunakan editing / memeriksa, skoring dan tabulasing

Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel kegiatan ekstrakurikuler tapak suci memberikan kontribusi sebesar 2,85% terhadap pendidikan karakter. Nilai determinasi yang sangat kecil berati variabel kegiatan ekstrakurikuler tapak suci menjalanakan variabel pendidikan karakter sangat terbatas. Sehingga faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler tapak suci diluar pembahasan ini memberikan kontribusi sebesar 97,15 % terhadap pendidikan karakter.


(2)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Ekstrakurikuler Tapak Suci... ... 11

1. Konsep Ekstrakurikuler ... 11

1.1Pengertian Ekstrakurikuler ... 11

1.2Prinsip-prinsip Ekstrakurikuler ... 12

1.3Tujuan Ekstrakurikuler... 12

2. Pengertian Ekstrakurikuler Tapak Suci ... 14


(3)

1.2Pengertian Karakter ... 17

1.3Pengertian Pendidikan Karakter ... 19

2. Pembentukan Pendidikan Karakter ... 21

3. Unsur-Unsur Pembentukan Pendidikan Karakter ... 35

4. Dasar Pembentukan Karakter ... 36

C. Hubungan antara Ekstrakurikuler Tapak Suci Terhadap Pendidikan Karakter ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 41

B. Variabel Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Pengumpulan Data ... 43

1. Metode Angket dan Kuesioner ... 43

2. Metode Interview dan Wawancara ... 43

E. Jenis Data ... 44

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 45

G. Instrumen Penelitian ... 49

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

B. Penyajian Data... 66

1. Hasil Wawancara ... 66

2. Angket ... 70

C. Analisa Data ... 72

1. Analisa Pengaruh Tapak Suci ... 72

2. Analisa Pendidikan Karakter ... 73

D. Analisa Hipotesis... 77


(4)

1.3 Keterbatasan Penelitian ... 82 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 84 B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(5)

Tabel 3.1 Teknik Skala Likert Untuk Setiap Jawaban ... 47

Tabel 3.2 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” produk moment ... 48

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Angket Kegiatan Tapak Suci ... 50

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Angket Pendidikan Karakter ... 50

Tabel 4.1 Nomor Responden dan Jumlah Perolehan Angket ... 70

Tabel 4.2Skor Dari Setiap Jawaban ... 73

Tabel 4.3Statistik Deskriptif ... 73

Tabel 4.4Kualifikasi Variabel Ekstrakurikuler Tapak Suci ... 74

Tabel 4.5Statistik Deskriptif ... 75

Tabel 4.6 Kualifikasi Variabel Pendidikan Karakter ... 76

Tabel 4.7Tabel Kerja Korelasi Variabel Kegiatan Ekstrakurikler Tapak Suci (x) dan Pendidikan Karakter (y)... 77


(6)

Lampiran 1 : Surat Tugas

Lampiran 2 : Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian


(7)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk itulah pendidikan merupakan hal yang sangat urgent untu k dimiliki setiap manusia, sepertidijelaskan dalam surat Al- Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

اج د مْ عْلا اوت أ ني لا ْمكنم اونماء ني لا ه عف ْري


(8)

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.

Bangsa Indonesia diresahkanpula dengan kasus- kasus yang membawa identitas di dunia pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya moral dari peserta didik.Keresahan-keresahan akan kepribadian ataupun moral tersebut ditimbulkan karena ketidaksesuaian penerapan pendidikan. Untuk itu, pendidikan karakter sangat penting dan menjadi solusi untuk memperbaiki mental para peserta didik agar tidak terulang kembali kasus-kasus yang merugikan dunia pendidikan di masa yang akan datang.

Pendidikan karakter merupakan progam yang sudah dicanangkan sejak dahulu di era kepemimpinan presiden pertama Indonesia.Dunia pendidikan sekolah – sekolah harus lebih intens melaksanakan progam pendidikan karakter.1

Pendidikan karakter dirasa sangatlah penting untuk menyeimbangi perkembangan kognisi mereka yang dimana sekarang sudah memasuki era globlalisasi. Seperti dijelaska pada surat al-a’raf ayat 11 tentang pentingnya pendidikan karakter:

ْمك برب تْسلأ ْم سفْنأ ى ع ْمه ْشأ ْم تي ْمه و ظ ْنم دآ ينب ْنم كب خأ ْ إ

ى ب اولاق

ني فاغ ا ه ْنع انك انإ مايقْلا ْوي اولوقت ْنأ انْ ش


(9)

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): bukankah Aku ini Tuhanmu/ mereka menjawab: Betul (Engkau tuhan Kami), kami menjadi saksi, (Kami lakukan demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami bani Adam telah lalai terhadap hal yang demikian ini.

Banyak siswa yang hanya pintar di kognitif tetapi karakternya rendah, kurang disiplin dan sebagainya. Kebanyakan praktisi pendidikan kita memang condong kepada dimensi pengetahuan, yang memegang asumsi jika aspek kognitif telah dikembangkan secara benar, maka aspek afektif akan ikut berkembang secara positif, padahal kenyataannya aspek afektif dan psikomotorik pun sangat berperan.2 Tentunya hal itu bisa dikembangkan

diluar teori atau pelajaran, seperti kegiatan – kegiatan ekstrakurikuler. Namun perlu diketahui juga bahwa pendidikan karakter memilki lingkup yang luas, tidak selalu harus melalui pelajaran wajib seperti diatas, akan tetapi juga bisa dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar

2 Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai (perkembangan moral keagamaan mahasiswa PTAIN),


(10)

memiliki kemampuan dasar penunjang, melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan di sekolah.3

Adapun contoh ekstrakulrikuler yang mampu memupuk karakter siswa adalah Tapak Suci. Tapak suci merupakan satu wahana yang dapat mengembangkan nilai – nilai pendidikan karakter karena bersumber pada budaya asli bangsa Indonesia. Selain banyak melalui kegiatan fisik untuk melatih kedisiplinannya, kegiatan ini juga melatih bagaimanamencintai produk asli Bangsa Indonesia agar budaya ini tidak hilang dengan datangnya budaya – budaya barat yang cenderung kurang bagus untuk diterapkan dalam bermasyarakat di Indonesia ini. Hal ini tentunya menjadi suatu ancaman bagi nilai karakter anak bangsa.

Dalam hal ini peniliti mengambil lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yang merupakan salah satu sekolah yang memiliki ekstrakurikuler Tapak Suci. Ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang banyak diminati karenajadwal latihan yang disiplin, pola latihan yang menyenangkan, sertabisa digunakan sebagai ajang untuk berprestasi dibidang olahraga. Disamping itu, SMA Muhammadiyah 3 Surabaya juga memiliki visi dan misi yang mengarah pada pembentukan karakter siswa – siswinya.

3 Psychologymania, http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-ekstrakurikuler.html.


(11)

Dari latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, maka peneliti

mengambil judul “Pengaruh ekstrakurikuler tapak sucidalam meningkatkan pendidikan karakter siswa d SMA Muhammadiyah 3 Surabaya”.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pola latihan ekstrakurikuler Tapak Suci di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya ?

2. Bagaimana pembiasaan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci?

3. Bagaimanapengaruh ekstrakurikuler tapak suci dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola latihan ekstrakurikuler Tapak Suci di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

2. Untuk mengetahui pembiasaan pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya dalam kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci. 3. Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler Tapak Suci dalam meningkatkan

pendidikan karakter siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

D. Manfaat Penelitian


(12)

Penilitian ini dapat memberi wawasan kepada para pendidik bahwasanya pendidikan karakter tidak hanya berlangsung didalam pelajaran formal saja, akan tetapi juga bisa dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti tapak suci ini

2. Secara praktis

a. Bagi siswa, penulis berharap penelitian ini dapat membentuk karakter disiplin untuk bisa dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari mereka b. Bagi pendidik (pelatih) khususnya, diharapkan mampu menciptakan

suasana untuk bisa membentuk karakter siswanya saaat kegiatan latihan berlangsung.

c. Bagi sekolah, diharapkan agar pendidikan karakter siswanya ini bisa terus dikembangkan sehingga bisa menciptakan suasana yang kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung.

d. Bagi penulis, penelitian ini semoga bisa menambah wawasan dan pengalaman tentunya dibidang pendidikan.

E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dalam penelitian kali ini adalah pengaruh ekstrakurikuler tapak suci dan pendidikan karakter. Adapun lokasi penelitian ini di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

Agar jelas dan tidak meluas pembahasan dalam skripsi ini, maka peneliti memberikan batasan masalah, yakni:


(13)

1. Pembahasan tentang pengaruh ekstrakurikuler tapak suci.

2. Pembahasan mengenai pendidikan karakter ( Religius, Jujur, Toleransi, dan Disiplin)

F. Definisi Operasional

Sebagai upaya antisipasi agar judul atau tema yang penulis angket tidak menimbulkan persepsi atau interpretasi yang keliru atau ambigu, maka diperlukan penjelasan lebih detail tentang judul.

1. Pengaruh ekstrakurikuler tapak suci

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.4

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang, melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan di sekolah.5

Tapak suci merupakan sebuah kesatuan dari berbagai aliran dan berbagai perguruan. Perguruan tapak suci bisa menunjukan suatu cirikhas dari pengikutnya karena merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang

4 Penulis Beken, http://contoharyatulisterbaru.blogspot.co.id/2017/02pengertian-pengaruh.html

Diakses pada tanggal 21 maret 2017, pukul 19:30


(14)

secara resmi telah disahkan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah dalam sidang Tanwir pada tanggal 28 Juli – 1 agustus 1967 sebagai organisasi otonom Muhammadiyah ke-11.6

2. Pendidikan karakter

Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti.7

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mudah dan jelas serta dapat dimengerti maka dalam skripsi ini secara garis besar akan penulis uraikan pada masing-masing bab berikut ini :

Bab Pertama, tentang pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan masalah, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, Tentang kajian pustaka yang terdiri dari :

6 Pimpinan Pusat Tapak Suci, Riwayat Singkat Keilmuan dan Perkembangan Perguruan Tapak Suci,

(Yogyakarta: TS, 1967),h.18.

7 Suyanto, Model Pembinaan Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah, (Bandung, Rosda :


(15)

A. Ekstrakurikuler Tapak Suci : 1. Konsep Ekstrakurikuler

1.1Pengertian ekstrakurikuler 1.2Prinsip-prinsip ekstrakurikuler 1.3Tujuan ekstrakurikuler

2. Pengertian ekstrakuikuler tapak suci B. Pendidikan Karakter:

1. Pengertian pendidikan karakter 1.1pengertian pendidikan 1.2pengertian karakter

1.3pengertian pendidikan karakter 2. pembentukan pendidikan karakter

3. unsur-unsur pembentukan pendidikan karakter 4. dasar pembentukan pendidikan karakter

C. Pengaruh ekstrakurikuler tapak suci dalam membentuk karakter

Bab Ketiga, menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, rancangan penelitian, penentuan populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknis analisis data.

Bab Keempat, Pertama tentang deskripsi data yang didalamnya terdapat gambaran umum obyek penelitian yang menguraikan sejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, visi dan misi SMA


(16)

Muhammadiyah 3 Surabaya, Struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, keadaan sarana prasarana. Kedua penyajian dan analisis data.

Bab Kelima, berisi penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan dan saran.

Setelah pembahasan dari bab lima tersebut, maka pada bagian akhir dari penelitian ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu, hal ini dimaksudkan untuk memerjelas dan menjadi rujukan dari inti pembahasan penelitian.


(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekstrakurikuler Tapak Suci

1. Konsep Ekstrakurikuler

1.1Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.1

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yang wajib. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain tentang kegiatan apa yang sedang mereka pelajari.2

Berdasarkan pengertian tentang ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang berada diluar jam pelajaran

1

Yudha M. Saputra, Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler, (Jakarta, Depdikbud: 1998),h. 6

2


(18)

yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal pembentukan kepribadian para siswa.

1.2 Prinsip - Prinsip Ekstrakurikuler

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut.

a. Segala kegiatan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak.

b. Harus ada keseuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat. c. Harus sesuai dengan karakteristik anak.

d. Harus selalu mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.3

1.3Tujuan Ekstrakurikuler

Adapun tujuan Kegiatan ekstrakurikuler di antaranya:

a. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.

3

M.Uzer dan Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 1993),h.7.


(19)

b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.

c. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.

d. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri. e. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat

persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.

f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

g. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal.

Berdasarkan uraian di atas tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan: kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan mencegah berbagai hal yang bersifat negatif pada


(20)

saat ini. Selain i`tu kegiatan ekstrakurikuer mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam upaya pembinaan pribadi.4

2. Pengertian Ekstrakurikuler Tapak Suci

Tapak suci merupakan salah satu perguruan beladiri pencak silat dengan segala aspek dan nilai-nilai pencak silat yang dijelaskan di atas, dan juga memiliki ciri khas tersendiri yang bisa menunjukan identitasnya, yang berbeda dengan perguruan lain. Tapak Suci merupakan organisasi Otonom milik Muhammadiyah yang secara resmi telah disahkan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah melalui sidang Tanwir pada tanggal 28 Juli – 01 Agustus tahun 1967 sebagai organisasi otonom Muhammadiyah ke-11.5

1) Materi tapak suci materi pendidikan dan pelatihan dalam perguruan tapak suci terdiri dari

a) Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan b) Ilmu pencak silat

c) Ilmu organisasi

d) Pembinaan mental dan fisik, dan e) Olahraga

4

Depdikbud, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler, (Jakarta: Depaartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994),h.9-10.

5

Pimpinan Pusat Tapak Suci, Riwayat Singkat Keilmuan, Kelahiran, dan Perkembangan Perguruan Tapak Suci, (Yogyakarta: TS, 1967),h.18.


(21)

2) Metode Latihan Tapak Suci

a) Metode demonstrasi, merpakan metode melatih dengan cara pelatih memperagakan suatu gerakan atau materi. Metode ini digunakan untuk memberi contoh cara mengerjakan tapak suci maupun untuk memperagakan cara melaksanakan atau menggerakan jurus-jurus silat. b) Metode penugasan. Metide ini bercirikan adanya perencanaan antara

pelatih dan siswa mengenai suatu persoalan. Siswa diberikan tugas menyelesaikannya. Biasannya metode ini digunakan untuk pematangan materi bagi siswa. Metode inim sering dipakai dalam kegiatan LKPTS (Latihan Kader Pimpinan Tapak Suci)

c) Metode Nasihat. Cara ini adalah cara yabg dilakukan pelatih dalam memberikan materi-materi yang berhubungan materi moral, mental dan spiritual, dalam hal ini materi islam dan ke-Muhammadiyahan serta Pembinaan Mental.

d) Metode Hukuman. Metode hukuman dilakukan untuk mendidik anak agar tidak melakukan kemabali atau mengulang kesalahan yang dilakukannya.

Pada perkembangan selanjutnya, Tapak Suci masuk di lembaga pendidikan formal sekolah Muhammadiyah menjadikan Tapak Suci sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuller xdan bahkan menjadi pelajaran wajib dibeberapak sekolah Muhammadiyah.


(22)

Dari penjelasan diatas, dari berbagai nilai karakter yang bisa dibentuk dari latihan Tapak Suci penulis sengaja mengambil nilai pendidikan karakter. Karena nilai ini termasuk nilai yang cukup kuat dan menonjol dalam kegiatan latihan Tapak Suci.

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

1.1Pengertian pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.6

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh

6

BelajarPsikologi.com, Pengertian Pendidikan Menurut Ahli, http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/, diakses pada tanggal 20 Juli 2017, pukul 14:42


(23)

orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Pendidikan juga bisa diartikan sebagai proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengertahuan saja, tetapi lebih luas, yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang- kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan, praktis, dan kompetensi kinestetis.7

1.2Pengertian Karakter

7


(24)

Konsep karakter pertama kali digagas oleh pedadog Jerman F. W. Foerster.Studi karakter telah lama menjadi pokok perhatian psikolog, pedagog dan pendidik.Sudut pandang mereka tentu berbeda-beda sesuai penekanan dan pendekatan masing-masing.

Secara etimologi, kata karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, ”kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris “character” dan Indonesia “karakter”, yunanai “character” yang mempunyai arti membuat tajam, membuat dalam.8

Sementara menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa pengertian tentang karakter, sebagaimana telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, etika atau budi pekerti yang membedakan individu dengan yang lain.9

b. Menurut Simon Philips dalam buku Refleksi Karakter Bangsa, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan.10 c. Menurut Hermawan Kartajaya, mendefinisikan karakter adalah ciri

khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu (manusia). Ciri

8

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h.11

9

Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997),h.20.

10


(25)

khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, serta merespon sesuatu.

Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang.Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang.Sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai.Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.11

Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamian, menghargai, kerja sama, kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi dan persatuan.

1.3Pengertian Pendidikan karakter

11


(26)

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Devinisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar, yakni sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting, yaitu:12

a. Proses transformasi nilai-nilai,

b. Ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan c. Menjadi satu dalam perilaku.

Dalam pendidikan karakter, Lickona menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik, yaitu: pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tenatang moral (moral feeling), dan perbuatan moral (moral action). Hal ini diperlukan agar anak mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan.13

12

Dharma Kesuma dkk, Pendidikan Karakter: Kajian teori dan praktik disekolah, (Bandung: PT Remaja Roadakarya, 2012),h.5

13


(27)

Dari beberapa penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang didalamnya peserta didik bisa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti yang baik. Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur dan bertanggung jawab.Dalam konteks pendidikan, pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi positif dan berakhlak karimah sesuai dengan Standart Kompetensi Kelulusan (SKL).14

2. Pembentukan Pendidikan Karakter

Kementrian Pendidikan Nasional (kemendiknas) telah merumuskan delapan belas nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Nilai-nilai karakter tersebut adalah

1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan

14

Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),h.22


(28)

ibadah agama(aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun berdampingan

Adapun Hadist yang menerangkan tentang religius adalah:

ا ْ ع ََ يض ر ع نْبا ْنع عفان ْنع كلام ْنع لْسم نْب ََ ْ ع ا ثَ ح

مَلس هْيلع ََ ىَلص ََ وس َ أ

اك هِب دا ع نسْحأ ِيس حصن ا إ ْ عْلا اق

نْيتَرم رْجأ هل

Artinya:

menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang hamba jika setia kepada tuannya dan beribadah dengan baik kepada Tuhannya maka baginya mendapat dua pahala".(H.R Bukhari)

2) Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.


(29)

م اونوك ََ اوقَتا او مآ ني َلا ا ّيأ اي

نيقداَصلا ع

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”

(QS. At Taubah: 119)

3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, ras, bahasa, etnis, pendapat dan lain-lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut

Adapun ayat tentang toleransi adalah:

نيد يل ْم يد ْم ل

Artinya:


(30)

4) Disiplin, Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada karakter disiplinnya.15

Pengertian Kedisiplinan

Menurut kamus, kata disiplin memiliki beberapa makna diantaranya: menghukum, melatih dan mengembangkan kontrol diri sang anak. Marilyn E. Gootman, Ed. D. seorang ahli pendidikan dari University of Georgia di Athens Amerika, berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.16

Sebagai kata benda, disiplin biasanya difahami sebagai perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan atau perilaku yang diperoleh melalui pelatihan.17

Adapun ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang disiplin adalah:

( رْصعْلا

( رْسخ يفل اسْنإا َ إ)

ِقحْلاب اْوصاوت احلاَصلا اول ع او مآ ني َلا اإ)

(رْ َصلاب اْوصاوت

(

15

Dari internet artikel : http://wandhie.wodpress.com/pengertian-kedisiplinan/ diakses pada 02 Maret 2017

16

Imam Abu Ibnu Nizar, Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2009),h.22

17


(31)

Artinya:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Asr :3)

5) Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaiakan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif, yakni sikap dan peilaku yang mencerminkan inovasi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

7) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggungjawab kepada orang lain.

8) Demokratis, yakni sikap dan cara berfikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.


(32)

9) Rasa ingin tahu, yakni cara berfikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar dan dipelajari secara lebih mendalam.

10)Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.

11)Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan raa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri

12)Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi oranglain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

13)Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

14)Cinta damai, yakni sikap danperilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

15)Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpapaksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi


(33)

baik buku, jurnal, majalah, koran dan lain sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16)Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

17)Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

18)Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosila, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.18

Adapun indikator keberhasilannya dapat dikembangkan sebagaimana berikut:

Adapun indikator keberhasilannya dapat dikembangkan sebagaimana berikut:

INDIKATOR

NO NILAI INDIKATOR

1 Religius  Mengucapkan salam

 Berdoa sebelum dan sesudah

18

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),h.7-9


(34)

belajar

 Melaksanakan ibadah keagamaan  Merayakan hari besar

keagamaan.

2 Jujur  Membuat dan mengerjakan tugas secara benar

 Tidak menyontek atau memberi contekan

 Membangun koperasi atau kanti kejujuran

 Melaporkan kegiatan sekolah secara transparan

 Melakukan sistem perekrutan siswa secara benar dan adil  Melakukan sistem penilaian yang

akuntabel dan tidak melakukan manipulasi

3 Toleransi  Memperlakukan orang lain dengan carayang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku,


(35)

ras dan golongan

 Menghargai perbedaan yang ada tanpa melecehkan kelompok yang lain

4 Disiplin  Guru dan siswa hadir tepat waktu  Menegakkan prinsip dengan

memberikan punishment bagi yang melanggar dan reawerd bagi yang berprestasi

 Menjalankan tata tertib sekolah 5 Kerja Keras  Pengelolaan pembelajaran yang

menantang

 Mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi

 Berkompetensi secara fair

 Memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi

6 Kreatif  Menciptakan ide-ide baru di sekolah


(36)

unik dan berbeda

 Membangun suasana belajar yang mendorong munculnya kreativitas siswa

7 Mandiri  Melatih siswa agar mapu bekerja secara mandiri

 Membangun kemandirian siswa melalui tugas-tugas yang bersifat individu

8 Demokratis  Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

 Sistem pemilihan ketua kelas dan pengurus kelas secara demokratis  Mendasarkan setiap keputusan

pada musyawarah mufakat

9 Rasa Ingin Tahu  Sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi keingintahuan siswa

 Sekolah memberikan fasilitas, baik melalui media cetak maupun


(37)

elektronik, agar siswa dapat mencari informasi yang baru 10 Semangat Kebangsaan  Memperingati hari-hari besar

nasional

 Meneladani para pahlawan nasional

 Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah

 Melaksanakan upacara rutin sekolah

 Mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan  Memajang gambar tokoh-tokoh

pahlawan

11 Cinta Tanah Air  Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa

 Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar


(38)

pancasila, gambar presiden serta simbol-simbol negara lainnya  Bangga dengan karya bangsa  Melestarikan seni dan budaya

bangsa

12 Menghargai Prestasi  Mengabadikan dan memajang hasil karya siswa di sekolah  Memberikan reawerd setiap

warga sekolah yang berprestasi  Melatih dan membina generasi

penerus untuk mencontoh hasil atau prestasi generasi sebelumnya 13 Bersahabat/Komunikatif  Saling menghargai dan

menghormati

 Guru menyayangi siswa dan siswa menghormati guru

 Tidak menjaga jarak

 Tidak membeda-bedakan dalam komunikasi


(39)

tenteram

 Tidak menoleransi segala bentuk tindak kekerasan

 Mendorong terciptanya harmonisasi kelas dan sekolah 15 Gemar Membaca  Mendorong dan memfasilitasi

siswa untuk gemar membaca  Setiap pembelajaran didukung

dengan sumber bacaan atau referensi

 Adanya ruang baca, baik perpustakaan maupun ruang khusus tertentu

Menyediakan buku-buku sesuai dengan tap perkembangan siswa  Menyediakan buku-buku yang

dapat menarik minat baca siswa 16 Peduli Lingkungan  Menjaga lingkungan kelas dan

sekolah


(40)

dengan baik tanpa menginjak ataupun merusaknya

Tersedianya tempat untuk membuang sampah organik dan sampah non organic

17 Peduli Sosial  Melakukan bakti social

 Memberikan bantuan kepada lingkungan masyarakat yang kurang mampu

 Menyediakan kotak amal atau sumbangan

18 Tanggung Jawab  Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik

 Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan

 Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Dari nilai-nilai tersebut, pendidikan karakter ini bisa ditempuh melalui jalur pendidikan formal dan pendidikan non formal.Untuk pendidikan formal diterapkan pada pembelajaran-pembelajaran di sekolah dan untuk pendidikan non formal ini melalui esktrakulikuler-ekstrakulikuler yang ada di


(41)

sekolah.Salah satu ekstrakulikuler yang dapat membentuk karakter pesera didik adalah ekstrakulikuler tapak suci.

3. Unsur-unsur Pembentukan Pendidikan Karakter

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis dalam kaitannya dengan terbentuknya karakter.Unsur-unsur itu kadang juga menunjukkan bagaimana karakter seseorang.Unsur-unsur tersebut adalah sikap, emosi, kepercayaan dan kebiasaan.19

Sikap seseorang akan dilihat orang lain dan sikap itu akan membuat orang lain menilai bagaimanakah karakter seseorang tersebut. Demikian juga kebiasaan, apa yang bisa kita lakukan akan menunjukkan karakter kita. Misalnya, ketika ada guru yang terbiasa datang terlambat mengajar, biasanya akan memunculkan anggapan tentang karakter guru tersebut, misalnya guru yang berkarakter pemalas, dan lain-lain. Demikian juga kemauan dan kepercayaan yan dimiliki seseorang akan membuat orang lain menilai bagaimanakah karakternya.

Pendapat lain menyebutkan juga bahwa unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah fikiran,karena fikiran yang terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa memengaruhi

19 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter,


(42)

perilakunya.Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya selaras dengan hukum alam.20

4. Dasar Pembentukan Pendidikan Karakter 21

Manusia pada dasarnya memiliki dua potensi, yakni baik dan buruk. Di dalam al-Quran surah al-Syams (91):8 dijelaskan dengan istilah fujur (celaka/fasik) dan takwa (takut kepada Tuhan). Manusia memiliki dua kemungkinan jalan, yaitu menjadi makhluk yang beriman atau ingkar terhadap Tuhannya. Keberuntungan berpihak pada orang yang senantiasa menyucikan dirinya dan kerugian berpihak pada orang-orang yang mengotori dirinya, sebagai firman Allah berikut ini:

Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Q.S al-Syams :8)

Berdasarkan ayat diatas, setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi hamba yang baik (positif) atau buruk (negatif), menjalankan perintah tuhan atau melanggar larangan-Nya, menjadi orang yang beriman atau kafir, mukmin atau musyrik. Manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna. Akan tetapi, ia bisa menjadi hamba yang paling

20

Abdul Majid dan Dian Andayani, Ibid, h. 17 21


(43)

hina dan bahkan lebih hina daripada binatang, sebagaimana keterangan al-Qur’an sebagai berikut:

Artinya:

4.Sesungguhnya kami menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.

5.Kemudian kami mengembalikannya kepada serendah-rendah nya. (QS at-Tiin 4-5) 22


(44)

Artinya: Dan sugguh kami telah sediakan untuk (isi) neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mau memahami dengannya, mereka mempunyai mata, tetapi mereka tidak melihat dengannya, mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat.Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf (7): 179).23

Dengan dua potensi di atas, manusia dapat menentukan dirinya untuk menjadi baik atau buruk.Sifat baik manusia digerakkan oleh hati yang baik pula (qalbun salim), jiwa yang tenang (nafsu mutmainnah), akal sehat (aqlu salim), dan pribadi yang sehat (jismus salim).Potensi menjadi buruk digerakkan oleh hati yang sakit (qalbu maridh), nafsu pemarah (amarah), lacur (lawwamah), rakus (saba’iyah), hewani (bahimah) dan pikiran yang kotor (aqlussu’i).

Dalam teori lama yang dikembangkan oleh dunia barat, disebutkan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme).Sebagai awalnya, berkembang pula teori yang berpendapat bahwa seseorang hanya ditentukan oleh pengaruh lingkungan (empirisme).Sebagai sintesisnya, kemudian dikembangkan teori ketiga

23


(45)

yang berpendapat bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan (konvergensi).

Pengaruh itu terjadi baik pada aspek jasmani, akal, maupun ruhani.Aspek jasmani banyak dipengaruhi oleh alam fisik (selain pembawaan), aspek akal banyak dipengaruhi oleh lingkungan budaya, aspeh ruhani banyak dipengaruhi oleh kedua lingkungan itu (selain pembawaan).Pengaruh itu dimulai sejak bayi berupa embrio dan barulah berakhir setelah orang tersebut mati. Tingkat dan kadar pengaruh tersebutberbeda antara seseorang dengan orang lain, sesuai dengansegi-segi pertumbuhan masing-masing. Kadar pengaruh tersebut juga berbeda, sesuai perbedaan umur dan perbedaan fase perkembangan.Faktor pembawaan lebih dominan pengaruhnya saat orang masi bayi.Lingkungan (alam dan budaya) lebih dominan pengaruhnya saat orang mulai tumbuh dewasa.

C. Hubungan Antara Ekstrakurikuler Tapak Suci Terhadap Pendidikan

Karakter

Tapak suci merupakan salah satu ekstrakurikuler yang cukup diminati di sekolah. Dalam pengajaran tapak suci terdapat teknik maupun jurus- jurus untuk meningkatkan ketahanan fisik. Tak hanya itu, dalam tapak suci pula diajarkan bagaimana berperilaku yang baik pada diri sendiri dan masyarakat.


(46)

Diantaranya perilaku yang diajarkan adalah pendidikan karakter mengenai, religius, toleransi, jujur dan disiplin.

Untuk itu, ekstrakurikuler tapak suci dan pendidikan karakter memiliki hubungan yang erat, yakni dengan adanya tapak suci atau anak yang mengikuti latihan tapak suci dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan pendidikan karakter yang lebih baik. Adapun perilaku religius bisa dipupuk dari pembiasaan dalam tapak suci yang selalu mengawali segala sesuatu dengan berdo’a, toleransi bisa didapatkan dari perilaku yang membiasakan untuk menghargai sesamanya jika ada yang salah dalam latihan, jujur didapatkan dari seberapa jujur siswa yang mengaku mengikuti latihan dengan mengisi absen, serta disiplin yang tercermin dari seberapa tepat waktunya mereka mengikuti latihan. Dari pembiasaan - pembiasaan yang diterapkan dalam tapak suci, diharapkan mampu memperbaiki karakter atau moral anak didik kearah yang lebih baik.


(47)

Metode Penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, apapun bentuk dan jenis penelitian yang hendak dilakukan pasti menimbulkan rancangan.

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif karena penelitian ini adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.1

Analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis korelasi. Analisis korelasi adalah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan itu.2 Korelasi berarti mencari hubungan antara satu variabel

dan variabel yang lain. Korelasi dalam penelitian ini adalah antara pengaruh ekstrakurikuler Tapak Suci dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa. Kemudian teknik korelasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah korelasi

product moment.

1Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 29. 2 Ibid., h. 271.


(48)

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3

Variabel pada penelitian ini antara lain:

1. Variabel X : Pengaruh ekstrakurikuler Tapak Suci 2. Variabel Y : Meningkatkan pendidikan karakter siswa

C. Populasi dan sampel

Dalam metode penelitian kegunaan dari populasi adalah untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.4 Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Dari sini maka populasi yang diambil peneliti adalah seluruh anggota ektrakurikuler Tapak Suci yang berjumlah 300 anak di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah teknik sampling acak atau biasa disebut dengan random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara penggunaan teknik ini adalah dengan

3Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), h. 2.

4 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitaf (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.


(49)

menggunakan tabel acak. Jumlah respondennya adalah 25 anak, diambil dari 10% jumlah sampel.

D. Pengumpulan Data

Peneleiti mengumpulkan data dengan menggunakan metode pengumpulan data antara lain sebagai berikut:

1. Metode Angket atau Kuesioner

Peneliti dalam hal ini menggunakan kuesioner langsung, yaitu memberikan daftar angket kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti, sehingga dapat diketahui pendapat atau sikap seseorang terhadap suatu masalah. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara Pengaruh ekstrakurikuler Tapak Suci dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.

2. Metode Interview/Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti bertanya kepada kepala sekolah, guru, dan pembina Tapak Suci, serta anggota Tapak Suci,mengenai struktur organisasi, sarana dan prasarana ekstrakulikuler Tapak Suci disekolah, cara pembina menguji siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Tapak Suci dan ada hubungankah anak-anak yang mengikuti ekstrakuikuler Tapak Suci dengan anak-anak yang tidak mengikuti.


(50)

Interview ini menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu diawali dengan pewawancara menanyakan serangkaian pertanyaan lengkap dan terperinci yang telah disusun kemudian pewawancara menambahkan pertanyaan bebas terkait penelitian guna mendukung terkumpulnya data yang diperlukan.

E. Jenis Data

Untuk memperoleh data dengan harapan agar data-data tersebut bisa diperoleh dengan baik dan sesuai dengan topik dan tujuan penelitian, maka peneliti memerlukan metode ilmiah dan dalam menentukan metodelogi itu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan penelitian dan belum diolah. Atau dengan pengertian lain, suatu hal yang dianggap atau diketahui. Data menurut jenisnya dibagi menjadi dua:

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Data ini berbentuk uraian atau berbentuk suatu penjelasan yang menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu. Dalam penelitian ini, data kualitatif digunakan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti, yaitu SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Dalam penelitian ini,data kualitatif hanya bersifat data pelengkap (sekunder), dikarenakan penelitian ini penelitian kuantitatif.


(51)

Yang termasuk data kualitatif adalah:

1) Sejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 2) Letak geografis SMA Muhammadiyah 3 Surabaya

3) Keadaan guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 4) Keadaan peserta didik SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 5) Sarana dan prasarana SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 6) Struktur organisasi SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 7) Status sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 8) Kegiatan Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surabaya b. Data kuantitatif

Data kuantitatif ialah adalah data yang berbentuk bilangan (angka). Data inilah yang menjadi data primer (utama) dalam penelitian ini.Data ini terdiri dari data yang meliputi tentang jumlah peserta didik dan data-data lain yang berupa angka.

Yang termasuk data kuantitif adalah:

1) Data tentang kegiatan ekstrakurikuler tapak suci yang diperoleh dari kuisoner.

2) Data tentang pendidikan karakter yang diambil dari kuisoner.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai berikut:


(52)

a. Editing / memeriksa

Hal ini dilakukan setelah semua data yang telah terkumpul melalui cara angket/kuesioner atau instrumen lainnya. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal tersebut dilakukan dengan maksud mengoreksi, apakah setiap kuesioner telah terisi sesuai petunjuk sebelumnya.

b. Skoring

Pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket/kuesioner, dengan memperhatikan jenis data yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi skor.

c. Tabulasing

Perhitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Tabulasing ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dalam setiap item yang penulis kemukakan.5

Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan menggunakan teknik deskriptif persentase sebagai berikut.


(53)

Tabel 3.1.

Teknik Skala Likert Untuk Setiap Jawaban

Skor angket

Jawab Skor

Sangat setuju 4

Setuju 3

Netral 2

Tidak setuju 1

Dalam penelitian ini rumusan yang digunakan adalah korelasi product moment, secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahapan: 1. Mencari angka korelasi dengan rumus sebagai berikut:

Rxy = N∑ XY –(∑X)(∑Y)

(�∑ ² − (∑ )²) (�∑ ² − (∑ )²) Keterangan:

rxy : Angka indeks “r” product moment (antara variabel X dan Y) N : Number of cases

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

∑X : Jumlah seluruh skor X ∑Y : Jumlah seluruh skor Y

2. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu


(54)

angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini: Tabel 3.2.

Interpretasi angka indeks korelasi “r” product moment Besarnya“r” product

moment ( r xy )

Interpretasi

0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat rendah (sangat lemah), korelasi ini diabaikan (tidak berkorelasi).

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang rendah (lemah).

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang.

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r” product moment.

Apabila cara ini ditempuh, maka prosedur yang harus dilalui adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho).


(55)

membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang telah

tercantum dalam tabel nilai, terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya sebagai berikut:

Df = N – nr Keterangan:

Df : Degrees of freedom N : Number of cases

nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan .

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maka langkah selanjutnya yaitu adalah mencari seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100% Keterangan:

KD = Koefiensi Determinasi ( kontribusi variabel X terhadap variabel Y ) r = Koefiensi korelasi antara variabel X dengan variabel Y.

G.Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan data melalui pedoman tertulis tentang pengamatan wawancara, dan daftar pertanyaan (angket) yang disiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden.

Adapun kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan) tersebut, adalah sebagai berikut:


(56)

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Instrumen Angket Kegiatan Tapak Suci

No Indikator No. Butir Jumlah

1 Metode latihan tapak

suci 3,8,7,12 4

2 Materi latihan tapak suci 6,10,11 3 3 Manfaat tapak suci 1,2,4,5,9 5

Jumlah Butir 12

Tabel 3.4.

Kisi-Kisi Instrumen Angket Pendidikan Karakter

No Indikator No. Butir Jumlah

1 Pendidikan karakter

disiplin 6,7,10,12 4

2 Pendidikan karakter

jujur 2,3,4 3

3 Pendidikan karakter

religius 1,9 2

4 Pendidikan karakter

toleransi 5,8,11 3


(57)

A. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMAS MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA NPSN : 20532162

Jenjang Pendidikan : SMA Status Sekolah : Swasta

Alamat Sekolah : JL. GADUNG III / 7 RT / RW : 3/ 9

Kode Pos : 60244 Kelurahan : Jagir

Kecamatan : Kec. Wonokromo Kabupaten/Kota : Kota Surabaya Provinsi : Prop. Jawa Timur Negara : Indonesia Posisi Geografis : -7,3068 Lintang


(58)

SK Pendirian Sekolah : 1421/II/-3/JTM-78/1978 Tanggal SK Pendirian : 1978-01-01

Status Kepemilikan : Yayasan

SK Izin Operasional : 422/11747/436.6.4/2012 Tgl SK Izin Operasional : 2012-09-22

Nomor Rekening : 0017524496

Nama Bank : BANK JATIM

Cabang KCP/Unit : CABANG UTAMA SURABAYA Rekening Atas Nama : SMA MUHAMMADIYAH 3

SURABAYA

MBS : Ya

Luas Tanah Milik (m2) : 2511 Luas Tanah Bukan Milik (m2) :0

Nama Wajib Pajak : SMA MUHAMMADIYAH 3

NPWP : 031256597609000

Kontak Sekolah

Nomor Telepon : 031-8415280-


(59)

Data Periodik

Waktu Penyelenggaraan : Pagi Bersedia Menerima Bos? : Ya

Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik (watt) : 50000 Akses Internet : Firstmedia Akses Internet Alternatif : Telkom Speedy Struktur organisasi sekolah

Adapun mekanisme sistem data kerja penyelenggaraan aktivitas pendidikan yang ada di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, dapat diklasifikasikan pada beberapa bidang penugasan. Penugasan yang ada tersebut dalam upaya mempermudah koordinasi dari seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, sebagaimana lazimnya suatu lembaga pendidikan, maka SMA Muhammadiyah 3 Surabaya juga memiliki struktur Organisasi tersendiri sebagai berikut:


(60)

Sanitasi

Kecukupan Air : Cukup

Sekolah Memproses Air : Ya Sendiri

Air Minum Untuk Siswa : Tidak Disediakan Mayoritas Siswa Membawa : Ya

Air Minum

Jumlah Toilet Berkebutuhan : 0 Kepala Sekolah

Komite Sekolah Kepala TU

Wakil Kepala Sekolah

Kaur Sarana Kaur Kurikulum Kaur Kesiswaan Kaur Humas

Guru


(61)

Sumber Air Sanitasi : Ledeng/PAM Ketersediaan Air di : Ada Sumber Air Lingkungan Sekolah

Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok) Jumlah Tempat Cuci : 2

Tangan

Apakah Sabun dan Air : Ya Mengalir pada Tempat Cuci Tangan

Jumlah Jamban Dapat : Laki-laki Perempuan Bersama

Digunakan 6 5

Data Siswa

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total

265 275 540

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Usia

Usia Laki-laki Perempuan Total

<6 tahun 0 0 0

6-12 tahun 0 0 0

13-15 tahun 60 70 130

16-20 tahun 204 203 407


(62)

Tingkat Pendidikan

Laki-laki Perempuan Total

Tingkat 10 102 94 196

Tingkat 11 106 101 207

Tingkat 12 57 80 137

Total 265 275 540

Sarana sekolah

No Jenis Sarana Letak Jumlah

1 Meja Siswa R-203 15

2 Kursi Siswa R-203 30

3 Meja Guru R-203 1

4 Kursi Guru R-203 1

5 Papan Tulis R-203 1

6 Lemari R-203 1

7 LCD Proyektor R-203 1

8 Meja Siswa R-306 15

9 Kursi Siswa R-306 30

10 Meja Guru R-306 1

11 Kursi Guru R-306 1

12 Papan Tulis R-306 1

13 Lemari R-306 1

14 Tempat Sampah R-306 1

15 Jam Dinding R-306 1

16 Papan pengumuman R-306 1


(63)

19 Tempat Sampah KM Siswa LK 1

20 Tempat Sampah KM Siswa LK 1

21 Meja Siswa Lab. Bahasa 40

22 Kursi Siswa Lab. Bahasa 40

23 Meja Guru Lab. Bahasa 2

24 Kursi Guru Lab. Bahasa 2

25 Papan Tulis Lab. Bahasa 1

26 Komputer Lab. Bahasa 40

27 LCD Proyektor Lab. Bahasa 1

28 Meja Siswa R-207 15

29 Kursi Siswa R-207 30

30 Meja Guru R-207 1

31 Kursi Guru R-207 1

32 Papan Tulis R-207 1

33 Lemari R-207 1

34 LCD Proyektor R-207 1

35 Meja Siswa R-208 15

36 Kursi Siswa R-208 30

37 Meja Guru R-208 1

38 Kursi Guru R-208 1

39 Papan Tulis R-208 1

40 Lemari R-208 1

41 LCD Proyektor R-208 1

42 Meja Siswa R-305 15

43 Kursi Siswa R-305 30


(64)

46 Papan Tulis R-305 1

47 Lemari R-305 1

48 Tempat Sampah R-305 1

49 Jam Dinding R-305 1

50 Rak Buku R-305 1

51 Simbol Kenegaraan R-305 1

52 LCD Proyektor R-305 1

53 Meja Siswa Lab. IPA 8

54 Kursi Siswa Lab. IPA 40

55 Meja Guru Lab. IPA 2

56 Kursi Guru Lab. IPA 2

57 Papan Tulis Lab. IPA 1

58 Rak hasil karya peserta didik

Lab. IPA 5

59 Tempat Sampah Lab. IPA 2

60 Gelas kimia Lab. IPA 10

61 Kaca Pembesar ( L Magnifer)

Lab. IPA 10

62 Mikroskop binokuler Lab. IPA 7

63 Mikroskop elektron Lab. IPA 6

64 Tabung-tabung gelas Lab. IPA 5

65 Srg

Tgn,Masker,Topi&Baju Lab.

Lab. IPA 10

66 Meja Siswa R-310 15


(65)

69 Kursi Guru R-310 1

70 Papan Tulis R-310 1

71 Lemari R-310 1

72 Tempat Sampah R-310 1

73 Rak Buku R-310 1

74 LCD Proyektor R-310 1

75 Meja Siswa R-209 1

76 Kursi Siswa R-209 1

77 Meja Guru R-209 1

78 Kursi Guru R-209 1

79 Papan Tulis R-209 1

80 Lemari R-209 1

81 Tempat Sampah R-209 1

82 Jam Dinding R-209 1

83 LCD Proyektor R-209 1

84 Meja Siswa Lab. Komputer 20

85 Kursi Siswa Lab. Komputer 40

86 Meja Guru Lab. Komputer 1

87 Kursi Guru Lab. Komputer 2

88 Papan Tulis Lab. Komputer 1

89 Lemari Lab. Komputer 2

90 Foto Copy Lab. Komputer 1

91 Komputer Lab. Komputer 20

92 Printer Lab. Komputer 2

93 Tempat Sampah Lab. Komputer 2


(66)

96 LCD Proyektor Lab. Komputer 1

97 Tempat Sampah KM Guru LK 1

98 Lampu 10 Watt 220 V KM Guru LK 1

99 Meja Siswa R-201 40

100 Kursi Siswa R-201 40

101 Meja Guru R-201 1

102 Kursi Guru R-201 1

103 Papan Tulis R-201 1

104 Lemari R-201 1

105 Tempat Sampah R-201 1

106 Jam Dinding R-201 1

107 Meja Siswa R-303 20

108 Kursi Siswa R-303 40

109 Meja Guru R-303 1

110 Kursi Guru R-303 1

111 Papan Tulis R-303 1

112 Lemari R-303 1

113 Rak hasil karya peserta didik

R-303 1

114 Tempat Sampah R-303 1

115 Meja Siswa R-309 15

116 Kursi Siswa R-309 30

117 Meja Guru R-309 1

118 Kursi Guru R-309 1

119 Papan Tulis R-309 1


(67)

122 Meja TU TU 3

123 Kursi TU TU 4

124 Lemari TU 5

125 Komputer TU TU 4

126 Printer TU TU 4

127 Meja Siswa R-307 15

128 Kursi Siswa R-307 30

129 Meja Guru R-307 1

130 Kursi Guru R-307 1

131 Papan Tulis R-307 1

132 Lemari R-307 1

133 Tempat Sampah R-307 1

134 Jam Dinding R-307 1

135 Rak Buku R-307 1

136 LCD Proyektor R-307 1

137 Meja Siswa R-308 20

138 Kursi Siswa R-308 30

139 Meja Guru R-308 1

140 Kursi Guru R-308 1

141 Papan Tulis R-308 1

142 Lemari R-308 1

143 LCD Proyektor R-308 1

144 Meja Siswa R-304 15

145 Kursi Siswa R-304 30

146 Meja Guru R-304 1


(68)

149 Lemari R-304 1

150 Tempat Sampah R-304 1

151 Rak Buku R-304 1

152 LCD Proyektor R-304 1

153 Tempat Sampah KM Siswa PR 1

154 Meja Guru Guru 30

155 Kursi Guru Guru 30

156 Papan Tulis Guru 1

157 Lemari Guru 3

158 Tempat Sampah Guru 1

159 Jam Dinding Guru 1

160 Simbol Kenegaraan Guru 3

161 Tempat Sampah Kepala Sekolah 1

162 Jam Dinding Kepala Sekolah 1

163 Kursi Pimpinan Kepala Sekolah 1

164 Meja Pimpinan Kepala Sekolah 1

165 Kursi dan Meja Tamu Kepala Sekolah 1

166 Simbol Kenegaraan Kepala Sekolah 3

167 Jam Dinding Masjid 0

168 Tempat Sampah KM Guru PR 1

169 Meja Siswa R-302 40

170 Kursi Siswa R-302 40

171 Meja Guru R-302 1

172 Kursi Guru R-302 1

173 Papan Tulis R-302 1


(69)

didik

176 Tempat Sampah R-302 1

177 Jam Dinding R-302 1

178 Meja Siswa R-301 2

179 Kursi Siswa R-301 2

180 Meja Guru R-301 2

181 Kursi Guru R-301 2

182 Tempat Sampah R-301 1

183 Jam Dinding R-301 1

184 Kursi dan Meja Tamu R-301 1

185 Simbol Kenegaraan R-301 2

186 Filling Cabinet R-301 1

187 Meja Siswa R-204 20

188 Kursi Siswa R-204 30

189 Meja Guru R-204 1

190 Kursi Guru R-204 1

191 Papan Tulis R-204 1

192 Lemari R-204 1

193 Tempat Sampah R-204 1

194 LCD Proyektor R-204 1

195 Meja Siswa R-202 15

196 Kursi Siswa R-202 30

197 Meja Guru R-202 1

198 Kursi Guru R-202 1

199 Papan Tulis R-202 1


(70)

202 Meja Siswa Ruang Perpustakaan 10

203 Kursi Siswa Ruang Perpustakaan 25

204 Meja Guru Ruang Perpustakaan 1

205 Kursi Guru Ruang Perpustakaan 1

206 Mesin Ketik Ruang Perpustakaan 1

207 Rak hasil karya peserta didik

Ruang Perpustakaan 5

208 Tempat Sampah Ruang Perpustakaan 1

209 Jam Dinding Ruang Perpustakaan 1

210 Rak Buku Ruang Perpustakaan 5

211 Rak Majalah Ruang Perpustakaan 3

212 Meja Baca Ruang Perpustakaan 10

213 Lemari Katalog Ruang Perpustakaan 1

214 Simbol Kenegaraan Ruang Perpustakaan 3

Prasarana sekolah

No Nama Prasarana Panjang Lebar

1 Guru 7 7

2 Kepala Sekolah 6 6

3 KM Guru LK 1 1

4 KM Guru PR 1 1

5 KM Siswa LK 1 1

6 KM Siswa PR 1 1


(71)

9 Lab. Komputer 7 7

10 Masjid 25 15

11 R-201 7 7

12 R-202 7 7

13 R-203 7 7

14 R-204 7 7

15 R-207 7 7

16 R-208 7 7

17 R-209 7 7

18 R-301 7 5

19 R-302 7 7

20 R-303 7 7

21 R-304 7 7

22 R-305 7 7

23 R-306 7 7

24 R-307 7 7

25 R-308 7 7

26 R-309 7 7

27 R-310 7 7

28 Ruang Perpustakaan 7 7

29 TU 7 5


(72)

Pengetahuan, teknologi dan Seni Budaya), berwawasan kemasa depan, berpikir global dan gemar beramal bagi agama, bangsa dan Negara

B. Penyajian Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Hasil Wawancara

Peneliti mewawancarai tiga narasumber yakni kepala sekolah, guru, dan pembina tapak suci di sekolah tersebut, dengan hasil sebagai berikut:

a. Kepala sekolah

Peneliti bertanya mengenai apakah seluruh siswa-siswi mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tapak suci? Dan jawaban beliau adalah sebagai berikut:

Tidak seluruh siswa-siswi mengikuti ekstrakulikuler pramuka, tapi alhamdulillah para siswa sangat berantusias dalam mengikuti tapak suci disini.1

Dasar-dasar pembentukan tapak suci di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya 1. Q.S AL ALFAL, ayat 60; "Dan sediakanlah untuk (melawan)

mereka, apa-apa yang kamu bisa dari pada kekuatan dan daripada persesiaan kuda-kuda yang bisa kamu takutkan dengannya akan


(73)

yang kamu tidak tahu (tetapi ) ALLAH mengetahui mereka karena apa-apa yang kamu belanjakan di jalan ALLAH akan disempurnakan (ganjarannya) kepada kamu ,dan kamu tidak akan dianiaya "

2. Dengan rahmat ALLAH Subhanahu Wata’ala dan didorong oleh semangat beribadah menurut agama Islam, kesadaran akan fungsi angkatan muda dalam Muhammadiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna Gerakan Muhammadiyah pada tanggal 10

Rabi’ul awwal 1383 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 Miladiyah di Yogyakarta lahir organisasi Perguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH dengan ikhlas mengabdikan diri kepada Agama, Bangsa dan Negara.

3. Keputusan Kepala SMA Muhammadiyah 3 Surabaya Nomor: 008 /KEP / 103.28 / SMK Muh / I / 2013 tentang Undang – Undang Nomor 2 Thaun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan 29 Tahun 1990. SK Majelis

Dikdasmen PP Muhammadiyah Nomor :


(74)

sudah layak untuk melatih siswa? jawaban beliau sebagai berikut:

Pelatih disini ada satu, dan beliau sudah masuk dalam jajaran kepengurusan inti tapak suci wilayah surabaya, tentunya beliau sangat layak untuk melatih siswa-siswi di sekolah ini.

b. Wawancara guru

Peneliti bertanya mengenai bagaimana karakter siswa di sekolah ini? Beliau menjawab:

Karakter siswa di sekolah ini bermacam-macam, sama seperti sekolah-sekolah yang lainnya. Ada anak yang disiplin, tanggung jawab, pendiam, giat belajar, nakal, bandel, suka bolos, ada juga yang biasa-biasa saja. Masi wajar, usia mereka masi mencari jati diri mereka.2

Kemudian, bagaimana tanggapan ibu tentang anak yang sudah mengikuti tapak suci disekolah ini? Beliau menjawab:

Rata-rata anak yang mengikuti tapak suci dalam pembelajaran mereka lebih memperhatikan pelajaran dari pada anak-anak yang lainnya, selalu memakai atribut sekolah dengan lengkap,jarang ramai kalau dikelas, dan jarang saya lihat mereka telat ke sekolah.

Karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri


(75)

pengertian karakter tersebut maka karakter anak disekolah tersebut sesuai dengan keseharian mereka yang di terapkan dalam sehari-hari peserta didik.

c. Wawancara Pembina atau pelatih

Peneliti bertanya mengenai bagaimana cara pelatih dalam melatih siswa yang mengikuti tapak suci? Pembina menjawab sebagai berikut:

Dalam latihan tapak suci juga ada patokannya, seperti pada minggu pertama materi latihannya adalah tentang fisik, lalu minggu kedua tentang teknik, minggu ketiga tentang organisasi, minggu keempat tentang moral dan mental.3

Selanjutnya, untuk anak yang mengikuti ekstrakurikuler tapak suci apakah ada perbedaan karakternya dengan anak yang belum mengikuti tapak suci? Pembina menjawab:

Ada perbedaan, anak yang mengikuti ekstrakurikuler tapak suci lebih disiplin dalam masuk kelas, aktif dalam segala hal, berpakaian rapi, tidak ramai dikelas, dan memperhatikan saat pelajaran. .Kemudian Anak yang tidak mengikuti ekstrakurikuler tapak suci ketika di dalam pelajaran suka ramai sendiri, jarang memperhatikan pelajaran, sering telat masuk kelas, dan pakaian yang tdak rapi.


(76)

dalam kejuaraan yang diikuti, mereka mempunyai kebanggaan tersendiri, karena setelah mereka berhasil menjuarai dalam kejuaraan yang diikuti mereka juga akan mendapatkan reward dari pihak sekolah karena sudah berhasil untuk mengharumkan nama sekolah. Hal ini tentunya akan membuat anggota tapak suci yang lain bersemangat untuk menjadi yang terbaik agar bisa mewakili nama sekolah dalam kejuaraan.

2. Angket

Adapun data tentang ekstrakurikuler tapak suci terhadap pembentukan karakter anggota pramuka di SMA Muhammadiyah 3 Suraabya disini peneliti dalam bentuk angka yaitu data yang bersifat kuantitatif. Maka langka yang penelitih tempuh dengan menyebarkan angket kepada responden sebanyak 24 soal, setelah angket disebarkan, maka tahap berikutnya adalah penilaian dari masing-masing alternatif jawaban dengan nilai skor yang sudah ditentukan.

Tabel. 4.1

Nomor Responden Dan Jumlah Perolehan Angket:

NO NOMOR

RESPONDEN

JUMLAH ANGKET PENGARUH

TAPAK SUCI

PENDIDIKANK ARAKTER

1. CP001 39 33

2. CP002 43 39


(77)

5. CP005 44 43

6. CP006 37 37

7. CP007 41 37

8. CP008 40 35

9. CP009 38 43

10. CP010 42 44

11. CP011 42 35

12. CP012 36 29

13. CP013 45 39

14. CP014 37 38

15. CP015 45 34

16. CP016 38 35

17. CP017 42 28

18. CP018 33 36

19. CP019 37 37

20. CP020 39 33

21. CP021 40 27

22. CP022 40 29

23. CP023 43 36

24. CP024 42 33

25. CP025 41 36

26. CP026 39 32

27. CP027 40 40

28. CP028 4 54

29. CP029 38 34


(78)

Data hasil penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yaitu ekstrakurikuler tapak suci (X) sedangkan variabel terikat yaitu pendidikan karakter (Y). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 peserta didik. Data pada penelitian ini diperoleh dari instrumen berupa angket tentang ekstrakurikuler tapak suci yang diberikan kepada seluruh peserta didik SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, dan angket tentang pendidikan karakter.. Adapun deskripsi dari hasil statistik masing-masing variabel sebagai berikut :

1. Analisa Pengaruh Tapak Suci

Data mengenai ekstrakurikuler tapak suci diambil dari hasil angket tentang ekstrakurikuler tapak suci yang disebarkan kepada responden (peserta didik). Tugas responden (peserta didik) di sini adalah memberikan tandasilang (√) pada salah satu jawaban Sangat setuju bila peserta didik selalu melakukan apa yang ada dalam pernyataan tersebut, setuju bila peserta didik sering melakukan apa yang ada dalam pernyataan tersebut,

netral bila peserta didik kadang-kadang melakukan apa yang ada dalam

pernyataan tersebut, dan tidak setuju bila peserta didik tidak pernah melakukan apa yang ada dalam pernyataan tersebut. Adapun bobot nilai dari 4 alternatif jawaban tersebut dengan memberikan ketentuan


(1)

A. Kesimpulan

1. Pola-pola atau metode yang digunakan dalam tapak suci di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, yakni (1) Metode demonstrasi merupakan metode melatih dengan cara pelatih memperagakan suatu gerakan atau materi. Metode ini digunakan untuk memberi contoh cara mengerjakan tapak suci maupun untuk memperagakan cara melaksanakan atau menggerakan jurus-jurus silat, (2) Metode penugasan. Metode ini bercirikan adanya perencanaan antara pelatih dan siswa mengenai suatu persoalan. Siswa diberikan tugas menyelesaikannya. Biasannya metode ini digunakan untuk pematangan materi bagi siswa, (3) Metode Nasihat. Pola atau metode ini adalah cara yang dilakukan pelatih dalam memberikan materi-materi yang berhubungan materi moral, mental dan spiritual, dalam hal ini materi islam dan ke-Muhammadiyahan serta pembinaan mental. (4) Metode Hukuman. Metode hukuman dilakukan untuk mendidik anak agar tidak melakukan kemabali atau mengulang kesalahan yang dilakukannya.

2. Untuk pembiasaan pendidikan karakter siswa yang mengikuti tapak suci di SMA Muhammdiyah 3 Surabaya, yakni dengan dibiasakannya perilaku yang mencerminkan akhlak yang baik pada setiap latihannya, karena dalam tapak


(2)

85

suci tidak hanya diajarkan mengenai teknik latihan fisik saja tetapi juga akhlak. Diantaranya bagaimana berperilaku disiplin saat latihan dengan datang tepat waktu. Jika ada siswa yang telat datang saat latihan tapak suci, maka dia harus menerima hukuman yang diberikan oleh pembina agar dia bisa belajar bagaimana bertanggung jawab. Selain itu, sebelum memulai dan mengakhiri latihan biasanya siswa akan dibiasakan untuk berdo’a.

3. Setelah diadakan uji hipotesis maka dinyatakan bahwa ada pengaruh antara ekstrakurikuler tapak suci dengan pendidikan karakter. Namun demikian pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan ekstrakurikuler tapak suci terhadap pendidikan karakter dalam penelitian ini tidak signifikan. Hal ini diketahui setelah rxy observasi dikonsultasikan dengan r tabel yaitu:

a. r tabel (5%) = 0,361 b. r tabel (1%) = 0,306

Dikarenakan (rxy observasi < r tabel, 0,169 < 0,361, 0,169 < 0,306) untuk taraf signifikansi 5% atau 1% maka dapat dikatakan bahwa pengaruh kegiatan ekstrakurikuler tapak suci terhadap pendidikan karakter tidak signifikan. Hal ini berarti pengaruh kegiatan ekstrakurikuler tapak suci terhadap pendidikan karakter sangat kecil.

Hasil analisis koefisien determinasi menujukkan bahwa variabel kegiatan ekstrakurikuler tapak suci memberikan kontribusi sebesar 2,85% terhadap pendidikan karakter. Nilai determinasi yang sangat kecil berarti variabel


(3)

kegiatan ekstrakurikuler tapak suci menjalanakan variabel pendidikan karakter sangat terbatas. Sehingga faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler tapak suci diluar pembahasan ini memberikan kontribusi sebesar 97,15 % terhadap pendidikan karakter.

4. Nilai esensi Pendidikan Agama Islam yang bisa diambil dari penelitin ini adalah, pendidikan karakter atau dalam bahasa islamnya disebut dengan Akhlak adalah salah satu kebutuhan wajib bagi seorang muslim. Dalam hal ini ekstrakurikuler tapak suci adalah sebagai alat atau tempat belajar untuk mendidik akhlak mulia melalui metode-metode yang ada didalam latihannya. B. Saran

1. Mengingat pentingnya pembentukan karakter di zaman modern yang semakin turunnya moralitas, maka seluruh lapisan masyarakat, mulai dari orang tua, pengajar atau pendidik, masyarakat, diri sendiri selalu mengingatkan dan menjaga antara satu dengan yang lain, agar karakter bangsa ini bisa menjadi lebih baik lagi.

2. Dalam melaksanakan ekstrakrikuler tapak suci janganlah hanya teknik fisiknya saja yang dipelajari tetapi juga moral yang terkandung didalamnya.

3. Sebuah karakter bisa terbentuk apabila dilaksanakan secara terus-menerus. Maka terus meneruslah berbuat baik, agar karakter kita bisa menjadi lebih baik.


(4)

87

4. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa pengaruh kegiatan ekstrakurikuler tapak suci dalam meningkatkan pendidikan karakter di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya terbilang sangat kecil. Saran yang bisa peneliti berikan adalah, untuk ditambah waktu latihan tapak suci, karena semakin sering latihan maka untuk pendidikan karakter yang diinginkan juga cepat untuk diwujudkan.

5. Pelatih harus berani memberi hukuman yang sedikit keras untuk menertibkan siswa yang melanggar atau tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan dalam latihan tapak suci.


(5)

Abdul Majid dan Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ahmad Ibnu Nizar, Imam . 2009. Membentuk & Meningkatkan Disiplin anak Sejak Dini. Jogjakarta: Diva Press.

Arifin, Zainal . 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Beken, Penulis. 2017.

http://contohkaryatulisterbaru.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-pengaruh.html, diakses pada tanggal 21 Maret 2017. pukul 19:30:30

BelajarPsikologi.com. 2013. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli, http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/. diakses pada tanggal 20 Juli 2017.pukul 14:42.

Bungin, Burhan.2011. Metodologi Penelitian Kuantitaf . Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Depdikbud. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler. 1994. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gordon, Thomas.1996. Mengajar Disiplin Diri . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Kesuma, Dharma. Dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lubis, Mawardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Nilai (Perkembangan Moral Keagamaan Mahasiswa PTAIN). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

M. Uzer dan Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Mu’in, Fatchul. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik . Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyana. 2015. Pendidikan Karakter Bangsa. Bandung: Rosda

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Pimpinan Pusat Tapak Suci. 1967. Riwayat Singkat Keilmuan dan Perkembangan Perguruan Tapak Suci. Yogyakarta: TS.

Poerwadarminta. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Psychologymania. 2013.

http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-ekstrakurikuler.html. diakses pada tanggal 21 Maret 2017, pukul 17:15. Saputra, Yudha M. 1988. Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto.2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rosdakarya

Suyanto.2010. Model Pembinaan Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah. Bandung: Rosda

Tim Disbintalat, Al-Qur’an Terjemah Indonesia. 2002. Jakarta: Sari Agung.

Zaenal Fitri, Agus. 2012. Pendidikan Karakter berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.


Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI DI MADRASAH TSANAWIYAH MU'ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 2 89

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KARAKTER CINTA DAMAI DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI Implementasi Pengembangan Karakter Cinta Damai dan Tanggung Jawab melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci.

0 5 16

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KARAKTER CINTA DAMAI DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI Implementasi Pengembangan Karakter Cinta Damai dan Tanggung Jawab melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci.

0 6 19

BAB I PENDAHULUAN Implementasi Pengembangan Karakter Cinta Damai dan Tanggung Jawab melalui Ekstrakurikuler Tapak Suci.

0 5 7

PENDAHULUAN Implementasi Penanaman Karakter Disiplin Dan Mandiri Dalam Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 7

IMPLEMENTASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI DALAM EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH Implementasi Penanaman Karakter Disiplin Dan Mandiri Dalam Ekstrakurikuler Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 5 Suraka

0 2 15

PERAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT SISWA PADA EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI Peran Manajemen Kesiswaan Dalam Mengembangkan Bakat Siswa Pada Ekstrakurikuler Tapak Suci (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 1 17

PERAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT SISWA PADA EKSTRAKURIKULER TAPAK SUSCI Peran Manajemen Kesiswaan Dalam Mengembangkan Bakat Siswa Pada Ekstrakurikuler Tapak Suci (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013).

2 33 14

INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di SMP N 1 Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI

0 2 115

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS SISWA MELALUI EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAPAK SUCI DI MI MUHAMMADIYAH DOLOPO MADIUN

1 0 86