PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management

PERFORMANCE MEASUREMENT
(Pengukuran Kinerja)
Supply Chain Management

Ir. Dicky Gumilang, MSc.
Universitas Esa Unggul
July 2017

Objektif Pembelajaran
(Learning Objectives)
Mahasiswa bisa:
– Menjelaskan mengapa perusahaan perlu mengukur dan
menilai kinerja.
– Mendiskusikan manfaat ukuran kinerja secara keuangan dan
non-keuangan.
– Menyebutkan ukuran kinerja tradisional dan kelas dunia.
– Menjelaskan cara kerja balanced scorecard (BSC) dan model
SCOR.
– Menjelaskan bagaimana merancang system pengukuran
kinerja rantai pasok.


Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

2

Outline
Viewing the Supply Chain (SC) as
a Competitive Weapon
Understanding End Customers
Understanding SC Partner
Requirements
Adjusting SC Member
Capabilities
Traditional Performance Measures
Use of Organization Costs,
Revenue, & Profitability
Measures
Use of Performance Standards &
Variances


Use of Firm-Wide Productivity &
Utilization Measures
World-Class Performance
Measurement Systems
Developing World-Class
Performance Measures
SC Performance Measurement
Systems
Specific Chain Performance
Measures
The Balanced Scorecard
The SC Operations Reference
Model

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

3

Pendahuluan

“You can’t improve what you can’t measure”
– Perusahaan menerapkan pengukuran kinerja
karena ingin mencapai posisi kepemimpinan dan
menangani perubahan besar dengan sukses.
– Pengukuran kinerja bervariasi dari satu
perusahaan ke perusahaan lainnya.
– Status kelas dunia memerlukan biaya awal yang
tinggi.
– Menambahkan beberapa tingkat (tier) pelanggan
dan pembeli menambah kompleksitas
pengukuran kinerja.
– Pengukuran kinerja harus diketahui dan
dikomunikasikan ke semua rantai pasok.
Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

4

Memandang Rantai Pasok sebagai alat
kompetisi

Memahami pelanggan akhir- Rantai pasok perlu melihat setiap
segmen pasar yang dilayani dan menentukan kebutuhan pelanggan.
– Variasi produk yang dibutuhkan
– Jumlah dan frekwensi pengiriman yang dibutuhkan
– Tingkat layanan yang diinginkan
– Mutu produk yang diinginkan
– Harga produk
Memahami kebutuhan mitra rantai pasok- Strategi rantai pasok
harus memperhatikan potensi “trade-offs” diantara:
– Biaya
– Mutu
– Jumlah
– Layanan
Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

5

Memandang Rantai Pasok sebagai alat
kompetisi

Menyesuaikan kemampuan anggota rantai pasok
– Anggota rantai pasok melakukan audit kemampuan yang dimiliki
dan kemampuan mitra untuk menentukan apakah mereka
konsisten dalam melayani pelanggan akhir dan rantai pasok.
– Menyamakan kemampuan rantai pasok terhadap kebutuhan
pelanggan akhir berarti perusahaan dan mitra harus secara
kontinu mengevaluasi kemampuan mereka disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan.
– Rantai pasok dengan kinerja terbaik lebih tanggap terhadap
kebutuhan pelanggan, lebih cepat mengantisipasi perubahan
pasar, dan lebih baik dalam mengendalikan biaya.

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

6

Ukuran Kinerja Tradisional
Ukuran Kinerja secara Tradisional
– Laporan keuangan dan informasi

berdasar biaya secara tradisional tidak
merefleksikan kinerja yang mendasari
system yang produktif dari suatu
organisasi; informasi biaya dan
keuntungan bisa disembunyikan atau
dimanipulasi.
– Keputusan yang dibuat hanya
berdasarkan harga saham sekarang
tidak selalu menunjukkan perusahaan
dengan kinerja yang baik.
– Ukuran kinerja keuangan, penting tetapi
tidak cukup memotret kemampuan
perusahaan untuk unggul di area
tersebut.
Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

7

Ukuran Kinerja Tradisional

Menggunakan Ukuran Biaya, Pendapatan, & ProfitabilityBeberapa masalah dikaitkan dengan ukuran tersebut untuk
mengukur kinerja, sebagai contoh:
– Efek durian runtuh (windfall profits) terjadi ketika harga tibatiba naik yang karena ada gangguan pasokan, yang
disebabkan kondisi lingkungan yang tidak bisa dikontrol.
Masalah lainnya adalah kesulitan untuk menghitung kontribusi biaya,
pendapatan dan keuntungan bagi setiap unit bisnis.
Mengalokasikan biaya berdasarkan persentase jumlah jam tenaga
kerja langsung menyebabkan para manager membuang waktu
berusaha mengurangi tenaga kerja langsung.

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

8

Ukuran Kinerja Tradisional
Menggunakan Standar dan Perbedaan (Variance) Kinerja
– Menetapkan standard untuk tujuan pembanding bisa
menyebabkan masalah.
• Karyawan dan manager akan melakukan apapun untuk

mencapai tujuan
• Pekerjaan jelek (Shoddy work)
• Membuat laporan (buku)
– Performance variance- Perbedaan antara kinerja standard
dengan kinerja aktual.
– Manager akan mendapat tekanan untuk mencari solusi atas
perbedaan kinerja, yang bisa menghasilkan keputusan yang
secara jangka panjang bukan perhatian dan fokus
perusahaan.
Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

9

Ukuran Kinerja Tradisional
Menggunakan Ukuran Produktifitas dan Utilisasi perusahaan
secara luas- memiliki masalah yang sama seperti menggunakan
biaya, pendapatan, dan keuntungan.
– Keputusan yang diambil untuk meningkatkan produktifitas
dapat meningkatkan biaya perusahaan dan menurunkan mutu.

– Kecenderungan untuk terus berproduksi dan menambah
inventory untuk menjaga mesin dan karyawan tetap kerja.
– Sedikit waktu untuk pemeliharaan preventif dan pelatihan
untuk kinerja dan keuntungan yang lebih tinggi.
– Ukuran kinerja tradisional cenderung berorientasi jangka
pendek.

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

10

Sistem Pengukuran Kinerja Kelas Dunia
Mengembangkan ukuran kinerja kelas dunia
– Identifikasi objektif strategis perusahaan.
– Mengembangkan pemahaman peran dan kemampuan yang
dibutuhkan masing-masing fungsi.
– Identifikasi kecenderungan (trends) internal dan eksternal yang
mungkin mempengaruhi perusahaan dan kinerjanya dalam
jangka panjang.

– Untuk setiap fungsi, susun ukuran kinerja yang menjelaskan
kemampuan masing-masing area.
– Dokumentasikan ukuran kinerja saat ini dan identifikasi
perubahan yang harus diterapkan.
– Pastikan kesesuaian dan fokus strategis dari ukuran kinerja
yang akan digunakan.
– Terapkan sistem kinerja yang baru.
– Re-evaluasi secara periodik sistem pengukuran kinerja
perusahaan.
Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

11

Sistem Pengukuran Kinerja Kelas Dunia

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

12


Sistem Pengukuran Kinerja Rantai Pasok
Sistem pengukuran kinerja harus:
– Menghubungkan mitra rantai pasok untuk mencapai terobosan
kinerja untuk memuaskan pelanggan.
– Memetakan keseluruhan rantai pasok untuk menjamin semua
anggota memberikan kontribusi pada strategi rantai pasok.
Dalam rantai pasok yang sukses, semua anggota menyetujui ukuran
kinerja rantai pasok.

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

13

Sistem Pengukuran Kinerja Kelas Dunia
Ukuran Kinerja Rantai Pasok yang spesifik:
– Total SCM costs: cost to process orders; purchase &
manage inventories; & information systems.
– SC cash-to-cash cycle time: Average # of days between
paying for materials and getting paid by SC partners.
– SC production flexibility: average time required to provide an
unplanned 20 % increase in production.
– SC delivery performance: average % of orders filled by
requested delivery date.
– SC perfect order fulfillment performance: average % of
orders that arrive on time, complete, and damage free.
– Supply chain e-business performance: average % of
electronic orders received for all supply chain members.
Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

14

Balanced Scorecard
Balanced scorecard (BSC)
dikembangkan oleh Kaplan & Norton
untuk menghubungkan (align) ukuran
kinerja organisasi dengan rencana dan
tujuan strategis. Framework BSC terdiri
dari empat perspektif:
– Financial perspective
– Internal business process
perspective
– Customer perspective
– Learning and growth perspective

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

15

Balanced Scorecard

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

16

Balanced Scorecard

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

17

Supply Chain Operations Reference
(SCOR) Model
Dikembangkan oleh Dewan SupplyChain untuk benchmark dan alat
proses perbaikan. SCOR model
mengelompokkan operasi rantai
pasok dalam 5 katagori:
– Plan (Rencana)
– Source (Sumber bahan baku)
– Make (Produksi)
– Deliver (Penyerahan)
– Return (Pengembalian)

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

18

Supply Chain Operations Reference
(SCOR) Model

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

19

Supply Chain Operations Reference
(SCOR) Model

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

20

Supply Chain Operations Reference
(SCOR) Model

Principles of Supply Chain Management: A Balanced Approach by Wisner, Leong, and Tan.
© 2005 Thomson Business and Professional Publishing

21

Dokumen yang terkait

PENYUSUNAN NORMA TES KREATIVITAS PERFORMANCE DENGAN MEDIA ORIGAMI( Untuk Anak Usia 6-7 Tahun )

0 42 2

PENYUSUNAN NORMA TES KREATIVITAS PERFORMANCE DENGAN MEDIA ORIGAMI(Untuk Anak Usia 7 8Tahun)

0 51 2

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

HE APPLICATION OF PROFESSION ETHICS FOR SUPPORTING THE WORKING PERFORMANCE OF CUSTOMER SERVICE STAFF IN PT BRI RAMBIPUJI JEMBER

2 94 12

Analisis Cemaran Daging Babi pada Produk Bakso Sapi yang Beredar di Wilayah Ciputat Menggunakan Real- Time Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan Metode Hydrolysis Probe.

1 51 86

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Sistem Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dengan Metode Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT.Yoshindo Indoensia Technology Jakarta

11 68 215

ANALISIS MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBA- KARAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Analysis Of Management Prevention And Fight Fire At The Health Center Of Cipayung East Jakarta

0 1 9

79 ANALISIS PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA PURWOKERTO BERDASARKAN METODA IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN CUSTOMER SATISFACTION INDEX Analysis Public Transportation Services Based on Importance Performance Analysis Method and Customer Satisfaction

1 1 6

Model Segmentasi Pelanggan Dengan Kernel K-Means Clustering Berbasis Customer Relationship Management

0 0 6