BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat pula. Perpustakaan sebagai pusat informasi semakin dituntut untuk memberikan layanan informasi yang lebih baik, sehingga dapat menarik perhatian pemustaka.

  Perpustakaan harus berusaha agar pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan, memotivasi pengguna perpustakaan. Perpustakaan merupakan tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun non tercetak yang dikelola secara teratur dan sistematis, serta mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Perpustakaan menyediakan informasi dan memberikan layanan kepada pemustaka dari seluruh lapisan masyarakat adalah perpustakaan umum.

  Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

  Pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial- ekonomi. Perpustakaan umum merupakan salah satu perangkat pemerintah daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah (gubernur, bupati atau walikota)”.

  Perpustakaan umum tersebut milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Penyediaan dana perpustakaan umum berasal dari masyarakat melalui APBD yang berasal dari pajak dan retribusi yang harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan umum. Perpustakaan umum didirikan untuk kepentingan masyarakat.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah maka Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan merupakan salah satu perangkat daerah yang ada di Pemerintahan Kabupaten Asahan.

  Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 32 ayat (2) dinyatakan bahwa perpustakaan umum (public libraries) merupakan salah satu urusan wajib pemerintah daerah.

  Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan terletak di Jl. H.O.S Cokroaminoto No. 30 A Kisaran, memiliki koleksi sebanyak 12.576 judul dan 32.820 eksemplar, pengunjung dalam setahun 16.910 orang, rata-rata 1400 orang perbulan, rata-rata 47 orang perhari pengguna (Lakip Tahun 2013 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan).

  Salah satu fungsi perpustakaan umum adalah sebagai pusat deposit. Layanan deposit berfungsi menyimpan hasil karya yang diterbitkan suatu daerah. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan merupakan salah satu perpustakaan umum di kota Kisaran yang menyediakan berbagai jenis koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang heterogen. Salah satu jenis koleksi yang terdapat di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan adalah Koleksi Deposit. Koleksi deposit adalah koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka yang berisi informasi tentang berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang diterbitkan di luar wilayah provinsi. Koleksi deposit Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan 3.500 judul dengan 4.992 eksemplar yang terdiri dari buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, karya ilmiah (Lakip Tahun 2013 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan).

  Perpustakaan menghimpun dan melayankan berbagai bentuk karya yang dilindungi hak ciptanya. Buku, jurnal, majalah, peta, karya ilmiah adalah bentuk koleksi perpustakaan yang di dalamnya melekat hak cipta. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 koleksi perpustakaan adalah “semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah dan dilayankan”. Dalam melayankan koleksinya Perpustakaan harus melindungi hak cipta, walaupun tugas perpustakaan menyebarkan informasi. Jika tidak berhati-hati atau memiliki rambu-rambu yang jelas dalam pelayanan perpustakaan justru perpustakaan dapat menyuburkan praktek pelanggaran hak cipta. Layanan fotokopi merupakan salah satu isu layanan perpustakaan yang terkait dengan hak cipta. Perpustakaan perlu memberikan pembatasan yang jelas mengenai layanan fotokopi sehingga layanan ini tidak dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran hak cipta. Akan tetapi selain rentan akan pelanggaran hak cipta justru perpustakaan juga dapat dijadikan sebagai media sosialisasi hak cipta sehingga dapat meminimalkan pelanggaran hak cipta.

  Hak Cipta mengatur perlindungan berbagai ragam karya cipta antara lain seperti karya tulis, termasuk ilmu pengetahuan, karya seni, drama, tari, lagu, dan film atau sinematografi. Hal ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002 mengenai jenis-jenis ciptaan (Soelistyo 2011, 11). Di Indonesia berlaku Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta yang mengatur berbagai perlindungan karya cipta.

  Perpustakaan umum sebagai penyedia informasi kepada khalayak umum yang menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan baik tercetak maupun terekam menjadi rentan akan pelanggaran hak cipta. Peneliti dalam hal ini fokus kepada koleksi deposit yang dimiliki Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Koleksi deposit merupakan koleksi yang khusus, dimana pelayanannya berbeda dengan koleksi biasa. Sistem koleksi deposit kebanyakan menggunakan sistem layanan tertutup (closed access) dimana pengguna tidak bisa mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi/rak. Akan tetapi, pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan menggunakan sistem layanan terbuka, dimana pengguna secara langsung mengambil bahan pustaka pada ruang koleksi. Dan juga pemustaka lebih leluasa memanfaatkan bahan pustaka tersebut, sebagaimana pada pemanfaatan koleksi umum lainnya.

  Sementara koleksi yang ada pada layanan deposit merupakan hasil terbitan daerah yang tidak dapat dipublikasikan secara komersial. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam maka perpustakaan nasional, provinsi maupun perpustakaan daerah mendapat tugas untuk melakukan penghimpunan, penyimpanan, dan pelestarian bahan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Indonesia.

  Berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Asahan bahwa pemustaka pada koleksi deposit dapat dengan leluasa memperbanyak dengan memfotokopi tanpa adanya batasan yang dapat difotokopi. Padahal beberapa koleksi deposit tersebut diantara termasuk ciptaan yang dilindungi dalam Pasal 12 ayat 1 adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, peraturan yang ada di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam hal fotokopi telah ditetapkan yakni minimal 3 judul bisa diperbanyak dengan syarat masing- masing judul 8 halaman saja yang dapat difotokopi bukan keseluruhan yang difotokopi bukan hanya fokus pada topik yang sehalaman saja, akan tetapi tersebut di fotokopi secara keseluruhan, khusus buat koleksi deposit yang lainnya seperti pamflet, peta, atlas, buletin, surat kabar dll tidak dapat difotokopi. Cara pemanfaatan koleksi deposit ini disebabkan batasan-batasan fotokopi sudah tidak berjalan lagi sebagaimana mestinya yang telah dibuat pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Dengan kondisi leluasa memperbanyak dengan fotokopi maka akan memungkinkan tindakan pelanggaran hak cipta. Dampak yang akan timbul akibat pelanggaran hak cipta yakni: merugikan pencipta/pemegang hak cipta, misalnya mem-foto kopi sebagian atau seluruhnya ciptaan orang lain kemudian dijual/belikan kepada masyarakat luas, merugikan kepentingan negara, Pelanggaran hak cipta akan membawa dampak buruk bagi pengembangan i1mu pengetahuan, teknologi, seni dan sastra.

  Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui “Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan”.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aturan fotokopi koleksi deposit serta pembatasannya pada

  Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan? 2. Bagaimana perlindungan hak cipta koleksi deposit pada Kantor

  Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan?

1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peraturan batasan fotokopi koleksi deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

2. Untuk mengetahui perlindungan hak cipta koleksi deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

  Sebagai bahan masukan atau pertimbangan Bagi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam kebijakannya, khususnya perlindungan hak cipta koleksi deposit.

  2. Peneliti lanjutan Sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

  3. Penulis Menambah pengetahuan dan pemahaman, mengenai Perlindungan hak cipta koleksi deposit Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

1.5 Ruang Lingkup

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dan untuk memudahkan penyelesaian penelitian ini maka penulis membatasi:

  1. Perlindungan hak cipta koleksi deposit yang tercetak berupa karya ilmiah yang dipublikasikan serta hasil-hasil penelitian dari segala bidang yang dilaksanakan di daerah, hasil seminar, lokakaryanya, temukarya, dan bahan lain yang serupa baik dari intansi pemerintah dan swasta pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.