BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan - Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

BAB II KAJIAN TEORITIS

  2.1 Perpustakaan

  Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka”. Sedangkan Sutarno NS (2008, 164), “Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai”.

  2.2 Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi

buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.

  

Pengertian Perpustakaan Umum lain adalah perpustakaan yang melayani seluruh

lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku,

pendidikan dan sebagainya (Hermawan 2006, 30).

  Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3) menyatakan bahwa Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.

  Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.

  Selain kedua pendapat di atas Sulistyo-Basuki (1993, 46), mengemukakan

bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana

umum dengan tujuan melayani umum” Pendapat di atas mengemukakan bahwa, perpustakaan umum adalah

perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain

untuk kepentingan masyarakat umum, tanpa membedakan latar belakang, status

sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Perpustakaan ini dibiayai oleh dana

umum serta jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma.

2.2.1Tujuan Perpustakaan Umum

  Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996, 18), tujuan Perpustakaan Umum antara lain: 1.

  Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

  2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

  3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

  4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ; 5.

  Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat ;

  6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan, yaitu : 1.

  Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik; 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat; 3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan

  4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

  Selain uraian tersebut di atas dalam Buku Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum (1992, 6), dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut :

1 Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan

  kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional.

2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah: a.

  Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.

  b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengnolah serta memanfaatkan informasi.

  c.

  Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

  d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri.

  e.

  Memupuk minat dan bakat masyarakat.

  f.

  Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

  g.

  Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.

  h.

  Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

  3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan mereka.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah pengetahuan. Koleksi yang tersedia tidak hanya terbatas pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dengan ketersediaan koleksi, perpustakaan akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

  Menurut Darmono fungsi perpustakaan secara umum yakni: “fungsi informasi,fungsi pendidikan, fungsi kebudayaan, fungsi rekreasi, fungsi penelitian, dan fungsi deposit yaitu: perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan”

  .

  Menurut Yusuf (1996, 21) fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Fungsi Edukatif Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca 2. Fungsi Informatif Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang perlukan pembaca.

  3. Fungsi Kultural Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

  4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

  Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993, 27) Perpustakaan Umum berfungsi sebagai: a.

  Sebagai sarana simpan karya manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya.

  b.

  Fungsi Informasi Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan.

  c.

  Fungsi Rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan d. Fungsi Pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informasi, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah

maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah

e.

  Fungsi Kultural Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Dari uraian di atas dikemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi edukatif, informatif, rekreasi, referensi, kultural, sebagai fungsi deposit dan sarana simpan karya manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.3 Tugas Perpustakan Umum

  Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan

umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan

Perpustakaan Umum (2000, 5), “Tugas pokok perpustakaan umum adalah

menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka,

menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang

membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

  Sedangkan Yusuf (1996, 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

  1. Perpustakaan umum disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat

  2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin 3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal 4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum

adalah menyediakan, memelihara, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca

agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

2.3 Koleksi Deposit

  Koleksi perpustakaaan adalah semua pustaka yng dikumpulkan , diperoleh dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa “koleksi pepustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan”. Sedangkan Siregar (2002, 2) dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.

  Salah satu jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan adalah koleksi deposit. Menurut Pedoman Teknis Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam (1993, 51) koleksi deposit yaitu koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka yang berisi informasi tentang berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang diterbitkan di luar wilayah provinsi.

  Pengertian lain dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum Koleksi Deposit (1992, 30) “adalah pusat penyimpanan bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah propinsi dimana perpustakaan daerah berdomisili : bahan perpustakaan yang berisi tentang aspek-aspek di wilayah tersebut”.

  Salah satu jenis koleksi deposit diperoleh dari hasil serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

  70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Pasal 5 dinyatakan jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Umum Daerah (Propinsi) terdiri dari:

  a. Buku fiksi;

  b. Buku non fiksi;

  c. Buku rujukan

  d. Karya artistik

  e. Karya ilmiah yang dipublikasikan;

  f. Majalah;

  g. Surat kabar;

  h. Peta; i. Brosur; j. Karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional.

  Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Serah-Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Ceritera atau Film Dokumenter dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa:

  Jenis karya rekam film ceritera atau film dokumenter yang diserah- simpankan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Di dalam Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penerbitan Pemerintah

  (1982, 214) dinyatakan bahwa jenis karya cetak yang diwajibkan dikirim kepada perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat deposit adalah :

  1. Buku, yaitu penerbitan berkala yang terdiri dari 25 halaman atau lebih 2.

  Monograf, yaitu penerbitan tentang sesuatu subyek yang sistematis, lengkap serta terperinci

  3. Mimeograf, yaitu penerbitan dalam bentuk stensilan 4.

  Laporan bersejarah (annals), yaitu penerbitan yang memuat peristiwa- peristiwa dalam satu tahun, transaksi satu organisasi atau kemajuan- kemajuan bidang tertentu 5. Laporan tahunan (annual), yaitu penerbitan tahunan yang berisi tinjauan tentang satu tahun, kadang-kadang terbatas pada suatu biang tertentu 6. Bulletin, yaitu penerbitan berkala yang diterbitkan oleh Instansi

  Pemerintah, yang biasanya bernomor urut 7. Majalah, yaitu penerbitan berkala untuk bacaan umum, yang berisi artikel tentang berbagai pokok masalah oleh berbagai pengarang.

  8. Surat kabar atau koran, yaitu penerbitan berkala yang memuat laporan- laporan kejadian mutakhir dan berita hangat

  9. Atlas, yaitu buku-buku yang memuat peta-peta, gambar-gambar, sebagainya dengan atau tanpa keterangan-keterangan tercatat

  10. Pamflet, yaitu penerbitan yang jumlah halamannya paling banyak halaman

  11. Lembaran (leaflet), yaitu penerbitan yang terdiri dari 1 (satu) lembar,yang dapat dilipat dua atau empat tanpa dijilid atau dijahit Selanjutnya Menurut Nasution yang dikutip Huda (2007, 18) jenis koleksi deposit adalah : a.

  Terbitan pemerintah sendiri seperti peraturan daerah, surat-surat keputusan, pidato-pidato resmi, lembaran negara, statistik, dan laporan tahunan; b. Hasil-hasil penelitian dari segala bidang yang dilaksanakan di daerah, hasil seminar, lokakarnya, temukarya, dan bahan lain yang serupa baik dari intansi pemerintah dan swasta; c.

  Hasil terbitan perpustakaan daerah seperti laporan tahunan dan tengah tahunan, bibliografi daerah, katalog induk, accesion list, majalah- najalah yang diterbitkan perpustakaan daerah ; d. Buku-buku dokumen langka tentang daerah, peta bahan kartografis daerah dan perjalanan; e.

  Tulisan dan ringkasan lengkap atau rekaman lengkap tentang kepariwisataan dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan turisme, tentang sejarah daerah, tentang silsilah keturunan suatu bangsa disuatu daerah kemudian tentang hasil-hasil penelitian sejarah dan tentang kebudayaan, kesusasteraan dan bahasa daerah; f. Rekaman musik tradisonal dan ciptaan-ciptaan baru di daerah rekaman kegiatan penelitian sejarah lisan baik berupa kaset, slide, film, video, dan rekaman tarian daerah serta permainan rakyat; g. Cerita-cerita rakyat dalam berbagai bentuk, dan bahan pustaka tentang organisasi atau swasta di daerah ; h.

  Direktori tentang :

   Rumah-rumah ibadah

   Biro perjalanan umum

   Kegiatan olahraga dan sarananya

   Perusahaan dan perdagangan seperti bank, pabrik, pusat dagang di daerah

   Badan penerangan di masyarakat di TV, radio, kantor pos dan telekomunikasi

   Real estate, perkebunan dan pertambangan

   Pelayanan masyarakat seperti kepolisian, angkatan bersenjata, rumah sakit dan puskesmas, apotik dan klinik Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa jenis koleksi deposit adalah buku fiksi, buku non fiksi, buku rujukan, karya artistik, karya ilmiah yang dipublikasikan, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan karya rekam yang terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Penulis dalam hal ini hanya fokus pada salah satu koleksi deposit saja yakni karya ilmiah saja yang ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Karya ilmiah yakni hasil penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2.4 Sistem Layanan Koleksi Deposit

  Pada suatu perpustakaan koleksi deposit merupakan koleksi yang khusus, dimana sifat pelayanannya berbeda dengan koleksi biasa. Sistem layanan koleksi deposit kebanyakan menggunakan sistem layanan tertutup (closed access) yaitu pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi/rak. Pengambilan bahan pustaka tersebut dilakukan oleh petugas perpustakaan (pustakawan), setelah terlebih dahulu pengguna memberikan nomor panggil koleksi yang dibutuhkan. Sebelumnya pengguna perpustakaan mencari melalui katalog. Koleksi deposit yang telah diambil pustakawan dapat di baca oleh pemustaka pada tempat yang telah disediakan oleh perpustakaan.

  Sebagaimana telah dijelaskan bahwa layanan deposit menggunakan sistem layanan tertutup (closed access). Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a.

  Koleksi layanan deposit termasuk layanan langka, oleh sebab itu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan bahan pustaka maka sistem layanan tertutup lebih menguntungkan; b. Koleksi layanan deposit tidak dipinjamkan, hingga tidak memperbolehkan pengguna langsung ke rak, sehingga susunan koleksi di rak selalu rapi; c. Dengan menggunakan sistem layanan tertutup, kehilangan koleksi dapat dihindarkan; d.

  Pengawasan yang dilakukan tidak terlalu ketat, mengingat pustakawan yang ada di layanan deposit tidak banyak sehingga menetapkan sistem ini lebih menguntungkan dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam (Sulastri dalam Huda 2005, 9).

  Uraian di atas menyatakan bahwa layanan koleksi deposit menerapkan sistem layanan tertutup untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan menghindarkan kehilangan koleksi dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam.

2.5 Hak Cipta

  Istilah Hak Cipta pertama kali disahkan pada saat rapat Seksi Hak Pengarang dari Kongres Kebudayaan Indonesia ke-2, di Bandung pada Bulan Oktober 1951. Sebelumnya dikenal dengan istilah hak pengarang, namun karena istilah tersebut seperti membatasi dalam hal karang-mengarang saja, maka diganti menjadi Hak Cipta yang pengertiannya lebih luas dalam hal ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

  Pasa 1 angka 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 : Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam beberapa pendapat sarjana yang dikutip oleh Suyud Margono (2010,

  12) mengenai pengertian hak cipta, antara lain: 1.

  WIPO (World Intelectual Property Organization) “Copy Right is legal from describing right given to creator for their

  literary and artistic works ” yang artinya hak cipta adalah terminologi

  hukum yang menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni sastra.

  2. J.C.T Simorangkir Berpendapat bahwa hak cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari pada yang mendapat hak tersebut atas hasil ciptaannya dalam lapangan kesusastraan, pengetahuan, dan kesenian. Untuk mengumumkan dan memperbanyaknya dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang.

  3. Imam Trijono Berpendapat bahwa hak cipta mempunyai arti tidak saja si pencipta dan hasil ciptaannya yang mendapat perlindungan hukum, akan tetapi juga perluasan ini memberikan kepada yang diberi kepada yang diberi kuasapun kepada pihak yang menerbitkan terjemah daripada karya yang dilindungi olehperjanjian ini.

  Berdasarkan uraian di atas, maka hak cipta dapat didefenisikan sebagai hak eksklusif untuk memperbanyak atau untuk mengumumkan ciptaaan yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.5.1 Pemegang Hak Cipta

  Dalam Pasal 1 angka 4 UU No. 19 Tahun 2002 dinyatakan bahwa Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

  Sedangkan Lindsey (2006, 115), sehubungan dengan hak-hak Pencipta untuk mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya, terdapat sejumlah hak untuk melakukan perwujudannya yaitu berupa: a.

  Hak untuk mengumumkan yang berarti pencipta atau pemegang hak cipta berhak mengumumkan (right to publish) untuk yang pertama kalinya suatu ciptaan di bidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan; b.

  Hak untuk mengumumkan dengan cara mengumumkan, dengan cara memperdengarkan ciptaan yang direkam, misalnya kepada publik secara komersial di restoran-restoran hotel, dan pesawat udara; c. Hak untuk menyiarkan suatu ciptaan di bidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan dalam bentuk karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik; d. Hak untuk memberi izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan karya film dan program komputer untuk kepentingan komersial. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pemegang hak cipta yaitu pencipta sebagai pemilik hak cipta atas ciptaan yang dihasilkannya. Sebagai pemegang hak cipta maka pencipta dapat memberi izin atas karya ciptanya kepada orang lain sesuai dengan undang-undang dan peraturan hak cipta.

2.5.2 Hak Cipta yang Dilindungi

  Dalam pasal 1 angka 3 dinyatakan bahwa ciptaan adalah karya setiap orang yang dapat menunjukkan atau menbuktikan keasliannya dalam bidang ilmu pengetahuan seperti seni, sains, dan teknik.

  Menurut ketentuan Pasal 12 ayat 1, ciptaan yang dilindungi oleh Undang- Undang No. 19 Tahun 2002 adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni sastra a.

  Buku, program komputer, pamflet, perwajahan atau (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; b.

  Ceramah, kuliah pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d.

  Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e. Drama atau drama musikal, tari koreografi, perwanyangan, dan pantonim; f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan; g.

  Arsitektur; h. Peta; i. Seni batik; j. Fotografi; k.

  Sinematografi; l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.

  Dari uraian di atas koleksi deposit yang ada pada KPAD yang termasuk ciptaan dilindungi menurut ketentuan pasal 12 ayat 1 adalah karya ilmiah yang merupakan hasil karya sesorang yang diterbitkan dan mendapatkan perlindungan sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.

2.5.3 Pembatasan Hak Cipta

  Hak cipta berlaku dalam jangka waktu terbatas, dan lamanya berbeda-beda di tiap negara. Masa berlakunya juga bergantung pada jenis ciptaan atau “objek” hak ciptanya, serta apakah objek itu diterbitkan atau tidak diterbitkan.

  Dalam penerapan UU. No. 19 Tahun 2002 adanya pembatasan dan pengecualian hak cipta sebagaimana dikemukakan oleh Wheina (2014, 10) Pasal

  14 Sampai Pasal 18, yang mengatur soal pembatasan hak cipta.

  “Pembatasan dan pengecualian hak cipta dikenal dengan istilah “fair use” atau “fair dealing” yang mengijinkan pemakaian, pengambilan atau perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pemegang hak ciptanya sepanjang penggunanya menyebut sumbernya dalam hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial termasuk untuk kegiatan sosial. Fair

  use yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta diantaranya: 1.

  Pengambilan berita aktual 2. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.

  3. Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang semata- mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

  4. Perbanyakan suatau Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya, 5. Pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

  Selanjutnya khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada, maka pemanfaatan itu dianggap tidak melanggar hak cipta. Berikut ini tabel yang menunjukkan masa berlaku hak cipta berdasarkan objeknya:

  Tabel 1 Masa berlaku Hak Cipta Berdasarkan Objek

  No Objek Hak Cipta Masa Berlaku Hak Cipta 1.

  Seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun (setelah si pencipta wafat) 2.

  • Buku, pamflet, dan karya-karya tulis lain
  • Drama atau drama musik, tarian, koreografi
  • Aneka seni rupa, seni lukis, seni pahat, seni patung
  • Lagu atau musik dengan atau tanpa teks
  • Arsitektur • Ceramah, kuliah, pidato, dan sejenisnya
  • Alat-alat peraga
  • Peta • Terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai
  • Program komputer
  • Sinematografi • Fotografi • Database • Pengalihwujudan 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

  3. Perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

  4. Ciptaan yang dipegang badan hukum 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

  5. Folklor (a. Cerita rakyat, puisi rakyat; b.lagu- lagu rakyat dan musik instrumen tradisional; d.hasil seni antara lain berupa: lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musik dan tenun tradisional.

  Selama-lamanya

  6. Pementasan (hak untuk aktor atau pemusiknya 50 tahun sejak pertama kali dipertunjukkan

  7. Produk rekaman suara 50 tahun sejak pertama kali direkam

  8. Materi siaran 20 tahun sejak pertama kali disiarkan Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa batasan hak cipta pada KPAD

  Pengambilan berita aktual,Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, Perbanyakan suatau Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata- mata untuk keperluan aktivitasnya,Pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri dan khususnya dalam hal fotokopi maksimal 3 judul 8 halaman.

Dokumen yang terkait

Kriteria Pemilihan Koleksi Perpustakaan Keliling Pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

2 68 50

Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

2 83 61

Analisis Kebijakan Pengembangan Koleksi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Serdang Bedagai

10 122 119

Tingkat Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

1 63 87

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum - Evaluasi Penggunaan Koleksi Literatur Anak Pada Badan Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Pemanfaatan Perangkat Lunak Athenaeum Light 8.5 Pada Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Keliling - Kriteria Pemilihan Koleksi Perpustakaan Keliling Pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

0 0 19

BAB II KAJIAN TEORITIS PELAYANAN REFERENSI 2.1 Pengertian Koleksi Referensi - Pelayanan Referensi Pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Implementasi Hak Cipta Dalam Pemanfaatan Koleksi Digital Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

0 0 13

Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

0 0 15