Tingkat Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

(1)

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA DALAM MENGGUNAKAN

LAYANAN DEPOSIT PADA KANTOR PERPUSTAKAAN,

ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN

ASAHAN

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi

Perpustakaan dan Informasi

D I S U S U N OLEH

CITRA LESTARI SITUMORANG 060709028

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Tingkat Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

Oleh : Citra Lestari

NIM : 060709028

Pembimbing I : Ishak, SS, M. Hum

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution, S. Sos

Tanda Tangan :


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Tingkat Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

Oleh : Citra Lestari

NIM : 060709028

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syahron Lubis, MA

Tanda Tangan :


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, July 2010 Penulis,

Citra Lestari Situmorang Nim : 060709028


(5)

ABSTRAK

Situmorang, Citra L. 2010. Tingkat Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan

Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna layanan deposit yang terdaftar sebagai pengunjung sampai dengan bulan Maret 2008 yaitu sebanyak 2.664 orang. Penentuan sampel berpedoman pada tabel Issac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10 %, dapat diketahui banyaknya sampel adalah sebanyak 96 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah aksidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan dan pemeriksaan dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pengguna berhubungan positif dan signifikan dalam menggunakan layanan deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ” Tingkat Kepuasan Pengguna Dalam menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Asahan”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan, antara lain kurangnya pengetahuan penulis dalam penelitian ilmiah dan kurangnya buku-buku atau bahan pustaka tentang penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dalam mencapai kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dari hati yang tulus penulis mengucapkan teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta ayahanda Ir. Maringan Situmorang dan Ibunda Alm. Yusnita Gurning yang telah mencurahkan kasih sayangnya untuk mendukung, membesarkan, mendidik dan memenuhi kebutuhan penulis sejak kecil sampai penulis mengikuti perkuliahan, berkat doa dan pengorbanan kedua orangtualah ananda dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra USU. 2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Ishak, SS, M. Hum, selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Hotlan Siahaan, S. Sos, selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu dan membantu penuli selama mengikuti perkuliahan.

7. Bapak Pimpinan dan staf Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

8. Sahabat-sahabat penulis Isneinizar Harahap, Sahroni Harahap, Mutia Farida, Asnita Dewi Saragih terima kasih buat dukungan dan doanya. 9. Teman-teman penulis Sri Rezeki, Fadlina, Ika Azwina, Dewi Jayanti,

terima kasih untuk doa dan dukungannya.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

11.Teristimewa untuk ”ayahanda Ir. Maringan Situmorang dan Ibunda Alm. Yusnita Gurning yang telah memberikan dorongan moral dan material serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis selama penulis berada di bangku kuliah dan menyelesaikan pendidikan serta untuk semua kakak (Enny Herawati, Mariana, Morina Oktavia, Novelina, Ervina), abang (Tatar, Rahmad, Erwin) dan Kakak tersayang (Dewi Sartika) yang selalu memberikan dukungan dan do’a.

Akhir kata penulis mohon maaf kalau ada kata dan penulisan yang kurang baik karena penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan bagi siapa saja penggunanya.

Medan, July 2010 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Ruang Lingkup ... 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 4

2.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 4

2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum ... 5

2.2.1. Tujuan Perpustakaan Umum ... 5

2.2.2. Fungsi Perpustakaan Umum ... 6

2.2.3. Tugas Perpustakaan Umum ... 7

2.3. Koleksi Perpustakaan ... 8

2.3.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan ... 8

2.3.2. Fungsi Koleksi Perpustakaan ... 8

2.3.3. Ketersediaan Koleksi Perpustakaan ... 9

2.4. Pelayanan Perpustakaan ... 10

2.4.1. Sistem Layanan Perpustakaan ... 10

2.4.1.1. Sistem Layanan Terbuka ... 11

2.4.1.2 Sistem Layanan Tertutup ... 12

2.4.2. Jenis-Jenis Layanan ... 13

2.4.3. Layanan Deposit ... 13

2.4.3.1. Fungsi dan Tujuan Layanan Deposit ... 13

2.4.3.2. Sistem Layanan Koleksi Deposit ... 14

2.4.4. Jenis Koleksi Deposit ... 14

2.4.4.1. Hasil Serah Simpan ... 14

2.4.4.2. Grey Literature ... 16

2.5. Pemanfaatan ... 18

2.5.1. Tujuan Pemanfaatan ... 18

2.5.2. Frekuensi Pemanfaatan ... 19

2.6. Pustakawan ... 19

2.6.1. Pengertian Pustakawan ... 19

2.6.2. Peran Pustakawan ... 20

2.7. Fasilitas Perpustakaan ... 21

2.7.1. Gedung dan Ruangan Perpustakaan ... 21

2.7.2. Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan ... 22


(9)

2.8. Kepuasan Perpustakaan ... 23

2.8.1 Pengertian Kepuasan Pengguna ... 23

2.8.2. Manfaat Kepuasaan Perpustakaan ... 25

2.8.3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasaan Pengguna ... 25

2.8.4. Metode Pengukuran Kepuasan Pengguna ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Metode Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1. Populasi ... 28

3.3.2. Sampel ... 29

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.5 Instrumen Penelitian ... 30

3.5.1. Kuesioner ... 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.8 Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1Identifikasi Responden ... 33

4.2Analisis Deskriptif ... 33

4.2.1 Pemanfaatan Layanan Deposit ... 33

4.2.1.1 Koleksi Layanan Deposit ... 33

4.2.1.2 Pemanfaatan Layanan Deposit ... 37

4.2.2 Kepuasan Pengguna Layanan Deposit ... 43

4.2.2.1 Layanan ... 43

4.2.2.2 Pustakawan ... 45

4.2.2.3 Fasilitas ... 48

4.2.2.4 Biaya ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-Kisi Kuesioner ... 31

Tabel 2 : Jumlah Koleksi ... 34

Tabel 3 : Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan ... 35

Tabel 4 : Kemutakhiran Koleksi ... 36

Tabel 5 : Kondisi Fisik Koleksi ... 37

Tabel 6 : Frekuensi Kunjungan ... 38

Tabel 7 : Tujuan Pemanfaatan ... 39

Tabel 8 : Koleksi yang paling sering di manfaatkan ... 40

Tabel 9 : Cara Pemanfaatan ... 41

Tabel 10 : Waktu Pemanfaatan ... 42

Tabel 11 : Waktu Layanan ... 43

Tabel 12 : Sistem Layanan ... 44

Tabel 13 : Kecepatan dan Keterampilan Pustakawan ... 45

Tabel 14 : Sikap dan Perilaku Pustakawan ... 46

Tabel 15 : Jawaban Pustakawan ... 47

Tabel 16 : Ruangan ... 48

Tabel 17 : Kenyamanan ... 49


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Jumlah Koleksi ... 34

Gambar 2 : Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan ... 35

Gambar 3 : Kemutakhiran Koleksi ... 36

Gambar 4 : Kondisi Fisik Koleksi ... 37

Gambar 5 : Frekuensi Kunjungan ... 38

Gambar 6 : Tujuan Pemanfaatan ... 39

Gambar 7 : Koleksi yang paling sering di manfaatkan ... 40

Gambar 8 : Cara Pemanfaatan ... 41

Gambar 9 : Waktu Pemanfaatan ... 42

Gambar 10 : Waktu Layanan ... 43

Gambar 11 : Sistem Layanan ... 44

Gambar 12 : Kecepatan dan Keterampilan Pustakawan ... 45

Gambar 13 : Sikap dan Perilaku Pustakawan ... 46

Gambar 14 : Jawaban Pustakawan ... 47

Gambar 15 : Ruangan ... 48

Gambar 16 : Kenyamanan ... 49


(12)

ABSTRAK

Situmorang, Citra L. 2010. Tingkat Kepuasan Pengguna dalam Menggunakan

Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna layanan deposit yang terdaftar sebagai pengunjung sampai dengan bulan Maret 2008 yaitu sebanyak 2.664 orang. Penentuan sampel berpedoman pada tabel Issac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10 %, dapat diketahui banyaknya sampel adalah sebanyak 96 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah aksidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan dan pemeriksaan dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pengguna berhubungan positif dan signifikan dalam menggunakan layanan deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sebagai sumber informasi memegang peranan penting dalam pembangunan nasional dan merupakan sarana penunjang dalam pendidikan. Salah satu jenis perpustakaan adalah Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan pada dasarnya mempunyai tugas untuk menghimpun atau mengadakan, mengolah dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu perpustakaan umum juga merupakan suatu unit kerja yang mengumpulkan karya cetak dan karya rekam sebagai perwujudan cipta, rasa dan karsa manusia.

Akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin meningkat pula jumlah informasi yang diterbitkan setiap harinya dalam bentuk buku, majalah, surat kabar dan laporan hasil penelitian. Oleh karena itu perpustakaan berupanya untuk menyediakan koleksi dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Salah satu layanan yang disediakan oleh perpustakaan umum adalah layanan deposit yang menyediakan koleksi berupa buku, laporan penelitian atau dokumen-dokumen yang merupakan hasil kajian karya ilmiah, makalah seminar, dan terbitan pemerintah suatu daerah tertentu.

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Asahan telah mengikuti rangkaian kegiatan Pameran Gelar Buku, Budaya dan Teknologi Sumatera Utara di Perpustakaan dan Arsip Tahun Anggaran 2008 pada Tanggal 28 Nopember s/d 07 Desember 2008. Kegiatan Pesta Buku ini dibuka secara resmi oleh Bapak Gubernur Sumatera Utara. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Asahan juga menerima penghargaan sebagai KPAD Terbaik III Tingkat Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara Tahun 2008 yang diserahkan pada kegiatan Pesta Buku Sumatera Utara 2008 tersebut.

Kepuasan pengguna merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perpustakaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan


(14)

diinginkannya. Kepuasan pengguna informasi merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan yang diterima.

Tersedianya layanan deposit di KPAD Kabupaten Asahan diharapkan dapat membantu pengguna untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi. Permasalahannya adalah bagaimana perpustakaan dapat menyediakan koleksi informasi yang berkualitas agar memenuhi kebutuhan dan tidak ditinggalkan oleh pengguna. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan koleksi yang tersedia di perpustakaan oleh pengguna. Pemanfaatan koleksi penting bagi perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasaan bagi pengguna.

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2008 s.d 2009 dari layanan deposit jumlah koleksi deposit yang tersedia sebanyak 3.052 judul dengan 4.552 eksemplar yang terdiri dari buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, karya ilmiah, dll. Jumlah anggota KPAD Kabupaten Asahan yang aktif sampai dengan bulan Februari 2009 sebanyak 6.696 orang. Jumlah pengunjung layanan deposit pada bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Maret tahun 2009 sebanyak 2.664 orang, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan deposit masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pengguna tentang keberadaan layanan deposit dan ketidakpuasaan pengguna dalam memanfaatkan koleksi deposit yang membuat pengguna kurang berminat untuk berkunjung kembali ke layanan deposit.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis ingin mengetahui lebih detail tentang pemanfaatan layanan deposit padaKantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Asahan” Tingkat Kepuasan Pengguna Dalam Menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan”.

Pemilihan KPAD Kabupaten Asahan sebagai objek penelitian karena perpustakaan ini merupakan perpustakaan umum yang memiliki koleksi deposit yang dilayankan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.


(15)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: “Bagaimana tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan depositpada KPAD Kabupaten Asahan”?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan deposit pada KPAD Kabupaten Asahan.

1.4 Manfaat penelitian

Diharapkan bermanfaat bagi:

1. Penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawancara, serta pemahaman tentang tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan deposit pada KPAD Kabupaten Asahan.

2. Perpustakaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan Bagi pihak KPAD Kabupaten Asahan dalam memberikan kepuasan bagi pengguna.

3. Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.5 Ruang lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengenai kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan deposit pada KPAD Kabupaten Asahan.


(16)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Menurut Hermawan dan Zen (2006 : 3), “ Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya”.

Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3) menyatakan bahwa

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetak serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.

Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut.

Selain kedua pendapat diatas Sulistyo-Basuki (1993 : 46), mengemukakan bahwa “ Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”.

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.


(17)

2.2 Tujuan Dan Fungsi Perpustakaan Umum 2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Pada dasarnya penyelenggarakaan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996 : 18), tujuan Perpustakaan Umum antara lain :

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

2. Mengembangkan kemmapuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri :

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat:

6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

Tujuan dari perpustakaan umum adalah untuk memberikan kesempatan bagi umum membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan lebih baik. Perpustakaan umum menyediakan sumber informasi yang cepat, murah dan tepat mengenai topik-topik yang sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang berguna bagi mereka. Selain itu perpustakaan umum membantu warga mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Tujuan lain, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan utama budaya masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat (Sulistyo-Basuki, 1993).

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993 : 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk membantu meningkatkan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik melalui membaca.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat terutama topik yang hangat dalam masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan berguna dan dapat membantu masyarakat dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.


(18)

Pada dasarnya penyelenggarakaan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Rachmananta (2006 : 31), tujuan Perpustakaan Umum antara lain :

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Dari keempat uraian diatas mengemukakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah membina atau mendidik masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkan bahan pustaka dengan baik agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Perpustakaan umum memberikan pengarahan dan pendidikan tentang tujuan dan manfaat perpustakaan bagi masyarakat. Di samping itu perpustakaan umum juga berperan untuk mengembangkan kebiasaan membaca serta belajar mandiri masyarakat dengan mempergunakan bahan pustaka.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah pengetahuan. Koleksi yang tersedia tidak hanya terbatas pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dengan ketersediaan koleksi, perpustakaan akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

Menurut Yusuf (1996 : 21) fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referansi, bacaan ilmiah populer berupa


(19)

buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Berdasarkan uraian di atas mengemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi edukatif, informatif, rekreasi, kultural, dan sebagai sarana simpan karya manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.3 Tugas Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 5), “Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf ( 1996 : 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan umum disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat.

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal.

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.


(20)

Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan, memelihara, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

2.3 Koleksi Perpustakaan

2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Pengertian koleksi perpustakaan menurut Siregar ( 2002 : 2) adalah “Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Koleksi perpustakaan tidak terbatas ahnya pada buku saja, tetapi meliputi segala macam betuk cetakan dan rekaman. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggraan Perpustakaan Umum (2000 : 19), dinyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak serta buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti akset, video, piringan (disk) dan lain-lain”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peprustakaan umum terdiri dari bahan pustaka tercetak, bahan pustaka terekam dan bahan pustaka elektronik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.3.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 5) fungsi koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah :

Melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para penelitian yang tergabung dalam perguruan tinggi bersangkutan.

Sedangkan dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 3) fungsi koleksi perpustakaan Perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Pendidikan

Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perputakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.


(21)

b. Fungsi Penelitian

Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai jenis hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

c. Fungsi Referensi

Fungsi ini melengkapi kedua fugsi di atas dengan menyediakan bahan- bahan referensi di berbagai bidang alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelurusan informasi.

d. Fungsi Umum

Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya yang lain.

Dari uraian di atas jelas bahwa fungsi koleksi yang tersedia di perpustakaan sebagai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.3.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna, koleksi perpustakaan harus lengkap dan beragam, sehingga informasi yang dicari akan lebih mudah diperoleh. Ketersediaan koleksi yang beragam dapat memberikan alternatif bagi pengguna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Menurut Sutarno (2006 : 85) ketersedian koleksi perpustakaan adalah “Adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa ketersedian koleksi perpustakaan merupakan kesiapan perpustakaan dalam menyediakan koleksi bahan pustaka untuk dipergunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna perpsutakaan tersebut.

Menurut Sutarno (2006 : 75) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ketersediaan koleksi sebuah perpustakaan antara lain :

a. Kerelevanan, koleksi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan

b. Berorientasi kepada pengguna perpustakaan c. Kelengkapan koleksi


(22)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan merupakan penyediaan berbagai jenis bahan pustaka yang akan dilayankan kepada penggunanya untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

2.4 Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan merupakan aspek penting dalam kegiatan perpustakaan karena pelayanan menjadi salah satu kunci keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Menurut Darmono (2001 : 134), “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.

Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 90), “Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang memberikan layanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh pemakai dalam pemberian informasi”.

Kedua pendapat di atas yang mengemukakan bahwa pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang memberikan layanan dengan menawarkan semua bentuk koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.4.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Perpustakaan perlu menentukan sistem layanan yang akan digunakan, agar pengguna dapat memanfaatkan layanan dan koleksi perpustakaan dengan efektif. Dengan adanya penentuan sistem ini pengguna dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan koleksi dan layanan yang memiliki perpustakaan.

Menurut Darmono (2001 : 137) sistem layanan perpustakaan ada 2 (dua) yaitu:

1. Sistem layanan terbuka (opened access) 2. Sistem layanan tertutup (closed access)


(23)

2.4.1.1 Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan terbuka adalah salah satu dari sistem layanan perpustakaan. Menurut Yusuf (1996 : 135-136) “ Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya”.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri informasi yang dibutuhkan.

Sistem layanan terbuka dalam pelaksanaannya memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan sistem layanan terbuka, antara lain :

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan ;

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dala menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisaa diberi tanggung jawab di bagian lain (Darmono, 2001 : 140)

Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem layanan terbuka, namun ada kerugian menerapkan sistem layanan terbuka diperpustakaan antara lain :

1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah di cabut dari jajaran rak dikembalikan oleh pemakai secara tidak tepat;

2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup;

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa;

4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka (Darmono, 2001 : 140)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini


(24)

meringankan tugas petugas layanan perpustakaan karena tidak dibebani pekerjaan mencari koleksi dari jajaran rak. Namun sistem layanan terbuka membutuhkan ruangan yang lebih luas dan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku hilang relatif lebih besar.

2.4.1.2 Sistem Layanan Tertutup

Selain sistem layanan terbuka, perpustakaan juga dapat menerapkan sistem layanan tertutup di perpustakaan. Sistem layanan tertutup menurut Soetminah (1991 : 131) adalah :

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin di pinjam melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi ayng ada di perpustakaan. Koleksi yang dibutuhkan harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang dibutuhkan dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi.

Dalam pelaksanakannya sistem layanan tertutup memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut :

1. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas.

2. Angka kehilangan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan memasukkan slip buku yang dipinjam.

3. Tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung perpustakaan (Yusuf, 1996 : 137).

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa sistem layanan tertutup merupakan sistem yang tidak memperbolehkan pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan harus melalui petugas perpustakaan sehingga kerapian dan kehilangan buku lebih


(25)

terjamin. Namun layanan tertutup kurang memberikan kepuasan kepada pengguna karena memilih koleksi dengan kartu katalog.

Jenis-Jenis Layanan

Perpustakaan berupanya untuk menyediakan berbagai layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada umumnya pelayanan yang diselenggarakan perpustakaan umum adalah pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, pelayanan audiovisual, pelayanan terbitan berseri, pelayanan anak, pelayanan deposit. Dari keenam jenis layanan tersebut, penulis hanya menguraikan mengenai layanan deposit.

Menurut Saputro berpendapat bahwa salah satu (2008 : 1)

Salah satu tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional adalah sebagai pusat deposit terbitan nasional dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam. Berdasarkan undang-undang tersebut, Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Nasional Provinsi mendapat tugas untuk melakukan penghimpun, penyimpanan, dan pelestarian bahan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Indonesia.

2.4.3 Layanan Deposit

Salah satu fungsi perpustakaan umum adalah sebagai pusat deposit. Layanan deposit berfungsi menyimpan hasil karyaa yang diterbitkan suatu daerah. Menurut Hasmaniah (1998 : 15), “Deposit yaitu pusat penyimpan bahan pustaka yang menyangkut suatu daerah baik yang diterbitkan disuatu daerah maupun di tempat alin”. Sedangkan dalam Buku Panduan Koleksi Perpustakaan Daerah (1992 : 30), “Koleksi deposit adalah pusat penyimpanan bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah propinsi dimana perpustakaan daerah berdominasi : bahan perpustakaan yang berisi tentang aspek-aspek di wilayah tersebut”.

2.4.3.1 Fungsi dan Tujuan Layanan Deposit

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 dinyatakan bahwa “Kewajiban serah-simpan karya rekam film ceriteria atau film dokumenter bertujuan untuk mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.


(26)

Uraian di atas mengemukakan bahwa layanan deposit adalah bertujuan melestarikan hasil budaya sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2.4.3.2 Sistem Layanan Koleksi Deposit

Pada suatu perpustakaan koleksi deposit merupakan koleksi yang khusus, dimana sifat pelayananya berbeda dengan koleksi biasa. Sistem layanan koleksi deposit kebanyakan menggunakan sistem layanan tertutup (closses access) yaitu pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi/rak.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa layanan deposit menggunakan sistem layanan tertutup (closed access). Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Koleksi layanan deposit termasuk layanan langka, oleh sebab itu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan bahan pustaka maka sistem layanan tertutup lebih menguntungkan;

b. Koleksi layanan deposit tidak dipinjamkan, hingga tidak memperbolehkan pengguna langsung ke rak, sehingga susunan koleksi di rak selalu rapi; c. Dengan menggunakan sistem layanan tertutup, kehilangan koleksi dapat dihindarkan;

d. Pengawasan yang dilakukan tidak terlalu ketat, mengingat pustakawan yang ada di layanan deposit tidak banyak sehingga menetapkan sistem ini lebih menguntungkan dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam. (Sulastri dalam Huda 2007 : 9)

Uraian di atas menyatakan bahwa layanan deposit menerapkan sistem layanan tertutup untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan menghindarkan kehilangan koleksi dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam.

2.4.4 Jenis Koleksi Deposit 2.4.4.1 Hasil Serah Simpan

Salah satu jenis koleksi deposit diperoleh dari hasil serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1991 : 7 jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Umum Daerah terdiri dari:


(27)

a. Buku fisik. b. Buku non fisik. c. Buku rujukan. d. Karya artistik.

e. Karya ilmiah yang dipublikasikan. f. Majalah.

g. Surat kabar. h. Peta.

i. Brosur.

j. Karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional.

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 : 9 :

Jenis karya rekam film ceriteria atau film dokumenter yang serah-simpankan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah terdiri dari atas karya intelektual dan artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi.

Selanjutnya menurut Nasution dalam Huda (2007 : 18) jenis koleksi deposit adalah :

a) Terbitan pemerintah sendiri seperti peraturan daerah, surat-surat keputusan, pidato-pidato resmi, lembaran negara, statistik, dan laporan tahunan;

b) Hasil-hasil penelitian dari segala bidang yang dilaksanakan di daerah, hasil seminar, lokakarnya, temukarya, dan bahan lain yang serupa baik dari intansi pemerintah dan swasta;

c) Hasil terbitan perpustakaan daerah, katalog induk, accession list, majalah-majalah yang diterbitkan perpustakaan daerah.

d) Buku-buku dokumen langka tentang daerah, peta bahan kartografis daerah dan perjalanan;

e) Tulisan adan ringkasan lengkap atau rekaman lengkap tentang kepariwisataan dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan turisme, tentang sejarah daerah, tentang silsilah keturunan suatu abngsa disuatu daerah kemudian tentang hasil-hasil penelitian sejarah dan tentang kebudayaan, kesusasteraan dan bahasa daerah;

f) Rekaman musik tradisional dan ciptaan-ciptaan baru di daerah rekaman kegiatan penelitian sejarah lisan baik kaset, slide, film, video, dan rekaman tarian daerah serta permainan rakyat;


(28)

g) Cerita-cerita rakyat dalam berbagai bentuk, dan bahan pustaka tentang organisasi atau swasta di daerah;

h) Direktorinya tentang :  Rumah-rumah ibadah  Biro perjalanan umum

 Kegiatan olahraga dan sarananya

 Perusahaan dan perdagangan seperti bank, pabrik, pusat dagang di daerah

 Badan penerangan di masyarakat di TV, radio, kantor pos dan telekomunikasi

 Real estate, perkebunan dan pertambangan

 Pelayanan masyarakat seperti kepolisian, angkatan bersenjata, rumah sakit dan puskemas, apotik dan klinik

Dari ketiga uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis koleksi deposit adalah buku fiksi, buku non fisik, buku rujukan, karya artistik, karya ilmiah yang dipublikasikan, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan karya rekam yang terdiri dari karya intelektual dan artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi.

2.4.4.2 Grey Literature

Selain koleksi di atas ada jenis koleksi grey literature ayng terdiri dari laporan penelitian dan dokumen-dokumen yang merupakan hasil kajian karya ilmiah, makalah seminar, dan terbitan pemerintah.

Menurut C.P Aanger dalam Adi (2008 : 65) :

Gray literature adalah bahan pustaka yang tidak tersedia di deretan buku untuk tidak dijual (non-commercioal printed materials); fisik luar (cover), percetakan dan penjilidan sederhana; dibuat untuk kepewrluan khusus atau untuk kalangan terbatas. Misalnya: prosiding, disertasi, bibliografi, laporan dan sebagainya.

Sedangkan dalam Virginia Islitude of Marine Science (VIMS), grey literature adalah: “ This term refers to paper, reports, technical notes other documents prodeced and published by govermental agencies, academic institutions and other groups that are not distributed or indexed by commercial publihers”.


(29)

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa grey literature adalah suatu istilah yang berdasarkan laporan, catatan penelitian atau dokumen-dokumen yang merupakan hasil atau terbitan badan pemerintah, instansi akademik dan kelompok lain tujuannya tidak untuk didistribusikan oleh terbitan komersial.

Selain pendapat di atas California State Unversity, Long Beach (CSULB) menyatakan :

Gray literature or “Grey Literature” is Literature (often of a scientific or tehnical nature) that is not avaliable through the usual bibliographic such as databases or indexed. It can be both in print and, increasingly, electronic formats. Gray literature is produced by government agencies, universities, corporations, research centers, associations and societies, adn professional organizations.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa gray literature atau grey literature adalah kepustakan (umumnya bersifat ilmiah atau ilmu tehnik) yang tidak tersedia melalui pencarian bibliografi pada umumnya seperti database dan indeks.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 55) dinyatakan bahwa:

Literatur kelabu (Grey Literatur) meliputi semua karya ilmiah dan non-ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi. Literatur kelabu ini wajib disimpan di perpustakaan dengan keputusan rektor.

Literatur kelabu (Grey Literature) yang dimaksud antara lain : a. Skripsi, Tesis, Disertasi

b. Makalah seminar, Simposium, Konferensi, dsb

c. Laporan Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat d. Laporan lain-lain, pidato pengukuhan, dsb

e. Artikel yang dipublikasikan oleh media massa f. Publikasi internal kampus

g. Majalah atau buletin kampus

Sedangkan menurut Rompas dalam Huda (2007 : 19) menggolongkan literatur kelabu ke dalam :

Karya tulis ilmiah, yang berupa penelitian, survei dan evaluasi karya persyaratan akademis dapat berupa skripsi, tesis, dan disertasi: buku pedoman dan petunjuk yang dibuat mengiringi sebuah produk barang baru berupa salat, metode atau suatu peraturan dan undang-undang, laporan-laporan penelitian, liputan peristiwa, organisasi/instansi, perkembangan bidang ilmu tertentu dan sebagainya, bibliografi, katalog dan daftar. Dari segi informasi yang terkandung, literatur kelabu merupakan informasi yang terpilih dan orisinil, objektif dan mutakhir.


(30)

Dari uraian di atas jelas bahwa koleksi deposit terdiri dari hasil-hasil karya pihak akademik, instansi/organisasi yang langka didapat yang berupa skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah, laporan penelitian, terbitan pemerintah, laporan tahunan, pidato pengukuhan guru besar.

2.5 Pemanfaatan

Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28), bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan

Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan inforamsi

2. Motif

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu

3. Minat

Minat adalah kecendurungan hati yang tinggi terhadap sesuatu Faktor eksternal meliputi:

1. Kelengkapan koleksi

Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh mahasiswa

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna

Keterampilan pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi pengguna memanfaatkan bahan pustaka yaitu faktor internal yang meliputi kebutuhan, motif dan minat, faktor eksternal yang meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dan keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

2.5.1 Tujuan Pemanfaatan

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntu untuk selalu memberikan pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya sehingga paengguna lebih relatif efektif dalam pemanfaatan koleksi.


(31)

Sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informai kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat tercapai. Sedangkan menurut Salim (2002 : 928) pengertian pemanfaatan sebagai proses, cara atau perbuatan memanfaatkan.

Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulkan bahwa tujuan pemanfaatan adalah sebagai proses, cara dan perbuatan pengguna dalam kegiatan pemanfaatan koleksi perpustakaan.

2.5.2 Frekuensi Pemanfaatan

Tingkat kunjungan pengguna ke sebuah perpustakaan tergantug bagaimana perpustakaan mampu memberikan informasi yang relevan kepada pengguna. Sedangkan menurut Salim (2002 : 425), dijelaskan bahwa “Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi pemanfaatan adalah kekerapan atau keseringan pengguna. Dalam hal ini frekuensi pemanfaatan yaitu keseringan pengguna dalam memanfaatkan layanan deposit dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.6 Pustakawan

2.6.1 Pengertian Pustakawan

Sedangkan menurut Suhernik (2006 : 73), “Pustakawan adalah seseoranga yang melaksanakan kegiatan perpustakaan denhan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.

Definisi yang lebih jelas menurut Hermawan dan Zen (2006 : 45) menyebutkan bahwa :

Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan informasi.


(32)

2.6.2 Peran Pustakawan

Selain memiliki kegiatan serta tugas yang haru dilaksanakan, seorang pustakawan juga mempunyai peranan dalam perpustakaan. Seperti yang dinyatakan oleh Hermawan dan Zen (2006 : 56-57) sebagai berikut :

1. Edukator

Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai pendidik, ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan.

2. Manajer

Pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar dasar pengelolaan informasi.

3. Administrator

Sebagai administrator pustakawan harus menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Supervisor

Sebagai supervisor pustakawan harus :

a. Dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja, dan kebersamaan; b. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik

rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya;

c. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tega, adil, objektif dalam melaksanakan tugasnya;

d. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatakan kinerja unit organisasinya. Sedangkan Abbas dalam Kusumah (2001 : 1) mengemukakan peran pustakawan adalah :

1. Pustakawan adalah sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu. 2. Pustakawan sebagai pengajar.

3. Pustakawan sebagai manajer knowledge

4. Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber informasi

5. Pustakawan sebagai penyokong untuk mengembangkan kebijakan informasi.


(33)

7. Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi.

8. Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber teknologi. 9. Pustakawan sebagai teknisi.

10.Pustakawan sebagai konsultan informasi.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan memiliki banyak peran, yaitu sebagai sumber edukator, manager, pustakawan juga berperan sebagai pengayak sumber informasi, sebagai teknisi dan sebagai konsultan informasi untuk mengembangkan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna perpustakaan.

2.7 Fasilitas Perpustakaan

2.7.1 Gedung dan Ruangan Perpustakaan

Di dalam pelaksanakan kegiatan perpustakaan diperlukan gedung dan ruang khusus. Para ahli memberi batasan perpustakaan sebagai ruang dimana bahan-bahan pustaka dikumpulkan, diatur dan disajikan kepada para pemakai. Keadaan ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggarakan perpustakaan.

Sedangkan Siregar (2007 : 14) menyatakan bahwa :

Ruang baca adalah ruangan yang dipergunakan oleh pengguna/pengunjung perpustakaan untuk membaca bahan perpustakaan yang diperlukan. Ruangan baca pada umumnya dekat dengan koleksi atau ruang koleksi dan ruang baca digabungkan dalam satu satu ruangan. Ruang pelayanan digunakan untuk melayani pengguna perpustakaan, menyelesaikan administrasi peminjaman atau pengembalian, menyelesaikan daftar keanggotaan, menitipkan tas atau barang, menggunakan kartu katalog untuk mencari bahan pustaka yang ada di perpustakaan, melihat pengumuman, meminta keterangan, melayani fotocopy dan lain-lain.

Dari uraian di atas ini dapat disimpulkan bahwa ruang perpustakaaan adalah ruangan yang dipergunakan pengguna dalam kegiatan memanfaatkan layanan dan koleksi perpustakaan.

2.7.2 Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan

Perabot dan perlengkapan perpustakaan untuk layanan kepada pengguna jenisnya sangat tergantung kepada jenis atau sistem layanan yang diterapkan.


(34)

Menurut Siregar (2007 : 18), perabot dan perlengkapan didefinisikan sebagai berikut :

Perabot adalah barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak, buku dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dari suatu komponen dan kegiatan perpustakaan antara lain mesin tik, komputer, layar proyektor dan lain-lain.

Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 54) untuk menulis perabot dan perlengkapan perpustakaan umum harus memperhatikan antara lain :

a. Setiap jenis bahan pustaka pandang dengar memerlukan alat baca sendiri seperti : alat baca mikro tape recorder, untuk kaset video recorder dan sebagainya.

b. Perlengkapan seperti rak-rak buku, meja dan kursi untuk pembaca harus memperhatikan usia para warga masyarakat pemakai. Bagi perpustakaan umum dikaitkan dengan perlengkapan ini harus dilihat golongan pembaca sebagai berikut :

1. Anak-anak setingkat sekolah dan SMTP 2. Remaja

3. Orang muda/dewasa/usia lanjut 4. Orang cacat

Jumlah kursi atau tempat duduk yang disediakan untuk pembaca harus berkisar 20 s.d 30 persen dari jumlah pembaca potensial.

Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan adalah wadah atau wahana sebagai penunjang fungsi perpustakaan.

2.7.3 Sarana Penelusuran (OPAC)

Perkembangan aplikasi teknologi informasi, khususnya teknologi komputer untuk perpustakaan maka berdampak juga pada katalog. Hal ini tampak dari bentuk fisik katalog perpustakaan yang sudah mengalami perubahan. Melalui teknologi informasi itu, komputer kini dapat menyimpan katalog sekaligus juga dapat membuat dan menelusur informasi, hal tersebut dapat dilakukan setelah di-input ke dalam bentuk pangkalan data atau database.

Untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan katalog online tersebut, maka berikut ini dikutip beberapa pendapat ahli. Pengertian OPAC menurut Corbin dalam Hasugian (2001 : 5) adalah, “Suatu katalog yang berisikan


(35)

cantuman bibliografi dari koleki satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetik disk atau media rekam lainnya, dan dibuat tersedia secara online kepada pengguna”.

Sedangkan menurut Tedd dalam Hasugian (2001 : 5) menyatakan bahwa : OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang di perpustakaan atau sedang dipinjam.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa katalog online atau OPAC merupakan saran penyimpanan, sarana penelurusan informasi secara online, dan sebagai sarana untuk dapat status dari suatu bahan pustaka.

2.8 Kepuasan Pengguna

2.8.1 Pengertian Kepuasan Pengguna

Kepuasan Pengguna merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perpustakaan. Purnomowati dalam Sutardji dan Maulidyah (2006 : 2), “Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaaan dalam diri seseorang atau kelompok orang yang telah berhasil mendapat sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkannya”. Kepuasan pengguna informasi merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan yang diterima.

Banyak defenisi berkaitan dengan kepuasan pemakai/pengguna (customer satisfactio) antara lain disebutkan oleh Tjiptono (2004 : 5) :

Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan oleh pemakai.

Dengan bahasa yang lebih sederhana Kotler dalam Lupiyoadi (2001 : 158) menyebutkan “Kepuasan pelanggan sebagai tingkat perasaan seeorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya”. Sedangkan menurut Triadmojo (2006 : 6), “Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan keperluan pelanggan dipenuhi”


(36)

2.8.2 Manfaat Kepuasan Pengguna

Setiap pengguna jasa perpustakaan harus diperhatikan kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan meningkatkan kepuasan pengguna perpustakaan sehingga akan memberikan manfaat bagi perpustakaan. Kepuasan pengguna memberikan manfaat antara lain :

a. Mendorong pengguna untuk kembali memanfaatkan jasa perpustakaan; b. Meningkatkan jumlah pengguna ;

c. Memperbaiki citra perpustakaa ;

d. Mendorong terciptanya loyalitas pengguna ;

e. Terciptanya hubungan yang harmonis antara perpustakaan dan pengguna (Wiyanto dalam Ulidarma, 2005 : 8)

Menurut Tjiptono (2004 : 102) terdapat beberapa manfaat yang diperoleh atas kepuasan pelanggan, antara lain :

a. Hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis b. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang

c. Mendorong terciptanya loyalitas pelanggan

d. Membentuk suatu rekomendasi informal dari mulut ke mulut yang akan sangat menguntungkan bagi perusahaan

e. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan f. Laba yang diperoleh dapat meningkat

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari kepuasan pengguna adalah meningkatkan jumlah pengguna, memperbaiki citra perpustakaan, mendorong terciptanya loyalitas pengguna dan terciptanya hubungan yang harmonis antara perpustakaan dan pengguna.

2.8.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasaan Pengguna

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2001 : 158) menyatakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu :

a. Kualitas Produk

Pelayanan akan merasa puas bila evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas Pelayanan

Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap di bila menggunakan produk dengan


(37)

merek tertentu ayng cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang relatif lebih kepada pelanggannya.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Menurut Kosasih (2009 : 3-8) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Layanan Prima di Perpustakaan antara lain :

1. Faktor Kesadaran

Faktor kesadaran berfokus pada individu yang melakukan suatu tugas atau pekerjaan kesadaran pada kualifikasi pekerjaan, resiko yang dihadapi, konsumen yang ditangani dan cakupan tugas penting akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Faktor Aturan

Aturan biasanya memuat hal-hal yang mengikat dan merupakan patokan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Aturan memuat cara kerja normatif yang harus ditempuh suatu organisasi atau individu.

3. Faktor Organisasi

Sehingga faktor organisasi yang dimaksud disini adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam produk mutu dan kelancaran pelayanan yang meliput i sistem, prosedur dan metode yang berfungsi sebagai tatacara atau tata kerja agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dengan baik.

4. Faktor Keterampilan dan Kemampuan

Keterampilan dan kemampuan merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi seseorang dari sisi tinjau baik skill maupun fisik dapat melakukan atau pekerjaan sesuai dasar ketentuan yang berlaku.

5. Faktor Sarana Pelayanan

Sarana berfungsi untuk memudahkan pelayanan, memberikan kecepatan pelayanan yang lebih tinggi, menciptakan keakuratan dan kehandalan serta kejelasan informasi yang seharusnya dicatat yang hasil akhir bermuara pada efesiensi dan efektivitas pelayanan.

Bahwa sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan perlengkapan kerja fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan kerja, dan fungsi dari sarana pelayanan ini antara lain:

a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.


(38)

c. Kualitas produk yang lebih baik/terjamin

d. Lebih mudah/lebih sederhana dalam gerak para pelakunya e. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang yang berkepentingan

f. Menimbulkan perasaan puas pada orang yang berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.

Faktor sarana pelayanan ini secara garis besar dibedakan dalam :

 Sarana kerja, yaitu peralatan yang digunakan untuk memberikan pelayanan  Fasilitas pelayanan, yaitu berbagai fasilitas yang dipergunakan dalam

memberikan pelayanan antara lain fasilitas ruangan, telepon umum, alat panggil dan lain sebagainya.

2.8.4 Metode Pengukuran Kepuasan Pengguna

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Kotler dalam Surtiawan (2006 : 6) menyebutkan beberapa metode untuk mengukur kepuasan pengguna, antara lain :

a. Sistem keluhan dan saran

Perpustakaan dapat membuat kotak saran dan menempatkan di tempat yang paling sering dilewati pemakai.

b. Survei kepuasan pemakai

Banyak metode survey yang digunakan untuk memahami tingkat kepuasan pemakai. Survei bisa dilakukan oleh internal perpustakaan, atau menyewa konsultan biro jasa yang khusus menangani tentang survei kepuasan pelanggan.

c. Ghost shopping

Metode ini dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai pemakai dan harus dijaga identitasnya.

d. Analisis kehilangan pemakai (lost customer analysis)

Pimpinan perpustakaan dan pustakawan harus jeli melihat perkembangan pengunjung.

Menurut Zeitthaml dalam Sedarmayanti (2000 : 205) yang menyatakan bahwa tolok ukur kualitas pelayanan dapat diukur oleh sepuluh dimensi, yaitu :

1. Tangibles (berwujud), ruangan dan peralatan harus nyaman dan tertata dengan baik serta petugas pelayanan senantiasa berpakaian rapi.

2. Reliability (kehandalan), kinerja pustakawan harus dapat diandalkan dan akurat sehingga mampu menekan sekecil mungkin tingkat kesalahan yang terjadi.

3. Responsiveness (daya tanggap atau keresponsifan), setiap pustakawan harus mampu memberi jawaban kepada setiap permintaan pengguna dalam waktu yang relatif singkat. Apabila jawabannya tidak ditemukan,


(39)

pustakawan harus mampu mengacu pertanyaan ke sumber informasi yang tepat. Dalam hal ini, bahan rujukan menjadi sangat penting.

4. Competence (pengetahuan dan keterampilan), pustakawan yang bertugas melayani masyarakat harus terlatih dengan memadai sehingga dari segi teknis maupun etika berkomunikasi sangat menguasai dan mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik.

5. Acces (kemudahan hubungan), setiap pengguna perpustakaan harus memiliki akses yang mudah terhadap jasa perpustakaan. Suasana perpustakaan harus menyenangkan dan dilengkapi sarana komunikasi dan kalau memungkinkan juga fasilitas akses secara elektronis sehingga pelacakan informasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan akurat.

6. Courtesy (perilaku), setiap pustskawan harus bersikap sopan, bersahabat, tanggap terhadap kebutuhan pengguna, hormat dan ramah kepada setiap pengguna.

7. Communication (komunikasi), setiap pustakawan harus mampu memberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pengguna sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat pengguna.

8. Credibility (kredibilitas atau kejujuran), setiap pustakawan harus mampu memiliki kredibilitas yang tinggi dan yang paling cocok dengan kebutuhan pengguna.

9. Security (keamanan), pelayanan perpustakaan harus dapat menjamin keselamatan fisik, keuangan, serta bahan-bahan yang dianggap rahasia. 10.Understanding the Customer (memahami atau mengerti kebutuhan

masyarakat pengguna), setiap pustakawan harus mampu menggali, mengidentifikasi, dan memahami kebutuhan pengguna.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa data, salah satu diantaranya adalah Metode Deskriptif. Menurut Sugiyono (1999 : 142) Metode Deskriptif adalah “Metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Dimana penulis menyajikan data apa adanya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, yang berlokasi di Jln. Cokroaminoto No.30 A Kisaran.

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah objek/sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sugiyono (1999 : 72) mengemukakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulkan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna yang terdaftar di buku tamu sebagai pengunjang layanan deposit Kabupaten Asahan yang pada bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Maret tahun 2009 berjumlah 2.664 orang yang terdiri dari mahasiswa dan umum.


(41)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah responden yang dipilih dari jumlah populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2002 : 57) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedang menurut Sugiyono (2008 : 124) dalam menentukan sampel “Makin besar sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data”. Dari jumlah populasi 2.664 orang maka jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% adalah 96 orang.

2 1 Ne N n + = Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10% 1 = konstanta

Sesuai dengan rumus di atas, maka sampel penelitian ini adalah :

2 ) 1 . 0 ( 664 . 2 1 664 . 2 + = n 96 = n orang

Untuk menentukan siapa yang menjadi sampel maka digunakan teknik aksidental sampling yaitu dengan menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden yang berada di perpustakaan. Menurut Sugiyono (2002 : 62) “Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebutuhan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data”. Penggunaan teknik aksidential sampling karena jumlah responden yang banyak,


(42)

dan heterogen sehingga sulit untuk mengidentifikasi keberadaan responden satu-persatu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Kabupaten Asahan.

2. Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk diisi oleh responden.

3. Studi kepustakaan dan pemeriksaan dokumen, data yang diperoleh melalui berbagai bahan perpustakaan dan dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari pengguna sebagai responden dengan memberikan kuesioner untuk diisi.

2. Data Sekunder

Data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui buku, jurnal, majalah serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Pada hakekatnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian bermacam-macam. Hal ini tergantung pada sifat penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2006 : 97) Instrumen Penelitian adalah “Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut Variabel Penelitian.

“Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”. (Arikunto, 2006: 102-103).


(43)

Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah kuesioner. Setiap kuesioner terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang memuat indikator yang dapat menjelaskan setiap variabel.

3.7 Kisi-Kisi Angket dan Kuesioner

Berdasarkan pada kajian teoritis pada bab II, maka dapat dibentuk kisi-kisi angket. Untuk mengetahui Tingkat Kepuasaan Pengguna Dalam Menggunakan Layanan Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, maka ditentukan indikator dari masing-masing variabel.

Tabel 1 : Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator Nomor

Item Angket Jumlah Tingkat Kepuasaan Pengguna Dalam Menggunakan Layanan Deposit

1. Koleksi Layanan Deposit

2. Pemanfaatan layanan Deposit

3. Layanan Deposit 4. Sistem layanan

Deposit 5. Pustakawan 6. Fasilitas 1,2,3,4 5,6,7,8,9 10 11 12,13,14 15,16,17 4 5 1 1 3 3

Jumlah 17

Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara penyajian data bersifat tabulasi dengan frekwensi serta perhitungan presentase yang diperoleh dari jawaban pernyataan responden.


(44)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapat dari tabulasi data, menulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi (1979 : 20) sebagai berikut :

1-25% Sebagian kecil 26-49% Hampi setengah

50% Setengah

51-57% Sebagian besar 76-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya


(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Identifikasi Responden

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan keseluruhan adalah 17 butir. Kuesioner disebarkan kepada 96 orang pengguna terdiri SMA, SLTP, Mahasiswa dan Umum pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dengan teknik accidental sampling. Dalam hal ini kuesioner dibagikan kepada pengguna perpustakaan yang ditemui oleh peneliti di KPAD Kabupaten Asahan.

4.2Analisis Deskriptif

4.2.1 Pemanfaatan Layanan Deposit

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang relevan bagi penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai koleksi layanan deposit dapat dilihat pada tabel berikut :

4.2.1.1 Koleksi Layanan Deposit

Koleksi perpustakaan merupakan unsur penting karena layanan tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh koleksi. Untuk dapat memberikan pelayanannya, maka perpustakaan harus berupaya menyediakan informasi yang dibutuhkan penggunanya. Pertanyaan responden mengenai koleksi layanan deposit dapat dilihat pada jawaban responden nomor 1, 2, 3 dan 4 pada tabel 2, 3, 4 dan 5 berikut ini :


(46)

Tabel 2 : Jumlah Koleksi

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1

a. Sangat memadai 13 13,5%

b. Memadai 62 64,5%

c. Kurang memadai 16 16,6%

d. Tidak memadai 5 5,2%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat sesuai Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai

Gambar 2 : Jumlah Koleksi

Dari data pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa 13 responden (13,5%) menyatakan bahwa jumlah koleksi yang tersedia pada layanan deposit sangat memadai, 62 responden (64,5%) menyatakan memadai, 16 responden (16,6%) menyatakan kurang memadai, dan 5 responden (5,2%) menyatakan tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi yang tersedia pada layanan deposit memadai. Hal ini menunjukkan bahwa dengan jumlah koleksi yang memadai pada layanan deposit KPAD Kabupaten Asahan, pengguna dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari koleksi tersebut.


(47)

Tabel 3 : Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

2

a. Sangat sesuai 17 17,7%

b. Sesuai 65 67,7%

c. Kurang sesuai 8 8,3%

d. Tidak sesuai 6 6,2%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat sesuai Sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai

Gambar 3 : Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan

Dari pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa 17 responden (17,7%) menyatakan bahwa jumlah koleksi yang tersedia sangat sesuai dengan kebutuhan, 65 responden (67,7%) menyatakan sesuai, 8 responden (8,3%) menyatakan kurang sesuai, dan 6 responden (6,2%) menyatakan tidak sesuai.

Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Dengan kesesuaian koleksi yang tersedia dengan kebutuhan pengguna dapat memberikan kepuasan pada pengguna yang berkunjung dan memanfaatkan koleksi yang tersedia pada layanan deposit.


(48)

Tabel 4 : Kemutakhiran Koleksi

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

3

a. Sangat mutakhir 7 7,2%

b. Mutakhir 66 68,7%

c. Kurang mutakhir 16 16,6%

d. Tidak mutakhir 7 7,2%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat mutakhir Mutakhir Kurang mutakhir Tidak mutakhir

Gambar 4 : Kemutakhiran Koleksi

Dari data pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa 7 responden (7,2%) menyatakan bahwa jumlah koleksi yang tersedia sangat mutakhir, 66 responden (68,7%) menyatakan mutakhir, 16 responden (16,6%) menyatakan kurang mutakhir, dan 7 responden (7,2%) menyatakan tidak mutakhir.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi yang tersedia mutakhir dan sudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.


(49)

Tabel 5 : Kondisi Fisik Koleksi

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

4

a. Sangat baik 20 20,8%

b. Baik 64 65,6%

c. Kurang baik 11 11,4%

d. Tidak baik 1 1,0%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik

Gambar 5 : Kondisi Fisik Koleksi

Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa 20 responden (20,8%) menyatakan bahwa kondisi fisik koleksi sangat baik, 64 responden (65,6%) menyatakan baik, 11 responden (11,4%) menyatakan kurang baik, dan 1 responden (1,0%) menyatakan tidak baik.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan kondisi fisik koleksi layanan deposit baik, namun masih ada sebagian kecil responden yang menyatakan bahwa kondisi fisik koleksi kurang baik hal ini kemungkinan karena sebagian dari koleksi tersebut sudah lama dan akibat kurangnya perawatan sehingga menjadi kurang baik.


(50)

4.2.1.2Pemanfaatan Layanan Deposit

Pemanfaatan adalah proses atau cara, perbuatan untuk memanfaatkan suatu yang dibutuhkan : pertanyaan responden mengenai tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan deposit dapat di lihat pada jawaban responden nomor 5, 6, 7, 8 dan 9 pada tabel 6, 7, 8, 9 dan 10 berikut ini :

Tabel 6 : Frekuensi Kunjungan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

5

a. Selalu 13 13,5%

b. Sering 18 18,7%

c. Kadang-kadang 65 67,7%

d. Tidak pernah - -

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Gambar 6 : Frekuensi Kunjungan

Data pada tabel 6 di atas mengindikasikan bahwa 13 responden (13,5%) menyatakan selalu berkunjung ke layanan deposit, 18 responden (18,7%) menyatakan sering, 65 responden (67,7%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada seorangpun responden yang menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden kadang-kadang berkunjung ke layanan deposit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kekurangannya responden akan adanya layanan deposit.


(51)

Tabel 7 : Tujuan Pemanfaatan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

6

a. Sangat setuju 32 33,3%

b. Setuju 60 62,5%

c. Kurang setuju 3 3,1%

d. Tidak setuju 1 1,0%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60

Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju

Gambar 7 : Tujuan Pemanfaatan

Data pada tabel 7 di atas mengemukakan bahwa 32 responden (33,3%) menyatakan sangat setuju bahwa tujuan pemanfaatan layanan deposit adalah untuk bahan penelitian, menyelesaikan tugas, menambah wawasan ilmu pengetahuan dan mengisi waktu luang, 60 responden (62,5%) menyatakan setuju, 3 responden (3,1%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (1,0%) menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seluruhnya responden menyatakan bahwa tujuan pemanfaatan layanan deposit adalah untuk bahan penelitian, menyelesaikan tugas, menambah wawasan ilmu pengetahuan dan mengisi waktu luang. Hal ini menunjukkan bahwa koleksi diperlukan untuk informasi dalam menyelesaikan tugas dan menambah ilmu pengetahuan pengguna.


(52)

Tabel 8 : Koleksi yang paling sering di manfaatkan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

7

a. Selalu 6 6,2%

b. Sering 49 51,0%

c. Kadang-kadang 24 25%

d. Tidak pernah 17 17,7%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50

Selalu

Sering

Kadang-kadang Tidak pernah

Gambar 8 : Koleksi yang paling sering di manfaatkan

Dari tabel 8 di atas dapat di uraian bahwa 6 responden (6,2%) menyatakan bahwa responden selalu memanfaatkan koleksi layanan deposit berupa terbitan pemerintah, buku, koran, dan majalah, laporan penelitian/karya ilmiah, 49 responden (51,0%) menyatakan sering, 24 responden (25%) menyatakan kadang-kadang, dan 17 responden (17,7%) menyatakan tidak pernah.

Berdasrkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa seluruhnya responden menyatakan selalu memanfaatkan terbitan pemerintah, buku, koran, majalah dan laporan penelitian.


(53)

Tabel 9 : Cara Pemanfaatan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

8

a. Sangat setuju 17 17,7%

b. Setuju 61 63,5%

c. Kurang setuju 12 12,5%

d. Tidak setuju 6 6,2%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju

Gambar 9 : Cara Pemanfaatan

Dari data tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa 17 responden (17,7%) menyatakan sangat setuju bahwa tindakan pemanfaatan koleksi deposit dilakukan dengan cara memfotokopi, mencatat dan membaca, 61 responden (63,5%) menyatakan setuju, 12 responden (12,5%) menyatakan kurang setuju, dan 6 responden (6,2%) menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian jawaban responden menyatakan bahwa pemanfaatan koleksi deposit dilakukan dengan cara memfotokopi, mencatat dan membaca. Hal ini disebabkan karena koleksi deposit tidak boleh di pinjamkan.


(54)

Tabel 10 : Waktu Pemanfaatan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

9

a. lebih dari 3 jam 5 5,2%

b. 2-3 jam 11 11,4%

c. 1-2 jam 60 62,5%

d. 30 menit 20 20,8%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60

lebih dari 3 jam 2-3 jam 1-2 jam 30 menit

Gambar 10 : Waktu Pemanfaatan

Data pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa 5 responden (5,2%) menyatakan bahwa waktu yang dipergunakan dalam memanfaatkan layanan deposit selama lebih dari 3 jam, 11 responden (11,4%) menyatakan 2-3 jam, 60 responden (62,5%) menyatakan 1-2 jam, dan 20 responden (20,8%) menyatakan selama 30 menit.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterprestasikan bahwa hampir setengah responden menyatakan bahwa waktu ayng dipergunakan dalam memanfaatkan layanan deposit selama 1-2 jam. Hal ini sesuai dengan pernyataan responden pada tabel 9 yang menyatakan bahwa responden mencatat informasi yang mereka butuhkan sehingga waktu yang dipergunakan lebih lama.


(55)

4.2.2 Kepuasan Pengguna Layanan Deposit

Kepuasan pengguna/pelanggan yakni harapan dan kinerja (hasil) yang dirasakan. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila ia dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai koleksi layanan deposit dilihat pada tabel berikut:

4.2.2.1 Layanan

Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya. Pernyataan responden mengenai layanan dapat dilihat pada jawaban responden nomor 10 dan 11 pada tabel 11 dan 12 berikut ini:

Tabel 11 : Waktu Layanan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

10

a. Sangat Memadai 14 14,5%

b. Memadai 68 70,8%

c. Kurang Memadai 11 11,4%

d. Tidak Memadai 3 3,1%

Jumlah 96 100

0 10 20 30 40 50 60 70

Sangat m em adai Mem adai

Kurang m em adai Tidak m em adai


(1)

1.5 Profil Perpustakaan

Saat ini Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan didukung oleh 32 orang pegawai dengan berbagai latar belakang jenis kelamin, golongan tingkat pendidikan formal, jabatan dan lain-lain. Disamping itu, para pegawai juga ditempatkan pada sub bidang - sub bidang yang didasarkan pada kesesuaian latar belakang pendidikan dan keterampilan serta keahlian yang mereka miliki dengan bidang tugas yang harus mereka kerjakan.

Kondisi pegawai menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan dan latar belakang keilmuan, golongan dan jabatan serta bidang tugas dapat dilihat dari tabel-tabel dan grafik-grafik berikut :

a. Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Kondisi pegawai menurut jenis kelamin ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 2 Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah %

Pria 15 46%

Wanita 16 50%

Total 32 100%

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha Tahun 2010

Untuk melihat perbedaan antara pegawai yang berjenis kelamin pria dan wanita, maka tabel tersebut dituangkan ke dalam bentuk grafik berikut :


(2)

Gambar 2 Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin

15 16

Pria Wanita

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha Tahun 2010

b. Kondisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

Kondisi pegawai menurut tingkat pendidikan ditampilkan pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 3 Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Jumlah %

S-1 8 25%

Diploma 2 6%

SLTA 20 62%

SLTP 2 6%

Total 32 100%

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha Tahun 2010


(3)

Gambar 3 Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin

Kondisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin

8

2 20

2

S-1 Diploma SLTA SLTP

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha Tahun 2010

c. Kondisi Pegawai Menurut Golongan

Kondisi pegawai menurut golongan ditampilkan pada tabel dan grafik berikut:

Tabel 4 Kondisi Pegawai Menurut Golongan

Golongan Jumlah %

IV 2 6%

III 4 12%

II 9 28%

I 17 53%

Total 32 100%

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha Tahun 2010


(4)

Gambar 4 Kondisi Pegawai Menurut Golongan

Kondisi Pegawai Menurut Golongan

2

4

9

17

IV III II I

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha Tahun 2010

d. Kondisi Pegawai Menurut Jabatan

Kondisi pegawai menurut jabatan ditampilkan pada tabel dan grafik berikut :

Tabel 5 Kondisi Pegawai Menurut Jabatan

Jabatan Jumlah %

Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

1 3%

Kasubbag. Tata Usaha 1 3%

Kepegawaian 1 3%

Bandahara Pengeluaran 1 3%

Penyimpan Barang 1 3%

Operator Komputer 2 6%

Kasi. Perpustakaan 1 3%

Agendaris 1 3%

Administrasi 4 12%

Kasi. Pengelolaan Arsip 1 3% Kasi. Dokumentasi 1 3%


(5)

Gambar 5 Kondisi Pegawai Menurut Jabatan

Kondisi Pegawai Menurut

Jabatan

1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 16 KAKAN Kasubbag. Tata Usaha Kepegawaian Bandahara Pengeluaran Penyimpan Barang Operator Komputer Kasi. Perpustakaan Agendaris Administrasi Kasi. Pengelolaan Arsip Kasi. Dokumentasi Pengurus Barang Staf

Sumber : Olahan Data Sekunder dari Sub Bagian Tata Usaha 2010

1.6 Sistem Layanan

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan memiliki 2 (dua) jenis sistem layanan yaitu :

1. Sistem layanan terbuka

Pengguna diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan

2. Sistem layanan tertutup

Pengguna tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan.


(6)

1.6.1 Jenis Layanan

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan memiliki beberapa jenis layanan yaitu :

1. Layanan Umum 2. Layanan Remaja 3. Layanan Anak 4. Layanan Referensi 5. Layanan Internet 6. Layanan Deposit

1.6.2 Syarat Pendaftaran Anggota

1. Mengisi formulir pendaftaraan yang dilampiri :

a. Fotokopi kartu identitas diri yang berlaku : KTP/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa.

b. Dua lembar pasphoto ukuran 2 × 3 cm.

2. Membayar iuran anggota tidak dipungut biaya (sesuai Perda Nomor 8 tahun 2007)

3. Anggota berhak meminjam buku sebanyak 2 (dua) buah buku dengan masa pinjam 2 (dua) minggu dan satu kali perpanjangan.

1.7 Jam Buka Perpustakaan

Senin s/d Jumat : 08.00 – 17.00 WIB Sabtu s/d minggu : 09.00 – 13.00 WIB