BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Pilihan Politik Masyrakat (Studi Kasus: Pemilu Politik Pada Masyarakat Toba Samosir Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Dewasa ini jejaring sosial sangat cepat berkembang di kalangan masyarakat luas. Jejaring sosial sendiri terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring sosial sebenarnya bentuk baru komunitas di internet yang saling berhubungan dengan cepat. Jejaring sosial yang banyak digunakan masyarakat saat ini antara lain Facebook, Twitter, Blogger, AIM, Skype, My Space dan lain-lain. Dalam penggunaannya pun beragam macam, ada yang untuk hal positif ada pula yang menggunakannya dalam ranah negatif.

  Situs jejaring sosial telah menjadi media yang populer untuk berbagi konten dan informasi dengan orang lain, sebuah layanan yang memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain di seluruh dunia. Ada berbagai alasan untuk menggunakan situs jejaring sosial tertentu, misalnya untuk persahabatan, mencari teman lama, bermain game, chatting, dating, sarana iklan, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta masih banyak lagi.

  Terlepas dari efek positif atau negatif sebagai akibat dari penggunaan situs jejaring sosial, sampai sekarang semakin banyak orang yang mencintai situs ini, dari anak-anak, kalangan remaja, hingga orang tua, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Kebanyakan orang memilih jenis tertentu dari situs jejaring sosial yang disesuaikan dengan preferensi dan kepentingan masing-masing.

  Pemanfaatan situs jejaring sosial sebagai media kampanye politik adalah suatu alternatif untuk menarik perhatian dan dukungan dari masyarakat melalui dunia maya. Para politisi dapat memanfaatkan berbagai macam situs yang ada diinternet. Melalui situs jejaring sosial, para politisi dapat menarik dukungan dari berbagai lapisan masyarakat tanpa ada batas waktu dan tempat sehingga ini mempermudah bagi masyarakat untuk lebih mengenal profil politisi yang mereka dukung dan hal ini sangat menguntungkan bagi para politisi karena mereka dapat mengumpulkan banyak dukungan dari masyarakat melalui situs jejaring sosial.

  Para politisi di Indonesia seharusnya dapat memanfaatkan situs jejaring sosial sebagai media kampanye politik secara positif. Melalui situs jejaring sosial para politisi seharusnya dapat mendengarkan aspirasi rakyat tidak hanya mengubar janji dengan bahasa langit tetapi juga dapat merealisasikan visi dan misi mereka saat kampanye karena rakyat butuh bukti bukan janji.

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 31 tahun 2002 tentang Partai Politik tercantum bahwa “Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum”. Banyak orang beranggapan bahwa politik itu kotor. Tetapi sesungguhnya politik adalah sebuah cara dan strategi untuk mencapai tujuan. Sepanjang tujuan yang ingin dicapai adalah baik dan dengan cara yang baik pula, maka tidak akan ada alasan untuk alergi dan menganggap politik itu kotor. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam realisasinya, banyak cara-cara kotor yang dilakukan oleh oknum-oknum politik dan dengan tujuan yang kurang atau sama sekali tidak berpihak pada rakyat. Ketika money politics makin akut; penggunaan kekuasaan untuk memobilisasi pemilih, termasuk cara-cara represif oleh militer dan milisia seperti di Aceh dan Papua, masih terjadi, wakil-wakil rakyat yang terpilih seakan tuli, dan buta akan keadaan masyarakat yang serba sulit, itulah yang menumbuhsuburkan anggapan masyarakat bahwa politik adalah suatu hal yang kotor. Partai politik hanyalah dianggap sebuah jembatan untuk meraup kekuasaan, dimana fungsionaris dan elit-elit partai mulai ramah ketika menjelang proses pemilu. Partai Politik melalui pendidikan politik memiliki peran dan nilai strategis dalam pembangunan karakter bangsa karena semua partai politik memiliki dasar yang mengarah pada terwujudnya upaya demokratisasi yang bermartabat.

  Melalui situs jejaring sosial maka masyarakat luas dengan sendirinya akan menerima pendidikan politik. Pendidikan politik itu merupakan proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau warga negara.

  Kampanye online membutuhkan tim manajemen online yang tidak kalah jagonya dibandingkan tim manajemen kampanye konvensional. Di Indonesia, rata-rata kampanye online masih ditangani oleh orang awam, bahkan ada yang menggabungkan pemenangan online dan konvensional. Internet adalah media komunikasi. Jadi bukan sekedar kecanggihan fiturnyayang diperlukan. Lebih dari itu, kekuatan strategi komunikasilah yang menjadi dasar utamanya. Yang juga wajib dicatat, berkampanye melalui dunia maya jauh lebih keras jika dibandingkan dengan membuat iklan di media lain.

  Para politisi harus bersiap menghadapi kritik pedas, caci maki hingga argumen cerdas yang mungkin dapat mematahkan argumen politisi tersebut yang diberikan, yang dapat membuat politik yang semula simpati menjadi antipati pada politisi tersebut. Inilah realita komunitas online, yang memang terbiasa dengan komunikasi yang transparan,terbuka, logis, dan tanpa basa basi. Di media online kecerdasan para politisi benar-benar diuji. Untuk mengantisipasi itu sangat ceroboh jika seorang politisi masuk ke media online tanpa disertai strategi dan pemahaman mendalam tentangkomunitas online. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul

  Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Pilihan Politik Masyarakat (Studi Kasus: Pemilu Politik pada Masyarakat Toba Samosir Tahun 2014).

1.2. Rumusan Masalah

  Menurut Nazir bahwa: Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah

   ada ataupun yang akan ada. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan pemasalahan penelitian: ”Bagaimana pengaruh jejaring sosial terhadap

  pilihan politik masyarakat Toba Samosir tahun 2014 ?”

  1.3. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh jejaring sosial terhadap pilihan politik masyarakat Toba Samosir tahun 2014,

  1.4. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan adanya latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, penulis juga ingin menuliskan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai pengaruh jejaring sosial terhadap pilihan politik masyarakat.

  2. Bagi pemerintahan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pilihan politik masyarakat.

  3. Bagi akademis, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Tinjauan Tentang Jejaring Sosial

1.5.1.1. Pengertian Jejaring Sosial

  Menurut Dhaneswara (2013) bahwa: Jejaring sosial adalah suatuyang dibentuk dari simpul- simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti dan lain-lain. Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan.” Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai darin memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang

   ) individu dalam mencapai tujuannya.

  Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukanaktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya. Menurut Hermawan:

  Selain memperluas jaringan informasi tentunya jejaring sosial dapat memperluas jaringan pertemanan ataupun perluasan channel. Semisal karena seuniversitas namun berbeda asal daerah tentunya akan berdampak positif. Semakin banyak relasi yang kita dapatkan semakin banyak

   ) informasi yang kita dapatkan.

  6) Rininda Dhaneswara, 2012. http://www.scribd.com/doc/78363152/Pengaruh- Jejaring- Sosial-Pelajar, Diakses tanggal 10 Maret 2014. 7) Hermawan. 2010, http://wartawarga.gunadarma.ac.id/pengertian-jejaring-sosial-2.

  Banyak cara yang dapat mempererat persahabatan salah satunya adalah mealalui jejaring sosial misalnya Facebook semakin banyak teman yang kita dapatkan semakin banyak informasi yang dapat kita peroleh begitupun juga Blogger semakin banyak channel atau group yang kita ikuti domain lain akan banyak memberikan peluang forum diskusi yang bermanfaat mengenai pendidikan, komunikasi, maupun tentang politik yang berkembang di Indonesia.

  Seiring berjalannya waktu tentunya jejaring sosial membawa dampak negatif juga. Tidak semua orang menggunakan jejaring sosial seperti yang diharapkan. Tetapi mereka menggunakan untuk hal-hal yang kurang baik. Bahkan bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

  Dimana pun segala di aktifitas apapun akan ada dampak negatif maupun dampak positif. Dampak negatif dari jejaring sosialpun mengiringi perjalanan masyarakat. Misalnya dampak negatif dari penggunaan jejaring sosial bagi para pelajar antara lain dapat mengurangi tingkat prestasi pelajar, karena mereka lebih fokus bermain dengan account (akun) mereka daripada mereka belajar. Sehingga tingkt prestasi mereka turun meskipun tidak drastis atau secara berkala atau bertahap. Dewasa ini jejaring sosial tidak hanya semacam pengikat pertemanan namun dapat menjadi jerat sosial. Banyaknya kejahatan yang terjadi akibat jejaring sosial banyak macamnya. Terutama di Facebook belum lama ini ada yang menjadi korban facebook. Banyak sekali yang tertipu akibat bisnis nakal yang bertujuan untuk menipu konsumen dengan iming-iming barang dagangan yang sangat berkualitas.

  Selain menjadi jerat sosial, jejaring sosial dapat juga menjadi pemicu kurangnya waktu atau intensitas belajar khususnya siswa, sehingga mereka terlalu terlena dengan dunia barunya dalam aktivitas jejaring sosial. Waktu belajar pun jadi korban, sehingga mereka membuat diri mereka rugi akan waktu. Banyak materi yang tertinggal. Memang jejaring sosial sangat memuaskan sehingga penggunanya mudah di perdaya oleh kemajuan teknologi satu ini. Setidaknya mereka menyadari bahwa menggunakan hal yang kurang ada manfaatnya dan menyita waktu belajar hendaknya di hindari agar prestasi tetap terjaga dan tidak menurun hanya karena terlalu fokus pada dunia atau aktivitas jejaring sosial.

  Selain sebagai sumber informasi bagi siswa jejaring sosial juga digunakan para politisi untuk berkampanye, yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam memilih siapa yang menjadi pavoritnya. Para politisi dapat memanfaatkan berbagai macam situs yang ada diinternet seperti blog, friendster, facebook, myspace, multiply, dan lain sebagainya layanan komunikasi yang ada di internet. Menurut Anwar bahwa ”Melalui situs jejaring sosial, para politisi dapat menarik dukungan dari berbagai lapisan masyarakat tanpa ada batas waktu dan tempat sehingga ini mempermudah bagi masyarakat untuk lebih mengenal profil politisi

  

  yang mereka dukung”. Hal ini sangat menguntungkan bagi para politisi karena mereka dapat mengumpulkan banyak dukungan dari masyarakat melalui situs jejaring sosial.

  8)

H. Anwar, 2004. Komunikasi Politik dan Per Pancasila, Cetakan Kelima, Yayasan

1.5.1.2. Jenis-jenis Jejaring Sosial

  Situs jejaring sosial telah menjadi media yang populer untuk berbagi konten dan informasi dengan orang lain, sebuah layanan yang memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain di seluruh dunia. Ada berbagai alasan untuk menggunakan situs jejaring sosial tertentu, misalnya untuk persahabatan, mencari teman lama, bermain game, chatting, dating, sarana iklan, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta masih banyak lagi.

  Terlepas dari efek positif atau negatif sebagai akibat dari penggunaan situs jejaring sosial, sampai sekarang semakin banyak orang yang mencintai situs ini, dari anak-anak, kalangan remaja, hingga orang tua, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Kebanyakan orang memilih jenis tertentu dari situs jejaring sosial yang disesuaikan dengan preferensi dan kepentingan masing-masing. Jenis- jenis situs jejaring sosial yang ada di dunia maya meliputi :

  1. Jejaring Sosial Umum

  Layanan untuk berhubungan dengan orang lain, biasanya berdasarkan pada kesamaan latar belakang dan kepentingan pengguna. Fasilitas yang disediakan cukup banyak, terdiri dari profil, forum komunitas, chatting, berbagi multimedia, dan bahkan untuk bermain game bersama-sama. Situs jejaring sosial yang paling populer saat ini adalah Facebook, di mana paling banyak pengunjungnya setiap bulan.

  2. Multimedia Sharing

  Layanan yang memungkinkan para penggunanya untuk berpartisipasi dengan menambahkan konten, komentar, dan mengunduh berbagai media seperti gambar atau foto, musik, dan video. Beberapa situs populer adalah YouTube, MySpace, Flickr, Instagram, dan Picasa.

  3. Microblog

  Layanan ini terfokus pada pembaruan singkat yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim pembaruan melalui pesan teks, antarmuka web, atau cara lainnya. Dunia memiliki kemampuan untuk menyajikan aktivitas pengguna berdasarkan timeline, sehingga setiap pengguna dapat memberitahu kegiatan yang ia lakukan pada saat itu dan juga dapat melihat aktivitas orang lain. Situs yang populer antara lain Twitter dan Plurk.

  4. Bookmarking

  Layanan yang mengutamakan fasilitas untuk menyimpan, mentransfer, dan mengelola artikel link ke berbagai situs dan sumber daya di internet. Melalui situs ini, berita bisa dilihat oleh lebih banyak orang. Situs populer adalah StumbleUpon, Delicious, Digg, dan Reddit.

  5. Bisnis (Profesional)

  Layanan yang biasa digunakan untuk berhubungan dengan orang lain di bisnis online atau peluang bisnis lainnya. Banyak para pelaku bisnis yang menggunakan situs-situs jenis ini untuk bertukar informasi, ide, dan peluang. Salah satu situs yang populer adalah LinkedIn.

  Jejaring sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikan kontribusi secara terbuka dan umpan balik, komentar, berkomunikasi, dan berbagi informasi secara cepat dan tak terbatas. Sejalan dengan semakin majunya teknologi gadget dan internet, jaringan sosial juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Bahkan saat ini, untuk mengakses situs jejaring sosial dapat dilakukan dimana dan kapan saja.

1.5.2. Tinjauan Tentang Tingkah Laku Pemilih

  Sebelum diterangkannya tentang tingkah laku pemilih maka penulis terlebih dahulu menjelaskan teori tentang politik dan partai politik menurut para ahli.

1.5.2.1. Pengertian Politik dan Partai Politik

  Politik adalah wilayah laki-laki (maskulin). Wilayah ini adalah wilayah yang dicirikan dengan warna konflik, perebutan kekuasaan, agresifitas, negosiasi, superioritas dan ciri-ciri lain yang “cocok” dengan sifat laki-laki. Ciri lain yang menonjol dari ranah politik adalah penampakannya yang bersifat publik.

  Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang mempunyai konsekuensi politik baik secara aktual maupun potensial, yang mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik. Komunikasi politik antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi antara dua pihak yang menerapkan etika.

  Komunikasi merupakan sarana menyampaian informasi dari sumber berita kepada penerima berita. Oleh karena itu komunikasi politik sangat penting, dengan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat akan mampu meningkatkan partisipasi politik masyarkat itu sendiri. Maka dengan itu komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat sangatlah penting, baik komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung.

  Sebuah partai politik adalah organisasi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Menurut Budiardjo (2008:159) bahwa “Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka”.

   1.

  Carl J. Friedrich: Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota Partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil.

  )

  Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.

  Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu komponen infra struktur politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai Partai Politik dalam buku Budiardjo, yakni : 2.

  Sigmund Neumann: Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan- golongan lain yang tidak sepaham.

  

Sedangkan menurut Budiardjo (2008:403) bahwa: ) 9)

  Miriam Budiarjo, 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan Ketiga, Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan

   ) kebijakan-kebijakan mereka.

1.5.2.2. Politik Masyarakat

  Partispasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahap kebijakan, mulai sejak dari pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan. Partisipasi politik masyarakat dalam rencana pembangunan desa harus sudah dimulai sejak saat perencanaan kemudian pelaksanaan dan seterusnya pemeliharaan. Kegiatan masyarkat yang disebut partisipasi politk adalah perilaku politik lembaga dan para pejabat pemerintah yang bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, perilaku politik masyarakat (individu/kelompok) yang berhak mempengaruhi lembaga dan pejabat pemerintah dalam pengambilan keputusan politik, karena menyangkut kehidupan masyaraka.

  Menurut Alexander Abe dalam Tjokroamidjojo (2005:36) mengemukakan partisipasi politik: Partisipasi politik masyarakat merupakan hal terpenting dalam pembangunan desa, yaitu akan menjadi wahana political education yang sangat baik. Sedangkan menurut Conyers “pertama, partisipasi politik masyarakat sebagai alat guna memperoleh suatu informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat yang tanpa kehadirannya program pembangunan desa serta proyek akan gagal; kedu, masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan di desa, jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya dalam pengambilan keputusan terhadap prioritas pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek; dan Ketiga, yang mendorong partisipasi umum dibanyak Negara karena timbul anggapan bahwa hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat.” Katz” Partisipasi politik masyarakat diwujudkan melalui partisipasi politik dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi.

   Hantington dan Nelson: ”partisipasi politik adalah kegiatan warga Negara

  yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksud untukmempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah”.

  

  Dalam politik moderen partisipasi merupakan sebuah permasalahan yang penting. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memimpin kepala Negara, dan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah public policy).

  

  Ada juga yang mendefenisikan partai politik hanya sebagai kegiatan warga Negara preman (private cityzen) yang bertujuan mempengaruhi mempengaruhi pengambilan keputusan oleh.

  Ada 2 bentuk partisipasi politik dalam terminologi politik :

Tabel 1.1 Bentuk Partisipasi Politik Inkonvesional

  • Pemilu - Demonstrasi - Diskusi Politik - Huru-Hara
  • Kampanye - Teror Sumber: Taliziduhu Ndaraha (2000:102).

  12) Tjokroamidjojo, 2005, Menuju Masyarakat Pjartisipatif, Cetakan Keempat, Kanisus, Yogyakarta, hal. 36. 13) Samuel P. Hatington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik Dinegara Berkembang,

  Partisipasi politik dapat dianggap sebagai tolak ukur dalam menilai apakah proyek yang bersangkutan merupakan proyek pembangunan desa. Jika masyarakat desa tidak berkesempatan untuk berpartisipasi politik dalam pembangunan suatu proyek didesanya. Proyek tersebut pada hakekatnya bukanlah proyek pembangunan desa.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat 2011) yaitu:

  “ 1. Faktor Sosial Ekonomi 2. faktor Politik

  3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan

  

  4. Faktor Nilai Budaya”

  1. Faktor Sosial Ekonomi

  Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah keluarga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat karena ketika ada masalah yang menyangkut sosial ekonomi maka masyarakat akan protes terhadap pemerintah. Bentuk protes seperti apapun yang datang dari masyarakat adalah sebuah partisipasi politik.

  2. Faktor Politik

  Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi komunikasi politik, kesadaran politik, pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dan kontrol masyarakat terhadap kebijakan politik. 14)

  Bernad Ardin, 2011.artisipasi-Politik-Masyarakat. Diakses

  3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan

  Faktor fisik individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas serta ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya, keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta lembaga dan pranatanya.

  4. Faktor Nilai Budaya

  Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik atau peradapan masyarakat. Faktor nilai budaya menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan politik.

1.5.2.3. Pendidikan Politik

  Menurut Koesnadi bahwa ”Pendidikan politik itu merupakan proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap

   )

  warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya Sebagai manusia atau warga negara.

  15) Hardjosoemantri Koesnadi, 2002, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan Ketiga, Seruling Massa, Jakarta, hal. 45.

  Pendidikan politik sebagai aktifitas yang bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-orientasi poltik pada individu. Ia meliputi keyakinan konsep yang memiliki muatan politis, meliputi juga loyalitas dan perasaan politik, serta pengetahuan dan wawasan politik yang menyebabkan seseorang memiliki kesadaran terhadap Persoalan politik dan sikap politik.

  Disamping itu, menurut Wahab bahwa ”Pendidikan politik bertujuan agar setiap individu mampu memberikan partisipasi politik yang aktif di

  

  masyarakatnya”. Pendidikan politik merupakan aktifitas yang terus berlanjut sepanjang hidup manusia dan itu tidak mungkin terwujud secara utuh kecuali dalam sebuah masyarakat yang bebas.Dengan demikian pendidikan politik memiliki tiga tujuan : membentuk kepribadian politik, kesadara politik, dan parsisipasi politik. Pembentukan kepribadian politik dilakukan melalui metode tak langsung, yaitu pelatihan dan sosialisasi, serta metode langsung berupa pengajaran politik dan sejenisnya. Untuk menumbuhkan kesadaran politik ditempuh dua metode : dialog dan pengajaran instruktif. Adapun partisispasi politik, ia terwujud ndengan keikutsertaaan individu-individu secara sukarela dalam kehidupan politik masyarakatnya. Pendidikan politik dalam masyarakat manapun mempunyai institusi dan perangkat yang menopangnya. Yang paling mendasar adalah keluarga, sekolah, partai-partai politik dan berbagai macam media penerangan. Pendidikan politik juga memiliki dasar dasar ideologis, sosisal dan politik . bertolak dari situlah tujuan-tujuannya dirumuskan. Jika yang 16)

  Wahab, A. Azis. 2001. Politik Pendidikan dan Pendidikan Politik: Model Pendidikan, Grasindo, Jakarta, hal. 126. dimaksud dengan “Pendidikan” adalah proses menumbuhkan sisi- sisi kepribadian manusia secara seimbang dan integral, maka “Pendidikan Politik” dapat dikategorikan sebagai dimensi pendidikan, dalam konteks bahwa manusia adalah makhluk politik. Sebagaimana halnya bahwa pendidikan mempunyai fungsi- fungsi pemikiran moral, dan ekonomi, maka pendidikan politik juga mempunyai fungsi politik yang akan direalisasikan oleh lembaga-lembaga pendidikan.

  Pendidikan politik itulah yang akan menyiapkan anak bangsa untuk mengeluti persoalan sosial dalam medan kehidupan dalam bentuk atensi dan partisipasi, menyiapkan mereka untuk mengemban tanggung jawab dan memberi kesempatan yang mungkin mereka bisa menunaikan hak dan kewajibannya. Hal itu menuntut pendidikan anak bangsa untuk menggeluti berbagai persoalan sosial dalam medan kehidupan mereka dalam bentuk atensi dan partisipasinya secara politik, sehingga mereka paham terhadap ideology politik yang dianutnnya untuk kemudian membelanya dan dengannya mereka wujudkan cita-cita diri dan bangsanya.

  Pendidikan politik inilah yang mentransfer nilai-nilai dan ideology politik dari generasi ke generasi, dimulai dari usia dini dan terus berlanjut sepanjang hayat. Pendidikan politik merupakan kebutuhan darurat bagi masyarakat, karena berbagai factor yang saling mempengaruhi, dengan demikian pendidikan politiklah yang dapat membentuk perasaan sebagai warga Negara yang benar , membangun individu dengan sifat-sifat yang seharusnya, lalu mengkristalkannya sehingga menjadi nasionalisme yang sebenarnya. Ialah yang akan menumbuhkan perasaan untuk senantiasa barafiliasi, bertanggung jawab dan berbangga akan jati diri bangsa. Tuntunan ini demikian mendesak dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita, mengingat bahwa penumbuhan perasaan seperti itu menjadikan seorang warga Negara serius mengetahui hak dan kewajibannya, serta berusaha memahami berbagai problematika masyarakat.

  Menurut Budimansyah (2009:38) bahwa ”di era reformasi ini tentunya arus globalisasi dan perkembangan IPTEKS yang pesat akan membawa pengaruh yang ada kalanya tidak baik. Sehingga Pembangunan watak (character building)

  

  amat penting”. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat dicapai apabila masyarakat yang baik (good society). Dan masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia adalah manusia yang berakhlak dan berwatak baik, manusia yang bermoral dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula.

  Pendidikan politik dalam UU No. 2 tahun 2008 pada BAB I Pasal 1 ayat 4 diharapkan dapat membentuk warga negara yang berkepribadian utuh, berketerampilan, sekaligus juga berkesadaran yang tinggi sebagai warga negara yang baik (good citizen), sadar akan hak dan kewajiban serta memiliki tanggung jawab yang dilandasi oleh nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Proses pencapaian tujuan pendidikan politik tersebut tidak dapat dilihat secara langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini

  17)

D. Budimansyah, 2009. Membangun Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi dan Gerakan Demokrasi, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 38.

  disebabkan karena pendidikan politik berhubungan dengan aspek sikap dan perilaku seseorang.

1.5.2.4. Pengertian Tingkah Laku Pemilih

  Perilaku pemilih merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling disukai atau paling cocok. Secara umum teori tentang perilaku memilih dikategorikan kedalam dua kubu menurut Edi

   )

  Kusumayadi yaitu: ”Mazhab Colombia dan Mazhab Michigan”. Mazhab Colombia menekankan pada faktor sosiologis dalam membentuk perilaku masyarakat dalam menentukan pilihan di pemilu. Model ini melihat masyarakat sebagai satu kesatuan kelompok yang bersifat vertikal dari tingkat yang terbawah hingga yang teratas. Penganut pendekatan ini percaya bahwa masyarakat terstruktur oleh norma-norma dasar sosial yang berdasarkan atas pengelompokan sosiologis seperti agama, kelas ( status sosial ), pekerjaan, umur, jenis kelamin dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk perilaku memilih. Oleh karena itu preferensi pilihan terhadap suatu partai politik merupakan suatu produk dari karakteristik sosial individu yang bersangkutan.

  Kelemahan mazhab ini antara lain;

  a. Sulitnya mengukur indikator secara tetap tentang kelas dan tingkat pendidikan karena kemungkinan konsep kelas dan pendidikan berbeda antara Negara satu dengan lainnya;

  18) Edi Kusumayadi, Perilaku Pemilih, www.blogspot.com,/2011/04/perilaku- politikpemilih.html. Diakses tanggal 14 Mei 2014. b. Norma sosial tidak menjamin seseorang menentukan pilihannya tidak akan menyimpang.

  Mazhab Michigan menekankan pada faktor psikologis pemilih artinya penentuan pemilihan masyarakat banyak dipengaruhi oleh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya yang merupakan akibat dari proses sosialisasi politik. Sikap dan perilaku pemilih ditentukan oleh idealisme, tingkat kecerdasan, faktor biologis, keinginan dan kehendak hati.

1.5.2.5. Karakteristik pemilih

  Terdapat beberapa daerah/wilayah yang merupakan kumpulan komunitas masyarakat yang terbentuk atas dasar sistim kekerabatan dan paguyuban berdasarkan keturunan (gemeinschaft by blood), dan yang menjadi pemuka masyarakat tersebut berasal dari keluarga / kerabat asli keturunan dari orang yang dipandang terkemuka dari segi sosial ekonomi atau terkemuka karena ketokohannya, sehingga warga masyarakat seringkali menyandarkan diri dan sikapnya terhadap pemuka/tokoh masyarakat tersebut. Sikap ini mencerminkan adanya dominasi ketokohan yang berperan untuk menentukan sikap dan perilaku serta orientasi warga bergantung pada pemuka masyarakat tersebut. Paternalisme sikap dan perilaku warga masyarakat secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya tidak pernah berubah, meskipun terdapat berbagai perubahan dalam kondisi sosial ekonomi, namun hal tersebut tidak menjadi faktor yang mempengaruhi adanya perubahan sosial budaya masyarakat setempat. Kecenderungan untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam pada adanya sistem ide atau gagasan dari pemuka masyarakat untuk memodifikasi sistem sosial dan sistem budaya yang sudah mapan dalam kehidupan masyarakat disesuaikan dengan kondisi dan dinamika masyarakat. Faktor ini menjadi kendala bagi kandidat atau calon legislatif untuk menerobos masuk ke dalam komunitas masyarakat tersebut dalam rangka sosialisasi atau sekedar silaturahmi. Jika calon legislatif berhasil masuk ke dalam komunitas masyarakat tersebut, hanya sebatas etika pergaulan masyarakat yaitu menerima setiap tamu yang bersilaturahmi, tetapi tidak akan mengikuti apa yang diinginkan oleh kandidat/calon legislatif yang bersangkutan.

  Ikatan primordialisme keagamaan dan etnis menjadi salah satu alasan penting dari masyarakat dalam menyikapi terhadap elektabilitas calon legislatife.

  Jika seorang kandidat memiliki latar belakang ikatan primordialisme yang sama dengan ikatan primordialisme masyarakat, maka hal tersebut menjadi alternatif pilihan masyarakat. Ikatan emosional tersebut menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya. Ikatan emosional masyarakat tidak hanya didasarkan atas sistim kekerabatan semata, akan tetapi agama menjadi pengikat ikatan emosional, asal daerah atau tempat tinggal, ras/suku, budaya, dan status sosial ekonomi, sosial budaya juga menjadi unsur penting dalam ikatan emosinal komunitas masyarakat tertentu. Hal tersebut terlihat pada basis komunitas masyarakat di daerah pemilihan, daerah/wilayah atau kantong-kantong basis massa yang ditandai dengan adanya simbol-simbol partai yang memberikan gambaran dan sekaligus sebagai pertanda bahwa di wilayah tersebut merupakan kantong basis massa partai tertentu.

  Komunitas masyarakat yang heterogen cenderung lebih bersifat rasional, pragmatis, tidak mudah untuk dipengaruhi, terkadang memiliki sikapambivalen, berorientasi ke materi. Sikap dan pandangan untuk memilih atau tidak memilih dalam proses politik lebih besar, sehingga tingkat kesadaran dan partisipasi politiknya ditentukan oleh sikap dan pandangan individu yang bersangkutan, tidak mudah untuk dipengaruhi oleh tokoh atau ikatan primordialisme tertentu. Kondisi sosial masyarakat pada strata demikian diperlukan adanya kandidat / calon yang memiliki kapabilitas yang tinggi baik dari aspek sosiologis (memiliki kemampuan untuk mudah beradaptasi dengan kelompok masyarakat dan mampu mempengaruhi sikap dan orientasi komunitas masyarakat tersebut), atau popularitas dan reputasi tinggi pada kelompok masyarakat tersebut. Jika hal tersebut mampu dilakukan oleh seorang kandidat, maka sangat terbuka perolehan suara pemilih didapat dari komunitas masyarakat tersebut.

1.5.2.6. Kandidat yang diharapkan

  Keterpilihan seorang kandidat idealnya harus memenuhi standar yang diinginkan pemilih, artinya pemilih akan menentukan pilihannya didasarkan atas seberapa besar kontribusi dan partisipasi kandidat terhadap pemilih atau kelompok pemilih. Seberapa besar syarat-syarat kandidat terpenuhi secara umum seperti ; kapabilitas intelektual, kapabilitas kepemimpinan, kapabilitas etika dan moral. Kejelasan tentang visi dan misi serta program yang disampaikan kandidat, apakah pemilih memahami akan visi dan misi dan program yang disampaikan/ dilakukan seorang kandidat sesuai dengan aspirasi, kebutuhan dan kepentingan masyarakat banyak atau tidak. Jika hal tersebut di atas tidak dipenuhi oleh seorang kandidat, maka pemilih pada suatu saat akan beralih sikap dan orientasinya ke kandidat lain.

1.5.3. Pilihan Politik Masyarakat

  Berlakunya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 13 tahun 2013, tentang Zonasasi Kampanye membuat calon anggota legislatif (caleg), tidak bisa lagi bebas melakukan sosialisasi dengan menebar atribut kampanye seperti dulu. Keterbatasan ini, membuat caleg mulai melirik dunia maya, terutama jejaring sosial seperti facebook, twitter, Friendster, kakaotalk, wechat untuk menggaet pemilih. Apalagi jejaring persahabatan tersebut, banyak digemari kalangan pelajar dan mahasiswa yang termasuk pemilih pemula.

  Banyak calon legislatif (caleg) yang memanfaatkan dunia maya untuk mensosialisasikan visi, misi dan program kerjanya. Dengan alasan lebih murah dan efektif, maka dari bersosialisasi di jejaring sosial menjadi salah satu senjata para caleg. Para caleg hanya merogoh kocek antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Itu karena, dikelola secara pribadi. Berkampanye melalui teknologi seperti ini, lebih efektif jika dibandingkan dengan cara-cara tradisonal dengan menyebarkan alat peraga seperti spanduk, baleho dan lainnya.

  Namun tidak semua kalangan yang mengakses jejaring sosial. Pemilih yang sering berselancar di dunia maya tersebut, umumnya adalah pemilih pemula dan pemilih yang berpendidikan dan tinggal di daerah perkotaan. Sementara pemilih yang tinggal di pelosok pedesaan, tidak memahami dan mengerti dengan kemajuan teknologi tersebut. Oleh karena itu, caleg juga harus tetap berkampanye menggunakan cara-cara konvensional, dan turun langsung untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

1.5.4. Kerangka Konseptual

  Untuk mengarahkan penulisan skripsi diperlukan kerangka pemikiran yang menunjukkan adanya hubungan teoritis antara variabel yang diteliti.

  Menurut Sugiyono bahwa “kerangka pemikiran atau juga sering disebut kerangka berfikir adalah merupakan model konseptual tentang teori hubungan dengan

   )

  berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.” Kampanye online membutuhkan tim manajemen online yang tidak kalah jagonya dibandingkan tim manajemen kampanye konvensional. Di Indonesia, rata-rata kampanye online masih ditangani oleh orang awam, bahkan ada yangmenggabungkan pemenangan online dan konvensional.

  Internet adalah media komunikasi. Jadi bukan sekedar kecanggihan fiturnya yang diperlukan. Lebih dari itu, kekuatan strategi komunikasilah yang menjadi dasar utamanya. Yang juga wajib dicatat, berkampanye melalui dunia maya jauh lebih keras jika dibandingkan dengan membuat iklan di media lain.

  Dengan adanya jejaring sosial maka akan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran terhadap persoalan politik dan sikap politik.

  19) Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Edisi XII, CV Alfabeta, Bandung, hal. 36.

  Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

  Jejaring Sosial Pilihan Politik Masyarakat (X)

  (Y)

  Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

1.5.5. Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Menurut Nazir bahwa ”Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara

   empiris”.

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  

Ha: Jejaring sosial berpengaruh signifikan terhadap pilihan politik

masyarakat Toba Samosir Tahun 2014.