Pendekatan Perbandingan Politik sebagai kekuatan
SKOLASTIKA L.K./071411231051/TUGAS TEORI PERBANDINGAN POLITIK
Pendekatan Perbandingan Politik sebagai Teori dan Metode
Berbicara mengenai politik tentunya tidak lepas berbicara mengenai studi
perbandingan politik. Dalam dunia politik, studi perbandingan politik memiliki dua peran
sekaligus yaitu, yang pertama, studi perbandingan politik sebagai teori, dan yang kedua yaitu,
peran studi perbandingan politik sebagai metode. Studi perbandingan politik sebagai teori
lebih mengarah kepada kumpulan generalisasi yang dihubungkan secara sistematis,
sedangkan studi perbandingan politik yang dilihat sebagai sebuah metode lebih mengarah
kepada proses atau prosedur yang melibatkan pemanfaatan teknik dan instrumen. Studi
perbandingan politik yang dilihat sebagai metode lebih terfokuskan pada soal “bagaimana?”,
dengan kata lain, studi perbandingan politik lebih fokus kepada pertanyaan-pertanyaan yang
membahas tentang bagaimana proses suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi (Muzaqqi,
2015). Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya, studi perbandingan politik memiliki
dua peran sekaligus, selain sebagai metode, studi perbandingan politik juga dapat dilihat
sebagai teori. Sebelum lebih jauh membahas tentang studi perbandingan politik sebagai teori,
penulis akan menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan teori.
Teori merupakan sesuatu yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
berkembangnya suatu ilmu. Teori merupakan alat analisis yang dibuat untuk mencapai
kesimpulan dan kejelasan. Teori bukan merupakan kebenaran objektif yang dapat diterima
begitu saja, melainkan harus diuji (Jackson dan Sorensen, 2005: 44-45). Menurut Waltz
(1972) menyatakan bahwa, teori biasanya digunakan untuk menutupi setiap pekerjaan apapun
yang bertolak belakang dari sekedar deskripsi belaka. Teori diumpamakan sebagai “alat”.
Alat yang dimaksudkan disini yaitu sebagai kerangka berpikir yang dipakai untuk memahami
suatu fenomena agar dapat dipahami sebagai hal yang bermakna dan masuk akal atau logis.
Teori dibangun dengan menghubungkan sejumlah konsep melalui proposisi-proposisi logis
yang menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih (Dugis, 2015). Dengan kata lain,
teori merupakan hubungan antara dua konsep atau variabel dengan pola sebab-akibat yang
berisi sejumlah kausalitas dan bisa diuji (Muzaqqi, 2015).
Dalam studi perbandingan politik, seseorang dapat membedakan ‘subjek inti’ yang
memungkinkan kita untuk mempelajari hubungan yang terjadi antara politik dan masyarakat
dengan cara yang bermanfaat dan layak (Pennings, et.al, 2006: 18). Perhatian akhir mencakup
pengamatan logika yang ada penyelidikan komparatif sebagai laporan untuk variasi yang
diamati dengan cara menguji hipotesis empiris, sehingga baik menguatkan atau memalsukan
mereka (Lijphart, 1975: 159; Przeworski dan Teune, 1970; Peters, 1998). Penggunaan
pengembangan teori yang positif sebagai batu loncatan yang digunakan untuk memajukan
pengetahuan kita tentang politik dan masyarakat. Fitur utama dari hal ini yaitu, pendekatan
ilmu pengetahuan sosial dengan hubungan antara pertanyaan penelitian, desain penelitian dan
analisis data empiris pada dasar metode statistik. pendekatan komparatif sebagai cara khas
menganalisis dan menjelaskan sosial dan perkembangan politik yang ada (Pennings, et.al,
2006: 19).
Perbandingan politik sebagai sebuah metode, dapat digunakan untuk melakukan
sebuah penelitian. Ada tiga proses atau tahap penelitian menggunakan metode perbandingan.
Tahap yang pertama yaitu, jelaskan tentang subjek inti dari inkuiri komparatif. Dengan kata
lain, rumuskan terlebih dahulu pertanyaan tentang apa sebenarnya yang harus dijelaskan dan
bagaimana kita mengenali kebutuhan untuk perbandingan dan jelaskan fitur-fitur sistemik
yang penting. Tahap yang kedua yaitu, kembangkan pandangan pada konsep teoritis yang
dapat mempercepat perbandingan dengan baik sebagaimana jika kita mengukur apa yang
dimaksudkan dengan validitas internal, sekaligus yang memiliki suatu kapasitas pemersatu
untuk menjelaskan proses politik dan sosial secara umum atau validitas eksternal. Kemudian,
SKOLASTIKA L.K./071411231051/TUGAS TEORI PERBANDINGAN POLITIK
tahap yang ketiga yaitu, diskusikan logika metode komparatif sebagai alat untuk mencapai
tujuan, daripada sebagai tujuan itu sendiri (Pennings, et.al, 2006: 19).
Sekitar awal hingga pertengahan abad ke-20, perbandingan politik banyak
berkembang di Amerika. Menurut Doorenspleet (2005) dan Huntington (1991), pandangan
yang menguat pada sekitar tahun 1950an itu mendekati kenyataan setelah terjadi proses
demokratisasi besar-besaran di penghujung abad ke-20 di semua belahan dunia. Menurut
Almond dan Powell (1966: 5), setidaknya ada tiga fenomena penting seiring berakhirnya
Perang Dunia II yang memengaruhi perkembangan studi perbandingan politik. Fenomena
yang pertama yaitu, munculnya negara-negara baru di Timur Tengah, Asia dan Afrika
menjadi daya tarik tersendiri untuk dipelajari oleh para ilmuwan yang mendalami studi
perbandingan politik. Femonema kedua, negara-negara kawasan Atlantik mengalami
kemerosotan dominasi, dekolonisasi pada negara-negara Dunia Ketiga, serta penyebaran
kekuasaan internasional. Kemudian fenomena yang ketiga yaitu, munculnya komunisme,
pesaing dalam perebutan pengaruh di dalam suatu negara yang membawa dan
memperjuangkan kapitalisme dan komunisme (Muzaqqi, 2015). Menurut Lane dan Ersson
(1994); Dogan dan Pelassy (1990); serta Keman (1997) penelitian perbandingan politik dan
sosial secara umum didefinisikan dalam dua cara baik atas dasar subjek inti seharusnya, yang
hampir selalu didefinisikan pada tingkat sistem politik dan sosial, atau dengan cara fitur
deskriptif yang mengaku meningkatkan pengetahuan tentang politik dan masyarakat sebagai
suatu proses. Pendekatan komparatif harus dijabarkan dalam hal yang teoritis dan strategi
penelitian atas dasar titik berorientasi tujuan referensi yaitu, apa yang sebenarnya harus
dijelaskan. Dalam mempertimbangkan hubungan antara kasus yang diteliti dan variabel yang
digunakan untuk menganalisisnya, ada lima langkah vital. Langkah yang pertama yaitu, studi
kasus tunggal (baik negara, suatu peristiwa atau fitur sistemik). Langkah kedua, dengan
penelitian kasus tunggal dari waktu ke waktu (yaitu studi analisis sejarah). Ketiga, dua kasus
atau lebih pada interval beberapa waktu. Langkah keempat yaitu, semua kasus yang relevan
mengenai pertanyaan penelitian dikaji. Kemudian langkah yang kelima yaitu, semua kasus
yang relevan di seluruh ruang dan waktu (misalnya dikumpulkan analisis time series).
Semakin banyak kasus yang diteliti, semakin sedikit variabel yang tersedia (Pennings, et.al,
2006: 20).
Salah satu kebutuhan untuk mewujudkan semua waktu mengacu pada 'logika'
sistematis untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang kompleksitas realitas.
Perbandingan kemudian dipahami sebagai alat untuk memverifikasi atau memalsukan
hubungan antara dua fenomena. Logika sebagai bagian integral dari pendekatan komparatif
dengan menekankan sesuatu yang crucial atau sangat penting dari hubungan antara
pertanyaan dan penelitian, pada satu pihak, dan desain penelitian dilihat dari sisi yang lain
(Pennings, et.al, 2006: 23). Menurut Janoski dan Hicks (1994), ada dua tipe analisis dalam
penelitian komparatif yaitu, analisis internal dan analisis eksternal. Analisis internal, mengacu
pada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami kasus dikaji, sedangkan analisis
eksternal adalah analisis perjanjian atau perbedaan antara kasus. Analisis-analisis ini berguna
untuk memilih desain penelitian yang sesuai; dan yang kedua, untuk mengevaluasi keandalan
dan validitas data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, dari perspektif bahwa pendekatan
komparatif adalah salah satu yang sangat penting dalam ilmu sosial dan ilmu politik
tergantung pada definisi subjek inti dan pertanyaan penelitian. Jenis internal perbandingan
dapat berguna untuk mengeksekusi analisis eksternal dari fenomena yang sama (Pennings,
et.al, 2006: 24).
Politik dalam suatu masyarakat dapat dijelaskan atas dasar tiga dimensi yaitu, dimensi
politik, dimensi pemerintahan, dan yang terakhir yaitu, dimensi kebijakan (Schmidt, 1996;
Keman, 1997). Kegiatan politik adalah apa yang biasa disebut dengan proses politik. Pada
tingkat ini, aktor yang merupakan sebagian agregat individu yang terorganisir dalam partai,
SKOLASTIKA L.K./071411231051/TUGAS TEORI PERBANDINGAN POLITIK
gerakan sosial dan kelompok kepentingan, saling berinteraksi satu sama lain jika dan ketika
mereka memiliki konflik kepentingan atau pandangan mengenai isu-isu sosial yang tidak
dapat dipecahkan oleh mereka yaitu kekurangan dalam hal self-regulation (Pennings, et.al,
2006: 25). Pemerintahan adalah kerangka yang tersedia dari 'aturan main' formal dan
informal yang juga disebut dengan lembaga yang bertugas untuk mengarahkan perilaku para
aktor politik. Dalam suatu pemerintahan, juga terdapat yang biasa disebut dengan kebijakan.
Kebijakan menunjukkan keputusan politik yang dibuat untuk masyarakat (sering disebut
dengan output), yang kemudian diimplementasikan dalam masyarakat. Melakukan penelitian
dalam ilmu-ilmu sosial, yaitu tentang orang-orang, masyarakat, negara, dan lain-lain, selalu
menyiratkan pengurangan kompleksitas dalam kehidupan nyata. Metode komparatif berguna
dalam mencapai tujuan ini karena memungkinkan untuk mengendalikan kontekstual variasi.
Oleh karena itu masalah ini adalah bagaimana memilih kombinasi yang tepat kasus dan
variabel yang relevan untuk memvalidasi teori tanpa mengabaikan relevan fitur kontekstual
(Pennings, et.al, 2006: 26-27).
Dari semua penjabaran di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa teori sangat
penting bagi perkembangan suatu ilmu, karen dari teori yang ada, peneliti dapat menjelaskan
tentang fenomena-fenomena yang terjadi. Teori datang sebelum metode, dan ada pertanyaan
penelitian sebelum rancangan penelitian. Sebelum penelitian, pilih kasus yang relevan di
seluruh ruang dan waktu. Studi tentang politik dan hubungannya dengan masyarakat
memungkinkan ahli perbandingan yang berhubungan dengan satuan variasi untuk satuan
pengukuran dan satuan pengamatan cara yang bermakna. Keuntungan utama dari pendekatan
komparatif dalam politik dan sosial yaitu, untuk memverifikasi dan teori 'test' dengan
mengendalikan variasi kontekstual (Pennings, et.al, 2006: 28). Politik merupakan salah satu
cabang dari filsafat yang mempunyai lima sub-disiplin yaitu filosofi politik, perbandingan
politik (comparative politics), Hubungan Internasional, public policy, dan politik nasional.
Studi perbandingan politik memiliki dua peran yaitu studi perbandingan politik sebagai
metode, dan studi perbandingan politik sebagai teori. Studi perbandingan politik banyak
berkembang di Amerika sekitar awal hingga pertengahan abad ke-20. Studi perbandingan
politik (comparative politics) sering disalahartikan sebagai comparative government, padahal
antara comparative government dengan comparative politics memiliki perbedaan.
Comparative government lebih fokus ke lembaga-lembaga formal suatu negara, khususnya
negara-negara yang sudah mapan. Berbeda dengan comparative government, comparative
politics tidak hanya fokus pada lembaga-lembaga formal saja, cakupannya lebih luas dan
tidak hanya fokus pada negara-negara yang sudah mapan, tetapi kenyataan pada negaranegara lain juga diteliti.
Referensi :
Dugis, Vinsensio Marselino A., 2015. What is Theory?. Materi disampaikan pada perkuliahan
Teori Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Airlangga, Surabaya, pada: 26 Februari 2015.
Jackson , Robert & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muzaqqi, Fahrul. 2015. Comparative Politics. Materi disampaikan pada perkuliahan Teori
Perbandingan Politik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga,
Surabaya, pada: 2 Maret 2015.
Pennings, P., Hans Keman dan Jan Kleinnijenhuis. 2006. Doing Research in Political
Science. London: Sage.
Pendekatan Perbandingan Politik sebagai Teori dan Metode
Berbicara mengenai politik tentunya tidak lepas berbicara mengenai studi
perbandingan politik. Dalam dunia politik, studi perbandingan politik memiliki dua peran
sekaligus yaitu, yang pertama, studi perbandingan politik sebagai teori, dan yang kedua yaitu,
peran studi perbandingan politik sebagai metode. Studi perbandingan politik sebagai teori
lebih mengarah kepada kumpulan generalisasi yang dihubungkan secara sistematis,
sedangkan studi perbandingan politik yang dilihat sebagai sebuah metode lebih mengarah
kepada proses atau prosedur yang melibatkan pemanfaatan teknik dan instrumen. Studi
perbandingan politik yang dilihat sebagai metode lebih terfokuskan pada soal “bagaimana?”,
dengan kata lain, studi perbandingan politik lebih fokus kepada pertanyaan-pertanyaan yang
membahas tentang bagaimana proses suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi (Muzaqqi,
2015). Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya, studi perbandingan politik memiliki
dua peran sekaligus, selain sebagai metode, studi perbandingan politik juga dapat dilihat
sebagai teori. Sebelum lebih jauh membahas tentang studi perbandingan politik sebagai teori,
penulis akan menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan teori.
Teori merupakan sesuatu yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
berkembangnya suatu ilmu. Teori merupakan alat analisis yang dibuat untuk mencapai
kesimpulan dan kejelasan. Teori bukan merupakan kebenaran objektif yang dapat diterima
begitu saja, melainkan harus diuji (Jackson dan Sorensen, 2005: 44-45). Menurut Waltz
(1972) menyatakan bahwa, teori biasanya digunakan untuk menutupi setiap pekerjaan apapun
yang bertolak belakang dari sekedar deskripsi belaka. Teori diumpamakan sebagai “alat”.
Alat yang dimaksudkan disini yaitu sebagai kerangka berpikir yang dipakai untuk memahami
suatu fenomena agar dapat dipahami sebagai hal yang bermakna dan masuk akal atau logis.
Teori dibangun dengan menghubungkan sejumlah konsep melalui proposisi-proposisi logis
yang menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih (Dugis, 2015). Dengan kata lain,
teori merupakan hubungan antara dua konsep atau variabel dengan pola sebab-akibat yang
berisi sejumlah kausalitas dan bisa diuji (Muzaqqi, 2015).
Dalam studi perbandingan politik, seseorang dapat membedakan ‘subjek inti’ yang
memungkinkan kita untuk mempelajari hubungan yang terjadi antara politik dan masyarakat
dengan cara yang bermanfaat dan layak (Pennings, et.al, 2006: 18). Perhatian akhir mencakup
pengamatan logika yang ada penyelidikan komparatif sebagai laporan untuk variasi yang
diamati dengan cara menguji hipotesis empiris, sehingga baik menguatkan atau memalsukan
mereka (Lijphart, 1975: 159; Przeworski dan Teune, 1970; Peters, 1998). Penggunaan
pengembangan teori yang positif sebagai batu loncatan yang digunakan untuk memajukan
pengetahuan kita tentang politik dan masyarakat. Fitur utama dari hal ini yaitu, pendekatan
ilmu pengetahuan sosial dengan hubungan antara pertanyaan penelitian, desain penelitian dan
analisis data empiris pada dasar metode statistik. pendekatan komparatif sebagai cara khas
menganalisis dan menjelaskan sosial dan perkembangan politik yang ada (Pennings, et.al,
2006: 19).
Perbandingan politik sebagai sebuah metode, dapat digunakan untuk melakukan
sebuah penelitian. Ada tiga proses atau tahap penelitian menggunakan metode perbandingan.
Tahap yang pertama yaitu, jelaskan tentang subjek inti dari inkuiri komparatif. Dengan kata
lain, rumuskan terlebih dahulu pertanyaan tentang apa sebenarnya yang harus dijelaskan dan
bagaimana kita mengenali kebutuhan untuk perbandingan dan jelaskan fitur-fitur sistemik
yang penting. Tahap yang kedua yaitu, kembangkan pandangan pada konsep teoritis yang
dapat mempercepat perbandingan dengan baik sebagaimana jika kita mengukur apa yang
dimaksudkan dengan validitas internal, sekaligus yang memiliki suatu kapasitas pemersatu
untuk menjelaskan proses politik dan sosial secara umum atau validitas eksternal. Kemudian,
SKOLASTIKA L.K./071411231051/TUGAS TEORI PERBANDINGAN POLITIK
tahap yang ketiga yaitu, diskusikan logika metode komparatif sebagai alat untuk mencapai
tujuan, daripada sebagai tujuan itu sendiri (Pennings, et.al, 2006: 19).
Sekitar awal hingga pertengahan abad ke-20, perbandingan politik banyak
berkembang di Amerika. Menurut Doorenspleet (2005) dan Huntington (1991), pandangan
yang menguat pada sekitar tahun 1950an itu mendekati kenyataan setelah terjadi proses
demokratisasi besar-besaran di penghujung abad ke-20 di semua belahan dunia. Menurut
Almond dan Powell (1966: 5), setidaknya ada tiga fenomena penting seiring berakhirnya
Perang Dunia II yang memengaruhi perkembangan studi perbandingan politik. Fenomena
yang pertama yaitu, munculnya negara-negara baru di Timur Tengah, Asia dan Afrika
menjadi daya tarik tersendiri untuk dipelajari oleh para ilmuwan yang mendalami studi
perbandingan politik. Femonema kedua, negara-negara kawasan Atlantik mengalami
kemerosotan dominasi, dekolonisasi pada negara-negara Dunia Ketiga, serta penyebaran
kekuasaan internasional. Kemudian fenomena yang ketiga yaitu, munculnya komunisme,
pesaing dalam perebutan pengaruh di dalam suatu negara yang membawa dan
memperjuangkan kapitalisme dan komunisme (Muzaqqi, 2015). Menurut Lane dan Ersson
(1994); Dogan dan Pelassy (1990); serta Keman (1997) penelitian perbandingan politik dan
sosial secara umum didefinisikan dalam dua cara baik atas dasar subjek inti seharusnya, yang
hampir selalu didefinisikan pada tingkat sistem politik dan sosial, atau dengan cara fitur
deskriptif yang mengaku meningkatkan pengetahuan tentang politik dan masyarakat sebagai
suatu proses. Pendekatan komparatif harus dijabarkan dalam hal yang teoritis dan strategi
penelitian atas dasar titik berorientasi tujuan referensi yaitu, apa yang sebenarnya harus
dijelaskan. Dalam mempertimbangkan hubungan antara kasus yang diteliti dan variabel yang
digunakan untuk menganalisisnya, ada lima langkah vital. Langkah yang pertama yaitu, studi
kasus tunggal (baik negara, suatu peristiwa atau fitur sistemik). Langkah kedua, dengan
penelitian kasus tunggal dari waktu ke waktu (yaitu studi analisis sejarah). Ketiga, dua kasus
atau lebih pada interval beberapa waktu. Langkah keempat yaitu, semua kasus yang relevan
mengenai pertanyaan penelitian dikaji. Kemudian langkah yang kelima yaitu, semua kasus
yang relevan di seluruh ruang dan waktu (misalnya dikumpulkan analisis time series).
Semakin banyak kasus yang diteliti, semakin sedikit variabel yang tersedia (Pennings, et.al,
2006: 20).
Salah satu kebutuhan untuk mewujudkan semua waktu mengacu pada 'logika'
sistematis untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang kompleksitas realitas.
Perbandingan kemudian dipahami sebagai alat untuk memverifikasi atau memalsukan
hubungan antara dua fenomena. Logika sebagai bagian integral dari pendekatan komparatif
dengan menekankan sesuatu yang crucial atau sangat penting dari hubungan antara
pertanyaan dan penelitian, pada satu pihak, dan desain penelitian dilihat dari sisi yang lain
(Pennings, et.al, 2006: 23). Menurut Janoski dan Hicks (1994), ada dua tipe analisis dalam
penelitian komparatif yaitu, analisis internal dan analisis eksternal. Analisis internal, mengacu
pada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami kasus dikaji, sedangkan analisis
eksternal adalah analisis perjanjian atau perbedaan antara kasus. Analisis-analisis ini berguna
untuk memilih desain penelitian yang sesuai; dan yang kedua, untuk mengevaluasi keandalan
dan validitas data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, dari perspektif bahwa pendekatan
komparatif adalah salah satu yang sangat penting dalam ilmu sosial dan ilmu politik
tergantung pada definisi subjek inti dan pertanyaan penelitian. Jenis internal perbandingan
dapat berguna untuk mengeksekusi analisis eksternal dari fenomena yang sama (Pennings,
et.al, 2006: 24).
Politik dalam suatu masyarakat dapat dijelaskan atas dasar tiga dimensi yaitu, dimensi
politik, dimensi pemerintahan, dan yang terakhir yaitu, dimensi kebijakan (Schmidt, 1996;
Keman, 1997). Kegiatan politik adalah apa yang biasa disebut dengan proses politik. Pada
tingkat ini, aktor yang merupakan sebagian agregat individu yang terorganisir dalam partai,
SKOLASTIKA L.K./071411231051/TUGAS TEORI PERBANDINGAN POLITIK
gerakan sosial dan kelompok kepentingan, saling berinteraksi satu sama lain jika dan ketika
mereka memiliki konflik kepentingan atau pandangan mengenai isu-isu sosial yang tidak
dapat dipecahkan oleh mereka yaitu kekurangan dalam hal self-regulation (Pennings, et.al,
2006: 25). Pemerintahan adalah kerangka yang tersedia dari 'aturan main' formal dan
informal yang juga disebut dengan lembaga yang bertugas untuk mengarahkan perilaku para
aktor politik. Dalam suatu pemerintahan, juga terdapat yang biasa disebut dengan kebijakan.
Kebijakan menunjukkan keputusan politik yang dibuat untuk masyarakat (sering disebut
dengan output), yang kemudian diimplementasikan dalam masyarakat. Melakukan penelitian
dalam ilmu-ilmu sosial, yaitu tentang orang-orang, masyarakat, negara, dan lain-lain, selalu
menyiratkan pengurangan kompleksitas dalam kehidupan nyata. Metode komparatif berguna
dalam mencapai tujuan ini karena memungkinkan untuk mengendalikan kontekstual variasi.
Oleh karena itu masalah ini adalah bagaimana memilih kombinasi yang tepat kasus dan
variabel yang relevan untuk memvalidasi teori tanpa mengabaikan relevan fitur kontekstual
(Pennings, et.al, 2006: 26-27).
Dari semua penjabaran di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa teori sangat
penting bagi perkembangan suatu ilmu, karen dari teori yang ada, peneliti dapat menjelaskan
tentang fenomena-fenomena yang terjadi. Teori datang sebelum metode, dan ada pertanyaan
penelitian sebelum rancangan penelitian. Sebelum penelitian, pilih kasus yang relevan di
seluruh ruang dan waktu. Studi tentang politik dan hubungannya dengan masyarakat
memungkinkan ahli perbandingan yang berhubungan dengan satuan variasi untuk satuan
pengukuran dan satuan pengamatan cara yang bermakna. Keuntungan utama dari pendekatan
komparatif dalam politik dan sosial yaitu, untuk memverifikasi dan teori 'test' dengan
mengendalikan variasi kontekstual (Pennings, et.al, 2006: 28). Politik merupakan salah satu
cabang dari filsafat yang mempunyai lima sub-disiplin yaitu filosofi politik, perbandingan
politik (comparative politics), Hubungan Internasional, public policy, dan politik nasional.
Studi perbandingan politik memiliki dua peran yaitu studi perbandingan politik sebagai
metode, dan studi perbandingan politik sebagai teori. Studi perbandingan politik banyak
berkembang di Amerika sekitar awal hingga pertengahan abad ke-20. Studi perbandingan
politik (comparative politics) sering disalahartikan sebagai comparative government, padahal
antara comparative government dengan comparative politics memiliki perbedaan.
Comparative government lebih fokus ke lembaga-lembaga formal suatu negara, khususnya
negara-negara yang sudah mapan. Berbeda dengan comparative government, comparative
politics tidak hanya fokus pada lembaga-lembaga formal saja, cakupannya lebih luas dan
tidak hanya fokus pada negara-negara yang sudah mapan, tetapi kenyataan pada negaranegara lain juga diteliti.
Referensi :
Dugis, Vinsensio Marselino A., 2015. What is Theory?. Materi disampaikan pada perkuliahan
Teori Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Airlangga, Surabaya, pada: 26 Februari 2015.
Jackson , Robert & Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muzaqqi, Fahrul. 2015. Comparative Politics. Materi disampaikan pada perkuliahan Teori
Perbandingan Politik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga,
Surabaya, pada: 2 Maret 2015.
Pennings, P., Hans Keman dan Jan Kleinnijenhuis. 2006. Doing Research in Political
Science. London: Sage.