228 KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN OPERASIONAL TERMINAL AGRIBISNIS KOTA PAYAKUMBUH Syafri Amir

  Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

  

KAJIAN ASPEK MANAJEMEN PADA RENCANA PENDIRIAN DAN

OPERASIONAL TERMINAL AGRIBISNIS KOTA PAYAKUMBUH

1)

  

Syafri Amir

ABSTRACTS

  

The study was conducted from November to December 2013, as a continuation of the study of the

financial and economic plan of the establishment and operation of Terminal Agribusiness

Payakumbuh . Management analysis carried out on the basis of principles of effectiveness, efficiency,

and synchronization with existing regulations, to produce an operational strategy recommendations

the Payakumbuh agribusiness terminal management policy for 10 years. The study recommends that

in order to run effectively and efficiently, the Payakumbuh Agribusiness Terminal operationalized

with three institutional management models applied in stages . The first phase ( pilot phase ), the

management carried out by the Department of Agriculture is in the structure of local government with

the establishment of the Regional Technical Implementation Unit. The second stage (development and

stabilization phase), the management through the establishment of the business of professional staff

assisted by the Board of Trustees. The third stage ( independent phase), through the management of

the Joint Company.

  

Key word : agribusiness terminal, human resources, manajemen model, pilot phase, development and

stabilization phase, independent phase , duties and function.

  PENDAHULUAN untuk pemanfaatan secara intensif lahan-

  lahan yang belum dimanfaatkan dan Dalam Rencana Pembangunan tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota

  Jangka Menengah Nasional tahun 2010- dalam Provinsi Sumatera Barat. 2014 dinyatakan bahwa salah satu prioritas pembangunan nasional Indonesia adalah Sejalan dengan itu, dalam RPJM peningkatan ketahanan pangan untuk Kota Payakumbuh tahun 2012-2017 mewujudkan kemandirian pangan, dinyatakan lagi bahwa potensi pertanian peningkatan daya saing produk pertanian, tanaman pangan dan agribisnis di wilayah peningkatan pendapatan petani, serta Kota Payakumbuh beraneka ragam, dan kelestarian lingkungan dan sumber daya tersebar di seluruh kecamatan serta alam. Sehubungan dengan hal tersebut merupakan komoditas unggulan yang maka sasaran agribisnis diarahkan kepada sangat prospektif untuk dikembangkan, investasi, pembiayaan, dan subsidi dengan terutama untuk komoditas agribisnis, sasaran berkembangnya sistem agribisnis disamping untuk memenuhi kebutuhan yang mampu menyediakan produk buah, lokal juga telah dipasarkan ke luar provinsi sayuran dan biofarmaka lainnya yang Sumatera Barat. Komoditas agribisnis cukup, bermutu, dan aman dikonsumsi. utama kota Payakumbuh tersebut adalah Selanjutnya dalam RPJM Propinsi sayur-sayuran, produk perkebunan, produk Sumatera Barat tahun 2010-2015 juga peternakan, dan perikanan darat. dipertegas lagi bahwa rencana

  Permasalahan yang masih dihadapi pengembangan budidaya pertanian oleh petani Kota Payakumbuh, baik petani tanaman pangan dan agribisnis diarahkan komoditi agribisnis (sayur dan buah)

  JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

  maupun petani perkebunan dan peternakan serta perikanan, adalah ketidak pastian harga di tingkat petani. Selama ini petani menerima harga pasar yang kadang naik / menguntungkan petani, kadang turun / merugikan petani. Ada kalanya harga yang diterima petani memang mencerminkan harga pasar, namun sering kali juga petani menerima harga yang tidak mewakili harga pasar, terutama untuk komoditi- komoditi yang mudah rusak seperti sayur- sayuran dan buah-buahan.

METODE PENELITIAN

  Untuk mengatasi permasalahan tersebut, keberadaan Terminal Agribisnis (TA) di Kota Payakumbuh diharapkan mampu memberi solusi dengan memberikan fasilitas perdagangan untuk komoditi-komoditi pertanian, baik pangan, hortikultura, perkebunan maupun peternakan, baik komoditi yang berasal dari Kota Payakumbuh maupun daerah- daerah hinterland-nya. Diharapkan keberadaan TA di Kota Payakumbuh dapat meningkatkan kegiatan perekonomian wilayah Kota Payakumbuh dan sekitarnya yang akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani, memacu peningkatan produksi di tingkat petani, meningkatkan PAD Kota Payakumbuh, serta bisa menjadi Pusat Logistik Pertanian (PLP) Sumatera Barat.

  Beberapa TA yang sudah dibangun di Sumatera Barat ataupun di provinsi lain banyak menemui kegagalan dalam operasionalnya. Hal ini disebabkan tatakelola yang tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien, sehingga pada kenyataannya banyak TA dengan bangunan fisik yang megah tetapi tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu pada studi bisnis plan TA kota Payakumbuh ini, disamping kajian ekonomi dan finansial, perlu juga dilakukan kajian terhadap aspek manajemen.

  Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November sampai Desember 2013 dalam rangka penyusunan Bisnis Plan Terminal Agribisnis Kota Payakumbuh. Pada saat penelitian dilakukan, beberapa prasarana utama (fisik) TA sudah mulai dibangun. Pengumpulan data (survey) dilakukan dengan Stratified Purpoussive Sampling Methode untuk data primer dari instansi terkait, beberapa informasi TA di daerah lain, dan Sub TA yang sudah berjalan di Kota Payakumbuh. Selanjutnya data dilengkapi dengan pengambilan data sekunder melalui diskusi dengan beberapa pihak yang relevan, dan kajian kajian Pustaka.

  Kajian Bisnis Plan Terminal Agribisnis Kota Payakumbuh pada aspek manajemen mempunyai ruang lingkup sebagai rencana pengelolaan Terminal Agribisnis yang mencerminkan strategi kebijakan dalam bentuk program dan kegiatan di wilayah perencanaan dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun dan sejalan dengan perencanaan pembangunan jangka menengah Kota Payakumbuh.

  Sektor pertanian yang dimaksud dalam kajian ini bidang penyediaan barang dan/atau jasa bidang pertanian, meliputi: Pertanian Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.

  Analisis yang dilakukan adalah Aspek Manajemen yang meliputi kajian strategi pentahapan model pengelolaan, aspek kelembagaan, dan aspek kebutuhan dan pembinaan sumberdaya manusia.

  Analisis dilakukan terhadap logika-logika prinsip efektifitas dan singkronisasi dengan regulasi yang ada, sehingga pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi atau arahan tentang model penerapan pengelolaan serta kelembagaan TA yang efektif.

  Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

  

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksana Pengelolaan TA yang

  mengkoordinasikan semua program lintas

1. Aspek Manajemen

  sektor dalam rangka mewujudkan TA sesuai dengan visi dan misi TA. Tahap tiga

  1.1. Struktur Organisasi Kelembagaan

  tahun pertama (2014-2016) merupakan

  Pengelola

  tahap inisiasi/rintisan dan konsolidasi, Terdapat 3 (tiga) model kelembagaan yang mulai dari persiapan, sosialisasi, akan diterapkan untuk pengelola secara membangun kesepahaman, bertahap, yaitu : (1) Lembaga/dinas-dinas mengkondisikan masyarakat, menata (Dinas/UPTD) yang ada di dalam struktur sistem dan meningkatkan produksi, Pemerintahan Kota Payakumbuh, disajikan memfasilitasi penyuluhan dan pelatihan pada Gambar 1; (2) Badan Pengelola agribisnis kepada masyarakat, dan dibentuk oleh Walikota beranggotakan mempersiapkan pembangunan dan beberapa tenaga ahli profesional dibantu pengembangan infrastruktur TA. dewan pengawas (termasuk auditor

  Tupoksinya, yang antara lain meliputi: internal) dari Pemda dan Staf Ahli dari a.

  Perumusan kebijakan teknis sesuai Perguruan Tinggi, disajikan pada Gambar dengan lingkup tugasnya; 2; (3) Perusahaan Bersama (Pemerintah, b.

  Penyelenggaraan urusan pemerintahan BUMD, dan masyarakat), disajikan pada dan pelayanan umum sesuai dengan Gambar 3. lingkup tugasnya;

  1.2. Uraian Tugas Pokok Organsasi c.

  Pembinaan dan pelaksanaan tugas

  Kelembagaan Pengelola

  sesuai dengan lingkup tugasnya; dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

  Pada tahap pertama (tiga tahun oleh bupati/walikota sesuai dengan pertama) Pengelola TA ditangani oleh tugas dan fungsinya. aparat pemerintah daerah setara Eselon III yang berperan sebagai Koordinator Gambar 1. Struktur Organisasi Lembaga Pengelola Terminal Agribisnis Luak

  Limopuluah (Kota Payakumbuh & Kabupaten Limapuluh Kota) Tahap Tiga Tahun Pertama (Pola 1)

  JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

  Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Pengelola Terminal Agribisnis (BPTA) Kota Payakumbuh Tahap Tiga Tahun Kedua (Pola 2).

  

BUMD

Dewan Pengawas

  

GM

(General Manager)

  STAF AHLI

Manajer Manajer Manajer Manajer

SDM Keuangan Produksi Pemasaran

  Gambar 3. Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pengelola Terminal Agribisnis Luak Limopuluah (Kota Payakumbuh & Kabupaten Limapuluh Kota) Tahap Tiga Tahun Keempat (Pola 3)

  Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

  Tabel 1. Matriks pentahapan model manajemen pengelolaan TA Kota Payakumbuh 10 tahun (2014-2025)

  Waktu Tahun Perencanaan (2014-2025) TATITA-1 TATITA-2 TATITA-3 TATITA-4 Tahap (2014-2016) (2017-2019) (2020-2022) (2023-2025) Pola (1) dengan menempatkan

1.Rintisan/Konsolidasi

  UPTD/Koordinator Lintas Dinas/Sektor Dibentuk Pola (2) 2.

  Pengembangan Badan Pengelola dengan Dewan Pengawas dari 3.

  Pemantapan Birokrat (PNS) Dibentuk Pola (3) 4.

  Mandiri PT. Bersama Pada tahap 3 (tiga) tahun kedua dan unsur Masyarakat pemerhati TA.

  ketiga, sesuai dengan tingkat Keanggotaan Lembaga Pengelola tidak perkembangan yang diharapkan, kemudian berasal dari pegawai negeri sipil, anggota dibentuk Lembaga baru yang secara Kepolisian Negara Republik khusus tupoksinya fokus pada upaya Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, dan percepatan perwujudan pengembangan TA anggota partai politik. Masa jabatan Kota Payakumbuh. Dalam pelaksanaan anggota Lembaga Pengelola selama 5 tugasnya Lembaga Pengelola ini (lima) tahun dan dapat dipilih kembali mempunyai fungsi: untuk 1 (satu) periode masa jabatan.

  Lembaga Pengelola dalam pelaksanaan

  a. dan pendayagunaan Penggalian tugasnya dibantu oleh sekretariat Lembaga sumberdaya badan usaha swasta dan Pengelola yang dibentuk oleh walikota.

  Masyarakat; Sekretariat Lembaga Pengelola b. Penjaringan aspirasi masyarakat dan mempunyai fungsi: badan usaha swasta TA; c. a. administrasi

  Pengembangan informasi TA; Penyelenggaraan d. kesekretariatan Lembaga Pengelola;

  Pemberian pertimbangan kepada walikota dalam kebijakan operasional, dan implementasi kebijakan, dan

  b. administrasi Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat; dan keuangan Lembaga Pengelola.

  e. dan pemberian Perumusan

  Sekretariat Lembaga Pengelola rekomendasi terhadap perencanaan, dipimpin oleh sekretaris Lembaga pelaksanaan, dan pengendalian Pengelola. Sekretaris Lembaga Pengelola pembangunan, serta isu-isu strategis secara teknis operasional berada di bawah kawasan perkotaan. dan bertanggung jawab kepada pimpinan

  Anggota Lembaga Pengelola paling Lembaga Pengelola dan secara sedikit berjumlah 5 (lima) orang dan administratif bertanggung jawab kepada paling banyak berjumlah 7 (tujuh) orang sekretaris daerah melalui asisten yang profesional yang terdiri atas: (a) pakar/ahli membidangi ekonomi dan pembangunan. di bidang pengelolaan TA; dan/atau (b) Struktur organisasi dan eselonering

  Kementerian Pekerjaan Umum f. Badan Pertanahan Nasional

  4) Dengan “bagi hasil adil” sbg saham tertulis dalam Akta PT, masing2 utk swasta, pekerja, masy/ulayat, pemda provinsi, dan kota, misalnya 20%.

  Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Kelautan d. Badan Pembangunan Nasional (BAPENAS) e.

  Kementerian Kordinator Bidang Ekonomi, dan Keuangan ; b. Kementerian Dalam Negeri c.

  HIERAR KI UNSUR PELAKU RINCIAN TUPOKSI TINGKAT PEMBI- NA UNSUR PEMERINTAH PUSAT a.

  Tabel 2. Matriks strategi rencana pelaksana pengelolaan TA dan rincian uraian Tupoksi.

  Kota Payakumbuh dari fase awal sampai fase akhir selama 10 tahun disajikan pada Tabel 2.

  A. Personil Organisasi Pengelola Uraian tugas dan fungsipelaku atau pelaksana organisasi pengelolaan TA

  1.3. Sumber Daya Manusia

  “inklusif” dan “adil”, sesuai arahan Presiden RI, dengan prinsip “stake holders menjadi “share holders”.

  JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

  3) PT bersama terapkan kebijakan

  “hak”: pemerintah/pemda menguasai SDA, fiskal, perizinan, dan sediakan sarpras, swasta memiliki keahlian, pekerja memiliki hak aset negara Masy/ulayat memiliki hak aset negara

  2) Stake holders sesuai “peran” dan

  1) UUD 45 Ps 33: SDA dikuasai Negara, ekonomi bersama, utk sebesar-besar kemakmuran rakyat

  Prinsip-prinsip Pengelolaan dengan Perusahan bersama antara lain:

  Pada Tatita ke-4 sesuai dengan tingkat perkembangan yang diharapkan, lembaga pengelola TA kemudian dapat menjadi PT. Bersama dengan struktur organisasinya seperti Gambar 3.

  sekretariat Lembaga Pengelola ditetapkan Menteri dengan persetujuan menteri yang membidangi urusan pendayagunaan aparatur negara.

  • – prinsip “inklusif” dan “adil”.
    • Regulasi dan kebijakan pengelolaan dan pembangunan sistem agribisnis;
    • Pengaturan teknis Perencanaan pengelolaan dan pembangunan sistem agribisnis;
    • Pembinaan teknis dalam penyelenggaraan pembangunan sistem agribisnis;
    • Dukungan APBN dalam alokasi pendanaan bagi pengelolaan dan pembangunan infrastruktur penyelenggaraan pembangunan sistem agribisnis.
    • UNSUR PEMERINTAH PROPINSI
      • Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi  Pembinaan teknis dan fasilitasi dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan pembangunan sistem agribisnis ;
      • Dinas Pekerjaan Umum - Dinas Perdagangan - Dinas Perindutrian  Fasilitasi dalam menstimulasi pendanaan multi sumber, baik dari Pemerintah Pusat maupun dari Pemerintah Daerah;

    • Pembinaan teknis dan bantuan teknis dalam pengembangan infrastruktur ;
    • Memfasilitasi penyelesaian konflik kepentingan yang terjadi di tingkat pemerintah daerah dan

  Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

HIERAR KI UNSUR PELAKU RINCIAN TUPOKSI

  permasalahannya yang bersifat khusus dan strategis;

  • Memberi bantuan teknis pengembangan sarana dan prasarana kepada pengelola Terminal Agribisnis;
  • Dukungan APBD Provinsi Sumbar dalam alokasi pendanaan bagi pembangunan sistem agribisnis.

  UNSUR KELOMPOK TTNGKA TINGKAT PENYELENGGARA T PENGE- LOLA

  • WALIKOTA PAYAKUMBUH Dukungan APBD Kota Payakumbuh dalam alokasi SEBAGAI DEWAN PEMBINA pendanaan bagi pembangunan sistem agribisnis dan

    DAERAH pengembangan Terminal Agribisnis;

    Dukungan Apek legalisasi Perencanaan Pembangunan  Sistem Agribisnis dan pengembangan Terminal

  Agribisnis berupa penerbitan SK Walikota dan MoU; Dukungan dan fasilitasi dalam penetapan Forum

  • Pengelola Pengembangan Terminal Agribisnis; Pembinaan teknis dalam perencanaan pembangunan
  • sistem agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis ; Pembinaan teknis dalam pelaksanaan pembangunan
  • sistem agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis;
  • Pembinaan teknis dalam pengawasan dan pengendalian pembangunan sistem agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis.
  • KOORDINATOR : BAPEDA Mengkoordinasikan unit pelaksanaan pembangunan
    • (Bid. Pengembangan Ekonomi sistem agribisnis dan pengembangan Terminal dan Infrastruktur ) Agribisnis dengan instansi-instansi terkait baik di Tingkat Pusat, Provinsi maupun di Tingkat Pemerintah Daerah; Memberikan usulan kebutuhan program-program

  • pendukung melalui pengalokasian dana APBD Kota guna menunjang pelaksanaan pembangunan sistem agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis secara berkelanjutan;
  • Monitoring progres kegiatan secara berkala terutama yang menyangkut aspek : Penyediaan Sar-Pras, Aspek legalitas program, penyelesaian batas wilayah pengembangan kawasan startegis dan mengembangkan pola-pola kerjasama dengan Badan Usaha Daerah; Menjembatani kepentingan Pemerintah Daerah  dengan Unit Pengelola Teknis Daerah untuk menciptakan kesinambungan dan keselarasan pelaksanaan program; Bersama-sama dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah  mengembangkan pola-pola subsidi yang mungkin dapat dilakukan bagi pengelolaan dan pembangunan sistem agribisnis serta pengembangan Terminal Agribisnis.

  JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

HIERAR KI UNSUR PELAKU RINCIAN TUPOKSI

  • SATUAN KERJA Melakukan koordinasi terutama dengan Kelompok PEMERINTAH DAERAH Kerja Pelaksana dalam setiap kegiatan Pengembangan Pengelolaan Pembangunan Sistem Agribisnis dan Pengembangan Terminal Agribisnis; Melakukan pengendalian pengelolaan pembangunan
  • sistem agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis serta secara rutin melaporkannya pada Koordinator Kelompok Kerja pelaksana; Melakukan perencanaan dalam pengembangan usaha
  • lokal berdasarkan komoditas unggulan, melalui kegiatan pelatihan, pembinaan dan pendampingan; Mengusahakan bentuk kerjasama antara petani yang
  • tergabung dalam kelembagaan Poktan/Gapoktan/STA untuk melakukan kontrak kerjasama dengan perusahaan yang terkait komoditas unggulannya; Melaksanakan pembangunan dengan mengikuti
  • ketentuan teknis perencanaan Pembangunan Sistem Agribisnis dan Pengembangan Terminal Agribisnis yang telah ditetapkan.
  • UNSUR KELOMPOK Melakukan koordinasi dengan Forum Pengelola

  TINGKAT PELAKSANA Pembangunan Sistem Agribisnis dan Pengembangan Terminal Agribisnis serta Poktan/Gapoktan/STA; Melaksanakan Revitalisasi Pembangunan Sistem

  • Agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis - POKTAN/GAPOKTAN/STA sesuai dengan komoditas unggulan yang dikembangkan dan yang dimilkinya;
  • Menyiapkan Lembaga Induk berupa Badan Promosi & Investasi Daerah yang bekerjasama dengan Poktan/Gapoktan/STA di Daerah, khususnya di sentra kawasan pengembangan agribisnis.
  • BADAN PROMOSI & Melaksanakan Pengembangan Promosi & Investasi

  INVESTASI DAERAH Sistem Agribisnis dan pengembangan Terminal Agribisnis sebagai Produk Keunggulan Daerah; Menerapkan Sistem Pengelolaan Keuangan Badan

  • Layanan Umum Daerah;
    • POKTAN/GAPOKTAN/STA

  • Berorientasi pada layanan Produk & Investasi bagi peningkatan profit dan kesejahteraan masyarakat.

  B.

  Sistem Manajemen BP daerah

   Pengembangan Kapasitas Pelaku Organisasi direkomendasikan menggunakan sistem

  Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Pembentukan Badan Promosi &

  Umum (PK_BLU), sistem ini Investasi (BP) Daerah bertujuan untuk memungkinkan manajemen BP akan lebih mengelola pengembangan sistem fleksibel dalam menjalankan kegiatan agribisnis daerah, khususnya bagi usahanya. Salah satu Fleksibilitas sistem pengembangan Terminal Agribisnis.

  Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

  2 Staf Ahli

  1 Manajer Keuangan

  1 Manajer SDM

  1 Manajer Produksi

  1 Manajer Pemasaran

  1 Staf Manajemen

  1

  2

  2

  4

  2

  2 Kegiatan pembentukan lembaga

  BP dirintis di awal tahun 2014 dan peningkatan kelembagaan BP dilakukan secara bertahap tiap tahunnya. Beberapa kegiatan dalam peningkatan kapasitas kelembagaan BP, yaitu : 1)

  Pada Tahun 2014 dirintis kajian pembentukan lembaga BP oleh Forum Pengelola Pengembangan Terminal Agribisnis (TA).

  2) Pada Tahun 2015 BP bentukan Forum

  Pengelola dengan dukungan dana APBD serta dukungan jaringan kelompok petani atau Gapoktan serta sub terminal agribisnis (STA) daerah;

  3) Pada Tahun 2016, melalui Forum

  4 General Manajer

  1 Staf Divisi

  PK-BLU terkait dengan peningkatan kebutuhan SDM, Manajemen BP dapat menempatkan tenaga profesional (swasta) pada jabatan strategis jajaran manajemen BP, misalnya Manajer Promosi atau Manajer Investasi dari kalangan profesional. Salah satu kewajiban dalam sistem manajemen BLU, Jabatan yang harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah jabatan Kuasa Pengguna Anggaran PK-BLU.

  10

  Menurut Mc. Kinsey (dalam Lukiastuti, 2011), struktur organisasi sebagai suatu bangunan sistem harus mampu menjelaskan siapa harus memimpin dan siapa saja yang dipimpin, serta harus mampu menjelaskan pembagian tugas serta wewenang diantara seluruh pelaku dalam organisasi.

  Pola Seleksi dan Rekrutmen pegawai Badan Pengelola, dapat memakai cara seperti yang dilakukan perusahaan swasta. Maka dalam merencanakan pengadaan SDM dan rencana peningkatan kapasitas SDM perlu disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan terminal agribisnis tersebut seperti disajikan pada Tabel 2.

  Tabel 3. Rencana pengadaan SDM TA pada tiap tahapan model pengelolaan

  UNSUR PELAKU TAHAP- 1 TAHAP- 2 TAHAP- 3 TAHAP- 4 2014 2015 2016 Forum Pengelola SKPD

  5

  5

  5 STA

  15

  1

  30 Badan Pengelola

  10

  11

  9 Direktur BPTA

  1

  1 Kepala Divisi Adm & Keuangan

  1

  1 Kepala Divisi Produksi & Pemasaran

  Pengelola TA, melakukan kajian penerapan Pola Keuangan Badan

  JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

  2) Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah;

  7) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

  Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah;

  6) Peraturan Menteri Dalam Negeri

  Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

  5) Peraturan Menteri Dalam Negeri

  Indonesia Nomor 7 tahun 2006 Tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

  4) Peraturan Menteri Keuangan Republik

  Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

  3) Peraturan Menteri Dalam Negeri

  38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

  Layanan Umum (PK-BLU) pada manajemen BP TA. 4)

  Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

  Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran

  Dasar Hukum dari Penyusunan Bisnis Plan Terminal Agribisnis adalah: 1)

  3. Aspek Kelayakan Hukum

  Pola Keuangan BLU, salah satu sistem anggaran keuangan di lingkungan pemerintah yang dapat dikelola selama tiga sampai lima tahun berdasarkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang dipertanggung-jawabkan ke Walikota dan Dewan Pengawas, meliputi Kementerian Keuangan & Dalam Negeri.

  3 tahun. Biaya peningkatan kapasitas organisasi dan SDM ini, awalnya didapat dari APBN (pemerintah pusat) atau APBD Provinsi, dan pada tahap selanjutnya diharapkan pendanaan tersebut diatas dapat didapat dari hasil pengelolaan dana bergulir oleh BP dengan menerapkan sistem pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pada pengembangan usaha dengan kelompok tani / Gapoktan dan sub terminal agribisnis (STA).

  Beberapa kegiatan bagi peningkatan kapasitas organisasi, perlu dilakukan variasi kegiatan berupa pelatihan teknis, pembekalan wawasan, fasilitasi kemudahan kredit/ pinjaman modal usaha, dan peningkatan kemampuan usaha. Biaya peningkatan SDM ini akan meningkat setiap

  2. Pembiayaan Kelembagaan Pengelola

  Pada Tahun 2017 diharapkan BP sudah dapat menerapkan sistem PK- BLU, sehingga dapat menerapkan fleksibilitas keuangan di lingkungan pemerintahan.

  Nomor 5 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum;

  Syafri Amir, Kajian Aspek Manajemen pada Rencana..........

  8) Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2010 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

  Keuangan Daerah; 9)

  Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 01);

  10) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

  Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Payakumbuh Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 6);

  11) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh

DAFTAR PUSTAKA

  Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 7);

  Assauri, S. 2011. Strategic Management

  3. Pemerintah Daerah diharapkan memberikan dukungan yang penuh terhadap Terminal Agribisnis ini, dalam bentuk support manajemen dan finansial atau dengan dukungan peraturan-peraturan.

  Kota Payakumbuh, aspek manajemen pengelolaan yang perlu ditekankan adalah persiapan-persiapan kearah pemantapan sistem yang meliputi tahap inisiasi/rintisan dan konsolidasi, mulai dari persiapan, sosialisasi, membangun kesepahaman, mengkondisikan masyarakat, menata sistem.

  • – Sustainable Competitive Advantages. Penerbit Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
  • – Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Terjemahan Edisi ke-6. Penerbit Erlangga. Jakarta.

  Dari kajian rencana operasional Terminal Agribisnis Kota Payakumbuh pada aspek manajemen pengelolaan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

  KESIMPULAN

  Nomor 58 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 49 Tahun 2012 tentang Penetapan Standar Biaya Kota Payakumbuh Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 58);

  12) Peraturan Walikota Payakumbuh

  Biro Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. 2012. Kabupaten Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka. BPS Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

  Biro Pusat Statistik Kota Payakumbuh.

  2012. Payakumbuh Dalam Angka. BPS Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

  Kotler, P. 1996. Manajemen Pemasaran

  Lukiastuti, F dan Hamdani, M. 2011.

  Manajemen Strategik Dalam Organisasi. Penerbit ; CAPS Yogyakarta.

  Nataatmijaya, I. 2010. Modul 4 Kewirausahaan. Kolaborasi Asosiasi Politeknik Indonesia (ASPI),

  Untuk dapat berjalan secara efektif, model manajemen pengelolaan TA harus dikembangkan bertahap sesuai dengan perkembangan peningkatan modal dan skala bisnis.

2. Pada periode awal operasional TA

  JURNAL PENELITIAN LUMBUNG, Vol. 13, No. 2, Juli 2014

  NUFFIC, FACET, CINOP dan ILO dalam kegiatan Entrepreneurial Skill Development Program (ESDP). Purnomo, S.H dan Zulkieflimansyah.

  1999. Manajemen Strategi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univ.

  Indonesia. Sumarni, M dan Soeprihanto, J. 1998.

  Pengantar Bisnis. Edisi ke-5. Penerbit Liberty. Yogyakarta.