PERAN POLISI MILITER ANGKATAN LAUT DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (Studi di Denpom Lanal Lampung)

  

PERAN POLISI MILITER ANGKATAN LAUT DALAM

MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG

DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TENTARA NASIONAL

INDONESIA ANGKATAN LAUT

  (Studi di Denpom Lanal Lampung)

  

(Jurnal)

Oleh

DANIEL GIBSON M. NABABAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2017

  

ABSTRAK

PERAN POLISI MILITER ANGKATAN LAUT DALAM

MENANGGULANGI TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG

DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI AL

(Studi di Denpom Lanal Lampung)

Oleh

  

Daniel Gibson M. Nababan, Sanusi Husin, Damanhuri Warganegara

Email : danielgibsonmn@gmail.com

  Penyalahgunaan narkotika merupakan kejahatan yang memakan banyak korban dan bencana berkepanjangan kepada seluruh umat manusia didunia. Tindak penyalahgunaan narkotika oleh oknum prajurit TNI merusak moral bangsa apalagi karena seorang prajurit TNI harus menjadi suri tauladan masyarakat, maka dituntut harus bersih dari perbuatan pidana. Adapun permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah peran Polisi Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan anggota TNI AL dan apakah faktor penghambat yang dihadapi Polisi Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI AL.. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, peran Polisi Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI AL yaitu peran represif yang didalamnya terdapat peran normatif yang bersumber dari peraturan tertulis. Terdapat beberapa faktor penghambat Polisi Militer Angkatan Laut dalam rangka menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI AL diantaranya yaitu faktor penegak hukum dan faktor masyarakat. Saran yang dapat diajukan penulis berkaitan dengan penelitian ini adalah jika terbukti prajurit TNI AL melakukan tindak pidana bukan hanya tindak pidana narkotika, Polisi Militer Angkatan Laut dapat mencari apa penyebab terjadinya permasalahan tersebut dan menemukan solusi yang tepat agar tidak terdapat pelanggaran yang sama yang akan dilakukan oleh prajurit TNI AL.

  

Kata Kunci : Peran, Polisi Militer Angkatan Laut, Tindak Pidana, Narkotika

I. PENDAHULUAN

  Pada era globalisasi ini, terjadi perkembangan yang cepat di masyarakat yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan, lingkungan, dan pola pikir semakin maju. Perkembangan itu selalu diikuti proses penyesuaian diri yang terkadang tidak mampu dilaksanakan secara baik. Sebab dari hal ini menimbulkan pelanggaran terhadap norma-norma tersebut semakin sering terjadi dan kejahatan semakin bertambah, baik jenis maupun bentuk polanya yang semakin kompleks. Masyarakat berusaha mengadakan pembaharuan-pembaharuan di segala bidang. Namun pembaharuan tersebut tidak selalu berdampak positif, bahkan ada kalanya berdampak negatif. Pembaharuan dalam bentuk kemajuan teknologi sering kali juga disertai dengan peningkatan masalah kejahatan dengan menggunakan modus operandi yang canggih. Hal tersebut merupakan tantangan bagi aparat penegak hukum untuk menciptakan penanggulangannya, khususnya dalam kasus narkotika dan obat-obat terlarang. Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Tahun 2015/2016, menemukan bahwa pengguna narkoba di negara ini berjumlah 5 juta orang lebih. Sebesar 70 persen dari jumlah itu adalah kelompok usia produktif, remaja/anak muda. Sedang korban meninggal akibat ketergantungan narkotika, berjumlah

  5 ribu orang/tahun.

  kejahatan yang memakan banyak korban dan bencana berkepanjangan 1 Badan Narkotika Nasional, Pedoman

  Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi kepada seluruh umat manusia didunia.

  2 Permasalahan penyalahgunaan dan

  peredaran gelap narkotika tersebut semakin hari semakin meningkat dan dampak negatif yang ditimbulkan juga semakin meluas.

  Akibat dari penyalahgunan narkotika ini tidak hanya menimpa kalangan masyarakat biasa, tetapi juga menimpa kalangan aparat penegak hukum yang merupakan anggota TNI. Adanya penyalahgunaan narkotika oleh oknum TNI Angkatan Laut sehingga aparat penegak hukum militer diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi kejahatan tersebut guna meningkatkan moralitas Tentara Nasional Indonesia. Efektifitas berlakunya undang-undang ini sangatlah bergantung pada seluruh jajaran penegak hukum khususnya penegak hukum militer. Dalam hal ini seluruh instansi yang terkait langsung, yakni Polisi Militer Angkatan Laut serta para penegak hukum militer lainnya. Disisi lain hal yang sangat penting adalah perlu adanya kesadaran hukum dari seluruh jajaran TNI Angkatan Laut guna menegakkan kewibawaan hukum dan khususnya terhadap Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Peranan penyidik Polisi Militer Angkatan Laut bersama penegak hukum militer lainnya sangatlah penting dalam membantu proses penyelesaian terhadap kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika di lingkungan TNI Angkatan Laut.

1 Penyalahgunaan narkotika merupakan

  Seperti kasus yang terjadi Harianlampung.com - Pratu MK, oknum anggota TNI-AL yang bertugas di Armada Bagian Barat (Armabar), Jakarta, ditangkap aparat Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung karena kasus narkoba jenis pil ekstasi dan sabu. Oknum itu kini ditahan di Polda dan akan diserahkan ke Pomal Lampung. Polisi juga mengamankan seorang warga sipil, F. Keduanya ditangkap di sebuah rumah, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandarlampung, Sabtu (14/3) siang. Kini, keduanya mendekam di sel tahanan Ditnarkoba Polda Lampung untuk menjalani pemeriksaan serta pengembangan lebih lanjut. Kasubdit I Ditnarkoba Polda Lampung AKBP Raswanto, Ahad (15/3), membenarkan penangkapan tersebut. Menurut dia, pihaknya masih memeriksa kedua tersangka guna pengembangan lebih lanjut. Dia menjelaskan, penangkapan setelah pihaknya mendapat informasi di sebuah rumah kos di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pahoman, Bandar lampung, sering dijadikan tempat transaksi narkoba. "Saat kami selidiki ternyata informasi itu benar. Dan dua orang diamankan," katanya. Raswanto mengatakan, di rumah kos itu petugas menyita barang bukti berupa 80 butir pil ekstasi dan dua paket sabu: setengah gram dan 3,2 gram. Pengakuan tersangka, barang bukti ekstasi dan setengah gram sabu milik MK. Sedangkan 3,2 gram sabu milik tersangka

  F. Menurut dia, MK mengakui jika barang tersebut dibawa dari Jakarta ke Lampung. Namun, MK berdalih jika pil ekstasi tersebut dibawanya untuk berobat. "Pengakuan MK, barang haram itu buat obat," kata Raswanto. Karena MK anggota TNI AL yang bertugas di Jakarta, maka pihaknya akan menyerahkan kepada kesatuannya melalui Pomal Lampung. “Rencananya besok, Senin (16/3), kami serahkan ke Pomal Lampung.

  Sedangkan tersangka F, kami yang memprosesnya,” ucap dia.

  3 Penyalahgunaan narkotika oleh TNI

  khususnya TNI Angkatan Laut perlu ditanggulangi karena, secara yuridis tindak pidana narkotika merupakan perbuatan yang dilarang oleh Negara serta TNI merupakan salah satu unsur aparat penegak hukum, dalam hal penanggulangan narkotika oleh TNI khususnya TNI Angkatan Laut, Polisi Militer Angkatan Laut mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya menanggulangi kasus narkotika yang terjadi di lingkungan TNI Angkatan Laut. Serta memberikan sanksi terhadap anggota TNI yang tertangkap menggunakan narkotika karena Polisi Militer mempunyai wewenang dalam melakukan penindakan terhadap TNI yang menggunakan narkotika. Memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk membahas dan mengambil judul skripsi:

  “Peran Polisi Militer Angkatan Laut Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Studi Denpomal Lanal Lampung)”.

  Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan yang dijadikan objek didalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1.

  Bagaimanakah peran Polisi Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI AL diwilayah hukum Denpomal Lanal Lampung ? 3

  http://harianlampung.com/index.php?k=Hukum

2. Apakah faktor penghambat Polisi

  Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI AL diwilayah hukum Denpomal Lanal Lampung ?

  Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Narasumber terdiri dari Komandan Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut Lanal Lampung dan Kepala Urusan Penyidikan Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut Lanal Lampung. Analisis data menggunakan analisis kualitatif

  Peranan Polisi Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana penyalahgunaan narkotika khususnya di kalangan militer Angkatan Laut yaitu sebagai penyidik perkara dan pencegahan tindak pidana. Polisi Militer sebagai Penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap suatu peristiwa pidana memiliki wewenang, menurut Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/1/III/2004 tentang Tugas dan Fungsi utama Kepolisian Militer dilingkungan TNI terdiri dari: a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang terjadinya suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana, b. melakukan tindakan pertama pada saat dan di tempat kejadian, c. mencari keterangan dan barang bukti, d. menyuruh berhenti seseorang yang diduga sebagai Tersangka dan memeriksa tanda pengenalnya, e. melakukan penangkapan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat-surat; f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang, g. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai Tersangka atau

  Saksi, h. meminta bantuan pemeriksaan seorang ahli atau mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara, i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. j. melaksanakan perintah Atasan yang

  Berhak Menghukum untuk melakukan penahanan Tersangka, dan k. melaporkan hasil pelaksanaan penyidikan kepada Atasan yang Berhak Menghukum

II. PEMBAHASAN A. Peran Polisi Militer Angkatan Laut dalam Menanggulangi Tindak Pidana Narkotika yang Dilakukan oleh Anggota TNI AL

  Kegiatan penyidikan pada umumnya ditujukan terhadap perkara yang jelas tersangka dan penderitanya, tetapi kegiatan tersebut juga dapat dilakukan terhadap perkara yang masih kurang jelas yang perlu dibuktikan lebih lanjut dengan cara pengamatan dan penjejakan.

  Pelaksanaan tahap penyidikan dijalankan oleh 3 (tiga) lembaga yaitu Atasan Yang Berhak Menghukum (Ankum), Polisi Militer dan Oditur Militer, namun demikian berdasarkan ketentuan Pasal 74 ayat (a) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer diatur bahwa kewenangan penyidikan yang dimiliki oleh Ankum pelaksanaan dilakukan oleh Polisi Militer dan Oditur Militer. Dalam prakteknya fungsi penyidikan dilaksanakan oleh Polisi Militer karena dalam kenyataannya Oditur Militer lebih menjalankan Sehingga fungsi lembaga Kepolisian Militer Angkatan Laut dalam hal ini Polisi Militer Angkatan Laut dalam proses penyelesaian perkara pidana yang dilakukan oleh anggota TNI AL dalam tahap penyidikan.

  1. Penyuluhan Hukum tentang Bahaya Narkotika dan Sanksi Hukum Penyuluhan ini diadakan agar setiap anggota TNI Angkatan Laut mengetahui dampak negatif yang diakibatkan dari penggunaan narkotika tersebut yang bisa mengakibatkan Bangsa dan Negara kita ini hancur.

  Begitu juga yang menjadi program pemerintah dan perintah Panglima TNI, yang menjadikan narkotika sebagai musuh negara nomor satu. Menurut beliau penyuluhan ini biasa dilakukan 3-4 kali dalam setahun agar prajurit TNI itu tahu dampak dari penggunaan narkoba itu. Setiap prajurit TNI itu harus mencontohkan hal-hal yang positif kepada masyarakat bukannya memberikan hal yang negatif seperti menggunakan narkoba karena prajurit TNI itu adalah prajurit sapta marga yang memegang teguh sumpah prajurit. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh Polisi Militer menurut Mayor Laut (PM) Desy Arnaz

  4

  , agar TNI Angkatan Laut bersih dan terbebas dari bahaya laten narkotika narkotika yaitu komandan masing-masing satuan atau pimpinan TNI Angkatan Laut wajib memberikan penekanan terhadap anggotanya agar menjauhi semua jenis narkotika dan memberikan pengawasan kepada seluruh anggota TNI Angkatan Laut. Bahaya narkotika harus dijauhkan dari semua anggota TNI, baik dari pangkat yang paling tinggi sampai pangkat yang paling rendah. 4 Hasil Wawancara Dengan Mayor Laut (PM)

  Apabila ada anggota TNI yang terbukti menggunakan narkoba menurut Mayor Laut (PM) Desy Arnaz,

  5

  ., maka hukuman yang diberikan terhadap anggota tersebut tidak main-main. Melainkan sanksi tegas yang diberikan yaitu sesuai dengan undang-undang khusus yang berlaku mengatur tentang Narkotika yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dan Peraturan Panglima TNI Nomor 27 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa sanksi bagi prajurit TNI yang melakukan tindak pidana narkotika akan dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

A. Peranan bersifat Preventif

  2. Mengadakan Razia di Tempat- tempat yang di Duga Terjadinya Transaksi dan Penggunaan Narkotika

  Menurut hasil wawancara penulis pada tanggal 05 September 2017 dengan Mayor Laut (PM) Desy Arnaz,.

  6

  , menurut beliau Polisi Militer selalu mengadakan razia secara mandiri dan gabungan, di mana tempat razia tersebut yang berpotensi dan/atau di duga terjadinya transaksi dan penggunaan narkotika tersebut seperti di tempat hiburan malam, cafe, tempat-tempat karaoke bahkan di tempat-tempat yang dicurigai sering dilakukannya transaksi maupun penggunaan narkoba tersebut. Dalam melakukan razianya polisi militer sering bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk merazia masyarakat umum atau masyarakat yang bekerjasama dengan anggota TNI dalam kejahatan narkotika tersebut atau sama- sama sebagai pengguna narkotika. 5 Hasil Wawancara Dengan Mayor Laut (PM)

  Desy Arnaz,. Komandan Denpom Lanal Lampung, Hari Selasa 05 September 2017 6 Hasil Wawancara Dengan Mayor Laut (PM) Komandan Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut Lanal Lampung tersebut menambahkan pula, bahwa disaat melakukan razia apabila terdapat prajurit TNI AL ditempat itu maka akan langsung diadakan tes urine terhadap prajurit tersebut bekerja sama dengan Diskes Lanal Lampung. Apabila hasil tes urine menunjukkan hasil positif pengguna narkoba, maka Atasan yang Berhak Menghukum (Ankum) membuat surat penahanan yang selanjutnya dialihkan kepada Polisi Militer.

  3. Melakukan Koordinasi Dengan Instansi-Instansi Terkait dan Masyarakat Mayor Laut (PM) Desy Arnaz.

  7

  , mengatakan POMAL dalam melakukan penanggulangan tindak pidana narkotika selalu berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait yang ada diluar instansi yang dipimimpinnya, seperti berkoordinasi dengan POM Angkatan, POLRI, dan BNN. Namun tidak hanya melakukan koordinasi dengan instansi- instansi tersebut saja, POMAL juga bergerak aktif berkoordinasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM yang berada dijalur yang sama untuk memerangi bahaya narkotika. Juga dengan mengumpulkan informasi ke masyarakat apabila diduga ada penyalahgunaan narkotika.

  4. Mengadakan Kegiatan yang Positif Menurut hasil wawancara penulis pada tanggal 05 Oktober 2017 dengan Kaur Idik Letnan Dua Laut (PM) Amin Nudin,

  8

  menurut beliau untuk menghindarkan agar anggota TNI Angkatan Laut tidak terjerumus dalam 7 Hasil Wawancara Dengan Mayor Laut (PM)

  Desy Arnaz. Komandan Denpom Lanal Lampung, Hari Selasa 05 September 2017 8 Hasil Wawancara Dengan Letnan Dua Laut

  penyalahgunaan narkotika, satuan TNI menambah kegiatan yang bersifat positif yang mana kegiatan tersebut berupa pembinaan mental dan rohani terhadap anggota, juga melakukan kegiatan olahraga. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, membiasakan cara berpikir yang positif dan berperilaku baik, agar anggota TNI terhindar dari pikiran- pikiran negatif dan pergi ketempat- tempat yang sering di mana terjadinya kejahatan penggunaan narkotika. Kegiatan ini hampir rutin dilakukan setelah jam dinas berakhir dan kegiatan ini dilakukan sesuai dengan jenis olah raga yang diminati oleh anggota TNI tersebut.

  5. Melakukan Pembinaan Terhadap Keluarga Anggota TNI AL

  Mayor Laut (PM) Desy Arnaz

  9

  , menambahkan bahwa hal-hal positif dimulai dari orang terdekat yaitu keluarga dari masing-masing anggota TNI AL itu sendiri. Pembinaan terhadap keluarga anggota TNI Angkatan Laut yang berada dibawah wilayah hukum Detasemen Polisi Militer Lanal Lampung merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Karena dari keluarga yang baik dan harmonis akan selalu memunculkan rasa saling peduli dan menjaga, yang akan timbul dengan nyata melalui saling mengingatkan untuk menjauhi hal-hal yang negatif dan mendekatkan diri ke hal yang positif, terlebih untuk menjauhi diri dari bahaya narkotika dan dampaknya.

  9 Hasil Wawancara Dengan Mayor Laut (PM)

B. Peranan Bersifat Represif

  Dari jumlah kasus yang ada dari tahun- ketahun mengalami penurunan secara kuantitas penyalahgunaan narkotika oleh TNI Angkatan Laut dibawah wilayah hukum Detasemen Polisi Militer Lanal Lampung. Peningkatan peran masing-masing pimpinan dikesatuan-kesatuan TNI AL dan Detasemen Polisi Militer sebagai penyelidik dan penyidik terhadap penyalahgunaan narkotika berbuah keberhasilan yang manis.

  Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 05 September 2017 dengan Kaur idik Letda Laut (PM) Amin Nudin

  10

  di Markas Denpom Lanal Lampung dari kasus yang terjadi satu tahun terakhir terhadap penyalahgunaan narkotika oleh TNI Angkatan Laut di Lampung tersebut, hanya ada satu anggota TNI Angkatan Laut bernama Prada (Mar) Wahyu Taufik Ansori, NRP 119844 Tamtama Kompi A Batalyon 7 Marinir Lampung yang tertangkap lalu diproses dan diberikan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat serta sanksi pidana.

  Namun ada pula kasus yang diungkap POMAL bekerja sama dengan instansi- instansi terkait seperti Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN), POMAL dalam melakukan penangkapan, seperti contohnya penangkapan narkotika ganja dengan berat 450 kilogram yang dilakukan oleh orang sipil di Pelabuhan Bakauheni selanjutnya perkara penangkapan tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh orang sipil tersebut setelah ditelusuri tidak ada keterlibatan anggota TNI Angkatan Laut 10 Hasil Wawancara Dengan Letnan Dua Laut didalamnya langsung dilimpahkan kepada Polda Lampung.

  Upaya penegakan disiplin di dalam tata kehidupan Tentara Nasional Indonesia memerlukan suatu tatanan disiplin prajurit berupa Undang- undang tentang Hukum Disiplin Militer Tentara Nasional Indonesia. Perwira, dalam upaya penegakan disiplin prajurit, memegang peranan penting dalam kepemimpinan Tentara Nasional Indonesia, karena baik buruknya Tentara Nasional Indonesia ditentukan oleh kualitas Perwiranya.

  Kepribadian Perwira harus dapat diwujudkan sebagai figur prajurit yang layak disebut "pemimpin keprajuritan paripurna". Setiap Perwira dituntut tanggung jawab lebih dari Bintara dan Tamtama dalam kehidupan keprajuritan, sehingga seorang Perwira diharapkan mempunyai kemampuan yang lebih besar, karena itu seorang Perwira diberi kepercayaan untuk membina disiplin khususnya yang berkedudukan sebagai Atasan yang Berhak Menghukum (Ankum) dengan kewenangan menghukum disiplin yang dikukuhkan dengan undang- undang. Setiap Perwira, dalam fungsinya sebagai atasan dalam tata kehidupan prajurit Tentara Nasional Indonesia, harus berani mengambil tindakan terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit bawahannya, dalam upaya menegakkan dan membina disiplin prajurit, karena itu setiap Atasan harus bertindak adil, tegas dan pasti, serta bijaksana untuk menyadarkan kembali bawahannya kepada kepribadian prajurit.

  Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 06 September 2017, dengan Letda Laut (PM) Amin Nudin

  11

  , kasus narkotika merupakan bagian dari pelanggaran berat TNI yang sudah pasti mendapat hukuman tambahan berupa pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Selama ini kasus narkotika yang dilaporkan maupun tertangkap tangan oleh Polisi Militer saat melakukan razia yakni sebagai pengkonsumsi. Letda Laut (PM) Amin Nudin, mengatakan, bahwa penyalahgunaan narkotika oleh oknum TNI merusak moral bangsa apalagi karena seorang prajurit TNI harus menjadi suri tauladan masyarakat harus bersih dari perbuatan pidana. Maka penjatuhan hukuman tambahan berupa pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) yang dilakukan untuk anggota TNI bukan hanya Angkatan Darat, baik Angkatan Laut maupun Angkatan Udara juga memberikan hukuman tambahan berupa pemecatan tidak dengan hormat. Diharapkan dengan penjatuhan hukuman tambahan berupa pemberhentian dengan tidak hormat mampu mengurungkan niat oknum prajurit TNI Angkatan Laut untuk mengkonsumsi narkotika. Memberikan efek jera terhadap anggota TNI Angkatan Laut yang terlibat dalam menyalahgunakan narkotika dan menjadi pelajaran untuk anggota TNI Angkatan Laut lainnya.

  Sebagaimana diketahui persoalan tindak pidana disiplin yang dilakukan oleh anggota TNI adalah muatan dari hukum pidana materiil yang berisikan tingkah laku yang diancam dengan pidana penjara dan hukuman disiplin berupa ditundanya kenaikan pangkat oleh anggota TNI tersebut, siapa yang dapat dipidana dan berbagai macam pidana yang dapat dijatuhkan, dengan 11 Hasil Wawancara Dengan Letnan Dua Laut perkataan lain hukum pidana materiil berisikan norma dan sanksi hukum pidana serta ketentuan-ketentuan umum yang membatasi, memperluas atau menjelaskan norma dan pidana tersebut.

  Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Mayor Laut (PM) Desy Arnaz

  12

  ., proses penanganan perkara temuan atau yang dilaporkan kepada Polisi Militer. Adanya tindak pidana yang dilaporkan maupun ditemukan petugas, harus dikembalikan kepada Atasan yang berhak menghukum (Ankum) atau Komandan Satuan yang selanjutnya Ankum membuat surat penahanan sementara kepada anggotanya yang melakukan tindak pidana. Pada dasarnya pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi prosedurnya sama, yang membedakannya adalah dalam hal pemeriksaannya saja, seorang tidak perlu di dampingi oleh penasihat hukum. Ia menjelaskan bahwa Adanya laporan pengaduan dari masyarakat maupun ditemukan petugas baik dari pihak Kepolisian maupun Polisi Militer merupakan bahan dasar dilakukannya penyidikan. Kepolisian yang menemukan oknum prajurit TNI Angkatan Laut yang melakukan tindak pidana, maka harus berkoordinasi Polisi Militer yang selanjutnya menyerahkan kepada Atasan yang berhak menghukum untuk dibuatkan surat perintah penahanan sementara.

  Mayor Laut (PM) Desy Arnaz, menambahkan berkas perkara dilimpahkan ke Oditur Militer. Sebelum berkas perkara dilimpahkan ke Oditur, tersangka di tahan di sel tahanan Polisi Militer dan setelah berkas perkara dilimpahkan ke Oditur Militer, maka 12 Hasil Wawancara Dengan Mayor Laut (PM) tersangka di tahan di sel tahanan satuan sampai adanya sidang penjatuhan hukuman. Apabila penjatuhan hukuman tanpa adanya pemecatan maka tersangka atau terdakwa di tahan di RTM (Rumah Tahanan Militer) atau Masmil (Masyarakat Militer) tetapi apabila penjatuhan hukuman dengan adanya pemecatan maka tersangka atau terdakwa di tahan di Lembaga Pemasyarakatan Sipil. Polisi militer juga memiliki peran sebagai sarana untuk pencegahan tindak pidana yaitu melakukan operasi aktif atau razia. Operasi aktif atau razia rutin dilaksanakan. Terkadang operasi aktif atau razia digelar secara mendadak sehingga penyampaian tentang razia tidak dapat diketahui sehingga Polisi Militer lebih banyak menemukan tindak pidana dibandingkan operasi aktif atau razia yang telah dijadwalkan sebelumnya.

  Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) selalu melakukan observasi atau pemantauan sebagai dasar melaksanakan operasi aktif atau razia. Observasi dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak kepolisian. Apabila pihak kepolisian menemukan oknum TNI Angkatan Laut yang menyalahgunakan narkotika maka kepolisian wajib menginformasikan kepada Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) yang mempunyai wewenang dalam proses penyidikan perkara pidana dilingkungan TNI Angkatan Laut, berdasarkan surat keputusan bernomor KEP/1/III/2004 tentang penyelenggaraan fungsi kepolisian militer di lingkungan TNI, yang dilaksanakan oleh masing-masing angkatan, yaitu Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL).

  Menurut penulis terhadap peran Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) terhadap penyalahgunaan narkotika ini sudah berjalan dengan maksimal dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika oleh oknum prajurit TNI Angkatan Laut diwilayah Lampung. Terlihat jelas dari kasus yang ada satu tahun terakhir ini bahwa anggota TNI yang menggunakan narkotika terus menurun tiap tahunnya oleh sebab itu hendaknya Polisi Militer Angkatan Laut selaku penyelenggara pemeliharaan, penegakan disiplin, hukum dan tata tertib di lingkungan TNI Angkatan Laut dapat lebih aktif lagi dalam mencegah terjadinya suatu tindak pidana yang dapat dilakukan oleh oknum prajurit TNI Angkatan Laut terutama terhadap penyalahgunaan narkotika.

  B. Faktor Penghambat yang Dihadapi Polisi Militer Angkatan Laut dalam Menanggulangi Tindak Pidana Narkotika yang Dilakukan Oleh Anggota TNI AL

  Fakta dalam kehidupan bermasyarakat, seringkali terdapat penerapan hukum yang berjalan dengan tidak efektif. Mengenai persoalan tersebut, di butuhkan perhatian untuk memperhatikan faktor faktor yang mempengaruhi keefektifitasan penerapan hukum, karena dalam proses penegakan hukum terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan mempunyai arti, sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada isi faktor tersebut. Penegakan hukum bukan semata-mata hanya perundang- undangan saja, tetapi juga terdapat faktor-faktor penghambat yang menpengaruhinya.

  Teori yang dipakai dalam tindak pidana terhadap anggota TNI AL yang melakukan tindak pidana ini yaitu teori faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum dari soerjono soekanto, yaitu: 1.

  Faktor Perundang-undangan

  (substansi hukum) 2. Faktor penegak hukum 3.

  Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung

  4. Faktor masyarakat 5.

  Faktor Kebudayaan

  13 Berdasarkan hasil wawancara dengan

  narasumber faktor-faktor yang paling mempengaruhi penanggulangan hukum terhadap tindak pidana narkotika adalah: a.

  Faktor Penegak Hukum b.

  Faktor Masyarakat. Menurut Komandan Denpom Lanal Lampung, beliau mengatakan bahwa upaya Denpom Lanal Lampung dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang berada pada lingkup TNI sebenarnya berasal dari laporan. Maka dari itu pihak Danlanal sangat mengharapkan peran serta masyarakat yang mengetahui atau bahkan para pihak (masyarakat sendiri) yang melihat akan adanya penyalahgunaan narkotika dalam lingkup masyarakat tempat tinggal, dan untuk tidak ragu-ragu melapor kepada pihak Denpom Lanal Lampung. Kemudian ia juga menerangkan faktor yang menjadi penghambat upaya Danlanal Lampung dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan dalam rumaah tangga dilingkup militer, yaitu sebagai berikut :

  Faktor Penegak Hukum Penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana narkotika dalam hal faktor aparat penegak hukum dalam menyelesaikan tugas dan wewenangnya sehingga aparat penegak hukum dalam kinerja secara maksimal antara lain perlu diperhatikan kuantitas atau nilai merupakan tolak ukur dari jumlah aparat penegak hukum yang bergerak dibidangnya masing-masing. Yang dalam hal ini dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana narkotika yang berada di wilayah hukum POMAL Lanal Lampung, setidaknya dilaksanakan dan dilakukan oleh sejumlah aparat penegak hukum, yang dalam hal ini adalah pihak Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL).

  2. Faktor Masyarakat Berdasarkan hasil wawancara Mayor Laut (PM) Desy Arnaz, S.A.P. berpendapat, bahwa lingkungan adalah faktor penghambat yang paling besar dalam upayanya untuk menanggulangi tindak pidana narkotika. Lingkungan tentu saja mengetahui perkembangan apa yang terjadi di daerah sekitar tempatnya tinggal. Lingkungan disaat satgas berlangsung sangat berperan penting dalam membuat perubahan dimasing-masing individu tiap prajurit TNI. Seperti contohnya disaat prajurit TNI melakukan satgas di Aceh untuk melawan GAM, banyak dari prajurit yang terpengaruh untuk menggunakan narkotika tepatnya ganja, karena terdapat banyak sekali dihutan Aceh dan dari ajakan masyakarat yang ada dilingkungan sekitar saat mereka melaksanakan tugas.

  Keputusan Panglima TNI nomor KEP/I/III/2004 tanggal 26 Maret 2004 tentang Penyelenggaraan Tugas dan

13 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang 1.

  TNI menetapkan bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi kepolisian militer di lingkungan TNI dilaksanakan oleh Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad), Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), dan Polisi Militer Angkatan Udara (Pomau) dengan tugas utamanya memelihara dan menegakan hukum, disiplin serta tata tertib di lingkungan dan bagi kepentingan TNI. Berdasarkan hasil wawancara dengan Letda Laut (PM) Amin Nudin

  14

  , mengatakan karena perbuatan tersebut tidak sesuai dengan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan wajib TNI. Setiap prajurit TNI melindungi dan membentengi diri dan memerangi bahaya narkotika, prajurit TNI siap mendukung program-program pemerintah, termasuk memerangi narkoba, prajurit TNI idealnya memberi penyuluhan/sosialisasi kepada lingkungan tentang bahaya narkoba. Karena prajurit TNI bisa menjadi contoh dan suri tauladan yang baik bagi prajurit TNI yang lain, dan bila ada oknum prajurit TNI AL yang melakukan maka perlu adanya proses hukum yang tegas yaitu diserahkan kepada Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) sebagai unsur penegak hukum dilingkungan TNI.

  Penulis memberikan analisis dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah penulis lakukan dalam penelitian pada Detasemen Polisi Militer Pangkalan Laut Lampung, bahwa peran yang dilakukan Denpom Lanal Lampung dalam memerangi penyalahgunaan narkotika berbuah sangat baik karena dapat meminimalisir penyalahgunaan narkotika dilihat dari data pada satu 14 Hasil Wawancara Dengan Letnan Dua Laut tahun terakhir. Penulis merasa perlu adanya peningkatan pada aspek-aspek tertentu, seperti yang terdapat didalam faktor-faktor yang menghambat proses penanggulangan penyalahgunaan tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh oknum anggota TNI Angkatan Laut.

  III. PENUTUP A. Simpulan

  Berdasarkan hasil uraian-uraian dari penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dapat ditarik kesimpulan antara lain:

  1. Peran Polisi Militer Angkatan Laut dalam menanggulangi tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anggota TNI Angkatan Laut terdiri dari dua bentuk peran, yaitu peran yang bersifat preventif dan peran yang bersifat represif. Dari dua peranan tersebut yang dilakukan oleh Polisi Militer Angkatan Laut yang paling mampu menekan penyalahgunaan narkotika adalah peranan yang bersifat represif karena peran tersebut bersumber dari peraturan yang tertulis (peran normatif). Semua tugas dan tanggung jawab Polisi Militer Angkatan Laut dijalankan secara baik dan benar tanpa ada tambahan tugas selain yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan. Selain daripada itu penegakan hukum yang dilakukan yaitu penegakan hukum pada tahap aplikasi dan eksekusi. Pada tahap aplikasi yaitu menjalankan undang- undang yang telah ditentukan ataupun Peraturan yang berlaku agar pemeriksaan sesuai dengan prosedurdan pada tahap eksekusi yaitu pemberian hukuman disiplin sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan. penegakan hukum terhadap anggota TNI Angkatan Laut yang akan TNI Angkatan Laut yang melakukan melakukan tindak pidana terlebih tindak pidana diantaranya yaitu lagi tindak pidana narkotika. faktor perundang-undangan, faktor 2.

  Jika dianggap kekurangan jumlah penegak hukum, faktor sarana dan personil penegak hukum maka dapat fasilitas yang mendukung, faktor dilakukannya penambahan terhadap masyarakat serta faktor kebudayaan. anggota Polisi Militer Angkatan Laut

  Dari beberapa faktor tersebut yang guna mengawasi setiap prajurit TNI sangat berpengaruh penting yaitu

  Angkatan Laut yang ada diwilayah faktor penegak hukum itu sendiri hukumnya agar terhindar dari segala yang jumlahnya minim padahal yang bentuk pelanggaran pidana dan juga harus diawasi seluruh prajurit TNI sebagai garda terdepan dalam

  Angkatan Laut dalam lingkup menanggulangi tindak pidana wilayah hukum Denpom Lanal narkotika baik dilingkungan TNI Lampung yang berada diseluruh

  Angkatan Laut maupun dilingkungan provinsi Lampung. Selain itu faktor sekitar. yang menghambatnya yang berpengaruh yaitu faktor masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

  dimana prajurit TNI Angkatan Laut itu bertugas yang memberikan Badan Narkotika Nasional, 2015. pengaruh bagi masing-masing

  Pedoman Pencegahan individu prajurit. Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemuda, Jakarta:Badan

B. Saran

  Narkotika Nasional Republik Indonesia. Selain kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, penulis akan

  Deni, Achmad dan Eko Raharjo, memberikan beberapa saran yang 2014.Hukum Peradilan Militer. berkaitan dengan penelitian ini, yaitu

  Bandar Lampung: Justice sebagai berikut : Publisher.

1. Jika terbukti prajurit TNI Angkatan

  Hamzah, Andi, 1994. Asas-Asas Hukum Laut melakukan tindak pidana bukan Pidana , Jakarta: Rineka Cipta. hanya tindak pidana narkotika, Polisi Militer Angkatan Laut dapat mencari

  Soekanto, Soerjono. 2012. Penelitian apa penyebab terjadinya

  Hukum Normatif, Jakarta: PT

  permasalahan tersebut dan Raja Grafindo menemukan solusi yang tepat agar

  Website

  tidak terdapat pelanggaran yang sama yang akan dilakukan oleh http://harianlampung.com/index.php?k= prajurit TNI Angkatan Laut.

  Hukum&i=4936-Narkoba,- Sehingga pengawasan yang

  Oknum-TNI-AL-Nginap-di- dilakukan tidak hanya terbatas Polda-Lampung. kepada laporan ataupun penanggulangan dari suatu perbuatan

  No. HP : 0811351331

  yang telah terjadi tetapi juga terhadap pencegahan sebelum