Teknik Penyambungan Switching pada Sentr
12-Sep-17
Te k nik Pe nya m bunga n (Sw it ching)
pa da Se nt ra l Te le pon (Excha nge )
STT Mandala
Mata Kuliah Sistem Komunikasi
Rahmad Hidayat ,MT
Pokok Materi
y Pesawat Telepon
y Konsep Penyambungan (Switching)
y Sentral Telepon (Exchange)
Copyright Note:
Id utama
Ide
t
b
berasal
l dari
d i referensi
f
i:
•Freeman R. L., Radio System Design for Telecommunications.
•Regis J.Butes, Broadband Telecommunication Handbook,
second edition, Mc.Graw Hill.
Plus beberapa modifikasi dan tambahan sumber lainnya.
Pe sa w at Te le pon
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
•
Telepon
p ditemukan oleh Alexander Graham Bell p
pada tahun 1876
12-Sep-17
Sistem Telepon
p
y Cent ral Office ( Sent ral Telepon)
suat u ist ilah unt uk m enggam barkan pusat j aringan t elepon
( dalam suat u kot a) . Tugasnya m enyediakan daya unt uk
t elepon, m e- rout ing panggilan, m erekam t agihan t elepon, dsb.
y Local Loop
Pasangan kabel t elepon yang t erhubung ant ara cent ral office
dan pesawat t elepon rum ah ( kant or) .
y Swit ch
Perangkat yang m e- rout e kom unikasi ke bagian ( t em pat ) yang
l i
lain.
y Pada awalnya, swit ch t erbuat dari banyak swit ch- swit ch m ekanik
y Saat ini, m ayorit as swit ch adalah elekt ronis, bahkan digit al.
y Digit al swit ches lebih reliable,
reliable dan m enawarkan banyak keunt ungan
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
y Ada dua m acam perangkat t elepon:
y Rot ary dialing at au pulse dialing
y TouchT
h t one di
dialing
li
att au dual
d l t one m ult
lt ii frequency
f
[ DTMF] dialing
y Rot ary :
y when
h
we dial
di l t he
h num ber
b 8 on rot ary phone,
h
as we
release t he dial, t he dial m echanism ret urns at a fixed
rat e of speed, causing t he swit ch t o open and close 8
t im es
y Touch- t one [ DTMF] :
y Set iap baris dan kolom m em punyai nada t ert ent u.
Sebagai cont oh,
oh angka 8 pada DTMF pad,
pad t elepon
m enghasikan duat he phone produces t wo t ones
sim ult aneously, t he row 3 t one[ 852 Hz] and t he colum n
2 t one[ 1336 Hz]
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
Rotary dial
Dual-tone
Dual
tone multi-frequency
multi frequency
(DTMF)
Payphone
DTMF keypad frequencies (with sound clips)
1209 Hz
1336 Hz
1477 Hz
1633 Hz
697 Hz
1
2
3
A
770 Hz
4
5
6
B
852 Hz
7
8
9
C
941 Hz
*
0
#
D
Event
Low frequency
High frequency
Busy signal
480 Hz
620 Hz
Dial tone
350 Hz
440 Hz
Ringback tone (US)
440 Hz
480 Hz
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
Dual-tone multi-frequency (DTMF)
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
[ 1209 Hz] [ 1336 Hz] [ 1477 Hz]
Baris 1 [ 697 Hz]
1
2
3
B i 2[ 770 Hz]
Baris
H ]
4
5
6
Baris 3[ 852 Hz]
7
8
9
Baris 4[ 941 Hz]
*
0
#
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Perubahan suara
sinyal
y elektrik
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
12-Sep-17
K
Konse
pP
Pe nya m b
bunga n K
Kom unik
ik a sii
(Sw it ching)
Konsep
p Penyambungan
y
g (Switching)
(
g)
12-Sep-17
Konsep
p Penyambungan
y
g (Switching)
(
g)
12-Sep-17
12-Sep-17
Voice Signalling
Voice
Signalling
Nama Signal
Kegunaan
Memberitahu CO bahw a
user ingin melakukan
panggilan
Memberitahu user bahw a
Dial tone
CO sudah siap melayani
( ready)
Ringback tone Memberitahu user bahw a
telepon tertuju sedang
berdering
Tegangan tertentu yang
Ringing
diki i untuk
dikirim
t k
voltage
membunyikan bel
Memberitahu user bahw a
Busy signal
telepon tertuju sedang
sibuk
ib k
Memberitahu CO bahw a
On-hook
user akan memutus
sambungan
Kombinasi on-hook
on hook dan
Fl h
Flash
off-hook
Off-hook
12-Sep-17
12-Sep-17
Se nt ra l Te le pon (Excha nge )
Sebagai Pusat Sistem Penyambungan
( i hi
(Switching Center)
)
12-Sep-17
History
History Sentral
y Sentral Telepon
p
y Sentral manual
Sentral manual
y Sentral Otomatis
y Step‐by‐step Exchange (Strowger Exchange)
y Crossbar Exchange
y Stored Program Controlled (SPC) Exchange
y Digital Exchange
Di i l E h
y Sentral Komunikasi Mobile (Mobile Switching Center)
12-Sep-17
Sentral Manual
y Pembentukan
hubungan antara
hubungan
antara
pemanggil dengan yang
dipanggil dilakukan
p gg
melalui operator
y Salah satu kelemahan:
y Privacy tidak terjaga
12-Sep-17
Sentral Manual
The switchboard
12-Sep-17
Strowger Exchange
g
g
y The first automatic
y
y
y
y
exchange
A mechanical exchange
Ditemukan oleh Almon
Brown Strowger (1839 –
May 26, 1902)
Disebut juga dengan nama
Disebut juga dengan nama
Stepbystep exchange
Tidak perlu ada operator
p
p
y Perlu perangkat pendial
27
He was an undertaker
Prinsip kerja sentral Strowger
Line hunter/line finder bertugas menemukan
saluran pelanggan yang off-hook
Saluran pelanggan dihubungkan dengan the
first selector (jumlah selector
tergantung pada jumlah digit yang
digunakan) kemudian diberi dial tone
Pelanggan mendial nomor telepon tujuan
Pada contoh di kanan, pelanggan mendial
nomor 530
Ketika 5 di-dial, selector akan bergerak naik
5 step, lalu bergerak horizontal untuk
mencari selector (atau connector) berikutnya
yang tidak busy
Pada contoh di kanan hanya digunakan 3
digit nomor, maka dua digit terakhir (yaitu 3
dan 0) diarahkan ke suatu connector
ketika digit 3 dan 0 di-dial, connector
bergerak naik 3 step lalu bergerak horizontal
sebanyak sepuluh step (karena yang ditekan
adalah nol)
Note: pengendalian proses ini disebut direct
progressive
control (setiap memutar nomor,
28
ada bagian sentral yang digerakkan)
An example
p of a Strowger-type
g
yp selector assembly
y
29
30
Some limitations in mechanical switch lead
Some
limitations in mechanical switch lead
to the introduction of crossbar switching
system
Crossbar Switch
y Electro‐mechanical
switch
it h
y Menggunakan kontak‐
kontak rele
kontak rele
Berkembang ke SPC
Common
Control
(Marker)
32
33
Crossbar switch
Crossbar switch has a characteristic matrix of
switches between the inputs and the outputs. If
the switch has M inputs and N outputs, then a
crossbar
b h
has a matrix
t i with
ith M x N cross-points
i t or
places where the "bars" cross. A given crossbar
is a single layer, non-blocking switch.
Collections of crossbars can be used to
implement multiple layer and/or blocking
switches.
crossbar switch
"Banjo" wiring of a 100
point
i t six
i wire
i T
Type B B
Bellll
System switch
Telecommunication System
y Berbeda dengan direct progressive control, pada
g
p g
,p
35
common control nomor yang di‐dial disimpan dulu
di register
y Nomor tersebut di atas kemudian dianalisa untuk
ditindaklanjuti oleh marker yang merupakan
sebuah hardwired processor
b hh d i d
y Setelah call setup selesai, register dan marker
bebas kembali untuk menangani call setup
bebas kembali untuk menangani call setup
berikutnya
y Marker khusus dirancang untuk sentral crossbar
Marker khusus dirancang untuk sentral crossbar
y Marker dikembangkan kemudian menjadi Stored
program control (SPC)
program control
Stored program control (SPC)
p g
y Sistem sentral berbasis SPC memiliki empat elemen dasar fungsional
sebagai berikut:
y Switching matrix
Switching matrix
y Call store (memory)
y Program store (memory)
36
y Central processor (computer)
Central processor (computer)
There Goes the History.....
And now is digital
g
exchange
g era...
Sentral Digital: Sentral yang mengolah sinyal di dalam
bentuk digital
37
y Proses penyambungan saluran telepon pada sentral
P
b
l
t l
d
t l
telepon analog disebut space switching (sehingga
sentral telepon disebut juga spacedivision switch)
y Pada space switching, penyambungan saluran telepon
dilakukan pada spatial domain
y Pada sentral telepon digital, selain space switching
Pada sentral telepon digital selain space switching
dilakukan juga time switching
y Pada time switching dapat terjadi pertukaran time slot
38
Hirarki Sentral
Hirarki Sentral
y Jaringan telepon membutuhkan interkoneksi antar
sentral untuk merutekan trafik secara ekonomis
t l t k
t k t fik
k
i
dan efektif
y Sentral‐sentral saling dihubungkan menggunakan
g
g
gg
sekelompok saluran trunk yang biasa disebut trunk
group
y Jaringan berhirarki mampu menangani trafik yang
Jaringan berhirarki mampu menangani trafik yang
besar serta menggunakan sejumlah kecil trunk
groups
39
Struktur hirarki sentral menurut (ITU T)
Struktur hirarki sentral menurut (ITU‐T)
...
...
40
Tandem
exchange
y Salah satu contoh penerapan hirarki sentral
41
12-Sep-17
Sist e m Pe nom ora n (N um be ring)
Penomoran
y Tujuan
y Memberikan identitas yang unik bagi setiap
pelanggan di dalam suatu wilayah penomoran (lokal),
atau di dalam suatu negara (nasional), atau di seluruh
dunia (internasional)
y Membantu proses perutean panggilan
y Rincian mengenai penomoran dapat dibaca
Rincian mengenai penomoran dapat dibaca
pada dokumen Fundamental Technical Plan
(FTP)
y Aspek dan teknik penomoran yang dibahas pada
kuliah ini hanya sebagian
43
y Penomoran di Indonesia
Penomoran di Indonesia
y Mengikuti Rekomendasi ITU‐T E.164 untuk
jaringan dan pelayanan telekomunikasi
jaringan dan pelayanan telekomunikasi
umum
y Mengikuti Rekomendasi ITU‐T X.121 untuk
Mengikuti Rekomendasi ITU T X 121 untuk
jaringan data umum (Public Data Network
=PDN)
44
Rekomendasi ITU T E 164
Rekomendasi ITU‐T E.164
y Nomor internasional untuk pelanggan terdiri
atas Kode Negara dan Nomor (Signifikan)
K d N
d N
(Si ifik )
Nasional
y Panjang nomor internasional maximum : 15
Panjang nomor internasional maximum : 15
digit
y Indonesia diberi alokasi kode negara 2 digit
g
g
yaitu 62
y Tersisa 13 digit untuk Nomor (Signifikan) Nasional
Kode Negara
Kode Tujuan Nasional
Nomor Pelanggan
(Country Code:CC)
1-3 digit
(National Destination Code:NDC)
(Subscriber Number:SN)
Nomor (Signifikan) Nasional
Nomor Internasional (maximum 15 digit)
45
y Kode tujuan ada dua macam:
y Yang mengandung informasi geografis → Kode Wilayah
y Yang tidak mengandung informasi geografis → Kode Akses Jaringan/Kode
Akses Pelayanan
y Implementasinya di dalam penomoroan:
y Untuk jaringan tetap
y Tingkat lokal : Nomor Pelanggan
y Tingkat Nasional : NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan
k
l
C( d
l h)
l
y Tingkat Internasional : Kode Negara + NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan
y Untuk jaringan bergerak (seluler)
y Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan
Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan
y Tingkat internasional: Kode Negara + NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor
Pelanggan
y Untuk penyelanggara jasa dengan liputan nasional
y Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Pelayanan) + Nomor Pelanggan
y Tingkat Internasional: Kode Negara + NDC (Kode Akses Pelayanan) + Nomor
Pelanggan
46
Alokasi Kode Wilayah
Alokasi Kode Wilayah
Sumber: FTP Nasional 2000
47
48
Sumber: FTP Nasional 2000
Prosedur pemanggilan
Prosedur pemanggilan
y Untuk membedakan jenis panggilan yang satu
dengan yang lainnya digunakan pemilihan
dengan prefiks atau tanpa prefiks
y Jenis prefiks yang digunakan di dalam proses
pemanggilan:
y Prefiks Internasional untuk panggilan internasional
Prefiks Internasional untuk panggilan internasional
y Prefiks Nasional untuk panggilan jarak jauh nasional
dan juga untuk mengakses jaringan/pelayanan lain
j g
g
j
g /p y
49
y Prosedur pemanggilan antar pelanggan PSTN
Prosedur pemanggilan antar pelanggan PSTN
y Panggilan lokal
y Panggilan yang ditujukan kepada pelanggan lain yang berada di dalam wilayah
penomoran yang sama
y Pelanggan langsung men‐dial Nomor Pelanggan tujuan saja
y Panggilan SLJJ
y Panggilan yang ditujukan kepada pelanggan lain yang berada di dalam wilayah
penomoran yang berbeda
penomoran
yang berbeda
y FTP Nasional 2000 memunculkan option pemilihan operator SLJJ yang dapat
dipilih oleh pelanggan
y Di sini kita bahas prosedur pemanggilan tanpa option pemilihan operator SLJJ
(operator SLJJ‐nya sama dengan operator jaringan lokal)
y Pelanggan harus memutar nomor berikut: Prefiks Nasional + Kode Wilayah +
Nomor Pelanggan
y Panggilan SLI (Sambungan Langsung Internasional)
Panggilan SLI (Sambungan Langsung Internasional)
y Prefiks SLI + Kode Negara Tujuan + Nomor (Signifikan) Nasional (di negara tujuan)
50
• Prosedur pemanggilan untuk Jaringan
Bergerak Seluler
– Panggilan ke terminal sel
seluler
ler
• Prefiks Nasional + Kode Akses Jaringan + Nomor
Pelanggan
– Panggilan dari terminal seluler ke PSTN
y + Nomor
• Prefiks Nasional + Kode Wilayah
Pelanggan
– Panggilan SLI
• Sama dengan yang sebelumnya
51
Format dan Pengalokasian Prefiks
Format dan Pengalokasian Prefiks
y Prefiks internasional
y Adalah digit ’00’
y Hanya berfungsi bila digunakan sebagai bagian dari
prefiks SLI
prefiks SLI
y Prefiks SLI
y Format :
Format : ’00X’
00X
y X = 1,...,8
y Identifikasi penyelenggara jaringan sambungan internasional
52
y Prefiks Nasional
y Adalah digit ‘0’ (sesuai Rekomendasi ITU‐T E.164
y Penomoran terminal PSTN
y Nomor (Signifikan) Nasional
y Panjang : 10 digit
y Terdiri dari 2 atau 3 digit Kode Wilayah bersama dengan 8 atau 7 digit nomor
pelanggan
y Kode Sentral
y 4 digit (atau 3 digit) pertama dari nomor pelanggan merupakan kode
sentral
y Digunakan terutama untuk proses routing dan pembebanan (charging)
Digunakan terutama untuk proses routing dan pembebanan (charging)
y Satu sentral dapat memiliki lebih dari satu kode sentral
y Nomor‐nomor khusus
y
y
y
y
y
y
53
Polisi : 110
Panggilan darurat : 112 (khusus untuk seluler)
Pemadam kebakaran : 113
SAR : 115
Ambulance : 118
Ambulance : 118
Nomor‐nomor ini harus dapat diakses langsung dari seluler
• Penomoran pada seluler
– Mobile Subscriber International ISDN Number
(
(MSISDN)
)
• Merupakan nomor internasional untuk terminal/pelanggan
jaringan seluler
– Terdiri Kode Negara
g
((62 untuk Indonesia)) diikuti oleh N(S)N( )
Mobil
– N(S)N-Mobil teridiri dari Kode Tujuan Nasional (NDC) dan
Nomor Pelanggan
• Kode Tujuan Nasional
– Setiap operator seluler diberi alokasi NDC sendiri-sendiri
» Terdiri atas 3 digit atau 4 digit
» Digit terakhir berfungsi sebagai identitas operator yang
bersangkutan
– NDC 3 digit untuk operator seluler dengan cakupan nasional
sedangkan
d
k NDC 4 di
digit
it untuk
t k operator
t seluler
l l b
berlingkup
li k
regional
54
Su be FTP Nasional
Sumber:
as o a 2000
000
STBS : Stasiun Bergerak Seluler
55
Contoh perutean panggilan telepon
International call dari Finlandia ke Stockholm‐Swedia dan
panggilan jarak jauh ke nomor telepon 09 13115 di Helsinki
56
Trunk network
Trunk network
57
International Network
International Network
58
CONTOH KASUS :
12-Sep-17
12-Sep-17
Referensi :
y
y
y
y
y
y
y
Tutun Juhana, Sentral
Juhana Sentral Telepon, KK Teknik
Telepon KK Teknik Telekomunikasi ,STEI ITB
Telekomunikasi STEI ITB
Freeman R. L., Radio System Design for Telecommunications.
Regis J.Butes, Broadband Telecommunication Handbook, second edition, Mc.Graw
Hill.
Rahmad Hidayat, Diktat Komunikasi Data, STTM Bandung
http://sttmandalabdg.academia.edu/rahmadhidayat
Wikipedia
p
Berbagai sumber lain
STT Mandala
Rahmad Hidayat ,MT
12-Sep-17
TERIMA KASIH
[email protected]
STT Mandala
Rahmad Hidayat, ST, MT
Te k nik Pe nya m bunga n (Sw it ching)
pa da Se nt ra l Te le pon (Excha nge )
STT Mandala
Mata Kuliah Sistem Komunikasi
Rahmad Hidayat ,MT
Pokok Materi
y Pesawat Telepon
y Konsep Penyambungan (Switching)
y Sentral Telepon (Exchange)
Copyright Note:
Id utama
Ide
t
b
berasal
l dari
d i referensi
f
i:
•Freeman R. L., Radio System Design for Telecommunications.
•Regis J.Butes, Broadband Telecommunication Handbook,
second edition, Mc.Graw Hill.
Plus beberapa modifikasi dan tambahan sumber lainnya.
Pe sa w at Te le pon
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
•
Telepon
p ditemukan oleh Alexander Graham Bell p
pada tahun 1876
12-Sep-17
Sistem Telepon
p
y Cent ral Office ( Sent ral Telepon)
suat u ist ilah unt uk m enggam barkan pusat j aringan t elepon
( dalam suat u kot a) . Tugasnya m enyediakan daya unt uk
t elepon, m e- rout ing panggilan, m erekam t agihan t elepon, dsb.
y Local Loop
Pasangan kabel t elepon yang t erhubung ant ara cent ral office
dan pesawat t elepon rum ah ( kant or) .
y Swit ch
Perangkat yang m e- rout e kom unikasi ke bagian ( t em pat ) yang
l i
lain.
y Pada awalnya, swit ch t erbuat dari banyak swit ch- swit ch m ekanik
y Saat ini, m ayorit as swit ch adalah elekt ronis, bahkan digit al.
y Digit al swit ches lebih reliable,
reliable dan m enawarkan banyak keunt ungan
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
y Ada dua m acam perangkat t elepon:
y Rot ary dialing at au pulse dialing
y TouchT
h t one di
dialing
li
att au dual
d l t one m ult
lt ii frequency
f
[ DTMF] dialing
y Rot ary :
y when
h
we dial
di l t he
h num ber
b 8 on rot ary phone,
h
as we
release t he dial, t he dial m echanism ret urns at a fixed
rat e of speed, causing t he swit ch t o open and close 8
t im es
y Touch- t one [ DTMF] :
y Set iap baris dan kolom m em punyai nada t ert ent u.
Sebagai cont oh,
oh angka 8 pada DTMF pad,
pad t elepon
m enghasikan duat he phone produces t wo t ones
sim ult aneously, t he row 3 t one[ 852 Hz] and t he colum n
2 t one[ 1336 Hz]
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
Rotary dial
Dual-tone
Dual
tone multi-frequency
multi frequency
(DTMF)
Payphone
DTMF keypad frequencies (with sound clips)
1209 Hz
1336 Hz
1477 Hz
1633 Hz
697 Hz
1
2
3
A
770 Hz
4
5
6
B
852 Hz
7
8
9
C
941 Hz
*
0
#
D
Event
Low frequency
High frequency
Busy signal
480 Hz
620 Hz
Dial tone
350 Hz
440 Hz
Ringback tone (US)
440 Hz
480 Hz
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
Dual-tone multi-frequency (DTMF)
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
[ 1209 Hz] [ 1336 Hz] [ 1477 Hz]
Baris 1 [ 697 Hz]
1
2
3
B i 2[ 770 Hz]
Baris
H ]
4
5
6
Baris 3[ 852 Hz]
7
8
9
Baris 4[ 941 Hz]
*
0
#
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Perubahan suara
sinyal
y elektrik
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
Pesawat Telepon
p
12-Sep-17
12-Sep-17
K
Konse
pP
Pe nya m b
bunga n K
Kom unik
ik a sii
(Sw it ching)
Konsep
p Penyambungan
y
g (Switching)
(
g)
12-Sep-17
Konsep
p Penyambungan
y
g (Switching)
(
g)
12-Sep-17
12-Sep-17
Voice Signalling
Voice
Signalling
Nama Signal
Kegunaan
Memberitahu CO bahw a
user ingin melakukan
panggilan
Memberitahu user bahw a
Dial tone
CO sudah siap melayani
( ready)
Ringback tone Memberitahu user bahw a
telepon tertuju sedang
berdering
Tegangan tertentu yang
Ringing
diki i untuk
dikirim
t k
voltage
membunyikan bel
Memberitahu user bahw a
Busy signal
telepon tertuju sedang
sibuk
ib k
Memberitahu CO bahw a
On-hook
user akan memutus
sambungan
Kombinasi on-hook
on hook dan
Fl h
Flash
off-hook
Off-hook
12-Sep-17
12-Sep-17
Se nt ra l Te le pon (Excha nge )
Sebagai Pusat Sistem Penyambungan
( i hi
(Switching Center)
)
12-Sep-17
History
History Sentral
y Sentral Telepon
p
y Sentral manual
Sentral manual
y Sentral Otomatis
y Step‐by‐step Exchange (Strowger Exchange)
y Crossbar Exchange
y Stored Program Controlled (SPC) Exchange
y Digital Exchange
Di i l E h
y Sentral Komunikasi Mobile (Mobile Switching Center)
12-Sep-17
Sentral Manual
y Pembentukan
hubungan antara
hubungan
antara
pemanggil dengan yang
dipanggil dilakukan
p gg
melalui operator
y Salah satu kelemahan:
y Privacy tidak terjaga
12-Sep-17
Sentral Manual
The switchboard
12-Sep-17
Strowger Exchange
g
g
y The first automatic
y
y
y
y
exchange
A mechanical exchange
Ditemukan oleh Almon
Brown Strowger (1839 –
May 26, 1902)
Disebut juga dengan nama
Disebut juga dengan nama
Stepbystep exchange
Tidak perlu ada operator
p
p
y Perlu perangkat pendial
27
He was an undertaker
Prinsip kerja sentral Strowger
Line hunter/line finder bertugas menemukan
saluran pelanggan yang off-hook
Saluran pelanggan dihubungkan dengan the
first selector (jumlah selector
tergantung pada jumlah digit yang
digunakan) kemudian diberi dial tone
Pelanggan mendial nomor telepon tujuan
Pada contoh di kanan, pelanggan mendial
nomor 530
Ketika 5 di-dial, selector akan bergerak naik
5 step, lalu bergerak horizontal untuk
mencari selector (atau connector) berikutnya
yang tidak busy
Pada contoh di kanan hanya digunakan 3
digit nomor, maka dua digit terakhir (yaitu 3
dan 0) diarahkan ke suatu connector
ketika digit 3 dan 0 di-dial, connector
bergerak naik 3 step lalu bergerak horizontal
sebanyak sepuluh step (karena yang ditekan
adalah nol)
Note: pengendalian proses ini disebut direct
progressive
control (setiap memutar nomor,
28
ada bagian sentral yang digerakkan)
An example
p of a Strowger-type
g
yp selector assembly
y
29
30
Some limitations in mechanical switch lead
Some
limitations in mechanical switch lead
to the introduction of crossbar switching
system
Crossbar Switch
y Electro‐mechanical
switch
it h
y Menggunakan kontak‐
kontak rele
kontak rele
Berkembang ke SPC
Common
Control
(Marker)
32
33
Crossbar switch
Crossbar switch has a characteristic matrix of
switches between the inputs and the outputs. If
the switch has M inputs and N outputs, then a
crossbar
b h
has a matrix
t i with
ith M x N cross-points
i t or
places where the "bars" cross. A given crossbar
is a single layer, non-blocking switch.
Collections of crossbars can be used to
implement multiple layer and/or blocking
switches.
crossbar switch
"Banjo" wiring of a 100
point
i t six
i wire
i T
Type B B
Bellll
System switch
Telecommunication System
y Berbeda dengan direct progressive control, pada
g
p g
,p
35
common control nomor yang di‐dial disimpan dulu
di register
y Nomor tersebut di atas kemudian dianalisa untuk
ditindaklanjuti oleh marker yang merupakan
sebuah hardwired processor
b hh d i d
y Setelah call setup selesai, register dan marker
bebas kembali untuk menangani call setup
bebas kembali untuk menangani call setup
berikutnya
y Marker khusus dirancang untuk sentral crossbar
Marker khusus dirancang untuk sentral crossbar
y Marker dikembangkan kemudian menjadi Stored
program control (SPC)
program control
Stored program control (SPC)
p g
y Sistem sentral berbasis SPC memiliki empat elemen dasar fungsional
sebagai berikut:
y Switching matrix
Switching matrix
y Call store (memory)
y Program store (memory)
36
y Central processor (computer)
Central processor (computer)
There Goes the History.....
And now is digital
g
exchange
g era...
Sentral Digital: Sentral yang mengolah sinyal di dalam
bentuk digital
37
y Proses penyambungan saluran telepon pada sentral
P
b
l
t l
d
t l
telepon analog disebut space switching (sehingga
sentral telepon disebut juga spacedivision switch)
y Pada space switching, penyambungan saluran telepon
dilakukan pada spatial domain
y Pada sentral telepon digital, selain space switching
Pada sentral telepon digital selain space switching
dilakukan juga time switching
y Pada time switching dapat terjadi pertukaran time slot
38
Hirarki Sentral
Hirarki Sentral
y Jaringan telepon membutuhkan interkoneksi antar
sentral untuk merutekan trafik secara ekonomis
t l t k
t k t fik
k
i
dan efektif
y Sentral‐sentral saling dihubungkan menggunakan
g
g
gg
sekelompok saluran trunk yang biasa disebut trunk
group
y Jaringan berhirarki mampu menangani trafik yang
Jaringan berhirarki mampu menangani trafik yang
besar serta menggunakan sejumlah kecil trunk
groups
39
Struktur hirarki sentral menurut (ITU T)
Struktur hirarki sentral menurut (ITU‐T)
...
...
40
Tandem
exchange
y Salah satu contoh penerapan hirarki sentral
41
12-Sep-17
Sist e m Pe nom ora n (N um be ring)
Penomoran
y Tujuan
y Memberikan identitas yang unik bagi setiap
pelanggan di dalam suatu wilayah penomoran (lokal),
atau di dalam suatu negara (nasional), atau di seluruh
dunia (internasional)
y Membantu proses perutean panggilan
y Rincian mengenai penomoran dapat dibaca
Rincian mengenai penomoran dapat dibaca
pada dokumen Fundamental Technical Plan
(FTP)
y Aspek dan teknik penomoran yang dibahas pada
kuliah ini hanya sebagian
43
y Penomoran di Indonesia
Penomoran di Indonesia
y Mengikuti Rekomendasi ITU‐T E.164 untuk
jaringan dan pelayanan telekomunikasi
jaringan dan pelayanan telekomunikasi
umum
y Mengikuti Rekomendasi ITU‐T X.121 untuk
Mengikuti Rekomendasi ITU T X 121 untuk
jaringan data umum (Public Data Network
=PDN)
44
Rekomendasi ITU T E 164
Rekomendasi ITU‐T E.164
y Nomor internasional untuk pelanggan terdiri
atas Kode Negara dan Nomor (Signifikan)
K d N
d N
(Si ifik )
Nasional
y Panjang nomor internasional maximum : 15
Panjang nomor internasional maximum : 15
digit
y Indonesia diberi alokasi kode negara 2 digit
g
g
yaitu 62
y Tersisa 13 digit untuk Nomor (Signifikan) Nasional
Kode Negara
Kode Tujuan Nasional
Nomor Pelanggan
(Country Code:CC)
1-3 digit
(National Destination Code:NDC)
(Subscriber Number:SN)
Nomor (Signifikan) Nasional
Nomor Internasional (maximum 15 digit)
45
y Kode tujuan ada dua macam:
y Yang mengandung informasi geografis → Kode Wilayah
y Yang tidak mengandung informasi geografis → Kode Akses Jaringan/Kode
Akses Pelayanan
y Implementasinya di dalam penomoroan:
y Untuk jaringan tetap
y Tingkat lokal : Nomor Pelanggan
y Tingkat Nasional : NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan
k
l
C( d
l h)
l
y Tingkat Internasional : Kode Negara + NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan
y Untuk jaringan bergerak (seluler)
y Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan
Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan
y Tingkat internasional: Kode Negara + NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor
Pelanggan
y Untuk penyelanggara jasa dengan liputan nasional
y Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Pelayanan) + Nomor Pelanggan
y Tingkat Internasional: Kode Negara + NDC (Kode Akses Pelayanan) + Nomor
Pelanggan
46
Alokasi Kode Wilayah
Alokasi Kode Wilayah
Sumber: FTP Nasional 2000
47
48
Sumber: FTP Nasional 2000
Prosedur pemanggilan
Prosedur pemanggilan
y Untuk membedakan jenis panggilan yang satu
dengan yang lainnya digunakan pemilihan
dengan prefiks atau tanpa prefiks
y Jenis prefiks yang digunakan di dalam proses
pemanggilan:
y Prefiks Internasional untuk panggilan internasional
Prefiks Internasional untuk panggilan internasional
y Prefiks Nasional untuk panggilan jarak jauh nasional
dan juga untuk mengakses jaringan/pelayanan lain
j g
g
j
g /p y
49
y Prosedur pemanggilan antar pelanggan PSTN
Prosedur pemanggilan antar pelanggan PSTN
y Panggilan lokal
y Panggilan yang ditujukan kepada pelanggan lain yang berada di dalam wilayah
penomoran yang sama
y Pelanggan langsung men‐dial Nomor Pelanggan tujuan saja
y Panggilan SLJJ
y Panggilan yang ditujukan kepada pelanggan lain yang berada di dalam wilayah
penomoran yang berbeda
penomoran
yang berbeda
y FTP Nasional 2000 memunculkan option pemilihan operator SLJJ yang dapat
dipilih oleh pelanggan
y Di sini kita bahas prosedur pemanggilan tanpa option pemilihan operator SLJJ
(operator SLJJ‐nya sama dengan operator jaringan lokal)
y Pelanggan harus memutar nomor berikut: Prefiks Nasional + Kode Wilayah +
Nomor Pelanggan
y Panggilan SLI (Sambungan Langsung Internasional)
Panggilan SLI (Sambungan Langsung Internasional)
y Prefiks SLI + Kode Negara Tujuan + Nomor (Signifikan) Nasional (di negara tujuan)
50
• Prosedur pemanggilan untuk Jaringan
Bergerak Seluler
– Panggilan ke terminal sel
seluler
ler
• Prefiks Nasional + Kode Akses Jaringan + Nomor
Pelanggan
– Panggilan dari terminal seluler ke PSTN
y + Nomor
• Prefiks Nasional + Kode Wilayah
Pelanggan
– Panggilan SLI
• Sama dengan yang sebelumnya
51
Format dan Pengalokasian Prefiks
Format dan Pengalokasian Prefiks
y Prefiks internasional
y Adalah digit ’00’
y Hanya berfungsi bila digunakan sebagai bagian dari
prefiks SLI
prefiks SLI
y Prefiks SLI
y Format :
Format : ’00X’
00X
y X = 1,...,8
y Identifikasi penyelenggara jaringan sambungan internasional
52
y Prefiks Nasional
y Adalah digit ‘0’ (sesuai Rekomendasi ITU‐T E.164
y Penomoran terminal PSTN
y Nomor (Signifikan) Nasional
y Panjang : 10 digit
y Terdiri dari 2 atau 3 digit Kode Wilayah bersama dengan 8 atau 7 digit nomor
pelanggan
y Kode Sentral
y 4 digit (atau 3 digit) pertama dari nomor pelanggan merupakan kode
sentral
y Digunakan terutama untuk proses routing dan pembebanan (charging)
Digunakan terutama untuk proses routing dan pembebanan (charging)
y Satu sentral dapat memiliki lebih dari satu kode sentral
y Nomor‐nomor khusus
y
y
y
y
y
y
53
Polisi : 110
Panggilan darurat : 112 (khusus untuk seluler)
Pemadam kebakaran : 113
SAR : 115
Ambulance : 118
Ambulance : 118
Nomor‐nomor ini harus dapat diakses langsung dari seluler
• Penomoran pada seluler
– Mobile Subscriber International ISDN Number
(
(MSISDN)
)
• Merupakan nomor internasional untuk terminal/pelanggan
jaringan seluler
– Terdiri Kode Negara
g
((62 untuk Indonesia)) diikuti oleh N(S)N( )
Mobil
– N(S)N-Mobil teridiri dari Kode Tujuan Nasional (NDC) dan
Nomor Pelanggan
• Kode Tujuan Nasional
– Setiap operator seluler diberi alokasi NDC sendiri-sendiri
» Terdiri atas 3 digit atau 4 digit
» Digit terakhir berfungsi sebagai identitas operator yang
bersangkutan
– NDC 3 digit untuk operator seluler dengan cakupan nasional
sedangkan
d
k NDC 4 di
digit
it untuk
t k operator
t seluler
l l b
berlingkup
li k
regional
54
Su be FTP Nasional
Sumber:
as o a 2000
000
STBS : Stasiun Bergerak Seluler
55
Contoh perutean panggilan telepon
International call dari Finlandia ke Stockholm‐Swedia dan
panggilan jarak jauh ke nomor telepon 09 13115 di Helsinki
56
Trunk network
Trunk network
57
International Network
International Network
58
CONTOH KASUS :
12-Sep-17
12-Sep-17
Referensi :
y
y
y
y
y
y
y
Tutun Juhana, Sentral
Juhana Sentral Telepon, KK Teknik
Telepon KK Teknik Telekomunikasi ,STEI ITB
Telekomunikasi STEI ITB
Freeman R. L., Radio System Design for Telecommunications.
Regis J.Butes, Broadband Telecommunication Handbook, second edition, Mc.Graw
Hill.
Rahmad Hidayat, Diktat Komunikasi Data, STTM Bandung
http://sttmandalabdg.academia.edu/rahmadhidayat
Wikipedia
p
Berbagai sumber lain
STT Mandala
Rahmad Hidayat ,MT
12-Sep-17
TERIMA KASIH
[email protected]
STT Mandala
Rahmad Hidayat, ST, MT