Proposal tesis (2) id. pdf

PENGARUH KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) DOSEN
TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN
PERGURUAN TINGGI

PROPOSAL TESIS

Oleh:

DEDI MUZLAHINUR

DIAJUKAN SEBAGAI
PRASYARAT MENGIKUTI PROGRAM MAGISTER
DI UNIVERSITAS ZAINAL ABIDIN
TRENGGANU, MALAYSIA
2014 M/ 1436 H

1

2

KATA PENGANTAR


SWT, yang telah
Puji syukur
ukur ppenulis panjatkan atas kehadhirat Allah SW
memberikan

limpa
gga penulis dapat
mpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

menyelesaikan proposa
oposal tesis ini untuk memenuhi syarat kuliah pasca sarjana
sumberdaya manusia
dalam upaya memper
peroleh gelar Master bidang manajemen sumbe
Pada Universitas Zaina
judul “ Pengaruh
ainal Abidin, Trengganu, Malaysia yang berjudul
Kualitas


Sumberdaya
rdaya

Manusia

(SDM)

Dosen

rhadap
Terhad

Tingkat

Keberhasilan Pergur
guruan Tinggi ”.
Salawat dann salam penulis sampaikan kepada junjung
ungan alam Nabi
Muhammad SAW.. Y
Yang telah memberi suri tauladan yang baik

aik serta motivasi
dalam pendidikan aga
gar menjadi insan yang mulia di dunia dan akhi
khirat.
Dalam penulisa
nulisan tesis ini, penulis telah berusaha semaksi
aksimal mungkin
dengan segala kemam
ampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
ki. Namun penulis
menyadari bahwa hasi
hasil penulisan ini masih jauh dari kesempurna
purnaan baik dalam
upun dalam penulisannya. Oleh karena ituu dengan segala
muatan isi maupun
nulis mengharapkan adanya kritik dan sarann ya
kerendahan hati penul
yang membangun
demi kesempurnaan penulisan proposal tesiss ini dan penulisan
dari berbagai pihakk de

– penulisan selanjutny
utnya.
pada pemberi kritik dan saran yang memban
Semoga kepad
bangun di berikan
balasan setimpal oleh Allah SWT. Dan semoga penulisan ini
ni dapat memberi
manfaat serta mening
ningkatkan wawasan bagi pembaca umumnya,
a, terutama sekali
bagi penuliss khususny
khususnya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Blangpidie, 01 Des
esember 2014
Penulis
nulis,

Dedi muzlahi
ahinur, SE


3

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar belakang penelitian
Perkembangan Ilmu pengetahuan saat ini telah mempengaruhi tata cara

kehidupan masyarakat. Kondisi luarbiasa yang mempengaruhi berbagai sektor
kehidupan masyarakat itu, kian hari tumbuh maju serta berkembang sehingga
berefek pada perubahan kondisi berkehidupan masyarakat secara universal.
Akibat kecenderungan tersebut mendorong berbagai pihak, terutama sekali
kaum cendikia dan pemikir dari berbagai sektor untuk menemukan jalan sehingga
mendapat cara yang tepat dalam menghadapi sejumlah persoalan. Dari berbagai
kondisi yang mendera kehidupan manusia selama ini telah memperlihatkan
dengan nyata batapa pengaruh dari manusia itu sendiri sangat besar dalam
menentukan suatu kondisi yang ingin dicapai. Sehingga manusia menjadi faktor

penentu dan unsur terpenting yang memiliki peran besar dalam menentukan masa
depannya.
Manusia sebagai makhluk dengan segala kesempurnaan yang telah
diberikan tuhan mendapatkan posisi penting didunia. Sehingga kesadaran dari
manusia itu sendirilah yang akan mempengaruhi kondisi kehidupannnya.
Keluarbiasaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah ditinjau
dari potensi kecerdasan otak, yaitu kecerdasan emosi (EQ), Kecerdasan Spiritual
(SQ) dan Kecerdasan Intelektual (IQ) serta dari potensi skill fisik (otot).

4

Kemampuan itulah yang kemudian akan menentukan tingkat potensialnya
sumberdaya manusia.
Kampus atau perguruan tinggi merupakan organisasi yang sangat berperan
dalam kegiatan pemberdayaan sumberdaya manusia. Maka diharapkan agar
adanya usaha yang lebih obtimal dari perguruan tinggi dalam penyelenggaraan
pemberdayaan tersebut, karena Perguruan tinggi dianggab punya peran yang
sangat serius dalam hal ini. Selain usaha memberdayakan sumberdaya manusia
yang ingin dihasilkan dari kampus tersebut, perguruan tinggi juga diharapkan
memiliki ketersediaan modal pemberdayaan sumberdaya manusia baik itu sarana

dan fasilitas maupun manusia itu sendiri sebagai pelaku pemberdayaan.
Akan tetapi masih banyak perguruan tinggi yang tidak menganggab dan
menyikapi dengan serius terkait dengan persoalan sistem pemberdayaan
sumberdaya manusia dalam upaya mewujudkan perguruan tinggi yang lebih
berkompeten, profesional dan berkemajuan. Masih ada perguruan tinggi yang
meletakkan kepentingan pemberdayaan sumberdaya manusia menjadi urutan
selanjutnya setelah uang, bisnis dan keuntungan secara ekonomi dalam proyek
lembaga atau usaha pendidikan perguruan tinggi itu.
Hal ini disebabkan oleh penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak
kompeten dan tidak berorientasi kepada kepentingan pemberdayaan sumberdaya
manusia atau kepentingan pendidikan, biasanya perguruan tinggi yang semacam
ini cenderung tidak bertahan, stagnan, mundur dan bahkan gulung tikar, karena
akan menyebabkan berkurangnya minat masyarakat terhadap kampus tersebut.
Padahal Organisasi, koorporasi dan institusi kerja sudah menjadi hal mustahil,

5

bahwa faktor sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat
penting, termasuk di perguruan tinggi. Manajemen SDM menjadi urat nadi
institusi, karena faktor manusia yang di kelola, menjadi penentu jalan atau

stagnannya aktivitas institusi.
Siagian (2008;1) mengajukan pertanyaan, kenapa manajemen SDM
memegang posisi strategis dalam gerak roda institusi? Penemuan jawaban yang
bisa memuaskan semua pihak dalam konteks logis dan rasional bisa menggunakan
berbagai pendekatan, baik politik, ekonomi, hukum, sosio-kultural, administratif
dan teknologikal. Dalam pendekatan politik dipahami bahwa manajemen SDM
dapat dipastikan mempunyai dampak terhadap manajemen SDM secara mikro dan
makro. Dimana asset yang terpenting yang dimiliki suatu institusi adalah SDM.
Pengamatan yang sering dilaporkan banyak pakar, menurut Siagian
(2008;3) menyakini bahwa berbagai institusi meskipun tidak memiliki sumber
daya dan kekayaan dalam bentuk uang, akan tetapi jika memiliki sumber daya
manusia yang terdidik, terampil, disiplin, tekun, mau bekerja keras, memiliki
budaya kerja, setia meraih kemajuan yang sangat besar buat institusi dan
pribadinya terbuka dengan lebar, institusi itu akan mampu bertahan atau berhasil
dalam mewujudkan eksistensinya.
Pendekatan ekonomi juga memahami bahwa modal, mesin, metoda kerja
dan bahan yang merupakan benda mati. Modal yang besar tidak dengan
sendirinya membuat suatu institusi menjadi bonafid. Melainkan modal yang
dimiliki oleh institusi hanya semakin besar dan berkembang bila dikelola secara
tepat oleh manajemen yang tepat dan hanya mungkin dilakukan oleh manusia


6

yang tidak saja ahli dan terampil dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi
juga memenuhi berbagai persyaratan non teknikal lainnya, seperti loyalitas,
disiplin pribadi, dan institusional, dedikasi serta kesediaan membawa kepentingan
pribadi kepada kepentingan yang lebih luas. Yaitu kepentingan bersama yang
tercermin lebih luas, yaitu sesuatu yang didasari oleh kepentingan bersama dalam
kelompok dan organisasi. Mesin yang canggih sekali hanya menjadi barang dan
benda mati bila tidak digerakkan atau dijalankan oleh manusia.
Ilustrasi ini juga berlaku di perguruan tinggi, semegah dan secanggih
apapun fasilitas dan bangunannya, tetapi tidak didukung SDM yang berkualitas
yang dihasilkan melalui manajemen SDM pada perguruan tinggi yang
profesional. Maka perguruan tinggi tersebut tidak akan berkembang dengan
maksimal bahkan cendrung statis dan mempertahankan status quo hingga sampai
pada kemunduran.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu organisasi disamping faktor lain seperti modal, apa lagi
seperti perguruan tinggi. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efesiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi

dalam badan usaha seperti perguruan tinggi, yang dikenal dengan manajemen
sumberdaya manusia. Kontribusi Sumberdaya manusia berkualitas yang tersedia
seperti dosen atau tenaga pengajar sebagai modal kerja perguruan tinggi dalam
kegiatan pemberdayaan sangatlah menentukan keberhasilannya.
Dalam pendekatan sosio kultural, saat ini semakin disadari bahwa harkat
dan martabat SDM dosen harus diakui, dihormati dan bahkan dijunjung tinggi.

7

Mengakui dan menghormati serta menjunjung tinggi harkat dan martabat dosen
memberikan makna, bahwa kesempatan berkarya bagi dosen dengan segenap
potensi yang dimilikinya lebih luas. Dan juga sebagai kondisi yang sudah sangat
umum diterima bahwa bagi seseorang, menjadi dosen mempunyai pekerjaan tetap
dengan penghasilan yang wajar tidak lagi dilihat semata-mata sebagai usaha untuk
memuaskan berbagai kebutuhan yang bersifat kebendaan, akan tetapi kebutuhan
sosio-psikologi. Pada puncaknya, seorang dosen seperti dalam teori Maslow ingin
juga mencapai aktualisasi dirinya menjadi dosen yang profesional melalui
pendekatan budaya kerja yang merupakan sebuah tantangan sekaligus kebutuhan
Karena dianggab peran dosen atau tenaga pengajar dalam perguruan tinggi
sebagai sosok yang sangat penting. Didalam kegiatan pemberdayaan sumber daya

manusia oleh lembaga usaha pendidikan seperti perguruan tinggi, yang menjadi
tenaga kerjanya atau pelaku pemberdayaan adalah manusia itu sendiri yaitu para
pengajar atau dosen. Sebagai pelaku, dosen harus merupakan manusia – manusia
yang dari segi kualitas sumberdayanya sudah tidak diragukan lagi, karena yang
berperan dalam pemberdayaan manusia adalah dosen itu sendiri, sehingga sekali
lagi harus dikatakan bahwa kualitas sumberdaya manusia dosenlah yang akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan perguruan tinggi dalam menghasilkan
sumberdaya manusia baru.
Karena peran perguruan tinggi adalah sebagai lembaga yang akan
melahirkan sejumlah generasi manusia yang memiliki sumberdaya yaitu manusia
yang memiliki beberapa kapasitas kecerdasan yang akan siap pakai. Manajemen
SDM pada perguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap civitas

8

akademika mendapatkan sejumlah tantangan. Salah satu tantangan (challenge)
bagi komponen manajemen perguruan tinggi khususnya pada manajemen SDM
yakni menghadirkan profesi dosen profesional dimana out-put akhirnya kampus
mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Sekaligus eksistensi dosen profesional menjadi kebutuhan untuk mewujudkan visi
dan misi perguruan tinggi tersebut.
Tingkat kualitas dan potensialnya manajemen SDM dosen memiliki peran
penting dan ikut menentukan kelancaran serta keberhasilan perguruan tinggi. Agar
para dosen dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan efektif, mereka dituntut
untuk memiliki kemampuan, motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja, budaya
kerja, etos kerja, dan semangat kerja yang tinggi.
Konsepsi

manajemen

SDM

pada

perguruan

tinggi

memberikan

pemahaman bahwa Sumber daya manusia dosen (SDMD), memiliki posisi yang
vital dalam membentuk image mutu lulusan maupun mutu perguruan tinggi secara
umum. Posisi ini diperkuat dengan fakta bahwa, dosen memiliki otoritas tinggi
dalam proses akademik, dan malahan lebih tinggi dari profesi serupa di lembaga
pendidikan di bawahnya.
Untuk itu pengelolaan SDM pada Perguruan Tinggi baik pada pimpinan
level puncak sampai level terendah maupun staf kepegawaian sebagai penunjang
akademik mesti mampu bekerja menghadirkan dosen profesional dengan
melayani all out, menginventaris kebutuhan dosen, berinovasi untuk mencari
solusi, dan menjaga relationship. Manajemen SDM pada perguruan tinggi juga
bisa menjadi generator pembangkit semangat kerja dosen, mendampingi dosen

9

untuk berani menghadapi dan mengisi kehidupannya agar lebih bernilai dan
bermakna baik untuk dirinya, orang-orang disekitarnya dan lingkungan tempatnya
ia berada, sehingga eksistensi dosen dimanapun ia berada tetap menjadi cahaya
bagi alam sekitarnya (HRD Indonesia). Karena dosen dianggap masyarakat
sebagai profesi yang mulia, profesi maha guru, profesi berbasiskan keilmuwan,
kecendikiawanan dan intelektualitas.
Oleh Sebab itu, perguruan tinggi punya tanggung jawab besar dalam
agenda pemberdayaan sumberdaya manusia, baik itu tanggung jawab pada modal
tenaga kerja yaitu ketersediaan dan kesiapan pelaku pemberdayaan sumberdaya
manusia maupun objek atau subjektifitas pemberdayaan manusia itu sendiri. Jika
itu menjadi kesadaran dan perhatian serius semua pihak, maka kampus atau
perguruan tinggi akan semakin memiliki eksistensi yang diperhitungkan dan
berdedikasi baik dalam persfektif prestasi dunia pendidikan, tingkat kepuasan
masyarakat, tingkat kesempatan berkemajuan, tingkat harapan perkembangan
daerah maupun keberhasilan secara ekonomi dari berbagai faktor.
Bagi penulis, hal ini menjadi penting dan menarik untuk dikaji dan di
teliti, sehingga dari uraian latar belakang di atas sudah mencerminkan ketertarikan
penulis untuk mempelajari, meneliti, dan mengkaji masalah tersebut yang
kemudian di tuangkan kedalam suatu tulisan yang berjudul:
“ Pengaruh Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Dosen Terhadap Tingkat
Keberhasilan Perguruan Tinggi ”.

10

B.

Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:
1) Sejauhmanakah pengaruh sumberdaya manusia (SDM) Dosen terhadap
Tingkat Keberhasilan Pergururan Tinggi?
2) Apakah perguruan tinggi memiliki kendala dan tantangan – tantangan
dalam menjalankan proyek pendidikan dan pemberdayaan sumberdaya
manusia?
3) Apasajakah yang harus dilakukan perguruan tinggi untuk suatu
keberhasilan dalam dunia pendidikan?

C.

Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian
Agar peneliti mempunyai arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan

penelitian sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh sumberdaya manusia (SDM)
Dosen terhadap Tingkat Keberhasilan Pergururan Tinggi
2) Untuk mengetahui apakah perguruan tinggi memiliki kendala dan
tantangan – tantangan dalam menjalankan proyek pendidikan dan
pemberdayaan sumberdaya manusia
3) Untuk mengetahui apasaja yang harus dilakukan perguruan tinggi untuk
suatu keberhasilan dalam dunia pendidikan.

11

Sedangkan manfaat yang penulis harapkan dari penulisan dan penelitian
ini adalah:
1) Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk bagi dunia
pendidikan khususnya perguruan tinggi untuk menjadi bahan evaluasi dan
proyeksi kinerjanya dalam agenda pendidikan dan pemberdayaan
sumberdaya manusia.
2) Memberikan kontribusi akademis kepada berbagai pihak terutama bagi
ilmu pengetahuan dan pengemabangan kualitas sumberdaya perguruan
tinggi dan dosen.
3) Sebagai bahan referensi bagi peneliti mendatang yang berminat dalam
bidang kajian yang sama terutama pengaruh kualitas sumberdaya manusia
(SDM) dosen terhadap keberhasilan perguruan tinggi.
4) Sebagai pengetahuan, pelajaran dan pengalaman penelitian bagi penulis
terutama dalam meneliti pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM)
Dosen terhadap keberhasilan perguruan tinggi.

D.

Kajian Teoritis
Sonny Sumarsono (2003: 4), Sumber Daya Manusia atau human recources

mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat
diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas
usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan
barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu
bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti

12

mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa
kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Penulis sendiri juga memiliki pandangan terhadap persoalan ini, bahwa
sumber daya manusia itu adalah satu kesatuan kepemilikan potensi diri dari suatu
manusia yang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan dalam berbagai bidang
kehidupan. Pada dasarnya semua manusia itu memiliki suatu sumberdaya, akan
tetapi karena sumberdaya itu didapatkan dari berbagai macam usaha, maka
masing – masing manusia cenderung berbeda tingkat potensi sumberdayanya,
karena potensi sumberdaya diri yang dimiliki, sajauh usaha manusia itu untuk
mendapatkannya.
Manusia merupakan asest yang paling berharga dalam suatu organisasi
yang dimana potensi salah satu unsur manjemen yang satu ini tidak bisa dijiplak
oleh sesama organisasi. Manusialah yang menggerakkan dan mengendalikan
organisasi dengan segala sumberdaya kemanusiaanya. Oleh karena itu
pengelolaan sumberdaya manusia menjadi penting.
Pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu bidang
ilmu manajemen khusus yang dikenal dengan manajemen sumberdaya manusia.
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang sangat penting
serta memiliki banyak tantangan dalam kegiatan realisasinya, sebab manusia
memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan dengan sumberdaya
lain. konsep manajemen sumberdaya manusia pada wilayah pelaksanaannya

13

cenderung berhadapan dengan unsur kemanusiaan itu sendiri yang antara satu
dengan lainnya berbeda – beda.
Sudarmayanti (2011: 2) mengatakan Sumber Daya Manusia merupakan
asset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap
aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan
latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang hetorogen yang dibawa ke
dalam suatu organisasi.
Menurut Mary Parker Follet (1886 – 1961), Manajemen Sumberdaya
Manusia adalah suatu seni mengelola orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi, atau dengan kata lain pekerjaan itu tidak dilakukan dengan sendirian.
Pengelolaan yang dilakukan terhadap orang lain itu adalah berkaitan dengan
pengelolaan sumberdaya manusianya. Pengelolaan sumberdaya manusia menjadi
sebuah keharusan untuk dilakukan sehingga potensi – potensi kualitas
sumberdaya yang dimiliki menjadi penting untuk dijaga dan dikembangkan.
Karena kualitas sumber daya yang dimiliki manusia akan sangat menentukan
sejauh mana organisasi itu bisa berhasil. Setiap organisasi baik itu organisasi
pemerintah, swasta, dalam bentuk manufaktur, jasa ataupun dagang akan
dihadapkan pada permasalahan mengenai pengelolaan Sumber Daya Manusia
(human resources).
Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan pengelolaan
potensi kemanusiaan para manusia untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan satu topik yang sangat penting
di dalam kegiatan manajemenisasi sumberdaya manusia. Seluruh upaya

14

pengembangan yang dilakukan dalam manajemen sumberdaya manusia memiliki
tujuan akhir, yaitu manusia yang bekerja memiliki loyalitas, kepuasan kerja,
motivasi kerja yang baik serta peningkatan produktivitas organisasi.
Kualitas Sumber Daya Manusia merupakan inventaris yang penting bagi
organisasi, mengingat pentingnya unsur Sumber Daya Manusia dalam
pertumbuhan dan perkembangan organisasi karena didalamnya terdapat bakat,
kreativitas keinginan dan aktivitas kerja. Oleh karenanya potensi Sumber Daya
Manusia harus mendapatkan perhatian khusus dari organisasi sehingga apabila
manusia merasa nyaman bekerja maka semangat kerjanya akan meningkat, hal itu
berakibat produktivitas kerjanya meningkat pula dan pada akhirnya tujuan
organisasi untuk memperoleh hasil ataupun tujuannya akan tercapai.
Makanya dalam suatu organisasi, lembaga dan dunia usaha, masalah
sumber daya manusia mendapati posisi penting. Karena yang terlibat langsung
dalam baik – buruknya perjalanan suatu organisasi, lembaga dan dunia usaha
adalah para manusia dengan segala sumberdayanya. Sehingga tingkat capaian
apapun dalam suatu organisasi, lembaga dan dunia usaha akan dilihat dari
kuantitas dan kualitas sumberdaya manusianya. Akan tetapi kuantitas juga belum
bisa mengakuratkat keberhasilan jika sumberdaya manusianya tidak berkualitas.
Adanya sumberdaya lain yang bisa dijadikan sebagai modal, alat, atau sarana
dalam suatu perjalanan organisasi, tidak akan menentukan apa – apa jika
manusianya tidak berperan. Maka untuk itu manusia dengan kualitas yang
dimilikinyalah yang akan menentukan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan
suatu organisasi, lembaga dan dunia usaha.

15

Pengelolaan sumber daya manusia ini sangat erat kaitannya dengan
pengelolaan sumber daya lainnya yaitu bahan baku (material), modal (money),
mesin (machines), dan metode (method), serta energi (energy) dalam organisasi
tersebut. Semakin baik pengelolaan Sumber Daya Manusia (tenaga kerja) maka
semakin baik pula pengelolaan sumber daya yang lain. Sebaliknya semakin buruk
pengelolaan Sumber Daya Manusia maka hal itu berakibat pengelolaan sumber
daya yang lain semakin tidak baik.
Keberhasilan suatu organisasi dalam kegiatan usahanya, jika individuindividu yang terlibat didalamnya mau bekerja sama dengan giat dan penuh
semangat, dimana suatu organisasi dan pihak pegawai terdapat saling pengertian
dan saling membutuhkan maka organisasi akan terus hidup dan maju.
Agar pengelolaan Sumber Daya Manusia di dalam suatu organisasi dapat bekerja
dengan efisien maka pendidikan, keterampilan dan kepemimpinan memegang
peranan penting untuk dapat mempengaruhi dan menggerakkan pelaku
organisatoris guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Selain itu
diperlukan

untuk

meningkatkan

Kualitas

dan

mutu

dalam

komponen

keorganisasian sebagai upaya untuk mengantisipasi lingkungan eksternal dan di
lain pihak perhatian ke lingkungan internal merupakan faktor yang harus
didahulukan.
Salah satu organisasi atau institusi yang langsung berhadapan dengan
masalah sumber daya manusia adalah perguruan tinggi. Yaitu sebuah organisasi
atau instusi yang mengelola dan melahirkan sumberdaya manusia. Organisasi,
lembaga dan dunia usaha yang sudah ada dan berdiri misal seperti organisasi

16

usaha perguruan tinggi ini tidak bisa di biarkan begitu saja tetapi membutuhkan
upaya– upaya dan alternatif – alternatif

untuk mengembangkannya agar

kelangsungan hidup sebuah usaha itu bisa tercipta. Maka untuk itu, dalam
memilih alternatif dan upaya pengembangan nya yang matang tentu harus ada
sesuatu yang dilakukan baik dalam pengorganisasian maupun dalam segi
manajemen

sumberdaya

manusianya.

Sehingga

pengelolaan

usaha

dan

organisasinya bisa teroptimalisasi dalam suatu tingkat pencapain tujuan.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan
tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga
pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU No.15,2005).
Perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian (UU 2 tahun 1989) Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi dari pada pendidikan menegah di jalur pendidikan sekolah (PP
30 Tahun 1990).
Konsep pendidikan tinggi pertama sekali diperkenalkan di Amerika
Serikat sekitar tahun 1970-an. Ini adalah sebuah pengakuan terhadap hak-hak
rakyat Amerika untuk memperoleh pendidikan tinggi. Dalam konteks Indonesia,

17

hal yang sama juga berlaku bahwa segenap warga negara Indonesia memiliki hak
yang sama dalam mengakses sumber-sumber pendidikan tinggi yang ada.
Dalam Peraturan pemerintah No. 30 Tahun 1990 tentang tujuan perguruan
tinggi adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan kesenian serta
menyumbangkan

untuk

meningkatkan

taraf

kehidupan

masyarakat

dan

memperkaya kehidupan nasional.
Dengan tujuan tersebut, perguruan tinggi merupakan wadah atau
penampung bagi parasiswa yang ingin melanjutkan studinya ke tingkat yang lebih
tinggi, harus dapat melahirkan mahasiswa yang mampu bersaing disegala bidang
keilmuan, karena mahasiswalah tolak ukur majunya pendidikan di daerah.
Perguruan tinggi merupakan tempat yang dapat mempertemukan manusia dari
berbagai kelompok yang dapat menjadi simbol perekat suatu bangsa. Selain itu
perguruan tinggi juga dianggap sebagai lembaga paling modern, yaitu tempat
dimana kaum intelektual di lahirkan serta menjadi pusat keilmuan yang paling
tinggi.
Perguruan tinggi bukanlah sekedar lembaga pendidikan saja, melainkan
juga sebagai lembaga yang menjembatani antara mahasiswa (anak didik) dengan
masyarakat sekitar, agar ilmu yang didapatkan di perguruan tinggi bisa
bermanfaat tak hanya bagi mereka sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.
Oleh sebab itulah kita harus mempunyai konsep dan tujuan yang jelas dalam
membangun sebuah perguruan tinggi, sebab jika kita asal-asalan, maka perguruan

18

tinggi akan dihujat oleh masyarakat karena tidak menghasilkan dampak yang
nyata bagi lingkungan sekitar.
Perguruan tinggi membawa dampak yang paling besar bagi suatu daerah,
apa lagi peran perguruan tinggi sebagai pusat pengetahuan. Semakin memperjelas
tingkat kepentingannya. Karena dampak yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ini
akan bisa langsung dirasakan oleh suatu daerah. Ketika misalnya banyak
intelektual dan para pemikir, ataupun banyak sumberdaya manusia berkualitas
yang lahir dari perguruan tinggi, maka manfaat itu akan jelas dirasakan, namun
begitu juga dengan sebaliknya.
Perguruan

tinggi

punya

peran

besar

dalam

menciptakan

suatu

perkembangan atau pembaharuan dalam suatu kehidupan, Perguruan Tinggi dapat
menghasilkan banyak suamberdaya manusia yang siap pakai. Baiknya pendidikan
dan tingkat kecerdasan suatu masyarakat sangat berkaitan dengan out-put yang
dihasilkan perguruan tinggi. Karena Perguruan tinggi merupakan institusi
pendidikan yang memiliki peran sangat besar dalam upaya pengembangan sumber
daya manusia (SDM) sebagai tolak ukur kemajuan bangsa. Agar peran yang
strategis dan besar tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka sumber daya
manusia perguruan tinggi haruslah memiliki sistem pengelolaan yang baik.
Sehingga kualitas yang dihasilkan tetap terjaga.

19

E. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan metode yang sesuai dengan
permasalah yang sedang diteliti, karena metode tersebutberfungsi sebagai cara
mengerjakan sesuatu, agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik, tepat
dan rasional guna mencapai hasil yang optimal (Anton Bakker,2010:hl.10).
penelitian ini menggunakan nmetode deskriptif dengan pendekatan Kualitatif yang
berusaha menggambarkan dengan jelas tentang kondisi lapangan dan objek
penelitian dalam suatu kondisi tertentu. Penelitian kualitatif pada hakikatnya
adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis kualitatif, yaitu dengan

berusaha mendeskripsikan setiap peristiwa dan kaitannya terhadap orang – orang
yang terlibat dalam situasi tertentu. Penelitian ini berusaha mengkaji setiap sisi
konseptual subjek yang diteliti sehingga mendekatkan paham terhadap apa dan
bagaimana suatu pemahaman yang berkembang disekitar penelitian dalam lingkup
kehidupan objek.
Aspek deskriptif ini terletak dalam data – data dan kajian literatur literatur teoritis terkait dengan masalah manajemen sumberdaya manusia dan
organisasi perguruan tinggi dalam berbagai sumber referensi. Kemudian dicoba
kupas dalam suatu paparan dan data lapangan.

20

2.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini penulis dapatkan dari berbagai cara

antara lain:
a. Ovservasi, yaitu data didapatkan dengan melakukan pengamatan langsung
kepada dosen, mahasiswa, masyarakat, dan stakeholder terkait lainnya.
b. Angket
c. Wawancara, yaitu data diperoleh dari upaya – upaya komunikatif dengan
berbagai stakeholder terkait didalamnya
d. Analisa media, informasi dan sumber – sumber pustaka, yaitu data yang di
dapatkan dengan cara menganalisa dan mengkaji berbagai media – media
yang merupakan sumber informasi dan data.
F. Daftar Pustaka
1. , Ary Ginanjar (2008). The ESQ Way 165, Jakarta: Arga Publishing.
2. Indonesia, HRD. Workplace Culture Special, http://www.hrd-indo.com/
why.htm
3. Siagian, Sondang, P. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Bumi Aksara.
4. Singer, MG, Human Resource Managemen, PWS-KENT, Publishing
Company, Boston, 1990.
5. Sudarmayanti, Sumber Daya manusia dan Produktivitas Kerja, Madar
maju, Bandung 2001.
6. Undang-Undang Republik Indonesia dan Undang – Undang Pemerintah
tentang perguruan tinggi dan dosen.