Contoh Proposal Skripsi BAB 1 Perbankan

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan
komunikasi akan semakin meningkatkan upaya berbagai perusahaan untuk
mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih
dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan
keuntungan yang lebih. Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif
untuk para investor dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh
keuntungan.

Pengembangan

pasar

modal

sangat

diperlukan


dalam

perekonomian Indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak
yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka
menengah ataupun jangka panjang. Secara formal pasar modal didefinisikan
sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan
ekonomi di negara-negara maju. Pasar modal juga mempunyai pengertian
pasar yang terorganisir dimana efek-efek atau disebut juga sekuritas
perdagangan.

1

Industri perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta
dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur,
pertanian, pertambangan, properti dan lain- lain. Bank merupakan suatu
lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

antara pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendrawijaya, 2003: 25).
Pada dasarnya falsafah yang melandasi kegiatan usaha bank adalah
kepercayaan dari nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam
operasinya lebih banyak menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan
modal sendiri dari pemilik atau pemegang saham. Oleh sebab itu pengelola
bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk menjaga keseimbangan antara
pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang
wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis
penanamannya. Hal tersebut diperlukan karena dalam operasinya bank selain
melakukan penanaman dalam bentuk aktiva produktif, seperti kredit dan
surat- surat berharga, juga memberikan komitmen dan jasa- jasa lain sebagai
“fee based operation” atau “off balance sheet activities”.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang
cepat perkembangannya sehingga menjadi alternatif yang disukai perusahaan
untuk mencari dana. Perkembangan bursa efek disamping dilihat dengan
semakin banyaknya anggota bursa juga dapat dilihat dari perubahan harga
harga saham yang diperdagangkan. Perubahan harga saham dapat memberi
2


petunjuk tentang kegairahan dan kelesuan aktivitas pasar modal serta pemodal
dalam melakukan transaksi jual beli saham.
Membaiknya perekonomian

Indonesia jumlah emiten yang ada di

Bursa Efek Indonesia meningkat. Meningkatnya jumlah emiten akan
membawa kearah yang lebih baik pihak-pihak yang berkepentingan, antara
lain bagi perusahaan akan lebih mudah dalam memperoleh modal, dan bagi
investor

akan

mendapatkan

return.

Para

pemodal


tertarik

untuk

menginvestasikan dananya karena investasi dalam bentuk saham menjanjikan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi, baik dari deviden maupun dari capital
gain.
Pasar modal (capital market) Pandji dan Piji (2003:6) merupakan
pasar yang memfasilitasi penerbitan dan perdagangan surat berharga
keuangan seperti saham dan obligasi. Penerbitan surat berharga dilakukan
melalui mekanisme penawaran umum atau sering disebut go public.
Sedangkan, pasar sekunder merupakan pasar yang memfasilitasi jual beli atas
surat berharga yang ditelah diterbitkan melalui go public.
Pasar modal terdapat banyak jenis surat berharga. Masing-masing
surat berharga memiliki karakteristik tingkat keuntungan dan risiko yang
berbeda-beda. Ada surat berharga yang menjanjikan keuntungan besar namun
sekaligus berisiko besar. Ada pula yang menjanjikan keuntungan kecil dengan
risiko yang kecil pula. Umumnya semakin tinggi keuntungan yang dijanjikan
semakin besar pula risikonya. Beberapa jenis surat berharga yang populer di

3

pasar modal antara lain: saham, obligasi, dan reksa dana. Pasar Modal
memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan jenis pasar yang lain.
Mengurangi resiko saham dibutuhkan informasi yang aktual, akurat
dan transparan. Informasi keuangan sebagai instrumen data akuntansi
diharapkan mampu menggambarkan realita ekonomi. Oleh karena itu
pengujian terhadap kandungan informasi akan dapat mempengaruhi reaksi
pasar atas tingkat pengembalian (return). Salah satu alternatif untuk
mengetahui

informasi

keuangan

yang

dihasilkan

bermanfaat


untuk

memprediksi harga saham, maka dilakukan analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan menurut Riyanto (1999: 34) dikelompokkan dalam lima jenis yaitu
(1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio profitabilitas, (4) rasio
solvabilitas (5) rasio pasar.
Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran atau
kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka
harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak
orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun”.
Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang akan
berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai dari
suatu saham tersebut. (Rusdin, 2008: 66).
Penurunan pembayaran dividen kepada pemilik saham dapat
mempengaruhi minat pemodal atau calon pemodal dalam membeli saham
yang diperdagangkan di bursa efek. Sedangkan kemampuan perusahaan dalam
4

menghasilkan laba dengan menggunakan harta yang disebut dengan

efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan total sumber dananya juga akan
mempengaruhi harga saham.
Bagi investor informasi tentang rasio profitabilitas menjadi kebutuhan
yang sangat mendasar dalam kebutuhan pengambilan keputusan. Dengan
meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba
menurun maka harga saham ikut juga turun.
Untuk mengukur rasio profitabilitas bank, biasanya menggunakan dua
rasio utama yaitu Return on Equity (ROE) dan Return On Assets atau (ROA).
Dalam menghitung rasio profitabilitas ini, untuk perhitungan ROE dengan
cara membandingkan Laba (setelah pajak) dengan Modal (Modal Inti)
dikalikan 100%, maka hasilnya dalam bentuk persen (%). Sedangkan ROA
adalah membandingkan Laba (sebelum pajak) dengan total aset yang dimiliki
Bank pada periode tertentu dikali 100%, sama halnya dengan ROE, maka
hasilnyapun dalam bentuk persen (%). Untuk mendapatkan hasil perhitungan
rasio agar mendekati pada kondisi yang sebenarnya (Riyadi, 2016:187), maka
posisi modal atau Assets dihitung secara rata-rata selama periode perhitungan.
Astuti (2004: 37), menyatakan bahwa Return on Asset (ROA)
digunakan untuk mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan
pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan
kinerja


manajemen

dalam

menggunakan

aktiva

perusahaan

untuk

menghasilkan laba. Sedangkan Return on Equity (ROE) menggambarkan
5

sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh
pemegang saham.
Tambunan (2007: 146) menyatakan bahwa para analisis sekuritas dan
pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio Return on Asset

(ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas

perusahaan

di

dalam

menghasilkan

keuntungan

dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba
sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.
Menurut Chrisna (2011:34) kenaikan ROE biasanya diikuti oleh
kenaikkan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti

semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut dapat menggunakan modal dari pemegang saham secara
efektif dan efisien untuk memperoleh laba. Dengan adanya peningkatan laba
bersih maka nilai ROE akan meningkat pula sehingga para investor tertarik
untuk membeli saham tersebut dan akhirnya harga saham perusahaan tersebut
mengalami kenaikan. Hasil penelitian Cerpen Naibaho (2010) menunjukkan
bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham.
Penganalisisan laporan keuangan para investor dapat melihat
hubungan

antara resiko dan hasil yang diharapkan dari modal yang

ditanamkan. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang selalu
6

mengalami perubahan harga. Harga saham dikatakan murah, mahal atau wajar
dengan melihat kondisi fundamental perusahaan secara sederhana ada yang
mengatakan bahwa hal ini dapat dilihat melalui laba yang diperoleh, dividen
perusahaan.

Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor fundamental
terhadap tingkat harga saham telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Namun hasil akhir dari penelitian ini adalah pengaruh signifikan antara kedua
variable tersebut, walaupun terdapat hasil signifikan yang relatif kecil.
Yuli Antina Aryani (2016) melakukan penelitian tentang ”Analisis
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Industri logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2011”. Hasil uji secara simultan (Uji F) menunjukan bahwa variabel
independen yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning
Per Share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh
dan segnifikan terhadap harga saham. Ini berarti rasio Profitabilitas yang diuji
mempengaruhi perubahan harga saham, jika rasio profitabilitas meningkat
maka harga saham juga akan meningkat dan sebaliknya. Hasil uji secara
parsial (Uji t) menunjukan bahwa variabel ROA (X1) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham meskipun ROA memilki nilai positif,
sedangkan variabel ROE (X2), variabel EPS (X3), dan variabel NPM (X4)
secara parsial berpengaruh dan segnifikan terhadap harga saham tetapi arah

7

koefisiennya berbeda, variabel ROE (X2) dan Variabel NPM (X4)
berpengaruh secara negatif dan variabel EPS (X3) berpengaruh secara positif.
Hasil penelitian lain diperoleh hasil yang berpengaruh secara
signifikan. Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis rasio keuangan
terhadap harga saham dengan objek yang berbeda dari penelitian sebelumnya
yaitu pada sektor perbankan. Dalam penelitian ini peneliti memilih sektor
perbankan sebagai sampel yang diteliti karena sektor perbankan sangat
diperlukan dalam perekonomian modern saat ini dan sebagai mediator antara
kelompok masyarakat yang kelebihan dana (rumah tangga) dan kelompok
masyarakat, pada sektor perbankkan pun semua kebijakan seperti penentuan
tingkat suku bunga ditentukan oleh Bank Sentral yakni Bank Indonesia.
Motivasi dalam melakukan penelitian ini adalah untuk menguji konsistensi
pengaruh rasio keuangan berdasarkan data akuntansi terhadap harga saham.
Berdasarkan data laporan tahunan perbankan yang dikeluarkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pada tahun 2015, secara umum industri
perbankan nasional menunjukkan pertumbuhan yang moderat, tercermin dari
meningkatnya total aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum
masing-masing sebesar 9,21% (yoy), 10,44% (yoy), dan 7,26% (yoy). Selain
itu, indikator kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) juga masih terjaga
baik. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang cukup tinggi
sebesar 21,39%, Non Performing Loan (NPL) gross dan NPL net yang
relative rendah masing-masing sebesar 2,39% dan 1,14%, serta Loan To
8

Deposit Ratio (LDR) sebesar 92,11%. Sedangkan dari sisi likuiditas yang
diindikasikan dari rasio AL/NCD maupun rasio AL/DPK perbankan per 29
Desember 2015, secara industri masih berada di atas threshold masing-masing
sebesar 68,91% dan 14,50%.
1) Perbankan Konvensional
Di tengah perbaikan kondisi perekonomian domestik, pada 2015 kredit
BUK mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 10,86% (yoy) menjadi Rp
3.904 triliun dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 11,86% (yoy).
Tabel 2.1 Kondisi Umum Perbankan Konvensional
Rasio
Total Aset (Rp milyar)
Kredit (Rp milyar)
Dana Pihak Ketiga (Rp milyar)
* Giro (Rp milyar)
* Tabungan (Rp milyar)
* Deposito (Rp milyar)
CAR (%)
ROA (%)
NIM (%)
BOPO (%)
NPL Gross (%)
NPL Net (%)
LDR (%)
Ket :

2014
5.404.503
3.521.831
3.940.494
874.889
1.232.954
1.832.652
19,57
2,85
4,23
76,29
2,04
0,98
89,42

2015
TW I
5.577.929
3.527.817
4.028.755
936.000
1.152.362
1.940.392
20,98
2,69
5,30
79,49
2,27
1,16
87,58

TW II
5.732.978
3.677.335
4.156.933
1.040.378
1.172.790
1.943.755
20,28
2,29
5,32
81,40
2,46
1,22
88,46

TW III
5.943.529
3.805.326
4.297.649
1.084.398
1.233.291
1.979.960
20,62
2,31
5,32
81,82
2,61
1,26
88,54

TW IV
5.919.406
3.904.158
4.238.349
972.657
1.343.292
1.922.400
21,39
2,32
5,39
81,49
2,39
1,14
92,11

Perubahan
qtq
yoy
-0,40% 9,53%
2,60% 10,86%
-1,38% 7,56%
-10,30% 11,17%
8,92% 8,95%
-2,91% 4,90%
0,77
1,82
(0,53)
0,02
0,08
1,16
5,20
(0,33)
(0,22)
0,35
(0,12)
0,16
3,57
2,69

Menunjukan penurunan pertumbuhan
Menunjukan peningkatan pertumbuhan

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia dan Sistem Informasi Perbankan OJK, Desember 2015 Penarikan data SIP OJK per
tanggal 1 Februari 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kinerja rentabilitas BUK
(Bank Umum Konvensional) pada tahun 2015 masih tergolong baik,

9

tercermin dari ROA BUK sebesar 2,32% meskipun relatif menurun dari
2,85% pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena adanya
penurunan pertumbuhan laba, terlihat dari lebih besarnya pertumbuhan beban
bunga (15,12%) dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan bunga
(13,84%). Hal tersebut juga diindikasikan oleh meningkatnya rasio Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dari 76,29% menjadi
sebesar 81,49%. Disisi lain, NIM relatif meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya dari 4,23% menjadi sebesar 5,39%.
2) Perbankan Syariah
Kinerja perbankan syariah (BUS dan UUS) pada tahun 2015 masih
cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya meskipun terdapat
beberapa indikator kinerja yang relatif sedikit menurun. Meskipun demikian,
pertumbuhan Aset, pembiayaan dan DPK perbankan syariah pada tahun 2015
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8,78% (yoy), 6,86% (yoy)
dan 6,11% (yoy).

10

Tabel 2.1 Indikator Umum Perbankan Syariah
Rasio
BUS dan UUS
Total Aset (Rp milyar)
Kredit (Rp milyar)
Dana Pihak Ketiga (Rp milyar)
* Giro (Rp milyar)
* Tabungan (Rp milyar)
* Deposito (Rp milyar)
BUS
CAR (%)
ROA (%)
NOM (%)
BOPO (%)
NPF (%)
FDR (%)
Ket :

TW I

TW II

TW III

TW IV

Perubahan
qtq
yoy

272.343
199.330
217.858
18.649
63.581
135.629

268.356
200.712
212.988
20.280
61.186
131.522

273.494
206.056
213.477
21.943
61.028
130.506

282.162
208.143
219.313
20.680
63.930
134.710

296.262
212.996
231.175
21.193
68.853
141.329

5,00%
2,33%
5,41%
2,48%
7,39%
4,91%

8,78%
6,86%
6,11%
13,64%
7,98%
4,20%

15,74
0,41
2,92
96,97
4,33
86,66

14,43
0,69
0,75
95,98
5,49
89,15

14,09
0,50
0,55
96,98
5,09
92,56

15,15
0,494
0,519
96,94
5,14
90,82

15,02
0,485
0,524
97,01
4,84
88,03

(0,13)
(0,01)
0,005
0,07
(0,29)
(2,79)

(0,73)
0,07
(2,40)
0,04
0,51
1,38

2014

2015

Menunjukan penurunan pertumbuhan
Menunjukan peningkatan pertumbuhan

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI)

Kinerja industri Bank Umum Syariah (BUS) selama tahun 2015 masih
cukup baik, ditunjukkan dengan CAR yang meskipun sedikit menurun
dibandingkan tahun sebelumnya namun meningkat selama tahun 2015 yaitu
menjadi sebesar 15,02% dari tahun sebelumnya 15,74%. Sementara dari segi
rentabilitas, ROA perbankan syariah pada tahun 2015 meningkat 7 bps atau
menjadi 0,49% dari tahun 2014 sebesar 0,41%.
3) Kinerja Bank BPR
Perkembangan Industri kinerja BPR pada tahun 2015 masih cukup
baik

meskipun

mengalami

perlambatan

pertumbuhan.

Hal

tersebut

ditunjukkan oleh pertumbuhan total aset, kredit dan DPK yang tumbuh
masing-masing sebesar 13,17% (yoy), 9,38% (yoy), dan 14,50% (yoy)

11

melambat

dibandingkan

dengan

pertumbuhan

tahun

sebelumnya

masingmasing 16,16% (yoy), 15,57% (yoy), dan 16,29% (yoy).
Tabel 3.1 Indikator Umum BPR
Rasio
Total Aset (Rp milyar)
Kredit (Rp milyar)
Dana Pihak Ketiga (Rp milyar)
* Tabungan (Rp milyar)
* Deposito (Rp milyar)
NPL Gross (%)
NPL Net (%)
ROA (%)
LDR (%)
CR (%)
KAP (%)
ROE (%)
BOPO (%)
CAR (%)
Ket :

2014
89.878
68.391
58.750
18.831
39.919
4,75
2,88
2,98
79,79
19,56
3,31
27,89
80,21
22,34

TW I
91.550
70.409
60.540
18.691
41.849
5,46
3,42
3,01
80,26
15,53
3,65
27,59
81,55
22,32

2015
TW II
TW III
93.987
97.469
73.749
74.275
61.550
64.078
18.064
19.276
43.486
44.802
5,70
6,05
3,56
3,80
2,90
2,73
82,60
80,34
13,77
15,91
3,90
4,07
26,50
24,64
82,05
82,27
20,75
21,32

TW IV
101.713
74.807
67.266
20.959
46.307
5,37
3,34
2,71
77,81
19,14
3,68
24,76
81,59
21,93

Perubahan
qtq
yoy
4,35% 13,17%
0,72%
9,38%
4,97% 14,50%
8,73% 11,30%
3,36% 16,00%
(0,68)
0,62
(0,46)
0,46
(0,02)
(0,27)
(2,53)
(1,98)
3,23
(0,42)
(0,39)
0,37
0.12
(3,13)
(0,68)
1,38
0,61
(0,41)

Menunjukan penurunan pertumbuhan
Menunjukan peningkatan pertumbuhan

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI)

Rentabilitas BPR selama tahun 2015 mengalami sedikit penurunan.
Pertumbuhan kredit memberikan kontribusi negatif pada penurunan
profitabilitas BPR yang tercermin dari rasio Return on Asset (ROA) yang
menurun dari 2,98% pada tahun sebelumnya menjadi 2,71%. Demikian
halnya dengan Return on Equity (ROE) yang turun dari 27,89% menjadi
24,76%. Lebih lanjut, efisiensi BPR menunjukkan sedikit penurunan yang
tercermin dari rasio BOPO pada tahun 2015 sebesar 81,59% meningkat dari
tahun sebelumnya sebesar 80,21%.

12

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH
RASIO

PROFITABILITAS

TERHADAP

HARGA

SAHAM

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Sulitnya memprediksi hasil yang diperoleh investor dari investasi
yang telah dilakukan dalam bentuk saham, karena harga saham
selalu mengalami perubahan.
2. Adanya ketidakpastian mengenai return yang diperoleh investor
dari hasil investasi yang telah dilakukan dalam bentuk saham
sehingga berpengaruh pada harga saham.
3. Informasi mengenai rasio keuangan yang mempengaruhi return
saham masih kurang konsisten antara penelitian yang satu dengan
penelitian lainnya.
4. Investor kesulitan dalam memilih saham perusahaan mana yang
paling menguntungkan.
5. Kondisi Rasio Profitabilitas perbankan tidak menentu atau
fluktuatif.
13

C. Batasan Masalah
Guna memperoleh pembahasan yang lebih fokus dan komprehensif
maka dari identifikasi masalah yang didapatkan penulis membatasi masalah
tersebut sebagai berikut:
1. Meneliti keterkaitan Return On Asset terhadap harga saham perbankan.
2. Meneliti keterkaitan Return On Equity terhadap harga saham perbankan.
3. Meneliti seberapa besar pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap harga
saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Penelitian dilakukan terhadap perbankan yang listing di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015 dan sebelumnya dengan periode buku yang berakhir
31 Desember.
5. Pengelolaan data bersifat kuantitatif. Hal yang bersifat kualitatif tidak
diteliti, seperti faktor manajemen perusahaan dan faktor eksternal (kondisi
sosial, hukum, dan sebagainya).

D. Rumusan Masalah
1. Apakah Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Return On Asset (ROA) dan
Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh yang segnifikan terhadap
harga saham pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?

14

2. Dari kedua variable rasio Profitabilitas yang terdiri dari Return On Asset
(ROA) dan Return on Equity (ROA), variable manakah yang berpengaruh
dominan terhadap harga saham pada sektor perbankan?
3. Bagaimana pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap harga saham pada
sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan: Untuk menguji Rasio Profitabilitas (Return On Asset dan
Return On Equity) berpengaruh terhadap harga saham perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
2.1

Manfaat Teoritis

Dilihat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan

masukan dan

sumbangan pemikiran

yang dapat

menambah

pengetahuan khususnya mengenai pasar modal.
2.2

Manfaat Praktis
Selain dilihat dari kegunaan teoritis, penelitian ini juga

diharapkan dapat berguna :
15

a. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
bagi para investor atas informasi keuangan dalam melakukan
pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal,
sehingga dapat memperkecil risiko yang mungkin dapat terjadi
sebagai akibat dalam pembelian saham di pasar modal.
b. Bagi Sektor Perbankan
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan dalam
penetapan kebijakan terutama menyangkut keuangan dan
kebijakan lain berdasarkan analisis rasio keuangan.

16

F. Kerangka Berpikir
Kerangka

pikir

teoritis

dalam

penelitian

ini

mengemukakan

sistematika kerangka konseptual tentang pengaruh rasio profitabilitas (Return
On Assets dan Return On Equity ) terhadap harga saham perbankan

yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti pada gambar berikut;

X

Y
Return On
Asset
(ROA)
Harga Saham

Rasio
Profitabilitas

Return On
Equity
(ROE)

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

G. Hipotesa
Berdasarkan hubungan kerangka pemikiran terhadap rumusan masalah
maka hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian
ini adalah :

17

Ho :

Diduga Rasio Profitabilitas (Return On Asset dan Return On Equity)
berpengaruh terhadap harga saham pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha :

Diduga Rasio Profitabilitas (Return On Asset dan Return On Equity)
tidak berpengaruh terhadap harga saham pada sektor perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka berpikir, hipotesa dan sistematika
penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan teori-teori yang mendukung dari hasil studi
pustaka agar dapat digunakan sebagai pengolahan data.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Meliputi tentang penjelasan data-data yang digunakan serta
bagaimana mendapatkannya, definisi variabel-variabel yang

18

digunakan serta pengukurannya dan model statistik yang
dugunakan untuk menguji hipotesis yang telah digunakan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyangkut sejarah singkat perbankan dan pasar modal

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan
saran-saran yang dianggap perlu bagi perusahaan perbankan,
investor serta peneliti yang ingin membuat penelitian serupa.

19

DAFTAR PUSTAKA

Sawir, Agnes, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan,
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. (2009)
Syafri Harahap, Sofyan, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Penerbit : PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta. (2008)
Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit : PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta. (2001)
Darmadji, Triptono dan Fakhrudin, Hendy M, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan
Tanya Jawab. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta. (2006)
Suyatno, Thomas. Kelembagaan Perbankan, Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. (1987)
Eduardus Tandelilin. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius
Darmadji, Tjipto dan Henry M. Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat
www.ojk.co.id , Laporan Tahunan Perbankan 2015, diakses pada tanggal 22 Juni
2017 Pukul 20.00 WIB

20