LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR PEMULIAAN
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN
ACARA VI
DESKRIPSI VARIETAS
Semester:
Ganjil 2013/2014
Nama
Nim
Rombongan
: Rahmat Ramadhan
: A1L012048
: A2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2013
ACARA VI. DESKRIPSI VARIETAS
Tanggal praktikum
: 4 November 2013
Nama
: Rahmat Ramadhan
NIM
: A1L012048
Nama Partner
:1.Rizky Utami
2. Nina Karlina
3. Iis Nafisah
4. Yusuf Firdaus Aulia
5. Yuda Galang Priyanto
Rombongan
: A2
Asisten
: Fathia Vidyasari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup diciptakan dengan sifat yang berbedabeda.Variasi antar makhluk hidup dapat dilihat dari morfologi maupun
genetikanya. Keragaman ciri dan sifat tiap makhluk hidup dapat di
deskripsikan sebagai hal yang obyektif. Deskripsi mengenai suatu
makhluk hidup dapat mempermudah kegiatan pemuliaan tanaman.
Pengenalan mengenai suatu jenis tanaman dengan melihat deskripsi
tanaman tersebut mempermudah seorang pemulia tanaman menentukan
metode pemuliaan tanaman yang sesuai untuk tanaman tersebut.
Penggunaan varietas unggul untuk meningkatkan produksi
tanaman merupakan usaha yang paling mudah diserap oleh petani.
Semakin banyak varietas yang beredar di kalangan petani, diharapkan
peningkatan produksi tanaman dapat terjamin. Penyebaran masing-masing
varietas unggul bervariasi tergantung keunggulannya, daya adaptasi dan
selera konsumen terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap varietas.
Penggunaan varietas unggul harus disertai tersedianya benih yang
bermutu tinggi yang dalam penyediaannya ditempuh dengan penerapan
sistem sertifikasi.
Dala kegiatan sertifikasi, kegiatan pkoknya adalah
menilai kemurnian benih secara genetis melalui sifat morfologi yang
nampak. Untuk itu deskripsi carietas yang berisi sifat-sifat morfologis
dapat membantu untuk menilai kemurnian benih. Oleh karena itu, sangat
diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat-sifat morfologi
yang disajikan dalam deskripsi tanaman.
Deskripsi merupakan suatu panduan yang menyajikan sejarah asalusul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama
utama serta anjuran tanam. Sifat-sifat morfologi yang disajikan dalam
deskripsi sehingga sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara
kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik.
Variasi tersebut dapat terjadi pada seua varietas terutama apabila ditanam
pada lokasi dan musil tanam yang berbeda.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tiap-tiap tanaman
secara keseluruhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang sifat-sifat morfologi dan fisiologi tanaman akan sangat
berguna dalam kegiatan perakitan varietas baru. Dalam kegiatan perakitan varietas
baru seorang pemulia tanaman memerlukan data-data yang lengkap mengenai
tanaman yang akan menjadi tetuanya. Morfologi dari suatu tanaman dapat
menggambarkan tingkat produktivitasnya. Morfologi tanaman menyangkut
bentuk dan struktur tanaman tersebut yang merupakan dasar utama dalam
klasifikasi dan digunakan sebagai alat untuk mengenal adaptasi tanaman terhadap
lingkungannya (Ismunadji, 1988).
Penelitian di bidang pemuliaan tanaman dikatakan berhasil, apabila
diperoleh produk akhir, yaitu adanya pelepasan varietas unggul baru. Sejak tahun
1971 Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan masalah perbenihan yakni dengan dibentuknya Badan
Benih Nasional atau BBN yang berada dalam lingkup Departemen Pertanian dan
bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam susunan organisasi BBN ini
antara lain dibentuk Tim Penilai dan Pelepas Varietas. Dalam kaitan ini pada tahun
1992 diberlakukan Undang Undang Nomor 12/1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman di mana pengaturan pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995.Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam
pelepasan varietas diperlukan berbagai kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan
prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para
pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan prosedur pelepasan
varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian
tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi pada
waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas,
sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancar (Sucipto, A. 1993).
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 476/Kpts/Um 8/1977 menetapkan
syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas:
1. Untuk Varietas yang akan dilepas harus diberikan silsilah bahan asal dan cara
mendapatkannnya.
2. Metode seleksi yang digunakan harus disebutkan
3. Untuk varietas yang akan dilepas harus diadakan percobaan adaptasi,
dibandingkan dengan varietas baku, di beberapa tempat yang mewakili daerah, di
mana varietas tersebut akan dianjurkan.
4. Percobaan adaptasi dilaksanakan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh
dapat dipercaya.
5. Rancangan percobaan dan cara analisa data percobaan harus memenuhi kaidah
statistik.
6. Untuk varietas yang akan dilepas harus tersedia cukup benih.
Prosedur pelepasan varietas antara lain :
1. Permohonan pelepasan varietas diajukan secara tertulis kepada Menteri Pertanian
melalui Ketua Badan Benih Nasional.
2. Permohonan pelepasan varietas tersebut harus dilampiri keterangan-keterangan
mengenai hal-hal yang disebutkan dalam syarat-syarat pelepasan varietas, hasil
percobaan dan deskripsi varietas.
3. Deskripsi varietas meliputi sifat-sifat morfologi, fisiologi, agronomi daya adaptasi,
ketahanan terhadap hama/penyakit dan sifat-sifat yang dianggap perlu.
4. Setelah mendengarkan pendapat Ketua BBN, Menteri Pertanian dapat menyetujui
atau menolak permohonan pelepasan varietas tersebut.
5. Keputusan tentang pelepasan varietas ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan
Surat Keputusan.
6. Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dimaksud dalam Surat Keputusan ini
dapat dipertimbangkan oleh Menteri Pertanian atas saran Ketua Badan Benih
Nasional.
Padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput-rumputan
dengan klasifikasi sebagai berikut:
Famili
: Gramineae (poaceae)
Genus
: Oryza Linn
Spesies : ada 25 spesies, dua diantaranya adalah:
Oryza sativa L
Oryza glaberima Steund
Tanaman padi (Oryza sativa) termasuk dalam familia Graminea. Bentuk
batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang terdiri pada
ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang
(Deptan, 1983). Padi termasuk tanaman semusim atau tanaman muda yaitu
tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu
kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan (AAK, 2006).
Menurut D. Joy dan E. J. Wibberley dalam AAK (2006), tanaman padi dapat
dibedakan dalam dua tipe yaitu padi tipe kering yang tumbuh di dataran tinggi dan
padi sawah yang memerlukan air menggenang.
Tanaman padi dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu (AAK, 2006):
1. Bagian vegetatif, yang terdiri atas akar, batang dan daun.
2. Bagian generatif, yang terdiri dari malai atau bulir dan bunga, buah dan
bentuk gabah.
Tanaman padi (Oryza sativa L) mempunyai jumlah kromosom 2n = 24.
Deskripsi dari tiap varietas padi di Indonesia baik yang telah disahkan dengan
Surat Keputusan (SK) maupun varietas lokal yang memiliki sifat unggul
diarsipkan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (Balitpa). Deskripsi varietas
padi memuat beberapa keterangan mengenai sifat morfologi maupun fisiologi
yang dapat dijadikan pegangan dalam tindakan pemuliaan tanaman.
Berikut merupakan bagian-bagian penting dari tanaman
padi yang dapat digunakan untuk membedakan antara varietas yang satu dengan
yang lain, yaitu :
1.
Habitus (bentuk tanaman)
2.
Anakan
: tinggi, sedang, atau pendek; tegak atau terserak.
: jumlah seluruh tunas dari satu tanaman
induk. Dapat dinyatakan : banyak, sedang atau
sedikit.
3.
Kaki tanaman
: berwarna, bergaris, atau tidak berwarna/bergaris.
4.
Batang
: berwarna, bergaris, atau tidak berwarna/bergaris.
5.
Daun bendera
: tegak, mendatar, atau terkulai.
6.
Malai
: tegak atau terkulai, terserak atau tidak terserak.
7.
Gabah
: besar, sedang, atau kecil; panjang, sedang,atau
pendek; berbulu, gundil, atau tidak berbulu; ujung
gabah berwarna atau tidak.
8.
Beras
:
besar, sedang, atau kecil; panjang, sedang,
pendek,ada
perut
(Deptan,1988).
atau
tidak
ada
perut
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan
yang
digunakan
adalah
padi
varietas
Inpago
Unsoed.Sedangkan alat yang digunakan adalah penggaris, busur derajat,
alat tulis dan lembar pengamatan.
B. Prosedur Kerja
1. Tanaman padi varietas Inpago Unsoed diamati penampilan yang
akan dideskripsi.
2. Data tanaman yang dideskripsi diambil, meliputi :
a. Golongan
b. Umur tanaman
c. Bentuk tanaman
d. Tinggi tanaman
e. Anakan produktif
f. Warna kaki
g. Warna batang
h. Posisi daun
i. Posisi daun bendera
j. Bentuk gabah
k. Warna gabah
3. Candra tanaman dibuat berdasarkan data yang sudah diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
NO
DESKRIPSI VARIETAS
KETERANGAN
1.
PADI SILUGONGGO
Asal
IR9129-209-2-2-2/IR19774-23-2-2//IR9729-67-3
2.
Golongan
Cere, ujung gabah tidak berbulu
3.
Umur Tanaman
65 hari
4.
Bentuk Tanaman
Tegak : Sudut yang terbentuk 10º
5.
Tinggi Tanaman
101 cm
6.
Anakan Produktif
Sedang : 10 batang
7.
Warna Kaki
Hijau kekuningan
8.
Warna Batang
Hijau
9.
Posisi Daun
Intermediet : Sudut yang terbentuk 60 º
10.
Posisi Daun Bendera
Miring : Sudut yang terbentuk 55 º
11.
Bentuk Gabah
Sedang, Rasio 1:2 atau lonjong
12.
Warna Gabah
Hijau keputihan / hijau kekuningan
Padi ini merupakan padi varietas Silugonggo yang termasuk golongan cere
dengan umur tanaman 65 hari.Bentuk tanamannya tegak,dengan sudut 10º.Tinggi
tanaman 101 cm,menghasilkan 10 anakan produktif,warna kaki hijau kekuningan
dengan warna batang hijau.Daun memiliki posisi intermediet dengan sudut
60º,sedangkan posisi daun bendera termasuk miring dengan sudut 55º.Rasio
bentuk gabah 1:2 sedang atau lonjong.Warna gabah hijau kekuningan.
B. Pembahasan
Deskripsi merupakan suatu panduan untuk menyajikan sejarah asal-usul
sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama serta anjuran
tanam. Sifat-sifat morfologi suatu tanaman perlu diketahui karena membantu
menilai kemurnian benih serta memudahkan menentukan lingkungan untuk
dibudidayakan sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik serta mampu
meningkatkan hasil produksi. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam
deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga
penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi
pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang
berbeda (Soemedi, 1982).
Pendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam dunia pemuliaan
tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman lebih banyak
ke arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Praktikum kali ini
mendiskripsikan tanaman padi varietas Silugonggo.Variabel pencandraannya
meliputi golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman, anakan
produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera, bentuk
gabah, dan warna gabah. Hal – hal utama yang harus tercantum dalam penulisan
deskripsi varietas padi menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2008) yaitu:
N
o
1
Istilah
Nomor seleksi
Keterangan
Nomor urut persilangan yang pernah dilakuka dan
silsilah turunan bagaimana tanaman materi pemuliaan
2
Asal persilangan
diseleksi sampai menjadi galur harapan calon VUB
Penjelasan tentang asal-usul materi genetic dan atau cara
persilangan yang telah dilakukan dalam perakitan
3
Golongan
varietas yang bersangkutan
Pengelompokan varietas kedalam klasifikasi taksonomi
“sub spesies” padi antara lain: 1. indica, 2. Japonica, 3.
Javanica atau japonica tropis, 4. Intermediate (tipe
4
Umur tanaman
tanaman berada anatar indica dan japonica)
Umur varietas sejak sebar sampai matang fisiologis (+
5
Bentuk tanaman
75% biji dalam semua malai matang)
Peampakantegakan rumpun tanaman yang didasarkan
atas besar sudut yang dibentuk antara batang-batang
anakan dengan garis imaginer yang berada ditengahtengah rumpun dan tegak lurus dengan bidang
permukaan tanah.
1. Tegak : jika sudut yang dibentuk rumpun kurang
dari 300 dari garis tegak lurus dengan bidang
permukaan tanah.
2. Agak tegak : batang membentuk sudut 450
3. Terbuka
4. Berserak
: batang membentuk sudut 600
: Jika rumpun dengan garis tegak lurus
dengan bidang permukaan tanah membentuk
sudut 600 tetapi batang tidak menyentuh tanah
5. Menjalar (tidak teratur) : Batang dari rumpun
tanaman mendekati permukaan tanah
Tinggi dari permukaan tanah sampai ujung malai paling
6
Tinggi tanaman
7
panjang
Anakan produktif Rata-rata jumlah anakan yang mampu menghasilkan
8
Warna kaki
malai, dari rumpun yang berada pada luasan 1 m2
Warna dasar bagian bawah pelepah rumpun tanaman
9
Warna batang
yang diamati pada saat awal sampai akhir fase vegetatif
Warna dasar bagian luar batang padi yang diamati pada
10
Telinga daun
akhir fase vegetative
Organ tanaman padi yang bentuknya menyerupai daun
11
(auricule)
telinga, terletak di pangkal daun bagian luar.
Warna
telinga Dibedakan menjadi hijau tua yaitu hijau pucat dan ungu
12
daun
Lidah
13
(ligula)
Warna lidah daun
terletak di ketiak daun
Dibedakan menjadi tiga kelas yaitu (1) putih (2) garis
14
Warna daun
ungu dan (3) ungu yang diukur pada akhir fase vegetatif
Warna helaian daun pertama setelah daun bendera
yang diamati saat akhir fase vegetative
daun Organ tanaman padi yang bentuknya menyerupai lidah,
dikelompokan mejadi hiaju pucat, hijau, hijau tua, ungu
pada bagian ujung, ungu pada bagian garis tepi daun,
campuran antara ungu dan hijau, ungu seluruhnya.
15
Permukaan daun
Pengamatan dilakukan pada akhir fase vegetatif
Kekasaran dan kehalusan permukaan helaian daun yang
didasarkan pada hasil perabaan daunsecara cermat
menggunakan ibu jari dan telunjuk. Dapat dibedakan
atas 1. halus termauk bagian tepi daun 2. sedang dan 3.
16
Posisi daun
berblu (diamati pada fase vegetatif akhir)
Dinyatakan oleh sudut yang terbentuk pada titik
pelekatan helaian daun pertama setelah daun bendera
dengan batang. Dikelompokan menjadi tiga yaitu :1.
tegak (sudut < 450), 2. sudut daun mendekati 900) dan 3.
17
Daun bendera
18
Sudut
terkulai (sudut daun > 900)
Daun yang terakhir keluar dari batang, membungkus
malai atau bunga padai pada saat fase bunting
daun Sudut daun yang diukur dari pelekatan daun bendera
bendera
terhadap tangkai malia, dikelompokan jadi 4 yitu:
1.tegak (< 300), 2. agak tegak/ sedang (450), 3. mendatar
19
Bentuk gabah
(90), terkulai (descending) (lebih dari 900)
Hasil pengamatan terhadap panjang dan lebar gabah ,
bentuk gabah dikelompokan berdasarkan rasio antara
panjang dan lebar gabah, dapat dikelompokan menjadi :
bulat (p/l = 1), agak bulat (1,1 – 2,0), sedang (2,1 – 3,0)
20
Warna gabah
ramping/panjang (lebih dari 3,0)
Warna palea dan lemma pada saat biji masak.
Diklasifikasikan ke dalam 11 kelas :
1. kuning jerami
2. keemasan dan atau bergaris keemasan dengan
latar belakang warna jerami
3. kuning jerami berbercak coklat
4. kuning jerami dengan garis gari coklat
5. coklat kekuningan
6. kemerahan sampai ungu muda
7. bercak –bercak ungu
8. bergaris ungu
9. ungu
10. hitam
21
Kerontokan
11. putih
Ukuran mudah tidaknya gabah rontok ketika malai
digenggam dengan tangan
1. sulit: apabila hanya beberapa gabah atau tidak
ada gabah yang rontok
2. sedang apabila 25-50% gabah rontok
22
Kerebahan
3. Mudah apabila lebih dari 50 % gabah rontok
Diukur pada fase masak biji untuk melihat posisi
ketegakan tanaman pada seluruh plot. Diklasifikasikan
berdasarkan skor, yaitu:
1. tahan (tidak ada yang rebah)
2. Agak tahan (sebagian tanaman condong/tidak
tegak lagi)
3. agak rentan (sebagian besar tanaman agak rebah)
4. lemah (sebagian besar tanaman rebah hampir rata
dengan tanah)
5. sangat lemah (seluruh tanaman rebah, rata
23
24
Tekstur nasi
dengantanah)
Umumnya dinyatakan dalam bentuk pernyataan pulen
Rasa nasi
atau pera.
Ditentukan secara subjektif dengan uji organoleptik
dengan menyajikan nasi pada 10-12 orang panelis
25
Bobot 1000 butir
terlatih.
Bobot 1000 butir gabah bemas pada kandungan air
26
Rata-rata hasil
gabah 14 %
Hasil rata-rata dari berbagai lokasi pengujian yang
Potensi hasil
pernah dilaksanakan
Hasil tertinggi yang pernah dicapai pada suatu daerah
27
28
Gabah
29
giling
Ketahanan
terhadap
tertentu
kering Gabah kering giling dengan kadar air 14 %
Respon tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
hama yang saat ini diklasifikasikan sebagai hama dan penyakit
penyakit utama
yang paling destrktif merusak tanaman padi.
Deskripsi dapat membantu dalam bidang pertanian, yakni dalam menguji
kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat
morfologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu
yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit
dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh.Deskripsi varietas ini dapat membantu
para petani untuk membedakan suatu varietas yang akan ditanamnya.Selain itu,
dengan adanya banyak varietas memungkinkan untuk terbentuknya pola seleksi.
Seleksi yang dimaksud adalah seleksi untuk penanaman yang baik, padi yang
dapat menghasilkan sesuai yang diinginkan dan sampai bentuk maupun tekstur
nasi nanti yang dipilih (Soemedi,1982).
Deskripsi ini juga meliputi : Asal tanaman dimana asal tanaman ini
merupakan suatu silsilah dan awal dalam varietas tersebut.Golongan menunjukkan
bulu yang terdapat pada ujung gabah. Umur tanaman dihitung mulai benih sampai
80% masak fisiologi.Bentuk tanaman yaitu posisi tunas tanaman berdasarkan
sudut yang terbentuk antara sumbu batang dengan tunas primer. Anakan produktif
yaitu jumlah anakan yang hanya menghasilkan malai.
Selain itu, terdapat warna kaki yaitu warna pelepah daun bagian luar. Warna
batang yaitu warna ruas batang yang terletak antara dua buku batang. Posisi daun
terhadap sumbu batang. Posisi daun bendera yaitu posisi bendera terhadap sumbu
batang. Bentuk gabah berdasarkan rasio antara lebar dan panjang gabah. Warna
gabah, teksur nasi, bobot 1000 biji, kadar amilosa dan ketahanan terhadap hama
dan penyakit.
Pada praktikum kali ini padi yang diamati dan dideskripsikan adalah
varietas Silugonggo. Padi Silugonggo memiliki potensi hasil panen 5,5
ton/ha. Umur panen padi varietas Silugonggo sekitar 80-95 hst.Varietas ini tahan
terhadap wereng biotipe 1 dan 2 serta penyakit blas,tetapi tidak tahan terhadap
hawar daun bakteri.Silugonggo dapat dikembangkan sebagai padi sawah atau
gogo, beradaptasi baik untuk lingkungan tumbuh rawan kekeringan, dapat tumbuh
baik pada tanah regosol, mediteran dengan kahat Kalium dan Fosfat cocok
ditanam pada daerah di bawah 500 m dpl.Silugonggo memiliki keragaan yang
baik pada vase generatif dan vegetatif. Menurut Allard dan Bradshaw (1964),
bahwa penampilan fenotik tanaman adalah refleksi pengaruh genetik dan
lingkungan selama perkembangan tanaman, maka akan dapat merubah kestabilan
sifat suatu varietas padi.Dari hasil penelitian Satoto dan Suprihatno (1998), bahwa
keragaman sifat tanaman padi ditentukan keragaman lingkungan dan keragaman
genotif serta interaksi keduanya.Selanjutnya Vegara (1982) mengatakan bahwa
kemampuan adaptasi tanaman terhadap lingkungan dipengaruhi oleh aktivitas
metabolik yang bervariasi tergantung dari varietas.
Padi varietas Silugonggo berasal dari persilangan IR9129-209-2-22/IR19774-23-2-2//IR9729-67-3.Padi
varietas
Silugonggo
termasuk
dalam
golongan cere.Tinggi tanaman padi tersebut 110 cm.Bentuk tanamannya tegak
karena membentuk sudut 10°.Anakan produktifnya termasuk kategori sedang
karena memiliki anakan sebanyak 10 buah.Posisi daunnya termasuk kategori
intermediet karena membentuk sudut 60°,sedangkan posisi daun benderanya
termasuk miring karena membentuk sudut 55°.Namun menurut Bambang et al
(2009) disebutkan bahwa varietas ini memiliki posisi daun dan daun bendera yang
tegak. Katayama (1993), menyatakan bahwa padi yang memiliki daun tegak, daun
bawahnya akan memperoleh cahaya dan udara segar lebih banyak sehingga dapat
memproduksi hasil yang lebih tinggi.Bentuk gabahnya termasuk sedang dengan
rasio 1:2 atau lonjong.Warna gabah hijau keputihan atau hijau kekuningan.Warna
kaki dan warna batang varietas Silugonggo yaitu hijau.Tekstur nasi yang dimiliki
varietas ini agak pulen dengan kadar amilosa 23%.Bobot 1000 butir varietas ini
yaitu 25 gram.
Deskripsi varietas kedelai anjasmoro (Deptan, 1983) :
Nama Varietas
: Anjasmoro
Kategori
: Varietas unggul nasional (released variety)
SK
: 537/Kpts/TP.240/10/2001
tanggal
22
Oktober tahun 2001
Tahun
: 2001
Tetua
: Seleksi massa dari populasi galur murni
MANSURIA
Potensi Hasil
: 2.25-2.03 ton/ha
Pemulia
: Takashi
Sanbuichi,
Nagaaki
Sekiya,
Jamaluddin M, Susanto, Darman M.Arsyad,
Muchlish Adie
Nama galur
: MANSURIA 395-49-4
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Warna bulu
: Putih
Warna bunga
: Ungu
Warna polong masak
: Coklat muda
Warna kulit biji
: Kuning
Warna hilum
: Kuning kecoklatan
Tipe pertumbuhan
: Determinate
Bentuk daun
: Oval
Ukuran daun
: Lebar
Perkecambahan
: 78-76%
Tinggi tanaman
: 64-68 cm
Jumlah cabang
:2.9-5.6
Jumlah buku pada batang utama
:12.9-14.8
Umur berbunga
:35.7-39.4 hari
Umur masak
: 82.5-92.5 hari
Bobot 100 biji
:14.8-15.3 gram
Kandungan protein
: 41.78-42.05%
Kandungan lemak
: 17.12-18.60%
Ketahanan terhadap kerebahan
: Tahan
Ketahanan terhadap karat daun
: Sedang
Ketahanan terhadap pecah polong
: Tahan
Tahan pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan system pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang
determinate ditujukan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga.Sementara petumbuhan batangtipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada carietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mipir krduanya sehingga dikategorikan sebagaio semi-determinate atau
semi-indeterminate.
Deskripsi varietas kacang tanah varietas Kelinci (Deptan, 1983) :
Dilepas tahun
: 1987
Nomor induk
: GH-470
Asal
: IRRI-Filipina dengan No. Acc-12
Hasil rata-rata
: 2,3 t/ha
Warna pangkal batang
: Hijau
Warna batang
: Hijau
Warna daun
: Hijau tua
Warna bunga
: Kuning
Warna ginofor
: Hijau
Warna biji
: Merah muda
Bentuk polong
: Agak nyata
Kulit polong
: Nyata
Bentuk tanaman
: Tegak
Bentuk daun tua
: Elip, kecil, bertangkai empat
Jumlah polong/pohon
: ± 15 buah
Jumlah biji/polong
:4
Umur berbunga
: 25–29 hari
Umur polong tua
: ± 95 hari
Bobot 100 biji
: ± 45 g
Kadar protein
: ± 31%
Kadar lemak
: ± 28%
Ketahanan terhadap penyakit
: -Agak tahan penyakit layu bakteri
(Pseudomonas sp.)
- Tahan karat daun (Puccinia arachidis)
- Toleran bercak daun (Cercospora sp.)
Sifat-sifat lain
: Rendemen biji dari polong 67%
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penentuan deskripsi varietas dapat ditentukan dengan melihat penampilan luar
sampai setelah panen yang berbentuk nasi.
2. Deskrispi varietas ini dapat mempermudah kita untuk lebih memehami dan
mengenal berbagai macam jenis padi khususnya varietas Silugonggo.
3. Deskripsi varietas mulai asal, golongan, umur tanaman, bentuk tanaman,
tinggi tanaman, anakan produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun,
posisi daun bendera, bentuk gabah, warna gabah, tekstur nasi, bobot 1000
butir, kadar amilosa dan ketahanan terhadap hama penyakit.
B. Saran
Praktikan harus lebih teliti dalam mengamati varietas padi agar tidak
terjadi kekeliruan
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2006. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, dan Sularjo. 2008. Status, Perkembangan, dan
Prospek Pembentukan Padi Tipe Baru
di Indonesia. Prosiding
Simposium V Tanaman Pangan – Inovasi Teknologi Tanaman Pangan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Vol 2: 269-287
Allard RW and AD Bradshaw. 1964. Implications of genotype enviromental
interaction in applied plant breeding. Crop Sci. (4). 503-508
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.2008. Deskripsi Padi Varietas
IR64.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 3 November 2013
Deptan, Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1988. Pedoman Perbenihan seri
1. Kumpulan Deskripsi Varietas Padi yang Dianjurkan. Jakarta
Deptan, Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1983. Pedoman Bercocok Tanam
Padi Palawija Sayur-sayuran. Deptan. Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno B.A. 1970 . Bertanam Padi. Binacipta. Bandung
Ismunadji, M, dkk. 1988. Padi Buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor
Katayama, T. C. 1993. Morphological and taxonomical characters of cultivated
rice (Oryza sativa L.). p. 41-49. In M. Takane and K. Hoshikawa (Eds).
Science of the Rice Plant Vol.1: Morphology. Food and Agriculture
Policy Research Center. Tokyo
Satoto dan B Suprihatno. 1998. Heterosis dan stabilitas hasil hibrida-hibrida padi
turunan galur mandul jantan IR62829A dan IR58025A. Jurnal Penelitian
Tanaman Pangan. Vol 17. No 1. 1998. Puslitbangtan. Badan Litbangtan.
Bogor
Siregar, Hardian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya.
Bogor
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman
Purwokerto
Suprihanto, Bambang,et al. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi. Subang
Vegara,B S. 1982. Low Temperature Problems in Growing Rice. Lecture Notes
gev Training at IRRI. Los Banos. Philippines
Lampiran Gambar Padi Varietas Silugonggo :
Sumber : http://cybex.deptan.go.id/
DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN
ACARA VI
DESKRIPSI VARIETAS
Semester:
Ganjil 2013/2014
Nama
Nim
Rombongan
: Rahmat Ramadhan
: A1L012048
: A2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2013
ACARA VI. DESKRIPSI VARIETAS
Tanggal praktikum
: 4 November 2013
Nama
: Rahmat Ramadhan
NIM
: A1L012048
Nama Partner
:1.Rizky Utami
2. Nina Karlina
3. Iis Nafisah
4. Yusuf Firdaus Aulia
5. Yuda Galang Priyanto
Rombongan
: A2
Asisten
: Fathia Vidyasari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup diciptakan dengan sifat yang berbedabeda.Variasi antar makhluk hidup dapat dilihat dari morfologi maupun
genetikanya. Keragaman ciri dan sifat tiap makhluk hidup dapat di
deskripsikan sebagai hal yang obyektif. Deskripsi mengenai suatu
makhluk hidup dapat mempermudah kegiatan pemuliaan tanaman.
Pengenalan mengenai suatu jenis tanaman dengan melihat deskripsi
tanaman tersebut mempermudah seorang pemulia tanaman menentukan
metode pemuliaan tanaman yang sesuai untuk tanaman tersebut.
Penggunaan varietas unggul untuk meningkatkan produksi
tanaman merupakan usaha yang paling mudah diserap oleh petani.
Semakin banyak varietas yang beredar di kalangan petani, diharapkan
peningkatan produksi tanaman dapat terjamin. Penyebaran masing-masing
varietas unggul bervariasi tergantung keunggulannya, daya adaptasi dan
selera konsumen terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap varietas.
Penggunaan varietas unggul harus disertai tersedianya benih yang
bermutu tinggi yang dalam penyediaannya ditempuh dengan penerapan
sistem sertifikasi.
Dala kegiatan sertifikasi, kegiatan pkoknya adalah
menilai kemurnian benih secara genetis melalui sifat morfologi yang
nampak. Untuk itu deskripsi carietas yang berisi sifat-sifat morfologis
dapat membantu untuk menilai kemurnian benih. Oleh karena itu, sangat
diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat-sifat morfologi
yang disajikan dalam deskripsi tanaman.
Deskripsi merupakan suatu panduan yang menyajikan sejarah asalusul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama
utama serta anjuran tanam. Sifat-sifat morfologi yang disajikan dalam
deskripsi sehingga sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara
kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik.
Variasi tersebut dapat terjadi pada seua varietas terutama apabila ditanam
pada lokasi dan musil tanam yang berbeda.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tiap-tiap tanaman
secara keseluruhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang sifat-sifat morfologi dan fisiologi tanaman akan sangat
berguna dalam kegiatan perakitan varietas baru. Dalam kegiatan perakitan varietas
baru seorang pemulia tanaman memerlukan data-data yang lengkap mengenai
tanaman yang akan menjadi tetuanya. Morfologi dari suatu tanaman dapat
menggambarkan tingkat produktivitasnya. Morfologi tanaman menyangkut
bentuk dan struktur tanaman tersebut yang merupakan dasar utama dalam
klasifikasi dan digunakan sebagai alat untuk mengenal adaptasi tanaman terhadap
lingkungannya (Ismunadji, 1988).
Penelitian di bidang pemuliaan tanaman dikatakan berhasil, apabila
diperoleh produk akhir, yaitu adanya pelepasan varietas unggul baru. Sejak tahun
1971 Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan masalah perbenihan yakni dengan dibentuknya Badan
Benih Nasional atau BBN yang berada dalam lingkup Departemen Pertanian dan
bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam susunan organisasi BBN ini
antara lain dibentuk Tim Penilai dan Pelepas Varietas. Dalam kaitan ini pada tahun
1992 diberlakukan Undang Undang Nomor 12/1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman di mana pengaturan pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995.Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam
pelepasan varietas diperlukan berbagai kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan
prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para
pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan prosedur pelepasan
varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian
tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi pada
waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas,
sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancar (Sucipto, A. 1993).
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 476/Kpts/Um 8/1977 menetapkan
syarat-syarat dan prosedur pelepasan varietas:
1. Untuk Varietas yang akan dilepas harus diberikan silsilah bahan asal dan cara
mendapatkannnya.
2. Metode seleksi yang digunakan harus disebutkan
3. Untuk varietas yang akan dilepas harus diadakan percobaan adaptasi,
dibandingkan dengan varietas baku, di beberapa tempat yang mewakili daerah, di
mana varietas tersebut akan dianjurkan.
4. Percobaan adaptasi dilaksanakan sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh
dapat dipercaya.
5. Rancangan percobaan dan cara analisa data percobaan harus memenuhi kaidah
statistik.
6. Untuk varietas yang akan dilepas harus tersedia cukup benih.
Prosedur pelepasan varietas antara lain :
1. Permohonan pelepasan varietas diajukan secara tertulis kepada Menteri Pertanian
melalui Ketua Badan Benih Nasional.
2. Permohonan pelepasan varietas tersebut harus dilampiri keterangan-keterangan
mengenai hal-hal yang disebutkan dalam syarat-syarat pelepasan varietas, hasil
percobaan dan deskripsi varietas.
3. Deskripsi varietas meliputi sifat-sifat morfologi, fisiologi, agronomi daya adaptasi,
ketahanan terhadap hama/penyakit dan sifat-sifat yang dianggap perlu.
4. Setelah mendengarkan pendapat Ketua BBN, Menteri Pertanian dapat menyetujui
atau menolak permohonan pelepasan varietas tersebut.
5. Keputusan tentang pelepasan varietas ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan
Surat Keputusan.
6. Penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dimaksud dalam Surat Keputusan ini
dapat dipertimbangkan oleh Menteri Pertanian atas saran Ketua Badan Benih
Nasional.
Padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput-rumputan
dengan klasifikasi sebagai berikut:
Famili
: Gramineae (poaceae)
Genus
: Oryza Linn
Spesies : ada 25 spesies, dua diantaranya adalah:
Oryza sativa L
Oryza glaberima Steund
Tanaman padi (Oryza sativa) termasuk dalam familia Graminea. Bentuk
batangnya bulat dan berongga, daunnya memanjang seperti pita yang terdiri pada
ruas-ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang
(Deptan, 1983). Padi termasuk tanaman semusim atau tanaman muda yaitu
tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu
kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan (AAK, 2006).
Menurut D. Joy dan E. J. Wibberley dalam AAK (2006), tanaman padi dapat
dibedakan dalam dua tipe yaitu padi tipe kering yang tumbuh di dataran tinggi dan
padi sawah yang memerlukan air menggenang.
Tanaman padi dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu (AAK, 2006):
1. Bagian vegetatif, yang terdiri atas akar, batang dan daun.
2. Bagian generatif, yang terdiri dari malai atau bulir dan bunga, buah dan
bentuk gabah.
Tanaman padi (Oryza sativa L) mempunyai jumlah kromosom 2n = 24.
Deskripsi dari tiap varietas padi di Indonesia baik yang telah disahkan dengan
Surat Keputusan (SK) maupun varietas lokal yang memiliki sifat unggul
diarsipkan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (Balitpa). Deskripsi varietas
padi memuat beberapa keterangan mengenai sifat morfologi maupun fisiologi
yang dapat dijadikan pegangan dalam tindakan pemuliaan tanaman.
Berikut merupakan bagian-bagian penting dari tanaman
padi yang dapat digunakan untuk membedakan antara varietas yang satu dengan
yang lain, yaitu :
1.
Habitus (bentuk tanaman)
2.
Anakan
: tinggi, sedang, atau pendek; tegak atau terserak.
: jumlah seluruh tunas dari satu tanaman
induk. Dapat dinyatakan : banyak, sedang atau
sedikit.
3.
Kaki tanaman
: berwarna, bergaris, atau tidak berwarna/bergaris.
4.
Batang
: berwarna, bergaris, atau tidak berwarna/bergaris.
5.
Daun bendera
: tegak, mendatar, atau terkulai.
6.
Malai
: tegak atau terkulai, terserak atau tidak terserak.
7.
Gabah
: besar, sedang, atau kecil; panjang, sedang,atau
pendek; berbulu, gundil, atau tidak berbulu; ujung
gabah berwarna atau tidak.
8.
Beras
:
besar, sedang, atau kecil; panjang, sedang,
pendek,ada
perut
(Deptan,1988).
atau
tidak
ada
perut
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan
yang
digunakan
adalah
padi
varietas
Inpago
Unsoed.Sedangkan alat yang digunakan adalah penggaris, busur derajat,
alat tulis dan lembar pengamatan.
B. Prosedur Kerja
1. Tanaman padi varietas Inpago Unsoed diamati penampilan yang
akan dideskripsi.
2. Data tanaman yang dideskripsi diambil, meliputi :
a. Golongan
b. Umur tanaman
c. Bentuk tanaman
d. Tinggi tanaman
e. Anakan produktif
f. Warna kaki
g. Warna batang
h. Posisi daun
i. Posisi daun bendera
j. Bentuk gabah
k. Warna gabah
3. Candra tanaman dibuat berdasarkan data yang sudah diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
NO
DESKRIPSI VARIETAS
KETERANGAN
1.
PADI SILUGONGGO
Asal
IR9129-209-2-2-2/IR19774-23-2-2//IR9729-67-3
2.
Golongan
Cere, ujung gabah tidak berbulu
3.
Umur Tanaman
65 hari
4.
Bentuk Tanaman
Tegak : Sudut yang terbentuk 10º
5.
Tinggi Tanaman
101 cm
6.
Anakan Produktif
Sedang : 10 batang
7.
Warna Kaki
Hijau kekuningan
8.
Warna Batang
Hijau
9.
Posisi Daun
Intermediet : Sudut yang terbentuk 60 º
10.
Posisi Daun Bendera
Miring : Sudut yang terbentuk 55 º
11.
Bentuk Gabah
Sedang, Rasio 1:2 atau lonjong
12.
Warna Gabah
Hijau keputihan / hijau kekuningan
Padi ini merupakan padi varietas Silugonggo yang termasuk golongan cere
dengan umur tanaman 65 hari.Bentuk tanamannya tegak,dengan sudut 10º.Tinggi
tanaman 101 cm,menghasilkan 10 anakan produktif,warna kaki hijau kekuningan
dengan warna batang hijau.Daun memiliki posisi intermediet dengan sudut
60º,sedangkan posisi daun bendera termasuk miring dengan sudut 55º.Rasio
bentuk gabah 1:2 sedang atau lonjong.Warna gabah hijau kekuningan.
B. Pembahasan
Deskripsi merupakan suatu panduan untuk menyajikan sejarah asal-usul
sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama serta anjuran
tanam. Sifat-sifat morfologi suatu tanaman perlu diketahui karena membantu
menilai kemurnian benih serta memudahkan menentukan lingkungan untuk
dibudidayakan sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik serta mampu
meningkatkan hasil produksi. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam
deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga
penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi
pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang
berbeda (Soemedi, 1982).
Pendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam dunia pemuliaan
tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman lebih banyak
ke arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Praktikum kali ini
mendiskripsikan tanaman padi varietas Silugonggo.Variabel pencandraannya
meliputi golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman, anakan
produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera, bentuk
gabah, dan warna gabah. Hal – hal utama yang harus tercantum dalam penulisan
deskripsi varietas padi menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2008) yaitu:
N
o
1
Istilah
Nomor seleksi
Keterangan
Nomor urut persilangan yang pernah dilakuka dan
silsilah turunan bagaimana tanaman materi pemuliaan
2
Asal persilangan
diseleksi sampai menjadi galur harapan calon VUB
Penjelasan tentang asal-usul materi genetic dan atau cara
persilangan yang telah dilakukan dalam perakitan
3
Golongan
varietas yang bersangkutan
Pengelompokan varietas kedalam klasifikasi taksonomi
“sub spesies” padi antara lain: 1. indica, 2. Japonica, 3.
Javanica atau japonica tropis, 4. Intermediate (tipe
4
Umur tanaman
tanaman berada anatar indica dan japonica)
Umur varietas sejak sebar sampai matang fisiologis (+
5
Bentuk tanaman
75% biji dalam semua malai matang)
Peampakantegakan rumpun tanaman yang didasarkan
atas besar sudut yang dibentuk antara batang-batang
anakan dengan garis imaginer yang berada ditengahtengah rumpun dan tegak lurus dengan bidang
permukaan tanah.
1. Tegak : jika sudut yang dibentuk rumpun kurang
dari 300 dari garis tegak lurus dengan bidang
permukaan tanah.
2. Agak tegak : batang membentuk sudut 450
3. Terbuka
4. Berserak
: batang membentuk sudut 600
: Jika rumpun dengan garis tegak lurus
dengan bidang permukaan tanah membentuk
sudut 600 tetapi batang tidak menyentuh tanah
5. Menjalar (tidak teratur) : Batang dari rumpun
tanaman mendekati permukaan tanah
Tinggi dari permukaan tanah sampai ujung malai paling
6
Tinggi tanaman
7
panjang
Anakan produktif Rata-rata jumlah anakan yang mampu menghasilkan
8
Warna kaki
malai, dari rumpun yang berada pada luasan 1 m2
Warna dasar bagian bawah pelepah rumpun tanaman
9
Warna batang
yang diamati pada saat awal sampai akhir fase vegetatif
Warna dasar bagian luar batang padi yang diamati pada
10
Telinga daun
akhir fase vegetative
Organ tanaman padi yang bentuknya menyerupai daun
11
(auricule)
telinga, terletak di pangkal daun bagian luar.
Warna
telinga Dibedakan menjadi hijau tua yaitu hijau pucat dan ungu
12
daun
Lidah
13
(ligula)
Warna lidah daun
terletak di ketiak daun
Dibedakan menjadi tiga kelas yaitu (1) putih (2) garis
14
Warna daun
ungu dan (3) ungu yang diukur pada akhir fase vegetatif
Warna helaian daun pertama setelah daun bendera
yang diamati saat akhir fase vegetative
daun Organ tanaman padi yang bentuknya menyerupai lidah,
dikelompokan mejadi hiaju pucat, hijau, hijau tua, ungu
pada bagian ujung, ungu pada bagian garis tepi daun,
campuran antara ungu dan hijau, ungu seluruhnya.
15
Permukaan daun
Pengamatan dilakukan pada akhir fase vegetatif
Kekasaran dan kehalusan permukaan helaian daun yang
didasarkan pada hasil perabaan daunsecara cermat
menggunakan ibu jari dan telunjuk. Dapat dibedakan
atas 1. halus termauk bagian tepi daun 2. sedang dan 3.
16
Posisi daun
berblu (diamati pada fase vegetatif akhir)
Dinyatakan oleh sudut yang terbentuk pada titik
pelekatan helaian daun pertama setelah daun bendera
dengan batang. Dikelompokan menjadi tiga yaitu :1.
tegak (sudut < 450), 2. sudut daun mendekati 900) dan 3.
17
Daun bendera
18
Sudut
terkulai (sudut daun > 900)
Daun yang terakhir keluar dari batang, membungkus
malai atau bunga padai pada saat fase bunting
daun Sudut daun yang diukur dari pelekatan daun bendera
bendera
terhadap tangkai malia, dikelompokan jadi 4 yitu:
1.tegak (< 300), 2. agak tegak/ sedang (450), 3. mendatar
19
Bentuk gabah
(90), terkulai (descending) (lebih dari 900)
Hasil pengamatan terhadap panjang dan lebar gabah ,
bentuk gabah dikelompokan berdasarkan rasio antara
panjang dan lebar gabah, dapat dikelompokan menjadi :
bulat (p/l = 1), agak bulat (1,1 – 2,0), sedang (2,1 – 3,0)
20
Warna gabah
ramping/panjang (lebih dari 3,0)
Warna palea dan lemma pada saat biji masak.
Diklasifikasikan ke dalam 11 kelas :
1. kuning jerami
2. keemasan dan atau bergaris keemasan dengan
latar belakang warna jerami
3. kuning jerami berbercak coklat
4. kuning jerami dengan garis gari coklat
5. coklat kekuningan
6. kemerahan sampai ungu muda
7. bercak –bercak ungu
8. bergaris ungu
9. ungu
10. hitam
21
Kerontokan
11. putih
Ukuran mudah tidaknya gabah rontok ketika malai
digenggam dengan tangan
1. sulit: apabila hanya beberapa gabah atau tidak
ada gabah yang rontok
2. sedang apabila 25-50% gabah rontok
22
Kerebahan
3. Mudah apabila lebih dari 50 % gabah rontok
Diukur pada fase masak biji untuk melihat posisi
ketegakan tanaman pada seluruh plot. Diklasifikasikan
berdasarkan skor, yaitu:
1. tahan (tidak ada yang rebah)
2. Agak tahan (sebagian tanaman condong/tidak
tegak lagi)
3. agak rentan (sebagian besar tanaman agak rebah)
4. lemah (sebagian besar tanaman rebah hampir rata
dengan tanah)
5. sangat lemah (seluruh tanaman rebah, rata
23
24
Tekstur nasi
dengantanah)
Umumnya dinyatakan dalam bentuk pernyataan pulen
Rasa nasi
atau pera.
Ditentukan secara subjektif dengan uji organoleptik
dengan menyajikan nasi pada 10-12 orang panelis
25
Bobot 1000 butir
terlatih.
Bobot 1000 butir gabah bemas pada kandungan air
26
Rata-rata hasil
gabah 14 %
Hasil rata-rata dari berbagai lokasi pengujian yang
Potensi hasil
pernah dilaksanakan
Hasil tertinggi yang pernah dicapai pada suatu daerah
27
28
Gabah
29
giling
Ketahanan
terhadap
tertentu
kering Gabah kering giling dengan kadar air 14 %
Respon tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
hama yang saat ini diklasifikasikan sebagai hama dan penyakit
penyakit utama
yang paling destrktif merusak tanaman padi.
Deskripsi dapat membantu dalam bidang pertanian, yakni dalam menguji
kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat
morfologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu
yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit
dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh.Deskripsi varietas ini dapat membantu
para petani untuk membedakan suatu varietas yang akan ditanamnya.Selain itu,
dengan adanya banyak varietas memungkinkan untuk terbentuknya pola seleksi.
Seleksi yang dimaksud adalah seleksi untuk penanaman yang baik, padi yang
dapat menghasilkan sesuai yang diinginkan dan sampai bentuk maupun tekstur
nasi nanti yang dipilih (Soemedi,1982).
Deskripsi ini juga meliputi : Asal tanaman dimana asal tanaman ini
merupakan suatu silsilah dan awal dalam varietas tersebut.Golongan menunjukkan
bulu yang terdapat pada ujung gabah. Umur tanaman dihitung mulai benih sampai
80% masak fisiologi.Bentuk tanaman yaitu posisi tunas tanaman berdasarkan
sudut yang terbentuk antara sumbu batang dengan tunas primer. Anakan produktif
yaitu jumlah anakan yang hanya menghasilkan malai.
Selain itu, terdapat warna kaki yaitu warna pelepah daun bagian luar. Warna
batang yaitu warna ruas batang yang terletak antara dua buku batang. Posisi daun
terhadap sumbu batang. Posisi daun bendera yaitu posisi bendera terhadap sumbu
batang. Bentuk gabah berdasarkan rasio antara lebar dan panjang gabah. Warna
gabah, teksur nasi, bobot 1000 biji, kadar amilosa dan ketahanan terhadap hama
dan penyakit.
Pada praktikum kali ini padi yang diamati dan dideskripsikan adalah
varietas Silugonggo. Padi Silugonggo memiliki potensi hasil panen 5,5
ton/ha. Umur panen padi varietas Silugonggo sekitar 80-95 hst.Varietas ini tahan
terhadap wereng biotipe 1 dan 2 serta penyakit blas,tetapi tidak tahan terhadap
hawar daun bakteri.Silugonggo dapat dikembangkan sebagai padi sawah atau
gogo, beradaptasi baik untuk lingkungan tumbuh rawan kekeringan, dapat tumbuh
baik pada tanah regosol, mediteran dengan kahat Kalium dan Fosfat cocok
ditanam pada daerah di bawah 500 m dpl.Silugonggo memiliki keragaan yang
baik pada vase generatif dan vegetatif. Menurut Allard dan Bradshaw (1964),
bahwa penampilan fenotik tanaman adalah refleksi pengaruh genetik dan
lingkungan selama perkembangan tanaman, maka akan dapat merubah kestabilan
sifat suatu varietas padi.Dari hasil penelitian Satoto dan Suprihatno (1998), bahwa
keragaman sifat tanaman padi ditentukan keragaman lingkungan dan keragaman
genotif serta interaksi keduanya.Selanjutnya Vegara (1982) mengatakan bahwa
kemampuan adaptasi tanaman terhadap lingkungan dipengaruhi oleh aktivitas
metabolik yang bervariasi tergantung dari varietas.
Padi varietas Silugonggo berasal dari persilangan IR9129-209-2-22/IR19774-23-2-2//IR9729-67-3.Padi
varietas
Silugonggo
termasuk
dalam
golongan cere.Tinggi tanaman padi tersebut 110 cm.Bentuk tanamannya tegak
karena membentuk sudut 10°.Anakan produktifnya termasuk kategori sedang
karena memiliki anakan sebanyak 10 buah.Posisi daunnya termasuk kategori
intermediet karena membentuk sudut 60°,sedangkan posisi daun benderanya
termasuk miring karena membentuk sudut 55°.Namun menurut Bambang et al
(2009) disebutkan bahwa varietas ini memiliki posisi daun dan daun bendera yang
tegak. Katayama (1993), menyatakan bahwa padi yang memiliki daun tegak, daun
bawahnya akan memperoleh cahaya dan udara segar lebih banyak sehingga dapat
memproduksi hasil yang lebih tinggi.Bentuk gabahnya termasuk sedang dengan
rasio 1:2 atau lonjong.Warna gabah hijau keputihan atau hijau kekuningan.Warna
kaki dan warna batang varietas Silugonggo yaitu hijau.Tekstur nasi yang dimiliki
varietas ini agak pulen dengan kadar amilosa 23%.Bobot 1000 butir varietas ini
yaitu 25 gram.
Deskripsi varietas kedelai anjasmoro (Deptan, 1983) :
Nama Varietas
: Anjasmoro
Kategori
: Varietas unggul nasional (released variety)
SK
: 537/Kpts/TP.240/10/2001
tanggal
22
Oktober tahun 2001
Tahun
: 2001
Tetua
: Seleksi massa dari populasi galur murni
MANSURIA
Potensi Hasil
: 2.25-2.03 ton/ha
Pemulia
: Takashi
Sanbuichi,
Nagaaki
Sekiya,
Jamaluddin M, Susanto, Darman M.Arsyad,
Muchlish Adie
Nama galur
: MANSURIA 395-49-4
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Warna bulu
: Putih
Warna bunga
: Ungu
Warna polong masak
: Coklat muda
Warna kulit biji
: Kuning
Warna hilum
: Kuning kecoklatan
Tipe pertumbuhan
: Determinate
Bentuk daun
: Oval
Ukuran daun
: Lebar
Perkecambahan
: 78-76%
Tinggi tanaman
: 64-68 cm
Jumlah cabang
:2.9-5.6
Jumlah buku pada batang utama
:12.9-14.8
Umur berbunga
:35.7-39.4 hari
Umur masak
: 82.5-92.5 hari
Bobot 100 biji
:14.8-15.3 gram
Kandungan protein
: 41.78-42.05%
Kandungan lemak
: 17.12-18.60%
Ketahanan terhadap kerebahan
: Tahan
Ketahanan terhadap karat daun
: Sedang
Ketahanan terhadap pecah polong
: Tahan
Tahan pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan system pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang
determinate ditujukan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga.Sementara petumbuhan batangtipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada carietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mipir krduanya sehingga dikategorikan sebagaio semi-determinate atau
semi-indeterminate.
Deskripsi varietas kacang tanah varietas Kelinci (Deptan, 1983) :
Dilepas tahun
: 1987
Nomor induk
: GH-470
Asal
: IRRI-Filipina dengan No. Acc-12
Hasil rata-rata
: 2,3 t/ha
Warna pangkal batang
: Hijau
Warna batang
: Hijau
Warna daun
: Hijau tua
Warna bunga
: Kuning
Warna ginofor
: Hijau
Warna biji
: Merah muda
Bentuk polong
: Agak nyata
Kulit polong
: Nyata
Bentuk tanaman
: Tegak
Bentuk daun tua
: Elip, kecil, bertangkai empat
Jumlah polong/pohon
: ± 15 buah
Jumlah biji/polong
:4
Umur berbunga
: 25–29 hari
Umur polong tua
: ± 95 hari
Bobot 100 biji
: ± 45 g
Kadar protein
: ± 31%
Kadar lemak
: ± 28%
Ketahanan terhadap penyakit
: -Agak tahan penyakit layu bakteri
(Pseudomonas sp.)
- Tahan karat daun (Puccinia arachidis)
- Toleran bercak daun (Cercospora sp.)
Sifat-sifat lain
: Rendemen biji dari polong 67%
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penentuan deskripsi varietas dapat ditentukan dengan melihat penampilan luar
sampai setelah panen yang berbentuk nasi.
2. Deskrispi varietas ini dapat mempermudah kita untuk lebih memehami dan
mengenal berbagai macam jenis padi khususnya varietas Silugonggo.
3. Deskripsi varietas mulai asal, golongan, umur tanaman, bentuk tanaman,
tinggi tanaman, anakan produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun,
posisi daun bendera, bentuk gabah, warna gabah, tekstur nasi, bobot 1000
butir, kadar amilosa dan ketahanan terhadap hama penyakit.
B. Saran
Praktikan harus lebih teliti dalam mengamati varietas padi agar tidak
terjadi kekeliruan
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2006. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, dan Sularjo. 2008. Status, Perkembangan, dan
Prospek Pembentukan Padi Tipe Baru
di Indonesia. Prosiding
Simposium V Tanaman Pangan – Inovasi Teknologi Tanaman Pangan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Vol 2: 269-287
Allard RW and AD Bradshaw. 1964. Implications of genotype enviromental
interaction in applied plant breeding. Crop Sci. (4). 503-508
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.2008. Deskripsi Padi Varietas
IR64.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 3 November 2013
Deptan, Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1988. Pedoman Perbenihan seri
1. Kumpulan Deskripsi Varietas Padi yang Dianjurkan. Jakarta
Deptan, Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1983. Pedoman Bercocok Tanam
Padi Palawija Sayur-sayuran. Deptan. Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno B.A. 1970 . Bertanam Padi. Binacipta. Bandung
Ismunadji, M, dkk. 1988. Padi Buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor
Katayama, T. C. 1993. Morphological and taxonomical characters of cultivated
rice (Oryza sativa L.). p. 41-49. In M. Takane and K. Hoshikawa (Eds).
Science of the Rice Plant Vol.1: Morphology. Food and Agriculture
Policy Research Center. Tokyo
Satoto dan B Suprihatno. 1998. Heterosis dan stabilitas hasil hibrida-hibrida padi
turunan galur mandul jantan IR62829A dan IR58025A. Jurnal Penelitian
Tanaman Pangan. Vol 17. No 1. 1998. Puslitbangtan. Badan Litbangtan.
Bogor
Siregar, Hardian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya.
Bogor
Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman
Purwokerto
Suprihanto, Bambang,et al. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi. Subang
Vegara,B S. 1982. Low Temperature Problems in Growing Rice. Lecture Notes
gev Training at IRRI. Los Banos. Philippines
Lampiran Gambar Padi Varietas Silugonggo :
Sumber : http://cybex.deptan.go.id/