Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar Jaw

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.konomi == Pertumbuhan
ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran
nasional, Gross National Product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun
sebelumnya.
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

 Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
 Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya
1

dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan
laut.
 Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya

berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
 Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
 Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas
IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas
1.2

RUMUSAN MASALAH
Dari topik pembahasan ini akan diungkap beberapa permasalahan yakni sebagai
berikut.
a. Bagaimana pertumbuhan PDRB Kota Banjar ?
b. Bagaimana laju pertumbuhan PDRB Kota Banjar ?

c. Bagaimana distribusi PDRB Kota Banjar ?

2

1.3

TUJUAN
Tugas ini ditujukan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi Kota Banjar yang
diukur oleh pertumbuhan PDRB Kota Banjar.

BAB II
KAJIAN LITERATUR
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai
dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang
mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut sebagai
berikut:
Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
 Werner Sombart (1863-1947)

Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan:
o Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga
tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa

3

o Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masingmasing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang
dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun sematamata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa
ciri-ciri sebagai berikut:
 Meningkatnya kebutuhan manusia
 Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian

 Timbulnya pertukaran barang dan jasa
 Pertukaran belum didasari profit motive
o Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum
kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum
kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari
laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:


Tingkat prakapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Kehidupan masyarakat masih statis
2. Bersifat kekeluargaan
3. Bertumpu pada sektor pertanian
4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
5. Hidup secara berkelompok


Tingkat kapitalis


Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

4

1. Kehidupan masyarakat sudah dinamis
2. Bersifat individual
3. Adanya pembagian pekerjaan
4. Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan


Tingkat kapitalisme raya

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan
2. Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern
4. Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
5. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh



Tingkat kapitalisme akhir

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Munculnya aliran sosialisme
2. Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan bersama
 Friedrich List (1789-1846)
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat
tahap sebagai berikut:
1. Masa berburu dan pengembaraan
2. Masa beternak dan bertani
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan, industri, perdagangan
 Karl Butcher (1847-1930)
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat
tingkatan sebagai berikut:
5

1. Masa rumah tangga tertutup

2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia
 Walt Whiteman Rostow (1916-1979)
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The
Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5
(lima) sebagai berikut:
o Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi
produksi yang terbatas.
2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
o Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take
off)
1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam
proses transisi.
2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi
baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.
o Periode Lepas Landas (The take off)
1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang

pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari
jumlah pendapatan nasional.
5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada
mengalami ekspansi dengan cepat.
6

o Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)
1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur
serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan
nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri
pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
o Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke

arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat
mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang,
dan pangan.
3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi
Teori Klasik dan Neo Klasik
 Teori Klasik
o Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada
adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat
pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul
An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
o David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai
menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat
7

digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami

kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang
berjudul The Principles of Political and Taxation.
 Teori Neoklasik
o Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang
bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau
output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak
negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan
sebagai sumber daya yang positif.
o Harrord Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan
ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga
membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja

8

BAB III
PEMBAHASAN
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Banjar

Dilihat dari grafik diatas pertumbuhan ekonomi Kota Banjar semakin lama semakin
meningkat. Tahun 2003 – 2005 peningkatan pertumbuhan ekonomi lebih stabil meningkat
dari angka 4,2 % - 4,7 % , dan tahun 2006 – 2007 meningkat dari angka 4,8 % - 4,9 %.
Walaupun sempat menurun pada tahun 2008 kembali ke angka 4,85 %, tetapi pada tahun
2009 – 2011 meningkat dari angka 5,2 % - 5,4 %. Dan menurun pada tahun 2012 pada angka
5,2 %.
Daerah kota biasanya identik dengan lemahnya potensi pertanian, namun berbeda dengan
Kota Banjar. Luasnya lahan pertanian yang subur serta dukungan irigasi yang bagus
membuat Kota Banjar maju dalam pertanian. Meskipun berstatus daerah perkotaan, sebagian
penduduk Kota Banjar masih mengandalkan pertanian sebagai mata pencahariannya. Hal ini
tidak mengherankan karena secara proporsi Kota Banjar memiliki areal pertanian yang cukup
luas, kurang lebih duaperlima wilayahnya adalah pesawahan, perkebunan dan hutan rakyat.
9

Di samping itu, fasilitas irigasi yang memadai turut memajukan sektor ini, terutama untuk
pertanian padi sawah.
Secara nominal, selama periode 2008-2012, Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku (PDRB ADHB) Kota Banjar mampu meningkat lebih dari setengah triliun
rupiah, yaitu dari 1.433,56 milyar rupiah di Tahun 2008 meningkat menjadi 2.136,71 milyar
rupiah di Tahun 2012.

10

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Kota Banjar Tahun 2008 – 2012 Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha ( Juta Rupiah )

Sumber : BPS ( Badan Pusat Statistik ) Kota Banjar
11

Luasnya lahan pertanian di Kota Banjar dapat terlihat dari besarnya hasil sektor pertanian
pada Tabel 1.1 PDRB Kota Banjar. Dari tahun 2008 – 2012 hasil pertanian Kota Banjar terus
meningkat setiap tahunnya. Walaupun sektor pertanian bukan penghasil terbesar tetapi
menduduki tingkat 3 penghasil terbesar pada PDRB Kota Banjar.
Tingkat pertama diduduki oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal tersebut
diakibatkan karena letak geografis Kota Banjar yang berdekatan dengan objek wisata pantai
pangandaran, sehingga banyak para wisatawan yang datang ke Kota Banjar dan membeli oleh
– oleh hasil asli daerah Kota Banjar. Setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran ada
sektor jasa – jasa yang dihasilkan dari jasa yang berasal dari pemerintahan dan jasa yang
berasal dari masyarakat.
Pada tingkat berikutnya ada sektor industri pengolahan yang dihasilkan dari industri non
migas. Kota Banjar tidak memiliki hasil dari industri migas seperti mimyak bumi dan
pertambangan lainnya. Karena Kota Banjar terletak di daerah pantai selatan sehingga lebih
banyak industri yang dihasilkan dari laut dan industri rumah.
Tingkat berikutnya ada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang dihasilkan dari
penginapan sekitar Kota Banjar. Hal tersebut diakibatkan karena banyak rumah warga yang
disewakan pada para pengunjung. Bukan hanya rumah warga Kota Banjar memiliki banyak
penginapan yang memang disediakan untuk disewakan.
Tingkat berikutnya sektor bangunan kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi.
Walaupun banyak wisatawan yang datang ke Kota Banjar tetapi hasil dari sektor
pengangkutan dan komunikasi tidak terlalu besar karena para wisatawan yang datang lebih
banyak menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan kendaraan umum.
Pada tingkat terakhir hasil terkecil ada pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor
listrik, air dan gas. Kota Banjar tidak memiliki hasil pertambangan sehingga hanya
menghasilkan dari sektor penggalian. Sektor penggalian Kota Banjar berasal dari penggalian
pasir dan pembuatan batu bata untuk membangun rumah.

12

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Banjar Tahun 2008 – 2012 Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha ( Persen )

Sumber : BPS ( Badan Pusat Statistik ) Kota Banjar
13

Pencapaian PDRB atas dasar harga berlaku di Kota Banjar tahun 2008-2012 terus mengalami
penurunan dari 11.13 persen di Tahun 2008 menjadi 9,65 persen di Tahun 2011. Sektor yang
mengalami laju peningkatan paling tinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian
mencapai 5,99 persen dari tahun sebelumnya 2,44 persen yang hampir naik 100 persen dari
tahun sebelumnya. Walaupun yang dihasilkan sektor tersebut paling kecil tetapi
pertumbuhannya yang paling baik. Tingkat berikutnya adalah sektor listrik, gas dan air
bersih mengalami peningkatan tahun 2011 sebesar 5,65 persen menjadi 8,29 persen pada
tahun 2012.
Tingkat berikutnya adalah sektor pengankutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan dari
7,12 persen tahun 2011 menjadi 11,03 persen pada tahun 2012. Dilanjutkan oleh sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang meningkat dari 8,49 persen tahun 2011
menjadi 9,10 persen pada tahun 2012. Dan sektor bangunan mengalami kenaikan dari 11,34
persen pada tahun 2011 menjadi 11,77 persen pada tahun 2012. Dan sektor terakhir yang
mengalami peningkatan adalah sektor perdagangan hotel dan restoran yang meningkat dari
10,25 persen pada tahun 2011 menjadi 10,89 persen pada tahun 2012.
Tidak semua sektor mengalami peningkatan, ada beberapa sektor yang mengalami penurunan
seperti sektor industri pengolahan yang menurun dari 12,63 persen tahun 2011 menjadi 12,60
persen pada tahun 2012. Kemudian sektor jasa – jasa dari 10,80 persen di tahun 2011 menjadi
10,10 persen pada tahun 2012. Dan yang paling menurun adalah sektor pertanian dari 9,13
persen tahun 2011 menjadi 3,55 persen pada tahun 2012.
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kota Banjar meningkat mencapai 5,13 persen, dan
terus bergerak naik sebesar 5,28 persen di tahun 2010. Kemajuan ekonomi Kota Banjar tahun
2010 semakin menggeliat naik semenjak mulai beroperasinya jasa hiburan masyarakat Banjar
Waterpark (BWP) di Kawasan Parunglesang yang mampu memberikan efek domino dengan
turut memberi andil bertumbuhnya usaha-usaha lain, seperti meningkatnya unit-unit usaha
perdagangan, restoran baru dan jasa.
Orientasi pemenuhan pasar lokal dianggap lebih cocok untuk perekonomian Kota Banjar saat
ini. Bahkan semenjak perjanjian pasar bebas Cina Asia (ACFTA), yang berarti akan semakin
banyak produk Cina memasuki Indonesia, mulai diberlakukan 1 Januari 2010 pun tidak
memberikan dampak yang cukup berarti terhadap perekonomian di Kota Banjar.

14

Tabel 1.3 Distribusi Persentase PDRB Kota Banjar Tahun 2008 – 2012 Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha ( Persen )

Sumber : BPS ( Badan Pusat Statistik ) Kota Banjar
15

Besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan Laju Pertumbuhan Ekonomi
selama Tahun 2011 – 2012 menarik untuk dicermati. Sektor-sektor ekonomi yang nilai
PDRB Atas Dasar Harga Berlakunya besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi
Laju Pertumbuhan Ekonomi. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang
menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar Kota Banjar di Tahun 2012 yaitu sebesar 34,90
persen dimana sumber pertumbuhannya yaitu 0,34 persen, kemudian sektor jasa – jasa laju
pertumbuhannya sebesar 16,28 persen tapi ternyata sumber pertumbuhannya 10,10 persen
dan menurun dari tahun 2011. Kemudian sektor pertanian yang menyumbang sebesar 16,07
persen sedangkan laju pertumbuhannya melambat dari tahun 2011 menjadi 3,55 persen. Dan
yang keempat sektor yang menyumbang paling besar dibandingkan sektor lainnya adalah
sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih, sama – sama memberikan
sumbangan sebesar 12,23 persen. Sektor industri pengolahan mengalami perlambatan laju
pertumbuhan menjadi 12,60 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih mengalami
peningkatan menjadi 8,29 persen.
Namun jika dilihat dari peningkatan sumbangan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sektor yang
mengalami peningkatan sumbangan yang tertinggi tetap pada sektor perdagangan, hotel dan
restoran dengan peningkatan sebesar 0,39 persen, kemudian sektor industri pengolahan dan
sektor listrik, gas, dan air bersih dengan peningkatan sebesar 0,32 persen. Kemudian sektor
pengangkutan dan komunikasi dengan peningkatan sebesar 0,08 persen dan yang kelima
yaitu sektor bangunan yang mengalami peningkatan sebesar 0,07 persen.
Dengan melihat besarnya kontribusi keempat sektor tersebut yaitu sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor jasa – jasa, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor
listrik, gas dan air bersih terhadap pertumbuhan PDRB Kota Banjar Tahun 2012, maka
kelima sektor tersebut bisa dikatakan sebagai sektor-sektor dominan di Kota Banjar untuk
saat ini dilihat dari sumber pertumbuhannya walaupun laju pertumbuhan sektor tersebut
mengalami perlambatan. Untuk terus meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Kota Banjar
di masa mendatang diperlukan upaya untuk menggali sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
baru yang sesuai dengan visi dan misi pembangunan Kota Banjar terutama disektor pertanian
yang mengalami perlambatan padahal menjadikan visi pemerintah Kota Banjar adalah
menjadikan Kota Banjar menuju Kota Agropolitan untuk wilayah Priyangan Timur Jawa
Barat.

16

Tabel 1.4 Angka Agregatif PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB perkapita

Sumber : BPS ( Badan Pusat Statistik ) Kota Banjar

17

Keberadaan industri kecil di Kota Banjar harus tetap dilestarikan meskipun nantinya tumbuh
banyak industri besar. Hal ini dikarenakan kinerja industri kecil yang tidak rentan terhadap
krisis dan mampu menyerap banyak tenaga dengan tanpa banyak persyaratan terutama
tingkat pendidikan formal. Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap maka dapat
meningkatkan PDRB perkapita Kota Banjar. Dapat dilihat pada tabel 1.4 PDRB perkapita
Kota Banjar semakin meningkat dari tahun ke tahunnya.
Industri kecil lebih mengutamakan keterampilan yang bisa dipelajari sambil bekerja. Supaya
dapat berjalan beriringan, harus diupayakan suatu kondisi saling menyokong di antara
keduanya. Dengan demikian, peran sektor industri akan menjadi semakin kuat dalam
meningkatkan perekonomian.
Industri kecil Kota Banjar harus diarahkan menjadi entitas kekuatan ekonomi yang kuat
dengan membentuk zona-zona kawasan industri sesuai dengan spesifik wilayahnya. Wilayah
Kecamatan Banjar misalnya, sangat identik dengan industri kerajinan bambu (angklung dan
anyaman), tahu tempe dan olahan batu bata. Sedangkan Wilayah Kecamatan Pataruman
sudah mulai terkenal dengan industri olahan makanan (oleh-oleh). Sedangkan di Kecamatan
Langensari mulai menjamur usaha industri tekstil, bordir, mute, olahan gula kelapa dan
lainnya.

18

BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
Kota Banjar merupakan Kota yang berpotensi tinggi dalam mengembangkan sektor pertanian
dan sektor jasa – jasa. Karena letak geografis yang berada dekat dengan laut selatan yang
berpotensi dalam tempat rekreasi dan tempat berlibur.
Untuk terus meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Kota Banjar di masa mendatang
diperlukan upaya untuk menggali sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang sesuai
dengan visi dan misi pembangunan Kota Banjar terutama disektor pertanian yang mengalami
perlambatan padahal menjadikan visi pemerintah Kota Banjar adalah menjadikan Kota
Banjar menuju Kota Agropolitan untuk wilayah Priyangan Timur Jawa Barat.
Jika mengembangkan kawasan agrobisnis dan agroindustri, Kota Banjar harus terus
menciptakan terobosan, misalnya membentuk sentra produksi agro yang kuat dengan
memanfaatkan potensi pertanian di wilayahnya seperti: pisang, rambutan, durian, melinjo
atau jamur. Masyarakat Kota Banjar harus diberi kesadaran bahwa potensi yang dimiliki
selama ini harus terus dikembangkan, dan pemerintah sendiri selayaknya memberi fasilitas
yang cukup agar masyarakat mampu meningkatkan produksi dan berkontribusi nyata dalam
entitas kawasan agropolitan yang unggul. Dan jika memungkinkan, wilayah potensi agro
sekitar Kota Banjar, seperti Kecamatan Lakbok, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan
Cisaga di Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Majenang di Kabupaten Cilacap secara bertahap
dipersiapkan menjadi bagian besar Kawasan Agropolitan sebagai penyedia kebutuhan bahan
baku olahan industri di Kota Banjar.

19

20

DAFTAR PUSTAKA





http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
http://banjarkota.bps.go.id/
http://www.banjar-jabar.go.id/pdrb/

21

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Sistem Informasi Absensi Karyawan Di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

38 158 129

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1