Makalah Manajemen Produksi Dan Pemasaran

1

MANAJEMEN PRODUKSI DAN PEMASARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu:
Julianto, M.Pd

Oleh:
Kelompok 9
Kelas B - PGSD 2012

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

2

MANAJEMEN PRODUKSI DAN

PEMASARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu:
Julianto, M.Pd

Oleh: Kelompok 9
Kelas B - PGSD 2012
Anggota:
 Fikahati Rachmawati

12010644051

 Annisa Cahya Wiguna

12010644076

 Eka Pratiwi


12010644082

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

3

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Manajemen Produksi dan Pemasaran” dengan tepat
waktu. Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah, khususnya
kepada:
1. Julianto, M.Pd dan Putri Rachmadyanti, M.Pd selaku dosen pembimbing
mata kuliah Kewirausahaan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
2. Rekan-rekan PGSD angkatan 2012, khususnya di kelas B PGSD 2012,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
3. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan, doa dan bantuan yang besar kepada
kami.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “Manajemen Produksi dan Pemasaran”.
Produksi merupakan fungsi yang ada di sebuah perusahaan manufaktur atau jasa
yang mengemban fungsi untuk menciptakan kegunaan bentuk (form utility).
Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab
bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, dan
civitas akademika yang membacanya. Seperti pepatah “Tiada gading yang tak
retak”, kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan,
sehingga saran, kritik, dan masukan dari segenap pembaca kami harapkan guna
perbaikan makalah ini di masa mendatang.


4

Surabaya, 1 Nopember 2015
Kelompok 9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Pertanyaan

1.3 Tujuan

3

1.4 Manfaat

4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Produksi

1
2

5

5

2.1.1 Pengertian Produksi


5

2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi

5

2.1.3 Operasi-operasi Sebagai Suatu Sistem Produktif

9

2.1.4 Manajemen Operasi Sebagai Kegiatan Manajerial

9

2.1.5 Fungsi dan Sistem Produksi

9

2.1.6 Ruang Lingkup Manajemen Produksi 12
2.1.7 Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi

2.1.8 Pentingnya Manajemen Operasi

13

17

2.1.9 Hubungan Fungsi Produksi Dan Lingkungan

18

2.1.10 Pembuatan Keputusan Dalam Produksi

19

2.1.11 Etika Produksi 21
2.1.12 Peramalan (Forecasting)

22

2.1.13 Jenis-Jenis Peramalan 24

2.2 Pemasaran 25
2.2.1 Definisi Pemasaran

25

2.2.2 Definisi Manajemen Pemasaran
2.2.3 Konsep Pemasaran

31

2.2.4 Peranan Pemasaran

35

25

5

2.2.5 Fungsi Manajemen Pemasaran 36
2.2.6 Sistem Pemasaran


40

2.2.7 Audit Pemasaran

41

2.2.8 Konsep Inti Pemasaran 45
2.2.9 Filosofi Manajemen Pemasaran49
2.2.10 Kegiatan Promosi

51

2.2.11 Tanggung Jawab Sosial Dan Etika Pemasaran
2.2.12 Perencanaan Distribusi Yang Tepat

54

54


2.2.13 Pengambilan Keputusan Dalam Pemasaran

58

2.2.14 Tugas-Tugas Manajemen Pemasaran 61
2.2.15 Perencanaan Pemasaran

66

2.2.16 Merumuskan Rencana Pemasaran

67

2.2.17 Organisasi Pemasaran 68
2.2.18 Penerapan Dan Pengendalian Pemasaran
2.2.19 Strategi Pemasaran

69

69


2.2.20 Pengembangan Strategi Pemasaran

71

2.3 Perbedaan Manajemen Produksi dan Manajemen Pemasaran
2.4 Pemasaran Dalam Manajemen Produksi 72
BAB III PENUTUP 91
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

91

92

DAFTAR PUSTAKA 93

72

6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian
yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka
manajemen produksi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen produksi dan operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi
produksi.
Pelaksanaan kegiatan manajemen merupakan tanggung jawab seorang
manajer diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa
yang dia dapat lakukan sendiri. Sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam
mencapai tujuan organisasi, sedangkan manajer produksi yang akan menentukan
keberhasilan organisasi perusahaan sebagai produsen yang baik, selanjutnya
keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya
ditentukan oleh kemampuan manajer produksi, serta kemampuan manajer
pemasaran dan manajer keuangan disamping kemampuan manajemen puncak atau
direksi untuk menciptakan hasil sinergi dari seluruh kegiatan bersama perusahaan.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan
sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap
pelaku bisnis dan wirausaha yang ingin memenangkan kompetisi dalam
persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran yang

7

dijalankannya. Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang
berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan
kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan demikian
pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh
perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk
dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah.
Oleh karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada
perhatian penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level
bawah.
Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah
banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari
produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus
dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan
bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang terus
terjadi harus dapat dijadikan pelajaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.
Manajemen produksi dan pemasaran sangat penting untuk dipelajari bagi pelaku
bisnis maupun wirausahawan.
1.2 Rumusan Pertanyaan
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian produksi?
2. Apa pengertian manajemen produksi?
3. Bagaimana operasi sebagai sistem produktif?
4. Bagaimana manajemen operasi sebagai kegiatan manajerial?
5. Apa fungsi dan sistem produksi?
6. Apa saja ruang lingkup manajemen produksi?
7. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen produksi?
8. Apa pentingnya manajemen operasi?
9. Bagaimana hubungan fungsi produksi dan lingkungan?
10. Bagaimana cara pembuatan keputusan dalam produksi?

8

11. Bagaimana etika produksi yang tepat?
12. Apa arti peramalan dalam manajemen produksi?
13. Apa saja jenis-jenis peramalan dalam manajemen produksi?
14. Apa definisi pemasaran?
15. Apa definisi manajemen pemasaran?
16. Bagaimana konsep pemasaran?
17. Apa peranan pemasaran?
18. Apa saja fungsi manajemen pemasaran?
19. Apa yang dimaksud dengan sistem pemasaran?
20. Apa yang dimaksud dengan audit pemasaran?
21. Apa konsep inti pemasaran?
22. Bagaimana filosofi manajemen pemasaran?
23. Apa yang dimaksud dengan kegiatan promosi?
24. Bagaimana tanggung jawab sosial dan etika pemasaran?
25. Bagaimana perencanaan distribusi yang tepat?
26. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dalam pemasaran?
27. Apa saja tugas-tugas manajemen pemasaran?
28. Apa yang dimaksud perencanaan pemasaran?
29. Bagaimana merumuskan rencana pemasaran dengan tepat?
30. Apa yang dimaksud dengan organisasi pemasaran?
31. Apa yang dimaksud dengan strategi pemasaran?
32. Bagaimana pengembangan strategi pemasaran?
33. Apa perbedaan antara manajemen produksi dan manajemen pemasaran?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini berupa tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kewirausahaan mengenai Manajemen Produksi dan Pemasaran.
Sehingga mahasiswa dapat mengetahui, mendalami, mempelajari, dan memahami
tentang materi tersebut.
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami mengenai manajemen produksi, yang meliputi : pengertian

produksi, pengertian manajemen produksi, operasi-operasi sebagai suatu

9

sistem produktif, manajemen operasi sebagai kegiatan manajerial, fungsi dan
sistem produksi dan operasi, ruang lingkup manajemen produksi, sejarah
perkembangan manajemen produksi, pentingnya manajemen operasi,
hubungan fungsi produksi dan lingkungan, pembuatan keputusan dalam
produksi, etika produksi, peramalan (forecasting), dan jenis-jenis peramalan
dalam manajemen produksi.
2. Untuk memahami mengenai manajemen pemasaran, yang meliputi : definisi

pemasaran, definisi manajemen pemasaran, konsep pemasaran, peranan
pemasaran,

fungsi

manajemen

pemasaran,

sistem

pemasaran,

audit

pemasaran, konsep inti pemasaran, filosofi manajemen pemasaran, kegiatan
promosi, tanggung jawab sosial dan etika pemasaran, perencanaan distribusi
yang tepat, pengambilan keputusan dalam pemasaran, tugas-tugas manajemen
pemasaran, perencanaan pemasaran, merumuskan rencana pemasaran,
organisasi pemasaran, penerapan dan pengendalian pemasaran, strategi
pemasaran, dan pengembangan strategi pemasaran.
3. Untuk memahami mengenai perbedaan antara manajemen produksi dan

manajemen pemasaran.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui,
mempelajari, dan memahami mengenai manajemen produksi dan pemasaran.
Selain itu, mengacu pada tujuan mata kuliah Kewirausahaan, dengan mendalami
materi ini mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan, pemahaman, serta
penguasaan tentang konsep produksi dan pemasaran dalam kewirausahaan.
Realita menunjukkan bahwa orientasi mahasiswa setelah lulus hanya mencari
kerja bukan menciptakan lapangan kerja. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa
dapat mengubah pola pikir menjadi lebih terbuka dan mau berwirausaha.
Berwirausaha mempunyai banyak keuntungan.
Adanya makalah ini juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen
untuk menambah wawasan dan referensi mengenai manajemen produksi dan
pemasaran. Dengan adanya makalah berjudul Manajemen Produksi dan
Pemasaran ini, mahasiswa dapat mengembangkan daya nalar dan sikap kritis
tehadap materi perkuliahan Kewirausahaan, khususnya materi manajemen

10

produksi dan pemasaran dengan melakukan serangkaian kegiatan presentasi dan
diskusi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Produksi
2.1.1 Pengertian Produksi
Istilah produksi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan
keluaran output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi
diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan
(input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam
kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan menghasilkan
atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan
produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan
yang menghasilkan barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri,
suku cadang, dan komponen. Karena adanya batasan pengertian produksi dalam
arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi, sehingga mencakup
pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (input) menjadi keluaran
(output) yang berupa barang atau jasa.
Pengertian produksi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau
utilitas suatu barang atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi adalah
penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat,
sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor
produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan
manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.
2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi
Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu
manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan keputusan dalam upaya
pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan

11

produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen operasional.
Manajemen produksi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan produksi.
Terdapat beberapa pengertian manajemen yang pada dasarnya adalah usaha untuk
mencapai tujuan yang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kegiatan orang
lain melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan atau mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.
Dalam pengertian ini terdapat tiga unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari
satu, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan orang yang bertanggung jawab akan
tercapainya tujuan tersebut.
Fungsi pokok di dalam manajemen adalah keuangan, personalia,
pemasaran, dan produksi. Produksi diartikan sebagai kegiatan menghasilkan
barang untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pengertian ini terlalu sempit, sebab
produksi juga dapat menghasilkan jasa, baik untuk tujuan memperoleh
keuntungan atau tidak. Sehingga ada pengertian lain tentang produksi yaitu
penciptaan barang dan jasa. Oleh karena itu, istilah produksi kemudian
dikembangkan dengan operasi.
Tekanan dalam pengertian operasi adalah kegiatan merubah bentuk bukan
pada hasilnya. Kegiatan operasi dapat dilakukan oleh lembaga pencari laba,
misalnya perusahaan mebel, jasa angkutan, dan lembaga bukan pencari laba,
misalnya panti asuhan.
Yang dimaksud dengan operasi atau operations adalah kegiatan merubah
masukan menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya.
Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan merubah bentuk untuk menambah
manfaat atau menciptakan manfaat baru. Masukan atau input dikategorikan dua
macam, yaitu faktor-faktor produksi yang berupa man, money, material, method,
dan information. Informasi adalah input yang berasal dari luar lembaga yang
menjalankan operasi, misalnya informasi tentang jumlah penduduk, jumlah
konsumen, dan penghasilan konsumen. Sedangkan keluaran atau output adalah
produk, yaitu dapat berupa barang dan jasa.
Berikut ini adalah definisi manajemen operasi dan produksi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:

12

1. Menurut Jay Heizer dan Barry Render manajemen operasi adalah
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan
jasa dengan mengubah input menjadi output.
2. Menurut Pangestu Subagyo, manajemen operasi adalah penerapan ilmu
manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat
dilakukan secara efisien.
3. Menurut Eddy Herjanto manajemen operasi dan produksi dapat diartikan
sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya
secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
4. Anoraga (2009) Manajemen operasional adalah seluruh aktivitas untuk
mengatur dan mengkoordinir faktor – faktor produksi secara efektif dan
efisien untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari
produk (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh sebuah organisasi.
5. Render dan Heizer (2005 : 2) mendefinisikan manajemen operasional
adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan dan keluaran.
6. Russel and Taylor (2002) dalam Murdifin Haming (2003 : 17)
mendefinisikan manajemen operasional adalah fungsi atau sistem yang
melakukan kegiatan proses pengolahan masukan keluaran dengan nilai
tambah yang besar.
7. Suryadi Prawirosentono (2001) mendefinisikan manajemen produksi
(operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan
berbagai kegiatan untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan
baku dan bahan penolong lain.
8. Agus Ahyari mengartikan manajemen operasi merupakan proses kegiatan
untuk

mengadakan

perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan,

pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.
9. Aquilano (2001) mendefinisikan manajemen operasional sebagai suatu
proses perancangan, pengoperasian dan pengembangan dari sistem yang
menghasilkan produk atau jasa utama perusahaan.

13

Dari definisi – definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen operasi dan produksi merupakan serangkaian proses dalam
menciptakan barang dan jasa atau kegiatan mengubah bentuk dengan menciptakan
atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Manajemen produksi adalah suatu kegiatan yang
menciptakan atau meningkatkan keguanaan suatu barang, peningkatan atau
penambahan kegunaan suatu barang bisa melalui kegunaan tempat, kegunaan
waktu, kegunaan bentuk atau gabungan dari beberapa kegunaan tersebut
Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan
dalam bidang produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh
aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia. Istilah –
istilah yang biasa digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi, produk,
produsen, produktivitas, proses produksi, sistem produksi, perencanaan produk,
perencanaan produksi, dan luas perusahaan.
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan
mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya
manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan
efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau
jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa manajemen produksi
merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk
memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna
sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari
organisasi itu antara lain adalah untuk memperoleh tingkat laba tertentu atau
memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang
baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi
tersebut.
Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas,
yaitu: pertama, produktivitas baru meningkat bila terdapat peningkatan kondisi
kerja dari kondisi yang kurang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua,
beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak dapat membantu organisasi secara
keseluruhan, karena hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada bidang
tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.

14

Seorang manajer produksi dalam mengatur dan mengkordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang diharapkan, yaitu tepat
mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang direncanakan, serta
dengan biaya yang rendah.
2.1.3 Operasi-operasi Sebagai Suatu Sistem Produktif
Pada umumnya, suatu sistem produktif adalah proses pengubahan
masukan-masukan sumber daya menjadi barang-barang dan jasa. Masukan –
masukan ke dalam sistem ini adalah barang mentah, tenaga kerja, modal, energi,
dan informasi diubah menjadi barang atau jasa oleh teknologi proses yang
menjadi metode untuk proses transformasi.
Sedangkan, informasi umpan balik digunakan untuk mengawasi teknologi
proses atau masukan-masukan. Informasi umpan balik perlu digunakan untuk
menyesuaikan terus menerus campuran masukan-masukan dan teknologi yang
diperlukan untuk menghasilkan keluaran-keluaran tertentu.
2.1.4 Manajemen Operasi Sebagai Kegiatan Manajerial
Manajemen operasi dapat juga didefinisikan sebagai pelaksan kegiatankegiatan

manajerial

yang

dibawakan

dalam

pemilihan,

perancangan,

pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem produktif. Kegiatan tersebut
dapat dibedakan atas dasar frekuensi relatif terjadinya, dan kegiatan-kegiatan
pemilihan, perancangan, pembaharuan pada umumnya terjadi dengan frekuensi
lebih jarang daripada kegiatan pengoperasian dan pengawasan. Oleh karena itu
dapat dibedakan sebagai ke kegiatan-kegiatan periodik untuk kelompok pertama
dan terus menerus untuk kelompok lainnya.
2.1.5 Fungsi Dan Sistem Produksi Dan Operasi
Manajemen produksi dan operasi tidak hanya manajemen pabrik
manufaktur. Dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi, di samping
menyangkut pembahasan organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut

15

pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi.
Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil
penemuan dapat diketahui bahwa teknik-teknik manajemen produksi dan operasi
dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil
jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup
seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumbersumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, manajer produksi dan operasi
harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran
(outputs), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar
kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer
harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan
dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas.
Secara

matematis,

fungsi

produksi

merupakan

persamaan

yang

menunjukkan hubungan antara input dan output. Persamaan ini dapat dirumuskan
sebagai:
ß = f (S + T + M + KT)
Keterangan :
ß

= jumlah barang / jasa yang dihasilkan (output)

f

= fungsi, simbul peranan fungsional

S

= sumber daya alam

T

= tenaga kerja

M

= modal / sarana

KT

= kewirausahaan dan teknologi
Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif

penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak
pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana.
Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci
harus dibuat, seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam
yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain,
prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur
lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu

16

diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasanalasan lain.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai
fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari
uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan
manajemen produksi dan operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi
dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam
organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi
dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa.
Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan
atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan
salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem
transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak
hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi
adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi,
yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita
berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan
bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk
pengolahan masukan (inputs).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian
yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar
waktu atau tertentu.
4. Pengendaian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga

17

maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs)
pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam
manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena
seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan,
maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi
adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen
produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja
dan mutu. Ada tiga pokok fungsi manajemen operasional, yaitu:
1. Fungsi Pemasaran (Marketing Function), berhubungan dengan pasar untuk
dapat menciptakan permintaan

dan pada akhirnya menyapampaikan

produk yang dihasilkan ke pasar.
2. Fungsi Keuangan (Finance Function), mengelola berbagai urusan
keuangan didalam perusahaan maupun perusahaan dengan pihak luar
perusahaan.
3. Fungsi Produksi (Operation Function),

berkaitan dengan menciptaan

barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.1.6 Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi dan seperti yang telah dibahas pada point
sebelumnya, telah mengajarkan bagaimana untuk mencapai suatu tujuan dengan
perencanaan dan keberhasilan rencana yang telah dirancang. Untuk itu, dalam
manajemen produksi terdapat lima hal pokok berikut ini:
1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi.
2. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.
3. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi.
4. Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses.
5. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.
Penambahan dalam pengoperasian sistem produksi mencakup:
1. Penyusunan rencana produksi dan operasi.
2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.
3. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

18

4. Pengendalian mutu.
5. Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya Manusia).
2.1.7 Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi
Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara berproduksi
efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations (1776).
Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian kerja (division
of labor), yaitu:
1. Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang itu
mengerjakan pekerjaan secara beruang-ulang.
2. Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaan dari
pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain.
3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu
macam pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan.
Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem
produksi rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya
alat pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi menjadi semakin
maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan perkembangan
tenaga kerja.
Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan
komponen yang dapat dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan
pengendalian mutu.

Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika

Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena
senjata tersebut dibongkar pasang.
Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses
produksi barang terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian
mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On the Economy of Machinery
and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi diharapkan ekonomis sehingga
tidak terjadi pemborosan faktor produksi.
Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan
“metode kerja dengan pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal

19

dengan time and motions study”. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok
manajemen, yaitu:
1. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu)

dengan

metode

ilmiah

yang

disebut

motions

study

untuk

memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.
2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh atau
tenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualis diantara
para pekerja.
3. Mengembangkan

semangat

kerjasama

yang

erat

antara

buruh,

pegawai, dan manajer.
4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan,
sehingga jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.
Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan
mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada
proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan
konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan
bergerak. Carles Sonersen menderek sisa mobil pada sebuah tambang di bahunya
melintasi lini produksi di pabrik Foord, saat yang lainnya menambahkan
komponen pada mobil tersebut.
Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi.
Walter Shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan
kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan
statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan
manajemen operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri
Pada masa ini, terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke
persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan
arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk dan forecasting
sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
1.

Mencari pasar yang strategis.

2.

Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi.

3.

Mempromosikan hasil-hasil produksi.

20

Pada sesudah dan terjadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen
operasi mengarah ke penggunaan Scientific Management, ditandai oleh
pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh Walter Stewart, tahun
1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang
menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses
produksi, waktu kerja, yang dikenal dengan standard of delays.
W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa
manajemen harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan
proses agar mutu menjadi lebih baik. Manajemen operasi terus berkembang
dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan
management science. Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu
ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi
semakin cepat, ditandai dengan ditemukannya metode Linear Programming,
Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai
digunakannya komputer dalam desain-desain sistem operasi seperti Computer
Aided Design, dan Computer Models for Operating Management.
Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu
informatika, yang didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses
sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi.
informatika,

internet,

dan

e-commerce

memberikan

sumbangan

Ilmu
dalam

peningkatan produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi
pada masyarakat.
Manajemen operasi telah ada sejak orang memulai memproduksi barang
dan jasa. Sejarah perkembangan operasi diuraikan menurut aliran-aliran utama.
Ada enam aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan manajemen
operasi, yaitu:
1.

Pembagian Kerja
Pembagian kerja didasarkan pada spesialsasi tenaga kerja pada
suatu tugaas tunggal dapat diselesaikan produktivitas dan efisiensi lebih
besar daripada penugasan seorang karyawan pada banyak tugas. Primsip

21

pembagian kerja ini masih banyak digunakan dalam dunia bisnis modern,
seperti dalam industri-industri perakitan.
2.

Revolusi Industri
Revolusi Industri pada pokoknya penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin. Pemasaran dan produksi saat ini berdesakan dengan
kebutuhan akan otomatisasi dan produksi volume tinggi. Masyarakat telah
memasuki periode purna industri, yang ditandai oleh perkembangan sektor
ekonomi jasa dan perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam
dan sosial.

3.

Manajemen Ilmiah
Gagasan-gagasan tentang manajemen ilmiah dalam manajemen
operasi mempunyai dua pengertian. Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan metode ilmiah pada studi analisa dan pemecahan
masalah-masalah operasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah
seperangkat mekanisme-mekanisme dan teknik untuk meningkatkan
efisiensi operasi organisasi. Pemikiran ini betujuan untuk menemukan
metode kerja terbaik melalui pendekatan ilmiah yaitu observasi, seleksi
ilmiah untuk karyawan, latihan dan pengembanan karyawan, dan
kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

4.

Hubungan Manusiawi
Pendekatan

hubungan

manusiawi

menekankan

pentingnya

motivasi dan unsur manusia dalam desain kerja. Pemuasan kebutuhankebutuhan

sosial

dalam

pendekatan

hubungan

manusiawi

telah

melengkapi pendekatan manajemen ilmiah, sebagai usaha untuk
meningkatkan produkivitas. Pemikiran aliran hubungan manusiawi telah
mengarahkan pentingnya perluasan kerja, yang sekarang meupakan suau
metode untuk lebih memenusiawikan tempat kerja selain meningkatkan
produktivitas.
5.

Model-model Keputuan Kuantitatif
Model-model keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu
sistem produktif dalam model-moel matematikal. Tujuan dari satu metode
seperti ini adalah untuk menemukan nilai-nilai optimal atau memuaskan

22

berbagai variabel keputusan yang akan meningkakan performance sistem
dengan batasan yang ada.
6.

Komputer
Penggunaan kompuer telah mengubah secara dramatik bidang
manajemen operasi sejak komputer diperkenalkan pertama kali dalam
bisnis tahun 1950-an. Hampir semua operasi organisasi sekarang mulai
memanfaatkan komputer untuk manajemen persediaan, scheduling
produksi, pengawasan kualitas, dan sistem-sistem pembayaran. Selain itu
komputer telah banyak membantu pelaksanaan otomatisasi dikantor-kantor
dan pabrik-pabrik, memecahkan masalah komunikasi dan transportasi
yang komplek, serta digunakan hampir semua tipe organisasi jasa.

2.1.8 Pentingnya Manajemen Operasi
Alasan pertama pentingnya mempelajari manajemen poduksi adalah topiktopik yang dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi
dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Semua organsasi ada untuk
memenuhi permintaaan tersebut. Dengan pemahaman dasar tentang apa yang
dilakukan untuk mengembangkan dan mengoperasikan sistem-sistem produksi,
para manajer pemasaran dapat melayani pasar dan mengelola tenaga penjualan
mereka dengan secara lebih baik bila mereka memahami kemampuan dan
keterbatasan sistem permintaan-penawaran total mereka, pengenalan produk baru,
dan kemampuan produk baru. Manajer keuangan dapat merencanakan ekspansi
kapasitas dan akan dapat memahami tujuan-tujuan persediaan ssecara lebih baik.
Para akuntan mementingkan ini untuk memberi informasi akuntansi biaya,
rasio-rasio pemanfaatan kapasitas, penilaian persediaan, dan informasi lain untuk
pengawasan. Para manjer personlia juga dapat memperoleh suatu pengetahuan
tentang kompleksitas desain pekerjaan, fungsi-fungi yang dilaksanakan manajer
produksi, serta keterampilan-keterampilan yanga diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan mereka.
Alasan kedua pentingnya mempelajari manajemen operasi adalah bahwa
sekitar 70 persen aktiva–aktiva dalamberbagai organisasi manufacturing dan
pemrosesan adalah berbentuk persediaan-persediaan, pabrik dan peralatan yang

23

secara langsung atau tidak langsung berada di bawah pengawasan para manajer
produksi atau operasi manajer, manajer bahan, manajer peralihan, dan para
penyelia produksi yang semuanya merupakan anggota organisasi manjemen
operasi dan produksi.
Alasan ketiga adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai
macam tekanan yang dihadapi manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahan terhadap masyarakat. Para manajer produksi dan
operasi harus memenuhi keinginan pemilik, sebagai pemegang saham perusahaan
atau anggota legislatif. Tetapi, di lain sisi mereka harus beroperasi dalam sistem
sosial dan mempinyai kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat.
Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen produksi atau operasi
adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karir yang cerah bagi individu kreatif
ang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen produksi atau
operasi dan manjemen pelatihan.
2.1.9 Faktor Pesatnya Perkembangan Manajemen Produksi
Pesatnya perkembangan manajemen produksi disebabkan antara lain oleh
faktor di bawah ini:
1.

Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.

2.

Revolusi industri.

3.

Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup standardisasi parts dan
komponen serta penggunaan komputer.

4.

Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup ilmiah, hubungan
antar manusia dan model keputusan.

2.1.10 Hubungan Fungsi Produksi Dan Lingkungan
Pesanan-pesanan diterima oleh departeman penjualan yang merupakan
bagian fungsi pemasaran; bahan mentah dan suplies didapatkan melalui fungsi
pembelian; modal untuk pembelian berbagai peralatan datang dari fungsi
keuangan; tenaga kerja diperoleh melalu fungsi personalia; dan produk dikirim
oleh fungsi distribusi. Fungsi produksi dari pengaruh lingkungan secara langsung
diperlakukan untuk alasan diantaranya interaksi dengan unsur-unsur lingkungan,

24

proses transformasi teknologi yang lebih efisien dariada proses yang diperlukan
dalam pengadaan masukan dan penjualan produk akhir, keterampilan manajerial
yang diperlukan untuk keberehasilan operasi proses transformasi sering berbeda
dengan yang diperlukan untuk keberhasilan operasi pemasaran, personalia, atau
keuangan.
2.1.11 Pembuatan Keputusan Dalam Produksi
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen produksi.
Pembuatan keputusan dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda.
Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian suatu keputusan
dari idetifikasi awal melalui pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif
sampai pemilihannya.
Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang
dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpanganpenyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif dengan mengumpulkan dan
analisa data yang relavan. Dari data tersebut ditentukan alternatif dikembangkan
sebelum diambil suatu keputusan.
Setelah dikembangkannya alternatif maka langkah selanjutnya adalah
evaluasi alternatif-alternatif yang tergantung pada kriteria pemilihan keputusan
yang tepat. Evaluasi alternatif dipermudah dengan penggunaan model-model
matematik

formal.

Ini

memungkinkan

pembuat

keputusan

untuk

mengkuantifikasikan kriteria dan batasan-batasan serta mengevaluasi berbagai
alternatif berdasarkan kerangka model. Pemilihan alternatif dilakukan untuk
mengevaluasi alternatif-alternatif untuk mempermudah alternatif yang tinggi.
Alternatif yang terpilih sering hanya berdasarkan jumlah informasi terbatas yang
tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan keputusan manajer. Pilihan
alternatif terbaik pun sering merupakan kompromi berbagai faktor yang
dipertimbangkan.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum
diterapkan dalam praktek. Langkah ini sama krusialnya dengan proses pembuatan
keputusan secara keselururuhan. Pemahaman akan perubahan organisasional

25

adalah kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar menyangkut
pemberian perintah, naun dalam hal ini manajer harus menetapkan jadwal
kegiatan atau anggaran, mengadakan den mengalokasikan sumberdaya yang
diperlukanserta melimpahkan wewenang dan tanggungjawab tertentu.
Pengambilan

keputusan

dimaksudkan

untuk

memudahkan

proses

pemilihan alternatif atau penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan
keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana keputusan-keputusan yang
rasional harus diambil, dan dengan demikian dapat ditentukan dan disusun
rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atas dasar peralatan
ilmu pengetahuan dan matematika atau analisis kuantitatif serta kenyataan yang
terjadi.
Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka
terdapat empat macam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly).

4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan
dengan keadaan lain.
Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan
operasi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses,
kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. Masing-masing
kerangka tanggung jawab keputusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik
atau fasilitas yang digunakan untuk memproduksikan produk berupa
barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus
dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari fisik
pabrik atau fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang proses ini
merupakan keputusan jangka panjang dan tidak dapat dengan mudah
diubah atau direvisi.
2. Kapasitas

26

Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya
jumlah kapasitas yang tepat dan penyedian pada waktu yang tepat.
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang
produksi dan operasi, mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang
dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.
4. Tenaga Kerja
Dalam menajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja
atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang sangat
penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses produksi dan operasi
tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.
5. Mutu Atau Kualitas
Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung
jawab yang lebih besar terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa
yang dihasilkan.
2.1.12 Etika Produksi
Definisi etika secara sederhana adalah studi mengenai hak dan kewajiban
manusia, peraturan moral yang dibuat dalam pengambilan keputusan dan sifat
alami hubungan antar manusia dan alam. Maka etika produksi yang
diperhitungkan adalah:
1. Nilai, aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan berbisnis.
2. Hak dan kewajiban, menerima dan menggaji karyawan, membayar pajak
dan sebagainya.
3. Peraturan moral, peraturan moral menjadi acuan tertulis yang sangat
penting bagi pengusaha ketika mengalami dilema atau permasalahan, baik
internal atau eksternal.
4. Hubungan

manusia,

memprioritaskan

perekrutan

karyawan

dari

masyarakat di sekitar perusahaan, menghargai hak cipta, dll.
5. Hubungan dengan alam, ikut mengelola lingkungan hidup dan mengelola
limbah sisa hasil produksi.

27

2.1.13 Peramalan (Forecasting)
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan
dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu
dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun
jasa. Selain itu peramalan juga didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan
datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi
intuisi yang bersifat subjektif. Atau bias juga dengan menggunakan kombinasi
model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang
manajer.
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam
perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi.
Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada
umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi, pelanggan,
pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen
operasi

menggunakan

peramalan

permintaan

dalam

perencanaan

yang

menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan,
perencanaan

kebutuhan

tenaga

kerja,

perencanaan

kapasitas

produksi,

perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses,
penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain sebagainya. Peranan ini
disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan
mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan
permintaan, namun aktivitas manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas
dari keperluan peramalan permintaan baik jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang.
Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:
1.

Identifikasi dan definisi masalah peramalan.

2.

Aplikasi metode peramalan.

28

3.

Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertentu.

4.

Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu.
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang

stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan
sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis.
Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses peramalan dan hanya
menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan. Perencanaan
yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan
permintaan untuk produk perusahaan tersebut.
Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa
depan yang dicakupnya. Horison waktu terbagi atas beberapa kategori, yaitu:
1. Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1

tahun tetapi umumnya kurang dari 1 bulan. Peramalan ini digunakan untuk
merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat
produksi.
2.

Peramalan jangka menengah, umumnya mencakup hitungan bulanan
hingga 3 tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan,
perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis
bermacam-macam rencana operasi.

3.

Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa 3 tahun atau
lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk
baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta
penelitian dan pengembangan.
Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat di bedakan dari

peramalan jangka pendek dengan melihat tiga hal, yaitu:
1.

Jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang
lebih menyeluruh dan mendukung keputuan manajemen yang berkaitan
dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Misalnya keputusanakan
fasilitas parik seperti membuka pabrik atau gedung baru.

2.

Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda
di bandingkan peramalan jangka panjang.

29

3.

Peramalan jangka pendek cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan
jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan
berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan dengan semakin panjangnya
horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin
berkurang. Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk
menjaga nilai dan integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan
direvisi pada setiap akhir periode penjualan.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan,

terutama peramalan penjualan jangka panjang adalah siklus hidup produk.
Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat yang konstan
sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui empat tahapan :
Perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.
2.1.14 Jenis – Jenis Peramalan
Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama
dalam perencanaan produksi di masa depan, yaitu:
1.

Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan
memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan
untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya.

2.

Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat
kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,
yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3.

Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan
untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga
peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas